Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Hj. RINAWATI KASRIN, M. Kep

Oleh :

Kelompok 8 :

Andini Dwi Alsandi 2120242048 Para Permatasari 2120242068

Anisa Pratama Putri 2120242050 Putri Rahmadani 2120242070

Annazhifah 212024205252 Riski Yani Fitri 2120242076

Jamila Khayrin 2120242060 Sri Erfina Wahyuni 2120242082

Meri Karlina 2120242063 Tingsia Rahma Agusti 2120242084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. dengan tepat waktu serta dapat menambah
ilmu pengetahuan. Makalah disusun guna memenuhi tugas “Ibuk Ns. Rina Wati Kasrin, M.
Kep” dengan mata kuliah “Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan ”. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
mata kuliah “Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan ”.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi,7 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1. Latar Belakang ........................................................................................... 4


2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
3. Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 8

1. Metode Tim ................................................................................................ 8


2. Metode Fungsional ..................................................................................... 9
3. Metode Primer ............................................................................................ 11
4. Metode Modular ......................................................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 15

1. Kesimpulan ................................................................................................ 15
2. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

LAMPIRAN ......................................................................................................... 17

1. Sumber Buku .............................................................................................. 17


2. Manuskrip role play .................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu usaha memberikan pelayanan yang berkualitas dan professional adalah
penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik
keperawatan yang ilmiah yang disebut dengan Model Praktik Keperawatan Profesional.
Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada
profesionalisme keperawatan antar lain melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga
keperawatan, sistem pengambilan keputusan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan
antara lain melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem
pengambilan keputusan, sistem penugasn dan sistem penghargaan yang memadai.

Modep praktik keperawatan ini diyakini dapat menjadi salah satu daya ungkit
pelayanan yang berkualitas, yang memungkinkan perawat professional menata struktur
(menentukan jumlah, jenis dan standard kebutuhan tenaga) serta menata proses pemberian
asuhan keperawatan melalui hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan sehingga
memungkinkan perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas ashuan
keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Dibebagai negara telah banyak dilakukan kegiatan meningkatkan mutu asuhan


keperawatan melalui pengembangan MPKP keuntungan dari penerapan MPKP dapat dilihat
dari penurunan angka kejadian infeksi pada kateter urin, penurunan pasien yang mengalami
decubitus, angka perpindahan perawat menurun, adanya kepuasan pasien dan kepuasan
perawat serta adanya hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan.

Pengembangan MPKP merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan kontribusi
profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, melalui
pengembangan MPKP ini masyrakat dapat melihat dan merasakan secara konkrit pemberian
pelayanan keperawtan yang profesional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa saja tujuan yang terdapat pada MPKP ?
2. Menjelaskan apa saja manfaat yang terdapat dari MPKP ?
3. Menjelaskan apa saja syarat dari MPKP?
4. Menjelaskan apa saja kelebihan serta kekurangan yang terdapat pada MPKP?
5. Menjelaskan apa saja fungsi serta tugas dari masing-masing bagan staff yang terdapat
pada MPKP metode Team?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja tujuan yang terdapat pada MPKP ?
2. Mengetahui apa saja manfaat yang terdapat dari MPKP ?
3. Mengetahui apa saja syarat dari MPKP?
4. Mengetahui apa saja kelebihan serta kekurangan yang terdapat pada MPKP?
5. Mengetahui apa saja fungsi serta tugas dari masing-masing bagan staff yang terdapat
pada MPKP metode Team?
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI MPKP
Pelayanan keperawatan di Indonesia dituntut untuk terus melakukan perbaikan yang
lebih baik dalam memberikan asuhan keperawatan dengan mengedepankan praktik
keperawatan yang profesional yang memiliki karakteristik utama yaitu mempunyai
komitmen yang tinggi untuk melayani dalam pemberian asuhan keperawatan, Menurut
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa ilmu keperawatan adalah
salah satu ilmu yang digunakan dalam upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
pasien karena pada prinsipnya perawat mampu mengaplikasikan pelayanan yang
profesional (Adhitama, 2009).

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan suatu metode pelayanan


keperawatan yang sistematis, terstruktur, dan memiliki proses serta nilai-nilai
profesionalisme yang memungkinkan perawat profesional memberikan asuhan
keperawatan secara profesional (Sitorus, 2006). Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) adalah bentuk dari pemberian asuhan keperawatan yang berdasarkan nilai-nilai
profesionalisme atau pelayanan prima keperawatan yang dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan di rumah sakit. Untuk mengimplementasikan manajemen
keperawatan yang optimal, diperlukan suatu metode pelaksanaan yang tepat sasaran,
dapat diaplikasikan dan memberikan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Saat ini
metode manajemen keperawatan mengarah kepada metode Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).

B. TUJUAN MPKP
Menurut Keliat (2010), ada beberapa tujuan Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP), yaitu:
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan keperawatan.kemandirian dalam memberikan asuhan
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan.

C. MANFAAT MPKP
1. Bagi Pasien.
Dengan terlaksananya Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di
Rumah Sakit pasien mendapatkan pelayanan yang optimal, serta mendapatkan
kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga tercapai kepuasan
pasien yang setinggi-tingginya.
2. Bagi Perawat
a. Diperolehnya tingkat kepuasan kerja perawat secara optimal
b. Terjalinnya hubungan baik antara perawat dengan perawat yang lainnya,
perawat dengan tim kesehatan yang lain, perawat dengan pasien dan
keluarganya.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Meningkatnya sikap profesionalisme keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Diketahuinya permasalahan yang terjadi di ruang perawatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Diketahuinya kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman guna
membantu dalam perumusan strategi, program dan kegiatan untuk
penyusunan rencana strategi rumah sakit
c. Terbentuknya model praktek keperawatan professional yang dapat
menjadi budaya dalam sistem pelayanan rumah sakit.
D. METODE-METODE MPKP
1. METODE TIM
 DEFENISI
Metode Tim adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif (Douglas, 1992).Menurut Sitorus (2006) metode tim didasarkan atas
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan, sehingga setiap perawat akan
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
 BAGAN METODE TIM

 FUNGSI BAGAN
a. Tugas dan tanggungjawab kepala perawat
- Menetap standar kinerja yang diharap
- Membantu menetap sasarn unit/ruangan
- Memberikan kesempatan dan bantuan pada ketua tim untuk pengembangan
kepemimpinan/manajemn
- Menjadi narasumber/konsultasi bagi tim
- Mendorong staf meningkatkan kemampuan
- Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
b. Tugas dan tanggung jawab ketua tim
- Mengkaji dan mempertimbangkan intervensi rencana asuhan keperawatan
- Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medis
- Membagi tugas dan memberi bimbingan melalui konfrensi
- Mengevaluasi kualitas asuhan, hasil dan mendokumentasikan.
c. Tugas dan tanggungjawab anggota tim
- Merawat pasien di unit perawatan
- Melaksanakan intruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan
- Melaporkan asuhan yang dilakukan, dan respon pasien.
 KELEBIHAN
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.

 KELEMAHAN

a. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi


tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.

2. METODE FUNGSIONAL
 DEFENISI
Pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.Metode fungsional
dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan
utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah
dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
( misalnya, merawat luka ) keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
 BAGAN METODE FUNGSIONAL

 FUNGSI BAGAN METODE FUNGSIONAL


a. Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat
penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
b. Perawat staf, tugasnya :
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan
c. Perawat Pelaksana, tugasnya :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam
masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu
tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat, tugasnya:
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Administrasi ruangan, tugasnya :
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat
duplikat rostertena instruksi kepala ruangan. ruangan, membuat permintaan lab
untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas.
 KELEBIHAN :
a. Sederhana
Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu. Mudah memperoleh
kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
b. Efisien
Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satutugas yang sederhana.Memudahkan kepala ruangan
untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek ketram pilan tertentu.
 KEKURANGAN :
- Pasien mendapat banyak perawat.
- Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
- Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
- Pelayanan terputus-putus
- Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

3. METODE PRIMER
 DEFENISI
Metode primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat
professional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam.
 BAGAN METODE PRIMER

 FUNGSI BAGAN METODE PRIMER


a. Tugas dan tanggung jawab kepala perawat :
- Identifikasi siapa perawat yang lawak menjadi perawat primer
- Berikan dukungan dan pendidikanpastikan semua staf perawat dan pemberi
asuhan lain memahami peran perawat primer dan asosiet.
- Menjadi model peran pembimbing dan konsultan.
- Pastikan dan pertahankan mutu asuhan
- Kelola aspek fiscal/keuangan
- Beri otonomi pada perawat primer untuk menjalankan delegasi dan
pengambilan keputusan yang tepat
b. Tugas dan tanggung jawab perawat primer
- Memenuhi kebutuhan pasien secara total selama dirawat dirumah sakit
- Melakukan pengkajian dan merencanakan askep secara komprehensif
- Berkomunikasi dan berkoordinasi dalam pembuatan renpra dan rencana pasien
pulang.
- Memberikan asuhan keperawatan pada pasien sesuai rencana dan
berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dan kepala ruang
- Melaksanakan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah
dan lain-lain.
c. Tugas dan tanggung jawab perawat asosiet
- Melaksanakan tugas dan tanggungjawab perawat primer bila perawat primer
tidak ada.
 KELEBIHAN

a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif.


b. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, pearawt, dokter, dan rumah sakit (Gillies,
1989)
d. Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu.Selain itu asuhan yang diberikan bermutu
tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model
primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang
selalu diperbaruhi dan komprehensif.

 KEKURANGAN
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontable serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
4. METODE MODULAR
 DEFENISI
Sistem ini dipimpin oleh perawat register (Ners), anggota memberikan asuhan
keperawatan dibawah pengarahan dan pimpinan modulnya. Idealnya 2-3 perawat
memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu
kesatuan mempunyai pandangan yang holistic terhadap setiap kebutuhan pasien,
metode modifikasi keperawatn tim-primer, yang dicoba untuk meningkatkan
efektifitas konsep keperawatan tim melalui penugasan modular.
 BAGAN METODE MODULAR

Kepala Ruangan

Penanggung Jawab x Penanggung Jawab O

Perawat Y dan Z Perawat P, Q dan R

Kelompok klien Kelompok klien

 FUNGSI BAGAN MODULAR


a. Tugas dan tanggung jawab kepala perawat
- Memfasilitasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pasien
- Memberikan motivasi pada staf perawat
- Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian asuhan
b. Tugas dan tanggung jawab ketua tim modular
- memimpin, mendukung dan menginstruksikan perawat non professional
untuk melaksanakan tindakan keperawatan.
- Memberikan asuhan keperawatan pasien(mengkaji, merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasil asuhan keperawatan).
- Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat partner kerjanya.
c. Tugas dan tanggung jawab anggota tim modular
- Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan yang ditugaskan ketua
tim.
 KELEBIHAN
a. Tim memdukung pengembangan dan produktifitas kelompok
b. Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
c. Membaiknya kontiniulitas dan koordinasi asuhan
d. Meningkatnya kepuasan pasien
e. Biata efektif
 KEKURANGAN
a. Sedikit perawat register yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasien yang
tidak diharapkan
b. Diperlukan pengalaman dan ketrampilan ketua tim.
c. Diperlukan campuran ketrampilan yang tepat.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Metode penugasan merupakan faktor penting dalam menentukan mutu asuhan
keperawatan. Memberikan gambaran jelas tentang tugas, tanggung jawab, &
kewenangan perawat dalam menyelesaikan asuhan keperawatan. Model pemberian
asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model
tim, model primer, dan model modular.
Masing-masing model juga memiliki kelebihan maaupun kekurangannya
sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dalam berbagai macam
metode. Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode
keperawatan tim maupun metode keperawatan primer (Gillies, 1994).
2. SARAN
Diharapkan kita sebagai perawat mampu menerapkan atau mengaplikasikan
metode penugasan tersebut secara efektif dalam setiap melakukan proses
keperawatan, sehingga dapat memberikan pelayanan secara optimal terhadap pasien
atau klien serta keluarga yang bersangkutan dan menerapkan metode pemberian
asuhan keperawatan mempertimbangkan bagaimana struktur organisasi yang ada,
serta menelaah metoda yang benar-benar cocok dalam organisasi tersebut sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

S.Suarli, M.M. 2012. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Sekolah Tinggi
Keperawatan Muhammadyah Tasikmalaya.Bagian Produksi PT. Penerbit Erlangga.
Dicetak oleh PT.Glora Aksara Pratama.

DR.Laode Kamalia, Mkes dkk. Buku Panduan Praktik Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Program Pendidikan Profesi Ners. Dicetak oleh Media Sains Indonesia

Media perawat.id. 2022.Model Praktek Keperawatan Profesional. Diakses melalui google


pada 07 Mei 2023 dengan link https://mediaperawat.id/model-praktik-keperawatan-
profesional/

Hendra admadjaja.2018.Metode Pemberian Asuhan Keperawatan. Diakses memalui google


11 Juni 2023 https://slideplayer.info/slide/12033323/

Helma Yuningsih.2019 Manajemen Keperawatan. Diakses melalui google pada 11 Juni 2023
https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/fakultas-ilmu-
keperawatan/metoda-penugasan/13011998

Ismy Arummaning Tyas. Manajemen Keperawatan. Diakses melalui google 11 Juni 2023.
https://id.scribd.com/document/184832780/Pembahasan-mata-kuliah-manajemen-
keperawatan#
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai