JUDUL
OPTIMALISASI KOMITMEN MANAJEMEN SDM BERBASIS KOMPETENSI
PADA POLRES HALMAHERA SELATAN
GUNA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PERSONEL
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SDM POLRI YANG UNGGUL DI ERA 4.0
OLEH:
NAMA : WAHYU ADI WALUYO, S.I.K.
NO. SERDIK : 202103002221
POKJAR : XXIV (DUAPULUH EMPAT)
PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH POLRI
DIKREG KE-61 T.A. 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. v
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A Latar Belakang…………………………………………………… 1
B Permasalahan……………………………………………………. 4
C Pokok-pokok persoalan…………………………………………. 4
D Ruang lingkup……………………………………………………. 4
E Maksud, tujuan dan manfaat…………………………………… 4
F Metode dan pendekatan penulisan……………………………. 5
G Tata urut…………………………………………………………... 5
H Pengertian-pengertian…………………………………………... 6
ii
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR SINGKATAN
vi
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN
TOPIK
INTEGRITAS PENGELOLAAN SDM TERHADAP PENGENDALIAN
STRATEGI PEMBINAAN SUMBER DAYA POLRI DI ERA 4.0
JUDUL
OPTIMALISASI KOMITMEN MANAJEMEN SDM BERBASIS KOMPETENSI
PADA POLRES HALMAHERA SELATAN
GUNA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PERSONEL
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SDM POLRI YANG UNGGUL DI ERA 4.0
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang.
Transformasi Organisasi merupakan bagian dari transformasi
menuju Polri Presisi yang diperlukan guna mempersiapkan,
melengkapi dan mendukung kebutuhan institusi dalam menjawab
tantangan dan peluang, khususnya di tengah berkembangnya kondisi
yang penuh ketidakpastian, kompleksitas dan keambiguan atau yang
secara universal dikenal dengan istilah VUCA (volatility, uncertainty,
complexity, dan ambiguity). Transformasi organisasi diuraikan ke
dalam 4 (empat) program yaitu : penataan kelembagaan, perubahan
sistem dan metode organisasi, menjadikan SDM Polri yang unggul di
era Police 4.0 dan perubahan teknologi kepolisian modern (Sigit,
2021).
Sumber Daya Manusia mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi.
Berhasil atau gagalnya pelaksanaan fungsi-fungsi SDM sangat
bergantung pada sejauh mana kualitas Sumber Daya Manusia. Hal ini
1
2
B Permasalahan.
Pokok permasalahan yang diangkat pada Naskah Karya Perorangan ini
adalah: “Bagaimana komitmen manajemen SDM berbasis kompetensi
di Polres Halmahera Selatan berpengaruh terhadap profesionalisme
personel dalam rangka mewujudkan SDM Polri yang unggul di era 4.0?”
C Pokok-pokok persoalan.
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka dapat diuraikan
beberapa pokok persoalan sebagai berikut:
1 Bagaimana aspek identifikasi terhadap meningkatnya
profesionalisme personel dalam rangka mewujudkan SDM Polri yang
unggul di era police 4.0?
2 Bagaimana aspek keterlibatan terhadap meningkatnya
profesionalisme personel dalam rangka mewujudkan SDM Polri yang
unggul di era police 4.0?
3 Bagaimana aspek loyalitas pada organisasi terhadap meningkatnya
profesionalisme personel dalam rangka mewujudkan SDM Polri yang
unggul di era police 4.0?
D Ruang lingkup.
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini dibatasi pada
strategi dan upaya optimalisasi komitmen manajemen SDM berbasis
kompetensi pada Polres Halmahera Selatan yang diarahkan guna
meningkatkan profesionalisme personel dalam rangka mewujudkan
SDM Polri yang unggul di era police 4.0 dalam kurun waktu tahun
2020-2021.
H Pengertian-pengertian.
1 Optimalisasi, adalah proses, cara atau perbuatan menjadikan
sesuatu menjadi paling baik dan tinggi (KBBI, 1996, hlm. 705).
2 Komitmen, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), komitmen adalah tindakan untuk melakukan sesuatu. Dengan
kata lain, komitmen merupakan bentuk dedikasi atau kewajiban yang
mengikat kepada orang lain, hal tertentu, atau tindakan tertentu.
3 Kompetensi, adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Sertifikasi
Profesi, 2014).
4 Profesionalisme, Menurut Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam
Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu (2003), definisi
profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.
Sementara kata profesional sendiri berarti ,bersifat profesi,memiliki
keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh
bayaran karena keahliannya itu.
Grand Theory
Middle Theory
Applied Theory
1 Grand theory,
Grand theory yang digunakan dalam Naskah Karya Perorangan ini
adalah Teori Komitmen. Greenberg (2005) mengatakan, komitmen
organisasi adalah kesediaan seorang karyawan untuk memihak pada
suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat untuk
memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Selanjutnya
Steers dan Poter (1983) mengemukakan bahwa komitmen merupakan
suatu keadaan indivisu dimana individu tersebut menjadi terikat oleh
8
9
2 Middle theory
2.1 Teori Identifikasi
Identifikasi, merupakan keyakinan dan penerimaan terhadap
serangkaian nilai dan tujuan organisasi. Dimensi ini tercermin dalam
beberapa perilaku seperti adanya kesamaan nilai dan tujuan pribadi
dengan nilai dan tujuan organisasi. Penerimaan terhadap kebijakan
organisasi serta adanya kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.
Aspek identifikasi dapat dikembangkan dengan memodifikasi tujuan
organisasi, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para
karyawan ataupun dengan kata lain perusahaan memasukkan pula
kebutuhan dan keinginan karyawan dalam tujuan organisasinya
sehingga akan membuahkan suasana saling mendukung antara para
karyawan dengan organisasi. Lebih lanjut, suasana tersebut akan
membaea karyawan dengan rela menyumbangkansesuatu bagi
tercapainya tujuan organisasi, karena karyawan menerima tujuan
organisasi yang dipercayai telah disusun demi memenuhi kebutuhan
pribadi mereka pula. (Pareek, 1994:113)
Poerwadarminto (1976), Pengertian identifikasi adalah bentuk
penentuan yang dihasilkan dari penetapan identitas seseorang atau
benda dalam penanganan masalah sosial tertentu.
Kartini Kartono (2008), Defiisi identifikasi adalah proses sosial atau
interaksi sosial yang membuat serangkaian pengenalan terhadap
menempatkan obyek dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik
tertentu. Teori ini digunakan untuk menjelaskan pokok persoalan
10
3 Applied theory
3.1 Konsep proses sosial
Menurut ahli sosiologi Maclver, proses sosial diartikan sebagai pola
perilaku di mana relasi sosial antar anggota kelompok menghasilkan
karakteristik yang khas. Keunikan atau kekhasan tersebut tercipta dari
keberagaman yang berkembang di setiap wilayah di dunia.
Sehingga proses sosial meliputi interaksi sosial dan interaksi sosial
adalah bagian dari proses sosial itu sendiri. Proses sosial merupakan
interaksi sosial melibatkan antar-individu, antar-individu dengan
kelompok dan antar-kelompok dalam masyarakat.
Konsep ini digunakan sebagai salah satu indikator terkait aspek
identifikasi dalam manajemen SDM berbasis kompetensi pada Polres
Halmahera Selatan guna meningkatkan profesionalisme personel,
sebagaimana tertuang dalam Bab III dan Bab IV.
3.2 Konsep keterlibatan
Para peneliti telah mendefinisikan keterlibatan dari berbagai macam
sudut pandangnya. O’Cass (2005) seperti dikutip Japarianto dan
12
B Pengumpulan data.
Pengumpulan data adalah seluruh proses pencarian data yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode studi dokumen yang didapatkan pada
objek penelitian. Seluruh data yang digunakan dalam penulisan
naskah ini didapatkan dari Polres Halmahera Selatan maupun pihak
lain yang dapat digunakan sebagai bahan kajian.
A Umum
Tantangan tugas Polres Halmahera Selatan tidaklah
ringan.Dihadapkan dengan kondisi geografis wilayahnya dimana
sebagian besar wilayah perairan dan daratan pulau-pulau yang
tersebar. Secara geografis wilayah hukum Polres Halmahera Selatan
berada di Kabupaten Halmahera Selatan yang terletak antara
126.045’ – 129.030’ BT (Bujur Timur) dan antara 00.30’ LU (Lintang
Utara) dan 20.00’ LS (Lintang Selatan). Secara geografis, Kabupaten
Halmahera Selatan berbatasan langsung dengan Kota Tidore
Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Tengah di sebelah utara.
Sementara untuk di sebelah timur, selatan dan barat, Kabupaten
Halmahera Selatan berbatasan dengan wilayah perairan, yaitu Laut
Halmahera di sebelah Timur, Laut Banda di sebelah selatan, dan Laut
Maluku di sebelah barat.
Aspek Ideologi dan Politik Secara umum Penduduk /
masyarakat di Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan konsisten
bahwa idiologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, namun demikian
sebagian masyarakat suku terasing dan masyarakat yang tinggal di
pedalaman tentu saja tidak akan memahami hal ini akan tetapi upaya
perongrongan tidak di temui.
Aspek sosial budaya diwarnai dengan kebiasaan masyarakat
mengkonsumsi minuman keras, ikatan kultural kesukuan,
kekerabatan maupun antar golongan yang kuat. Setidaknya terdapat
73 ormas dan paguyuban yang bercorak kesukuan, kekerabatan di
Kabupaten Halmahera Selatan, namun yang memiliki Surat
Keterangan Tanda Terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
15
16
Tabel 3.1
Data personel Polres Halmahera Selatan Tahun 2020
Jumlah
No Pangkat Ket
DSP Riil
1 Pamen 6 4 (-) 2
2 Pama 171 42 (-) 129
3 Bintara 634 378 (-) 256
4 PNS 45 5 (-) 40
Jumlah 856 429 (-) 427
Sumber : Lapsat Polres Halmahera Selatan tahun 2020
17
Tabel 3.2
Data Pendidikan Personel Polres Halmahera Selatan
Dik Um
No Pangkat Jumlah Ket
SMA S1 S2
1 Pamen 4 1 2 1
2 Pama 42 20 21 1
3 Bintara 378 350 28 -
4 PNS 5 - 5 -
Jumlah 429 371 56 2
Sumber : Lapsat Polres Halmahera Selatan tahun 2020
Tabel 3.3
Data Pendidikan Pengembangan Personel Polres Halmahera Selatan
JUMLAH Dikbangspes
No. PANGKAT
PERS
SUDAH BELUM
1. AKBP 1 1 -
2. Kompol 3 3 -
3. AKP 7 7 -
4. IP 35 30 5
5. BRIG 378 267 111
Total: 424 308 116
Sumber : Lapsat Polres Halmahera Selatan tahun 2020
18
3 TP PPA 13 12 10 9
Tabel 3.6
Data pengaduan masyarakat
2019 2020
No. PELANGGARAN KET
LAPOR SELESAI LAPOR SELESAI
1 PIDANA - - - -
2 KODE ETIK 5 5 4 4
3 DISIPLIN 12 12 13 13
JUMLAH 17 17 17 17
Sumber : Lapsat Polres Halmahera Selatan tahun 2020
Ekonomi Anggaran
• Tingkat pengangguran tinggi. • Adanya anggaran rapat
• SDM masyarakat rendah. evaluasi.
Sosial Sarpras
• Tingginya harapan • Dukungan sarpras dalam
masyarakat terhadap kinerja pelaksaaan tugas pokok belum
Kepolisian seluruhnya bisa dipenuhi oleh
• Adanya masyarakat peduli kesatuan.
masalah gangguan kamtibmas • Dukungan rumah dinas dan
dan permasalahan sosial yang asrama untuk anggota belum
tergabung dalam komunitas. bisa mengakomodir kebutuhan
• Dukungan masyarakat seluruh personel.
terhadap Kepolisian dalam
bentuk pemberian informasi di
media sosial yang cukup
tinggi.
• Ikatan kesukuan yang kuat.
• Pengaruh tokoh adat, tokoh
masyarakat, kepala suku yang
cukup kuat.
• Subyektifitas penilaian
masyarakat terhadap kinerja
personel Kepolisian yang
dipengaruhi faktor kesukuan.
• Media massa yang berat
sebelah dalam pemberitaan
terhadap kinerja Polri
Teknologi Sistem dan metode
• Jaringan telekomunikasi baik • Belum ada SOP atau jukrah
telepon, sms, maupun dalam manajemen SDM
internet. berdasarkan kompetensi
22
B Kondisi faktual
Kondisi Faktual terkait dengan komitmen manajemen SDM
berbasis kompetensi di polres Halmahera Selatan dapat digambarkan
sebagai berikut.
1 Aspek identifikasi dalam komitmen manajemen SDM berbasis
kompetensi di Polres Halmahera Selatan
Proses identifikasi dalam komitmen manajemen SDM berbasis
kompetensi yang dilakukan Polres Halmahera Selatan guna
meningkatkan profesionalisme personel telah dilaksanakan oleh
pengemban fungsi pembinaan SDM, namun secara kualitatif masih
ditemui beberapa permasalahan, sebagai berikut:
1.1 Proses Sosial / Interaksi Sosial
Proses sosial dalam manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan
dalam penilaian terhadap dasar penempatan personel sehingga
dapat ditentukan standar kompetensi yang harus dipenuhi untuk
menempati suatu jabatan atau pekerjaan tertentu serta dalam
pelaksanaan evaluasi.
1.1.1 Interaksi antar individu
a Berdasarkan wawancara random sampling dengan Kasatbinmas
Polres Polres Halmahera Selatan, diperoleh informasi bahwa interaksi
antar individu yang terjalin belum sepenuhnya baik, dimana masih ada
kesenjangan antar personel dalam satuan fungsi atas beban kinerja
yang dibebankan karena adanya personel yang kurang memahami
tugas fungsinya sehingga beban kerjanya dilimpahkan kepada
personel lain.
23
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOMITMEN MANAJEMEN SDM BERBASIS KOMPETENSI
PADA POLRES HALMAHERA SELATAN
GUNA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PERSONEL
A Lingkungan Strategis
1 Global
Lingkungan strategis global senantiasa berkembang dan
dipengaruhi oleh isu-isu global seperti isu hak asasi manusia, krisis
ekonomi, radikalisme dan terorisme, dan kejahatan lintas negara.
Adapun fenomena global yang mempengaruhi konstelasi perubahan
lingkungan strategis hingga saat ini meliputi: 1. Langkah pemerintah
Amerika Serikat yang mengubah fokus ke Asia akan semakin
membebani Indonesia sebagai negara berpengaruh di ASEAN. 2.
Masih memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan
Tiongkok berpengaruh terhadap keseimbangan perekonomian global.
3. Dinamika ekonomi politik global juga terjadi dengan adanya perang
dagang antara AS dan Tiongkok. Selain itu, persaingan antarnegara
juga terjadi pada pembangunan infrastruktur kawasan Asia dan
Afrika, di mana Tiongkok mendorong kerja sama Belt and Road
Initiative (BRI). 4. Kondisi wilayah Suriah semakin kondusif dan telah
terjadi pergeseran para militan kelompok ISIS. 5. Menghadapi
masalah etnis Uighur di Cina telah terjadi penindasan terhadap warga
Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang yang memicu
keprihatinan dan kemarahan umat muslim di Indonesia. 6. Fluktuasi
harga minyak dunia terus mempengaruhi aktivitas perekonomian
global. 7. Masih terus terjadinya perubahan iklim (climate change). 8.
Pengaruh isu demokratisasi liberal akan semakin meluas dan memicu
terjadinya konflik bersenjata di seluruh negara-negara kawasan Timur
Tengah, yang ditengarai strategi AS dan sekutunya untuk menguasai
ladang minyak. (Prabowo, 2021)
28
2 Regional
Lingkungan strategis regional saat ini dipengaruhi beberapa
isu, yaitu: konflik politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara,
sengketa perbatasan negara, baik perbatasan darat, laut, dan udara,
kerja sama antara negara Asean di bidang ekonomi, pertahanan dan
keamanan. 1. Masih berlanjutnya interaksi hubungan Tiongkok
dengan kekuatan utama di kawasan seperti AS, Jepang, Rusia dan
Uni Eropa merupakan faktor berpengaruh dalam peta keamanan
kawasan. 2. Pasang surut hubungan bilateral antara Indonesia-
Australia karena kepentingan Australia dalam menangkal terorisme
dan manusia perahu/pencari suaka. 3. Konsep Keamanan Laut
Australia Marine Identification Zone (AMIZ) yang menjangkau
perairan utara Indonesia. 4. Masih perlu diantisipasinya masalah isu
Melanesian Brotherhood (persaudaraan Melanesia) digunakan
sebagai strategi penyusunan kekuatan negara-negara Melanesia
yang berpengaruh terhadap gerakan separatis Papua Merdeka. 5.
Banyak negara di Pasifik Selatan menghadapi masalah lingkungan
karena sempitnya lahan untuk hidup dan bersikap pragmatis. 6. Isu
keamanan banyak bersumber dari gangguan keamanan dilakukan
kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM)
memanfaatkan wilayah PNG. 7. Kondisi ekonomi masyarakat di
Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) sampai saat ini masih
bergantung negara lain sehingga sangat berpengaruh terhadap
meningkatnya kasus penyelundupan barang-barang komoditi ke
negaranya. 8. Kamboja merupakan salah satu negara di Asia
Tenggara termasuk dalam Segitiga Emas (The Golden Triangle)
menjadi sorotan dunia, negara-negara kawasan Asia Tenggara
mengecam peredaran narkoba ancaman bangsa. 9. Hingga saat ini
pemerintah Filipina masih menghadapi berbagai masalah keamanan
dalam negeri, khususnya pemberontakan di Filipina Selatan dilakukan
Moro Islamic Liberation Front (MILF), Missouri Break Acro Group
(MBG), dan Kelompok Abu Sayyaf Group (ASG). 10. Hingga saat ini
Singapura belum bersedia melakukan pembicaraan masalah
29
B Faktor Eksternal.
1 Peluang (Opportunity)
1.1 Harapan masyarakat yang tinggi akan Polri yang profesional
1.2 Dukungan masyarakat untuk Polri yang lebih baik.
1.3 Kepercayaan masyarakat yang cenderung meningkat.
1.4 Dukungan stakeholder
1.5 Adanya komunitas peduli masalah gangguan kamtibmas dan
permasalahan sosial
2 Ancaman (Threat).
2.1 Kondisi ekonomi di masa pandemi yang cenderung memburuk
2.2 Subyektifitas masyarakat dalam menilai kinerja Kepolisian pengaruh
kesukuan
2.3 Situasi politik jelang pilkada yang menghangat
2.4 Ikatan kesukuan yang kuat.
2.5 Media massa yang berat sebelah.
C Faktor Internal.
1 Kekuatan (Strength).
1.1 Pemberian penghargaan kepada personil berprestasi secara rutin
1.2 Hubungan yang harmonis antar personel polres dan antar satuan
fungsi.
1.3 Adanya ruang untuk pengusulan dalam pembinaan personel
1.4 Adanya kebijakan penempatan personel sesuai kompetensi.
1.5 Jumlah pelanggaran anggota rendah
2 Kelemahan (Weakness).
2.1 Dukungan sarpras minim
2.2 Belum adanya jukrah dan SOP dalam penerapan manajemen SDM
berbasis kompetensi
2.3 Belum adanya standard kompetensi
2.4 Adanya budaya negatif dalam anggota yang berusaha mendapatkan
jabatan dengan cara yang tidak baik.
2.5 Belum adanya keterbukaan dalam perumusan rencana mutasi.
BAB V
KONDISI IDEAL
KOMITMEN MANAJEMEN SDM BERBASIS KOMPETENSI
PADA POLRES HALMAHERA SELATAN
GUNA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PERSONEL
A Umum
Semakin pesatnya arus globalisasi yang terjadi dewasa ini
telah membawa tantangan tugas yang sangat begitu kompleks
terhadap institusi Polri dimana kondisi lingkungan yang terjadi di era
perkembangan industri 4.0 saat ini dihadapkan pada prinsip VUCA
(volatility, uncertainty, complexity, ambiguity). Kondisi ini menuntut
Polri untuk menemukan solusi terhadap permasalahan tersebut yaitu
dengan mengedepankan sistem pemolisian yang memiliki
kemampuan VUCA +I salah satunya yaitu terkait vision yang
merupakan sesuatu yang hendak akan diwujudkan pada masa yang
akan datang sehingga pengambil kebijakan mampu merumuskan
ancaman yang akan dihadapi kedepan membuat segalanya
terencana mulai dari produk perencanaan dan mampu membuat
analisis terhadap berbagai faktor internal dan eksternal, termasuk
perkembangan lingkungan strategis.
Tantangan perkembangan global tentunya juga harus
diantisipasi oleh seluruh personel Polri. Sehingga pengembangan dan
pembinaan personel menjadi salah satu strategi yang dikedepankan
Kapolri ketika menyampaikan visi dan misinya. Dimana manajemen
SDM berbasis kompetensi merupakan salah satu penjabaran dari
program prioritas Kapolri dalam reformasi organisasi Polri.
Kondisi Ideal komitmen dalam penerapan manajemen berbasis
kompetensi di Polres Halmahera Selatan dapat dilihat dari aspek
identifikasi, partisipasi dan loyalitas.
31
32
B Kondisi Ideal.
Kondisi ideal terkait komitmen manajemen SDM berbasis
kompetensi guna meningkatkan profesionalisme personel dapat
digambarkan sebagai berikut:
1.1 Proses Sosial / Interaksi Sosial
Proses sosial dalam manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan
dalam penilaian terhadap dasar penempatan personel sehingga
dapat ditentukan standar kompetensi yang harus dipenuhi untuk
menempati suatu jabatan atau pekerjaan tertentu serta dalam
pelaksanaan evaluasi.
1.1.1 Interaksi antar individu
a Interaksi antar individu terjalin dengan baik, dimana tidak ada
kesenjangan antar personel dalam satuan fungsi atas beban kinerja
yang dibebankan karena masing-masing personel memahami tugas
fungsinya.
1.1.2 Interaksi individu dengan kelompok
a Interaksi antara personel di lingkup polres maupun masing-masing
satuan fungsi sudah terjalin dimana dalam pelaksanaan apel selain
apel bersama yang diambil oleh PJU polres, dilaksanakan juga apel
fungsi setiap hari Rabu yang diambil oleh masing-masing kasatfung.
b Interaksi antar satuan fungsi meskipun dengan perwira diluar satuan
fungsi, terjalin dengan baik.
1.1.3 Interaksi antar kelompok
a Interaksi antar kelompok sering dilakukan dalam kegiatan evaluasi
rutin yang dilaksanakan tiap minggu. Guna memberi ruang kepada
anggota untuk menyampaikan aspirasinya.
b Koordinasi antara kasatfung selaku user dengan Bagian SDM selaku
pengemban fungsi pembinaan personel terjalin dengan baik dalam
proses mutasi personel, karena Bag Sumda memberi ruang untuk
mengusulkan dengan mengirimkan nota dinas ke masing-masing
fungsi.
33
D Indikator keberhasilan.
1 Teraktualisasinya identifikasi dalam komitmen manajemen SDM
berbasis kompetensi, tercermin dalam beberapa perilaku seperti
adanya kesamaan nilai dan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Sehingga profesionalisme personel meningkat.
2 Meningkatnya partisipasi dalam komitmen manajemen SDM berbasis
kompetensi¸ yang ditandai dengan personel merasa dan meyakini
bahwa apa yang diputuskan oleh organisasi merupakan hasil dari
sumbangsih mereka sehingga personel akan merasa wajib
melaksanakan apa yang telah diputuskan bersama tersebut.
3 Meningkatnya loyalitas dalam komitmen manajemen SDM berbasis
kompetensi dapat tercermin dalam pelaksanaan tugas personel yang
secara sukarela melaksanakan apapun tugas didiberikan kepadanya
dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran.
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH
OPTIMALISASI KOMITMEN MANAJEMEN SDM BERBASIS KOMPETENSI
PADA POLRES HALMAHERA SELATAN
GUNA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PERSONEL
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SDM POLRI YANG UNGGUL DI ERA 4.0
A Analisis Strategis
Pemecahan masalah optimalisasi komitmen manajemen SDM
berbasis kompetensi pada Polres Halmahera Selatan guna
meningkatkan profesionalisme personel dalam rangka mewujudkan
transformasi operasional yang presisi dapat di formulasikan dengan
melakukan analisis faktor strategis terpilih internal maupun eksternal.
Selanjutnya, penentuan posisi organisasi dilakukan dengan
menggunakan EFAS-IFAS. Proses ini akan membantu penentuan
strategi dalam jabaran program yang akan dilakukan oleh pimpinan
Polres Halmahera Selatan. Program tersebut akan dijabarkan ke
dalam program jangka pendek, program jangka sedang dan program
jangka panjang.
1 Faktor Eksternal
1.1 External Faktor Analysis Strategic (EFAS)
Setelah ditentukan faktor-faktor strategis eksternal yang terkait
dengan peluang dan ancaman dalam naskah ini, maka selanjutnya
dilakukan analisis data sebagai berikut :
Tabel 6.1
External Factors Analysis Strategic (EFAS)
KEY FACTORS
NO WEIGHT RATING SCORE
PELUANG
1. HARAPAN MASY YG TINGGI 0,086 6 0,516
2. DUKUNGAN MASYARAKAT 0,102 7 0,714
KEPERCAYAAN MASY CENDERUNG 0,564
3. 0,094 6
MENINGKAT
4. DUKUNGAN STAKE HOLDER 0,111 8 0,888
5. KOMUNITAS PEDULI 0,106 8 0,848
SCORE 0,5 3,530
36
37
B DUKUNGAN MASYARAKAT
Tabel 6.3
Analitical hierarchy process (AHP) Faktor Eksternal
2 Faktor Internal
2.1 Internal Factors Analysis Strategic (IFAS)
Adapun faktor-faktor strategis internal yang terkait dengan
kekuatan dan kelemahan yang selanjutnya dilakukan analisis data
sebagai berikut :
Tabel 6.4
Internal Factors Analysis Strategic (IFAS)
KEY FACTORS
NO WEIGHT RATING SCORE
KEKUATAN
PEMBERIAN REWARD YANG
1 0,091 6 0,546
TERJADWAL
2 HUBUNGAN YANG HARMONIS 0,105 7 0,735
ADANYA RUANG PENGUSULAN
3 0,103 8 0,824
BINPERS
KEBIJAKAN PENEMPATAN SESUAI
4 0,111 7 0,777
KOMPETENSI
5 PELANGGARAN RENDAH 0,089 6 0,534
SCORE 0,5 3,416
39
Tabel 6.6
Analitical hierarchy process (AHP) Faktor Internal
E BELUM TERBUKA
3 Posisi organisasi
Dari perhitungan AHP analisis terhadap EFA dan IFAS diperoleh
skor matriks EFAS sebesar 5,008 sedangkan skor matriks IFAS
sebesar 4,989 dengan demikian posisi organisasi terdapat pada sel 5.a
(Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal), dimana posisi strategi pada
sel ini menunjukkan bahwa organisasi memiliki situasi dan kondisi yang
sedang-sedang, baik itu peluang yang berasal dari faktor lingkungan
eksternal maupun kekuatan yang berasal dari faktor internal. Respons
organisasi dalam menghadapi situasi organisasi yang sedemikian yaitu
dengan cara meningkatkan koordinasi terhadap pihak-pihak yang
memiliki sumber daya guna mendukung program-program kepolisian.
41
Gambar 6.1
Posisi Organisasi
POSISI ORGANISASI
9 6 3 0
9
4 Faktor Strategis
4.1 Strategic Factors Analysis Summary (SFAS)
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS), yang merupakan
program strategi pilihan melalui perhitungan EFAS dan IFAS.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis SFAS di atas, maka dalam
pentahapan waktu diperlukan faktor penentu yang diambil dari skor
bobot tertinggi 1,088 dikurangi skor bobot terendah 0.194
menghasilkan 0,894. Kemudian dari hasil 0,894 dibagi 3
menghasilkan angka penentu 0.298 yang digunakan untuk
perhitungan penentuan jangka (range).
42
Tabel 6.8
AHP Strategic Factors Analysis Summary (SFAS)
43
B Manajemen Strategis
1 Visi
“Terwujudnya SDM Polri yang unggul di era police 4.0 dengan
meningkatkan profesionalisme personel melalui optimalisasi
komitmen manajemen SDM berbasis kompetensi”
2 Misi
2.1 Mengembangkan aspek identifikasi dalam meningkatkan komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi.
2.2 Mengembangkan aspek partisipasi dalam meningkatkan komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi
2.3 Mengembangkan aspek loyalitas dalam meningkatkan komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi
3 Tujuan
3.1 Terimplementasinya aspek identifikasi dalam meningkatkan
komitmen manajemen SDM berbasis kompetensi.
3.2 Terimplementasinya aspek aspek partisipasi dalam meningkatkan
komitmen manajemen SDM berbasis kompetensi
3.3 Terimplementasinya aspek loyalitas dalam meningkatkan komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi
4 Sasaran
Mendasari hasil analisis faktor strategis terpilih maka sasaran yang
didapat dalam upaya mengoptimalkan komitmen manajemen SDM
berbasis kompetensi Polres Halmahera Selatan, antara lain:
4.1 Subjektifitas tinggi sebagai pengaruh dari kesukuan.
4.2 Budaya negatif untuk peroleh jabatan.
4.3 Dukungan stake holder.
4.4 Kebijakan penempatan sesuai kompetensi.
4.5 Belum ada standar kompetensi
4.6 Adanya komunitas peduli kamtibmas.
4.7 Media massa yang berat sebelah.
4.8 Hubungan yang harmonis antar personel.
4.9 Adanya ruang untuk mengajukan usulan dalam pembinaan personel.
4.10 Adanya dukungan masyarakat.
44
5 Kebijakan
Kebijakan yang dapat diambil dalam upaya mengoptimalkan
komitmen manajemen SDM berbasis kompetensi yaitu dengan
berpedoman kepada kebijakan program Kapolri “Transformasi
menuju Polri yang Presisi” (prediktif, responsibilitas, dan transparansi
berkeadilan), khususnya pada bidang transformasi organisasi dalam
program ke-3 (tiga) yaitu “Menjadikan SDM Polri yang Unggul di era
Police 4.0. Program ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan, antara lain :
5.1 Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Polri.
5.2 Peningkatan sistem manajemen karir berbasis kinerja.
5.3 Perluasan kerja sama pendidikan di dalam dan luar negeri.
5.4 Pengelolaan SDM unggul yang humanis.
5.5 Peningkatan kesejahteraan pegawai Polri
6 Strategi
Penentuan strategi dapat berpedoman kepada analisa perhitungan
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS), yang dijabarkan ke
dalam strategi jangka pendek, jangka sedang, dan jangka panjang,
sebagai berikut:
6.1 Jangka pendek (0-3 bulan)
6.1.1 Pereduksian Subyektifitas Masyarakat.
6.1.2 Minimalisir Budaya Negatif.
6.1.3 Perumusan Standar Kompetensi.
6.1.3 Pembinaan media massa
6.2 Jangka sedang (0-6 bulan)
6.2.1 Pembinaan komunitas.
6.2.2 Pengembangan keterpaduan antar fungsi.
6.2.3 Peningkatan partisipasi satfung dalam penempatan personel
6.1.3 Peningkatan dukungan masyarakat
6.3 Jangka panjang (0-12 bulan)
6.3.1 Peningkatan dukungan stake holder.
6.3.2 Perumusan sistem penempatan berdasar kompetensi.
45
7 Implementasi Strategi
7.1 Strategi jangka pendek (0-3 bulan).
7.1.1 Strategi: Pereduksian Subyektifitas Masyarakat.
a. Program: Sosialisasi tupoksi dan peran Polri.
Indikator kinerja program:
Sosialisasi tupoksi dan peran Polri kepada masyarakat terlaksana.
b. Program: Penyusunan SOP verifikasi informasi masyarakat.
Indikator kinerja program:
SOP verifikasi informasi masyarakat tersusun.
c. Program: Implementasi SOP verifikasi informasi masyarakat.
Indikator kinerja program:
SOP verifikasi informasi masyarakat terselenggara.
7.1.2 Strategi: Minimalisir Budaya Negatif..
a. Program: Peningkatan kesejateraan anggota.
Indikator kinerja program:
Kesejahteraan anggota terpenuhi, terutama perumahan.
b. Program: Pembinaan rohani dan mental.
Indikator kinerja program:
Terbentuknya mental personel polri yang baik.
7.1.3 Strategi: Perumusan Standar Kompetensi.
a. Program: Merumuskan standar kompetensi dan beban kinerja satuan
fungsi.
Indikator kinerja program:
Tersusunnya standar kompetensi dari tiap satuan fungsi.
b. Program: Memetakan kompetensi personel.
Indikator kinerja program:
Terdatanya kompetensi dari tiap personel yang terus di update secara
berkala.
7.1.4 Strategi: Pembinaan media massa.
a. Program: Coffee Morning dengan awak media.
Indikator kinerja program:
Terbinanya silaturahmi dan koordinasi dengan pers.
46
A Simpulan
Jawaban atas permasalahan bagaimana komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi terhadap peningkatan
profesionalisme personel dalam rangka mewujudkan SDM Polri yang
unggul di era Police 4.0, didapatkan simpulan sebagai berikut:
1 Aspek identifikasi belum memberi kontribusi optimal dalam komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi pada Polres Halmahera
Selatan guna meningkatkan profesionalisme personel. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek identifikasi dalam
manajemen SDM berbasis kompetensi, antara lain dengan inisiasi
pengembangan keterpaduan antar fungsi, minimalisir budaya negatif
dan pengembangan keterpaduan antar fungsi
2 Aspek partisipasi belum memberi kontribusi optimal dalam komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi pada Polres Halmahera
Selatan guna meningkatkan profesionalisme personel. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek partisipasi dalam
manajemen SDM berbasis kompetensi, antara lain dengan cara
pembinaan komunitas peduli kamtibmas, pembinaan media massa,
perumusan standar kompetensi, peningkatan partisipasi satfung
dalam penempatan personel dan perumusan sistem penempatan
berdasar kompetensi.
3 Aspek loyalitas belum memberi kontribusi optimal dalam komitmen
manajemen SDM berbasis kompetensi pada Polres Halmahera
Selatan guna meningkatkan profesionalisme personel. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek loyalitas dalam
manajemen SDM berbasis kompetensi, antara lain dengan
peningkatan dukungan masyarakat, peningkatan dukungan
stakeholder, dan pereduksian subjektifitas masyarakat
49
50
B Rekomendasi
1 Merekomendasikan kepada Kapolda Maluku Utara Up. Karo SDM
untuk memberikan jukrah juknis dalam penerapan manajemen SDM
berbasis kompetensi bagi polres jajaran.
2 Mengusulkan kepada Kapolda Maluku Utara Up. Karo SDM untuk
mengikutsertakan personel polres Halmahera Selatan dalam
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh polda guna
meningkatkan kompetensi masing-masing personel.
3 Dengan mempertimbangkan tantangan tugas dan kondisi geografis
Polres Halmahera Selatan, merekomendasikan kepada Kapolda
Maluku Utara Up. Karo Rena untuk mengusulkan pembangunan
perumahan dinas bagi personel polsek.
DAFTAR PUSTAKA
vii
viii
Naskah Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Kapolri Di hadapan Komisi III
DPR RI Tahun 2021. Jakarta : Spripim.
ix
ALUR PIKIR
x
POLA PIKIR