PDF Makalah Etkep Kelompok 4
PDF Makalah Etkep Kelompok 4
MALAYSIA
Dosen Pembimbing :
Adin Muafiroh, S.SiT, M.Kes
Disusun Oleh :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikanmakalahini.
menyelesaikanmakalahberjudul“KODEETIKKEPERAWATANASING
MALAYSIA” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Etika
Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. Harapan kami semoga
makalah ini dapat membantu menambah wawasan bagi pembaca mengenai kode etik
keperawatan asing salah satunya Negara Malaysia.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Adin Muafiroh,
S.SiT, M.Kes selaku dosen mata kuliah etika keperawatan. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait etika keperawatan.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
İ
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..……… i
DAITAR ISI ……………………………………………………………………….....
@A@ I PENDAHWLWAN ii
2.2. Latar @elakang ……………………………………………………….….....
2
İ
BAB 1
PENDANULUAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan
pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model
Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis
mencoba memaparkan “Teori dan Model Keperawatan”, sekaligus untuk memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
2
1.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana kode etik keperawatam ?
2. Bagaimana kedudukan kode etik keperawatan?
3. Bagaimana makna dan kegunaan kode etik keperawatan?
4. Bagaimana prinsip-prinsip etika keperawatan?
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami define dari kode etik keperawatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kedudukan kode etik keperawatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami makna dan kegunaan kode etik
keperawatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etika keperawatan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tanggung jawab perawat.
6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami model hubungan pasien, perawat dan
dokter.
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan pembaca tentang kode etik dan prinsip dalam keperawatan
supaya kelak dapat menjadi perawat yang mempunyai kode etik dan prinsip dalam
menciptakan perawat yang professional dan bertanggung jawab atas profesinya.
0
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kode Etik Keperawatan
Kumpulan undang-undang yang sistematis, badan hukum yang diatur sedemikian
rupa untuk menghindari ketidakkonsistenan dan tumpang tindih seperangkat aturan
tentang subjek apa pun. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat
atau karakter. Etika mengacu pada praktik, keyakinan, dan standar perilaku.
Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan tidak baik bagi profesional. Kode Etik Keperawatan
formal adalah pernyataan cita-cita dan nilai-nilai suatu kelompok. Ini adalah seperangkat
prinsip etika yang dianut oleh anggota kelompok, mencerminkan penilaian moral dari
waktu ke waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk profesional mereka.
2.1.1 Malaysian Nurses Association (MNA)
Pada tahun 1983 HUSM mulai beroperasi dengan total 112 perawat. Saat ini
asosiasi perawat cabang HUSM belum terbentuk meskipun beberapa perawat sudah
menjadi anggota tetapi tidak aktif. Semangat pergaulan mulai muncul ketika ada
Nurse Supervisor pertama di HUSM yaitu mantan Pn. Hjh. Nik Mahzum Nik Omar.
Karena saat itu PJMHUSM belum bisa membuat cabang sendiri karena
keanggotaannya tidak memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan. Dengan ini,
perawat HUSM harus berada di bawah Asosiasi Perawat Malaysia cabang Kelantan.
Setiap tahun jumlah perawat di HUSM terus meningkat namun Himpunan Perawat
cabang Kelantan tidak memberikan kesempatan bagi perawat HUSM untuk bergerak
aktif. Naluri perawat HUSM yang aktif bergaul mulai bangkit bergerak sendiri-
sendiri. Atas saran dari Presiden Asosiasi Perawat saat itu, yaitu Pn. Dayang Anne
Abang Naruddin, sekelompok perawat yang dipimpin oleh Kepala Perawat Chik
Hussin telah membuat makalah berjudul: Mengapa Perawat HUSM perlu memiliki
pergaulan sendiri.
Pn. Dayang Anne Abang Naruddin diundang ke HUSM dalam Rapat Umum
Asosiasi Perawat Malaysia Cabang Kelantan yang diadakan di Ruang Kuliah 1
Kampus Kesehatan pada tahun 1993 dan makalah ini dipresentasikan
kepadanya. Alhamdulillah setelah beberapa bulan kemudian, kami menerima
keputusan yang membahagiakan. Pada tahun 1993, Asosiasi Perawat Malaysia
Cabang HUSM didirikan.
5
2.2 Kedudukan Kode Etik Keperawatan
2.2.1 Kedudukan Keperawatan
a. Keperawatan adalah ilmu dan kiat sains terapan (applied science).
Keperawatan bergerak di lapangan bukan di atas meja atau sekedar
4
Kedudukan perawat sebagai profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan
badan ilmu sebagai dasar untuk pengembanan teori yang sistematis guna
menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pelatihan dan pendidikan yang
cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama adalah pada pelayanan.
2.3 Makna dan Kegunaan Kode Etik Keperawatan
Manfaat kode etik keperawatan yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi
status profesional dengan cara sebagai berikut :
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2. Menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien / klien sebagai advokator,
7
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987)
didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu
kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang
lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan
orang lain.(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan
kesadaran, maka harus dipasang side driil.
f. Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan danmerugikan/membahayakan
dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang
lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktek keperawatan.
Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang merugikan
pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab
atas semua cara yang menguntungkan pasien. Contoh: Setiap perawat harus dapat
merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar.
9
g. Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung
jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab
untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan
perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi
tanggung jawab perawat terhadap klien: mengenal kondisi klien, merawat klien
1
selama jam dinas, tanggung jawab dalam pendokumentasian, menjaga keselamatan
klien, bertanggung jawab bila terjadi penurunan kondisi klien, dan sebagainya.
Tanggung jawab perawat juga erat hubungannya dengan tugas utama perawat
yaitu care. Seperti dalam tugas-tugas yang didelegasikan misalnya dalam pemberian
obat. Meskipun ini adalah tugas yang didelegasikan, perawat harus turut
bertanggung jawab meskipung kesalahan utama terkadang terletak pada atasan yang
member delegasi. Etika perawat juga melandasi perawat untuk memiliki tanggung
jawab, terutama memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan utuh. Unik
artinya individu bersifat khas dan tidak bisa disamakan dengan individu lain. Utuh
artinya manusia memiliki kebutuhan yang kompleks dan saling berkaitan. Berbagai
tanggung jawab lainnya dari perawat terhadap kliennya seperti bertanggung jawab
dalam memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai budaya dan agama
dari individu selama melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan serta
bertanggung jawab dalam menjalin kerja sama dengan individu, keluarga, dan
masyarakat khususnya dalam mengadakan upaya kesehatan dan kesejahteraan.
3. Tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggu ng jawab perawat terhadap
rekan sejawat atau atasan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan
melakukan tindakan keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan
siapa yang melakukan. Misalnya perawat A melakuan pemasangan infus
pada lengan kanan vena brchialis , dan pemberian cairan RL sebanyak 5
kolf, infus dicabut malam senin tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. Kemudian
dibubuhi tanda tangan dan nama jelas perawat.
b. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum
mampu atau belum mahir melakukannya. Misalnya perawat belum mahir
memasang EKG diajar oleh perawat yang sudah mahir. Untuk melindungi
masyarakat dari kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat senior yang
sudah mahir, meskipun secara akademik sudah dinyatakan kompeten tetapi
kondisi lingkungan dan lapangan seringkali menuntut adaptasi khusus.
c. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau
menyalahi standar.
>
d. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain merokok di ruangan,
memalsukan obat, mengambil barang klien yang bukan haknya,
memalsukan tanda tangan, memungut uang di luar prosedur resmi,
melakukan tindakan keperawatan di luar standar, misalnya memasang
NGT tanpa menjaga sterilitas.
3
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh
pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hokum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan
norma-norma kemanusian.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,
agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien
dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemempuan jika menerima atau mengalih-tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan kaperawatan
kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan
dan perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan terkait dengan kebutuhan
pasien.Perawat dan dokter memberi bantuan dalam bentuk perlakuan/ perawatan atau
pengobatan. Timbal baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati
anjuran perawat atau dokter. Dalam model ini, perawat dan dokter mengetahui apa
yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari
prioritas yang lain. Model ini bersifat paternalistik.
3. Model Partisipasi Mutual
Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama atau kesejahteraan
antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi, model ini mencerminkan asumsi
dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkan kekuasaan
2
yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan
kepuasan kedua pihak. Model ini mempunyai ciri bahwa setiap pasien mempunyai
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang merupakan aspek penting pada
layanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalam model ini adalah membantu pasien
menolong dirinya sendiri.Dari perspektif keperawatan, model partisipasi mutual ini
penting untuk mengenal dari pasien dan kemampuan diri pasien.Model ini
menjelaskan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang. Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yang unik, berbeda
satu sama lain dan membantu kemampuan dalam menentukan dan mengatur diri
sendiri ( Bandman and Bandman,2004. dikutip dari American Nurses Assocication,
Nursing: Asocial Policy. Kansas City. MO: 2005).
2.6.1 Model Hubungan Pasien dengan Dokter
Dalam kasus penetuan treatment untuk proses penyembuhan atau penyehatan
kondisi seseorang, posisi dokter berada pada tingkat “Superior”. Khusus dalam
konteks pemilihan obat yang ditunjukan dalam bentuk “resep dokter”, seorang
pasien hampir tidak pernah memiliki rekasi yang signifikan terhadap usulan
dokter. Ini merupakan sebuah ciri bahwa realasi kekuasaan antara pasien dengan
dokter sangat tidak seimbang. Kendali yuridis formal hubungan dokter dengan
pasien merupakan hubungan dengan subjek hukum dengan kedudukannnya
sederajat, namun secara sosiopsychologis hubungan dokter dengan pasien tidak
seimbang. Penyebab terjadinya hubungan yang tidak seimbang anatar dokter
dengan pasien ini adalah perbedaan pengetahuan mengenai sehat-sakit dan posisi
pasien sebagai orang yang membytuhkan bantuan dokter yang menyebabkan posisi
2
Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat berperan sebagai
konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang
penyakitnya.Perawat juga dapat berperan sebagai pengganti orang tua (terutama
pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam ungkapan
perasaan-perasaannya.
2
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah “body of
knowledge' yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat,
sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi
Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif
dalam Sistem Pelayanan Kesehatan dalam upaya meningkatakan profesionalisme
Keperawatan agar dapat memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan.
Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, pertahanan, dan peningkatan standar profesi. Kode etik
menunjukan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh
profesi. Tujuan dari kode etik ini secara umum yaitu sebagai pedoman perawat dalam
3.2 Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas kerja
maka memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi dan mengaplikasikan
keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek yang di jalani. Kami penulis menyadari
jika makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
2
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/97837586/Code-of-Professional-Conduct-for-Nurses-New
https://www.slideshare.net/ameeraffanya/makalah-etik-keperawatan
http://anindyp.blogspot.com/?m41
https://www.google.com/url?
sa4t&source4web&rct4j&url4http://yulisafira005.blogspot.com/2017/05/makalah-kode-etik-
dan-prinsipX18.html%3Fm
%3D1&ved42ahUKEwifn4Ln2brsAhWDbysKHUyoBtERFjAMegRIBRAB&usg4AOvVaw
0deRXCa1jUXdYJpXBLZ07w&cshid41602916974198
http://www.mnahusm.kk.usm.my/membership.php