Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“PENGANTAR HUKUM KESEHATAN DAN ASPEK LEGAL DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALDHA SAPUTRI PAHALANGI


NIM : P00324022147

Dosen Pengampu : Siti Aisa, Am.Keb., M.Pd, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES KENDARI
PRODI D-III KEBIDANAN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “PENGANTAR HUKUM KESEHATAN DAN ASPEK LEGAL
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN’’ ini dengan baik tanpa hambatan.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada para pembimbing dan semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan, dan

kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah. Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan Tugas
Mata Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.

Meskipun kami telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini yang selanjutnya akan kami terima dengan tangan
terbuka.

Akhirul kalam, Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang telah


membimbing kami untuk membuat makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB l PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Definisi Pengantar Hukum Kesehatan.................................................................5
B. Definisi Otonomi Kesehatan..................................................................................5
C. Definisi Akuntabilitas Bidan..................................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................6
A. Kesimpulan.......................................................................................................6
B. Saran.................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiapanggota profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas
profesi dan dalam hidupnyadi masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-
petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan
profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuantentang apa yang boleh dan tidak
boleh diperbuat oleh anggota profesi, tidak saja dalammenjalankan tugas
profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnyadalam
pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.

Kode etik memiliki tujuan, yaitumenjunjung tinggi martabat dan citra


profesi, menjaga & memelihara kesejahteraan paraanggota, meningkatkan
pengabdian para anggota profesi dan meningkatkan mutu profesi.Etika dalam
peran bidan sebagai praktisi di intitusi pelayanan kesehatan terdapat praktisiyang
setiap praktisi yang mempunyai peran, fungsi dan tugas kewenangan bidan
memilikisatndart praktek kebidanan dan standart operating, prosedur memberi
pelayanan kebidanan sesuai kewenangannya yang tertuang dalam permankes
900/2002

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Bidan Sebagai Praktisi
2. Apa Definisi Bidan Sebagai Educator
3. Apa Definisi Bidan Sebagai Konselor
4. Apa Definisi Bidan Sebagai Peneliti
5. Apa Definisi Bidan Sebagai Sumber Informasi
6. Apa Definisi Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Bidan

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Praktis
2. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Educator
3. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Konselor
4. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Peneliti
5. Untuk Mengetahui Bidan Sebagai Sumber Informasi
6. Untuk Mengetahui Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Bidan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bidan Sebagai Praktisi
Dalam menjalankan perannya sebagai praktisi selain berpegang teguh pada kode
etik dan standar profesi, ada beberapa hal yang menjadi pegangan bidan, antara lain bidan
harus menjadikan hati nuraninya sebagai pedoman. Hati nurani mengetahui perbuatan
individu yang melanggar etika atau sesuai etika. Pelanggaran etika oleh bidan dapat
bersifat fisik ataupun secara verbal Hati Nurani. Untuk memecahkan suatu masalah dalam
situasi yang sulit, bidan dapat berpegang pada teori etika. Sekalipun teori ini telah tua,
namun masih relevan karena selalu disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti
teori Immanuel Kant yang menyatakan bahwa sikap menjunjung tinggi prinsip autonomi
adalah penting dan teori ini sangat relevan bila diterapkan dalam praktik kebidanan.

Etika dalam peran bidan sebagai praktisi :


1. Setiap profesi yang berhubungan dengankeselamatan jiwa manusia, yang terpenting
adalah pertanggungjawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan
yang dilakukannya.
2. Semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harusberbasis kompetensi dan didasari
suatu evidencebased.
3. Accountability diperkuat dengan suatulandasan hukum yang mengatur batas-batas
wewenang profesi yang bersangkutan.
4. Legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas,bidan memiliki hak otonomi dan mandiri.

Dalam menjalankan perannya sebagai praktisi selain berpegang teguh pada kode
etik dan standar profesi, ada beberapa hal yang menjadi pegangan bidan, antara lain :
a. Hati nurani, Bidan harus menjadikan hati nuraninya sebagai pedoman. Hati nurani
mengetahui perbuatanindividu yang melanggar etika atau sesuai etika Pelanggaran etika
oleh bidan dapat bersifatfisik ataupun secara verbal.
b. Teori etika, Untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit, bidan dapat
berpegang pada teorietika. Sekalipun teori ini telah tua, namun masih relevan karena
selalu disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti teori Immanuel Kant yang
menyatakan bahwa sikap menjunjung tinggi prinsip autonomi adalah penting dan teori ini
sangat relevan bila diterapkandalam praktik kebidanan.

Contoh-contoh bidang etik yang menjadi kasus hukum :


1. Menggunakan peralatan canggih sekedar untuk dapat mengembalikan pinjaman kepada
leasing company (over utilization).
2. Tidak mau menerima klien yang kurang mampu atautidak membayar dengan berbagai
dalih memperpanjang masa rawat inap pada klien kelas vip dengan dalih medis sehingga
pemasukan bertambah.
3. Klient yang tidak mampu atau tidak masuk asuransi secepat mungkin disuruh pulang
atau dipindahkan ke instansi lain, waloupun keadaannya belum stabil.

B. Bidan Sebagai Educator


1. Peran bidan sebagai Pendidik yaitu memberikan pendidikan pada individu, keluarga
dan masyarakat dalam masa prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa laktasi,
KB, pertumbuhan/perkembangan bayi/anak, gizi, pemeliharaan kesehatan dan
masalah kesehatan masyarakat (Asri Hidayat, 2009).
2. Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan di institusi dan komunitas,
methorshipdanpreceptorshipterhadapcalontenaga kesehatan,dan bidan baru.
3. kemampuan dam memberikan kemungkinan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

Etika dalam peron bidon sebagai pendidik :


a. Melibatkan ibu dolom memenuhi
b. Memberikan bimbingan don mendemostrasikan perawatan ibu dan bayi
mengingatiatar belakang pengalaman pendidikan setiap wanita yang bersedio
c. Memperlihathan aspek tindak lanjut dari informasi yang telah diberikan.
d. Mendidik dan melatih mahasiswa supaya mampu menjadi anggota
profesimemberikan pelayanon dnegan tingkat tanggung jawab yang sama dengan
petugasyang telah lebih berpengalaman, sehingga akan menguntungkon bogi tujuan
don profesi
e. Intitusi pendidikan dan paro klinis bertanggung jawab atas kualifikasi lulusan
demikeaktifan penerimaan ibu don keluarganya.
f. Menjalin kerja sama dengon mohosiswa kebidonan dan ikut bertanggung jawab
g. moralatas pendidikan dan pengembangan kompetensi dan sikap para mahasiswa
kebidonan.
h. Menguasai kompetensi kebidonan dan memastikan bahwa mahasiswa kebidanan
dididik dilahanyang mendukung praktek kebidanan.
i. Memilikitanggung jawabmoraluntuk tetap memperbarui pengetahuan
dankompetensinya agar tetap up to date
j. Menguasai dan menggunakan cara cara metode pengajaran yang baik yang
sesuoidengan metode belajar orang dewasa.

Peran bidan sebagai pendidik


Dalam menjalankan perannya sebagai pendidik, bidan bertanggung jawab untuk
memberi pendidikan kepada :
• Orang tua
Bidan harus berperan aktif dalam mendidik atau mengajarkan keterampilan perawatan
bayi dan promosi kesehatan kepada ibu, suami ( pasangannya ) dan anggotakeluarga
yang lain.
• Mahasiswa bidan
Bidan bertanggung jawab dalam memberi pendidikan kepada mahasiswa bidan agar
terampil dan memiliki pengetahuan baru. Pada dasarnya, tujuan utama peran pendidik
yang dimiliki bidan adalah memberdayakan orangtua dan mahasiswa agar mereka
memiliki keterampilan dan dalat menerapkan keterampilantersebut secara mandiri
sehingga terciptanya autonomi pribadi.

C. Bidan Sebagai Konselor


Peran bidan sebagai konselor mencakup pemberian informasi dan penjelasan,
termasuk mendengarkan dan membantu klien serta keluarganya memahami berbagai
masalah yangingin mereka ketahui. Bidan bertanggung jawab memberi informasi
terkini danmenyampaikannya dalam bahasa yang dipahami oleh klien dan keluarganya.
Bidan sebagai konselor adalah suatu bentuk bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha
bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan
konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun
perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayonan kebidanan.

 Etika peran bidan sebagai konselor :


. Minatuntuk menalong orang lain
. Mampu untuk empati
. Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif
. Mempunyai dan pengamatan yang tajam
. Terbuka terhadop pendapat orang lain
. Mempunyai menganali hambatan psikologis, social, dan budaya.

 Masalah etika yang biasanya muncul saat bidan menjalankan perannya sebagai
konselor adalahsebagai berikut :
. Memaksa klien membuka rahasia yang enggan ia ceritakon pada saat konseling.
. Memberi informasi yang secara tidak langsung " menggiring " klien mengambil
keputusan yang menurut bidan adalah keputusan terbaik.
 Tujuan konselor/ konseling :
1. Pemecahan masalah, meningkatkan efektivitas individu dalam pengambilan
keputusan secara tepat
2. Pemutuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang memekan/ mengganggu
3. Perubahan sikap dan tingkah laku.

 Fungsi konseling / bidan sebagai konselor :


1. Mencegah timbulnya masalah kesehatan
2. Membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural , dan lingkungan
3. Melakukan perbaikan apabila terjadi penyimpangan perilaku klien
4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan
5. Proses konseling terdiri dari :
6. Pembinaan hubungan baik (rapport)
7. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah serta perencanaan setelah mendapatkan
informasi terhadap masalah klien
8. Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkumana, merencanakan
oertemuan selanjutnya/ merujuk klien
9. Kompeten dalam melakukan percakapan

D. Bidan Dengan Sejawat


Bidan dengan teman sejawat dan tenaga medis lainnya :
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakansuasana kerja yang serasi
a. Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non pemerintah, jika
adasejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan, sehingga tugas
pelayanan tetap berjalan
b. Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan arisan,
piknik bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan
perkawinankeluarga, khitanan
c. Apabila ada masalah pribadi tidak di bawa ke tempat kerja
d. Bisa saling bertukar pikiran dalam menjalankan tugas
e. Saling membantu teman sejawat apabila membutuhkan.

2. Bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadapsejawatnya


maupun tenaga kesehatan lainnya :
f. Dalam menetapkan loka BPS, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi yang sudahada
g. Jika mengalami kesulitan, bidan dapat saling membantu dengan
mengkonsultasikankesulitan kepada sejawat
h. Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan
mendadakhendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
i. Tidak menjatuhkan teman sejawat ketika bekerja. Misalnya tidak memfitnah
j. Tidak merebut pasien teman sejawat lainnya
k. Tidak menjatuhkan nama baik teman sejawat lainnya di depan pasien atau
clien,misalkan tidak menjelek'jelekkan teman sejawat lain di depan pasien.

E. Bidan Sebagai Peneliti


Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus pendidikan kebidanan serta
telah diakui oleh pemerintah dan mendapatkan izin praktek kerja. Seorang bidan yang
sudah membuka praktek diharapkan dapat memberikan penyuluhan, membantu proses
persalinan serta dapat memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya
menjaga kesehatan dan menerapkan sebagai mana peran dan fungsi bidan dalam
masyarakat yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.

 Fungsi Bidan sebagai peneliti, yaitu :


a. Melakukan evaluasi, pengkajian , survey,dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan
b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
c. Peran Bidan sebagai peneliti yaitu :
d. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
e. Menyusun rencana kerja pelatihan/merencanakan penelitian
f. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
g. Mengelola dan menginterpretasikan data hasil investigasi
h. Menyusun laporan hasil investigasi
i. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program
kerja atau pelayanan kesehatan.
j. Menulis kesimpulan penelitian

 Objek penelitian bidan :


Seorang bidan dalam fungsinya jika dia sudah terjun dalam masyarakat dan
diterima di dalamnya maka seorang bidan melakukan penelitian di lingkuangan
sekitar yang mencakup : seorang ibu dalam masa antenatal atau pun pascanatal,
Menause, Bayi, Balita, Anak-anak, Bapak-bapak, dan Lingkungan.
F. Bidan Sebagai Sumber Informasi
Sumber informasi adalah media yang berperan penting bagi seseorang dalam
menentukan sikap dan keputusan untuk bertindak. Meningkatkan minat Wanita Usia
Subur (WUS) mendorong bagi WUS itu sendiri untuk selalu berusaha mencari informasi
dalam berbagai bentuk. Sumber informasi itu dapat diperoleh dengan bebas mulai dari
teman sebaya, buku-buku, film, video, bahkan dengan mudah membuka situs-situs lewat
internet (Taufia, 2017).
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
menyampaikan informasi, media informasi untuk komunikasi massa. Sumber informasi
dapat diperoleh melalui media cetak (surat kabar, majalah), media elektronik (televisi,
radio, internet), dan melalui kegiatan tenaga kesehatan seperti pelatihan yang di adakan
(Notoatmodjo, 2003).
Informasi yang di peroleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung
mempunyai pengetahuan yang luas.
Peran bidan sebagai pemberi informasi Berdasarkan hasil penelitian dari 20
responden di puskesmas juanda samarinda tahun 2019 bahwa mayoritas responden
sebanyak 20 orang (100%) mengatakan bidan menunjukkan peran baik dalam
memberikan informasi tentang imunisasi TT. Peran bidan adalah suatu pola tingkah
laku,kepercayaan, nilai dan sikap dari seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang telah berlaku yang diharapkan bidan dapat menjalankan perannya dalam masyarakat.

G. Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Bidan


1. HAK BIDAN
Dalam melaksanakan Praktik Kebidanan, Bidan berhak :
Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan
profesi, dan standar prosedur operasional; memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur,
dan lengkap dari Klien dan/atau keluarganya; menolak keinginan Klien atau pihak lain
yang bertentangan dengan kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan;menerima imbalan jasa atas
Pelayanan Kebidanan yang telah diberikan; memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan
standar; dan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.

2. KEWAJIBAN BIDAN
Bidan memiliki kewajiban dalam melakukan praktik kebidanan,yaitu :
Memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan
mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur
operasional; memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan
Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya; memperoleh
persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan; merujuk Klien
yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas Pelayanan kesehatan;
mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesua1 dengan standar; menjaga kerahasiaan
kesehatan Klien; menghormati hak Klien; melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang
dari dokter sesuai dengan kompetensi Bidan; melaksanakan penugasan khusus yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat; meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilannya melalui
pendidikan dan/atau pelatihan; dan/atau melakukan pertolongan gawat darurat.

3. TANGGUNG JAWAB BIDAN


Bidan mempunyai tanggung jawab di dalam komunitas sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun masyarakat.
b. Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan
kompetensi serta wewenang.
c. Bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan kepada seluruh orang tanpa
memandang latar belakang, status sosial, dan lainnya serta wajib mengutamakan
kepentingan khalayak ramai daripada kepentingannya sendiri.
d. Bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan di Puskesmas sesuai urutan
prioritas masalah berdasarkan wewenang bidan.
e. Bertanggung jawab memberikan pendidikan mengenai reproduksi remaja seperti
pernikahan dini, kehamilan dini, aborsi, pergaulan bebas, kesehatan pada remaja, dan
lainnya.
f. Bertanggung jawab untuk menurunkan morbilitas serta mortalitas ibu dan anak.
g. Bertanggung jawab untuk mengkampanyekan, meningkatkan, dan membina
masyarakat untuk hidup sehat.
h. Bertanggung jawab untuk melakukan promosi, pencegahan dan pengendalian
penyakit pada ibu dan anak.

KODE ETIK PROFESI BIDAN


Kode etik merupakan suatu aturan yang berisi norma-norma yang harus dipatuhi
oleh setiap anggota profesi. Dalam hal ini adalah bidan. Di dalamnya juga berisi larangan
dan juga ketentuan yang harus diikuti oleh anggota profesi, termasuk bidan. Kode etik
bidan ini harus diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya.
Sesuai dengan panduan IBI, kode etik bidan ini berisi 6 butir bab. Berikut adalah 6
butir bab yang terdapat di dalam kode etik bidan :
1. Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan Masyarakat Untuk kode etik terkait kebijakan
bidan terhadap klien dan masyarakat.
2. Kode etik tentang kewajiban bidan terhadap tugasnya
3. Kode etik terkait kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga medis.
4. Kode etik terkait kewajiban bidan terhadap profesi.
5. Kode etik terkait kewajiban bidan terhadap diri sendiri.
6. Kode etik terkait kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa, dan tanah air.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiapanggota profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas
profesi dan dalam hidupnyadi masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-
petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan
profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuantentang apa yang boleh dan tidak
boleh diperbuat oleh anggota profesi, tidak saja dalammenjalankan tugas
profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnyadalam
pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.

Kode etik memiliki tujuan, yaitumenjunjung tinggi martabat dan citra


profesi, menjaga & memelihara kesejahteraan paraanggota, meningkatkan
pengabdian para anggota profesi dan meningkatkan mutu profesi.Etika dalam
peran bidan sebagai praktisi di intitusi pelayanan kesehatan terdapat praktisiyang
setiap praktisi yang mempunyai peran, fungsi dan tugas kewenangan bidan
memilikisatndart praktek kebidanan dan standart operating, prosedur memberi
pelayanan kebidanan sesuai kewenangannya yang tertuang dalam permankes
900/2002

B. Saran
Saran dalam pembuatan makalah tentang dimensi etika dalam praktik
kebidanan, semoga dapat memberikan manfaat dan perubahan yang baik bersifat
positif bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/435485767/Dimensi-Dan-Prinsip-Kode-Etik-Profesi-
Bidan
https://www.academia.edu/37859733/MAKALAH_KODE_ETIK_KEBIDANAN
https://id.scribd.com/document/435485767/Dimensi-Dan-Prinsip-Kode-Etik-Profesi-
Bidan

Anda mungkin juga menyukai