KEPERAWATAN JIWA
KELOMPOK 6 :
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL KEPERAWATAN JIWA”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa S1 Keperawatan khususnya.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II ISI........................................................................................................................... 2
A. Pengertian ............................................................................................................... 2
B. Tujuan MPKP.......................................................................................................... 2
C. Komponen MPKP.................................................................................................... 3
D. Pilar – Pilar MPKP.................................................................................................. 4
E. Karakteristik MPKP................................................................................................. 5
F. Metode Penugasan MPKP Dalam Keperawatan..................................................... 5
G. Tingkatan MPKP..................................................................................................... 8
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan yang menjadi salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan
citra rumah sakit. Oleh karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan seoptimal mungkin.
Salah satu bentuk penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan adalah melalui
pengembangan model praktek keperawatan yang ilmiah dan biasa disebut Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP). Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga
keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penetapan dan
fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan, sistem peuigasan, dan
sistem penghargaan yang memadai.
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya
terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang
dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan
dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu
bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara
teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja.
Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu : model kasus, model fungsional,
model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada
pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Model praktek keperawatan profesional atau MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses,
nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menunjang asuhan tersebut. (Hoffart & Woods, 1996
dalam Huber, 2010).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan
jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien.
Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah
perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan. Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan
PA, sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat
tanggung jawab yang jelas. Pada aspek strukltur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada
setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau
berdasarkan sistem tubuh. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).
Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP terdiri dari lima komponen (sub sistem)
yaitu (Huber, 2010):
3
dapat disepakati di setiap institusi dengan mengacu pada kesepakatan bahwa layanan
keperawatan adalah pelayanan profesional.
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah
4
lain – lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara
pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
4. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan Salah satu pilar praktik professional perawatan
adalah pelayanan keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di
MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan
keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.
5
kerugian masing-masing. Terdapat 3 pola yang sering digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan, yaitu penugasan fungsional, penugasan tim , penugasan primer.
6
penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang berpusat kepada
pasien. Ketua Tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana keperawatan pada
setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat. Oleh karena kegiatan
dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan
pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-
kejadian yang dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan.
Keuntungan :
a. Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan pasien.
b. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapaty dipertanggung
jawabkan.
c. Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem penugasan lain.
d. Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan professional.
Kerugian :
a. Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.
b. Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan pertemuan/konferensi, karena
anggotanya terbagi-bagi dalam shift.
c. Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas, dibandingkan dengan
anggota tim.
3. Penugasan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan keperawatan dimana
perawat perofesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien,
perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk
rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer
yang dibantu oleh perawat asosiet. Keperawat primer ini akan menciptakan kesepakatan
untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan
berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan
pasien di bawah tanggung jawab perawat primer , dan perawat asosiet yang akan
mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dalam timdakan keperawatan.
Keuntungan :
7
a. Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat
meningkat.
b. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.
c. Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
d. Terciptanya kolaborasi yang baik.
e. Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan.
f. Metoda ini mendukung pelayanan professional.
g. Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian :
a. Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat
professional.
b. Biaya yang diperlukan banyak.
8
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat I
dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan,
metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan pada model ini adalah
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim disebut tim primer.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula.
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP) merupakan tahap awal
untuk menuju model PKP. Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional tingkat pemula. Pada model ini terdapat 3 komponen utama yaitu:
ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi
asuhan keperawatan. (Sudarsono, 2000 dalam sitorus, 2006)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan
jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien.
B. Saran
Pemberian pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan
keperawatan dan pendidikan berkelanjutan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dyzra Muna. (2014). Konsep Model Praktik Keperawatan Propesional Dan Sistem Pemberian
Pelayanan Keperawatan. Universitas Diponegoro.
Wardani, I. Y., Keliat, B. A., & Mustikasari, M. (2010). Characteristics of Clients Nursed in
Professional Nursing Model, Psychiatric Unit, Dr. H. Marzuki Mahdi Hospital Bogor. Makara
Journal of Health Research, 1-6.
11