Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI

Dosen Pengampu : Yendrizal, S.Kp.M.Biomed

DISUSUN OLEH :
AGNISA DHEA PUTRI
NIM. 2120242045

SI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Agama dengan judul
“Keperawatan Sebagai suatu Profesi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Konsep dan Karakteristik Profesi.................................................................2
B. Konsep Keperawatan....................................................................................3
C. Keperawatan Sebagai Profesi........................................................................4
D. Organisasi Profesi Keperawatan.....................................................................6
E. Kebijakan Sistem Pendidikan Keperawatan...............................................10
F. Peran Perawat Profesional..........................................................................13
G. Standar Praktik Keperawatan Profesional...................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab dan berwenang
memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangannya, terutama terkait dengan lingkup
praktik dan perawat.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui
kerjasma bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya.
Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan profesional meliputi
sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat) dalam rentang
sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan. Untuk penerapan praktik keperawatan
tersebut perlu ketetapan (legislasi) yang mengatur hak dan kewajiban perawat
yang terkait, dengan pekerjaan profesi. Legislasi dimaksudkan untuk memberikan
perlindungan hukum bagi masyarakat, dan perawat. Dalam rangka perlindungan
hukum tersebut, perawat perlu diregistrasi, disertifikasi dan memperoleh ijin
praktik (lisensi).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep dan Karakteristik Profesi?
2. Apa Konsep Keperawatan?
3. Bagaimana Keperawatan Sebagai Profesi?
4. Sebutkan Organisasi Profesi Keperawatan?
5. Bagaiamana Kebijakan Sistem Pendidikan Keperawatan ?
6. Bagaimana Peran Perawat Profesional?
7. Sebutkan Standar Praktik Keperawatan Profesional?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Karakteristik Profesi


Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran,
keuangan, militer, teknik, desainer, tenaga pendidik. Seseorang yang memiliki
suatu profesi tertentu, disebut profesional juga digunakan suatu aktivitas yang
menerima bayaran sebagai lawan kata dari amatir, contohnya, petinju profesional
menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara
olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Beberapa ahli mempunyai pendapat yang berbeda tentang pengertian
profesi tetapi pada prinsip mempunyai persamaan, seperti pendapat:

1. Menurut “Chinn Yacobs” 1983. Profesi adalah suatu pekerjaan yang


memerlukan pengetahuan khusus dalam beberapa bidang ilmu,
melaksanakan peran yang bermutu di masyarakat. Melaksanakan cara-
cara dan peraturan yang telah disepakati oleh anggota profesi.
2. Menurut “Oemar Hamalik“ 1986. Profesi adalah suatu pernyataan
atau janji terbuka, bahwa orang akan mengabdikan dirinya kepada suatu
jabatan/pekerjaan karena orang tersebut terpanggil untuk menjabat
pekerjaan itu.

Suatu ideologi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat


ditemukan dalam kelompok pekerjaan yang berbeda-beda dimana anggotanya
mengharapkan status profesional. Pada umumnya yang membedakan suatu
pekerjaan dianggap sebagai suatu profesi dapat dilihat dari:

1. persyaratan yang membutuhkan pelatihan lama dan khusus guna


mendapatkan inti pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan yang
dijalani,

2
2. orientasi individu terhadap layanan yang diberikan,
3. penelitian atau penilaian yang berkelanjutan,
4. memiliki kode etik,
5. memiliki otonomi sendiri, dan
6. memiliki organisasi profesi.

Semua profesi akan memiliki proses profesionalisasi yang berkelanjutan


dengan evaluasi revesi. Harus sensitif dan responsif terhadap kritik umum yang
berhubungan dengan pekerjaan tugas dalam rangka pelayanan terhadap
masyarakat. Masyarakat menilai apakah pekerjaan itu bersifat profesional atau
tidak.

B. Konsep Keperawatan
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
suatu pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori
keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Menurut Newman (1979),
ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori
keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan
dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep
yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan
teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan

3
dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.

Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar
teori dan konsep keperawatan, yaitu:
1. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep
manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
2. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan
digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori
keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun
masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek
keperawatan.
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan

C. Keperawatan Sebagai Profesi


Profesi keperawatan telah memenuhi sebagai suatu profesi, salah satunya
cirinya bahwa profesi keperawatan telah menyelenggarakan program pendidikan
keprofesian bertujuan menghasilakan “perawat” yang bertanggung jawab,
mempunyai kemampuan dan kewenangan melaksanakan pelayanan keperawatan
dalam segala aspek dengan selalu berpedoman pada “Kode Etik Keperawatan“
dalam memberikan setiap layanan keperawatan kepada pasien.
Keperawatan suatu bentuk pelayanan profesional yang sepenuhnya
terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual yang komprenhensif didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga dan komunitas baik sakit maupun sehat
mencakup seluruh aspek kehidupan.

4
Berdasarkan pengertian di atas, jelas keperawatan merupakan suatu
bentuk profesi, karena keperawatan mempunyai ciri-ciri sebagai profesi.
Berdasarkan definisi oleh para ahli menganai profesi, maka keperawatan layak
dianggap sebagai profesi, karena telah memenuhi syarat-syarat sebagai profesi,
yaitu:
1. Mempunyai Body Of Knowledge
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu
keperawatan (nursing science) yang mencakup ilmu-ilmu dasar (alam,
sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu
keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan
komunitas.
2. Pendidikan Berbasis Keahlian pada Jenjang Pendidikan Tinggi
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan
mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III
Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.
3. Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik dalam Bidang
Profesi
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem
Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian askep
dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan
kesehatan. Pelayanan / askep yang dikembangkan bersifat humanistic /
menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar
asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
4. Memiliki Perhimpunan / Organisasi Profesi
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini
sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra
keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya
membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam
inovasi keperawatan di Indonesia. Saat ini di indonesia memilki
organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan aggaran

5
dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan
di dunia dengan nama International Council Of Nurse (ICN).
5. Pemberlakuan Kode Etik Keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu
menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode
etik keperawatan.
6. Otonomi
Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab
untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam
memberikan askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui
proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan
praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan (KepMenKes No.
1239 Tahun 2001).
7. Motivasi Bersifat Altruistik
Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab
membina dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai
pelayanan profesional dalam pembangunan kesehatan serta tetap
berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu
berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

D. Organisasi Profesi Keperawatan


1. Pengertian Organisasi Profesi
Organisasi profesi adalah organisasi praktisi yang menilai/mempertimbangkan
seseorang memiliki kompetensi profesional dan ikatan bersama untuk
menyelenggarakan fungsi sosial yang mana tidak dapat dilaksanakan secara
terpisah sebagai individu. Marqius Bessi L. & Huston J.C. (2000) memaparkan
organisasi profesi memiliki dua perhatian utama, yaitu:
a. Kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari perawat yang tidak
dipersiapkan dengan baik.
b. Kurangnya standar dalam keperawatan.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk perawat dalam

6
menghadapi tantangan yang ada saat ini dan akan datang serta bekerja
ke arah positif terhadap perubahan-perubahan profesi sesuai dengan
perubahan sosial.

2. Ciri-ciri organisasi profesi adalah:


a. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi.
b. Ikatan utama para anggota adalah kebanggaan dan kehormatan.
c. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
d. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan.
e. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif.
f. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.

3. Peran organisasi profesi adalah:


a. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap
mutu pendidikan keperawatan.
b. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap pelayanan
keperawatan.
c. Sebagai pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan.
d. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas kehidupan profesi.

4. Fungsi organisasi profesi adalah:


a. Bidang pendidikan keperawatan
1) Menetapkan standar pendidikan keperawatan.
2) Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.

b. Bidang pelayanan keperawatan


1) Menetapkan standar profesi keperawatan.
2) Memberikan ijin praktik.
3) Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan.
4) Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan.
c. Bidang IPTEK
1) Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan.

7
2) Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi perkembangan
IPTEK dalam keperawatan.
d. Bidang kehidupan profesi
1) Membina, mengawasi organisasi profesi.
2) Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain,
dan antar anggota.
3) Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan
negara lain.
4) Membina, mengupayakan, dan mengawasi kesejahteraan anggota.

5. Manfaat organisasi profesi adalah :


Menurut Breckon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal, yaitu:
a. Mengembangkan dan memajukan profesi.
b. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.
c. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.
d. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan
berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.

Organisasi Profesi Perawat Nasional Indonesia (PPNI)


Di Indonesia organisasi keperawatan tingkat nasional yang digunakan sebagai
wadah perawat untuk menyalurkan aspirasi, bernama Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI).
1. Sejarah PPNI
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari
berbagai organisasi keperawatan di masa itu, seperti IPI (Ikatan Perawat
Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat
Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Setiap orang yang telah
menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan diri
sebagai anggota PPNI, dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang sedang
belajar dapat disebut sebagai calon anggota.

8
2. Tujuan dan Fungsi PPNI
Tujuan PPNI adalah sebagai berikut:
a. Membina dan mengembangkan organisasi profesi keperawatan antara
lain: persatuan dan kesatuan, kerjasama dengan pihak lain, dan pembinaan
manajemen organisasi.

b. Membina, mengembangkan, dan mengawasi mutu pendidikan


keperawatan dan pelayanan keperawatan di Indonesia.
c. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia.
d. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota.

3. Fungsi PPNI adalah sebagai berikut:


a. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak
sesuai dengan posisi jabatan, profesi, dan lingkungan untuk mencapai
tujuan organisasi.
b. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada program-program pembangunan manusia secara holistik
tanpa membedakan golongan, suku, keturunan, agama/kepercayaan
terhadap Tuhan YME.
c. Menampung, memadukan, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi
tenaga keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan
tenaga keperawatan.

4. Struktur Organisasi PPNI


Jenjang organisasi di dalam PPNI adalah sebagai berikut:
a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
b. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I)
c. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPD II)
d. Komisariat PPNI (penguruh pada institusi dengan jumlah anggota 25
orang)

9
5. Struktur organisasi tingkat pusat adalah sebagai berikut:
a. Ketua umum sebagai puncak tertinggi kepemimpinan. Di bawahnya
ada beberapa ketua bidang seperti:
b. Pembinaan organisasi
c. Pembinaan pendidikan dan latihan
d. Pembinaan pelayanan
e. Pembinaan IPTEK
f. Pembinaan kesejahteraan
g. Sekretaris jenderal sebagai wakil ketua untuk urusan kesekretariatan
dan administrasi. Sekretaris berjumlah 5 orang sesuai dengan beberapa
departemen di bawah ini.
h. Departemen organisasi, keanggotaan, dan kaderisasi
i. Departemen pendidikan
j. Departemen pelatihan
k. Departemen pelayanan di rumah sakit
l. Departemen pelayanan di puskesmas
m. Departemen penelitian
n. Departemen hubungan luar negeri
o. Departemen kesejahteraan anggota
p. Departemen pembinaan yayasan

E. Kebijakan Sistem Pendidikan Keperawatan


Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan
sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi,
kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan
profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan
profesi yang dilandaskan oleh akademik dan keprofesian.

Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan


kualitas tenaga perawat yang profesional melalui jenjang pendidikan, oleh karna
itu maka pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi.
Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan dalam

10
pengembangan pelayanan keperawatan secara professional, tekhnologi
keperawatan serta pembinaan keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan
sebagai sarana mencapai profesionalisme keperawatan.

Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus mampu


membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional sesuai dengan
tuntutan profesi, memberi landasan pengetahuan yang kokoh baik kelompok ilmu
keperawatan atau ilmu dasar atau penunjang asuhan keperawatan, membina
keterampilan professional yang mencakup keterampilan intelektual, tekhnikal dan
interpersonal serta membina landasan etik keperawatan sebagai dasar dalam
kehidupan keprofesian.

Tujuan pendidikan tinggi keperawatan pada institusi pendidikan tinggi


keperawatan diharapkan mampu melakukan hal-hal antara lain :

1. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional yang sesuai


dengan tuntunan profesi keperawatan.
2. Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh.
3. Menumbuhkan/membina keterampilan professional.
4. Menumbuhkan/membina landasan etik keperawatan yang kokoh dan
mantap sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan dan dalam kehidupan keprofesian.

Jenis Pendidikan Keperawatan di Indonesia :

Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia
mencakup:

1. Pendidikan Vokasi; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada


kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu sebagai
perawat.
2. Pendidikan Akademik; yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan yang
mengcakup program sarjana, magister, doctor.

11
3. Pendidikan Profesi; yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mencapai
kompetensi profesi perawat.

Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia

1. Program Pendidikan Diploma III Keperawatan


Program Pendidikan Diploma III (D-III) Keperawatan ini menghasilkan
perawat generalis sebagai perawat professional pemula/vokasional (ahli
madya keperawatan) yang dikembangkan dengan landasan keilmuan yang
cukup dan landasan keprofesian yang kokoh. Lulusannya diharapkan
mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional dengan
berpedoman kepada standar asuhan keperawatan dan dengan etika
keperawatan sebagai tuntunan. Sebagai perawat vokasional diharapkan
memiliki tingkah laku dan kemampuan professional, akuntabel dalam
melaksanakan asuhan/praktik keperawatan dasar secara mandiri di bawah
supervise Ners. Lama pendidikan 3 tahun untuk waktu normal. Lulusan D-
III Keperawatan juga diharapkan mampu mengelolah praktik keperawatan
yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan klien serta memiliki
kemampuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju
secara tepat guna.
2. Program Pendidikan Ners
Program Pendidikan Ners ini menghasilkan perawat ilmuwan (Sarjana
Keperawatan) dan Professional (Ners = “First professional Degree”)
dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan professional, serta akuntabel
untuk melaksanakan asuhan/praktik keperawatan dasar (sampai dengan
tingkat kerumitan tertentu) secara mandiri. Sebagai perawat professional,
yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan objektif klien dan melakukan
supervise praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat professional
pemula (D-III Keperawatan). Selain itu, mereka dituntut untuk memiliki
kemampuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) keperawatan
yang maju secara tepat guna, serta kemampuan melaksanakan riset

12
keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana. Program pendidikan
Ners memiliki landasan keilmuan yang kokoh dari pada lulusan D-III
Keperawatan serta memiliki landasan keprofesian yang mantap sesuai
dengan sifatnya sebagai pendidikan profesi. Tetapi, untuk lulusan S1
Keperawatan tanpa mengikuti profesi Ners, adalah orang yang
berkemampuan akademik sebagai serjana keperawatan tetapi tidak
memiliki kewenangan melakukan praktik keperawatan atau melakukan
kegiatan pada bidang non keperawatan. Sedangkan lulusan Sarjana
keperawatan + Ners adalah seseorang tenaga profesional berkemampuan
dan berwenang melakukan pekerjaan dibidang pelayanan dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan kesehatan.
3. Program Pascasarjana Keperawatan
Program magister keperawatan ini menghasilkan perawat ilmuwan dengan
sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuwan keperawatan.
Sebagai perawat ilmuwan diharapkan mempunyai kemampuan berikut ini :
a. Meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan
pengembangan.
b. Berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya.
c. Mengembangkan penampilannya dalam spectrum yang lebih luas
dengan mengkaitkan ilmu/profesi serupa.
d. Merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah masyarakat
dengan cara penalaran ilmiah (Keputusan Mendikbud No.056/U/1994-
pasal 2 ayat 3).

F. Peran Perawat Profesional


Tugas perawat sendiri adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien, keluarga, ataupun masyarakat dan bertanggung jawab atas peningkatan
kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pencegahan penyakit.

1. Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan


Perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui
proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan

13
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Dalam perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Beberapa kegiatan yang dilakukan perawat saat
memberikan asuhan keperawatan adalah:
 Memberikan perawatan dan kebutuhan kebersihan pasien setiap hari.
 Mengatur porsi dan asupan gizi serta diet pasien.
 Membantu memindahkan pasien dari dan ke tempat tidur.
 Membantu mobilitas pasien.
 Mengatur jadwal berobat ke dokter dan jadwal mengkonsumsi obat.
 Memeriksa tanda-tanda vital seperti tensi darah, suhu tubuh, detak
nadi, respiratori dan Spo2.

2. Sebagai Pelindung dan Advokat  


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Selain itu
perawat juga harus bisa mempertahankan dan melindungi berbagai hak
yang dimiliki oleh pasien, di antaranya:
 Hak atas pelayanan terbaik.
 Hak atas informasi tentang penyakitnya.
 Hak atas perlindungan informasi pribadi (privasi).
 Hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
 Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian pelayanan kesehatan.

3. Sebagai Edukator atau Memberikan Edukasi

14
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan

4. Sebagai Pembimbing atau Konsultan                 


Mempunyai peran pembimbing atau konsultan kepada pasien, keluarga
dan komunitas, seorang perawat harus mampu mengidentifikasi perubahan
pola interaksi pasien terhadap keadaan sehat dan sakit. Ada pun point-
point perawat sebagai pembimbing adalah:
 Mengidentifikasi perubahan pola interaksi pasien dalam keadaan
sehat-sakit.
 Merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasi.
 Konseling/bimbingan mengenai masalah kesehatan sesuai prioritas
diberikan kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
 Mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman di masa
lalu yang menjadi dasar dalam merencanakan metode.
 Pemecahan masalah difoksukan pada keperawatan, mengubah
perilaku hidup tidak sehat ke arah perilaku hidup sehat.

5. Sebagai Koordinator dan Kolaborator                     


Seorang perawat harus mempunyai sifat kolaboratif dan koordinasi yang
baik antar sesama tenaga kesehatan lainnya. Berperan sebagai koordinator
harus dapat mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasi pelayanan
dari semua anggota kesehatan.  Sedangkan sebagai kolaborator perawat
bersama pasien, keluarga dan anggota kesehatan lainnya berupaya untuk
mengindentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk diskusi
mengenai pelayanan, dukungan, paduan keahlian dan keterampilan kepada
pasien. Saat menjalankan peran sebagai koordinator, seorang perawat
dapat melakukan hal berikut ini:
 Mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatan.
 Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas.

15
 Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan.
 Memberikan informasi tentang informasi yang berkaitan dengan.
pelayanan keperawatan pada saranan kesehatan.

G. Standar Praktik Keperawatan Profesional


Standar Praktek Keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang
harus dilakukan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Karena keperawatan telah meningkat kemandiriannya sebagai suatu
profesi, sejumlah standar praktek keperawatan telah ditetapkan. Standar untuk
praktek sangat penting sebagai petunjuk yang obyektif untuk perawat memberikan
perawatan dan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi asuhan ketika standar
telah didefinisikan secara jelas, klien dapat diyakinkan bahwa mereka
mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi, perawat mengetahui
secara pasti apakah yang penting dalam pemberian askep dan staf administrasi
dapat menentukan apakah asuhan yang diberikan memenuhi standar yang berlaku.

Klasifikasi Praktek Keperawatan


1. Perawat dan pelaksana praktek keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktek keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai
dengan standar pendidikan Keperawatan. Perawat sebagai anggota profesi,
setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standart profesi
keperawatan.
2. Nilai-nilai pribadi dan praktek professional
Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup
praktek keperawatan dan bidang teknologi medis akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai pribadi yang memiliki
perawat dengan pelaksana praktek yang dilakukan sehari-hari selain itu
pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat untuk melaksanakan
tugas pelayanan keperawatan tertentu, dilain pihak perawat mempunyai
hak untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai
pribadi mereka.

16
Ciri – ciri Standar Praktek Keperawatan
Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan hasil
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fokus utamanya.
Praktek keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Otonomi dalam pekerjaan
2. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
3. Pengambilan keputusan yang mandiri
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
5. Pemberian pembelaan
6. Memfasilitasi kepentingan pasien

Tipe Standar Keperawatan


Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar
asuhan (standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang
akan diterima oleh pasien,dan standar praktek. (standar of practice) atau harapan
terhadap kinerja perawat dalam memberikan standar asuhan . Aktifitas pemantaan
dan evaluasi memastikan bahwa level perawatan pasien dan kinerja perawat telah
dicapai dengan baik. Dua macam kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat
dalam praktek sehari-hari dengan menyediakan suatu sruktur untuk praktek
tersebut dan untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi kontribusi
keperawatan dalam perawatan pasien.
1. Standar praktek
Standar praktek meliputi kebijakan (police), uraian tugas (job deskription),
dan standar kinerja (performance standar). Ia menuntun perawat dalam
melaksanakan perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang
perlu diperlihatkan oleh perawat untuk memastikan bahwa standar asuhan
akan dicapai dan menggambarkan definisi institusi tentang apa yang dapat
dilakukan oleh perawat. Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau
kondisi yang harus tersedia untuk menfasilitasi pemberian asuhan. Uraian
tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan pengalaman yang
diperlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai
perawat. Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan

17
menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat yang
didasarkan atas pengetahuan, ketrampilan, dan pencapaian aktifitas
kemajuan profesional.
2. Standar Asuhan                                         
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan rencana
asuhan (care plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan
pasien yang aman dan memastikan hasil yang berasal dari pasien ini.
Prosedur adalah urain tahap pertahap tentang bagaimana melakukan
keterampilan psikomotor dan bersifat orientasi tugas. Protokol meliputi
lima kategori utama: manajemen pasien dengan peralatan invasi,
manajemen pasien dengan peralatan non invatif; manajemen status
fisiologis dan psikologis; dan diagnosa keperawatan tertentu. Standar
asuhan genetik menguraikan harapan asuhan minimal yang disediakan
bagi semua pasien diamanapun pasien dirawat. Rencana asuhan dibuat dan
biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa medis pasien dan
diagnosa keperawatan pasien.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan
tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas
asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus
dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar dibutuhkan sumber-
sumber pengembangan standar keperawatan.
Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas
asuhan kinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim
sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar
bagaimana proses pengembangan tersebut.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi
dan pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk
memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi
perawat dan organisasi pelayanan.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah
makalah ini sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa
supaya lebih giat dalam belajar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC

Hidayat, A.Aziz Alimul . 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salemba


medika

asistenetika.wordpress.com/2012/05/08/ciri-ciri-dan-syarat-profesi Sa’ud, Udin


Syaefudin, Ph.D. j

Simamora, Roymond H. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Faz Patrick & Craven, Ruth F, (2000). Fundamental of Nursing : Human Health
and Function, 3 rd ed, DLMN/DLC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengamtar Konsep Dasar Keperawatan, ed.2


Jakarta: Salemba Medika

Mosby Nursalam.2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan:Konsep dan


Praktik, Jakarta :

Salemba Medika

Pearson & Vaughan, (1999). Nursing models for practice. London : Heinemann
Nursing Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,

wikipedia.org/wiki/Profesi

20

Anda mungkin juga menyukai