Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN DASAR

Disusun Oleh :
Nama : Jiebrealya H.P Walangare
NIM : 22210036

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan dasar yang
dibimbing oleh kak Ns.Vonny Y Mewo,M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas kasih karunianya saya boleh
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sebagaimana mestinya. Makalah ini
saya susun dengan judul “TEORI KEPERAWATAN DASAR” untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah kak Ns.Vonny Y Mewo,M.Kep
Penulisan makalah ini untuk meningkatkan pemahaman pembaca tentang teori
keperawatan yang merupakan suatu pandangan atau pedoman yang diterapkan
dalam keperawatan baik untuk pendidikan dan prakteknya, teori ini dibuat dengan
tujuan mengarahkan, menggambarkan, menjelaskan, dan memperkirakan hasil
asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Penulisan makalah ini bisa dijadikan referensi dalam kegiatan proses belajar
mengajar pada mata kuliah Keperawatan Dasar dan menambah wawasan
pengetahuan.
Demikian makalah ini saya buat tapi sebelumnya saya ucapkan terima kasih
kepada kak vonny yang sudah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi saya
dan memberikan tugas-tugas yang membuat saya lebih efisien, produktif, dan
semangat. Dengan mencantumkan materi dalam makalah ini serta instansi terkait,
diucapkan terimakasih.

Manado, April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….…………i
DAFTAR ISI………………………………………………………….…………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………3
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………….….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..………..5
2.1 Keperawatan Dasar................................................................................5
2.2 Teori Keperawatan…………………....................................................6
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..…21
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..…21
3.2 Saran…………………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam dunia keperawatan kita tahu bahwa semua yang bernaung didalam
bidang tersebut merupakan tenaga kesehatan yang memiliki profesi jelas dan
profesional dalam menjalankan tugasnnya. Sebagai perawat kita dituntut
untuk memprioritaskan kesembuhan serta kebutuhan dasar dari pasien sendiri,
berupa kebutuhan dasar biologis, fisiologis, dan psikologis. Dalam ilmu
keperawatan kita belajar tentang metodologi keperawatan yang melibatkan
segala rangkaian proses dalam keperawatan seperti pengkajian, penentuan
diagnosa, intervensi, rasional, implementasi, dan evaluasi. Dalam melakukan
suatu tindakan, harus membutuhkan suatu pedoman atau suatu arahan agar
tindakan serta intervensi yang dibuat akan sesuai atau tidak dengan
permasalahan kebutuhan pasien, maka diperlukan sebuah teori mendasar
untuk itu. Teori keperawatan merupakan suatu pandangan atau pedoman yang
diterapkan dalam keperawatan baik untuk pendidikan dan prakteknya, teori
ini dibuat dengan tujuan mengarahkan, menggambarkan, menjelaskan, dan
memperkirakan hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsel dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam
batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini
digunakan dalam menentukan model praktik keperawatan yang akan
diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja.
Mengingat dalam model praktik keperawatan mengandung komponen dasar
seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya
tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun
asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya
pengetahuan dan keterampilan yang dibuthkan oleh perawat dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan keperawatan?
b. Apa saja teori dalam bidang keperawatan?
c. Siapa yang mencetuskan teori self care dan deficit self care?
d. Siapa saja para ahli keperawatan yang mencetuskan teori keperawatan?
e. Bagaimana penerapan dari teori-teori keperawatan ini?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mengetahui para ahli beserta teori yang dibuat olehnya dalam bidang
keperawatan
b. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami beberapa teori keperawatan serta contoh kasus
yang terjadi terkait penerapan teori
1.4 Manfaat Penulisan
a. Menambah wawasan atau pengetahuan mahasiswa
b. Menambah bahan acuan dalam perkuliahan maupun pembelajaran
c. Menjadi bahan perbandingan dengan bahan ajar lain
d. Mengembangkan serta meningkatkan kreatifitas mahasiswa
e. Memenuhi tugas mata kuliah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keperawatan Dasar


Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan
perlindungan hukum yang jelas. Dalam referensi lain tanggung jawab adalah
sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia yang berarti dalam bahas
indonesia keadaaan wajib menanggung segala sesuatu yang menjadi
tanggungannya, tanggung jawab akan selalu ada dalam dir manusia karena
pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar
yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Tanggung jawab perawat
berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya, sebutan ini menunjukan
bahwa perawat profesional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan
kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Dalam dunia keperawatan terdapat
banyak tanggung jawab yang begitu berat bagi seorang perawat. Di dalam
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang dimaksud tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan
pelayanan kesehatan. Sedangkan dalam peraturan pemerintah nomor 32 tahun
1996 pasal 1 ayat (1) dijelaskan yang dimaksud dengan tenaga kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan upaya
kesehatan.
Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki
kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan, disiplin
ilmunya. Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan
muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya
kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman.
Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan, (integrity), dan kompetensi.
2.2 Teori Keperawatan
Dalam teori keperawatan tentunya ada sebuah landasan-landasan teori yang
ada didalamnya yang dibuat oleh para ahli keperawatan.
a. Teori keperawatan menurut Lydia E Hall
Lydia Eloise Hall (September 21, 1906 – 27 Februari 1969) adalah
seorang ahli teori keperawatan yang mengembangkan model
keperawatan yaitu Care, Cure, dan Core.
 The Core
Dalam lingkaran core dijelaskan bahwa pasien adalah penerima
asuhan keperawatan dari perawat. Lingkaran core memiliki
tujuan yang ditetapkan oleh dirinya sendiri dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai dan perasaan yang dimilikinya. Hal ini
melibatkan penggunaan kemampuan terapeutik dengan diri
sendiri dan tenaga kesehatan yang lain. Lingkaran core
menekankan kepada kebutuhan sosial, emosional, spiritual, dan
intelektual dari pasien dalam hubungannya dengan keluarga,
lembaga, masyarakat, dan dunia. Hal ini dapat membantu
pasien mengungkapkan perasaannya secara verbal mengenai
proses dan dampak penyakit yang diderita dengan
menggunakan teknik refletik, kemudian melalui ekspresi
seperti itu maka pasien dapat memperoleh identitas diri dan
mengembangkan kedewasaannya. Core melibatkan penggunaan
terapi diri sendiri dalam berkomunikasi dengan pasien. Perawat
memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan membantu
pasien menjelaskan alasan-alasan dan tujuan untuk
memudahkan proses peningkatan self-awareness pasien.
Hal ini dapat membantu pasien mengungkapkan perasaannya
secara verbal mengenai proses dan dampak penyakit yang
diderita dengan menggunakan teknik refletik, kemudian
melalui ekspresi seperti itu maka pasien dapat memperoleh
identitas diri dan mengembangkan kedewasaannya. Core
melibatkan penggunaan terapi diri sendiri dalam berkomunikasi
dengan pasien. Perawat memikirkan pertanyaan-pertanyaan
yang tepat dan membantu pasien menjelaskan alasan-alasan
dan tujuan untuk memudahkan proses peningkatan self-
awareness pasien.
 The Care
Dalam lingkaran care perawat berfokus pada tugas mengasuh
pasien. Pengasuhan melibatkan faktor-faktor yang menyusun
konsep pengasuhan (perawatan dan kenyamanan pasien) dan
menyediakan kegiatan untuk pembelajaran. Care menyinggung
pada “hands-on”, perawatan tubuh pasien secara intim dan
termasuk hubungan yang menenangkan (comforting) dan
mengayomi (nurtuting relation-slap). Care mendefinisikan
peran utama seorang perawat profesional yaitu menyediakan
perawatan tubuh bagi pasien dan membantu pasien memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti makan, mandi, dan eliminasi.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus
memperhatikan kenyamanan pasien. Tujuan dari lingkaran care
adalah memberikan kepedulian dan kenyamanan bagi pasien.
Perawat juga berperan sebagai pendidik dan membantu pasien
memenuhi kebutuhannya ketika ia tidak dapat melakukannya
secara mandiri. Hal ini dapat menimbulkan kedekatan antara
perawat dan pasien sehingga pasien dapat berbagi dan
mengeksplorasi perasaannya kepada perawat. Contoh yang
termasuk dalam lingkaran care adalah ketika seorang perawat
memandikan pasien dengan cara menyeka bagian-bagian tubuh
pasien untuk menjaga personal hygiene pasien, perawat
membantu pasien makan dengan menyuapi pasien, dan perawat
membantu pasien ketika berpakaian.
 The Cure
Cure adalah aspek keperawatan yang terlibat bersama dengan
urusan berbagai pengobatan dan treatment. Lingkaran cure
dibagi oleh perawat dengan tenaga kesehatan lainnya. Selama
proses pemberian asuhan keperawatan, perawat berperan
sebagai advokat aktif pasien. Fungsi-fungsi perawat pada
prinsip ini sebagai investigator dan potential “painer”. Dalam
lingkaran cure, kepedulian perawat kepada pasien berdasarkan
rasa peduli dan ilmu pengetahuan mengenai cara pengobatan
suatu penyakit dan cara merawatnya. Lingkaran cure adalah
intervensi yang diarahkan pada cara mengobati pasien dari
penyakit atau penyakit apapun yang mungkin ia derita. Perawat
harus bisa membantu pasien agar cepat sembuh sehingga dapat
meringankan beban keluarga. Contoh yang termasuk dalam
lingkungan cure adalah ketika seorang perawat memberikan
obat-obat anti hipertensi pada pasien hipertensi dan
memberikan makanan rendah garam kepada pasien agar
tekanan darah pasien normal kembali.

b. Teori keperawatan menurut Imogene M. King


Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,
Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah
lulus dari St John's Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia
bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of
Science dalam Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948.
Dia mengajarkan keperawatan bedah kedokteran selama 10 tahun di
St John's Hospital School of Nursing dan menyelesaikan Master of
Science dalam Keperawatan di St Louis University. Pada tahun 1959
Dr King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York,
Dr Montag sebagai ketua, dan mendapatkan Sgelar Dokter Pendidikan
pada tahun 1961.
 Karakteristik Teori
Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuannya
adalah sebagai berikut :
 Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara
orang dan lingkungan dan orang dengan orang,
dipresentasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal
yang diarahkan untuk mencapai tujuan.
 Presepsi sebagai presentasi setiap orang tentang realitas
 Komunikasi sebagai proses pemberitauan informasi dari
satu orang ke orang berikutnya, baik secara langsung
atau pun tak langsung.
 Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang
membawa kepada pencapaian tujuan.
 Peran sebagai seperangkat tingkah laku yang
diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam
sistem sosial, peraturan-peraturan yang menjelaskan
hak-hak dan kewajiban- kewajiban.
 Stress adalah ingkatan dinamis dalam interaksi antara
manusia dengan lingkungan.
 Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan
terus menerus dalam dirii individu secara selular,
molekuler, dan tingkat-tingkat aktifitas perilaku
kondusif untuk menolong individu- individu yang
bergerak menuju kedewasaan.
 Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak
menuju ke masa depan.
 Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di
tempat yang sama. Waktu merupakan durasi antara
kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap
manusia.

 Sistem Personal (individu). Untuk sistem personal


konsep yang relevan adalah persepsi, diri,
peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan
waktu.
 Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk
oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar dua orang
disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat
orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan
sistem interpersonal adalah interkasi, komunikasi,
transaksi, peran dan stress.
 Sistem sosial
Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga
keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi,
dan kesehatan. Sistem sosial dapat mengantarkan
organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi, kekuasaaan, status, dan pengambilan
keputusan.

 Konsep Interaksi Teori


King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being)
sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi
dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentang manusia
seutuhnya meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, control,
tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang Human Being ini, King telah
menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi
perawat dan klien ;
 Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses
interaksi.
 Tujuan, beberapa kebutuhan dan nilai dari perawat dan
klien mempengaruhi interaksi.
 Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang
dirinya sendiri.
 Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.
 Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab
terhadap pertukaran informasi.
 Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak
pelayanan kesehatan.
 Tujuan dari professional kesehatan dan tujuan dari
penerima pelayanan kesehatan dapat bereda.

c. Teori keperawatan menurut Dorothea E Orem


Dorothea E Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit
Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930.
Lulus Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945
bekerja di Universitas Katolik di Amerika selama perjalanan kariernya
ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik,
administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :
"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh
individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan,
baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan
dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari
Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem
dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
 Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang
The nepeutic sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri
adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang
perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan
keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan
kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas
yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan
terapi.
 Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem,
yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh
karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang
tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam
melakukan self care yang efektif.
 Nursing sistem
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing
sistem ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self
Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self
Care".

d. Teori keperawatan menurut Dorothy E. Jhonson


Dorothy E. Jhonson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di
Savannah,Georgia. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari
keyakinan Nightingale yakni tujuan tujuan perawatan adalah
membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari
penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada
pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi,
sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan
sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan
definisi dari A. Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. Struktur teori
sistem perilaku dipolakan sesudah model sistem, sistem dinyatakan
terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-
sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson
mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi
adalah observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang
menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi yang terdiri
dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis
bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku
efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia
memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi,
stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk
mengembangkan teorinya. Johnson mencatat bahwa meski literature
menunjukkan ide dukungan lain yaitu bahwa manusia merupakan
sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut adalah asli dari
dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku dicikung dalam
ilmu-ilmu perilaku, tetapi literature empiris mendukung dugaan
bahwa sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum
dikembangkan. Dalam sistem biologis, pengetahuan atas bagian-
bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruahan sistem.
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem
perilakuyang selalu ingin mencapai keseimgangan dan stabilitas, baik
di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan
dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang
ditimbulkanya.

e. Teori keperawatan menurut Calista Roy


Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista
Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan
proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model
adaptasi Roy adalah :
 Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang
terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.
 Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk
mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.
 Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia
memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif
maupun negatif.
 Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk
menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.
 Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat
dihindari dari kehidupan manusia.

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima


asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat
yang dipandang sebagai “Holistic adaptif sistem”dalam segala aspek
yang merupakan satu kesatuan.
Sistem adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya
sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling
ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.

f. Teori keperawatan menurut Betty Neuman


Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924.Ayahnya
seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga.Anak kedua dari
3 bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.Ketika
berumur 11 tahun bapaknya meninggal setelah 6 tahun dirawat karena
CRF. Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital
School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General
Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Beliau melanjutkan
pendidikannya di University of California dengan jurusan
psikologi.Beliau menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahun
1957 dan meadapatkan gelar BS. Pada tahun 1966 beliau mendapat
gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan
masyarakat di University of California, beliau melanjutkan program
administrasi pendidikan tinggi di Ohio University.
Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi :
 Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan
ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak
stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :
 Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri
individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan
internal. Misalnya : respons autoimmune
 Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu
individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh
pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran
 Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup
sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh
jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal.
Misalnya : sosial politik.
 Garis pertahanan dan perlawanan
 Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh
yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk
individu, sistem atau kondisi yang menyertai
pengaturan karena adanya stressor yang disebut
wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness
untuk sistem klien. Misalnya mekanisme sistem immun
tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam merespon
stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika
tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian.
 Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon
awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Garis
ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan
normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat
maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu
untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien,
maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan
bertindak sebagai buffer.Kondisi ini bersifat dinamis
dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Dapat
mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan
diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman’s
merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang
mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini
melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada
invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal
pertahanan (normal line of defense).
 Tingkatan pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara
keseimbangan yang terdiri dari :
 Pencegahan primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,
meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan
kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada
penguatan flexible lines of defense dengan cara
mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko.
Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya
mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah
raga dan perubahan gaya hidup.
 Pencegahan sekunder
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada
gejala dari stressor.Pencegahan sekunder
mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-
faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar
melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai
gejala.Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan
sistem secara optimal dan memelihara energi.Jika
pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi
tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung sistem dan intervensi-intervensinya
sehingga bisa menyebabkan kematian.
 Pencegahan Tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-
strategi pencegahan sekunder.Pencegahan tersier
difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas
sistem klien secara optimal.Tujuan utamanya adalah
untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk
mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga
dapat mempertahankan energi.Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
 Sistem klien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem
yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan
untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah
keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien
dengan lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem
terbuka mengalami pertukaran energi informasi dalam
organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres
merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai
suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar
aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien
akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya,
komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya.
Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem,
memiliki lima variabel yang membentuk sistem klien yaitu
fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual.
Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien
merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional
(Fawcett, 2005). Dimana secara wholistik klien dipandang
sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam
suatu interaksi dinamis. Perubahan istilah dari Holistik menjadi
Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang
secara keseluruhan.
 Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan
hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai
karakteristik individu yang unik.Variabel-variabel tersebut
yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-
bagian sistem.
 Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk
memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem
keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan
tertier.
 Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai
peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi
terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai
tindakan terhadap invasi stressor. Rekonstitusi bisa
memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya,
menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan
mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit
g. Teori keperawatan menurut Martha E. Rogers
Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dalas
Texas, tertua dari 4 bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan
Lucy Mulholland tajam rogers. Dia menerima gelar diploma
keperawatan dari sekolah rumah sakit Knoxvillepada tahun 1936.
Pada tahun 1937 ia menerima gelar B.S dari george peabody
perguruan tinggi di nashville, tennessee.
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan
sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari
manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. Rogers
dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang
terdiri dari lima bagian, yaitu :
 Unifield whole is greater and different than the sum of part.
 Mutual exchange of matter and energy.
 Unidirectionality : life process does not reverse nor repeat.
 Pattern and organization identify the human field.
 Human beings have abstraction, imagery, language, and
thought, sensation and emotion.

Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang


menggambarkan proses kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang
merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep
sentral adalah sebagai berikut :
 Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary
Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan
bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara
keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan
sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan
dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik
yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan
memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta
merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek
professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis
untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan
intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk.
 Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang
ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit
merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola
perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang
konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi
manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar
(Fitzpatrick dan Whall, 1986).
 Lingkungan
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat
direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi
karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup segala
sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan
manusia. (Meleis 2007).
 Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat
dan karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia
dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling
mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai sistem terbuka.
Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang
mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori keperawatan merupakan suatu pandangan atau pedoman yang
diterapkan dalam keperawatan baik untuk pendidikan dan prakteknya, teori
ini dibuat dengan tujuan mengarahkan, menggambarkan, menjelaskan, dan
memperkirakan hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Dalam teori keperawatan tentunya ada sebuah landasan-landasan teori yang
ada didalamnya yang dibuat oleh para ahli keperawatan, yaitu; menurut lidya
hall, dorothea orem, dorothy johnson, betty nauman, imogene king, calista
roy, dan martha rogers.
3.2 Saran
Pembaca dapat menilai isi makalah ini bahkan dapat membandingkan materi
yang diterima dengan bahan ajar lainnya. Pembaca bisa menjadikan makalah
ini sebagai bahan referensi dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Joni Afriko, S.HI.M.H. 2016. HUKUM KESEHATAN (Teori dan Aplikasi)


Dilengkapi Undang-Undang Kesehatan dan Keperawatan. Bogor : IN MEDIA

Cynthia Lee Terry & Aurora Weaver. 2013. Keperawatan Kritis. Ed.I.
Yogyakarta : Rapha Publishing

Nugraha fauzi. 2021. 41 Teori Keperawatan Populer Dunia. Online : Nerslicious,


https://www.nerslicious.com/teori-keperawatan/. Diakses pada tanggal 28 Mei
2023

Anda mungkin juga menyukai