DISUSUN OLEH :
VIVIA JOVANCHA
NIM. 2120242086
SI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT,karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesiakan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Saya
menyadari bahwa,tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Teori Keperawatan?
2. Apa yang dimaksud dengan Falsafah Keperawatan?
3. Bagaimana Falsafah Keperawatan Sebagai Ilmu Serta Aspek
Ontologi, Epistemologi dan Axiologi?
4. Contoh Penerapan Falsafah Keperawatan Sebagai Ilmu Serta
Aspek Ontologi, Epistemologi dan Axiologi
3
BAB II
PEMBAHASAN
Hal itu terjadi selama pertengahan 1800-an ketika Nightingale menyatakan bahwa
fokus keperawatan yang unik dan pengetahuan keperawatan berbeda dari
pengetahuan medis. Dia dia menjelaskan bahwa fungsi yang tepat bagi seorang
perawat adalaah menepatkan pasien dalam kondisi terbaik baik alam untuk
bertindak terhadap pasien. Dia juga menyatakan hal – hal sebagai berikut : bahwa
perawat terhadap orang sakit didasarkan pada pengetahuan tentang orang
lingkungan – dasar pengetahuan yang berbeda dari pada yang digunakan oleh
para dokter di dalam praktik mereka (Nightingale, 1859/1969).
4
gambaran tentang struktur organisasi untuk kerangka kerja keperawatan yang
berlaku dan memperkenalkan cara mengtur karya teoritis induvidu dalam sebuah
struktur pengetahuan yang bermakna (Fawcett, 1978, 1984, 1993 ; Fitzpatrick &
whall, 1983).
B. Falsafah Keperawatan
5
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum, dan sebagainya dari pada segala yang ada dalam
alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu atau suatu
nilai dasar keperawatan suatu kepercayaan yang dimiliki oleh perawat yang
melekat. keperawatan juga menggunakan nilai falsafah untuk menguji
kompatibilitas antara kepercayaan dan nilai-nilai pribadi, profesional, organisasi
dan sosial
6
lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri; kelima, pasien adalah mitra yang
selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima jasa yang pasif.
Falsafah keperawatan itu harus sudah tertanam dalam diri setiap perawat dan
menjadi pedoman baginya untuk berperilaku, baik di tempat kerja maupun di
lingkungan pergaulan sosial lainnya, falsafah keperawatan bukan suatu hal yang
harus dihafal, melainkan sebuah ―baju‖ yang melekat pada diri perawat. Dengan
kata lain, falsafah keperawatan merupakan ―roh‖ yang mendiami pribadi setiap
perawat. Artinya, falsafah keperawatan menjadi landasan bagi perawat dalam
menjalankan profesinya. Beberapa keyakinan yang harus dimiliki perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut.
7
tentang keperawatan etika
keperawatan, fenomena
keperawatan dan praktik
keperawatan
8
etika dan lainnya. Dengan menjadikan falsafah keperawatan sebagai
pandangan hidup perawat dapat mengembangkan teori, praktik keperawatan
dan meningkatkan profesionalitas (Bruce et al. 2004)
9
individu yang tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam kaitan dengan kondisi
kesehatan dan proses penyembuhan adalah bantuan dengan pendekatan
biopsikososial dan spiritual secara holistik dan optimal.
Berdasarkan pemahaman tentang postulat, asumsi dan prinsif tersebut, maka
bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah
penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (biopsikososial
dan spiritual). Keperawatan juga mempelajari manusia sebagai makhluk
biopsikososial dan spiritual, respon yang dapat ditimbulkan ketika tidak dapat
berfungsi secara sempurna serta bantuan dengan pendekatan biopsikososial dan
spiritual yang holistik untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pengembangan ilmu dalam struktur ilmu keperawatan harus berlandaskan
aspek ontologi di atas. Hal inilah yang membedakan discipline ilmu keperawatan
dengan discipline ilmu lainnya. Meskipun objek material yang menjadi sasaran
penyelidikan sama, namun dalam perkembangan struktur ilmu pengetahuan
selanjutnya akan berbeda, karena sudut pandang ontologi yang berbeda. Misalnya
ilmu kedokteran memfokuskan pada gangguan fungsi organ tubuh dan upaya
penyembuhan penyakit, sedangkan ilmu keperawatan secara ontologi
memfokuskan pada pemahaman manusia sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual yang memerlukan bantuan ketika tidak dapat berfungsi secara sempurna.
Bantuan diberikan dengan pendekatan yang holistik (pelayanan keperawatan)
untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
Dengan demikian manfaat ontologi bagi ilmu keperawatan adalah :
a. Memberikan arah dalam pengembangan struktur ilmu keperawatan
sehingga dapat membedakan discipline ilmu keperawatan dengan
discipline ilmu lainnya. Teori-teori keperawatan dikembangkan
berdasarkan sudut pandang ontologi keperawatan.
b. Memberikan panduan dalam menyusun ilmu keperawatan yang integral,
komprehensif dan koheren. Ilmu keperawatan dalam hal ini mengkaji
masalah-masalah spesifik dalam keperawatan yang akhirnya dapat
diperoleh gambaran komprehensif dan koheren tentang objek telaahnya.
10
2. Epistemologi dalam Ilmu Keperawatan
Epistemologi merupakan sudut pandang tentang bagaimana metode atau
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi menjadi
dasar pijakan dalam memberikan legetimasi suatu ilmu pengetahuan untuk diakui
sebagai discipline ilmu dan menentukan keabsahan discipline ilmu tertentu.
Berdasarkan hal ini maka epistemologi berperan penting dalam memberikan
kerangka acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Landasan epistemologi
ilmu menyangkut cara berpikir keilmuan berkenaan dengan kriteria tertentu agar
sampai pada kebenaran ilmiah. Dalam hal ini epistemologi ilmu membahas
tentang suatu proses berpikir ilmiah. Aspek metodologi yang penting dalam
pengembangan pengetahuan adalah metodologi keilmuan.
Aplikasi epistemologi dalam ilmu keperawatan tergambar dari
pengembangan struktur ilmu keperawatan mulai dari falsafah keperawatan,
paradigma, model konseptual keperawatan, teori keperawatan dan teori middle
range keperawatan. Saat ini pengembangan ilmu keperawatan dilaksanakan
dengan metode ilmiah melalui berbagai penelitian keperawatan.
11
b. Memberikan arah dalam praktik keperawatan sehingga dapat
memberikan pelayanan dengan nilai yang luhur dan dapat meningkatkan
derajat kesehatan manusia.
a. Aspek Ontologi
Pengembangan ilmu dalam struktur ilmu keperawatan harus berlandaskan
aspek ontologi. Hal inilah yang membedakan discipline ilmu keperawatan dengan
discipline ilmu lainnya. Meskipun objek material yang menjadi sasaran
penyelidikan sama, namun dalam perkembangan struktur ilmu pengetahuan
selanjutnya akan berbeda, karena sudut pandang ontologi yang berbeda. Misalnya
ilmu kedokteran memfokuskan pada gangguan fungsi organ tubuh dan upaya
penyembuhan penyakit, sedangkan ilmu keperawatan secara ontologi
memfokuskan pada pemahaman manusia sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual yang memerlukan bantuan ketika tidak dapat berfungsi secara sempurna.
Bantuan diberikan dengan pendekatan yang holistik (pelayanan keperawatan)
untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
Dengan demikian manfaat ontologi bagi ilmu keperawatan adalah :
Memberikan arah dalam pengembangan struktur ilmu keperawatan
sehingga dapat membedakan discipline ilmu keperawatan dengan
discipline ilmu lainnya. Teori-teori keperawatan dikembangkan
berdasarkan sudut pandang ontologi keperawatan.
Memberikan panduan dalam menyusun ilmu keperawatan yang integral,
komprehensif dan koheren. Ilmu keperawatan dalam hal ini mengkaji
masalah-masalah spesifik dalam keperawatan yang akhirnya dapat
diperoleh gambaran komprehensif dan koheren tentang objek telaahnya.
12
b. Aspek Epistemologi
Landasan Epistemologi ilmu adalah menggunakan metode ilmiah dimana
ontology yang dipilih adalah medical surgical dengan topic HIV Aids. Secara
global, infeksi HIV baru telah turun sebesar 38% sejak 2001, namun ada 2,1 juta
orang yang baru terinfeksi pada 2013, dan diperkirakan 22 juta orang yang tidak
mengakses pengobatan yang menyelamatkan nyawa. Selanjutnya, disana adalah
beberapa negara dimana epidemi HIV berkembang (seperti di Eropa Timur dan
Asia Tengah) dimana Jumlah orang yang hidup dengan HIV hampir tiga kali lipat
(1,4 juta orang yang hidup dengan HIV di tahun 2009).
Reasoning epistemologu keperawatan yang dipilih adalah HIV Aids
merupakan sebuah penyakit yang dimana tidak dapat disembuhkan karena sangat
mempengaruhi system imunitas penderitanya. Pasien dengan gangguan tersebut
memerlukan kepekaan terhadap perubahan yang terjadi. Proses adaptasi
diterapkan dengan merespon setiap perubahan yang terjadi pada pasien. Pasien
dengan AIDS misalnya, ketika terjadi penurunan daya tahan tubuh maka harus
segera mendapat perawatan supaya tidak terjadi penurunan kesehatan yang
berlanjut.
c. Aspek Aksiologi
Landasan aksiologi dalam pengembangan ilmu pengetahuan merupakan
sudut pandang tentang tujuan dan nilai suatu pengetahuan. Landasan ini dijadikan
strategi untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang negatif
sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tetap berjalan pada jalur kemanusiaan.
Aksiologi dalam ilmu keperawatan memberikan batasan pengembangan
ilmu keperawatan sehingga tetap berjalan dalam kodrat manusia dan
meningkatkan kemaslahatan umat manusia. Pemahaman tentang aksiologi dalam
keperawatan bertujuan :
Memberikan arah dalam proses keilmuan dan perkembangan teori
keperawatan sehingga berbagai penelitian keperawatan dapat dilakukan
secara etis, tidak mengubah kodrat dan tidak merendahkan martabat
manusia.
13
Memberikan arah dalam praktik keperawatan sehingga dapat memberikan
pelayanan dengan nilai yang luhur dan dapat meningkatkan derajat
kesehatan manusia.
aksiologis diatas dapat dijelaskan bahwa ilmu keperawatan digunakan
sebagai ilmu, pedoman, dan dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien dengan berbagai tingkatan dari individu, keluarga, kelompok bahkan
sampai masyarakat luas guna meningkatkan derajat kesehatan pasien tersebut.
Modifikasi penerapan teori adaptasi pada pasien HIV Aids diatas
memberikan gambaran bahwa pemenuhan efektor (Kebutuhan Fisiologis) dapat
mempengaruhi respon adaptif ataupun respon in efektif pasien. Dengan pemberian
pemenuhan kebutuhan fisiologis yang terdiri atas oksigen, nutrisi, eliminasi,
aktifitas dan istirahat, dan protesksi diharapkan dapat memberikan efek output
yang maksimal yaitu respon adaptif sehingga merubah kondisi seseorang atau
sekelompok orang dari kondisi sakit menjadi sembuh dan yang sudah sehat dapat
mempertahankan atau mengoptimalkan derajat kesehatannya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai profesi, memiliki batang tubuh ilmu pengetahuan sendiri
yang penting untuk praktik keperawatan. Untuk itu, perawat perlu
mengidentifikasi, mengembangkan, dan memahami konsep dan teori yang sejalan
dengan keperawatan.
Setiap jenis pengetahuan selalu mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai
apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan
tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan; ontologi ilmu terkait
dengan epistemologi ilmu, epistemologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu dan
seterusnya. Kalau kita ingin membicarakan epistemologi ilmu, maka hal ini harus
dikatikan dengan ontologi dan aksiologi ilmu. Secara detail, tidak mungkin
bahasan epistemologi terlepas sama sekali dari ontologi dan aksiologi. Apalagi
bahasan yang didasarkan model berpikir sistemik, justru ketiganya harus
senantiasa dikaitkan.
Keterkaitan antara ontologi, epistemologi, dan aksiologi—seperti juga
lazimnya keterkaitan masing-masing sub sistem dalam suatu sistem--
membuktikan betapa sulit untuk menyatakan yang satu lebih pentng dari yang
lain, sebab ketiga-tiganya memiliki fungsi sendiri-sendiri yang berurutan dalam
mekanisme pemikiran.
15
DAFTAR PUSTAKA
16