Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai persyaratan nilai mata kuliah Manajemen
Selama proses penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari bimbingan, dukungan,
dan arahan dari berbagai pihak yaitu fasilitator tutorial dan dosen. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
Harapan dari penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, terutama dalam
menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalampenyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3
BAB 1 .........................................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................................6
1.3. Tujuan Pembelajaran .....................................................................................................7
1.4. Manfaat Penulisan .........................................................................................................7
1.5. Klarifikasi Istilah ..........................................................................................................7
1.6. Identifikasi Masalah ......................................................................................................9
1.7. Analisa masalah .......................................................................................................... 10
1.8. Mind map scenario ...................................................................................................... 12
1.9. Learning objective ...................................................................................................... 12
BAB 2 ....................................................................................................................................... 14
2.1. Definisi Manajemen Keperawatan ............................................................................... 15
2.2. Metode manajemen keperawatan................................................................................. 15
2.3. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kriterianya .......................................................... 19
2.4. BOR, LOS, dan Cara Menghitungnya ......................................................................... 20
2.5. Kriteria Metode Manajemen Keperawatan .................................................................. 21
2.6. Defenisi MPKP ........................................................................................................... 25
2.7. Tujuan MPKP ............................................................................................................. 25
2.8. Visi Misi MPKP.......................................................................................................... 26
2.9. Sturktur MPKP ........................................................................................................... 26
2.10. Sejarah MPKP ......................................................................................................... 29
2.11. Tugas dan fungsi MPKP .......................................................................................... 31
2.12. Cara menyusun manajemen MPKP .......................................................................... 31
2.13. Kelebihan dan Kekurangan MPKP .......................................................................... 33
b. Kekurangan MPKP ..................................................................................................... 33
2.14. Pilar – pilar MPKP .................................................................................................. 33
BAB 3 ....................................................................................................................................... 36
3
PENUTUP ................................................................................................................................ 36
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 36
3.2. Saran........................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit.
Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang memadai.
primer, praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai 2
upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Kategori pasien didasarkan
atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien, Usia, Diagnosa atau
masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan. Pelayanan yang
profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan
secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan
motivasi kerja. Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model
kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan
3. Apa saja kriteria total care, partial care, dan self care?
6
1.3. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
dan MPKP.
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan dan pembelajaran
2. Bagi Institusi
proses pembelajaran.
1. Total Care
Total care pasien yg dibantu sepenuhnya dikarnakan pasien dalam keadaan tidak
sadar dan tidak bisa beraktifitas. Perawatan secara menyeluruh dan intensif kepada
2. Partial Care
Pasien yg dibantu dalam aktivitas dikarnakan tidak bisa beraktifitas tetapi keadaan
sadar. perawatan yg diberikan dalam tingkatan sedang atau tidak secara intensif dgn
Pasien yang bisa melakukan aktuvitas dan dibantu hanya sedikit karna bisa
beraktifitas dan dalam keadan sadar. Perawatan kepada pasien secara mandiri oleh
4. BOR
Bed Occupancy Rate yaitu presentasi pemakaian tempat tidur di rumah sakit, BOR
5. LOS
los itu rata" pasien yg mengalami perawatan lebih lama dari perawatan pasien yang
6. Metode Tim
tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh
dibidangnya.
7. Metode MPKP
Model praktik keperawatan profesional (mpkp) adalah suatu sistem (struktur, proses
8. CCM
Clinical Care Manager. Peran nya membimbing & mengarahkan staf PP dlm
pemberian askep pada pasien diruangan & melaksanakan evaluasi mutu askep.
8
9. Perawat Primer
1. Apakah LOS itu sesuai ketentuan dari rumah sakit atau memang standarnya ? Apabila
2. Berapa waktu minimal yg dibutuhkan untuk merawat pasien total care, partial care,
selfcare ?
4. Apa alasan atau landasan kepala ruangan ingin merubah metode tim menjadi mpkp ?
5. Indikator seperti apa yg membuat kepala ruangan itu bisa menggantikan metode tim
menjadi mpkp?
10. Apa kelebihan dan kekurangan dari ccm, perawat primer, dan perawat asosiate ?
12. Apakah standar pendidikan atau lama berkerja dalam menajdi perawat
ccm,pp,perawat asosiate?
1. Tergantung dari kondisi pasien dan standar dari rumah sakit masing masing.
2. Untuk total care membutuhkan waktu perawatan 4-8 hari, partial cae 4-5 hari, self
3. Jumlah perawat total care 2 perawat, partial care 1 perawat untuk 3 pasien, self care 1
4. secara rasional metode dirubah dikarenakan metode tim sudah tidak bisa efektif
dalam melakukan tindakan dan di ubah menajdi mpkp dikarenakan mpkp pada
dasarnya yaitu perawat bisa melaksanakan perawatan seorang diri tanpa bantuan
perawat lain secara profesinal dan di dorong atas peningkatan pasien yg tinggi serta
5. indikatornya karna metode tim sudah tidak efektif dan di landaskan pasien yg
semakin banyak serta ruangan yg semakin penuh, serta sudah banyak perawat yg
7. Pelatihan mpkp bisa melalu ceramah, tanya jawab, role play, dan bed side cheating
demokratis, yang mana keputusan dibuat oleh kepala ruangan, namun anggota atau
karyawan yang lain harus melakukan keputusan dari kepala ruangan dengan tujuan
10
9. Bisa, dikarnakan sesama perawat pelaksana dan masih dalam satu tim, didelegasikan
sebelumnya.
10. Kelebihan perawat primer yaitu bisa mengkoordinasi dan mengkomunikasikan askep
yang diberikan kepada pasien dan pada suatu waktu bisa saja merencanakan jadwal
pulang pada pasien. Dan Kelebihan Perawat assosiate yaitu perawat yang melakukan
11. Yang bisa membimbing perawat primer dan perawat asosiatif tentang implementasi
mpkp, bisa memberikan masukan saat diskusi kasus pada Perawat primer dan perawat
12. Standar pemilihan perawat untuk ccm, pp, dan pa. karena perawat yg inggin menjadi
perawat ccm harus memiliki standar pendidikan setara ners, untu perawat pp harus
standar spk, dan untuk pemilihan tingkat perawat untuk pengalam kerja bisa di
keperawatan yang menyeluruh, butuh banyak tenaga perawat, beban kerja menjadi
11
1.8. Mind map scenario
7. Definisi MPKP.
8. Tujuan MPKP.
9. Struktur MPKP.
12
11. Tugas dan fungsi dari komponen MPKP.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
SKENARIO
Ruang perawatan dewasa RSUD tipe B memiliki 40 kapasitas tempat tidur dengan BOR
70% dan LOS 5 hari. Rata-rata tingkat ketergantungan pasien bervariasi yaitu 4 orang total care,
16 orang partial care, dan sisanya adalah self care. Jumlah tenaga perawatan yang dimiliki
adalah 32 orang dengan tingkat pendidikan yang bervariasi yaitu 5 orang DIII dengan
pengalaman kerja>20 tahun, 22 orang DIII dengan masa kerja<10 tahun, dan 5 orang dengan
masa kerja <2 tahun. Ruangan tersebutdipimpin oleh seorang perawat yang telah memiliki
keperawatan yang semakin tinggi maka ruangan perlu menyusun kembali visi dan misi ruangan
dan meningkatkan metode penugasan keperawatan yang saat ini digunakan adalah metode TIM
menjadi MPKP. Kepala ruangan merasa akan dapat menerapkan metode tersebut ika mendapat
dukungan dari seluruh staf apalagi dalam waktu 2 bulan kedepan, akan lulus 2 oang staf
keperawatan yang sedang mengikuti pendidikan ners dengan status izin belajar. Berdasarkan
pengalaman sebelumnya, ruangan juga telah berhasil mengubah metode fungsional menjadi
metode tim pada 5 tahun yang lalu. Dalam upaya tersebut maka kepala ruangan mengajak
seluruh staf keperawatan membahas rencana tersebut dan didapatkan informasi bahwa telah ada
sebanyak 3 orang staf perawat yang pernah mengikuti pelatihan MPKP. Saat ini kepala ruangan
belum menetapkan siapa yang akan menjadi CCM, Perawat Primer (PP) maupun Perawat
Assosiate (PA).
14
2.1. Definisi Manajemen Keperawatan
melakukan semuakegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam
batas – batas yang telahditentukan pada tingkat administrasi (Siagian, 1999 dalam
Mugianti, 2016).
stafkeperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien
yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di
unit tersebut.
Keuntungan :
c. Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
d. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
15
Kerugian :
c. Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusi
terhadap pelayanan.
oleh sekelompok perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat
Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu
Kelebihannya:
antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
untuk satu atau beberapa pasien oleh satu perawat pada saat tugas / jaga selama
periode waktu tertentu sampai pasien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab
dalam pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan keperawatan pasien.
Kelebihan :
c. Memotivasi perawat selalu bersama klien selama bertugas, tugas non keperawatan
Kekurangan :
a. Beban kerja tinggi terutama jika klien benyak sehingga tugas sederhana
terlewatkan.
b. Peserta didik sulit untuk memperoleh keterampilan khusus yang tidak dilakukan
klien
klien bertugas.
17
d. Model Asuhan Keperawatan Primer
perencanaan, Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk
rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat
Kelebihan:
c. keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies,
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu
tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi, dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer
18
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
Tim)
perawat professional dan non profesional (perawat terampil) untuk sekelompok klien
dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan
a. Total care
Pasien yang termasuk dalam klasifikasi total care membutuhkan perawatan kurang
e) Pengobatan intravena.
b. Partial care
Pasien yang termasuk dalam klasifikasi partial care membutuhkan perawatan kurang
d) Ambulasi dibantu.
c. Self care
kurang lebih 1-2 jam dalam 24 jam dengan kriteria sebagai berikut:
f) Perawatan luka.
a. BOR
Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik
20
b. LOS
yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang
ideal antara 6 – 9 hari di ruang MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala
a. Perencanaan
tergantung dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses
masa depan dan memastikan kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg, 2001
pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinkan terjadinya roda organisasi dan
dikendalikan.
1. Timbang terima/operan
21
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien
oleh ketua tim keperawatan kepada 16 ketua tim (penanggung jawab) dinas sore
2. Preconference
Preconfrence adalah komunikasi yang dilakukan antara ketua tim dan perawat
3. Postconference
pelaksana dan hal-hal penting apa yang akan disampaikan pada saat operan
4. Supervisi
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana D, 2004 dalam
5. Ronde
6. Pendelagasian
sangat diperlukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan
pendelegasian kepala ruangan kepada perawat primer atau ketua tim, dan perawat
primer atau ketua tim kepada perawat pelaksana atau perawat asosiet. Mekanisme
pendelegasian ini adalah pelimpahan tugas dan wewenang, dan dilakukan secara
terjadi jika salah satu personel dalam ruangan MPKP berhalangan hadir.
23
c. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau
kognitif yang membawa pada pemilihan antara beberapa alternative yang tersedia
yang dilakukan oleh seorang pembuat keputusan. Keputusan ini dibuat untuk
mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau implementasi dari pilihan keputusan yang
diambil.
nyata agar para anggota menjalankan tugas dan wewenang dengan baik.Adanya
e. Tujuan social
Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan dalam bentuk
f. Pengorganisasian
supervise, ada koordinasi, dengan unit lain baik secara horizontal maupun vertical
g. Perubahan
Perubahan adalah proses penggantian dari suatu hal dengan hal lainnya yang berbeda
dari sebelumnya (Douglas, 1992 dalam Siti Saodah at.et. al 2020). Di dalam
a. MPKP I, dimana perawat pelaksana memiliki jenjang pendidikan DIII dengan jenjang
karir PK2, sedangkan untuk kepala ruangan dan ketua tim memiliki jenjang
b. MPKP II, dimana perawat pelaksana memiliki jenjang pendidikan DIII Keperawatan
c. MPKP III, dimana semua perawat memiliki jenjang pendidikan S1 keperawatan dan
keperawatan profesional.
25
2.8. Visi Misi MPKP
a. Visi
serta tujuan organisasi tersebut. Visi harus dirumuskan sebagai landasan perancanaan
b. Misi
yang telah ditetapkan. Contoh misi di RSSM Bogor adalah memberikan pelayanan
prima secara holistik meliputi bio, psiko, dan spiritual dengan pendekatan keilmuan
a. Kepala ruangan.
Unit perawatan dengan MPKP pemula, kepala ruang ialah dengan kemampuan
atau skill DIII keperawatan yang berpengalaman dan pada MPKP tingkat I ialah
perawat dengan kemampuan S.Kp (S.Kep) atau Ners yang berpengalaman dan
seorang kepala ruang bertugas pada shift pagi. Adapun tugas atau tanggung jawab
dari seorang kepala ruangan, yaitu : Menerima klien/pasien baru, memimpin jalannya
f) Lulus wawancara
Pada MPKP pemula yang menjadi perawat primer (PP) ialah lulusan DIII
keperawatan dengan pengalaman minimal empat tahun, dan pada MPKP tingkat I,
minimal satu tahun. Perawat primer sebaiknya bertugas hanya pada pagi atau sore
karena jika bertugas pada malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga agak sulit
menilai perkembangan pasien/klien, dan apabila bertugas pada sore hari ada baiknya
didampingi oleh minimal satu orang perawat asosiate (PA) hal ini dimaksudkan agar
perawat primer memiliki waktu untuk menilai tingkat perkembangan pasien/klien dan
juga bertangguang jawab pada shift tersebut. Adapun tugas dari seorang PP yaitu,
pasien, memberi petunjuk kepada perawat asosiate (PA) jika pasien akan pulang, dan
untuk S1
27
c) Sehat jasmani dan rohani
Pada MPKP tingkat pemula atau MPKP tingkat I yang menjadi perawat asosiate
beberapa situasi jika ada beberapa tenaga keperawatan yang belum melanjutkan
SMU/SPK tetapi telah mempunyai pengalaman yang cukup lama di rumah sakit.
Adapun tugas dari seorang PA (perawat asosiate) antara lain : Memberikan asuhan
d. CCM
Pada unit perawatan dengan MPKP pemula, clinical care manager ialah S.Kp
(S.Kep) atau Ners dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat I ialah seorang Ners
spesialis. Sedangkan pada tingkat II, jumlah ners spesialis lebih dari satu orang
berpengalaman pernah menjadi perawat primer (PP) minimal enam bulan. Adapun
tugas dari seorang CCM, yaitu : membimbing perawat primer (PP) dalam
isu terbaru terkait dengan asuhan kepeawatan, mengidentifikasi fakta atau temuan,
dengan kepala ruangan dalam melakukan penilaian evaluasi tentang mutu asuhan
tahun 1967. Pada artikel ini dijelaskan; “ the model defines a self-governance structure
and procces that assure participation of all nurse in decision pertaining to the definition,
perawat adalah profesi yang mandiri.Hal ini memungkinkan perawat berperan sebagai
ini dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang dinilai dari penurunan infeksi
pada kateter urin, penurunan angka decubitus, disamping itu dilaporkan bahwa angka
29
Professional practice model juga dikembangkan di Beth Israel Hospital pada
tahun 1973. Focus model adalah the carring relationship between the patient/family and
the nurse.Pada evaluasi pelaksanaan model didapat peningkatan kepuasan perawat dan
Pada tahun 1991, the professional transition workshop merupakan suatu program
terdiri dari pelaksana keperawatan, perawat manajer, direktur keperawatan dan perawat
yang tinggi dan memahami pentingnya hubungan perawat pasien yang baik dalam praktik
keperawatan.
1992.Hasil yang didapat menunjukkan kepuasan klien dan kepuasan perawat yang tinggi
secara kuantitatif dan secara kualitatif staf keperawatan lebih memberi perhatian pada
pekerjaannnya.
Pada tahun 1981, John Hopkins Hospital juga memulai Profesional Practice
Model pada tahun 18 ruang rawat dalam upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
keperawatan dan pemberian tanggung jawab pada perawat professional dan terdapat
konsep manajemen yang mandiri pada tingkat ruang rawat (unit level self management
dibandingkan dengan ruang rawat tanpa model dan angka perpindahan perawat lebih
rendah pada ruang rawat yang melaksanakan model dibandingkan ruang rawat tanpa
model.
30
Sejak tahun 1996, dicetuskanlah konsep model praktik manajemen keperawatan
professional fakultas ilmu keperawatan universitas Indonesia rumah sakit umum pusat
nasional dr. cipto mangunkusumo (MPKP FIKUI-RSUPNCM) oleh Dr. Ratna Sitorus
Pada tahap uji coba, terbukti bahwa konsep MPKP dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan dinilai dari kepuasan keluarga maupun pasien. Kepatuhan perawat
terhadap standar meningkat, infeksi nosokomial mulai menurun, dan waktu perawatan
pasien lebih singkat. Konsep MPKP mulai disosialisasikan pada tahun 1998 secara
a. Nilai-nilai professional
b. Pendekatan manajemen
d. Hubungan professional
a. Perencanaan
Tanpa adanya perencanaan yang jelas, mustahil sebuah organisasi mampu mencapai
tujuan yang diinginkannya. Oleh karena itu tahap awal dalam perencanaan harus
mundurnya suatu organisasi. Ada 4 tahap proses perencanaan yang dikutip dari
31
Dwiyana (2018) yaitu menetapkan target atau tujuan, merumuskan keadaan saat ini,
b. Pengorganisasian
pekerjaan. Setiap pekerja uang direkrut oleh lembaga atau organisasi akan
kemampuannya. Beberapa hal yang juga harus dilakukan dalam fungsi organisasi
yaitu, menentukan tugas yang mengacu pada tujuan yang telah direncanakan,
c. Pengarahan
Menurut Huber (2000) dalam Siti Saodah at.et.al (2020) pengarahan merupakan
proses, dan sumber daya yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
d. Pengawasan
keperawatan telah berjalan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
e. Pengendalian
kerja yang telah disusun dan mengoreksi penyimpangan yang terjadi. Pengendalian
a. Kelebihan MPKP
5. Ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajar
b. Kekurangan MPKP
klien tugas
diantaranya adalah :
pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan
(Perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek : harian,
alokasi pasien.
motivasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencakup pre dan post
4. Pengawasan
5. Pengendalian
berfokus pada proses rekruitmen, seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf
perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
hubugan professional secara internal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk
pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
34
d. Pilar IV : Manajemen Asuhan Keperawatan
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawatan dengan
35
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus,
model fungsional, model tim, model primer, dan model modular. Masing-masing model
jawab terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien
antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim,
MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajar, ruang rawat MPKP
36
Kekurangan MPKP ialah Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk
sibuk, akuntabilitas pada tim konsep, beban kerja tinggi, pendelegasian tugas terbatas,
kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien
tugas
3.2. Saran
agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur yang berhubungan
37
DAFTAR PUSTAKA
Kelliat, Budi Anna. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Marquis, B. L. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : teori & aplikasi. Jakarta:
EGC.
Sitorus, R. (2006). Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Saki: Penataan Struktur
dan Proses (sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: EGC
38