Anda di halaman 1dari 28

SITUASI & KONDISI YANG

DIHADAPI POLRI
KULIAH KE 6
1. TREN GANGGUAN KAMTIBMAS

A. Kita berada pada lingkungan yang selalu berubah secara cepat, yang
membawa ke arah yang mempersatukan tetapi ada yang mendatangkan
konflik tata nilai.
B. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan antara yang punya
dan yang tidak punya, lapangan kerja yang sangat terbatas/
penggangguran yang tinggi, kesadaran hukum yang masih rendah.
C. Pelaku kejahatan melibatkan WNI dan WNA, sindikat internasional,
orang awam sampai dengan pejabat tinggi negara dan pengusaha.
D. Trend kejahatan tersebut yang berkembang secara pesat tidak hanya
bersifat nasional tetapi telah bersifat internasional.
E. Tantangan yang semakin meningkat yang menuntut kecepatan,
kecermatan dll.
2. DEMOKRASI
A. Wewenang Polri untuk memerintah masyarakat harus berdasarkan
penugasan dan persetujuan masyarakat itu sendiri.
B. Polri dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa bertindak
berdasarkan hukum.
C. Polri wajib patuh dan tunduk pada hukum serta menguasai dan mahir
menggunakan hukum sebagai senjata yang melandasinya dalam
penegakkan hukum tersebut.
D. Polri adalah pilar utama negara demokrasi dan sebagai
konsekwensinya harus kuat, mandiri dan profesional.
E. Polri wajib menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian (HAM).
F. Polri berwajah sipil mengutamakan penegakkan supremasi hukum
daripada jadi alat kontrol bagi penguasa dan lebih berorientasi pada
tugas perlindungan, pelayanan dan pengayoman masyarakat.
2. DEMOKRASI
A. 30 tahun Polri di bawah ABRI/TNI sehingga sikap Polri pun menjadi
militerisme dan identik dengan militer.
B. Rakyat tidak puas dan titik kulminasinya sering terjadi benturan
antara Polisi dan rakyat,
C. Tumbuh kuat tuntutan agar Polri berubah menjadi Polisi berpostur
sipil, mengutamakan penegakkan supremasi hukum daripada jadi alat
kontrol bagi penguasa dan lebih berorientasi pada tugas perlindungan,
pelayanan dan pengayoman masyarakat.
3. HUKUM
A. Negara Indonesia adalah negara hukum sesuai dengan UUD 1945 pasal
1 ayat (3)
B. 4 alasan utama menuntut agar negara diselenggarakan dan
menjalankan tugasnya berdasarkan hukum: adanya kepastian hukum,
adanya pemenuhan atas tuntutan untuk perlakuan yang sama,
legitimasi demokratis, dan tuntutan akal budi.
C. Ciri-ciri utama negara hukum adalah: Kekuasaannya diselenggarakan
sesuai dengan hukum positif yang berlaku; Kegiatan negara berada di
bawah kontrol kekuasaan kehakiman yang efektif; Berdasarkan UUD
yang menjamin HAM; dan adanya pembagian kekuasaan
3. HUKUM
A. Polri harus berazaskan hukum positif. Dalam melaksanakan
kewenangannya, Polri harus menjalankan sesuai dengan
ketentuan hukum yang menjadi landasan hukum
kewenangannya.
B. Polri harus tunduk dan patuh kepada, hukum, harus mahir
menguasai hukum sebagai landasan dan senjata dalam
pelaksanaan tugasnya dan dapat dijadikan teladan bagi
masyarakat dalam kepatuhan dan ketaatannya kepada
hukum.
3. DILEMA PENEGAKAN HUKUM

A. Banyak hukum masih dari warisan jaman kolonial yang tidak


sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat.
B. Hukum yang diikuti seharusnya adalah hukum yang baik dan
adil, artinya hukum sendiri secara moral harus dapat
dipertanggung jawabkan, dan itu berarti hukum harus sesuai
dengan paham keadilan masyarakat dan menjamin HAM.
C. Ada UU yang belum sinkron dengan peraturan perundangan-undangan
yang lain.
3. POLRI DITUNTUT UNTUK
A. Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang
hukum.
B. Memahami betul situasi yang dihadapi di lapangan.
C. Bijak dalam bertindak, tetapi tetap bertanggung jawab. Harus
memenuhi asas legalitas, tindakan sesuai dengan
kewajiban/kepentingan, tindakan itu memang diperlukan
adanya keseimbangan dan etis.
4. HAK ASASI MANUSIA
A. HAM adalah salah satu hak yang melekat secara kodrati pada
manusia yang apabila hak itu tidak ada, maka tidak akan bisa
hidup sebagai manusia.
B. Pembukaan UUD 1945 sangat menjunjung tinggi HAM serta memuat
HAM pada pasal-pasal yaitu : Pasal 27 ayat (1), pasal 27 (2), pasal 28,
pasal 29 (2), pasal 34 (1), Bab X A tentang HAM, pasal 28 A, B, C, D, E,
F, G, H, dan J.
4. UU RI TERKAIT HAM
1. UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM.
3. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM.
4. UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan konvensi menentang
penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam,
tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.
5. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri pasal 19 ayat (1) dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, pejabat, Polri
senantiasa bertindak berdasarkan norma hukum, dan
mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan serta
menjunjung tinggi HAM.
4. HAK ASASI MANUSIA
A. Tugas Polri untuk memelihara kamtibmas, menegakkan
hukum, melayani dan melindungi serta mengayomi
masyarakat pada hakekatnya adalah tugas untuk melindungi
HAM.
B. Untuk menjunjung tinggi HAM yang merupakan salah satu ciri dari
negara hukum materiil menjadi salah satu alasan yang mendorong
lahirnya Tri Brata yang selanjutnya merupakan sumber dari Kode Etik
Profesi Polri.
C. HAM bukan berarti kebebasan yang tidak bertepi, tetapi kebebasan
yang dibatasi oleh HAM orang lain yang wajib pula dihormati.
4. HAK ASASI MANUSIA
A. Pasal 69 UU No. 39/1991 ayat (2) setiap HAM seseorang
menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk
menghormati HAM orang lain secara timbal balik serta menjadi
tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi menegakkan
dan memajukannya.
B. Pasal 70 UU No. 39/1991 dalam menjalankan hak dan
kewajibannya, kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dalam UU, dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
4. HAK ASASI MANUSIA

C. Pasal 73 hak dan kebebasan yang diatur dalam undang-undang ini


hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan UU, semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan,
ketetiban umum dan kepentingan bangsa.
4. MASALAH TERKAIT HAM

A. Masyarakat sering menuntut HAM untuk ditegakkan, tetapi


mereka sendiri melakukan tindakan-tindakan yang melanggar
HAM orang lain.
B. Masyarakat menyoroti setiap tindak tanduk Polri, tanpa mau
mengerti situasi dan kondisi yang dihadapi Polri.
C. Polri perlu ragu-ragu bertindak melaksanakan tugas
sepanjang dalam penggunaan kebebasan atau wewenang Polri
senantiasa memegang legality, necessity, proportionality serta
etis.
4. MASALAH TERKAIT HAM

A. Masyarakat sering menuntut HAM untuk ditegakkan,


tetapi mereka sendiri melakukan tindakan-tindakan yang
melanggar HAM orang lain.
B. Masyarakat menyoroti setiap tindak tanduk Polri, tanpa
mau mengerti situasi dan kondisi yang dihadapi Polri.
C. Polri perlu ragu-ragu bertindak melaksanakan tugas
sepanjang dalam penggunaan kebebasan atau wewenang
Polri senantiasa memegang legality, necessity,
proportionality serta etis.
5. MASYARAKAT
A. Polri harus mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik yaitu mampu melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman dan tentram.
Masyarakat menuntut perlindungan, pelayanan masyarakat
dan pengayoman secara tuntas sekarang juga tanpa mau
menyadari keterbatasan-keterbatasan yang ada pada Polri
menyangkut personil, anggaran, sarana dan prasarana Polri
dan sebagaimananya.
B. Kritik dalam masyarakat demokratis adalah wajar bahkan
dibutuhkan, karena merupakan kontrol dari masyarakat
demokratis terhadap aparatur pemerintah.
5. MASYARAKAT
Bagi anggota Polri menghadapi kritik masyarakat itu harus
berlapang dada dan berpikir positif dalam arti:

1. Kritik masyarakat adalah wajar sebagai kontrol masyarakat


dalam suatu negara demokratis.
2. Mengganggap suatu kritik masyarakat adalah merupakan
kepedulian masyarakat, masyarakat masih percaya pada
polisinya, ingin ikut menyampaikan pendapat sebagai
partisipasi untuk memperbaiki Polisinya.
5. MASYARAKAT
3. Kalau ternyata kritik-kritik itu mengandung kebenaran dan
kesalahan memang ada pada Polri, maka kritik tersebut harus
ditindaklanjuti dengan memperbaiki kesalahan/kekurangan yang
ada dan bila perlu menyampaikan terima kasih kepada masyarakat
yang telah menyampaikan kritiknya. Kritik bukanlah beban yang
menghambat kinerja Polri, tetapi justru tantangan untuk
meningkatkan kinerja pengabdian Polri. Kalau kritik tersebut salah,
maka kewajiban Polri untuk mengadakan sosialisasi yang mampu
menjernihkan suasana, mengapa Polri bertindak demikian dan
pengertian ini selanjutnya diharapkan dari kritik masyarakat akan
mendorong menjadi partisipasi terhadap Polri.
5. MASYARAKAT
A. Kesadaran dan kepatuhan masyarakat tentang hukum yang
tercermin dari ketaatan masyarakat terhadap aturan lalu
lintas.
B. Kurang kesadaran masyarakat terhadap hukum tercermin
pada banyaknya tindakan-tindakan masyarakat yang
menghakimi sendiri.
C. Keberhasilan pelaksanaan tugas Polri sangat tergantung
sejauh mana Polri mampu mengembangkan potensi
masyarakat agar masyarakat secara aktif berpartisipasi
bersama-sama anggota Polri menanggulangi pelanggaran
hukum/gangguan Kamtibmas.
6. KETERBATASAN POLRI

A. Personil/SDM
B. Profesionalisme Polri yang rendah
C. Anggaran Polri yang kecil
D. Sarana dan prasarana alat Polri sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai