Dosen pengampu:
Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM
Disusun oleh:
1. RISKA RAHMADINI (23162029107)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan rahmat dan petunjuk dari-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang berjudul “KODE ETIK
KEPERAWATAN ” dapat terselesaikan.
Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir SKM., M.Kes., DIE selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Bapak selaku Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM Dosen Konsep
Dasar Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
Dalam pembuatan makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang
berjudul “KODE ETIK KEPERAWATAN”. Kami menyadari sepunuhnya adanya
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi pembahasan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pengajar dan pembaca.
Penulis
PAGE \* MERGEFORMAT 8
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengenalan Kode Etik Keperawatan....................................................3
2.2 Prinsip Kode Etik Keperawatan ..........................................................4
2.3 Tanggung Jawab Keperawatan............................................................8
2.4 Perubahan Dalam Kode Etik Keperawatan..........................................8
2.5 Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik Keperawatan.............................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
PAGE \* MERGEFORMAT 8
BAB I
PENDAHULUAN
PAGE \* MERGEFORMAT 8
5. Bagaimana konsekuensi jika melanggar kode etik keperawatan?
PAGE \* MERGEFORMAT 8
BAB II
PEMBAHASAN
PAGE \* MERGEFORMAT 8
menunjukkan pengetahuan dan sikap perawat tentang kode etik keperawatan
dalam kategori baik namun pada setiap indikator yang masih terdapat perawat
yang memiliki pengetahuan dan sikap sedang dan kurang perlu di tingkatkan untuk
hasil yang maximal pada setiap indikator.
b. Peran Penting Dalam Keperawatan
PAGE \* MERGEFORMAT 8
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan
imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai
advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya,
perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi
hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan
yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien.
Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan
hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota
tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik
memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin
ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai
manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan
keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan
dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan
lainnya.
PAGE \* MERGEFORMAT 8
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan
lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah
kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan
membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaa tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan
kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien
sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang
terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan
keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi
merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu,
keluarga dan komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,
menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi
kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber
yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
PAGE \* MERGEFORMAT 8
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkatpengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan
sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai
hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 8
prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya.
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
PAGE \* MERGEFORMAT 8
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang
klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Tanggung jawab perawat ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman, karena secara
hukum kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar hukum. Keharusan seseorang
sebagai makhluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta memberikan penjelasan
mengenai perbuatannya, secara retrospektif atau prospektif , berdasarkan pengertian
diatas menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat adalah sebagai kesiapan memberikan
jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau
tindakan yang akan berakibat di masa yang akan datang.
Maka dari itu tanggung jawab merupakan aspek terpenting dalam etika keperawatan.
Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang dalam menghadapi kemungkinan paling
buruk sekalipun, memberikan kompensasi dan informasi terhadap apa yang
dilaksanakannya dalam melaksanakan atau menjalankan tugas. Tanggung jawab perawat
terhadap klien berfokus terhadap apa yang dilakukannya terhadap klien, ada beberapa
tanggung jawab perawat yang harus dilaksanakan terhadap pasien atau klien yaitu.
Hak pasien dalam sebuah pelayanan kesehatan sangatlah penting dan perlu dipahami oleh
semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan tersebut. Hak pasien merupakan
hak yang fundamental dan melindungi kepentingan pasien dalam mendapatkan perawatan
yang aman, bermutu, dan terbaik. Namun, meskipun hak pasien telah diatur dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 8
peraturan undang-undang, masih banyak kasus dimana hak pasien diabaikan atau tidak
dihormati oleh para oknum-oknum yang tak memiliki rasa tanggung jawab.
Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan untuk
memahami hak pasien dan menerapkannya dengan baik. Dengan memahami hak pasien
dan memberikan perlindungan secara memadai, pasien dapat merasa lebih aman, nyaman,
dan percaya diri dalam mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan dalam
keberlangsungan kesehatan mereka.
Dalam UU Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, telah diatur tentang kewajiban
dan hak baik rumah sakit maupun pasien. Oleh karena itu, penting untuk sama-sama
mengetahui secara terperinci, apa saja hak-hak pasien dalam pelayanan kesehatan. Hak-
hak pasien dalam pelayanan kesehatan yaitu:
Hak-hak pasien dalam pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan oleh para tenaga
kesehatan atau oleh pihak rumah sakit, karena hak tersebut adalah hak asasi manusia yang
wajib dipenuhi. Pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
aman, berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat diwujudkan melalui
pemberian informasi yang jelas dan akurat, mengenai pemenuhan hak pasien untuk
memilih jenis perawatan yang diinginkan, serta perlindungan terhadap diskriminasi dan
penyalahgunaan informasi kesehatan. Peningkatan pemahaman masyarakat dan tenaga
medis mengenai hak-hak pasien sangat penting untuk memastikan bahwa setiap pasien
dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan adil. Dengan demikian, hak-hak
pasien harus senantiasa dijaga dan dilindungi demi kepentingan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
b. Menjaga privasi Pasien
Privasi atau disebut juga kerahasiaan adalah hak dasar dalam masyarakat kita, dengan
melindungi hak-hak tersebut, sehubungan dengan informasi kesehatan pribadi seseorang,
merupakan kewajiban etis dan hukum kita sebagai penyedia pelayanan kesehatan.
Melakukan hal tersebut di lingkungan pelayanan kesehatan saat ini semakin
PAGE \* MERGEFORMAT 8
menantang.Maka setiap perawat wajib untuk memahami dan menghormati perlunya
kerahasiaan pasien. Sebagai profesional, hubungan kita dengan pasien dan kolega kita
bergantung pada hal ini.
Oleh karena itu dalam sebuah keamanan berkaitan dengan penjelasan mengenai caring
yang dapat dikatakan bahwa caring merupakan sebuah sikap atau perilaku sepenuh hati
yang diberikan perawat kepada klien dengan rasa peduli, perhatian dan memperhatikan
emosi pasien untuk menciptakan hubungan terapeutik. Hal ini menyebabkan pasien
merasakan rasa nyaman, aman dan lega karena berkurangnya rasa stress yang dirasakan
akibat menderita suatu penyakit .Perilaku caring yang diberikan perawat akan membuat
klien merasa puas, tak hanya akan sembuh dari masalah kesehatannya tetapi juga klien
akan merasakan nyaman dan senang ketika diberikan asuhan keperawatan dengan baik.
PAGE \* MERGEFORMAT 8
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
PAGE \* MERGEFORMAT 8
D.Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
PAGE \* MERGEFORMAT 8
a.Kerap melakukan pelanggaran kode etik yang bersifat ringan seperti tidak mengenakan
pakaian dinas dengan atribut lengkap, datang terlambat, pergi atau pulang lebih awal
tanpa keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan.
b.Kerap berbohong atau tidak jujur.
c.Tidak cermat dalam bekerja.
Tidak tertib saat bekerja.
d Tidak melaksanakan tugas dengan baik.
e Tidak bisa bekerja sama dengan baik secara tim.
f.Tidak mempunyai tenggang rasa terhadap teman sejawat atau rekan kerja.
g Berperilaku buruk atau negatif sehingga tidak bisa memberikan contoh baik pada
rekan sejawat.
h.Tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap barang-barang inventaris di tempat
kerja.
i Menjadi perantara dalam merekrut orang lain untuk tujuan mendapatkan keuntungan
pribadi di tempat kerja.
PAGE \* MERGEFORMAT 8
A.Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Bersifat Berat
Perawat yang melanggar kode etik keperawatan bersifat berat ini akan mendapatkan
sanksi dari Kepala Bidang Perawatan atau jika perlu akan dilimpahkan pada Direktur
berupa:
Teguran secara tertulis.
1.Membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran yang
telah dilakukan.
2.Mendapatkan penurunan nilai DP 3.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
PAGE \* MERGEFORMAT 8
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Lou. 2018. Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi
Petugas Pemadan Kebakaran Dikota Yogyakarta. Skrips. Tidak
dipublikasikan. Yogyakarta; Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Desi Wulandari, Hanifah Abdillah, dan Hana Rahmawati. 2019. Penampilan Dan
Perawatan Diri (Grooming). Yogyakarta: 06 Februari.
Kirana Smartya, Daru Lestantyo, dan Ida Wahyuni. 2020. Hubungan Pelatihan
K3, Penggunaan APD, Pemasangan Safety Sign, Dan Penerapan SOP
PAGE \* MERGEFORMAT 8
Terjadinya Risiko Kecelakaan Kerja. Jurnal Kesehatan Masyatakat. Vol 8;
hal 477-480.
Lira Mufti. 2020. Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Makassar: UPT
Unhas Press.
PAGE \* MERGEFORMAT 8