Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya, secara bertahap
mulai berkembang. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan
intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses
keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal. Keperawatan
diartikan oleh pakar keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai bentuk rumusan, seperti :
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya
pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan profesional, holistic berdasarkan ilmu
dan kiat , standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat
profesional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi .
Dari pengertian di atas ada empat elemen utama yang menjadi perhatian, yaitu :
1. Sesuai PERMENKES RI No.1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat,
dijelaskan PERAWAT adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Definisi perawat menurut UU RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, perawat adalah
mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimiliki, diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
3. Tyalor C Lilis C Lemone ( 1989 ) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang
berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang
karena sakit, luka dan proses penuaan .
4. Definisi menurut ICN ( International Council of Nursing ) tahun 1965, perawat adalah
seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta
berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahah penyakit dan pelayanan
penderita sakit .
1. Winsley ( 1964 )
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru,
memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan
fokus utama pada pelayanan.
2. Schein E.H ( 1962 )
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma
yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibandingkan orang lain ( pasien )
4. Webster
Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut
keterampilan intelektual.
5. Kelly dan Joel ( 1995 )
Menjelaskan profesional sebagai suatu karakter, spirit atau metode profesional yang
mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang anggotanya
berkeinginan menjadi profesional. Profesional merupakan suatu proses yang dinamis
untuk memenuhi atau mengubah karakteristik ke arah suatu profesi.
Disimpulkan profesi adalah adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan
masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasa bahasan ini konsumen sebagai
penerima jasa pelayanan keperawatan profesional .
1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuwannya dan aplikasinya.
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus menerus dan
bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi ( standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan dan kode etik ) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.
Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ), ciri ciri esensial suatu profesi adalah :
Karakteristik profesi
1. Gary dan Pratt ( 1991 ), Klozer Erb dan Wilkinson ( 1995 ) mengemukakan karakteristik
profesional sebagai berikut :
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standar professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan
praktik yang otonom.
2. Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski ( 1993 ), Leddy dan Pepper ( 1993 ) serta
Berger dan Williams ( 1992 ), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah
dalam tatanan praktik keperawatan. Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh
keterampilan yang bersifat intuitif . sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan
disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu
dasar seperti ilmu perilaku, sosial, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu,
keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan
yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok
bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat. Fungsi unik
perawat adalah memberikan bantuan kepada seseorang dalam melakukan kegiatan
untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c. Pendidikan yang memenuhi standar dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau
universitas. Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi
memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka
menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan berkesinambungan. Disamping itu, perawat dituntut untuk
mengembangkan Iptek keperawatan .
d. Pengadilan terhadap standar praktik. Standar adalah pernyataan atau criteria tentang
kualitas praktik. Standar praktik keperawatan menekankan kepada tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan yang
bertujuan melindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah
pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tanggung gugat/accountable berarti perawat bertanggung jawab atas pelayanan yang
diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok
sejawat, atasan dan kosumen . konsep tanggung gugat mempunyai dua implikasi yaitu
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakakn yang dilakukan dan juga
menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f. Karir seumur hidup. Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari
pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan
pendidikan dan keterampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.
g. Fungsi mandiri. Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan
keperawatan walaupun kegiatan kolaborasi dengan profesi lain kadang kala dilakukan
dimana itu semua didsarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi
intervensi profesi lain.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara
mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain snagat penting dalam
terwujudnya pelayanan keperawatan profesional. Nilai profesional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai Intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari
a. Body of knowledge
b. Pendidikan spesialisasi ( berkelanjutan )
c. Menggunakan pengetahuan dalam betfikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp dan Walters ( 1989 ) pelayanan profesional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang
terbaik dan tidak merugikan klien.
b. Fair
Tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial budaya, keadaan
ekonomi dan sebagainya, tetapi memperlakukan klien sebagai indivudu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring ( peduli, kasih saying, perasaan ingin membantu), selalu berusaha
menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi kendali dan tanggung jawab
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara
mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan
kemandirian, kesediaan mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat
terhadap tindakannya sendiri begitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan
praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi. Tanggung gugat
berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya terhadap
klien.
PERAN PERAWAT
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukkannya dalam suatu sisrem.
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
FUNGSI PERAWAT
Fungsi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan
perannya. Kozier ( 1991 ) mengemukakan 3 fungsi perawat :
Kiat keperawatan ( nursing art ) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat-
kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyamanan dan kepuasan pada klien. Kiat-kiat itu adalah
:
1. Caring, menurut Watson ( 1979 )ada sepuluh faktor dalam unsur-unsur karatif yaitu :
nilai-nilai humanistic altruistic, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan
kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, mengembangkan sikap tolong menolong,
mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu
memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar
mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik , mental,
sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan tugas dalam
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
2. Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
kliennya.
3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman klien.
4. Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
5. Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi
simpatis yang memiliki makna.
6. Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.
7. Believing in others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan
kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
8. Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya,
9. Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain
dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
10. Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya.
11. Feeling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka,
senang, frustasi dan rasa puas klien.
12. Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima
orang lain.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki unsur unsur penting yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus
telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan
diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntunan akan kemandirian atau
kurangnya kemampuan. Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat
terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap
kesehatan.
Pada masyarakat yang menuju kea rah modern, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan
implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standar global
internasional dalam memberikan pelayanan keperawatan, memiliki kemampuan profeisonal,
kemampuan intelektual dan tehnik serta peka terhadap aspek sosial budaya, memiliki wawasan
luas dan menguasai perkembangan iptek. Namun demikian, upaya untuk mewujudkan perawat
yang profesional di Indonesia masih belu menggembirakan, banyak faktor yang dapat
menyebabkan masih rendahnya peran perawat profesional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali di buka di UI, sedangkan di Negara barat
pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat profesional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan ( standar, bentuk praktik keperawatan,
lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan sehat
untuk semua pada tahun 2010, maka solusi yang harus ditempuh adalah :