Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas matakuliah
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan 2 Pada Semester Ganjil
Tahun Akademik 2020/2021
Dosen pengampu : Lidya Maryani, S.Kep.,Ners.,MM.,M.,Kep
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan YME atas segala
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Model Praktik Keperawatan Profesional” tepat pada waktunya. Banyak
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara moril
maupun spiritual maka dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Lidya Maryani, S.Kep., Ners., MM., M.Kep selaku dosen pengampu
kepemimpinan dan manajemen keperawatan II yang telah membimbing
dalam proses pengerjaan makalah ini
2. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memanjatkan doa setiap waktu dan
memberi motivasi pada saat pengerjaan makalah ini
3. Seluruh teman S1 Keperawatan 2018 yang dengan tulus ikhlas memberikan
doa dan dukungan hingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca dapat memberikan
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun serta bisa bermanfaat bagi kami
dan pembaca khusunya dalam profesi keperawatan.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................3
A. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)....................................3
B. Metode Keperawatan Primer.....................................................................3
C. Kelebihan Primary Nursing.......................................................................6
D. Kelemahan Primary Nursing.....................................................................6
E. Struktur Primary Nursing..........................................................................7
F. Ketenagakerjaan dalam Keperawatan Primer............................................7
G. Tugas Perawat Primer................................................................................7
H. Elemen Primary Nursing...........................................................................8
I. Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer...........................................8
J. Peran kepala Ruang/ Bangsal dalam Metode Primer................................9
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN KASUS.................................................................11
BAB V PENUTUP..........................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit (UU Keperawatan no 38 tahun 2014).
Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh
tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat berkontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan
keperawatan (Sumijatun dalam Krisnawati, 2017).
Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan
profesional adalah dengan pengembangan model praktik keperawatan
profesinal (MPKP). Model praktik keperawatan prfesional (MPKP) adalah
suatu sistem (struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut
(Hoffart & Woods, 1996) dalam (Krisnawati, 2017). Dengan MPKP, perawat
dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk
hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus di tunjang dengan
sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Metode keperawatan merupakan suatu sistem yang akan di terapkan
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien.
Metode keperawatan profesional menurut Grant dan Maseey (1997) dalam
(Harni, 2016) terdapat lima metode asuhan keperawatan yaitu: metode kasus,
metode fungsional, metode keperawatan primer, metode keperawatan tim,
metode modifikasi (keperawatan tim-primer). Menurut Laughin, Thomas dan
Barterm (1995) dalam (Harni, 2016) model yang lazim di gunakan di rumah
1
2
TINJAUAN TEORI
3
4
dipahami oleh seorang perawat primer dan perawat pelaksana sebagai tim
yang akan melaksanakan metode penugasan primary nursing. Salah satu
syarat untuk seorang perawat primer dan perawat pelaksana yang
melaksanakan metode penugasan primary nursing adalah ners yang
sudah memahami konsep primary nursing, jika pemahaman konsep
primary nursing sudah dipahami oleh perawat primer dan perawat
pelaksana maka metode penugasan primary nursing sudah dapat di
diputuskan untuk dilaksanakan di ruangan tersebut.
2. Melakukan pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan rujukan dan informasi
dasar untuk terbentuknya primary nursing.Data dijadikan bahan
perbandingan untuk keberhasilan pelaksanaan primary nursing
selanjutnya. Sebelum dilaksanakan metode penugasan primary nursing
diperlukan pengumpulan data dari berbagai sumber ilmu seperti jurnal,
artikel, textbook, dan pengalaman orang lain sebagai dasar yang akurat.
Pengumpulan data disosialisasikan kepada tim yang akan melaksanakan
metode penugasan primary nursing terutama kepada perawat primer.
3. Pelaksanaan primary nursing
Pelaksanaan primary nursing di ruangan yang sudah ditentukan
terdiri dari kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana.
Pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh selama 24 jam di
lakukan oleh perawat primer dibantu dengan perawat pelaksana. Perawat
primer memberikan asuhan keperawatan kepada satu sampai 6 pasien
dari mulai pasien masuk hingga pulang. Seorang perawat primer yang
sudah dipilih dan diputuskan di ruangan yang memakai metode
penugasan primary nursing harus mendapat dukungan dan pengakuan
dari pihak manajemen rumah sakit, perawat pelaksana sebagai anggota
tim nya, dokter dan tim kesehatan lainnya, kepala ruangan dan terutama
dari pasien/keluarga
4. Evaluasi pelaksanaan primary nursing
6
Perawat Primer
↕
Pasien/Klien
Perawat
Perawat Perawat
pelaksana
pelaksana pelaksana
(days)
(evening) (night)
Jika diperlukan
TINJAUAN KASUS
Ruangan anak memiliki kapasitas tempat tidur 30 bed, rata-rata bor 70%
dengan derajat ketergantungan pasien total care 2 orang, partial care 11 orang dan
minimal care 8 orang. Ruangan anak termasuk ruang perawatan umum kelas 1 dan
2. Jumlah perawat sebanyak 18 yang terdiri dari 10 orang perawat kualifikasi
pendidikan ners dan 8 pendidikan diploma tiga. Kepala ruang dengan kualifikasi
S1 Ners dan masa kerja 20 tahun.
Dari tinjauan kasus di atas, menurut hasil diskusi kelompok kami. Kelompok
kami memilih untuk munggunakan metode primer dengan alasan, sebagai
berikut :
1. Alasan nya adalah karena jangkauan observasi setiap perawat hanya 3 pasien
dari 30 bed.
2. Terdapat 10 perawat dengan kualifikasi pendidikan Ners.
3. Terdapat 8 perawat dengan kualifikasi pendidikan diploma III.
4. Karena dilihat dari jumlah ketergantungan untuk perawatan pasien pada
klasifikasi total care dan partial care membutuhkan perawatan secara penuh.
5. Dengan menggunakan metode primer, tidak perlu memperkerjakan terlalu
banyak tenaga keperawatan. Dibuktikan pada kasus diatas hanya ada 18
perawat dengan jumlah TT 30 bed.
6. Karena pada kasus diatas ruang perawatan anak merupakan kelas 1 , hal ini
berkaitan dengan ekonomi klien yang bisa dikatakan mencukupi untuk
melakukan perawatan berbiaya tinggi di metode keperawatan primer.
7. Dengan pengalaman kerja selama 20 tahun Kepala Ruangan bisa
mengidentifikasi siapa perawat yang layak menjadi perawat primer.
11
12
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
13
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. MPKP merupakan suatu metode pelayanan keperawatan yang sistematis,
terstruktur, dan memiliki proses serta nilai-nilai profesionalisme yang
memungkinkan perawat professional memberikan keperawatan
professional (Sitorus,2006) dalam Agus Supinganto, 2020).
Tujuan MPKP (Menutu keliat (2010) dalam Agus Supinganto, 2020) ada
beberapa tujuan model praktik keperawatan professional (MPKP) yaitu :
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpeng tindih dan kekosongan plaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam pemberian asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan
2. Metode primer atau Primary Nursing adalah penyerahan menyeluruh,
koordinasi , kontinu , perawatan pasien individu yang dilakukan oleh
perawat professional yang memiliko otonomi , akuntabilitas dan otonomi
selama 24 jam (Primary nurse convention 1977 dalam campbell,1985).
3. Dari tinjauan kasus di atas, menurut hasil diskusi kelompok kami.
Kelompok kami memilih untuk munggunakan metode primer dengan
alasan, sebagai berikut :
a. Alasan nya adalah karena jangkauan observasi setiap perawat hanya
3 pasien dari 30 bed.
b. Terdapat 10 perawat dengan kualifikasi pendidikan Ners.
c. Terdapat 8 perawat dengan kualifikasi pendidikan diploma III.
18
19
21
22