AN
DEMOKRATIS
Dosen pengampu : Ainun mardiah, SKM, M.Kes
KEPEMIMPINAN
DEMOKRATIS
Gaya kepemimpinan demokratis adalah tipe kepemimpinan yang memberikan kewenangan
secara luas kepada para anggota dalam proses pengambilan
keputusan. Pemimpin mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan
tentang pekerjaan mereka dan masalah terkait pekerjaan.
KEMAMPUAN
3. 6.
KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI MENGENDALIKAN
EMOSIONAL
Tipe kepemimpinan demokratis
dimana pemimpin selalu
bersedia menerima dan
menghargai saran-saran,
pendapat, dan nasehat dari staff
dan bawahan melalui forum
musyawarah untuk mencapai
kata "sepakat".
Ciri-ciri kepemimpinan demokratis
-Menurut Hasibuan
Para peneliti telah menyebutkan bahwa
gaya kepemimpinan demokratis adalah
salah satu gaya kepemimpinan yang paling
efektif dan mengarah kepada produktifitas
yang lebih tinggi, kontribusi yang lebih
baik dari anggota masyarakat dan
meningkatkan semangat masyarakat.
Pemimpin demokratis yang kuat akan
menjadi inspirasi bagi masyarakatnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut
sistem demokrasi, dimana indonesia memilih kepala negara
untuk menjabat sebagai presiden dan setiap perwakilannya
melalui pemilihan umum yang biasanya dilaksanakan setiap
5 tahun sekali. Para pemimpin mempunyai peran sebagai
pengawas, pengatur, dan pemegang kontrol. Yang dimana
pemimpin ini mempunyai peran penting untuk memastikan
setiap keputusan yang diambil bersama untuk kepentingan
rakyat. Karena semuanya dilakukan untuk rakyat jadi
dibutuhkan satu orang yang bertugas untuk mengontrol dan
mengawasi
Sifat sifat spesifik yang harus
dimiliki oleh pemimpin
demokratis
Kejujuran Kecerdasan Keberanian
Semua lapisan masyarakat Kemampuan ini harus dimiliki oleh Setiap pemimpin harus berani
menginginkan agar pemimpin yang seorang pemimpin yang mampu mengambil risiko dari setiap
menjunjung tinggi nilai-nilai menggerakkan orang-orang yang pembelajaran yang telah di terima.
kejujuran, sebab ketidakjujuran dipimpin untuk mencapai tujuan Untuk itu seorang pemimpin harus
adalah awal kehilangan kepercayaan organisasi. mampu memotivasi karyawan agar
dari masyarakat pada umumnya. berkembang menjadi berani dalam
mempelajari hal yang baru.
-Anggota merasa memiliki peran dan berkontribusi terhadap pemecahan masalah dan keputusan
strategis. Mereka termotivasi karena merasa pendapat dan masukan mereka dihargai. Itu pada
akhirnya menciptakan rasa memiliki, meningkatkan moril dan produktivitas mereka
-Kepemimpinan yang demokratis dapat mengarah pada gagasan yang lebih baik dan solusi yang lebih
kreatif untuk mengatasi masalah. Bawahan memiliki banyak kontribusi dan dapat memberikan
pengalaman kerja yang berharga untuk mengatasi situasi baru. Lingkungan kolaboratif dan
komunikasi dua arah akhirnya mendukung untuk menghasilkan solusi yang lebih terinformasi dalam
pengambilan keputusan.
-Karyawan termotivasi untuk meningkatkan keterampilan profesional mereka. Mereka merasa dapat
mempengaruhi potensi promosi mereka dengan berkontribusi lebih besar pada perusahaan. Karena
fakta tersebut, mereka bekerja lebih keras untuk mengambil peran yang lebih besar dengan
meningkatkan kompetensi.
Kekurangan
-Tidak semua gagasan dan ide dari bawahan yang berkualitas. Itu tergantung pada pengetahuan dan
keahlian mereka. Terkadang mereka memberikan ide atau wawasan karena motif keuntungan pribadi
daripada kepentingan kelompok.
-Ketika gagasan dari anggota dengan kepentingan pribadi tersebut tidak diperhitungkan, ini dapat
menurunkan kepuasan dan moralnya. Dan, ketidakpuasan ini juga dapat menjalar ke anggota lain
yang memiliki pemikiran serupa.
-Pengambilan keputusan lebih lambat, karena keterlibatan yang lebih besar dalam proses pengambilan
keputusan tersebut menghasilkan lebih banyak ide, sehingga memakan waktu dan biaya untuk
mencapai konsensus.
-Konflik kepentingan seringkali muncul. Karyawan mungkin mengejar keuntungan pribadi alih-alih
kelompok. Itu meningkatkan peluang ketidaksepakatan diantara mereka selama proses diskusi.
THANK YOU!
Any question ?