KELOMPOK 4
1. DIAH RETNO LARAS WATI
2. PUTRI DIANA NOVITA SARI
3. PUTRI MEGA
4. TRIO AJI SAPUTRO
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun kehadiratAllah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan (KDK) yang berjudul “Landasan
Keilmuan Profesi Keperawatan” . Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam diskusi
kelompok.Dalam penyusunan makalah ini, penyusunmendapat data-data dari media cetak
dan media elektronik berupa internet. Untuk itu, pada kesempatan ini penyusun ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan kelompok empat yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata,semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Daftar Isi…………………………………………………….…..ii
BAB I Pendahuluan……………………………………..………4
Tujuan Penulisan………………………………………………..7
BAB II Pembahasan………………………………………..…..8
3.1 Kesimpulan………………………………………………..19
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Chinn Yacobs (dalam A.Aziz Hidayat, 2007). Profesi adalah suatu pekerjaan
yang memerlukan pengetahuan khusus dalam beberapa bidang ilmu , melaksanakan peran
yang bermutu di masyarakat , melaksanakan cara cara dan peraturan yang telah disepakati
oleh anggota profesi.
Menurut Oemar Hamalik . profesi adalah suatu pernyataan atau jani terbuka , bahwa orang
akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan karena orang tersebut
terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu .
Semua profesi akan memiliki proses profesionalisasi yang berkelanjutan dengan evaluasi
revisi. Harus sensitive dan responsive terhadap kritik umum yang berhubungan dengan
pekerjaan tugas dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat . masyarakat menilai apakah
pekerjaan itu bersifat profesional atau tidak.
Hall pada tahun 1968 memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan
yang harus melalui proses 4 tahapan diantaranya : Telah memperoleh badan pengetahuan dari
institusi pendidikan tinggi, menjadi pekerjaan utama, adanya organisasi profesi dan terdapat
koda etik. Pada tahun 1970 Moore dan Rosenblum memandang kriteria pekerjaan sebagai
profesi adalah apabila dasar pekerjaan itu memiliki teori yang sistematik, mempunyai
otoritas, wibawa dan prestige,kode etik, budaya profesional dan menjadi sumber utama dari
penghasilan.
Pada tahun 1974 Edgar Schein memberikan kriteria pekerjaan sebagai profesi apabila
pekerjaan itu merupakan pekerjaan seumur hidup dan menjadikan penghasilan utama,
terdapat motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan dalam karir serta mempunyai
komitmen seumur hidup dalam karirnya, memiliki kelompok ilmu pengetahuan serta adanya
keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan,dalam mengambil
keputusan terhadap kliennya di landasi penerapan prinsi-prinsip dan teori yang ada,
berorientasi pada pelayanan serta menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien,
pelayanan yang diberikan pada kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif,
mempunyai pertimbangan otoritas dalam segala tindakannya serta mengetahui apa yang lebih
baik untuk klien dari pada klien sendiri, adanya perkumpulan profesi , standar pendidikan,
adanya izin atau ujian masuk dalam jenjang karier atau profesi, serta adanya batasan profesi,
mempunyai status dan kekuatan dalam bidang keahliannya dan pengetahuan yang telah
dianggap khusus dan dalam pelayanan tidak diperbolehkan mengadakan advertensi atau
mencari klien.
1. Abraham Flexner
2. Schein &Kommers
Karakteristik profesi menurut Schein & Kommers, yaitu:
3. Greenwood
Disamping para ahli keperawatan, berikut ini beberapa karakteristik dari cirri-ciri profesi
lainnya.
Ilmu diperoleh melalui beberapa cara , antara lain rasional , empiris , dan intuisi .
1. Rasional
Kebenaran ilmu melalui rasional menitikberatkan pada rasio atau akal pikiran . singkatnya ,
pandangan ini menyatakan bahwa akal adalah dasar dari kepastian pengetahuan .
pengetahuan yang benar bisa diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia , menurut
pandangan ini , memperoleh pengetahuan melalui aktivitas akal . akal inilah yang telah
mengangkat kedudukan manusia dan sekaligus menjadikan makhluk yang utama. pencetus
pandangan ini adalah Rene Descartes (1596-1560).
Kaum rasionalis mengembangkan sebuah paham yang kita kenal dengan sebutan
rasionalisme. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indra dalam memperoleh
pengetahuan . pengalaman indra diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan
yang membuat akal dapat bekerja . laporan indra , menurut rasionalisme , merupakan bahan
yang belum jelas dan masih kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam
pengalaman berfikir . akal mengatur bahan tersebut sedemikian rupa sehingga terbentuk
sebuah pengetahuan yang benar . jadi , rasio merupakan potensi yang dimiliki manusia untuk
memahami proses dan sebab musabab kejadian . kemampuan rasio ini adalah kemampuan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia .
Dengan demikian , dapat dikatakan bahwa rasio merupakan landasan bagi terbentuknya
ilmu pengetahuan empiris manusia . rasio kemudian dikembangkan menjadi logika yang
didasarkan atas premis-premis yang kuat . logika berbicara mengenai norma norma atau
kaidah kaidah berfikir yang benar agar diperoleh pengetahuan yang benar . terdapat dua
macam logika , yaitu logika formal dan logika material . logika formal adalah logika yang
memberi forma berfikir yang benar dari segi berfikir . maksudnya , agar diperoleh
pengetahuan yang benar , segi berfikir seseorang juga harus benar . benar / tidaknya hasil
kesimpulan logika formal ini akan diselidiki oleh logika material . jadi , kebenaran isi atau
kesimpulan yang dibicarakan oleh logika formal akan dijelaskan oleh logika material .
Metode berfikir logika ada 2 yaitu : metode deduksi dan metode induksi. Metode deduksi
adalah metode berfikir dengan cara menyimpulkan premis mayor (umum) untuk membentuk
premis minor (khusus). Dengan kata lain , metode deduksi adalah kesimpulan berfikir yang
ditarik dari umum ke khusus.
Metode induksi adalah kebalikan dari metode deduksi . disini , kesimpulan ditarik
atau dibentuk dari premis minor (dari khusus ke umum) Oleh karena itu , ilmu pengetahuan
harus dikembangkan melalui dasar dasar logika yang kuat dan beralasan sehingga kebenaran
dapat dicapai.
2. Empiris
Kata empiris berasa dari bahasa yunani empeirikos yang artinya pengalaman. Pengalaman
yang dimaksud disini adalah pengalaman indrawi (tafsir,2001) . kelompok yang berpegang
pada paham empiris ini disebut empirisme. Tokohnya adalah John Locke (1632-1704). Kaum
empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia bukan didapat melalui penalaran rasional
yang abstrak, melaikan melalui pengalaman konkrit. Menurut kaum empiris gejala alamiah
yang timbul merupakan hal yang konkrit dan dapat ditangkap oleh pancaindra manusia.
Masalah utama yang timbul dalam penyususnan pengetahuan secara empiris adalah
kecenderungan pengetahuan tersebut menjadi kumpulan fakta. Sayangnya, kumpulan fakta
tersebut belum tentu konsisten. Selama menggunakan metode ini, kita mungkin akan
menemukan hal-hal yang sifatnya kondradiktif, sebab metode empiris memang mempunyai
beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah indra manusia yang terbatas. Keterbatasan
indra ini menimbulkan ketidaksesuaian antara hasil yang dilaporkan dan objek yang
sebenarnya.benda yang jauh dapat terlihat kecil, padahal sebenarnya benda tersebut besar.
Kelemahan yang kedua adalah indra yang menipu. Maksudnya, sesuatu yang ditangkap oleh
indra bisa saja bertentangan dengan kebenaran dari objek tersebut. Sebagai contoh, jari
tangan yang normalnya lurus akan terlihat pendek dan tidak lurus saat dimasukkan kedalam
air. Kelemahan ketiga adalah objek yang menipu (Mis,Fatamorgana).
Kekeliruan indra ini harus dikoreksi melalu eksperimen . eksperimen disini tentu harus
mempunyai ukuran yang jelas dan baku. Sebagai contoh, suhu tubuh bisa dikatakan panas
jika memenuhi ukuran derajat panas tertentu. Dengan kata lain, metode empiris merupakan
suatu bukti terukur. Karenanya, empirisme harus dijelaskan melalui pandangan rasional.
Kerjasama antara empirisme dan rasionalisme atau rasionalisme dan empiris ini melahirkan
suatu metode sains (scientific method) yang kemudian melahirkan pengetahuan sains
(scientific knowledge). Dalam bahaa Indonesia,pengetahuan sains sering disebut dengan
pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan (tafsir,2001). Selain rasionalisme, pengetahuan
juga diperoleh melalui intuisi/Wahyu/Ilham.
Intuisi/Wahyu/Ilham
Intuisi merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu.
Menurut Henri Bergson (1859-1941), intuisi merupakan hasil evolusi dari kemampuan
pemahaman tertinggi yang dimiliki manusia. Intuisi menangkap objek secara langsung tanpa
melalui pemikiran, menurut Achmad C.Z (2002)
3. Intuisi
Intuisi muncul dari dalam hati manusia sebagai sebagai sebuah respons terhadap suatu
hal. Karenanya, intuisi disebut juga sebagai superindra atau indra keenam (Inayat
Khan,2000). Intuisi merupakan esensi dari semua indra. Dengan demikian, intuisi bisa
kita sebut sebagai petunjuk batin dan pengngat “dari dalam”. Karena diitangkap oleh
manusia dalam wujud perasaan, intuisi yang muncul bisa saja benar, bisa pula keliru. Ini
dipengaruhi oleh banyak factor.
Berbeda dengan intuisi, wahyu merupakan kalam Tuhan yang diturunkan kepada
umat manusia melalui Nabi dan Rasul-Nya. Wahyu diturunkan untuk member penjelasan
yang benar tentang alam, kehidupan, dan manusia. Wahyu disusun dalam satu kumpulan
wahyu yang disebut kitab suci yang muncul bisa saja benar, bisa pula keliru. Ini
dipengaruhi oleh banyak factor.
Berbeda dengan intuisi, wahyu merupakan kalam Tuhan yang diturunkan kepada
umat manusia melalui Nabi dan Rasul-Nya. Wahyu diturunkan untuk member penjelasan
yang benar tentang alam, kehidupan, dan manusia. Wahyu disusun dalam satu kumpulan
wahyu yang disebut kitab suci. Wahyu sendiri berisi prinsip-prinsip dan kehidupan.
Wahyu tidak hanya memuat dogma-dogma keimanan, tetapi juga hal-hal yang diperlu
diinterprestasikan. Upaya interprestasi ini memerlukan akal pikiran manusia. Karenanya,
terdapat keselarasan antara wahyu (agama) dan akal, sebab keduanya merupakan
pemberian Tuhan. Contohnya adalah Ibnu Rusyd yang lahir pada tahun 1126 M di
Cordova (sekarang Spanyol). Di Negara barat (Eropa), ia dikenal sebagai Averrous. Ibnu
Rusyd bukan hanya terkenal sebagai ahli ilmu agama Islam, tetapi juga ilmu-ilmu
eksakta, seperti matematika, astronomi, flsafat, logika, dan kedokteran. Karena
kemampuannya ini, ia kenal sebagai ahli ilmu pengetahuan. Karya-karyanya sangat
berpengaruh terhadap pemikiran bangsa Eropa sehingga akhirnya Eropa mampu
melahirkan ilmu pengetahuan eksperimental modern. Salah satunya karya Ibnu Rusyd
yang sangat berpengaruh dan dijadikan sebagai rujukan penting bagi ilmu kedokteran di
Eropa adalah Kitab fil Kulliyat fi at Tibb (Kaidah-Kaidah Imum dalam Ilmu Kedokteran).
Organisasi keperawatan sedunia ICN (1973) berpendapat bahwa, ”The unique function of
the nurse is to assist individual, sick or well in the performance of those activities
contributing to health or its recovery (or to a peaceful death) he would perform unaided of he
had necessary strength will or knowledge” yang artinya fungsi unik perawat yaitu melakukan
pengkajian pada individu sehat maupun sakit, dimana segala aktivitas yang dilakukan
berguna untuk kesehatan dan pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian pasien
secepat mungkin”.
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
a. Fungsi Independent
Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan
harga diri dan aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksidari
perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya
dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.
Keperawatan sebagai ilmu memiliki objek formal dan material, sebagai objek formal,
keperawatan mempunyai cara pandang pada respon manusia terhadap masalah kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, bantuan pada manusia diberikan pada individu,
kelompok atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara sempurna dalam masalah
kesehatan dan proses penyembuhan,, dimana ilmu keperawatan sangat memperhatikan
masalah-masalah keperawatan yang dilakukan dengan mencari secara ilmiah.
Sebagai objek materi, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara sistematis dan
menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia ditujukan kepada
bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan dengan kondisi kesehatan
itu dan sebagai mahluk utuh dan unik.Ilmu sebagai pembuktian fakta kenyataan dan apa yang
telah dipelajari itulah yang harus dinyatakan untuk mempertahankan argument. Seorang
perawat professional dengan mudah dalam mempraktikan ilmu jika mereka sudah dibekali
ilmu yang cukup pada masa pendidikan. Suatu ilmu tidak dapat membuat orang menjadi ragu
apabila orang tersebut mencapai jenjang yang tinggi.Untuk mengingat dengan mudah ilmu
yang telah dipelajari maka kita harus menghimpun data yang akan dipelajari dan melalui
proses pembelajaran formal maupun nonformal.
Ilmu yang menjelaskan kepada kita sehingga dapat mengambil kesimpulan dari sebuah
penelitian dan menentukan profesionalisasi melalui pengembangan ilmu pengetahuan.
Pengembangan ini telah di tentukan oleh paradigma keperawatan yang di kembangkan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang lain yang dapat mendukung dan mengontrol
keperawatan.
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga
dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikanpelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
BAB III
PENUTUP
3.2 KESIMPULAN
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Keperawatan sebagai
ilmu dan kiat yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan terapan.Fokus aktifitas
keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan respon manusia terhadap kesehatan
aktual ataupun potensial, yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan
kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan, pendidikan dan riset.
3.1 SARAN
Perawat disarankan untuk selalu mengkuti perkembangan ilmu keperawatan mengingat
ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman dan perawat disarankan untuk bersikap professional dalam memberikan perawatan
kepada pasien. semoga para perawat dan mahasiswa dapat memahami konsep ilmu dan
paradigma keperawatan yang ada pada makalah ini dengan seksama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info
Media