Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Disusun oleh:

1. Anisya Fitri Amalia (09190000017)


2. Dini Nur Alviah (09190000011)
3. Handhini Zahrah Utami (09190000012)
4. Dewi Lasmana Sari (09190000016)
5. Fajrianti Cahyani (09190000015)
6. Salsa Bila Siva Mauna (09190000013)
7. Salsabila (09190000010)
8. Amelia Sundari (09190000019)
9. Nadila Mega Pratiwi (09190000077)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


Jln. Harapan No. 50 RT.02/RW.07 Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa- Jakarta
Selatan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kepada penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul “Keperawatan Sebagai Suatu
Profesi”.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa Internet
dan media cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok empat yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah
sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi sempurna.

Jakarta, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan Hubungannya sangat Banyak keterlibatannya denngan segmen
Manusia. Oleh karena itu muncul berbagai masalah kesehatan aktual maupun potensial.
Keperawatan memanndang Manusia secara Utuh dan Unik sehingga praktik
keperawatanmembutuhkan penerapan ilmup engetahuan dan ketrampilan yang kompleks
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif klien.
Hubungan antara Perawat dengan Klien harus dipelihara secara baik. Penerimaan dan
pengakuan keperawatan sebagai pelayanan profesional diberikan dengan perawat
profesional sejak Tahun 1983. Upaya perwujudan di Indonesia tidaklah Mudah karena
menghadapi Tuntutan dan kebutuhan Eksternal dan ternal yang kesemuanya
membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata
menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja
dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri dan diperlukan dukungan dari berbagai
pihak.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keperawatan sebagai profesi?
2. Bagaimana perkembangan profesionalisme keperawatan?
3. Bagaimana peran, fungsi, dan tugas perawat?
4. Bagaimana Standar Praktik Keperawatan Profesional?
5. Bagaimana Pengembangan Standar Keperawatan?
6. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam standar praktik keperawatan?
7. Apa pentingnya dasar hukum keperawatan?
8. Apa Tujuan Adanya Standar Praktik Keperawatan?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan tentang keperawatan sebagai profesi.
2. Menjelaskan perkembangan profesionalisme keperawatan.
3. Menjelaskan peran, fungsi, dan tugas perawat.
4. Menjelaskan Tentang Praktik Keperawatan Profesional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi
(Lokakarya Nasional, 1983). Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan
bahwa, pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan,
filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
(Committee on Education American Nurses Association (ANA),
1965).Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan
yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga
diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan,
profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga
atau kelompok di komunitas.
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori
yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya
adalah melayani
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan
bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen
sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional.
Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang
lama dan menyangkut keterampilan intelektual
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit
atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai
kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional
merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik
kearah suatu profesi.
Florence Nightingale (1895) menjelaskan bahwa, Keperawatan Adalah
menempatkan pasien dalam kondisipaling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis, selain
itu juga telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan sebagai
profesi penuh.
Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi adalah seorang ahli, mereka
mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta mengetahui lebih baik
daripada kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam konsep profesi ada tiga
nilai penting yang perlu dipahami yakni:
1. Pengetahutan yang mendalam dan sistematis
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral yang diyakini (etika
profesi).
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan
menggunakan pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien
yang dirawatnya, hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan
oleh American Nurses Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang
harus dilakukan oleh perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan
rangkaian seluruh respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan
pengetahuannya untuk membantu mencapai tujuan pasien dengan
mengumpulkan data subjektif maupun objektif pasien dan memahaminya baik
secara individual atau secara berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa
dan melakukan treatment respon manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan
terapeutik dengan pasien untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme,
profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan
suatu sifat resmi, cara hidup yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Profesionalisme keperawatan telah ada sejak zaman Florence Nightingale
(1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan
cara memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki
pendidikan yang lebih luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang spesial,
keterampilan serta dipersiapkan dengan cara yang baik.
Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan
yang harus melalui proses empat tahapan antara lain :
1.Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
2.Menjadi pekerjaan utama
3.Adanya organisasi profesi
4.Terdapat kode etik
 Ciri – Ciri Profesi
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi
(occupation) meskipun keduanya sama-sama melakukan pekerjaan tertentu.
Profesi mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja
keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-menerus dan
bertahap
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
 Kriteria Profesi
1. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia.
2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan dikembangkan secara
terus-menerus.
3. Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab.
4. Lulus dari pendidikan tinggi.
5. Mandiri dalam penampilan, aktivitas dan fungsi.
6. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik.
7. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan.
 Wilayah Kerja Profesi
1. Pembinaaan organisasi profesi.
2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan profesi.
3. Pembinaan pelayanan profesi.
4. Pembinaan iptek.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan
yang jelas dalam keahliannya.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin yang
menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan yang sangat
besar dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya berdasarkan pada
insting dan pengalaman menjadi pelayanan keperawatan profesional berdasarkan ilmu dan
teknologi keperawatan yang selalu berubah sesuai dengan kemajuan zaman.
 Karakterisitik Perawatan sebagai Suatu profesi
Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki body of knowledge
Perawat bekerja dalam kelompok dan dilandasi dengan teori yang
spesifik dan sistematis yang dikembangan melalui penelitian. Penelitian
keperawatan yang dilakukan pada tahun 1940, merupakan titik awal
perkembangan keperawatan. Pada tahun 1950 dengan semakin
berkembangnya penelitian yang dilakukan mempunyai kontribusi yang
cukup besar dalam dunia pendidikan keperawatan dan pada tahun 1960
penelitian lebih banyak dilakukan pada praktik keperawatan. Sejak tahun
1970, penelitian keperawatan lebih banyak dilakukan dengan
memfokuskan diri pada praktik yang dihubungkan dengan isu-isu yang
ada pada saat itu.
Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah memperlihatkan
diri sebagai profesi dan dapat terlihat adanya pengetahuan keperawatan
telah dikembangkan melalui teori-teori keperawatan. Model teori
memberikan kerangka kerja bagi kurikulum dan praktik klinis
keperawatan. Teori keperawatan mendorong ke arah penelitian yang
meningkatkan dasar ilmiah untuk praktik keperawatan.
2. Berhubungan dengan nilai-nilai sosial
Kategori ini mendorong profesi untuk mendapatkan penghargaan
yang cukup baik dari masyarakat. Keperawatan telah diberi kepercayaan
untuk menolong dan melayani orang lain/klien. Pada awalnya perawat
diharapkan dapat menyisihkan sebagian besar waktunya untuk melayani,
tetapi dengan semakin berkembangnya ilmu keperawatan tuntutan tersebut
telah bergeser, perawat juga mengharapkan kompensasi dan mempunyai
kehidupan yang lain disamping perannya sebagai perawat.
Karakteristik keperawatan merupakan suatu bentuk yang relevan
dengan nilai-nilai masyarakat, seperti pentingnya kesehatan, kesembuhan
dan keperawatan.
Masyarakat pada umumnya mengakui bahwa perawat mempunyai
tugas untuk melawan klien dan juga melakukan upaya-upaya dalam
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit tetapi masih ada sebagian
masyarakat yang belum mengetahui bahwa perawat adalah sebuah profesi.
Untuk itu perlu adanya usaha dari perawat itu sendiri agar dapat
meyakinkan masyarakat guna mendapatkan pengakuan sesuai dengan
yang diinginkannya.
3. Masa pendidikan
Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi
pendidikan, lamanya pendidikan, penggunaan simbol dan proses idealisme
yang dituju serta tingkatan dari spesialisasi yang berhubungan dengan
praktik. Menurut Nightingale pendidikan keperawatan harus melibatkan
dua area penting yaitu teori dan praktik yang sampai saat ini masih dianut.
Perkembangan pendidikan keperawatan dewasa ini sama dengan bidang
ilmu yang lain, yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan
perubahan yang sangat berarti bagi perawat terhadap cara pandang asuhan
keperawatan secara bertahap keperawatan beralih dari yang semulai
berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus
pada asuhan keperawatan yang efektif serta menggunakan pendekatan
holisitik dan proses keperawatan.
4. Motivasi
Motivasi untuk bekerja merupakan kategori keempat dari Pavalko.
Motivasi bukan hanya secara individu tetapi juga menyeluruh dalam
kelompok. Motivasi diartikan sebagai suatu perhatian yang mengutamakan
pelayanan kelompok keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat
bahwa saat ini anak-anak muda menginginkan menempuh pendidikan
tinggi agar dapat mempunyai kehidupan yang lebih baik seperti
mendapatkan gaji lebih, kekuasaan, status disamping pekerjaan yang
dilakukannya. Biasanya karakteristik ini tidak diasosiasikan dengan
profesi keperawatan, walaupun demikian banyak perawat yang melakukan
pelayanannya dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka dengan
baik.
5. Otonomi
Kategori kelima Pavalko adalah kebebasan untuk mengontrol dan
mengatur dirinya sendiri. Profesi mempunyai otonomi untuk regulasi dan
membuat standar bagi anggotanya. Hak mengurus diri sendiri merupakan
salah satu tujuan dari asosiasi keperawatan, karena hal ini juga berarti
keperawatan mempunyai status dan dapat mengontrol seluruh kegiatan
praktik anggotanya. Otonomi juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan
dalam bekerja dan pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang
dilakukannya.
6. Komitmen
Kategori keenam adalah komitmen untuk bekerja. Manusia yang
komitmen untuk bekerja menunjukkan adanya suatu keunggulan, untuk
melaksanakan pekerjaannya dengan baik, mencegah terjadinya
kemangkiran, menekuni pekerjaannya seumur hidup atau dalam periode
waktu yang lama. Komitmen perawat juga dapat menurun, hal ini terjadi
karena kebanyakan dari perawat adalah wanita, yang harus membagi
perhatiannya dengan keluarga, sehingga mereka sering mengalami konflik
yang berkepanjangan dan kadang-kadang harus keluar dari pekerjaannya.
Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari komitmen,
karena dengan adanya pengembangan karir melalui pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi membuat perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan
bertanggung jawab dalam melakukan asuhan keperawatan.
7. Kesadaran bermasyarakat
Kesadaran bermasyarakat bagi perawat diartikan sebagai anggota
kelompok yang ikut mengambil bagian dalam persamaan pedoman, nasib
serta memiliki kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-simbol
yang dikenal masyarakat sebagai ciri yang khas dari sebuah profesi seperti
seragam putih, pin dan cap. Walaupun akhir-akhir ini banyak yang
mengubah identitas tersebut, tetapi perawat telah memiliki perasaan yang
kuat untuk tetap bersatu dalam kelompoknya.
8. Kode etik
Eksistensi kode etik merupakan kategori terakhir dari Pavalko.
Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang membimbing perawat
dalam praktik sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai pasien
atas hak-hak yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.
Etika keperawatan ditujukan untuk mengidentifikasi,
mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan
kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu, selain itu juga
menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara suka rela diemban
oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-
keputusan perawat yang mempengaruhi kehidupan dari pasien dan
keluarganya. Ciri dari praktik profesional adalah adanya komitmen yang
kuat terhadap kepedulian individu, khususnya kekuatan fisik,
kesejahteraan dan kebebasan pribadi, sehingga dalam praktik selalu
melibatkan hubungan yang bermakna. Oleh karena itu seorang profesional
harus memiliki orientasi pelayanan, standar praktik dan kode etik untuk
melindungi masyarakat serta memajukan profesi.
Mengingat pentingnya pembinaan bagi tenaga keperawatan agar
dapat bekerja dengan baik maka perlu adanya pemahaman tentang fungsi
dari asosiasi keperawatan yang terdiri dari:
1. Penetapan standar praktik, pendidikan dan pelayanan
keperawatan.
2. Menetapkan kode etik bagi perawat.
3. Menetapkan sistem kredensial dalam keperawatan.
4. Menetapkan untuk ikut berinisiatif dalam legislasi, program
pemerintah, kebijakan kesehatan nasional dan
internasional.
5. Mendukung adanya sistem pendidikan yang baik, evaluasi
dan perhatian dalam keperawatan.
6. Adanya agensi sentral untuk mengoleksi, menganalisa dan
desiminasi dari informasi yang relevan dengan
keperawatan.
7. Promosi dan proteksi ekonomi dan kesejahteraan bagi
perawat.
8. Membina kepemimpinan bagi perawat baik untuk tingkat
nasional maupun internasional.
9. Membina sikap profesionalisme bagi perawat.
10. Menyelenggarakan program secara benar.
11. Memberikan pelayanan masalah-masalah politik pada
perawat.
12. Menjaga terjadinya komunikasi bagi seluruh anggotanya.
13. Menyediakan advokasi bagi anggotanya.
14. Berbicara dan menjelaskan tentang profesi keperawatan
kepada pihak lain.
15. Melindungi dan mempromosikan kemajuan kesejahteraan
manusia yang terkait dengan perawat kesehatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keperawatan Profesional Adalah Proses
dinamis dimana profesi keperawatan yng telah terbentuk 1984 mengalami
perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan
kebutuhan masyarakat
Keperawatan sebagai suatu Profesi Adalah salah satu pekerjaan bagian
dari tim kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam sehat ataupun sakit, yang
bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam
mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan
keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal
serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

2.2. Peran , Fungsi dan Tugas Perawat


Perawat terdiri dari perawat vokasionaldan perawat profesional
A. Perawat vokasional adalah perawat yang memiliki kewenangan untuk
melakukan praktik keperawatan dengan batasan tertentu dengan
pengawasan perawatprofesional.
B. Perawat profesional dalah seseorang yang memiliki kewenangan untuk
melakukan praktik keperawatan profesional secara mandiri maupun
secara kolaborasi dengan profesiyang lain. Perawat profesional terdiri
dari ners, ners spesialis, dan ners konsultan.
 Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dariluar profesi
keperawatan yang bersipat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu
kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini
dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang
diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Koordinator
peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuan klien.
5. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
 Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain, dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan
secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat
saling ketergantungan di antara tim satu dengan lain.

 Tugas Perawat
Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang
berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:
a. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat
serta sumber yang tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Mengumpul data, menganilisis dan menginterpretasikan
data.
b. Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan
Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.
c. Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya
peningkatan kesehatan, pencegah penyakit, penyembuhan,
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien
dan keadaan terminal. Menggunakan dan menerapkan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu
biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia.
d. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan. Menentukan kriteria yang
dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan. Menilai tingkat
pencapaian tujuan. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang
diperlukan.
e. Mendokumentasi proses keperawatan. Mengevaluasi data
permasalahan keperawatan. Mencatat data dalam proses
keperawatan. Menggunakan catatan klien untuk memonitor asuhan
keperawatan.
f. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta
merencanakan studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan keterampilan dalam praktik keperawatan.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang
keperawatan. Membuat usulan rencana penelitian keperawatan.
Menerapkan hasil penelitian dalam praktik keperawatan.
g. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada
klien keluarga kelompok serta masyarakat. Mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan kesehatan. Membuat rencana penyuluhan
kesehatan. Melaksanakan penyuluhan kesehatan. Mengevaluasi
hasil penyuluhan kesehatan.
h. Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada
individu, keluarga kelompok dan masyarakat. Menciptakan
komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim
kesehatan lain.
i. Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam
melaksanakan kegiatan keperawatan. Menerapkan keterampilan
manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.

2.3. Perkembangan profesionalisme keperawatan


Pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu adalah
dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga
pembantu. Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan
magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan
perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI (Persatuan Perawat
Nasional Indonesia) melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui
lokakarya tersebut perawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa
keperawatan adalah suatu bidang keprofesian
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan
perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat
profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatarbelakang pendidikan Diploma
III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat
profesional pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan
landasan profesional yang kokoh.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat
keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diploma saja, diilhami keinginan
dari profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah
PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program paska sarjana
FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui
berbagai cara dan pendekatan antara lain:
1. Mengembangkan sistem seleksi kepengurusan melalui
penetapan kriteria dari berbagai aspek kemampuan,
pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi
organisasi, dedikasi serta ketersediaan waktu yang dimiliki
untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang konkrit dan diterjemahkan
melalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat
daerah. Prioritas utama adalah program pendidikan
berkelanjutan bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota
memperoleh penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan
kompensasi masing-masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga
tenaga keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki
potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau
sektor swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi
keperawatan di luar negeri, bukan hanya untuk pengurus pusat
saja tetapi juga mengikutsertakan pengurus daerah yang
berpotensi untuk dikembangkan.

2.4. STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL


Praktik keperawatan berarti membantu individu dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan secara optimalsepanjang proses kehidupan dengan mengkaji
status, menentukan diagnosa, merencanakan dan menimplementasistrategi
keperawatanuntuk mencapai tujuan , serta mengevaluasi respon gterhadap perawatan
dan pengobatan (National councilof state boardof Nursing).
Praktik Keperawatan profesional juga tertuang dalam Nurse Practice Art New
York1972. Praktik Keperawatan Juga Teradapat dalam ( American Nursing
Association/ANA).
Praktik Keperawatan ditentukan dalam Standar OrganisasiProfesi dan sistem
Pengaturan serta pengendalian nya melalui perundang-undangan
Keperawatan(Nursng Act)
Dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).Praktik Keperawatan sebagai Inti
dariPelayanan keperawatan yang didasarkan pada kewenangan yang diberikan kepada
perawat karena keahliannya yang dikemabangkan sesuai pada kebutuhan kesehatan
Masyarakat, perkembangan ilmu, pengetahuan dan tuntutan globalisasi.
Praktik keperawatan Merupakan Tindakan Perawat berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang diberikandalam bentuk Asuhan keperawatan kepada Individu,
Keluarga, dan Masyarakatsekitar.
Jadi dapat disimpulkan Bahwa Standar Praktik Keperawatan adalah batas ukuran
baku minimal yang harus dilakukan perawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Dan dapat disimpulkan bahwa Praktik keperawatan adalah Tindakanmandiri
perawat profesional melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keperawatan hubungannya Sangat Banyak keterlibatan dengan segmen manusia
dan kemanusiaan,oleh karena berbagai masalah kesehatan aktual dan potensial.
Keperawatan memandang secara utuh dan unik sehingga praktik keperawatan
membutuhkan penerapan ilmu pengetahuandan ketrampilan yang komplekssebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif klien, keunikanhubungan perawat
denganklien harus dipelihra interaki dinamikanya dan kontuinitasnya.
Penerimaan dandan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan profesional
diberikan dengan perawat profesional sejak tahun 1983,maka upaya
perwujudannya bukanlah mudah di Indonesia
Di sisi lain keperawatan di Indonesia mengahadapi tuntutan dan kebutuhan
eksternaldan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh sungguh
dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
Hakikat Praktik Keperawatan senatiasa mengabdi kepada kemanusiaan atau
berbentuk pelayanan humanistik mendahulukan kepentingan kesehatan klien askep
merupakan inti praktek keperawatan hubungan profesional perawat-klien mengacu
pada sistem interaksi secara positif atau hubungan terapiutik, karakteristik hubungan
profesional:
1. Berorientasi pada kebutuhan klien
2. Diarahkan pada pencapaian tujuan
3. Bertanggung jawab dlm menyelesaikan masalah klien
4. Memahami kondisi klien dengan berbagai keterbatasan
5. Memberi penilaian berdasarkan norma yang disepakati
6. Berkewajiban membantu klien agar mampu mandiri
7. Berkewajiban membina hubungan saling percaya
8. Bekerja sesuai kaida etik, menjaga kerahasiaan
9. Berkomunikasi secara efektif
Pelayanan professional adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh seorang tenaga
yang telah selesai mengikuti pendidikan formal keperawatan, yang telah disahkan oleh
pemerintah Republik Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan
secara profesional dan sesuai dengan kode etik keperawatan.
Maka dari penjabaran diatas dapat dikatakan praktik keperawatan professional
memiliki makna:
1. Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional (Ners)
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga
kesehatan yang lain dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistic
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya (CHS,1992).
2. Menurut American Nursing Association (ANA) : perlakuan terhadap
kompensasi pelayanan profesinal yang memerlukan pengetahuan khusus
tentang ilmu biologi, fisika atau ilmu alam, perilaku, psikologi, sosiologi dan
teori keperawatan sebagai dasar untuk mengkaji, menegakkan diagnose,
melakukan intervensi, dan evaluasi upaya peningkatan dan pemertahanan
kesehatan; penemuan dan pengelolaan masalah kesehatan, cidera, atau
kecacatan; pemertahanan fungsi optimal; atau meninggal dengan nyaman.
3. NCBSN (National Council of State Boards of Nursing) : Praktik keperawatan
berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan
mengkaji status kesehatannya, menentukan diagnose, merencanakan dan
mengimplementasikan strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan.
Praktik Keperawatan Profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Otonomi dalam Pekerjaan
Perawat mempunyai kemandirian. Perawat mempunyai hak
melakukann tugasnya tanpa campur tangan dari luar.
2. Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat
Perawat harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dia
kerjakan. Misal dalam hal member suntikan harus sesuai waktu dan
dosisnya. Perawat juga harus berhati-hati dan jujur serta teliti dalam
melakukan kegiatan keperawatan.
Perawat juga harus siap bertanggung gugat yaitu siap menerima
semua konsekuennsi dari setiap keputusan yang diambil.
3. Pengambilan Keputusan yang Mandiri
Kebebasan perawat untuk bertindak melaksanakan tindakan
keperawatan tanpa kendali dari luar. Seorang perawat dapat
melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat, karena telah
memperoleh pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai perawat
profesional.
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus
melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain. Misal ada orang
kecelakaan dan patah tulang, perawat membutuhkan tenaga radiologi
untuk melakukan rongent.

5. Pemberian pembelaan (advocacy)


Pembelaan disebut juga dukungan (advocacy). Yaitu bertindak
demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan
mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien, dalam
mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak lain
yang lebih luas (system at large).

2.5. NILAI - NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


PROFESIONAL
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan
terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku
seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang
dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan dapat dibagi
menjadi :
1. Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :
a) Body of knowladge yang melandasi praktik professional
b) Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu
pengetahuan.
c) Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral, prilaku perawat harus dilandasi oleh aspek
moral sebagai berikut :
a) Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional
perawat harus selalu mengupayakan tiap keputusan
yang dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan klien
(johnstone,1994)
b) Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan
agama, ras, sosial budaya, ekonomi, tetapi
memperlakukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c) Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu
berusaha menempati janji, memberikan harapan yang
memadai, memiliki komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi, kendali, dan tanggung gugat
a) Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan
tindakan secara mandiri.
b) Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau orang.
c) Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan
yang telah dilakukan.
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan
suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek
keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh (7) nilai-nilai
esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:
1. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan
kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan
kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan
atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta
ketekunan.
3. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap
asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi.
4. Freedom (Kebebasan)
Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5. Human Dignity (Martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia
sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan
dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice (Keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas,
moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7. Truth (Kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran,
keunikan dan reflektifitas yang rasional.
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti
sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan dan
analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan ini yang
sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi sebelumnya
(Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang sangat besar dalam
aplikasi keperawatan.

2.6. DASAR HUKUM


 UU tentang praktik keperawatan BAB 1 Pasal 1 ayat 3 dan pasal 2
 UU No. 9 Tahun 1960 Tentang Pokok pokok Kesehatan
 UU No. 6 Tahun 1963 tenta g tenaga kesehatan
 UU No. 23 Tahun 1993 tentang Kesehatan
 SK. Menkes No.647 Tahun 2000: tentang registrasi dan praktik keperawatan
 SK. Menkes No.647 Tahun 2000: tentang registrasi dan praktik keperawatan
Ada beberapa Alasan mengapa undang-undang praktik keperawatan dibutuhkan
a) Alasan Filosofi, Perawat telahmemberikan kontribusi besar dalam
peningkatan derajat kesehatan
b) Alasan yuridis, UUD 1945 pasal 5 menyebutkan bahwa presiden memegang
kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR, demikian
juga UU No. 23 tahun1992 pasal 32,secara eksplisit menyebutkan bahwa
pelaksanaan pengobatan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau
ilmu ilmu keperawatan,hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki keahlian dan dan kewenangan.
c) Alasan sosiologis,kebutuhan Masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan keperawatan semakin meningkat.

2.7. TUJUAN PRAKTIK KEPERAWATAN


Tujuan Umum dari Standar praktik Keperawatan adalah meningkatkan
asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau
proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang
diharapkan.
Penyusunan Standar Praktik Keperawatan berguna bagi Perawat, Rumah
Sakit/institusi, klien, profesi kperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.
a) Perawat
Standar praktik keperawatan digunakan sebagai pedoman untuk
membimbing perawat dlam penentuan tindakan keperawatan yang akan
dilkukan terhadap klien dan perlindungan kelalaian dalam melakukan
tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan yang benar dan tepat.

b) Rumah Sakit
Dengan menggunakan Standar praktik keperawatan akan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan.
c) Klien
Dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang ditanggung
klien dan keluarga menjadi ringan dan lebih optimal
d) Profesi
Sebagai alat perencanaan untuk mencapaitarget dan sebagai ukuran
untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai pengontrolnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Perawat merupakan bagian integral(terpenting) dalam suatu
instansi kesehatan karena perawat merupakan kerangka dasar yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses memberikan pelayanan kesehatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian intregral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1983). Dalam
keperawatan professional, mencangkup pelayanan kesehatan di bidang
bio-psiko-sosio-spiritual yang merupakan bentuk perawatan holistic.
Hakikat Praktik Keperawatan senatiasa mengabdi kepada
kemanusiaan atau berbentuk pelayanan humanistik mendahulukan
kepentingan kesehatan klien askep merupakan inti praktek keperawatan
hubungan profesional perawat-klien mengacu pada sistem interaksi
Tujuan Praktik Keperawatan Professional diantaranya adalah untuk
membantu individu agar mandiri, selain itu mengajak individu atau
masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan, kemudian
membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan
secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatan, serta membantu individu memperoleh derajat kesehatan secara
optimal.

3.2. Saran
Penyusun berharap kepada seluruh tenaga kesehatan khususnya
perawat dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan terhadap
klien, bekerja sebagai Mitra kerja dokter maupun tenaga kesehatan yang
lain secara kolaborasi maupun mandiri, dan meningkatkan profesionalitas
nya dalam asuhan keperawatan maupun tugas yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,H. Ziadin.Pengantar keperawatan profesional.

Hidayat,Aziz Alimul.Konsep dasar keperawatan.

laskargaluh.blogspot.com/.../sejarah-perkembangan-keperawatan.htm

PROFESI http://www.scribd.com/doc/53424508/KEPERAWATAN-SEBAGAI-PROFESI

Anda mungkin juga menyukai