PENDAHULUAN
Sejalan dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka kebutuhan
dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin meningkat pula. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
tuntutan tersebut tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sebaik-baiknya.
Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat menejer atau administrator yang mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada semua aspek manajemen. Perawat menejer siap terhadap
perubahan dan mampu menghadapi tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang system
pendukung untuk yang lain.
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi
pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan
profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan
profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Pilar-pilar profesional
diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan profesional yang terdiri dari pilar manajemen keperawatan,
compensatory reward, profsional relationship, dan pasien care delivery, yang kesemua pilar ini memiliki kegiatan
dasar MPKP dengan model MPKP yang berbeda. Namun pada buku saku ini penulis hanya memaparkan satu pilar
saja yaitu pilar manajemen keperawatan.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A.
Manajemen Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu menerapkan manajemen
yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies,
1989) dalam (Nursalam, 2007)
Model prakrik keperawatan professional (MPKP)nadalah suatu system (sturktur, proses, dan nilai-nilai
professional)nyang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menompang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods,1996) dalam (sitorus, 2006).
Sebagai suatu model berarti ruang rawat tersebut menjadi contoh teladan dalam praktik keperawatan professional.
Oleh karena itu proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan
kepada pasien atau keluarga merupakan praktik yang profesional.
B.
Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang terdiri dari tahapan
proses:
1.
PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 19990)
Kegiatan perencanaan dalam praktik keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan profesionalisme
dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat
sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu
sendiri.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari:
Rencana jangka panjang, rencana jangka menengah, dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang
disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3-10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku
1-5 tahun sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun. Hirarki dalam perencanaan
terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan, dan prosedur (marquis & Houston, 1998).
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusa, visi, filosofi dan kebijakan.
a.
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut.
Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
b.
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.
c.
Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dalam menjadi
landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu
d.
Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambil keputusan.
Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing yang
dibuat dalam setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan fungsi dan peran perawat. Rencana harian dibuat sebelum
operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference
a)
Asuhan keperawatan
Supervisi tenaga selain perawat dan kerjasama dengan unit lain yang terkait
b)
Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien kepada tim yang menjadi tanggung jawabnya
c)
Isi rencana harian pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya.
Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya 1 orang dalam 1 tim maka perawat
tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.
d)
Setiap ketua tim mempunyai instrumen rencana harian perawat setiap harinya. Pada akhir bulan dapat dihitung
presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
Rumus pembuatan rencana harian (RH) perawat:
2)
Rencana bulanan
a)
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil
evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil.
Kegiatan yang mencakup rencana bulanan Karu adalah:
Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
b)
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatankegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
3)
Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan
rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup :
a)
Menyusun lapotan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah
dilaksanakan dari empat pilar praktek profesional) serta evaluasi mutu pelayanan.
b)
c)
Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan
mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya di masa mendatang.
d)
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim,
katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan.
2.
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem penugasan
modifikasi: keperawatan Tim-Primer. Secara vertical ada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap
tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari :
Pendekatan Manajemen
a)
Perencanaan
Pengorganisasian
Mengatur pembagian tugas jaga rawat (jadwal dinas) bersama ketua tim
c)
Pengarahan
Memimpin operan
Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat didelegasikan kepada PA senior (wakil PP pemula yang
ditunjuk) tetapi tetap di bawah pengawasan kepala ruang rawat dan CCM
Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien melalui komunikasi langsung
Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui supervisi dan mendengarkan laporan
langsung dari perawat primer
Mengecek daftar hadir ketua tim, perawat pelaksana, pekarya, dan petugas TU
Mengecek kedisiplinan
Membimbing siswa atau mahasiswa (bekerja sama dengan pembimbing klinik) dalam pemberian asuhan
keperawatan di ruangan, dengan mengikuti sitem MPKP yang sudah ada
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan klien/keluarga dan tim kesehatan lain,
antara lain, kepala ruang rawat mengingatkan kembali klien/keluarga tentang perawat/tim yang bertanggung jawab
terhadap mereka di ruangan
Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah
laku professional
d)
Pengendalian
Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada di ruangan, membuat DP3, dan
usulan kenaikan pangkat
2)
Compensatory Reward
a)
b)
c)
Melakukan orientasi
d)
e)
3)
a)
b)
c)
d)
4)
Asuhan Keperawatan
c.
1) Pendekatan manajemen
a)
Perencanaan
Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PP pada sore,
malam, atau hari libur
Menetapkan renpra berdasarkan analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian
Bekerja sama dengan CCM dengan mengindentifikasikan issue yang memerlukan pembuktian sehingga
tercipta evidence based practice (EBP)
b)
Pengorganisasiaan
Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap kali giliran jaga ( shift). Pemabgian klien
berdasarkan pada jumlah klien, tingkat ketergantungan klien, dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas
jaga (shift) PP didampingi oleh 2 orang PA, maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai penganggungjawabnya.
PP akan membimbing dan membantu PA dalam memberikan Askep. Bila PP hanya didampingi 1 orang PA pada satu
tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20 % dank lien tersebut termasuk
klien dengan tingkat ketergantungan minimal serta klien lainnya menjadi tanggung jawab PA. Pnenetapan ini
dimaksudkan agar PP memiliki waktu untuk membimbing dan membantu PA di bawah tanggung jawabnya dalam
memberikan Askep
Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat
(pre conference)
c)
Pengarahan
Memimpin kegiatan ronde keparawatan, konfrensi kasus, pre dan post conference
2)
Compensatory reward
a)
b)
3)
Hubungan professional
a)
b) Mendampingi dokter visite klien di bawah tanggung jawabnya. Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh PA
sesuai timnya
4)
Asuhan keperawatan
Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP
c)
d)
e)
Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan dan tindakan keperawata yang tidak dapat
dilakukan oleh PA
f)
g)
Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya bersama dengan perawat pelaksana
h)
Melakukan evaluasi ASKEP dan membuat catatan perkembangan klien setiap hari
i)
Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan
klien (bergantung pada kondisi klien)
j)
Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan
kepala ruangan atau CCM
k)
d.
1)
2)
Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP
tidak ada di tempat.
4)
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikanya pada format yang
tersedia.
6)
7)
8)
9)
Mengkomunikasikan kepada PP/Pj dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
11) Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
12) Melakukan inventarisasi fasilitas ang terkait dengan timnya.
13) Membantu tim lain yang membutuhkan
14) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi
dengan PP.
e.
1)
Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang
ketua tim yang terpilih melalui test
2)
Kepala ruangan bekerjasama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)
3)
4)
Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karena kondisi tertentu kepala ruangan dapat
memindahkan perawat pelaksana dari tim ke tim yang mengalami kekurangan anggota
5)
Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena sesuatu hal
kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat
yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya
digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten diantara anggota tim
6)
7)
Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang diterapkan oleh dirinya
maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya
8)
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua tim karena suatu hal tidak
sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada dalam tim
9)
10) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi
tanggung jawabnya.
f.
1)
Kepala ruangan
a)
Management approach
Perencanaan
Menyusun visi
Menyusun misi
Menyusun filosofi
Menyusun rencana jangka pendek: harian, bulanan, tahunan
Pengorganisasian
Menyusun struktur organisasi
Menyusun jadwal dinas
Membuat daftar alokasi pasien
Pengarahan
Memimpin operan
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervisi
Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b)
Compensatory reward
Professional relationship
d)
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering ditemukan di ruang rawat
2)
Ketua tim
a)
Management approach
Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian, rencana bulanan)
Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
Membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana
Pengarahan
Memimpin pre conference
Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi di timnya
Compensatory reward
Daftar dinas disusun berdasarkan tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui dan
mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadwal dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan
pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan ketua tim.
Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam dan yang lepas dari dinas (libur) terutama
yang telah berdinas pada malam hari.
h.
Daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap tim selama 24 jam. Setiap pasien
yang mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam
daftar dinas tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat
juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga
terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan
keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di ruangan diisi oleh ketua
tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Alokasi pasien terhadap
perawat yang dinas pagi, sore, atau malam dilakukan oleh ketua tim berdasarkan jadwal dinas.
3.
PENGARAHAN (DIRECTING)
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu dikelola, jika perlu dilakukan
pendelegasian. Diruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Manajemen konflik
1)
2)
3)
Post conference
e.
Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya
(Marquis&Houston, 1998) sebagai berikut:
1)
Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut secara efektif
b)
c)
d)
e)
Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi
f)
Mengenai staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan mengetahui keunikan dirinya
g)
Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan
h)
i)
j)
Memastikan bahwa staf mengetahui alasan dibelakang semua keputusan dan tindakan
k)
l)
m)
n)
o)
Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a)
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang
diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian
yang tulus diantara mereka terhadap kinerja dan penampilan
b)
Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf berkumpul untuk melakukan ritual
doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self
awareness dan dorongan spiritual.
c)
Memanggil staf secara peridik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam dan membantu
penyelesaiannya.
Kepala ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik ketua tim mapun perawat pelaksana
untuk memperat hubungan dengan semua staf, memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan
kepada staf diseduaikan dengan kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf
perawat yang bekerja di MPKP.
d)
Manajemen SDM melalui penerapan dan pengembangan jenjang karier dan kompetensi
e)
2)
b) Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum memulai tugas yang
lain
c)
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu dalam bentuk
perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan.
3)
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Komunikasi adalah proses
tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang bekerjasama.
a)
malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore. Operan/Timbang Terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien.
Tujuan :
o Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
o Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
o Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Manfaat :
Bagi Perawat
o Meningkatkan kemampuan kumunikasi antar perawat
o Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat
o Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
o Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
bagi pasien
o Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
Langkah-langkah :
o Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
o Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan
o Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya meliputi :
o Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
o Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan
kien.
Prosedur timbang terima :
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
Persiapan
o Kedua kelompok dalam keadaan siap
o Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
o Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
o
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi,
pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
o Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang kurang jelas
o
o Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
penjelasan yang lengkap dan rinci.
o
Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.
Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
Informasi yang disampaikan harus akurat, sistematis, singkat, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini
serta mengjaga kerahasian pasien
Pada saaat timbang terima di kamar pasien menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien
disebelahnya tidak mendengan sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung dekat dengan klien
o
Catatan :
Operan diruangan masing-masing tim (Nurse Station) lalu dilanjutkan di ruang pasien untuk validasi (2-3
menit)
doa
Pada saat pre comprens, langsung saja ke intinya, tidak perlu kata2 pembukaan, tetapi dimulai dengan baca
Contoh :
Dinas pagi
Jam 07.30 - 08.00 wita Operan & Validasi
Jam 08.00 - 08.15 wita Pre Comprence
Jam 08.15 - 12.00 wita Pelayanan Keperawatan
Jam 12.00 - 12.30 wita Istirahat/Ishoma
Jam 12.30 - 13.00 wita Pendokumentasian
Jam 13.00 - 13.30 wita Post Comprence
Jam 13.30 - 14.00 wita Operan & Validasi
Dinas Sore
Jam 14.00 - 14.15 wita Pre Comprence
Jam 14.15 - 17.30 wita Pelayanan Keperawatan
Jam 17.30 - 18.15 wita Istirahat/Ishoma
Jam 18.15 - 20.00 wita Pendokumentasian
Jam 20.00 - 20.30 wita Post Comprence
Jam 20.30 - 21.00 wita Operan & Validasi
Dinas Malam
Jam 21.00 - 21.15 wita Pre Comprence
Jam 21.15 - 00.30 wita Pelayanan Keperawatan
Tempat
Penanggung jawab
Kegiatan:
1.
2.
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, tujuan yang telah tercapai, tindakan yang sudah
dilaksanakan, hasil asuhan.
b.
3.
4.
5.
6.
7.
Bersalaman
Pre conference yaitu evaluasi Katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada
shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau penanggungjawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya 1
orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari Katim atau penanggung jawab tim
Post conference yaitu komunikasi Katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan
sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawat dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau penanggungjawab tim.
Tujuan Konfrensi
Membahas masalah setiap klien berdasarkan renpra yang telah dibuat oleh PP
Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap klien pada hari itu, Rencana tindakan didasarkan pada
renpra yang ditetapkan oleh PP
: setelah operan
Tempat
Penanggung jawab
Kegiatan:
1.
2. Penyampaian perkembangan dan permasalahan klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas per siff.. Hal-hal yang disampaikan oleh PP meliputi :
a.
b.
Keluhan klien.
c.
d.
e.
Masalah keperawatan.
f.
g.
h.
Rencana medis.
3.
klien meliputi :
a. Keluhan klien yang terkait dengan pelayanan, seperti keterlambatan, kesalahan pemberian
makanan, kebisingan pengunjung lain, ketidakhadiran dokter yang dikonsulkan.
b.
c.
d.
e.
f.
Ketepatan dokumentasi.
4.
5. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan kemajuan masingmasing PA.
6.
Ronde Keperawatan adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota
tim.
Karakteristik
CCM membantu mengembangkan kemampuan PA, PP untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
Tujuan
Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
Peran
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang
bisa disebutkan antara lain :
o Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
o Menjelaskan masalah keperawatan utama
o Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
o Menjelaskan tindakan selanjutnya
o Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
o Memberikan justifikasi
o Memberikan reinforcement
o Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional
o Mengarahkan dan koreksi
o Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
Pesiapan
Pelaksanaan Ronde
Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan
o Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang
perlu didiskusikan
o
Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan
Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Waktu Kegiatan
Tempat
Penanggung jawab
: PP dan PA
Kegiatan:
1.
2. Sebaiknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relative
lebih kompleks.
3. Ronde dilakukan setiap hari, terutama pada waktu ketika intensitas kegiatan di ruang
perawatan relative tenang.
4.
Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde kurang lebih satu jam.
5.
6.
7.
Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan sekali tiap bulan.
4)
Konflik adalah pebedaaan pendangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam organisasi yang
dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Untuk
mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu diberdayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi
konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi :
a)
Bersaing
Bersaing adalah penanganan konflik dimana seseorang atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingan
sendiri tanpa memperdulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila
diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.
b)
Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah memuaskan kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Berbagai pihak yang melibatkan
konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan persamaan
kepentingan dan bukan perbedaan.
c)
Menghindar
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik mengakui adanya konflik
dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada
konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian karena masalah mendasar tidak
diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu.
d)
Mengakomodasi
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang berkonflik menempatkan
kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah
kepada pihak yang lain.
e)
Berkompromi
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik dimana semua pihak yang berkonflik mengorbankan kepentingannya
demi terjalinnya keharmonisan hubungan kedua belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak
yang menang atau kalah.
5)
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya berkolaborasi. Pendekatan penyelesaian konflik
yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi :
a)
Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak yang berkonflik
b)
c)
d)
e)
f)
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk meyelesaikan konflik yang terjadi belum berhasil maka Kepala
Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau konsultan.
Evaluasi penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP.
6)
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala ruangan kepada ketua tim, ketua tim
kepada perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang.
Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu: pendelegasian
terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan
yang diterapkan diruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:
a)
Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan
tertentu
b)
c)
Pengdelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir. Dalam hal ini yang
mengatur pengdelegasian adalah kepala seksi keperawatan, kepala ruangan, ketua tim atau penanggung jawab shift
tergantung kepada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
Bila kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu ketua tim untuk menggantikan tugas kepala
ruangan
Bila ketua tim berhalangan hadir maka kepala ruangan menunjuk salah satu anggota tim (perawat pelaksana)
yang menjalankan tugas ketua tim
Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka kepala
ruangan/penanggung jawab shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang
kekurangan personil tersebut atau katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir
7)
a)
b)
Personil yang menerima pengdelegasian tugas adalah personil yang berkompeten setara dengan kemampuan
yang digantikan tugasnya
c)
Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan maupun tertulis
d) Pejabat yang mengatur pengdelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada
kesulitan yang dihadapi
e)
Setelah selesai pengdelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya
Pengdelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen yang diisi oleh seluruh staf perawat
dengan cara self evaluasi
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan
cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya
dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Supervisi tidak diartikan sebagai
pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapilebih kepada pengawasan partisipatif yaitu dalam proses pengawasan
dihargai dahulu pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih
kurang agar meningkat.
8)
Di MPKP, kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai
dengan standar mutu profesional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi
baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di
MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut :
a)
Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan
b)
Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
c)
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang
disupervisi. Untuk Kepala Ruangan, materi supervisi adalah kemampuan managerial dan kemampuan dalam asuhan
keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan
keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang
dilaksanakan. Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu disusun
standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam
supervisi.
Contoh jadwal supervisi
No
Waktu
Supervisor
Yang disupervisi
Materi Supervisi
1.
6/5/09
Karu
Katim 1
2.
12/5/09
Karu
Katim 2
3.
20/5/09
Katim 1
Askep : diare
4.
25/5/09
Katim 2
Askep : Gastritis
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh kepala ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan self evaluasi.
Catatan :
1.
2.
3.
DAFTRA PUSTAKA
Nursalam, 2006, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional, Ed 2, SM, Jakarta.
Sitorus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC,
Jakarta
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta