Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya, secara bertahap
mulai berkembang. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan
intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses
keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal. Keperawatan
diartikan oleh pakar keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai bentuk rumusan, seperti :

1. Florence Nightingale ( 1895 ) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan


adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk
bertindak.
2. Calista Roy ( 1976 ) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang
berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk
memberikan pelayanan kepada klien .
3. Lokakarya Nasional tentang keperawatan bulan januari 1983di Jakarta merupakan awal
diterimanya keperawatan sebagai suatu profesi . Mendefinisikan keperawatan sebagai
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dan pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko
sosial spiritual yang komperhensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia .

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya
pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan profesional, holistic berdasarkan ilmu
dan kiat , standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat
profesional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi .

Dari pengertian di atas ada empat elemen utama yang menjadi perhatian, yaitu :

1. Keperawatan adalah ilmu dan kiat sains terapan ( applied science )


2. Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan
3. Keperawatan mempunyai empat tingkat klien : individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas.
4. Pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan level preventions
dengan metodologi promosi kesehatan.

Sedangkan perawat diartikan sebagai :

1. Sesuai PERMENKES RI No.1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat,
dijelaskan PERAWAT adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Definisi perawat menurut UU RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, perawat adalah
mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimiliki, diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
3. Tyalor C Lilis C Lemone ( 1989 ) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang
berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang
karena sakit, luka dan proses penuaan .
4. Definisi menurut ICN ( International Council of Nursing ) tahun 1965, perawat adalah
seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta
berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahah penyakit dan pelayanan
penderita sakit .

Beberapa pengertian profesi

1. Winsley ( 1964 )
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru,
memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan
fokus utama pada pelayanan.
2. Schein E.H ( 1962 )
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma
yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibandingkan orang lain ( pasien )
4. Webster
Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut
keterampilan intelektual.
5. Kelly dan Joel ( 1995 )
Menjelaskan profesional sebagai suatu karakter, spirit atau metode profesional yang
mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang anggotanya
berkeinginan menjadi profesional. Profesional merupakan suatu proses yang dinamis
untuk memenuhi atau mengubah karakteristik ke arah suatu profesi.

Disimpulkan profesi adalah adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan
masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasa bahasan ini konsumen sebagai
penerima jasa pelayanan keperawatan profesional .

Ciri ciri profesi menurut Winsley ( 1964 ) :

1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuwannya dan aplikasinya.
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus menerus dan
bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi ( standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan dan kode etik ) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.

Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ), ciri ciri esensial suatu profesi adalah :

1. Berorientasi pada pelayanan masyarakat


2. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu pengetahuan
3. Adanya otonomi
4. Memiliki kode etik
5. Adanya organisasi profesi

Karakteristik profesi

1. Gary dan Pratt ( 1991 ), Klozer Erb dan Wilkinson ( 1995 ) mengemukakan karakteristik
profesional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standar professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan
praktik yang otonom.
2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski ( 1993 ), Leddy dan Pepper ( 1993 ) serta
Berger dan Williams ( 1992 ), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah
dalam tatanan praktik keperawatan. Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh
keterampilan yang bersifat intuitif . sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan
disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu
dasar seperti ilmu perilaku, sosial, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu,
keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan
yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok
bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat. Fungsi unik
perawat adalah memberikan bantuan kepada seseorang dalam melakukan kegiatan
untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c. Pendidikan yang memenuhi standar dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau
universitas. Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka
menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan berkesinambungan. Disamping itu, perawat dituntut untuk
mengembangkan Iptek keperawatan .
d. Pengadilan terhadap standar praktik. Standar adalah pernyataan atau criteria tentang
kualitas praktik. Standar praktik keperawatan menekankan kepada tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan yang
bertujuan melindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah
pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tanggung gugat/accountable berarti perawat bertanggung jawab atas pelayanan yang
diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok
sejawat, atasan dan kosumen . konsep tanggung gugat mempunyai dua implikasi yaitu
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakakn yang dilakukan dan juga
menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f. Karir seumur hidup. Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari
pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan
pendidikan dan keterampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.
g. Fungsi mandiri. Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan
keperawatan walaupun kegiatan kolaborasi dengan profesi lain kadang kala dilakukan
dimana itu semua didsarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi
intervensi profesi lain.

Cerminan Perawat Professional

Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara
mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain snagat penting dalam
terwujudnya pelayanan keperawatan profesional. Nilai profesional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam :

1. Nilai intelektual
Nilai Intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari
a. Body of knowledge
b. Pendidikan spesialisasi ( berkelanjutan )
c. Menggunakan pengetahuan dalam betfikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp dan Walters ( 1989 ) pelayanan profesional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang
terbaik dan tidak merugikan klien.
b. Fair
Tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial budaya, keadaan
ekonomi dan sebagainya, tetapi memperlakukan klien sebagai indivudu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring ( peduli, kasih saying, perasaan ingin membantu), selalu berusaha
menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi kendali dan tanggung jawab
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara
mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan
kemandirian, kesediaan mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat
terhadap tindakannya sendiri begitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan
praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi. Tanggung gugat
berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya terhadap
klien.

Apakah keperawatan ternasuk PROFESI ?

1. Mempunyai body of knowledge


Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan ( nursing
science ) yang mencakup ilmu ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ), ilmu biomedik, ilmu
kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu
keperawatan komunitas.
2. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai
standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III keperawatan sampai dengan S3.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari system kesehatan nasional. Oleh
karena itu, system pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari system
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat disetiap tatanan
pelayanan kesehatan. Pelayanan/askep yang dikembangkan bersifat
humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar
asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
4. Memiliki perhimpunan/organisasi profesi .
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu
berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda
depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia.
5. Pemberlakuan kode etik keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap
dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
6. Otonomi
Keperwatan memiliki kemandirian, wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur
kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar
asuhan keperawatan melalui profesi keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset
keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepmenKes
No. 1239 Tahun 2001 ).
7. Motivasi bersifat altruistic
Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan
mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam
pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan
sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

PERAN PERAWAT

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukkannya dalam suatu sisrem.

Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan


Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperthatikan keadaan kebutuhan dasar
manausia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan
keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien meliputi :
a. Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
b. Hak atas informasi tentang penyakitnya
c. Hak atas privasi
d. Hak untuk menentukan nasib sendiri
e. Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian
3. Sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasikan
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan
yang diperlukan.
6. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
7. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan keprawatan.

FUNGSI PERAWAT

Fungsi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan
perannya. Kozier ( 1991 ) mengemukakan 3 fungsi perawat :

1. Fungsi keperawatan mandiri ( independen )


Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
2. Fungsi keperawatan ketergantungan ( dependen )
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanankan kegiatannya atas peran atau instruksi
dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan
oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3. Fungsi keperawatan kolaboratif ( interdependen )
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara
tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

Kiat keperawatan ( nursing art ) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat-
kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyamanan dan kepuasan pada klien. Kiat-kiat itu adalah
:

1. Caring, menurut Watson ( 1979 )ada sepuluh faktor dalam unsur-unsur karatif yaitu :
nilai-nilai humanistic altruistic, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan
kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, mengembangkan sikap tolong menolong,
mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu
memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar
mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik , mental,
sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan tugas dalam
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
2. Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
kliennya.
3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman klien.
4. Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
5. Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi
simpatis yang memiliki makna.
6. Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.
7. Believing in others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan
kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
8. Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya,
9. Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain
dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
10. Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya.
11. Feeling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka,
senang, frustasi dan rasa puas klien.
12. Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima
orang lain.

Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki unsur unsur penting yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus
telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan
diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntunan akan kemandirian atau
kurangnya kemampuan. Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat
terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap
kesehatan.

Pada masyarakat yang menuju kea rah modern, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan
implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standar global
internasional dalam memberikan pelayanan keperawatan, memiliki kemampuan profeisonal,
kemampuan intelektual dan tehnik serta peka terhadap aspek sosial budaya, memiliki wawasan
luas dan menguasai perkembangan iptek. Namun demikian, upaya untuk mewujudkan perawat
yang profesional di Indonesia masih belu menggembirakan, banyak faktor yang dapat
menyebabkan masih rendahnya peran perawat profesional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali di buka di UI, sedangkan di Negara barat
pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat profesional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan ( standar, bentuk praktik keperawatan,
lisensi )

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan sehat
untuk semua pada tahun 2010, maka solusi yang harus ditempuh adalah :

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.


System pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan profesional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan
pendidikan keperawatan berkelanjutan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata
dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang
pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan profesional.
Departemen kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi, dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu, semua penerapan model praktik
keperawatan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera
dilakukan untuk menjamin kepuasan klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan.
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkain kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan
tepat guna menciptkan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi
anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan
yang lebih baik serta meningkat.

Anda mungkin juga menyukai