DISUSUN OLEH :
Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “PENGANTAR HUKUM KESEHATAN DAN ASPEK LEGAL
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN’’ ini dengan baik tanpa hambatan.
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada para pembimbing dan semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan, dan
kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah. Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan Tugas
Mata Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.
Meskipun kami telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini yang selanjutnya akan kami terima dengan tangan
terbuka.
KATA
PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB l PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Definisi Pengantar Hukum Kesehatan.................................................................5
B. Definisi Otonomi Kesehatan..................................................................................5
C. Definisi Akuntabilitas Bidan..................................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................6
A. Kesimpulan.......................................................................................................6
B. Saran.................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiapanggota profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas
profesi dan dalam hidupnyadi masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-
petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan
profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuantentang apa yang boleh dan tidak
boleh diperbuat oleh anggota profesi, tidak saja dalammenjalankan tugas
profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnyadalam
pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Bidan Sebagai Praktisi
2. Apa Definisi Bidan Sebagai Educator
3. Apa Definisi Bidan Sebagai Konselor
4. Apa Definisi Bidan Sebagai Peneliti
5. Apa Definisi Bidan Sebagai Sumber Informasi
6. Apa Definisi Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Bidan
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Praktis
2. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Educator
3. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Konselor
4. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Peneliti
5. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Sumber Informasi
6. Untuk Mengetahui Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Bidan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bidan Sebagai Praktisi
Dalam menjalankan perannya sebagai praktisi selain berpegang teguh pada kode
etik dan standar profesi, ada beberapa hal yang menjadi pegangan bidan, antara lain bidan
harus menjadikan hati nuraninya sebagai pedoman. Hati nurani mengetahui perbuatan
individu yang melanggar etika atau sesuai etika. Pelanggaran etika oleh bidan dapat
bersifat fisik ataupun secara verbal Hati Nurani. Untuk memecahkan suatu masalah dalam
situasi yang sulit, bidan dapat berpegang pada teori etika. Sekalipun teori ini telah tua,
namun masih relevan karena selalu disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti
teori Immanuel Kant yang menyatakan bahwa sikap menjunjung tinggi prinsip autonomi
adalah penting dan teori ini sangat relevan bila diterapkan dalam praktik kebidanan.
Dalam menjalankan perannya sebagai praktisi selain berpegang teguh pada kode
etik dan standar profesi, ada beberapa hal yang menjadi pegangan bidan, antara lain :
a. Hati nurani, Bidan harus menjadikan hati nuraninya sebagai pedoman. Hati nurani
mengetahui perbuatanindividu yang melanggar etika atau sesuai etika Pelanggaran etika
oleh bidan dapat bersifatfisik ataupun secara verbal.
b. Teori etika, Untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit, bidan dapat
berpegang pada teorietika. Sekalipun teori ini telah tua, namun masih relevan karena
selalu disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti teori Immanuel Kant yang
menyatakan bahwa sikap menjunjung tinggi prinsip autonomi adalah penting dan teori ini
sangat relevan bila diterapkandalam praktik kebidanan.
Masalah etika yang biasanya muncul saat bidan menjalankan perannya sebagai
konselor adalahsebagai berikut :
. Memaksa klien membuka rahasia yang enggan ia ceritakon pada saat konseling.
. Memberi informasi yang secara tidak langsung " menggiring " klien mengambil
keputusan yang menurut bidan adalah keputusan terbaik.
Tujuan konselor/ konseling :
1. Pemecahan masalah, meningkatkan efektivitas individu dalam pengambilan
keputusan secara tepat
2. Pemutuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang memekan/ mengganggu
3. Perubahan sikap dan tingkah laku.
2. KEWAJIBAN BIDAN
Bidan memiliki kewajiban dalam melakukan praktik kebidanan,yaitu :
Memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan
mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur
operasional; memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan
Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya; memperoleh
persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan; merujuk Klien
yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas Pelayanan kesehatan;
mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesua1 dengan standar; menjaga kerahasiaan
kesehatan Klien; menghormati hak Klien; melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang
dari dokter sesuai dengan kompetensi Bidan; melaksanakan penugasan khusus yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat; meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilannya melalui
pendidikan dan/atau pelatihan; dan/atau melakukan pertolongan gawat darurat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiapanggota profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas
profesi dan dalam hidupnyadi masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-
petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan
profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuantentang apa yang boleh dan tidak
boleh diperbuat oleh anggota profesi, tidak saja dalammenjalankan tugas
profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnyadalam
pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.
B. Saran
Saran dalam pembuatan makalah tentang dimensi etika dalam praktik
kebidanan, semoga dapat memberikan manfaat dan perubahan yang baik bersifat
positif bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/435485767/Dimensi-Dan-Prinsip-Kode-Etik-Profesi-
Bidan
https://www.academia.edu/37859733/MAKALAH_KODE_ETIK_KEBIDANAN
https://id.scribd.com/document/435485767/Dimensi-Dan-Prinsip-Kode-Etik-Profesi-
Bidan