Anda di halaman 1dari 54

Teori Kepemimpinan

Dr. Chairul M. S
Sekolah Tinggi Ilmu kepolisian
KEPEMIMPINAN
 Kepemimpinan adalah seni dan
kemampuan mempengaruhi orang
lain.
 Kemampuan tersebut merupakan
ramuan dari sejumlah unsur, yaitu:
 Kemampuan menggunakan kekuasaan
secara efektif dan bertanggung jawab.
 Kemampuan memahami manusia, bahwa
manusia mempunyai perbedaan
kekuatan motivasi dalam waktu dan yang
berbeda.
HEADSHIP DAN LEADERSHIP
 Seorang manajer disebut juga pemimpin manakala
ia mampu menggerakkan orang lain sesuai dengan
keinginan dan tujuan.
 Kepatuhan menjalankan perintah tidak semata
dilandasi oleh pertimbangan aspek legalitas yang
memberikan kekuasaan atau wewenang untuk
memerintah.
 Pemimpin yang mengandalkan kepemimpinan
berdasarkan otoritas jabatan yang ia miliki maka
dikategorikan sebagai headship, sementara
pemimpin yang tidak bergantung pada kekuasaan
yang melekat pada jabatan untuk dapat memerintah
atau menggerakkan orang, dikatakan
mengmbangkan pola leadership dalam
kepemimpinannya.
 I. Gitosudarmo dan I. N. Sudita:
Kepemimpinan merupakan suatu
proses, bukan orang. Proses dalam
kepemimpinan meliputi 3 faktor, yaitu:
pemimpin, pengikut, dan faktor situasi.
KEPEMIMPINAN
Seni – Proses
Mempengaruhi Bekerja
Sungguh
sungguh

Fungsi Manajemen:
Perencanaan,
TUJUAN
pengorganisasian,
pelaksanaan dan
pengendalian

Kegiatan Bekerjasama

MANAJER Mengkoordinasi
PERILAKU KEPEMIMPINAN

Berorientasi Pada Tugas

1. Menetapkan-merumuskan : tujuan (sukar tapi


dapat dicapai secara jelas).
2. Beritahu orang lain: apa yang mereka
harapkan.
3. Tentukan prosedur pengukuran tujuan secara
rinci dan mengukur pencapaian tujuan itu
4. Berminat mencapai peningkatan produktivitas
5. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara
aktif dalam: merencanakan, mengarahkan,
membimbing dan mengendalikan kegiatan
yang berorientasi tujuan
6. Pemimpin yang efektif harus membekali diri
dengan keterampilan: teknis, kemanusiaan,
konseptual, mengambil keputusan
PERILAKU KEPEMIMPINAN

Berorientasi Pada Orang Lain

1. Perhatian besar pada terciptanya


keharmonisan dalam berorganisasi
1. Menciptakan komunikasi timbal balik
antar karyawan
2. Menciptakan suasana kerjasama dan
gugus kerja dalam organisasi.
3. Menunjukkan pengertian & rasa
hormat pada; kebutuhan, tujuan, ide
dan perasaan pada karyawan.
4. Pendelegasian kekuasaan dan
tanggung jawab, mendorong inisiatif.
GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan adalah cara yang disenangi dan
digunakan pemimpin dalam mempengaruhi orang lain
Perkiraan kasar dari bermacam-macam gaya dari teori
perilaku pemimpin dapat digabungkan dalam gambar
berikut:
Berpusat pada Boss Berpusat pada Karyawan

Direktif Suportif
Otokratik demokratik
Terpusat pada Terpusat pada pegawai
pekerjaan
Struktur Prakarsa Pertimbangan / hubungan

Perilaku tugas Perilaku Hubungan


Direktif Partisipatif
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
 Teori sifat
 Teori Kelompok
 Teori perilaku
 Studi Universitas Ohio
 Studi Universitas Michigan
 Gradi manajemen (ada yang memasukkannya dalam kategori
gaya kepemimpinan)
 Teori situasional
 Teori kontingensi
 Model kontingensi Fielder
 Teori jalan kecil – tujuan
 Teori normatif
 Teori siklus – hidup
 Kepemimpinan kontinum (ada yang memasukkannya dalam
kategori gaya kepemimpinan)
 Teori atribusi
TEORI SIFAT
 Apakah sifat-sifat yang membuat seseorang dapat
menjadi pemimpin?
 Pemimpin dilahirkan atau dibentuk melalui proses?
 Para peneliti berusaha untuk menemukan
karakteristik individual yang membedakan
pemimpin yang berhasil dan gagal.
 Jenis karakteristik: kepribadian, emosional,
fisik,intelektual, dst.
 Ralph Stodgill mengidentifikasi enam klasifikasi
dari sistem kepemimpinan, yaitu karakteristik fisik,
latar belakang sosial, intelegensia, kepribadian,
karakteristik hubungan tugas (seperti: motivasi
dan determinasi), karakteristik sosial (seperti:
supel).
 Keith Davis merumuskan 4 sifat yang
mempunyai pengaruh terhadap
kepemimpinan organisasi, yaitu:
kecerdasan, kedewasaan dan keluasan
hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan
prestasi, sikap-sikap hubungan
kemanusiaan.
 Kritik terhadap teori ini adalah sifat
pemimpin (yang bersifat ascribed) tidak
selalu berkorelasi dengan keberhasilan
seorang manajer.
KEPEMIMPINAN KELOMPOK
Peran dasar pemimpin adalah koordinasi
aktivitas individu; kontribusi untuk tujuan
dan adaptasi kelompok.
Pada kelompok, pola kepemimpinan
merupakan hasil kebutuhan, pemilihan dan
gaya komunikasi individu terkait.
Subtle vs formalisasi
Peran kepemimpinan meliputi desain,
implementasi, supervisi prosedur,
kebijakan tentang koordinasi individu dan
aktivitas kelompok.
FUNGSI KEPEMIMPINAN KELOMPOK

Fungsi Pemeliharaan Fungsi Pencapaian


Kelompok Kelompok

 Mendorong • Informasi
partisipasi • Perencanaan
 Mengatur interaksi
 Mendorong
• Orientasi
pemenuhan
• Integrasi
kebutuhan • Mewakili
 Mendorong • Koordinasi
kerjasama
 Mediasi konflik
Pendekatan Gaya Terbaik
• Pendekatan ini adalah masalah gaya
kepemimpinan.
• Kendali keputusan dapat disebarkan pada
anggota atau disentralisasikan.
• Pada dasarnya kepemimpinan ini terbagi
menjadi:
• Otokrasi: menggunakan kekuasaan untuk
mengatur aktivitas kelompok.
• Mengendalikan informasi, memberikan peran
dan tanggung jawab.
• Demokrasi atau partisipasi: kekuasaan

dibagi. Anggota kelompok dilibatkan


kepada pengambilan keputusan,
keterbukaan infomarsi
• Laissez faire: hand off style. Tidak ada
kekuasaan dari pemimpin.
• Terserah kepada anggota kelompok.
TEORI PERILAKU
 Teori perilaku dipusatkan pada efektifitas
pemimpin, bukan pada penampilan dari pemimpin
tersebut.
 Dua penekanan gaya kepemimpinan, yaitu:
 Orientasi tugas: perilaku pemimpin yang menekankan
bahwa tugas-tugas dilaksanakan dengan baik dengan
cara mengarahkan dan mengendalikan secara ketat
bawahannya.
 Orientasi karyawan: perilaku pemimpin yang
menekankan pada memberi motivasi kepada bawahan
dalam melaksanakan tugasnya dengan melibatkan
bawahan dalam proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan tugasnya, dan mengembangkan
hubungan yang bersahabat, saling mempercayai, dan
menghormati diantara anggota kelompok.
Gaya kepemimpinan Kontinum
Gaya Kepemimpinan Kontinum
Kepemimpinan yang terpusat pada atasan Kepemimpinan yang terpusat pada bawahan

Penggunaan otoritas
oleh pemimpin
Deret kebebasan
untuk bawahan

Pemimpin Pemimpin Pemimpin Pemimpin Pemimpin Pemimpin/


membuat Pemimpin merumuskan mengizinkan
memberikan memberikan memberikan
keputusan menjual batas-batas- bawahan untuk
ide dan keputusan persoalan,
dan keputusan nya meminta melakukan fungsi
mengundang sementara meminta
mengumum pertanyaan yang bisa saran-saran pada kelompok dalam batas-batas
-kannya diubah dan membuat untuk membuat yang telah dirumus
keputusan keputusan -kan oleh atasan

DERETAN PERILAKU
Gaya manajerial Grid
tinggi

9 1.9 manajemen yang penuh perhatian 9.9. pencapaian kerja dalam


terhadap orang-orang dan manajemen adalah dari
memimpinnya ke suasana organisasi
8 kepercayaannya pada kemerdekaan
yang bersahabat, menyenangkan dan orang-orang lewat penggunaan standar
kecepatan kerja yang rileks umum dalam organisasi yang berupa
7 tujuan organisasi, dan dengan
berdasarkan atas kepercayaan dan
6 respek.
orang-orang

5.5 pelaksanaan kerja manajemen


5 secara memadai lewat keseimbangan
kerja yang diharuskan tercapai dan
4 peningkatan semangat kerja orang-
orang yang memuaskan

3
1.1 Usaha manajemen yang paling 9.1efesiensi hasil manajemen ini
2 dicapai dari usaha menata kerja dalam
rendah (minim) terhadap pekerjaan
yang harus dikerjakan dan semangat cara tertentu dengan sedikit
1 kerja orang-orang yang bekerja. perhatiannya pada unsur manusianya.

1 2 3 4 5 6 7 8 9
rendah produksi tinggi
Managerial Grid Gaya 1.1
‘impoverished
Tinggi 1.9 9.9 Management’

Gaya 1.9
‘country club
Management’
Perhatian pada orang

5.5 Gaya 9.1


‘task or authoritarian
Management’

Gaya 5.5
‘middle of the road
Rendah 1.1 9.1 Management’

Rendah Tinggi
Perhatian pada produksi Gaya 9.9
‘team or democratic
Management’
TEORI SITUASIONAL
 Mulai berkembang 1940-an, dirintis oleh para
ahli psikologi sosial.
 Fred Fielder: gaya kepemimpinan yang
dikombinasikan dengan situasi akan mampu
menentukan keberhasilan pelaksanaan kerja.
 Situasi itu diukur melalui Kesamaan diantara
Keberlawanan (Assumed Similarity between
Opposites) dan Teman Kerja yang Paling
Sedikit Disukai (Least Preffered Coworker).
Fred Fielder: Model Kontijensi
Kepemimpinan yang Efektif
 Gaya kepemimpinan berhubungan dengan
situasi yang menyenangkan, dan mempengaruhi
efektifitas kerja.
 Situasi yang menyenangkan berhubungan
dengan 4 dimensi empiris, yaitu:
 Hubungan pemimpin dan anggota, cth: diterima
bawahan.
 Derajat dari struktur tugas, cth: petunjuk teknis jelas.
 Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat
otoritas formal.
 Situasi akan menyenangkan apabila derajat
ketiga dimensi diatas tinggi.
4. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
(Hersey dan Blanchard)
Kepemimpinan situasional didasarkan atas
saling berhubungannya:
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang
diberikan oleh pimpinan,
2. Jumlah dukungan sosioemosional yang
diberikan oleh pimpinan,
3. Tingkat kesiapan atau kematangan para
pengikut/ bawahan yang ditunjukkan
dalam melaksanakan tugas, fungsi atau
tujuan tertentu
Perilaku Pemimpin
Tinggi
Model
Hubungan tugas
Kepemimpinan
Tinggi Tinggi
Situasional
Perilaku Hubungan
Tugas Hubungan
Hersey dan
rendah tinggi
Blanchard
S3 S2

Hubungan tugas
rendah Tinggi
Tugas Hubungan
Tinggi rendah
S4 S1

Rendah Perilaku Tugas Tinggi

Tdk Matang
Kematangan bawahan
Matang

M4 M3 M2 M1
Mampu Mampu Tdk Mampu Tdk Mampu
& & & &
Mau Tidak Mau Mau Tidak Mau
TEORI JALAN KECIL – TUJUAN
(PATH – GOAL THEORY)
 Tokoh-tokoh: Georgepoulos (Univ. Michigan), Martin
Evans dan Robert House.
 Teori Path – Goal berusaha untuk menjelaskan
pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi,
kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan
bawahannya.
 House: ada 4 tipe/gaya kepemimpinan, yaitu:
kepemimpinan direktif (otokratis), kepemimpinan
yang mendukung (supportive leadership),
kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan yang
berorientasi pada prestasi.
 Teori Path – Goal berbicara tentang upaya
pemimpin untuk membuat jalan guna
membantu para karyawan mencapai tujuannya.
 Jalan itu seperti:
 Mengetahui dan atau menumbuhkan kebutuhan
para bawahan untuk menghasilkan sesuatu yang
dapat dikontrol pemimpin.
 Memberikan insentif kepada bawahan yang mampu
mencapai hasil dalam bekerja.
 Membuat jalan yang mudah dilewati bawahan dalam
menaikkan prestasinya.
 Membantu karyawan dengan menjelaskan apa yang
dapat diterapkan.
 Mengurangi halangan yang dapat membuat
frustasi.
 Menaikkan kesempatan untuk pemuasan
karyawan yang memungkinkan tercapainya
efektifitas kerja.
 Gaya kepemimpinan yang berpadu dengan
“jalan” yang dibangun pemimpin akan
mempengaruhi perspesi dan motivasi
karyawan yang pada akhirnya
mempengaruhi efektifitas kerja.
PENDEKATAN BARU KEPEMIMPINAN

 Kepemimpinan Transaksional
 Model kepemimpinan ini terfokus pada transaksi antar
pribadi. Karakteristik kepemimpinan ini:
 Para pemimpin menggunakan penghargaan kontingensi untuk
memotivasi karyawan.
 Para pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika
para bawahan gagal mencapai tujuan kerja.
 Kepemimpinan Kharismatik
 Kepemimpinan ini menekankan perilaku pemimpinan
yang simbolis. Contoh: daya tarik terhadap nilai-nilai
ideologis, komunikasi non-verbal, pesan mengenai visi
dan memberikan inspirasi, penampilan kepercayaan diri.
 Kepemimpinan Visioner
 Kepemimpinan ini merupakan kemampuan
untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu
visi yang realistis, dapat dipercaya, atraktif
dengan masa depan bagi suatu organisasi atau
unit organisasi yang terus tumbuh dan terus
meningkat.
 Kepemimpinan Tim
DIMENSI FUNGSIONAL KEPEMIMPINAN

 FUNGSI TUGAS
 Menciptakan kegiatan, mencari informasi,
memberi informasi, memberi pendapat,
menjelaskan, mengoordinasikan,
meringkaskan, menguji kelayakan,
mengevaluasi, mendiagnosis, dst.
 FUNGSI PEMELIHARAAN
 Mendorong semangat, menetapkan standar,
mengikuti (mengawasi), mengekspesikan
perasaan, mengambil konsensus, menciptakan
keharmonisan, mengurangi ketegangan.
“ SENYUM ADALAH
LENGKUNGAN YANG
MELURUSKAN”

“ HARD ON THE PROBLEM, SOFT08/02/21


ON THE PEOPLE”
54

Anda mungkin juga menyukai