Dosen :
Dewi Kartika Wulandari, Ns.,M.Kep
Oleh:
Kelompok 4
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah,SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan tugas ini.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini belum mencapai kesempurnaan
karena mash banyak terdapat kekurangan - kekurangan yang kami lakukan. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari pihak
Dosen maupun teman-teman lainnya demi kesempurnaan tugas ini, sehingga tugas
ini dapat dijadikan pedoman untuk penyusunan tugas dimasa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan etik dalam
praktek keperawatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,
keterampilan, serta pengalamannya kepada sesama perawat dan
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman asal profesi lain
pada rangka mempertinggi kemampuannya.
6
b) menjadi standar dasar buat mengeluarkan perawat Bila ada
perawat yg melakukan pelanggaran berkaitan kode etik dan
buat membantu perawat yg tertuduh suatu permasalahan
secara tidak adil.
c) sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan
keperawatan dan buat mengorientasikan lulusan
keperawatan pada memasuki jajaran praktik keperawatan
profesional.
d) Membantu rakyat dalam memahami sikap keperawatan
profesional.
Pengalaman
Pengalaman sering kali dianggap menjadi faktor krusial yg
mensugesti pembuatan keputusan serta hal ini perlu diperhatikan secara
lebih jauh. Yung (1997) mengusulkan pengalaman yg kemudian pada
menangani masalah etik mensugesti mahasiswa keperawatan pada
7
menyebarkan pembuatan keputusan etis. hasil temuan dari sebuah
penelitian yang yg dilaksanakan Cassels dan Redman ( 1989) perihal
perawat yang sedang menjalani studi tingkat sarjana membagikan bahwa
pengalaman yg lalu pada menangani masalah-problem etika atau masalah
etik pada asuhan keperawatan dapat membantu proses pembuatan
keputusan yang beretika. oleh karena itu, ekskavasi pengalaman lalu
yang lain asal pengalaman keperawatan secara umum memungkinkan
pendekatan yang lebih relevan.
Komisi Etik
8
Komisi etik merupakan suatu faktor yang menghipnotis
pembuatan keputusan etis yang didesain sang perawat pada praktiknya
(Ellis dan Hartley, 2001). Sedangkan Ramsey (1999) menjelaskan bahwa
Komisi Etik Keperawatan memberi forum bagi perawat untuk
mengembangkan perhatian serta mencari so lusi di saat mereka
mengalami duduk perkara etik yg tidak dijelaskan oleh dewan etik
kelembagaan. Komisi etik tak hanya memberi pendidikan serta
menawarkan nasehat melainkan juga mendukung rekan-rekan perawat
pada mengatasi persoalan etik yang ditemukkan pada praktik schari-hari.
menggunakan adanya komisi etik, perawat mempunyai kesempatan yang
lebih akbar buat semakin terlibat secara formal dalam pengambilan
keputusan yg etis pada organisasi perawat kesehatan. (Hadad,1998)
9
Ketika ini, aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis wacana
duduk perkara etik keschatan sedang sebagai topik yg poly dibicarakan.
aturan keschatan telah meniadi suatu bidang ilmu dan perundang-
undangan baru yg banyak disusun buat menyempurnakan perundang-
undangan usang atau buat mengantisipasi perkembangan dilema hukum
keschatan. sang sebab itu, diharapkan undang-undang praktik
keperawatan dan keputusan menteri kesehatan yg mengatur registrasi
serta praktik perawat. (Suhaemi, 2003)
Perubahan sosial serta legislasi secara konstan saling berkaitan.
Setiap perubahan sosial atau legislasi mengakibatkan timbulnya suatu
tindakan yg merupakan reaksi perubahan tadi. Legislasi adalah jaminan
tindakan menuntut aturan schingga orang yg bertindak tidak sinkron
aturan dapat menimbulkan suatu perseteruan. (Ellis, Hartley, 1990 dalam
Suhaemi, 2003)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai & juga
aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar & baik
& apa yang tidak benar & tidak baik bagi profesional. Dalam ilmu keperawatan
terdapat suatu standar yang akan menjadi pedoman bagi perawat dalam
melakukan tindakan atau praktik keperawatan profesional. Standar tersebut
adalah kode etik keperawatan. Berbagai factor mempunyai pengaruh terhadap
seseorang dalam membuat keputusan etis. Factor ini antara lain factor agama,
sosial, ilmu pengetahuan atau teknologi, legislasi atau keputusan yuridis, dana
atau keuangan, pekerjaan atau posisi klien maupun perawat, kode etik
keperawatan, dan hak klien.
3.2 Saran
Di Indonesia sudah ada tapi perlu didukung dengan adanya perangkat-perangkat
dan aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik. Perlunya ada
sosialisasi yang luas tentang kode etik profesi dan diadakannya pelatihan yang
bersifat review tentang etika profesi secara periodik dan tidak terbatas. Dalam
hukum kesehatan terkait bagaimana suatu keputusan etis dibuat apakah
keputusan yang diambil efektif dan tidak merugikan pasien perlu
dipertimbangkan. Standar etik yang tinggi dapat ditegaskan dan
dikomunikasikan melalui penghargaan publik atau upacara resmi agar menjadi
suatu kebudayaan dalam ruang lingkup kehidupan. Dengan melalui pemahaman
yang benar diharapkan para tenaga kesehatan dapat menjalankan profesinya
berdasarkan apa yang dia pelajari.
11
DAFTAR PUSTAKA
12