A. IDENTITAS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. Dewi Cahyani
Tempat,tanggal lahir : Palu, 17 Agustus 1980
Golongan Darah :B
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Kaili
Status Perkawinan : Kawin
Pekarjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. RE Marthadinata
Tanggal Masuk RS : 9 Desember 2017, jam : 14.10
No. Reg : 818166
Tanggal Pengkajian : 11 Desember 2017
Diagnosa Medis : Fraktur Radius Ulna + Fraktur Tibia (D)
B. STATUS KESEHATAN
1. STATUS KESEHATAN SAAT INI
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama :
Pasien masuk rumah sakit diantar keluarganya karena patah tulang terbuka bagian lengan
kanan dan patah tulang tertutup pada kaki sebelah kanan.
b. Riwayat keluhan utama (PQRST)
Pasien masuk rumah sakit diantar keluarganya karena patah tulang lengan dan kaki
sebelah kanan akibat kecelakaan 2 minggu yang lalu. Pasien mengendarai motor dan ingin
menyebrang kemudian ditabrak motor lain sehingga pasien terlempar dari motor ke arah
kanan. Pasien langsung masuk rumah sakit tapi pulang paksa karena takut operasi.
Pasien balik lagi kerumah sakit karena selama dirumah tidak ada penyembuhan dan
perkembangan perbaikan dari tulang yang patah dan luka, tangan kanan klien terasa
keram dan nyeri sekali dan juga pasien tidak dapat berjalan, keram dirasakan setiap saat
dan nyeri dirasakan ketika terjadi pergerakan dibagian yang patah, selama dirumah pasien
hanya bisa baring ditempat tidur, semua aktivitas dilakukan ditempat tidur
2. STATUS KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang pernah dialami (dikaitkan dengan penyakit sekarang) :
Pasien mengatakan pernah di operasi APP tahun 1997
b. Kecelakaan :
Pasien mengatakan tida pernah mengalami kecelakaan sebelumnya
3. PERNAH DIRAWAT
a. Penyakit : Pasien mengatakan pernah dirawat karena hbnya turun akibat
kelelahan
b. Waktu : 1 bulan lalu
c. Riwayat operasi : pernah operasi APP tahun 1997
5. ISTIRAHAT
a. Gejala (subjektif)
1) Kebiasaan tidur : tidak bisa tidur nyenyak karena ketakutan semenjak kecelakaan
Lama tidur : sering terbangun, tidur tidak lelap
2) Masalah berhubungan dengan tidur
a) Insomnia : ada
b) Kurang puas setelah bangun tidur karena sering terbangun
b. Tanda (objektif)
1) Tampak mengantuk , karena tidak nyenyak tidur
2) Mata merah : tidak ada
3) Sering menguap : ada
4) Kurang konsentrasi : ada
6. SIRKULASI
a. Gejala (subjektif)
1) Riwayat hipertensi dan masalah jantung: tidak ada
2) Riwayat edema kaki : tidak ada
3) Flebitis : tidak ada
4) Rasa kesemutan : pada tangan kanan
5) Palpitasi : tidak ada
b. Tanda (objekif)
1) Tekanan darah : 120/90 mmHg
2) Tekanan nadi : 98x/menit
3) Ekstremitas : suhu : 36,8 0C
4) Tanda homan : tidak dilakukan
7. ELIMINASI
a. Gejala (subjektif)
1) Pola BAB : frekuensi : 1 kali / 2 hari, konsistensi: agak lembek
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB : tidak menggunakan alat bantu
3) Kesulitan BAB : tidak ada konstipasi
4) Penggunaan laksatif : tidak ada
5) Waktu BAB terakhir : waktu dirumah sebelum masuk RS
6) Riwayat perdarahan : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
7) Penggunaan alat : menggunakan kateter
8) Riwayat penggunaan diuretik : tidak ada
9) Rasa nyeri / rasa terbakar saat BAK : tidak ada
10) Kesulitan BAK : tidak ada
b. Tanda (objektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : tidak buncit, turgor kulit elastis
b) Auskultasi : bising usus 20 x / menit
c) Perkusi :
Bunyi tympani : ada
Kembung : tidak ada
d) Palpasi
- Nyeri tekan : tidak ada
- Nyeri lepas : tidak ada
- Konsistensi : lunak
- Pola BAB : konsistensi : lunak
Warna : kuning
- Pola BAK : dorongan : ada
- Frekuensi : tidak diketahui karena memakai kateter
- Distensi kandung kemih : tidak ada
- Karakteristik urin : jernih
9. KEAMANAN
a. Gejala (subjektif)
1) Alergi : tidak ada alergi terhadap makanan atau obat obatan
2) Faktor lingkungan :
a) Riwayat hubungan seksual : tidak ada sejak kecelakaan
b) Riwayat tranfusi darah : tidak ada
3) Kerusakan penglihatan : tidak ada
4) Riwayat cedera : tidak ada
5) Riwayat kejang : tidak ada
b. Tanda (objektif)
Suhu tubuh : 36,8 0C
Jaringan parut : ada , di tempat bekas operasi APP
Kemerahan, pucat : ada
Adanya luka : ada
Peningkatan nyeri pada luka : ada
Ekimosis / tanda perdarahan : tidak ada
Faktor resiko : terpasang invasive : ada, kateter dan infus
10. SEKSUAL DAN REPRODUKSI
a. Gejala (subjektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual : baik
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi: kondisi sakit
3) Permasalahan selama aktivitas seksual : tidak ada
4) Riwayat menstruasi : tidak ada keluhan
Riwayat kehamilan : tidak ada yang abortus, jumlah anak 3
Riwayat pemeriksaan papsmear : tidak pernah
b. Tanda (objektif)
Pemeriksaan payudara: tidak ada masa, benjolan atau nyeri tekan
Kulit genital : tidak ada lesi
DATA PENUNJANG
1. LABORATORIUM
Wbc : 12,83
Hgb : 8,9
Hct : 34,1 %
RBC : 3,96
Ct : 9’
BT : 3’ 30’’
Glukosa : 98
2. OBAT-OBATAN
Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/12 jam
Infus cairan RL 28 tpm
1. Analisa data
Data fokus Etiologi masalah
Data subjektif Agen injuri : agen cedera fisik / Nyeri akut
1. Pasien mengatakan nyeri insisi pembedahan
di daearah luka /fraktur
2. Pasien mengatakan kebas
/ kesemutan didaerah
fraktur
3. Pasien mengatakan tangan
dan kaki kanan sakit bila
digerakkan
Data Objektif
1. Keadaan umum lemah
2. Nyeri tekan pada daerah
fraktur
3. Ekspresi wajah meringis
4. Menolak untuk melakukan
pergerakan
5. Adanya luka di daerah
tangan
6. Bengkak di daerah kaki
7. TTV:
TD; 120 mmHg
R : 20 x /menit
N : 98 x/menit
S : 36,8 0C
Data objektif
1. Semua ADL dibantu
2. Terdapat luka bekas
operasi di tangan dan kaki
3. Melakukan personal
hygiene di bantu
Data subjektif Prosedur invasif Resiko infeksi
Pasien mengatakan berapa
hari sekali perbannya di buka
Data objektif
1. Pasien post op Orif hari I
2. Terpasang kateter
3. Terpasang cairan infus RL
20 tpm
4. Terdapat luka post op pada
tangan dan kaki
Data subjektif Ancaman pada status Ansietas
1. Pasien mengatakan deg kesehatan
degan ketika perawat
bertanya bagaimana
perasaannya saat akan
dioperasi
2. Pasien mengatakan
khawatir dengan
kondisinya saat ini
3. Pasien mengatakan
tidurnya tidak lelap karena
kepikiran keadaannya
Data objektif
1. Pasien menunjukkan wajah
tegang
2. Keadaan pasien lemah
3. Wajah pasien pucat
3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik / insisi pembedahan
b. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedure invasif
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan
4. Perencanaan
No Waktu Tujuan dan kriteria hasil Perencanaan Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain manajemen 1. Dengan mengkaji
selama 3 x 24 jam nyeri akut dapat 1. Lakukan pengkajian tingkat nyeri klien
teratasi dengan kriteria hasil: nyeri secara untuk keefektifan
Pain control komprehensif pengawasan
1. Pasien mampu mengontrol nyeri (termasuk lokasi, intervensi. Tingkat
(pasien tahu penyebab nyeri, karakteristik, durasi, ansietas dapat
mampu menggunakan teknik frekuensi, kualitas, mempengaruhi
nonfarmakologi napas dalam untuk dan faktor presipitasi persepsi/reaksi
mengurangin nyeri) 2. Observasi reaksi non terhadap nyeri
2. Pasien melaporkan bahwa nyeri verbal dari 2. Untuk mengetahui
berkurang dengan menggunakan ketidaknyamanan respon pasien
teknik nonfarmakologi napas dalam 3. Gunakan komunikasi terhadap nyeri
Pain level terapeutik untuk 3. Untuk membna
1. Skala nyeri hilang atau ringan mengetahui hubungan saling
(skala 1 – 3) pengalaman nyeri percaya antar paien
2. Ekspresi wajah klien terhadap nyeri : pasien dan perawat
secara objektif klien tidak gelisah, 4. Kontrol faktor 4. Mengurangi tekanan
dan meringis kesakitan lingkungan yang dari luar atau
mempengaruhi nyeri: lingkungan yang
misalnya kebisingan dapat menibulkan
5. Ajarkan teknik cedera
nonfarmakologik 5. Dengan melakukan
(relaksasi, distraksi, teknik distraksi pada
hypnoterapi dan klien dengan cara
guided imagery) berbincang-bincang,
6. Evaluasi keefektifan dapat mengalihkan
kontrol nyeri perhatian klien tidak
7. Kolaborasi dengan tim hanya tertuju pada
medis untuk nyeri
pemberian terapi 6. Memfokuskan
farmakologik kembali perhatian,
meningkatkan rasa
kontrol, dan dapat
meningkatkan
kemampuan koping
dalam manajemen
nyeri, yang mungkin
menetap untuk
periode lebih lama
7. Untuk mengurangi
nyeri
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan rentang 1. Mencegah/menurun
selama 3 x 24 jam diharapkan dapat gerak aktif pada kan insiden
melakukan mobilitas fisik dengan bantuan anggota gerak komplikasi kulit,
minimal, denngan Kriteria hasil : sedikitnya 4 kali/hari menghindari spasme
1. Klien mampu meningkatkan / 2. Lakukan latihan otot, dan gerak aktif
rentang gerak pasif meningkatkan
mempertahankan mobilitas pada
pada anggota gerak kemandirian dalam
paling tinggi.
yang sakit dengan pergerakkan
2. Klien mampu mempertahankan posisi
hati-hati, dan sangga 2. Gerak pasif dapat
fungsional. ekstrimitas yang mencegah
3. Klien mampu meningkatkan fraktur kontraktur, dan
kekuatan/fungsi yang sakit dan/ 3. Ubah posisi setiap 2-4 dengan cara
mengkompensasi bagian tubuh. jam disangga, agar tidak
4. Klien mampu menunjukan 4. Tingkatkan latihan terjadi pergeseran
kemampuannya gerak secara perlahan pada tulang yang
5. Hari kedua post op, fraktur
klien bisa duduk di 3. Melancarkan
tempat tidur dengan sirkulasi sehingga
nyaman mempercepat
penyembuhan serta
mencegah/menurun
kan insiden
komplikasi kulit
4. Rentang grak secara
bertahap
dimungkinkan tidak
menyebabkan
keterkejutan pada
klien
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Infeksi kontrol 1. Agar pasien bisa
selama 3 x 24 jam, diharapkan tanda- 1 . B a t a s i beristirahat
tanda infeksi tidak terjadi, dengan Kriteria : pengunjung bila 2. Untuk
1. Tidak ditemukannya tanda – tanda perlu mencegah infeksi
infeksi. 2. Instruksikan pada nosokomial
pengunjung untuk
2. Tanda vital terutama suhu tidak 3. Dapat mencegah
mencuci tangan
terjadi peningkatan atau dalam batas kontaminasi silang
saat berkunjung dan
normal. setelah berkunjung dan kemungkinan
3. Leukosit normal (4.000 – 10.000) meninggalkan pasien infeksi.
3. Gunakan sabun
antimikrobia untuk
cuci tangan
4. mencuci
tangan setiap sebe
lum dan sesudah
tindakan keperawtan
5. Gunakan baju dan
sarung tangan
sebagai alat
pelindung
6. Pertahankan
lingkungan aseptik
selama
pemasangan alat.
Infeksi protection
1. Monitor tanda dan . 1.Dapat mengindikasikan
gejala sistemik dan timbulnya infeksi
lokal lokal/nekrosis jaringan
2. Batasi pengunjung yang dapat
3. Pertahankan teknik menimbulkan adanya
aseptik ada pasien osteomeilitis.
4. Ajarkan pasien dan2 2. Agar pasien bisa
keluarga tanda dan
istirahat
gejala infeksi
5. A j a r k a n C a r a 3. untuk menjaga pasien
menghindari dari infeksi kuman
infeksi 4. mengetahui adanya
6. Dorong masukkan tanda tanda infeksi
nutrisi yang Cukup sedini mungkin
7. D o r o n g m a s u k a n 5. untuk memenuhi nursi
Cairan yang adequat
8. D o r o n g i s t i r a h a t 6. agar tubuh pasien
9. Kolaborasi dengan tim bisa beristirahat
medis dalam 7. Antibiotik spektrum
pemberian terapi luas dapat digunakan
farmakologi antibiotik
secara propilaktip pada
10. Instruksikan pasien
mikroorganisme khusus.
untuk minum antibiotik
sesuai resep 7s
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Anxiety reduction 1. Mengetahui tingkat
selama 3 x 24 jam, maka ansietas 1. Identifikasi tingkat kecemasan pasien
berkurang dengan kriteria kecemasan 2. Untuk membantu
Ansiety self control 2. Bantu pasien pasien agar pasien
1. Pasien menggunakan teknik relaksasi mengenal situasi yang tenang
menimbulkan
untuk menurunkan cemas 3. Mengungkapkan
kecemasan
2. Pasien mencari informasi untuk ketakutan yang
3. Dorong pasien untuk
menurunkan cemas mengungkapkan menimbulkan
Ansiety level perasaan , ketakutan, kecemasan
1. Pasien tidak mengalami gangguan persepsi 4. Untuk mengurangi
tidur 4. Instruksikan pasien kecemasan
2. TTd dalam batas normal menggunakan teknik 5. Agar pasien tahu
Td : 120 -130 mmHg relaksasi tindakan apa yang
R : 18 -24 x/menit 5. Jelaskan semua akan dilakukan
S : 36-36,50C prosedur dan apa
N : 60 -80x /menit yang dirasakan
selama prosedur