Anggota:
Rahmawati ( P07125221071)
Safvira Ananda Putri ( P07125221073)
Syifa Trimulia ( P07125221075)
Talitha Yusriah (P07125221076)
Yucha Zirda ( P07125221077)
Zahrina ( P07125221078)
Dosen Pembimbing :
Ratna Wilis, SKM, M.Kes
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
dengan judul “Konsep Moral dalam praktik keperawatan” ini dengan penuh
kemudahan.Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas dari ibu Ratna Wilis, SKM,
M.Kes selaku dosen pada mata kuliah Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan di Poltekkes
Kemenkes Aceh. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses
pemecahan dan pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan. Semoga Makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini
merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan
komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi
yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan
keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Advokasi
2. Akuntabilitas
Mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan
dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut menyatakan bahwa akuntabilitas
mengandung dua komponen utama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti
bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan
undang-undang dapat dibenarkan atau absah.
5
3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep yang meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan perawat. Ini berarti ada
pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai dan tujuan sendiri. Hubungan
professional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan
masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama). Loyalitas dapat
mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota profesi atau teman sejawat, loyalitas
lebih penting daripada kualitas asuhan keperawatan.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan berbagai
pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik
loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan ini,
mengajukan berbagai argumen:
❖ Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus
❖ Perawat harus loyal terhadap profesi dengan berperilaku secara tepat saat bertugas.
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan
perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau
memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasien kurang memperhatikan status kesehatannya.
Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasien untuk
mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.
6
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang pengusaha yang
sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali
dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi
perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu dia juga
perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat berusaha mengadakan
pendekatan untuk mempersiapkannya untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena
pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati
demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan
dan mengajukannya kepada pasien tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling
penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasien diminta untuk memilih atas
pertanyaan berikut.
❖ Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik atau membaca).
❖ Menonton televisi.
Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. Pengetahuan tentang
perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun
informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat
mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu
memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat seringkali menggunakan dua pendekatan:
yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan.
Pendekatan Berdasarkan Prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat pendekatan
prinsip dalam etika biomedik antara lain;
❖ Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas
❖ Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya
❖ Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
8
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam
bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi
bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati
kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk
tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak
masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih
memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan
karena tidak ada satu metoda pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip
mana yang lebih penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan.
Umumnya, pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih
membingungkan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang penting
dalam etika.
Pendekatan Berdasarkan Asuhan
Ketidakpuasan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam bioetik
mengarahkan banyak perawat untuk memandang “Care” atau asuhan sebagai fondasi dan
kewajiban moral. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat pendekatan berdasarkan
asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus kepada pasien, sebagaimana dilakukan
sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara
bagaimana perawat dapat membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien atau
sejawat, merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan
etika. Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi :
❖ Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan;
❖ Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasien
sebagai manusia;
❖ Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang
kesembuhan pasien. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan
informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil
keputusan.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai
keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban
peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja
sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan
bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
SARAN
Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-Nya
dan mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu agar kelak kita
tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat,
hendaknya kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak berguna bagi hidup dan kehidupan manusi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12