Anda di halaman 1dari 17

KODE ETIK KEPERAWATAN ASING

MALAYSIA

Dosen Pembimbing :
Adin Muafiroh, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Rita Novianisa NIM. P27820720082 13. Sri Rahayu E NIM. P27820720042


2. Riska Andriyani NIM. P27820720037 14. Susmita Ayu F NIM. P27820720087
3. Rizka Za’in Aulya NIM. P27820720092 15. Tiara Ristya R P NIM. P27820720043
4. Sabrina Aracely D N NIM. P27820720083 16. Ummu Atiqoh NIM. P27820720088
5. Safira Firda Amalia NIM. P27820720038 17. Vini Anggraini R K NIM. P27820720044
6. Savitri NIM. P27820720084 18. Viona Putri T NIM.
P27820720089
7. Sefiari Indra Cahyani NIM. P27820720039 19. Visto Arista R NIM. P27820720045
8. Shintia Febby A NIM. P27820720085 20. Wulan F NIM. P27820720090
9. Sindy Puspita NIM. P27820720040 21. Zainatush Su’udiyah NIM. P27820720046
10. Sinta Dewi Ratu A NIM. P27820720095 22. Zhafirah Jihan B S NIM. P27820720091
11. Sintania Eprilia M NIM. P27820720041 23. Zhenif Galang S NIM.P27820720047
12. 12. Sofia Nur R NIM.P27820720086

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SOETOMO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikanmakalahini.

menyelesaikanmakalahberjudul“KODEETIKKEPERAWATANASING
MALAYSIA” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Etika
Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. Harapan kami semoga
makalah ini dapat membantu menambah wawasan bagi pembaca mengenai kode etik
keperawatan asing salah satunya Negara Malaysia.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Adin Muafiroh,
S.SiT, M.Kes selaku dosen mata kuliah etika keperawatan. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait etika keperawatan.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Surabaya, 20 Oktober 2020

Penyusun

İ
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..……… i
DAITAR ISI ……………………………………………………………………….....

@A@ I PENDAHWLWAN ii
2.2. Latar @elakang ……………………………………………………….….....
2

2.2. Rumusan Masalah …………………………………………………..…..…. 2


2.5. Tujuan ………………………………………………………….……....….. 2
2.4. Manfaat ………………………………………………….……………….… 2
@A@ II PEM@AHASAN

2.2. Definisi Kode Etik Keperawatan …………………………………………… 5


2.2.2 Malaysian Nurses Association (MNA) ……………………………….. 5
2.2. Kedudukan Kode Etik Keperawatan ………………………………………… 4
2.2.2 Kedudukan Keperawatan ……………………………………………… 4
2.2.2 Wewenang Perawat dalam Pelayanan Kesehatan ……………………. 4

2.5 Makna dan Kegunaan Kode Etik Keperawatan ……………………………… 7


2.4 Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan ………………………………………….. 7
2.7 Jenis-Jenis Tanggung Jawab Perawat ……………………………………….. 1
2.9 Model Hubungan Pasien, Perawat, dan Dokter ………………….………….. 20
2.9.2 Model Hubungan Pasien dengan Dokter ……………………………... 22
2.9.2 Model Hubungan Pasien dengan Perawat ……………………………. 22
2.9.5 Model Hubungan Perawat dengan Dokter …………………………… 22
@A@ III PENWTWP
5.2. Kesimpulan………………………………………………………………….. 25

5.2. Saran ………………………………………………………………………… 25


DAITAR PWSTAKA ………………………………………………………………….. 24

İ
BAB 1

PENDANULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi

yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-


fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan
maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam
penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), yaitu sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil

asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.


Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan

praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan
pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model
Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis
mencoba memaparkan “Teori dan Model Keperawatan”, sekaligus untuk memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan

2
1.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana kode etik keperawatam ?
2. Bagaimana kedudukan kode etik keperawatan?
3. Bagaimana makna dan kegunaan kode etik keperawatan?
4. Bagaimana prinsip-prinsip etika keperawatan?

5. Bagaimana model hubungan pasien, perawat dan dokter?

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami define dari kode etik keperawatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kedudukan kode etik keperawatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami makna dan kegunaan kode etik
keperawatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etika keperawatan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tanggung jawab perawat.

6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami model hubungan pasien, perawat dan
dokter.
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan pembaca tentang kode etik dan prinsip dalam keperawatan
supaya kelak dapat menjadi perawat yang mempunyai kode etik dan prinsip dalam
menciptakan perawat yang professional dan bertanggung jawab atas profesinya.

0
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kode Etik Keperawatan
Kumpulan undang-undang yang sistematis, badan hukum yang diatur sedemikian
rupa untuk menghindari ketidakkonsistenan dan tumpang tindih seperangkat aturan
tentang subjek apa pun. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat
atau karakter. Etika mengacu pada praktik, keyakinan, dan standar perilaku.
Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan tidak baik bagi profesional. Kode Etik Keperawatan
formal adalah pernyataan cita-cita dan nilai-nilai suatu kelompok. Ini adalah seperangkat
prinsip etika yang dianut oleh anggota kelompok, mencerminkan penilaian moral dari
waktu ke waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk profesional mereka.
2.1.1 Malaysian Nurses Association (MNA)
Pada tahun 1983 HUSM mulai beroperasi dengan total 112 perawat. Saat ini
asosiasi perawat cabang HUSM belum terbentuk meskipun beberapa perawat sudah
menjadi anggota tetapi tidak aktif. Semangat pergaulan mulai muncul ketika ada
Nurse Supervisor pertama di HUSM yaitu mantan Pn. Hjh. Nik Mahzum Nik Omar.
Karena saat itu PJMHUSM belum bisa membuat cabang sendiri karena
keanggotaannya tidak memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan. Dengan ini,
perawat HUSM harus berada di bawah Asosiasi Perawat Malaysia cabang Kelantan.
Setiap tahun jumlah perawat di HUSM terus meningkat namun Himpunan Perawat
cabang Kelantan tidak memberikan kesempatan bagi perawat HUSM untuk bergerak
aktif. Naluri perawat HUSM yang aktif bergaul mulai bangkit bergerak sendiri-
sendiri. Atas saran dari Presiden Asosiasi Perawat saat itu, yaitu Pn. Dayang Anne
Abang Naruddin, sekelompok perawat yang dipimpin oleh Kepala Perawat Chik
Hussin telah membuat makalah berjudul: Mengapa Perawat HUSM perlu memiliki
pergaulan sendiri.
Pn. Dayang Anne Abang Naruddin diundang ke HUSM dalam Rapat Umum
Asosiasi Perawat Malaysia Cabang Kelantan yang diadakan di Ruang Kuliah 1
Kampus Kesehatan pada tahun 1993 dan makalah ini dipresentasikan
kepadanya. Alhamdulillah setelah beberapa bulan kemudian, kami menerima
keputusan yang membahagiakan. Pada tahun 1993, Asosiasi Perawat Malaysia
Cabang HUSM didirikan.

5
2.2 Kedudukan Kode Etik Keperawatan
2.2.1 Kedudukan Keperawatan
a. Keperawatan adalah ilmu dan kiat sains terapan (applied science).
Keperawatan bergerak di lapangan bukan di atas meja atau sekedar

monitoring. Perannya bersinggungan langsung dan berhubungan erat dengan


pasien.
b. Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan helping health
illness. Perawat membantu berbagai masalah yang diderita oleh pasien agar
mendapatkan kesembuhan yang nyata.
c. Perawatan mempunnyai 4 tingkat klien yaitu individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas.
d. Pelayanan keperawatan mencangkup seluruh rentang pelayanan kesehatan.
2.2.2 Wewenang Perawat dalam Pelayanan Kesehatan

a. Authority, wewenang untuk mempengaruhi proses asuhan melalui peran


profesional. Berarti juga bahwa seseorang cukup mandiri untuk mengatur
dirinya sendiri dalam pengambilan keputusan dan praktik.
b. Akuntabilitas, wewenang dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan
terhadap klien, diri sendiri, profesi. Perawat bertanggung jawab, profesional
secara hukum untuk jenis dan kualitas asuhan keperawatan yang di berikan.
c. Kolaborasi, wewenang untuk mengadakan hubungan kerja dan berbagai
disiplin dalam mengakses masalah klien dan membantu klien
menyelesaikannya.

d. Perawat juga memiliki wewenang untuk mengambil keputusan yang mandiri


terhadap hal-hal tertentu yang diatur dengan tegas menurut peraturan undang-
undang dan organisasi profesi
e. Para perawat memiliki wewenang untuk membela maupun memberikan
dukungan terhadap klien
f. Perawat juga memiliki wewenang fasilitasi yaitu mendesimalkan profesi
dengan organisasi dan sistem keluarga dalam asuhan
g. Perawat juga memiliki wewenang mendahulukan kepentingan kesehatan
masyarakat yang bersifat humanis yaitu dengan pendekatan holistic dan

dilaksanakan berdarkan ilmu dan kiat keperawatan, berpegang pada standar


pelayanan asuhan keperawatan dan menggunakan kode etik keperawatan.

4
Kedudukan perawat sebagai profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan
badan ilmu sebagai dasar untuk pengembanan teori yang sistematis guna
menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pelatihan dan pendidikan yang
cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama adalah pada pelayanan.
2.3 Makna dan Kegunaan Kode Etik Keperawatan

Manfaat kode etik keperawatan yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi
status profesional dengan cara sebagai berikut :
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2. Menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien / klien sebagai advokator,

perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,


dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
2.4. Prinsip — prinsip Etika Keperawatan
a. Menghargai otonomi (facilitate autonomy)
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup
individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap
pilihannya sendiri. Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai

kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya


sendiri. Bagian dari apa yang didiperlukan dalam ide terhadap respect terhadap
seseorang, menurut prinsip ini adalah menerima pilihan individu tanpa
memperhatikan apakah pilihan seperti itu adalah kepentingannya. (Curtin, 2002).
b. Kebebasan (freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan
yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik. Contoh : Klien mempunyai hak
untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan.

c. Kebenaran (Veracity) à truth

7
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987)
didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu
kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang
lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan

saling percaya dengan pasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian


sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah. Namun dari hasil penelitian pada
pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang
kondisinya secara jujur (Veatch, 1978). Contoh : Tindakan pemasangan infus harus
dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat.
d. Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991). Merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk

kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan


childress adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang
tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut
prinsip ini harus mendapatkan sumber-sumber yang besar pula. Contoh: Tindakan
keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP
harus sama dan sesuai SAK.
e. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan

orang lain.(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan
kesadaran, maka harus dipasang side driil.
f. Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan danmerugikan/membahayakan
dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang
lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktek keperawatan.
Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang merugikan
pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab

atas semua cara yang menguntungkan pasien. Contoh: Setiap perawat harus dapat
merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar.

9
g. Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung
jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab
untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan
perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi

dan memberikan perhatian/kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah satu


dari prinsip ketataatan. Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dari
praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa
kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan
pendekatan individual, bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan
kemampuan professional. Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan
suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.

2.5 Jenis-jenis tanggung jawab perawat

1. Tanggung jawab utama terhadap tuhannya.


Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling
utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan,
pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan.
Dalam sudut pandang Etik pertanggung jawaban perawat terhadap Tuhannya
terutama yang menyangkut hal-hal berikut ini :
a. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Tuhan?
b. Apakah perawat mendo'akan klien selama dirawat dan memohon kepada Tuhan
untuk kesembuhannya?

c. Apakah perawat mengajarkan kepada klien hikmah dari sakit?


d. Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
klien?
2. Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat.
Tanggung jawab merupakan aspek terpenting dalam etika perawat. Tanggung
jawab adalah kesediaan seseorang dalam menghadapi kemungkinan paling buruk
sekalipun, memberikan kompensasi dan informasi terhadap apa yang
dilaksanakannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab perawat terhadap
klien berfokus terhadap apa yang dilakukannya terhadap klien. Contoh bentuk

tanggung jawab perawat terhadap klien: mengenal kondisi klien, merawat klien

1
selama jam dinas, tanggung jawab dalam pendokumentasian, menjaga keselamatan
klien, bertanggung jawab bila terjadi penurunan kondisi klien, dan sebagainya.

Tanggung jawab perawat juga erat hubungannya dengan tugas utama perawat
yaitu care. Seperti dalam tugas-tugas yang didelegasikan misalnya dalam pemberian

obat. Meskipun ini adalah tugas yang didelegasikan, perawat harus turut
bertanggung jawab meskipung kesalahan utama terkadang terletak pada atasan yang
member delegasi. Etika perawat juga melandasi perawat untuk memiliki tanggung
jawab, terutama memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan utuh. Unik
artinya individu bersifat khas dan tidak bisa disamakan dengan individu lain. Utuh
artinya manusia memiliki kebutuhan yang kompleks dan saling berkaitan. Berbagai
tanggung jawab lainnya dari perawat terhadap kliennya seperti bertanggung jawab
dalam memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai budaya dan agama
dari individu selama melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan serta

bertanggung jawab dalam menjalin kerja sama dengan individu, keluarga, dan
masyarakat khususnya dalam mengadakan upaya kesehatan dan kesejahteraan.
3. Tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggu ng jawab perawat terhadap
rekan sejawat atau atasan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan
melakukan tindakan keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan
siapa yang melakukan. Misalnya perawat A melakuan pemasangan infus
pada lengan kanan vena brchialis , dan pemberian cairan RL sebanyak 5

kolf, infus dicabut malam senin tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. Kemudian
dibubuhi tanda tangan dan nama jelas perawat.
b. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum
mampu atau belum mahir melakukannya. Misalnya perawat belum mahir
memasang EKG diajar oleh perawat yang sudah mahir. Untuk melindungi
masyarakat dari kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat senior yang
sudah mahir, meskipun secara akademik sudah dinyatakan kompeten tetapi
kondisi lingkungan dan lapangan seringkali menuntut adaptasi khusus.
c. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau

menyalahi standar.

>
d. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain merokok di ruangan,
memalsukan obat, mengambil barang klien yang bukan haknya,
memalsukan tanda tangan, memungut uang di luar prosedur resmi,
melakukan tindakan keperawatan di luar standar, misalnya memasang
NGT tanpa menjaga sterilitas.

e. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang dialami


klien. Bila terjadi gugatan akibat kasus-kasus malpraktek seperti aborsi,
infeski nosokomial, kesalahan diagnostik, kesalahan pemberian obat, klien
terjatuh, overhidrasi, keracunan obat, over dosis dsb. Perawat berkewajiban
untuk menjadi saksi dengan menyertakan bukti-bukti yang memadai.
4. Tanggung jawab terhadap profesi.
Berikut tanggung jawab perawat terhadap profesi adalah :
a. Perawat bertanggung jawab dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya secara individu ataupun berkelompok melaui penambahan

ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.


b. Perawat bertanggung jawab dalam menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan menunjukkan sikap dan pribadi yang terpuji.
c. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan pelayanan keperawatan yang
professional dan menerapkannya dalam kegiatan pelayanan keperawatan.
d. Perawat bertanggung jawab secara bersama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdian.
5. Tanggung jawab terhadap negara.
Berikut tanggung jawab perawat terhadap negara adalah :

a. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan ketentuan yang telah


digarikan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan peran aktif
menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan dan keperawatan kepara masyarakat.
6. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.

3
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh
pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hokum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan

norma-norma kemanusian.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,
agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien
dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemempuan jika menerima atau mengalih-tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan kaperawatan

2.6 Model Hubungan Pasien, Perawat, dan Dokter


1. Model Aktivitas-Pasivitas
Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien berperan
pasif. Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasien dalam
keadaan darurat. Dokter berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai
kekuasaan, dan identitas pasien kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan
paternalistic.
2. Model Hubungan Membantu
Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktik keperawatan atau praktik

kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan
dan perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan terkait dengan kebutuhan
pasien.Perawat dan dokter memberi bantuan dalam bentuk perlakuan/ perawatan atau
pengobatan. Timbal baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati
anjuran perawat atau dokter. Dalam model ini, perawat dan dokter mengetahui apa
yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari
prioritas yang lain. Model ini bersifat paternalistik.
3. Model Partisipasi Mutual
Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama atau kesejahteraan

antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi, model ini mencerminkan asumsi
dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkan kekuasaan

2
yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan
kepuasan kedua pihak. Model ini mempunyai ciri bahwa setiap pasien mempunyai
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang merupakan aspek penting pada
layanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalam model ini adalah membantu pasien
menolong dirinya sendiri.Dari perspektif keperawatan, model partisipasi mutual ini

penting untuk mengenal dari pasien dan kemampuan diri pasien.Model ini
menjelaskan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang. Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yang unik, berbeda
satu sama lain dan membantu kemampuan dalam menentukan dan mengatur diri
sendiri ( Bandman and Bandman,2004. dikutip dari American Nurses Assocication,
Nursing: Asocial Policy. Kansas City. MO: 2005).
2.6.1 Model Hubungan Pasien dengan Dokter
Dalam kasus penetuan treatment untuk proses penyembuhan atau penyehatan
kondisi seseorang, posisi dokter berada pada tingkat “Superior”. Khusus dalam

konteks pemilihan obat yang ditunjukan dalam bentuk “resep dokter”, seorang
pasien hampir tidak pernah memiliki rekasi yang signifikan terhadap usulan
dokter. Ini merupakan sebuah ciri bahwa realasi kekuasaan antara pasien dengan
dokter sangat tidak seimbang. Kendali yuridis formal hubungan dokter dengan
pasien merupakan hubungan dengan subjek hukum dengan kedudukannnya
sederajat, namun secara sosiopsychologis hubungan dokter dengan pasien tidak
seimbang. Penyebab terjadinya hubungan yang tidak seimbang anatar dokter
dengan pasien ini adalah perbedaan pengetahuan mengenai sehat-sakit dan posisi
pasien sebagai orang yang membytuhkan bantuan dokter yang menyebabkan posisi

pasien menjadi individu yang ada di bawah dokter. (Soewono, 2006)


2.6.2 Model Hubungan Pasien dengan Perawat
Seorang pasien dalam situasi menjadi pasien mempunyai tujuan
tertentu.Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga mempunyai
tujuan tertentu. Kondisi yang dihadapi pasien merupakan penentu peran perawat
terhadap pasien ( Husted dan Husted, 2006 ).
Untuk menjelaskan peran perawat secara umum dapat digunakan kerangka
yang mengacu pada pandangan dasar Helldegard .E Pepley, tentang hubungan
perawat dan pasien dalam asuhan keperawatan, merupakan rasa percaya,

pengukuran pemecahan masalah (Problem Solving), dan kolaborasi.

2
Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat berperan sebagai
konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang
penyakitnya.Perawat juga dapat berperan sebagai pengganti orang tua (terutama
pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam ungkapan
perasaan-perasaannya.

2.6.3 Model hubungan Perawat dengan Dokter


Hubungan perawat dengan dokter telah terjalin seiring perkembangan kedua
kedua profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat ilmu/ pendidikan, latar belakang
personal dan lain- lain.
Kedokteran dan keperawatan, walaupun kedua disiplin ilmu ini sama- sama
berfokus pada manusia, mempunyai beberapa perbedaan. Kedokteran lebih bersifat
paternalistik, yang mencerminkan figur seorang bapak, pemimpin dan pembuat
keputusan (judgment).Sedangkan keperawatan lebih bersifat mothernalistik, yang

mencerminkan figure seorang ibu (mother instink) dalam memberikan asuhan


keperawatan, kasih sayang, dan bantuan (helping relationship).

2
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah “body of

knowledge' yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat,
sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi
Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif
dalam Sistem Pelayanan Kesehatan dalam upaya meningkatakan profesionalisme
Keperawatan agar dapat memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan.
Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, pertahanan, dan peningkatan standar profesi. Kode etik
menunjukan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh
profesi. Tujuan dari kode etik ini secara umum yaitu sebagai pedoman perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan. Kode etik keperawatan internasional secara umum


berisi tanggung jawab terhadap pasien, teman sejawat, masyarakat dan tim medis
lainnya. Etika lebih dititik beratkan kepada aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang
melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan-aturan hukum dan undang-
undang yang membedakan yang benar atau yang salah secara moralitas.

3.2 Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas kerja
maka memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi dan mengaplikasikan

keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek yang di jalani. Kami penulis menyadari
jika makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

2
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/97837586/Code-of-Professional-Conduct-for-Nurses-New

https://www.slideshare.net/ameeraffanya/makalah-etik-keperawatan
http://anindyp.blogspot.com/?m41
https://www.google.com/url?

sa4t&source4web&rct4j&url4http://yulisafira005.blogspot.com/2017/05/makalah-kode-etik-
dan-prinsipX18.html%3Fm

%3D1&ved42ahUKEwifn4Ln2brsAhWDbysKHUyoBtERFjAMegRIBRAB&usg4AOvVaw
0deRXCa1jUXdYJpXBLZ07w&cshid41602916974198

http://www.mnahusm.kk.usm.my/membership.php

Anda mungkin juga menyukai