Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KODE ETIK KEPERAWATAN


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas:
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Dosen pengampu:
Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM

Disusun oleh:
1. RISKA RAHMADINI (23162029107)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan rahmat dan petunjuk dari-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang berjudul “KODE ETIK
KEPERAWATAN ” dapat terselesaikan.
Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir SKM., M.Kes., DIE selaku Rektor Institut Ilmu
Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Bapak selaku Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM Dosen Konsep
Dasar Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
Dalam pembuatan makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang
berjudul “KODE ETIK KEPERAWATAN”. Kami menyadari sepunuhnya adanya
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi pembahasan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pengajar dan pembaca.

Tuban, 31 Oktober 2023

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT 8
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengenalan Kode Etik Keperawatan....................................................3
2.2 Prinsip Kode Etik Keperawatan ..........................................................4
2.3 Tanggung Jawab Keperawatan............................................................8
2.4 Perubahan Dalam Kode Etik Keperawatan..........................................8
2.5 Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik Keperawatan.............................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................11


1.1 Kesimpulan..........................................................................................11
1.2 Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

PAGE \* MERGEFORMAT 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia perawatan kesehatan, etika dan moralitas memegang
peranan utama dalam memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Keperawatan adalah salah satu profesi dalam sektor ini yang memiliki kode
etik yang kuat dan mengikat. Kode etik keperawatan adalah seperangkat
prinsip, nilai, dan pedoman yang mengatur perilaku para perawat dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka.
Kode etik keperawatan menjadi landasan moral yang tidak hanya
membimbing tindakan dan keputusan perawat, tetapi juga mencerminkan
komitmen mereka terhadap pelayanan pasien dan masyarakat. Dalam makalah
ini, kami akan membahas secara mendalam kode etik keperawatan, prinsip
kode etik dalam keperawatan, tanggung jawab dalam dunia keperawatan,
perubahan dalam kode etik keperawatan, dan konsekuensi pelanggaran kode
etik keperawatan.
Dengan memahami kode etik keperawatan dan menerapkannya dengan
benar, para perawat dapat menjaga standar profesionalisme yang tinggi,
memastikan keselamatan pasien, dan membangun kepercayaan masyarakat
terhadap profesi keperawatan. Kami juga akan membahas tantangan dan
dilema etika yang mungkin dihadapi perawat, serta upaya untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kode etik. Semua ini
adalah langkah-langkah penting menuju pelayanan kesehatan yang
bermartabat dan berintegritas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Dari Kode Etik Keperawatan?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang mencakup pada kode etik keperawatan?
3. Bagaimana Tanggung Jawab perawat dalam menghadapi pasien?
4. Apa perubahan yang ada didalam kode etik keperawatan?

PAGE \* MERGEFORMAT 8
5. Bagaimana konsekuensi jika melanggar kode etik keperawatan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Agar dapat mengetahui pengertian lebih dalam tentang kode etik
keperawatan.
2. Agar dapat mengetahui prinsip yang mencakup pada kode etik
keperawatan.
3. Agar dapat mengetahui tanggung jawab perawat dalam menghadapi
pasien.
4. Agar dapat mengetahui lebih dalam perubahan yang ada didalam kode
etik keperawatan.
5. Agar dapat mengetahui apasaja konsekuensi jika perawat melanggar
kode etik.

PAGE \* MERGEFORMAT 8
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Kode Etik Keperawatan


a. Pengertian Kode Etik Keperawatan
kode etik keperawatan adalah prinsip untuk memberi pelayanan keperawatan
yang berkualitas bagi pasien dan ini di perlukan bagi perawat di berbagai posisi
untuk berkomitmen pada profesi keperawatan. Tujuan penerapan kode etik untuk
mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-
tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip kode etik keperawatan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahuai gambaran pengetahuan dan sikap
perawata tentang kode etik keperawatan di Rumah Sakit Daerah Kalisat Kabupaten
Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel yaitu sampling total dengan jumlah responden 82 perawat.
Pengambilan data menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap perawat
tentang kode etik keperawatan. Hasil penelitian yang di peroleh menggambarkan
82 (100%) responden memiliki pengetahuan tentang kode etik keperawatan dalam
kategori baik. Seorang perawat sangat penting untuk memahami pedoman kode
etik keperawatan karena kode etik keperawatan merupakan pedoman dalam
melakukan pelayanan keperawatan dan 69 (84,1%) memiliki sikap tentang kode
etik dalam kategori baik, 13 (15,9%) responden memiliki sikap tentang kode etik
keperawatan dalam kategori sedang. pengetahuan yang dimiliki seorang perawat
dapat mempengaruhi cara berfikir perawat tersebut sehingga secara tidak
langsung perawat tersebut membentuk sikap yang baik dalam menerapkan kode
etik keperawatan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu
sebagain besar pengetahuan dan sikap perawat tentang kode etik keperawatan
masih dalam kategori baik, namun masih terdapat beberapa perawat yang
memiliki pengetahuan yang sedang dan kurang pada indikator pengetahuan dan
sikap perawat tentang kode etik keperawatan seperti variabel pengetahaun pada
indikator perawat dan klien, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat,
perawat dan profesi dan pada variabel sikap perawat tentang kode etik
keperawatan pada ketiga indikator kognitif,afektif dan konatif masih terdapat
perawat yang memiliki sikap yang cukup dan kurang. Dari hasil tersebut

PAGE \* MERGEFORMAT 8
menunjukkan pengetahuan dan sikap perawat tentang kode etik keperawatan
dalam kategori baik namun pada setiap indikator yang masih terdapat perawat
yang memiliki pengetahuan dan sikap sedang dan kurang perlu di tingkatkan untuk
hasil yang maximal pada setiap indikator.
b. Peran Penting Dalam Keperawatan

1. Pemberi Asuhan Keperawatan


Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan
asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan
bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu
yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan
sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang
sederhana sampai yang kompleks.

2. Membuat Keputusan Klinis


Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir
kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik
dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil,
perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi
klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan
keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi
dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan
Ramos,1995).

PAGE \* MERGEFORMAT 8
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan
imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai
advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya,
perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi
hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan
yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien.
Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan
hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota
tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik
memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin
ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai
manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan
keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan
dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan
lainnya.

PAGE \* MERGEFORMAT 8
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan
lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah
kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan
membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaa tersebut.

6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan
kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien
sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang
terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan
keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi
merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu,
keluarga dan komunitas.

8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri,
menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi
kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber
yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.

9. Kolaborator

PAGE \* MERGEFORMAT 8
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkatpengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan
sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.

2.2 Prinsip-Prinsip Kode Etik Keperawatan


Prinsip-prinsip etik yang harus dimiliki oleh seorang perawat, meliputi:

a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai
hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

b. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 8
prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya.
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

f. Menepati janji (Fidelity)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap
kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.

g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya

PAGE \* MERGEFORMAT 8
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang
klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

2.3 Tanggung Jawab Dalam Keperawatan


Tanggung jawab perawat berarti suatu keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya, hal
ini menunjukkan bahwa perawat profesional ialah menampilkan kinerja nya secara teliti
dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur sesuai dengan fakta yang ada. Maka dari itu
klien akan merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan,
pengetahuan serta keahlian yang relevan sesuai dengan ilmunya.

Tanggung jawab perawat ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman, karena secara
hukum kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar hukum. Keharusan seseorang
sebagai makhluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta memberikan penjelasan
mengenai perbuatannya, secara retrospektif atau prospektif , berdasarkan pengertian
diatas menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat adalah sebagai kesiapan memberikan
jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau
tindakan yang akan berakibat di masa yang akan datang.

Maka dari itu tanggung jawab merupakan aspek terpenting dalam etika keperawatan.
Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang dalam menghadapi kemungkinan paling
buruk sekalipun, memberikan kompensasi dan informasi terhadap apa yang
dilaksanakannya dalam melaksanakan atau menjalankan tugas. Tanggung jawab perawat
terhadap klien berfokus terhadap apa yang dilakukannya terhadap klien, ada beberapa
tanggung jawab perawat yang harus dilaksanakan terhadap pasien atau klien yaitu.

a. Dalam hal menjaga hak pasien

Hak pasien dalam sebuah pelayanan kesehatan sangatlah penting dan perlu dipahami oleh
semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan tersebut. Hak pasien merupakan
hak yang fundamental dan melindungi kepentingan pasien dalam mendapatkan perawatan
yang aman, bermutu, dan terbaik. Namun, meskipun hak pasien telah diatur dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 8
peraturan undang-undang, masih banyak kasus dimana hak pasien diabaikan atau tidak
dihormati oleh para oknum-oknum yang tak memiliki rasa tanggung jawab.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan untuk
memahami hak pasien dan menerapkannya dengan baik. Dengan memahami hak pasien
dan memberikan perlindungan secara memadai, pasien dapat merasa lebih aman, nyaman,
dan percaya diri dalam mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan dalam
keberlangsungan kesehatan mereka.

Dalam UU Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, telah diatur tentang kewajiban
dan hak baik rumah sakit maupun pasien. Oleh karena itu, penting untuk sama-sama
mengetahui secara terperinci, apa saja hak-hak pasien dalam pelayanan kesehatan. Hak-
hak pasien dalam pelayanan kesehatan yaitu:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban Pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga Pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi, dll.

Hak-hak pasien dalam pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan oleh para tenaga
kesehatan atau oleh pihak rumah sakit, karena hak tersebut adalah hak asasi manusia yang
wajib dipenuhi. Pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
aman, berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat diwujudkan melalui
pemberian informasi yang jelas dan akurat, mengenai pemenuhan hak pasien untuk
memilih jenis perawatan yang diinginkan, serta perlindungan terhadap diskriminasi dan
penyalahgunaan informasi kesehatan. Peningkatan pemahaman masyarakat dan tenaga
medis mengenai hak-hak pasien sangat penting untuk memastikan bahwa setiap pasien
dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan adil. Dengan demikian, hak-hak
pasien harus senantiasa dijaga dan dilindungi demi kepentingan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
b. Menjaga privasi Pasien

Privasi atau disebut juga kerahasiaan adalah hak dasar dalam masyarakat kita, dengan
melindungi hak-hak tersebut, sehubungan dengan informasi kesehatan pribadi seseorang,
merupakan kewajiban etis dan hukum kita sebagai penyedia pelayanan kesehatan.
Melakukan hal tersebut di lingkungan pelayanan kesehatan saat ini semakin

PAGE \* MERGEFORMAT 8
menantang.Maka setiap perawat wajib untuk memahami dan menghormati perlunya
kerahasiaan pasien. Sebagai profesional, hubungan kita dengan pasien dan kolega kita
bergantung pada hal ini.

Dalam membangun dan memelihara kepercayaan pasien terhadap perawatnya sangat


penting untuk memperoleh riwayat penyakit yang lengkap, catatan kesehatan yang akurat,
dan melaksanakan rencana pengobatan dengan efektif. Jika perawat gagal melindungi
privasi pasien, maka terjadilah rasa ketidakpercayaan pasien terhadap perawat, sehingga
menimbulkan terkikisnya hubungan yang dapat berdampak buruk pada hubungan
perawat/pasien.
c. Memberikan perawatan aman

Berbagai pelayanan kesehatan telah dibentuk dan dibangun demi keberlangsungan


kehidupan manusia. Selain sarana dan prasarana yang baik profesionalisme tenaga
kesehatan juga merupakan kunci sukses sebuah pelayanan kesehatan secara aman dan
kompeten dalam mengatasi pelayanan kesehatan. Perawat saat ini menjadi salah satu
profesi penting dalam kehidupan manusia. Perawat dipandang sebagai salah satu profesi
penyelamat kehidupan manusia karena peran holistiknya dalam pemenuhan kehidupan
manusia.Maka memberikan keamanan pada pasien adalah memberikan pertolongan pada
korban dengan secara aman yang dilakukan oleh para tenaga pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu dalam sebuah keamanan berkaitan dengan penjelasan mengenai caring
yang dapat dikatakan bahwa caring merupakan sebuah sikap atau perilaku sepenuh hati
yang diberikan perawat kepada klien dengan rasa peduli, perhatian dan memperhatikan
emosi pasien untuk menciptakan hubungan terapeutik. Hal ini menyebabkan pasien
merasakan rasa nyaman, aman dan lega karena berkurangnya rasa stress yang dirasakan
akibat menderita suatu penyakit .Perilaku caring yang diberikan perawat akan membuat
klien merasa puas, tak hanya akan sembuh dari masalah kesehatannya tetapi juga klien
akan merasakan nyaman dan senang ketika diberikan asuhan keperawatan dengan baik.

2.4 Perubahan Dalam Kode Etik Keperawatan


> PERKEMBANGAN TERBARU KODE ETIK KEPERAWATAN
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang
dianut serta kedudukan social.

PAGE \* MERGEFORMAT 8
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

A.Perawat dan Praktik


1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui
belajar terus menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku professional

B.Perawat dan Masyarakat


1. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

C.Perawat dan Teman Sejawat


1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.

PAGE \* MERGEFORMAT 8
D.Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

2.5 Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik Keperawatan


Pelanggaran kode etik keperawatan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pelanggaran
ringan, sedang, dan berat. Masing-masing kategori pelanggaran mempunyai sanksi yang
berbeda-beda yang diatur secara internal maupun keorganisasian dari Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Berikut contoh kasus pelanggaran dan konsekuensi kode etik keperawatan yang bersifat
ringan, sedang, dan berat.
1. Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Ringan
a.Tidak mengenakan pakaian perawat dengan atribut yang lengkap.
b Tidak mengenakan pakaian dinas saat bertugas.
c.Datang terlambat ketika bertugas.
d.Tidak mengisi daftar hadir saat bertugas.
e.Pergi atau pulang lebih awal tidak pada jam yang seharusnya tanpa keterangan.

A. Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Bersifat Ringan


Perawat yang melanggar kode etik keperawatan bersifat ringan ini akan mendapatkan
sanksi dari kepala ruangan atau seksi perawatan berupa:
1.Teguran langsung secara lisan dan maksimal hanya sebanyak 3 (tiga) kali.
2.Membuat dan menandatangani surat pernyataan tidak akan mengulangi pelanggaran
kode etik yang sama.

2.Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Sedang


Berikut daftar pelanggaran kode etik keperawatan yang tergolong atau bersifat sedang:

PAGE \* MERGEFORMAT 8
a.Kerap melakukan pelanggaran kode etik yang bersifat ringan seperti tidak mengenakan
pakaian dinas dengan atribut lengkap, datang terlambat, pergi atau pulang lebih awal
tanpa keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan.
b.Kerap berbohong atau tidak jujur.
c.Tidak cermat dalam bekerja.
Tidak tertib saat bekerja.
d Tidak melaksanakan tugas dengan baik.
e Tidak bisa bekerja sama dengan baik secara tim.
f.Tidak mempunyai tenggang rasa terhadap teman sejawat atau rekan kerja.
g Berperilaku buruk atau negatif sehingga tidak bisa memberikan contoh baik pada
rekan sejawat.
h.Tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap barang-barang inventaris di tempat
kerja.
i Menjadi perantara dalam merekrut orang lain untuk tujuan mendapatkan keuntungan
pribadi di tempat kerja.

A. Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Bersifat Sedang


Perawat yang melanggar kode etik keperawatan bersifat sedang ini akan mendapatkan
sanksi dari kepala seksi perawatan berupa:
1.Teguran langsung secara lisan dan maksimal hanya sebanyak 2 (dua) kali.
2.Teguran secara tertulis.
3.Mendapatkan pemotongan cuti tahunan.
3. Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Berat
Berikut daftar pelanggaran kode etik keperawatan yang tergolong atau bersifat berat:
a.Melakukan tindakan yang menyebabkan kehormatan atau martabat rumah sakit
maupun kedinasan tercoreng.
b.Melakukan penyalahgunaan wewenang demi kepentingan pribadi.
c.Melakukan penyelewengan atau penyalahgunaan barang, uang, surat, dan lainnya
milik rumah sakit.
d.Menggunakan atau menjual belikan barang maupun dokumen milik rumah sakit
secara ilegal.
e.Memiliki dokumen, surat, atau barang-barang punya rumah sakit secara pribadi tanpa
izin.

PAGE \* MERGEFORMAT 8
A.Konsekuensi Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Bersifat Berat
Perawat yang melanggar kode etik keperawatan bersifat berat ini akan mendapatkan
sanksi dari Kepala Bidang Perawatan atau jika perlu akan dilimpahkan pada Direktur
berupa:
Teguran secara tertulis.
1.Membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran yang
telah dilakukan.
2.Mendapatkan penurunan nilai DP 3.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran

PAGE \* MERGEFORMAT 8
DAFTAR PUSTAKA

Barbara Lou. 2018. Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi
Petugas Pemadan Kebakaran Dikota Yogyakarta. Skrips. Tidak
dipublikasikan. Yogyakarta; Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Desi Wulandari, Hanifah Abdillah, dan Hana Rahmawati. 2019. Penampilan Dan
Perawatan Diri (Grooming). Yogyakarta: 06 Februari.

Kirana Smartya, Daru Lestantyo, dan Ida Wahyuni. 2020. Hubungan Pelatihan
K3, Penggunaan APD, Pemasangan Safety Sign, Dan Penerapan SOP

PAGE \* MERGEFORMAT 8
Terjadinya Risiko Kecelakaan Kerja. Jurnal Kesehatan Masyatakat. Vol 8;
hal 477-480.

Lira Mufti. 2020. Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Makassar: UPT
Unhas Press.

PAGE \* MERGEFORMAT 8

Anda mungkin juga menyukai