Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

LANDASAN KEILMUAN PROFESI KEPERAWATAN

KELOMPOK 4
1. DIAH RETNO LARAS WATI
2. PUTRI DIANA NOVITA SARI
3. PUTRI MEGA
4. TRIO AJI SAPUTRO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun kehadiratAllah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan (KDK) yang berjudul “Landasan
Keilmuan Profesi Keperawatan” . Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam diskusi
kelompok.Dalam penyusunan makalah ini, penyusunmendapat data-data dari media cetak
dan media elektronik berupa internet. Untuk itu, pada kesempatan ini penyusun ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan kelompok empat yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya,bahwa dalam penyusunan masalah makalah yang


sederhana ini masih terdapat kekurangan baik dalam bentuk maupun isinya. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati,kritik dan saran yang berguna bagi pembaca akan sangat
penyusun hargai.

Akhir kata,semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Jakarta, 21 Oktober 2017


Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………..i

Daftar Isi…………………………………………………….…..ii

BAB I Pendahuluan……………………………………..………4

1.1 Latar Belakang………………………………………………4


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..7

Tujuan Penulisan………………………………………………..7

BAB II Pembahasan………………………………………..…..8

2.1 Pengertian Ilmu Profesi Keperawatan……………….…….8

2.2 Karakteristik Ilmu Profesi Keperawatan………………..…9

2.3 Sumber Ilmu Profesi Keperawatan……………………….12

2.4 Fungsi Ilmu Profesi Keperawatan…………………..…….16

2.5 Keperawatan Sebagai Ilmu Profesi Keperawatan.………..17

BAB III Penutup…………………………………………..….19

3.1 Kesimpulan………………………………………………..19

3.2 Saran ……………………………………………..……….20

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberkan pelayanan yang
kontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga diartikan
sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan, profesi ini
memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dpenuhi oleh seseorang, keluarga atau kelompok
di komunitas.(Committee on Education American Nurses Association (ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan bahwa,
pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni melayani/memberi
asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi keperawatan,
kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. (Lokakarya Nasional, 1983).
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis
meghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan pendidikan dan
pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani
(alturism).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan
bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan
kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa
pelayanan keperawatan profesional. Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang
memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit atau
metode profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai kelompok
okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional merupakan
suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu
profesi.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis, selain
itu juga telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan sebagai
profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi adalah seorang ahli,
mereka mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta mengetahui lebih
baik daripada kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam konsep profesi ada
tiga nilai penting yang perlu dipahami yakni:
1. Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral yang diyakini (etika profesi).
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan menggunakan
pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien yang dirawatnya,
hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan oleh American Nurses
Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang harus dilakukan oleh
perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan
rangkaian seluruh respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan pengetahuannya
untuk membantu mencapai tujuan pasien dengan mengumpulkan data subjektif maupun
objektif pasien dan memahaminya baik secara individual atau secara berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan
melakukan treatment respon manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan terapeutik
dengan pasien untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme,
profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan suatu sifat resmi,
cara hidup yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Profesionalisme keperawatan
telah ada sejak zaman Florence Nightingale (1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan cara
memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki pendidikan yang
lebih luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang spesial, keterampilan serta dipersiapkan
dengan cara yang baik.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan
perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti
yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga
dari internal profesi ini sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud dengan keperawatan sebagai profesi?
b) Bagaimana karakteristik ilmu keperawatan?
c) Bagaimana sumber ilmu keperawatan?
d) Bagaimana fungsi ilmu keperawatan?
e) Bagaimana keperawatan sebagai ilmu profesi keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Menjelaskan tentang keperawatan sebagai profesi.
b) Menjelaskankarakteristik ilmu keperawatan.
c) Menjelaskansumber ilmu keperawatan.
d) Menjelaskan fungsi ilmu keperawatan.
e) Menjelaskan keperawatan sebagai ilmu profesi keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi

Menurut Chinn Yacobs (dalam A.Aziz Hidayat, 2007). Profesi adalah suatu pekerjaan
yang memerlukan pengetahuan khusus dalam beberapa bidang ilmu , melaksanakan peran
yang bermutu di masyarakat , melaksanakan cara cara dan peraturan yang telah disepakati
oleh anggota profesi.

Menurut Oemar Hamalik . profesi adalah suatu pernyataan atau jani terbuka , bahwa orang
akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan karena orang tersebut
terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu .

Semua profesi akan memiliki proses profesionalisasi yang berkelanjutan dengan evaluasi
revisi. Harus sensitive dan responsive terhadap kritik umum yang berhubungan dengan
pekerjaan tugas dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat . masyarakat menilai apakah
pekerjaan itu bersifat profesional atau tidak.

Hall pada tahun 1968 memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan
yang harus melalui proses 4 tahapan diantaranya : Telah memperoleh badan pengetahuan dari
institusi pendidikan tinggi, menjadi pekerjaan utama, adanya organisasi profesi dan terdapat
koda etik. Pada tahun 1970 Moore dan Rosenblum memandang kriteria pekerjaan sebagai
profesi adalah apabila dasar pekerjaan itu memiliki teori yang sistematik, mempunyai
otoritas, wibawa dan prestige,kode etik, budaya profesional dan menjadi sumber utama dari
penghasilan.

Pada tahun 1974 Edgar Schein memberikan kriteria pekerjaan sebagai profesi apabila
pekerjaan itu merupakan pekerjaan seumur hidup dan menjadikan penghasilan utama,
terdapat motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan dalam karir serta mempunyai
komitmen seumur hidup dalam karirnya, memiliki kelompok ilmu pengetahuan serta adanya
keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan,dalam mengambil
keputusan terhadap kliennya di landasi penerapan prinsi-prinsip dan teori yang ada,
berorientasi pada pelayanan serta menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien,
pelayanan yang diberikan pada kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif,
mempunyai pertimbangan otoritas dalam segala tindakannya serta mengetahui apa yang lebih
baik untuk klien dari pada klien sendiri, adanya perkumpulan profesi , standar pendidikan,
adanya izin atau ujian masuk dalam jenjang karier atau profesi, serta adanya batasan profesi,
mempunyai status dan kekuatan dalam bidang keahliannya dan pengetahuan yang telah
dianggap khusus dan dalam pelayanan tidak diperbolehkan mengadakan advertensi atau
mencari klien.

2.2 Karakteristik dan ciri- ciri profesi

Beberapa ahli keperawatan mendiskripsikan tentang karakteristik profesi seperti berikut

1. Abraham Flexner

Karakteristik menurut Abraham Flexner, yaitu :

a. Aktivitas yang bersifat intelektual


b. Berdasarkan ilmu dan pengetahuan
c. Digunakan untuk tujuan praktik pelayanan
d. Dapat dipelajari
e. Terorganisir secara internal, dan

f. Altruistic (mementingkan orang lain)

2. Schein &Kommers
Karakteristik profesi menurut Schein & Kommers, yaitu:

a. Pekerjaan dilakukan secara menetap seumur hidup.


b. Pekerjaan yang dilakukan dengan motivasi yang kuat untuk melakukan pekerjaan itu dan
tidak mendapat kepuasan bila tidak melakukan pekerjaan itu. Pekerjaan itu merupakan
panggilan jiwa.
c. Memiliki keterampilan khusus yang menyangkut ilmu dan seni.
d. Keputusan berdasarkan prinsip/teori dalam kegiatan profesional selalu membuat
keputusan untuk menanggapi dan merencanakan sesuatu.
e. Berorientasi pada pelayanan dan perilaku kegiatan profesional itu harus selalu diarahkan
untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan manusia dan melaksanakan fungsi
kehidupan
f. Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif (fakta)
g. Mempunyai otonomi dalam menentukan tindakan dan mempunyai wewenang/kebebasan
dalam menentukan kegiatannya tidak perlu dikontrol oleh profesi lain.
h. Memiliki standar etika dan standar praktikprofesional dalam perilaku kegiatan praktik
profesional harus menerapkan nilai-nilai baik dan benar serta menggunakan ketentuan
perilaku yang disepakato oleh profesi

i. Mempunyai wadah yang berbentuk organisasi kegiatan profesional.

3. Greenwood

Karakteristik profesi menurut Greenwood adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan berdasarakan “Body of knowledge”


b. Kemampuan memberikan pelayanan khas pada orang lain
c. Pendidikan standard an berdasarkan pendidikan tinggi
d. Adanya pengawasan/control terhadap praktiknya dengan menggunakan standar praktik
e. Tanggung jawab dan tanggung gugat anggota untuk tindakan
f. Legal (sesuai hukum)
g. Per grup
h. Pegawai dan
i. Konsumen/masyarakat/penerima layanan

4. Karakteristik lain dari cirri-ciri profesi

Disamping para ahli keperawatan, berikut ini beberapa karakteristik dari cirri-ciri profesi
lainnya.

a. Teori yang sistematis


b. Otorotas kewenangan
c. Sanksi kewenangan
d. Kode etik (pedoman moral profesi)
e. Kultural (tata nilai)

2.3 Sumber Ilmu

Ilmu diperoleh melalui beberapa cara , antara lain rasional , empiris , dan intuisi .

1. Rasional

Kebenaran ilmu melalui rasional menitikberatkan pada rasio atau akal pikiran . singkatnya ,
pandangan ini menyatakan bahwa akal adalah dasar dari kepastian pengetahuan .
pengetahuan yang benar bisa diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia , menurut
pandangan ini , memperoleh pengetahuan melalui aktivitas akal . akal inilah yang telah
mengangkat kedudukan manusia dan sekaligus menjadikan makhluk yang utama. pencetus
pandangan ini adalah Rene Descartes (1596-1560).

Kaum rasionalis mengembangkan sebuah paham yang kita kenal dengan sebutan
rasionalisme. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indra dalam memperoleh
pengetahuan . pengalaman indra diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan
yang membuat akal dapat bekerja . laporan indra , menurut rasionalisme , merupakan bahan
yang belum jelas dan masih kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam
pengalaman berfikir . akal mengatur bahan tersebut sedemikian rupa sehingga terbentuk
sebuah pengetahuan yang benar . jadi , rasio merupakan potensi yang dimiliki manusia untuk
memahami proses dan sebab musabab kejadian . kemampuan rasio ini adalah kemampuan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia .

Dengan demikian , dapat dikatakan bahwa rasio merupakan landasan bagi terbentuknya
ilmu pengetahuan empiris manusia . rasio kemudian dikembangkan menjadi logika yang
didasarkan atas premis-premis yang kuat . logika berbicara mengenai norma norma atau
kaidah kaidah berfikir yang benar agar diperoleh pengetahuan yang benar . terdapat dua
macam logika , yaitu logika formal dan logika material . logika formal adalah logika yang
memberi forma berfikir yang benar dari segi berfikir . maksudnya , agar diperoleh
pengetahuan yang benar , segi berfikir seseorang juga harus benar . benar / tidaknya hasil
kesimpulan logika formal ini akan diselidiki oleh logika material . jadi , kebenaran isi atau
kesimpulan yang dibicarakan oleh logika formal akan dijelaskan oleh logika material .

Metode berfikir logika ada 2 yaitu : metode deduksi dan metode induksi. Metode deduksi
adalah metode berfikir dengan cara menyimpulkan premis mayor (umum) untuk membentuk
premis minor (khusus). Dengan kata lain , metode deduksi adalah kesimpulan berfikir yang
ditarik dari umum ke khusus.

Metode induksi adalah kebalikan dari metode deduksi . disini , kesimpulan ditarik
atau dibentuk dari premis minor (dari khusus ke umum) Oleh karena itu , ilmu pengetahuan
harus dikembangkan melalui dasar dasar logika yang kuat dan beralasan sehingga kebenaran
dapat dicapai.

2. Empiris

Kata empiris berasa dari bahasa yunani empeirikos yang artinya pengalaman. Pengalaman
yang dimaksud disini adalah pengalaman indrawi (tafsir,2001) . kelompok yang berpegang
pada paham empiris ini disebut empirisme. Tokohnya adalah John Locke (1632-1704). Kaum
empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia bukan didapat melalui penalaran rasional
yang abstrak, melaikan melalui pengalaman konkrit. Menurut kaum empiris gejala alamiah
yang timbul merupakan hal yang konkrit dan dapat ditangkap oleh pancaindra manusia.

Masalah utama yang timbul dalam penyususnan pengetahuan secara empiris adalah
kecenderungan pengetahuan tersebut menjadi kumpulan fakta. Sayangnya, kumpulan fakta
tersebut belum tentu konsisten. Selama menggunakan metode ini, kita mungkin akan
menemukan hal-hal yang sifatnya kondradiktif, sebab metode empiris memang mempunyai
beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah indra manusia yang terbatas. Keterbatasan
indra ini menimbulkan ketidaksesuaian antara hasil yang dilaporkan dan objek yang
sebenarnya.benda yang jauh dapat terlihat kecil, padahal sebenarnya benda tersebut besar.
Kelemahan yang kedua adalah indra yang menipu. Maksudnya, sesuatu yang ditangkap oleh
indra bisa saja bertentangan dengan kebenaran dari objek tersebut. Sebagai contoh, jari
tangan yang normalnya lurus akan terlihat pendek dan tidak lurus saat dimasukkan kedalam
air. Kelemahan ketiga adalah objek yang menipu (Mis,Fatamorgana).

Kekeliruan indra ini harus dikoreksi melalu eksperimen . eksperimen disini tentu harus
mempunyai ukuran yang jelas dan baku. Sebagai contoh, suhu tubuh bisa dikatakan panas
jika memenuhi ukuran derajat panas tertentu. Dengan kata lain, metode empiris merupakan
suatu bukti terukur. Karenanya, empirisme harus dijelaskan melalui pandangan rasional.
Kerjasama antara empirisme dan rasionalisme atau rasionalisme dan empiris ini melahirkan
suatu metode sains (scientific method) yang kemudian melahirkan pengetahuan sains
(scientific knowledge). Dalam bahaa Indonesia,pengetahuan sains sering disebut dengan
pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan (tafsir,2001). Selain rasionalisme, pengetahuan
juga diperoleh melalui intuisi/Wahyu/Ilham.

Intuisi/Wahyu/Ilham

Intuisi merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu.
Menurut Henri Bergson (1859-1941), intuisi merupakan hasil evolusi dari kemampuan
pemahaman tertinggi yang dimiliki manusia. Intuisi menangkap objek secara langsung tanpa
melalui pemikiran, menurut Achmad C.Z (2002)

3. Intuisi
Intuisi muncul dari dalam hati manusia sebagai sebagai sebuah respons terhadap suatu
hal. Karenanya, intuisi disebut juga sebagai superindra atau indra keenam (Inayat
Khan,2000). Intuisi merupakan esensi dari semua indra. Dengan demikian, intuisi bisa
kita sebut sebagai petunjuk batin dan pengngat “dari dalam”. Karena diitangkap oleh
manusia dalam wujud perasaan, intuisi yang muncul bisa saja benar, bisa pula keliru. Ini
dipengaruhi oleh banyak factor.
Berbeda dengan intuisi, wahyu merupakan kalam Tuhan yang diturunkan kepada
umat manusia melalui Nabi dan Rasul-Nya. Wahyu diturunkan untuk member penjelasan
yang benar tentang alam, kehidupan, dan manusia. Wahyu disusun dalam satu kumpulan
wahyu yang disebut kitab suci yang muncul bisa saja benar, bisa pula keliru. Ini
dipengaruhi oleh banyak factor.
Berbeda dengan intuisi, wahyu merupakan kalam Tuhan yang diturunkan kepada
umat manusia melalui Nabi dan Rasul-Nya. Wahyu diturunkan untuk member penjelasan
yang benar tentang alam, kehidupan, dan manusia. Wahyu disusun dalam satu kumpulan
wahyu yang disebut kitab suci. Wahyu sendiri berisi prinsip-prinsip dan kehidupan.
Wahyu tidak hanya memuat dogma-dogma keimanan, tetapi juga hal-hal yang diperlu
diinterprestasikan. Upaya interprestasi ini memerlukan akal pikiran manusia. Karenanya,
terdapat keselarasan antara wahyu (agama) dan akal, sebab keduanya merupakan
pemberian Tuhan. Contohnya adalah Ibnu Rusyd yang lahir pada tahun 1126 M di
Cordova (sekarang Spanyol). Di Negara barat (Eropa), ia dikenal sebagai Averrous. Ibnu
Rusyd bukan hanya terkenal sebagai ahli ilmu agama Islam, tetapi juga ilmu-ilmu
eksakta, seperti matematika, astronomi, flsafat, logika, dan kedokteran. Karena
kemampuannya ini, ia kenal sebagai ahli ilmu pengetahuan. Karya-karyanya sangat
berpengaruh terhadap pemikiran bangsa Eropa sehingga akhirnya Eropa mampu
melahirkan ilmu pengetahuan eksperimental modern. Salah satunya karya Ibnu Rusyd
yang sangat berpengaruh dan dijadikan sebagai rujukan penting bagi ilmu kedokteran di
Eropa adalah Kitab fil Kulliyat fi at Tibb (Kaidah-Kaidah Imum dalam Ilmu Kedokteran).

2.4 Fungsi Ilmu Keperawatan

Organisasi keperawatan sedunia ICN (1973) berpendapat bahwa, ”The unique function of
the nurse is to assist individual, sick or well in the performance of those activities
contributing to health or its recovery (or to a peaceful death) he would perform unaided of he
had necessary strength will or knowledge” yang artinya fungsi unik perawat yaitu melakukan
pengkajian pada individu sehat maupun sakit, dimana segala aktivitas yang dilakukan
berguna untuk kesehatan dan pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian pasien
secepat mungkin”.

Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

a. Fungsi Independent

Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan
harga diri dan aktualisasi diri.

b. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksidari
perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya
dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.

c. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.

2.5 Keperawatan Sebagai Ilmu


Ilmu Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of knowledge
yang khas sehingga akan selalu berkembang. Perkembangan ilmu keperawatan menjadi
tanggung jawab semua stakeholder keperawatan, diantaranya adalah para professional
keperawatan, pendidik keperawatan, dan mahasiswa keperawatan. Salah satu bagian
penting dalam proses pengembangan ilmu keperawatan adalah dengan adanya riset
keperawatan.

Keperawatan sebagai ilmu memiliki objek formal dan material, sebagai objek formal,
keperawatan mempunyai cara pandang pada respon manusia terhadap masalah kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, bantuan pada manusia diberikan pada individu,
kelompok atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah
kesehatan dan proses penyembuhan,, dimana ilmu keperawatan sangat memperhatikan
masalah-masalah keperawatan yang dilakukan dengan mencari secara ilmiah.

Sebagai objek materi, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis dan
menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia ditujukan kepada
bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan dengan kondisi kesehatan
itu dan sebagai mahluk utuh dan unik.Ilmu sebagai pembuktian fakta kenyataan dan apa yang
telah dipelajari itulah yang harus dinyatakan untuk mempertahankan argument. Seorang
perawat professional dengan mudah dalam mempraktikan ilmu jika mereka sudah dibekali
ilmu yang cukup pada masa pendidikan. Suatu ilmu tidak dapat membuat orang menjadi ragu
apabila orang tersebut mencapai jenjang yang tinggi.Untuk mengingat dengan mudah ilmu
yang telah dipelajari maka kita harus menghimpun data yang akan dipelajari dan melalui
proses pembelajaran formal maupun nonformal.

Ilmu yang menjelaskan kepada kita sehingga dapat mengambil kesimpulan dari sebuah
penelitian dan menentukan profesionalisasi melalui pengembangan ilmu pengetahuan.
Pengembangan ini telah di tentukan oleh paradigma keperawatan yang di kembangkan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang lain yang dapat mendukung dan mengontrol
keperawatan.
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga
dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikanpelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.

Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.

BAB III

PENUTUP

3.2 KESIMPULAN

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Keperawatan sebagai
ilmu dan kiat yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan terapan.Fokus aktifitas
keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan respon manusia terhadap kesehatan
aktual ataupun potensial, yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan
kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan, pendidikan dan riset.

3.1 SARAN
Perawat disarankan untuk selalu mengkuti perkembangan ilmu keperawatan mengingat
ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman dan perawat disarankan untuk bersikap professional dalam memberikan perawatan
kepada pasien. semoga para perawat dan mahasiswa dapat memahami konsep ilmu dan
paradigma keperawatan yang ada pada makalah ini dengan seksama.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info
Media

Pro-Health. 2009. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi.

2. Asmadi . 2008. Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta. Buku Kedokteran EGC


3. Hidayat,A.Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai