Anda di halaman 1dari 20

MASALAH-MASALAH ETIK DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

- SEPTI MEMORISA - VANISYA IKRAN


- SHINTIA AGUSTINE - SELVI RACHMATUL UMMAH
- TESSA TIARA PARAMITHA - WASTY FERONICA

KELAS 1B KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING
Artia Diarina, SKM.,MKM

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah- Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas mengenai Masalah-Masalah Etik
dalam Keperawatan tepat waktu. Makalah Etika keperawatan mengenai Masalah-masalah
etik dalam keperawatan disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Etika
Keperawatan
. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Etika keperawatan mengenai Masalah etik dalam keperawatan.

Dalam penulisan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis.

Dalam penyusunan makalah ini penulis sudah berusaha menyajikan semaksimal


mungkin, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini,
maka diharapkan masukan ataupun saran dari Dosen Pembimbing serta teman-teman
lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah agar dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Tanjungpinang, 28 mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Hak dan Kewajiban Perawat.......................................................................................3
2.2 Masalah Etik di klinik atau rumah sakit......................................................................6
2.3 Masalah Etik perawat di puskesmas..........................................................................10
2.4 Masalah Etik Dalam Praktek Keperawatan Mandiri.................................................11
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Etik profesi merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas dan
pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
praktek dibidang profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga,
masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri. Sedangkan Kode etik
keperawatan merupakan daftar prilaku atau bentuk pedoman/panduan etik prilaku
profesi keperawatan secara professional (Aiken, 2003). dengan tujuan utama adanya
kode etik keperawatan adalah memberikan perlindungan bagi pelaku dan penerima
praktek keperawatan. Kode etik profesi disusun dan disyahkan oleh organisasi
profesinya sendiri yang akan membina anggota profesinya baik secara nasional
maupun internasional. (Rejeki, 2005).
Konsep etik yang merupakan panduan profesi merupakan tanggung jawab dari
anggota untuk melaksanakannya. Profesi keperawatan sebagai salah satu profesi yang
professional dan mempunyai nilai-nilai/prinsip moral dalam melakukan prakteknya
maka kode etik sangatlah diperlukan. Perawat sebagai anggota profesi keperawatan
hendaknya dapat menjalankan kode etik keperawatan yang telah dibuat dengan
sebaik- baiknya dengan tetap memegang teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai
moral profesionalnya

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah hak dan kewajiban perawat ?
2. Apa saja masalah etik di klinik / rumah sakit ?
3. Apa saja masalah etik di puskesmas ?
4. Apa saja masalah etik dalam praktek keperawatan mandiri ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan.
2. Untuk laporan diskusi kasus.
3. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari masalah-masalah etik
dalam keperawatan.
4. Agar dapat mengaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan tindakan
keperawatan

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi
kepada pembaca tentang peran perawat dalam pemberian obat dan trend isu
pemberian obat dalam tatanan kesehatan. Pembaca mengetahui cara
mengimplementasikan di dalam tatanan kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hak dan Kewajiban Perawat


A. Hak Perawat
Hak merupakan kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang
atau suatu Badan Hukum untuk mendapatkan atau memutuskan dalam berbuat
sesuatu. Selain itu, hak juga merupakan segala sesuatu yang harus didapatkan
seseorang setelah ia menjalankan tugas atau kewajiban.
Menurut RUU keperawatan pasal 45, perawat mempunyai hak :
1. Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas.
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien.
3. Melaksanakan tugas sesuai kompetensi dan otonomi profesi.
4. Memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi dan dedikasi.
5. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkitan dengan
tugasnya.
6. Menerima imbalan jasa profesi.
Hak perawat menurut Clare Fagin (1975) :
1. Hak untuk memperoleh martabat dalam rangka mengekspresikan dan
meningkatkan dirinya melalui penggunaan kemampuan khusus dan latar
belakang pendidikannya.
2. Hak untuk memperoleh pengakuan sehubungan dengan kontribusinya melalui
ketetapan yang diberikan lingkungan untuk praktik yang dijalankan serta
imbalan ekonomi sehubungan dengan profesinya.
3. Hak untuk praktik profesi dalam batas-batas hukum yang berlaku.
4. Hak untuk menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang dilakukan.
5. Hak untuk berpatisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh
terhadap keperawatan.
6. Hak berpatisispasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat
dalam meningkatkan asuhan kesehatan.
Selain itu perawat juga berhak :

3
1. Mendapatkan perlakuan adil dan jujur oleh Pimpinan sarana kesehatan, klien,
dan keluarganya.
2. Menerima ibalan jasa pelayanan keperawatan yang telah diberikan.
3. Mendapat hak cuti dan hak kepegawaian lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
4. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan.
5. Manjaga hak privasi personal sebagai seorang perawat.
6. Mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
7. Menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien atau tenagakesehatan
lainnya.
8. Menolak pihak lain yang memberikan anjuran atau permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar
profesi dan kode etik profesi.
9. Mendapat informasi yang jujur dan lengkap dari klien atas pelayanan
keperawatan yang diberikan.
10. Dilibatkan secara aktif dalam penyusunan / penetapan kebijakan sesuai
pegembangan kesehatan di sarana kesehatan.
11. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai bidang profesinya di
sarana kesehatan.

B. Kewajiban Perawat
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk
melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan oleh seseorang atau badan
hukum baik karena ikatan peraturan, pekerjaan maupun tuntutan moralitas agar
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan haknya.
Menurut PERMENKES HK 02.02/MENKES//148/I/2010 Pasal 12, dalam
melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban untuk :
1. Menghormati hak klien.
2. Melakukan rujukan.
3. Menyimpan rahasia sesuai peraturan perundang-undangan.
4. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan klien dan pelayanan yang
dibutuhkan.
5. Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan.
6. Melakukan catatan perawatan secara sistematis.

4
Kewajiban Perawat Menurut RUU Keperawatan Pasal 46 :
1. Perawat wajib memiliki :
• Surat Ijin Perawat (SIP) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
• Surat Ijin Kerja (SIK) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan.
• Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk menjalankan praktik perawat perorangan/kelompok.
2. Merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai keahlian ataukemampuan yanng lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan susatu pemeriksaan atau tindakan.
3. Merahasiakan segala suatu yang diketahui tentang klien dan atau pasien
kecuali untuk kepentingan hukum.
4. Menghormati hak-hak klien/pasien dan profesi lain sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku.
5. Melakukan pertolongan darurat atas dasarperikemanusiaan untuk
menyelamatkan jiwa.
6. Menambah dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan
keperawatan dalam upaya peningkatan profesionalisme.
7. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat sesuai
dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan.
8. Mencatat semua tindakan keperawatan (dokumentasi asuhan keperawatan).
9. Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dengan
anggota tim kesehatan lain.
Kewajiban Perawat Secara Umum :
1. Mencegah terjadinya malpraktik dan kelalaian dengan mematuhi semua
standar praktik yang telah ditetapkan.
2. Melakukan pelayanan keperawatan dengan kompeten.
3. Mendokumenasikan secara lengkap.
4. Bekerja teliti dan objektif dalam kegiatan keperawatan yang sedang dilakukan.
5. Mengikuti peraturan dan kebijakan institusi.

5
2.2 Masalah Etik di klinik atau rumah sakit
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah.
Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos berarti ” kebiasaaan ”. ”model
prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan
yang mempengaruhi prilaku.
Masalah Etik Rumah Sakit Yang Perlu Diatur :
1. Rekam medis
2. Keperawatan
3. Pelayanan laboratorium
4. Pelayanan pasien dewasa
5. Pelayanan kesehatan anak
6. Pelayanan klinik medik
7. Pelayanan intensif, anestesi dan euthanasia
8. Pelayanan radiologi
9. Pelayanan kamar operasi
10. Pelayanan rehabilitasi medik
11. Pelayanan gawat darurat
12. Pelayanan Medikolegal dan lain-lain.

RUANG LINGKUP
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai
keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

6
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,
dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban
seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada
pasien.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun

7
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. (Geoffry hunt. 1994).

8
TATA LAKSANA
Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya
sebagai suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang
yang berkaitan dengan policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab
rumah sakit termasuk juga tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan,
tenaga kesehatan, dan tenaga administrasi) bias sampai bias menimbulkan kerugian
kepada pasien. Rumah sakit sebagai institusi juga mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan yang baik kepada para pasiennya.

PENANGANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT


1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas,
dan komite etik dari :
a. Media massa
b. Kotak saran
c. Keluhan pasien
d. Laporan staf
e. Telepon pengaduan
f. Somasi pasien/ kuasa hukum
g. Tokoh masyarakat
h. LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal :
a. Mencacat dan mengkaji informasi :
• Identitas
• Kondisi pasien
• Peristiwa atau kejadian
• Tuntutan pasien
b. Menanggapi keluhan :
• Mengucapkan terima kasih dan laporan
• Membuat penjelasan sementara
• Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
• Menenangkan pelapor
• Memberi tanda terima kasih laporan
c. Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
d. Mengisi formulir sesuai keluhan :

9
e. Memberi pertimbangan
f. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
g. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
h. Investigasi kasus
3. Membahas kebeneran informasi tentang :
a. Identitas pasien
b. Peristiwa
c. Rekam medis
4. Penataan dokumen
a. Dokumen informasi
b. Berkas Rekam Medis
c. Dokumen persetujuan tindakan medis
d. Second opinion
e. Resume medis
f. Pendapat organisasi profesi
g. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan
5. Rapat dengan satuan kerja terkait
6. Analis kasus
a. Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
b. Kasus etika à ditangani oleh KE
c. Kasus administrasi à ditangani bagian SDM
d. Kasus hukum à ditangani oleh KE
e. Kasus gabungan à ditanganin KE
f. Telaah kasus :
• Kebenaran identitas pasien
• Kebenaran peristiwa
• Barang bukti
• Pertimbangan prosedur tindak lanjut
7. Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
a. Kewenangan dan kompetensi
b. Indikasi dan Kontrak indikasi
c. Persetujuan tindakan medis
d. Kesesuaian dengan tindakan SOP
e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya

1
f. Hukum dan perundang-undangan
8. Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi
9. Dokumen kasus :
a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan
diberikan pengkodean khusus
b. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap selesai
c. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam Medis.

2.3 Masalah Etik perawat di puskesmas


Pelayanan dibidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan
yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat adalah puskesmas. Puskesmas merupakan lembaga dalam mata
rantai sistem kesehatan nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan perlu diarahkan pada tujuan nasional di bidang kesehatan. Tidak
mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan
ramah.
Adapun masalah etik yang sering dihadapi perawat ketika melakukan
pelayanan puskesmas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Konflik etik antara teman sejawat
Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu
pencapaiankesejahteraan pasien yang mengharuskan perawat untuk mampu
mengenal bila ada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak serta
berupayauntuk mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah yang seringkali
memicukonflik antara perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga
terhadap teman sejawat. Dilain pihak, perawat harus menjaga nama baikantara
teman sejawat, namun apabila teman sejawat melakukan pelanggaranmaka kasus
yang muncul harus diselesaikan dengan bijak.
2) Menghadapi penolakan pasien terhadap tindakan keperawatan atau pengobatan.
Penolakan pasien untuk menerima pengobatan dipengaruhi beberapa faktor
seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh secara cepat, keuangan,sosial,

1
dll. Penolakan atas pengobatan dan tindakan asuhan keperawatanmerupakan hak

1
pasien dan hak otonomi pasien, artinya pasien berhakmemilih dan menolak segala
bentuk tindakan yang mereka anggap tidaksesuai dengan dirinya, yang perlu
dilakukan perawat adalah memfasilitasikondisi yang ada agar tidak terjadi konflik
Yang berpotensi menimbulkanmasalah-masalah lain yang lebih berat.
3) Masalah antara peran merawat dan mengobati
Secara formal Peran perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan,tetapi kurangnya aturan-aturan yang jelas yang salah satunya terjadi
di puskesmas seringkali mengubah peran perawat menjadi mengobati
4) Berkata jujur dan tidak jujur
Di dalam memberikan asuhan keperawatan langsung seringkali
perawattidak merasa bahwa perawat sedang berkata tidak jujur walaupun
yangdilakukan perawat adalah benar sesuai kaidah asuhan keperawatan. Sebagai
contoh sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya oleh pasien
berkaitan dengan kondisinya perawat sering menjawab “tidak apa-apa Ibu, Ibu
akan baik suntikan ini tidak sakit” dengan bermaksud untuk menyenangkan
pasien tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah melanggar etik.
5) Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang
Dalam hal ini dapat dicontohkan sebagai berikut: perawat yang dengan
seenaknya membereskan obat-obatan pasien yang telah meninggalkan tempat dan
memasukkan dalam inventarisasi ruangan tanpa seizin keluarga pasien.
6) Tanggung jawab terhadap mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan
Seringkali seorang perawat dihadapkan pada kondisi kerja lembur
yangmengharuskannya untuk bekerja 1x24 jam. Kasus kelalaian dan mangkir
telah banyak ditemui yang dilakukan oleh Perawat atas alasan yang ringan namun
memberikan efek yang besar.

2.4 Masalah Etik Dalam Praktek Keperawatan Mandiri


Praktik keperawatan mandiri merupakan tantangan yang harusdisikapi oleh
profesi keperawatan. Pada awalnya keperawatan tidak mempunyai cara untuk
mengontrol praktiknya sendiri, keperawatan seolah-olah bukan suatu profesi mandiri
yang didasari ilmu pengetahuan keperawatan. Catatan sejarah menyatakan bahwa
pelaksanaan praktik keperawatan hanya terbatas pada pemberian obat-obatan dan
pemasangan alat kesehatan. Situasi ini berlanjut hingga dalam praktiknya perawat
hanya melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan instruksi dokter. Seluruh tugas-

1
tugas keperawatan dibebankan kepada perawat sebagai pelaksana tugas rutinitas
(Manurung, 2011).
Masalah etik keperawatan sebagian besar terjadi pada pelaksanaan pelayanan
keperawatan. Rasa ketidakpuasan yang sering kali timbul pada pasien adalah pasien
merasabkebutuhannya tidak dipenuhi dan merasa tidak diperhatikan oleh perawat
dalam pelayanan kesehatan. Masalah etik yang sering muncul menyebabkan konflik
antar tenaga kesehatan dengan tenaga kesehatan yang lain maupun dengan pasien,
sesuai dengan buku etik keperawatan dengan penekatan praktik dijelaskan bahwa
permasalahan etis yangdihadapi perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan
telah menimbulkan konflik antara kebutuhan pasien dengan harapan perawat dan
falsafah perawat.
Rendahnya kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh perawat untuk melakukan praktik
keperawatan mandiri merupakan faktor yang tidak dapat disangkal. Bentuk pelayanan
yang diberikan di tatanan praktik keperawatan mandiri merupakan masalah klasik
yang terus terjadi sampai saat ini (Samino & Yanti, 2015). Kebiasaan melakukan
praktik pengobatan secara mandiri tanpa pelimpahan wewenang secara mandat dan
delegatif dari profesi kedokteran dianggap hal yang biasa. Masih terdapat perawat
yang melakukan praktik kedokteran. Kondisi ini diperburuk dengan masih rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang bentuk praktik keperawatan mandiri yang
dimanfaatkan oleh sebagian oknum perawat.
Tenaga keperawatan yang melakukan tindakan keperawatan harus sesuai
dengan kompetensi perawat yang sudah ditetapkan dan didapatkan selama proses
pendidikan. Oleh karena itu, tanggung jawab hukum seorang perawat dalam
menjalankan praktik mandiri keperawatan harus sesuai dengan standar pelayanan
perawat, standar profesi, standar operasional dan kebutuhan kesehatan penerima
pelayanan kesehatan.
Perawat dalam melakukan praktik keperawatan diharuskan menjunjung asas
etik dan profesionalisme. Aspek etik merupakan salah satu pondasi yang sangat
penting bagi perawat dalam membangun hubungan baik dengan semua pihak selama
melakukan pelayanan keperawatan. Hubungan baik dengan semua pihak yang
berperan dalam pelayanan kesehatan dapat mempermudah dalam mencapai tujuan
bersama, yaitu kesembuhan dan kepuasan pasien. Interaksi perawat dengan pasien
sangat

1
dibutuhkan dalam proses pelayanan keperawatan demi tercapainya kerekatan dan
kekeluargaan.

1
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan
adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu
perawat. Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama
perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.

3.2 Saran
Kepada pembaca khususnya tenaga kesehatan agar mengaplikasikannya dalam
tatanan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan melaksanakan etika
dalam pelayanan keperawatan sebagaimana mestimya sebagai advokat utama klien
dan penghubung antar kesehatan demi kepentingan pasien.
Sebagai sejawat yang berhubungan langsung dengan pasien perlu saling
mengingatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, meskipun banyak
kesenjangan, konflik, dan latarbelakang yang berbeda, sebagai suatu tim harus
bekerjasama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan berintegritas.

1
DAFTAR PUSTAKA

Bcdl, I. (2018, May 11). Masalah Etik Keperawatan. Diambil kembali dari Scribd:
https://id.scribd.com/document/378921356/323813331-Masalah-Etik-Keperawatan-
Docx

Esa. (t.thn.). Latar Belakang Praktik Keperawatan Mandiri. Diambil kembali dari Esa
Unggul: https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-15261-
BABI.Image.Marked.pdf

Hidayat, S. A. (2012, Oktober). Makalah Ilmu Keperawatan Dasar 1. Diambil kembali dari
slideshare.net: https://ww.slideshare.net/ameeraffanya/makalah-etik-keperawatan

M, G. E. (2017). Panduan Dilema Etik Klinik di Rumah Sakit.

Sarpin, S. J. (t.thn.). Etika Perawat Dalam Praktik Pelayanan Kesehatan Pada Pasien, 286.

Setiani, B. (2018). Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban


Dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan, 498.

unknown. (t.thn.). Hak dan Kewajiban Perawat. Diambil kembali dari


http://docshare01.docshare.tips/files/16641/166413038.pdf

Anda mungkin juga menyukai