Anda di halaman 1dari 35

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

NKP - 4
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

NASKAH KARYA PERORANGAN


TOPIK
INTEGRITAS MANAJEMEN TERHADAP PERLINDUNGAN MASYARAKAT YANG
BERWAWASAN NUSANTARA
JUDUL

OPTIMALISASI INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN DI POLRES TELUK WONDAMA


GUNA MENCEGAH PENYIMPANGAN PADA BHABINKAMTIBMAS DALAM RANGKA
TERWUJUDNYA KAMTIBMAS

Oleh :

NAMA : RICHO N.D. SIMANJUNTAK, SIK


No. SERDIK : 202003002187
POKJAR : XVII

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH POLRI


DIKREG KE- 60 T.A. 2020

1
i
DAFTAR ISI

Hal

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4


1. Latar Belakang .......................................................................... 5
2. Pokok Permasalahan ............................................................... 5
3. Pokok-pokok Persoalan ............................................................ 5
4. Ruang Lingkup .......................................................................... 5
5. Maksud, Tujuan dan Manfaat .................................................... 6
6. Metode dan Pendekatan Penulisan........................................... 6
7. Tata urut (Sistematika) .............................................................. 6
8. Pengertian-pengertian ............................................................... 7

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN .................. 8


9. Teori / Konsep Identifikasi Pokok Masalah Dalam
Pembahasan .............................................................................. 8
10. Analisa SWOT, EFAS, IFAS, SFAS ........................................... 9
11. Metode Penelitian .................................................................... 10

BAB III KONDISI FAKTUAL INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN DI


POLRES TELUK
WONDAMA........................................................................... 11
12. Umum (Gambaran Permasalahan) ........................................... 11
13. Kondisi Faktual Sesuai Dengan Rumusan Pokok
Pokok Persoalan ....................................................................... 14
14. Implikasi .................................................................................... 16

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS PERAN


PEMBINAAN DI POLRES TELUK WONDAMA .............................. 17
15. Lingkungan Strategis................................................................. 17
16. Internal ..................................................................................... 18
17. Eksternal.....................................................................................18
BAB V KONDISI IDEAL INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN DI POLRES TELUK
WONDAMA ...................................................................................... 19
18. Umum (Gambaran Tentang Solusi Permasalahan) ................. 19
19. Kondisi Ideal............................................................................. 19
20. Kontribusi / Pengaruh /Dampak................................................ 21
21. Indikator Keberhasilan...............................................................21

BAB VI PEMECAHAN MASALAH................................................................. 22


22. Visi ........................................................................................... 23
23. Misi ............................................................................................ 23
24. Tujuan ....................................................................................... 24
25. Sasaran ..................................................................................... 24
26. Kebijakan .................................................................................. 24
27. Strategi ...................................................................................... 27
28. Action Plan / Implementasi Strategi........................................... 26

BAB VII PENUTUP.......................................................................................... 29


29. Simpulan ................................................................................... 29
30. Rekomendasi ............................................................................ 29

LAMPIRAN-LAMPIRAN:
DAFTAR PUSTAKA
ALUR PIKIR
POLA PIKIR
ANALISIS IFAS, EFAS DAN SFAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

TOPIK
INTEGRITAS MANAJEMEN TERHADAP PERLINDUNGAN MASYARAKAT YANG
BERWAWASAN NUSANTARA
JUDUL

OPTIMALISASI INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN DI POLRES TELUK WONDAMA


GUNA MENCEGAH PENYIMPANGAN PADA BHABINKAMTIBMAS DALAM RANGKA
TERWUJUDNYA KAMTIBMAS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Sebagaimana disebutkan dalam UU no 2 tahun 2002 tentang Polri, pada
pasal 5 bahwa Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan suatu kondisi
dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses
pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai
dengan terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum serta terbinanya
ketentraman yang mengandung kemampuan membangun serta membina dan
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,
mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-
bentuk gangguan kamtibmas lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Undang - undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia dimana tugas Polri yaitu sebagai salah satu fungsi pemerintahan
negara yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri di bidang
pemeliharaan kamtibmas, yang bertujuan untuk terpeliharanya kamtibmas yang
kondusif sehingga masyarakat dapat bekerja dalam keadaan aman, tentram dan
damai.
Dimana dalam melaksanakan kegiatan kepolisian tersebut pada masing-
masing kesatuan fungsi di tingkat KOD mengacu kepada integritas manajemen
dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang didukung oleh Anggaran
DIPA.
Penggunaan anggaran tersebut harus menerapkan prinsip transparansi dan
dapat untuk dipertanggungjawabkan. Belum optimalnya pelaksanaan tersebut
disebabkan karena kurangnya pengawasan dan pengendalian, sehingga tidak
tepat sasaran yang efektif dan efisien dalam terwujudnya clean and good
government.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berpendapat bahwa diperlukan


optimalisasi integritas peran pembinaan di polres teluk wondama guna mencegah
penyimpangan pada bhabinkamtibmas dalam rangka terwujudnya kamtibmas.

2. Pokok permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan yang
diangkat dalam penulisan naskah karya perorangan ini adalah: ” Bagaimana
mengoptimalkan integritas peran pembinaan di polres teluk wondama guna
mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas dalam rangka terwujudnya
kamtibmas ? ”

3. Pokok-pokok persoalan
Dari permasalahan tersebut, dapat penulis uraikan dalam beberapa pokok-
pokok persoalan sebagai berikut :
1. Bagaimana integritas pembinaan di Polres Teluk Wondama dalam satuan
kerjanya ?
2. Bagaimana integritas pengawasan dan pengendalian dalam
mencegah terjadinya penyimpangan bhabinkamtibmas dalam rangka
terwujudnya kamtibmas ?

4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan naskah ini, dibatasi pada upaya dalam mencegah
terjadinya penyimpangan dengan cara mengoptimalkan integritas peran
pembinaan dan pengawasan dalam mencapai visi dan misi Polres Teluk
Wondama tahun 2020.
5. Maksud, tujuan dan manfaat
1. Maksud penulisan naskah karya perorangan ini sebagai tugas dari peserta
didik Sespimmen Polri Dikreg ke-60 TA. 2020.

2. Tujuan tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran teraktual mengenai


materi MP. Role Model Dalam Kepemimpinan Polri dan MP. Wawasan
Nusantara, Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara.
3. Manfaat penulisan pada naskah ini adalah untuk memberikan gambaran
dengan terlebih dahulu memahami masalah selanjutnya menganalisis suatu
masalah untuk kemudian mencari solusinya tentang integritas peran
pembinaan di polres teluk wondama guna mencegah penyimpangan pada
bhabinkamtibmas dalam rangka terwujudnya kamtibmas.
6. Metode dan pendekatan penulisan
1. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu
metode dengan menggambarkan, mencatat, menganalisa, dan
menginterpretasikan kondisi yang sedang berjalan dan bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat hubungan
antar variabel.
2. Pendekatan yang digunakan dalam memahami permasalahan serta
persoalannya menggunakan pendekatan teori kepemimpinan, teori peran
pemimpin, teori fungsi manajemen, analisa SWOT, dan teori manajemen
strategis sebagai pisau analisa guna mendapatkan pemecahan masalah.
7. Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN PEMIKIRAN
BAB III KONDISI FAKTUAL
BAB IV FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BAB V KONDISI IDEAL
BAB VI UPAYA PEMECAHAN MASALAH
BAB VII PENUTUP
8. Pengertian – pengertian

1. Optimalisasi adalah proses, cara dan perbuatan untuk mengoptimalkan


(menjadikan paling baik, paling tinggi, dsb)”. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008, p. 986).
2. Integritas adalah berasal dari  bahasa Latin  integer; incorruptibility , firm
adherence to a code of especially moral a acristic values, yaitu , yang artinya
sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi
dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
3. Manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lain.
4. Pembinaan adalah proses, cara, perbuatan membina (negara dan sebagainya).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
5. Mencegah adalah menahan sesuatu agar tidak terjadi ;menegahkan; tidak
menurutkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
6. Penyimpangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara,
perbuatan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku,
program dan rencana yang telah ditentukan.
7. Bhabinkamtibmas menurut petugas Polri yang bertugas di tingkat desa
sampai dengan kelurahan yang bertugas mengemban fungsi Pre-emtif dengan
cara bermitra dengan masyarakat.
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN
DI POLRES TELUK WONDAMA

9. Teori Identifikasi Pokok Masalah


a. Grand Theory : Teori Peran Pemimpin

Sarbin dan Allen (Thoha, 1995), merumuskan “peranan sebagai suatu


rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu jabatan
tertentu, atau karena adanya suatu yang mudah dikenal”. Pengertian peran
itu sendiri adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam
posisi tertentu.
1) Peran menyampaikan visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa
mendatang (The Vision Role)
2) Peran mempengaruhi orang lain
3) Peran pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai
4) Peran Mencari dan Memberi Informasi
5) Peran Membuat Keputusan
6) Peran Membangun Hubungan

b. Middle Theory
1) Teori Fungsi Manajemen
Menurut George R. Terry (1996) ”Sistem Manajemen dalam suatu
organisasi”, membagi sistem manajemen ke dalam:

a) Perencanaan (Planning) yaitu proses dan rangkaian aktivitas untuk


menetapkan terlebih dahulu tentang tujuan yang ingin dicapai pada suatu
jangka waktu tertentu atau periode waktu yang telah ditetapkan serta
tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tersebut.
b) Pengorganisasian (Organizing) yaitu proses dan rangkaian aktivitas dalam
pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh
anggota- anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan-hubungan
pekerjaan yang baik diantara mereka, penciptaan lingkungan yang
harmonis serta fasilitas pekerjaan yang memadai
c) Pelaksanaan (Actuating) yaitu pelaksanaan perencanaan yang telah
ditetapkan.
d) Pengawasan (controling) yaitu proses rangkaian aktivitas untuk
mengusahakan agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan tahapan-tahapan yang harus dilalui,
sehingga apabila ada aktivitas yang tidak sesuai dengan rencana dan
tahapan- tahapan tersebut diadakan tindakan perbaikan (corrective
action).
Teori ini digunakan sebagai pisau analisis dalam mengidentifikasi
penyimpangan dalam pelaksanaan tugas personil. Penulis hanya menyoroti
dan menggunakan fungsi pengawasan (controlling).
2) Teori agen perubahan
Dalam rumusannya Havelock (1973), agen perubahan adalah orang
yang membentuk terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi
yang berencana (Nasution,1990:37),
Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat.
Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-
menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya
berlangsung dengan perlahan.

c. Teori Manajemen Strategis


Manajemen Strategis menurut H. Hadari Nawawi (2003) dalam buku
“Manajemen Strategi” halaman 147 adalah “Proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai
dengan penetapan cara melaksanakannya yang dibuat oleh manajemen
puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu
organisasi, untuk mencapai tujuannya”.

10. Analisa SWOT


Teori “analisa SWOT” diartikan sebagai penilaian terhadap situasi untuk
menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau
ancaman yang selanjutnya menemukan cara-cara, solusi dan atau alternatif
pemecahan permasalahan yang dihadapi, sehingga tercipta suatu kondisi.

11. Metode Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan mengumpulkan data
lapangan yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Adapun sumber data
primer berasal dari hasil observasi lapangan dan data sekunder berasal dari buku
dan dokumen Polri.
BAB III
KONDISI FAKTUAL INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN

DI POLRES TELUK WONDAMA

12. Umum

Kabupaten Teluk Wondama terletak di daerah kepala burung Pulau Papua,


merupakan salah satu kabupaten yang terdapat dalam wilayah adminstrasi
pemerintahan Provinsi Papua Barat. Posisi geografis Kabupaten Teluk
Wondama berada antara 00,150 hingga 30,250 Lintang Selatan dan 1320,350
hingga 1340,450 Bujur Timur. Letak wilayah daratan kabupaten, membentang
dari utara melingkari leher burung pulau papua terus melingkar ke selatan
karena dipisahkan oleh Teluk Wondama, yang membentang diantara
daratannya. Secara menyeluruh  luas wilayah kabupaten sebesar 14.953,8 Km²,
tidak termasuk wilayah laut dan sungainya.

Luas Wilayah administrasi Kabupaten Teluk Wondama tergambar pada Tabel dibawah ini.

Proporsi
NO DISTRIK Luas Wilayah (KM2)
(%)
1 Naikere 1.775,2 11,87
2 Wondiboy  233,1 1,56
3 Rasiey  1.041,0 6,96
4 Kuri Wamesa 678,0 4,53
5 Wasior  1.158,2 7,75
6 Teluk Duairi 1.152,0 7,70
7 Roon  1.890,0 12,64
8 Windesi  594,0 3,97
9 Nikiwar  476,1 3,18
10 Wamesa  792,0 5,30
11 Roswar  1.099,0 7,35
12 Rumberpon  2.984,2 19,96
13 Soug Jaya 1.081,0 7,23

Sumber :   Teluk Wondama Dalam Angka, BPS 2011


Kondisi secara faktual berkaitan alokasi dan penyerapan
anggaran Bhabinkamtibmas Polres Teluk Wondama, sebagai berikut :

Tabel
01

Rekapitulasi penerimaan uang bhabin t.a 2018

No tgl bulan thn jumlah SPM dana bhabin jumlah DSP bhabin yang di belum di berikan total sisa
1 T.A 2018 terimakan
januari 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 62 org 12 Rp 68,200,000 Rp 13,200,000
februari 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 61 org 13 Rp 67,100,000 Rp 14,300,000
maret 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 64 org 10 Rp 70,400,000 Rp 11,000,000
april 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 63 org 11 Rp 69,300,000 Rp 12,100,000
mei 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 54 org 20 Rp 59,400,000 Rp 22,000,000
juni 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 61 org 13 Rp 67,100,000 Rp 14,300,000
juli 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 62 org 12 Rp 68,200,000 Rp 13,200,000
agustus 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 59 org 15 Rp 64,900,000 Rp 16,500,000
sept 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 61 org 13 Rp 67,100,000 Rp 14,300,000
oktober 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 50 org 24 Rp 55,000,000 Rp 26,400,000
november 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 54 org 20 Rp 59,400,000 Rp 22,000,000
desember 2018 Rp 81,400,000 Rp 81,400,000 74 org 48 org 26 Rp 52,800,000 Rp 28,600,000
Total Rp 976,800,000 Rp Rp 207,900,000
768,900,000
Tabel
02
Rekapitulasi penerimaan uang bhabin t.a 2019

No tgl bulan thn jumlah SPM dana bhabin jumlah DSP bhabin yang di belum di berikan total sisa
2 T.A 2019 terimakan
januari 2019 Rp - Rp 92,400,000 74 org 31 org 43 Rp 34,100,000 Rp 58,300,000
februari 2019 Rp 199,843,000 Rp 92,400,000 74 org 28 org 46 Rp 30,800,000 Rp 61,600,000
maret 2019 Rp 184,800,000 Rp 92,400,000 74 org 25 org 49 Rp 27,500,000 Rp 64,900,000
april 2019 Rp 111,744,000 Rp 92,400,000 74 org 27 org 47 Rp 29,700,000 Rp 62,700,000
mei 2019 Rp - Rp 92,400,000 74 org 27 org 47 Rp 29,700,000 Rp 62,700,000
juni 2019 Rp - Rp 92,400,000 74 org 26 org 48 Rp 28,600,000 Rp 63,800,000
juli 2019 Rp 191,454,000 Rp - 74 org 24 org 50 Rp 26,400,000 -Rp 26,400,000
juli 2019 Rp 101,480,000 Rp 94,400,000 74 org 24 org 50 Rp 26,400,000 Rp 68,000,000
agustus 2019 Rp 152,069,999 Rp 81,400,000 74 org 25 org 49 Rp 27,500,000 Rp 53,900,000
Total Rp 730,200,000 Rp Rp 469,500,000
260,700,000
TOTA SELISIH T.A 2018 Rp 207,900,000
TOTA SELISIH T.A 2019 Rp 469,500,000
TOTAL Rp 677,400,000

Sumber : Laporan Hasil Wasriksus Itwasda Polda Papua Barat pada Polres
Teluk Wondama Tahun 2018 - 2019

Berdsarkan tabel diatas, dapat dianalisa bahwa Bhabinkamtibmas dalam


melaksanakan tugasnya telah di dukung oleh anggaran berupa dana Dipa
dalam pelaksanaan tugasnya. Table data diatas, menjelasakan bahwa adanya
penyimpangan terhadap penyaluran anggaran yang tidak dilaksanakan oleh
Kasat Bimmas Polres Teluk Wondama kepada anggota Bhabinkamtibmas
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun ( 2018-2019 ). Sehingga dapat ditarik
kesimpulan, bahwa anggaran yang tidak di distribusikan kepada anggota
tersebut diduga diselewengkan oleh oknum Kasat Bimmas pada Kesatuan
Bimmas Polres Teluk Wondama.
Anggaran yang tidak terserap atau yang diselewengkan tersebut harus
dikembalikan kepada Kas Negara dan dilaporkan kepada pimpinan
kesatuannya. Akibat tidak disalurkannya anggaran dipa dalam mendukung
pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas tersebut, maka pelaksanaan kegiatan
Bhabinkamtibmas tidak dapat dilaksanakan oleh anggota bhabinkamtibmas,
dan dengan alasan tidak adanya dukungan anggaran dalam pelaksanaan
tugasnya tersebut, sehingga dalam pembuatan laporan kegiatan
bhabinkamtibmas tersebut, dilakukan secara fiktif. Hal ini menunjukkan
lemahnya kondisi integritas peran pembinaan di Polres Teluk Wondama dalam
hal pengawasan dan pengendalian untuk mencapai tujuan visi misi dalam
rangka terwujudnya kamtibmas.

13. Kondisi Faktual


Berdasarkan data tersebut diatas, dapat dirangkum temuan terkait
dengan kondisi faktual yang berhubungan secara signifikan dengan
pelaksanaan kinerja bhabinkamtibmas yang belum optimal, sebagai berikut :
a. Kondisi i n t e g r i t a s p eran pembinaan di polres teluk wondama
guna mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas dalam rangka
terwujudnya kamtibmas di satuan kerjanya;
1) Peran integritas pimpinan guna mencegah penyimpangan
bhabinkamtibmas.

a) Kurang mengembangkan kemampuan inovatif dan


kreatif dalam membuat terobosan dalam
pelaksanaan tugas anggota bhabinkamtibmas.
b) Pejabat polres dan polsek tidak ada usaha positif untuk merubah
budaya negative yang sudah lama terjadi pada organisasi kerjanya.
c) Kapolres tidak melakukan tukar pikiran (brain storming)
dengan personil bhabinkamtibmas dibawah satuan
kerjanya..
2) Peran mempengaruhi orang lain
a) Bhabinkamtibmas kurang percaya kepada Kasat dan Kapolsek.
b) Berdampak terhadap lemahnya pencapaian sasaran kamtibmas.
3) Peran pemimpin dalam meningkatkan kinerja bhabinkamtibmas.
a) Anggota Bhabinkamtibmas merasa bekerja secara maksimal tetapi
tidak mendapat perhatian pimpinan.
b) Kurang membangun semangat moriil anggota bhabinkamtibmas.
4) Peran Membuat Keputusan
a) Pembuatan keputusan tidak disertai dengan arahan dan petunjuk
yang mendetail.
b) Pembuatan keputusan yang bersifat strategis, hanya
melibatkan unsur pejabat polres saja.
5) Peran Membangun Hubungan
a) Pengawasan ya ng ku ran g dalam pelaksanaan tugas,
menghasilkan minimnya manfaat bagi pencapaian kinerja
kamtibmas dalam wawasan nusantara.
b) Adanya jarak p e m i s a h antara pimpinan dan anggota.

b. Kondisi Pengawasan dalam mencapai keberhasilan


bhabinkamtibmas di Polres Teluk Wondama, sebagai berikut ;

1) Penyusunan program kegiatan dan rencana kerja dari tiap satuan


fungsi, dibebankan pada staf administrasi saja.
2) Pemberdayaan peran personel t i d a k maksimal, sehingga
peran pimpinan dalam hal pengawasan tidak
terlihat.
3) Lemahnya fungsi kontrol dan pengawasan mempengaruhi
hasil pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas.
4) Karakteristik dan ciri khas yang unik dari kondisi lingstra polres teluk
wondama, khususnya geografis, demografis dan kearifan local.
sehingga kurangnya pencapaian tugas bhabinkamtibas dalam
memberikan wawasan nusantara..
14. Implikasi belum optimalnya peran pembinaan di polres teluk wondama
dalam mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas guna terpeliharanya
stabilitas kamtibmas

Belum optimalnya integritas peran pembinaan di polres teluk wondama guna


mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas berdampak, sebagai berikut :
a. Minimnya produktivitas b habinkamtibmas dalam melakukan kegiatan
program Polmas dan kemitraan.
b. Minimnya p e n g a w a s a n dan kontrol sehingga menimbulkan
penyimpangan penggunaan dan pendistribusian anggaran dipa.
c. Rendahnya efektifitas pemberdayaan potensi masyarakat yang berwawasan
nusantara oleh pengemban fungsi Bimmas, yang akan berdampak pada
kamtibmas.
d. Tidak terpeliharanya stabilitas kamtibmas akibat tidak berfungsinya
bhabinkamtibmas dalam mencapai tujuan organisasi dalam membentuk
wawasan nusantara.
BAB IV
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN DI
POLRES TELUK WONDAMA

15. Lingkungan Strategis


a. Global

Kemajuan teknologi dunia yang semakin hari semakin memudahkan


seseorang mendapatkan banyak informasi, dapat disalahgunakan dalam
bentuk terror atau provokasi yang bisa menjadi ancaman bagi bangsa
Indonesia seperti konflik horizontal yang disebabkan oleh isu-isu sara,
kekerasan dan rasis. Setiap informasi global memiliki sifat menular, menyebar,
dan menggumpal (snow balling effect),

b. Regional

Meningkatnya ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap negara lain


memunculkan fenomena regionalisme atau faham-faham kawasan, di mana
negara-negara saling bekerjasama, utamanya di bidang keamanan. Kemajuan
perekonomian suatu negara tidak terlepas dari upaya di segala bidang dalam
mendukung hal tersebut. Selain aspek sumber daya alam, manusia, dan
teknologi, sebuah negara juga harus memperhitungkan aspek keamanan yang
merupakan penjamin untuk suksesnya sebuah pertumbuhan
ekonomi..https://theappledore.wordpress.com/stabilitas-keamanan-regional.

c. Nasional

Peran pemerintah, melalui Polri adalah salah satu yang dapat menjangkau
sampai ke pelosok Nusantara melalui peran Bhabinkamtibmas di seluruh
satuan Polri di seluruh Indonesia.
Pandemi covid-19 yang melanda bangsa Indonesia, memaksa warga
Indonesia untuk merubah pola hidup yang selama ini diterapkan di tengah –
tengah masyarakat, sehingga dibutuhkan wawasan kebangsaan di masyarakat.
16. Faktor Internal
a. Kekuatan
1) Komitmen Kapolres dalam Pakta Integritas.
2) Pemberian penghargaan kepada anggota yang berprestasi.
3) Adanya pelatihan kemampuan dasar bhabinkamtibmas.
4) Penggunaan Teknologi Informasi dalam pelaporan tugas
bhabinkamtibmas.
5) Du ku ng a n ke nd a ra an R2 u n tu k b h ab i n ka mtib ma s..
b. Kelemahan
1) Kurangnya fungsi kontrol dan pengawasan Kapolres.
2) Kompetensi personil bhabhinkamtibmas belum merata.
3) Lemahnya pengetahuan dan wawasan nusantara pengemban
fungsi bimmas.
4) Egosentrik fungsi lainnya terhadap tugas bhabinkamtibmas.
5) Kurang peduliannya personil.

17. Eksternal
a. Peluang
1) Dukungan pemerintah daerah kepada Polres Teluk Wondama.
2) Dukungan tokoh masyarakat, agama dan adat dalam menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat.
3) Peran media elektronik dalam menyampaikan wawasan nusantara.
4) Peran masyarakat sebagai alat kontrol.
5) Dukungan LSM lokal yang berwawasan kebangsaan.
b. Ancaman
1) Masyarakat tradisional / adat.
2) R en d a hn ya p e ng e ta h ua n ma sya ra ka t l o ka l .
3) Peran media massa yang tidak berimbang yang menurunkan citra
Polri.
4) P otensi konflik sosial antara pemerintah dan pribumi.
5) Po te n si ke l o mpo k kri mi n al be rse nj a ta (KKB).
BAB V

KONDISI IDEAL INTEGRITAS PERAN PEMBINAAN


DI POLRES TELUK WONDAMA

18. Umum

Kepercayaan masyarakat adalah salah satu indikator untuk mengukur


kualitas pelayanan yang diberikan oleh Polri. Semakin baik mutu pelayanan
yang diberikan integritas satuan, akan memberikan kepuasan kepada
masyarakat yang berkorelasi langsung terhadap kinerja Polri.
Melalui optimalisasi integrase peran pembinaan di polres teluk wondama
dalam mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas, berupaya untuk
mengembangkan, membangkitkan dan memberdayakan suatu keadaan
masyarakat yang aman, damai dan sejahtera dengan melakukan fungsi kontrol
dan pengawasan. Diharapkan dengan kehadiran bhabinkamtibmas sebagai
ujung tombak Polri, maka masyarakat yang berada di pelosok nusantara dapat
mengerti akan wawasan nusantara ditengah – tengah kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
19. Kondisi Yang Diharapkan

a. Kondisi i n t e g r i t a s p eran pembinaan di polres teluk wondama


guna mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas dalam rangka
terwujudnya kamtibmas di satuan kerjanya;
1) Peran integritas pimpinan guna mencegah penyimpangan
bhabinkamtibmas.

a) Lebih m e n g e m b a n g k a n kemampuan i n o v a t i f d a n k r e a t i f
dalam membuat terobosan dalam pelaksanaan
tugas anggota bhabinkamtibmas.
b) Pejabat polres dan polsek ada usaha positif untuk merubah budaya
negative yang sudah lama terjadi pada organisasi kerjanya.
c) Kapolres melakukan tukar pikiran (brain storming) dengan
personil bhabinkamtibmas dibawah satuan kerjanya..
2) Peran mempengaruhi orang lain
a) Bhabinkamtibmas percaya kepada Kasat dan Kapolsek.
b) Berdampak terhadap kuatnya pencapaian sasaran kamtibmas.
3) Peran pemimpin dalam meningkatkan kinerja bhabinkamtibmas.
a) Anggota Bhabinkamtibmas bekerja secara maksimal dan
mendapat perhatian pimpinan.
b) Dapat membangun semangat moriil anggota bhabinkamtibmas.

4) Peran Membuat Keputusan


a) Pembuatan keputusan disertai dengan arahan dan petunjuk yang
mendetail.
b) Pembuatan keputusan yang bersifat strategis,
melibatkan unsur pejabat polres saja.
5) Peran Membangun Hubungan
a) Pengawasan ya ng me le ka t dalam pelaksanaan tugas,
menghasilkan maksimumnya manfaat bagi pencapaian kinerja
kamtibmas dalam wawasan nusantara.
b) Tidak adanya jarak p e m i s a h antara pimpinan dan anggota.

b. Kondisi Pengawasan dalam mencapai keberhasilan


bhabinkamtibmas di Polres Teluk Wondama, sebagai berikut ;

1) Penyusunan program kegiatan dan rencana kerja dari tiap satuan


fungsi, dapat dikerjakan oleh setiap personil.
2) Pemberdayaan peran personel d a p a t m a k s i m a l , s e h i n g g a
peran pimpinan dalam hal pengawasan dapat
terlihat.
3) Kuatnya fungsi kontrol dan pengawasan mempengaruhi
hasil pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas.
4) Karakteristik dan ciri khas yang unik dari kondisi lingstra polres
teluk wondama, khususnya geografis, demografis dan kearifan local.
sehingga dapat dimaksimalkan pencapaian tugas bhabinkamtibmas
dalam memberikan wawasan nusantara..
20. Kontribusi optimalnya integritas peran pembinaan di polres teluk wondama
guna mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas dalam rangka
terwujudnya kamtibmas.

Melalui optimalnya integritas peran pembinaan di polres teluk wondama


dalam mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas, akan berdampak dan
berkontribusi terhadap kinerja bhabinkamtibmas sebagai berikut :
a. Maksimumnya produktivitas b habinkamtibmas dalam melakukan kegiatan
program Polmas dan kemitraan.
b. Maksimumnya p e n g a w a s a n d a n kontrol sehingga menghilangkan
penyimpangan penggunaan dan pendistribusian anggaran dipa.
c. Tingginyanya efektifitas pemberdayaan potensi masyarakat yang
berwawasan nusantara oleh pengemban fungsi Bimmas, yang akan
berdampak pada kamtibmas.
d. Terpeliharanya stabilitas kamtibmas karena berfungsinya bhabinkamtibmas
dalam mencapai tujuan organisasi dalam membentuk wawasan nusantara.

21. Indikator Keberhasilan


Untuk dapat mencapai kondisi ideal tersebut, maka perlu diketahui sejauh
mana tercapainya integritas peran pembinaan di polres teluk wondama guna
mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas, melalui ;
a. Tercapainya produktivitas bhabinkamtibmas.
b. Terlaksananya fungsi pengawasan dan kontrol.
c. T e r c a p a i n y a e f e k t i f i t a s p e m b e r d a y a a n p o t e n s i m a s y a r a k a t .
d. T e r p e l i h a r a n y a s t a b i l i t a s k a m t i b m a s .
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH

Dalam memecahkan masalah sebelum melangkah kepada langkah-langkah


strategis, diawali dengan melakukan analisis IFAS-EFAS sebagai berikut :
Dengan didasarkan pada analisis EFAS-IFAS tersebut, posisi
organisasi dapat diketahui sebagai berikut :

Posisi organisasi berada pada 5.a GROWTH, maka posisi tersebut


diterjemahkan ke dalam bahasa operasional yang akan menjadi kata kerja awal
dalam judul adalah “ OPTIMALISASI“.
Selanjutnya proses pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan manajemen strategik (translation process) meliputi:

22. Visi

Terwujudnya i n t e g r i t a s p e r a n p e m b i n a a n d i P o l r e s T e l u k
Wondama guna mencegah penyimpangan pada
bhabinkamtibmas dalam rangka terwujudnya kamtibmas.
23. Misi
1. Meningkatkan i n t e g r i t a s peran pembinaan di Polres Teluk Wondama
guna mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas.
2. Meningkatkan fungsi pengawasan pada integritas peran pembinaan di Polres
Teluk Wondama guna mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas.
24. Tujuan
1. Terwujudnya peningkatan i n t e g r i t a s peran pembinaan di Polres Teluk
Wondama guna mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas.
2. Terlaksananya pengawasan pada i n t e g r i t a s peran pembinaan di Polres
Teluk Wondama guna mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas.
25. Sasaran
a. Potensi kelompok criminal bersenjata (KKB)
b. Fungsi kontrol dan pengawasan.
c. Potensi konflik sosial antara pemerintah dan pribumi.
d. Kepedulian personil.
e. Pemberian penghargaan kepada anggota yang berprestasi.
f. Dukungan tokoh masyarakat, agama dan adat.
g. Peran media elektronik
h. Peran masyarakat sebagai alat control.
i. Dukungan pemda kepada Polres Teluk Wondama.
j. Komitmen Kapolres dalam Pakta Integritas.

26. Kebijakan
Pemantapan integritas peran pembinaan di polres teluk wondama guna
mencegah penyimpangan pada bhabinkamtibmas dalam rangka terwujudnya
kamtibmas.
27. Strategi
Strategi yang diterapkan disusun berdasarkan hasil perhitungan SFAS
adalah sebagai berikut:

1. Strategi Jangka Pendek (0-3 bulan) :


a. Potensi kelompok criminal bersenjata (KKB)
b. Fungsi control dan pengawasan.
c. Potensi konflik sosial antara pemerintah dan pribumi.
2. Strategi Jangka Menengah (0-6 bulan) :
a. Kepedulian personil.
b. Pemberian penghargaan kepada anggota yang berprestasi.
c. Dukungan tokoh masyarakat, agama dan adat.
d. Peran media elektronik
e. Peran masyarakat sebagai alat control.

3. Strategi Jangka Panjang (0-12 bulan) :


a. Dukungan pemda kepada Polres Teluk Wondama.
b. Komitmen Kapolres dalam Pakta Integritas.

28. Action Plan (Implementasi Strategi)


a. Strategi Jangka Pendek (0-3 bulan)
1) Potensi kelompok criminal bersenjata (KKB)
a) Metode Penyuluhan
- Bhabinkamtibmas melakukan penyuluhan tentang Wawasan
Nusantara dan berkebangsaan kepada masyarakat.
b) Indikator Kinerja Program’
- Terbentuknya rasa berbangsa dan bernegara..
2) Kurangnya fungsi kontrol dan pengawasan Kapolres
a) Metode Analisa dan evaluasi
- Kapolres melakukan anev tentang pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh seluruh satuan kerja.
b) Indikator Kinerja Program’
- Semakin baiknya pelaksanaan tugas oleh satuan kerja.
3) Potensi konflik sosial antara pemerintah dan pribumi
a) Metode Komunikasi
- Menjalin komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan
pribumi bersama bhabinkamtibmas terhadap pentingnya wawasan
nusantara.
b) Indikator Kinerja Program
- Terciptanya komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan
pribumi bersama bhabinkamtibmas.
b. Strategi Jangka Sedang (0- 6 bulan)

1) Kurang peduliannya personil.


a) Metode Rapat Koordinasi dan Konsolidasi
- Melakukan evaluasi rutin dan berkala secara bersama dengan
satuan fungsi di Polres Teluk Wondama.
b) Indikator Kinerja Program
- Terciptanya situasi kerja yang baik dan terbuka di polres teluk
wondama.
2) Pemberian penghargaan kepada anggota yang berprestasi.
a) Metode Reward and Punishment.
b) Indikator Kinerja Program
- Terciptanya kebanggaan dalam mencapai keberhasilan tugas.
3) Dukungan tokoh masyarakat, agama dan adat
a) Metode Penyuluhan
- Menumbuhkan rasa kebangsaan yang berwawasan nusantara.
b) Indikator Kinerja Program
- Terciptanya pengetahuan kebangsaan dan wawasan
nusantara.
- Kunjungan / sambang ke tokoh agama dan tokoh masyarakat.
4) Peran media elektronik dalam menyampaikan wawasan nusantara
a) Metode Manajemen Media
- Melakukan manajemen media dengan baik.
- Monitoring media elektronika.
b) Indikator Kinerja Program’
- Terjalinnya komunikasi yang baik dengan awak media.
- Input media elektronik terhadap kinerja polres teluk wondama.
5) Peran masyarakat sebagai alat kontrol
a) Metode Sosialisasi
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang kehadiran polisi
ditengah tengah masyarakat melalui bhabinkamtibmas.
b) Indikator Kinerja Program
- Terbentuknya peran masyarakat yang peduli.
c. Strategi Jangka Panjang (0- 12 bulan)

1) Dukungan pemerintah daerah kepada Polres Teluk


Wondama.
a) Metode Kerjasama
- Secara komprehensif dengan pemda.
b) Indikator Kinerja Program
- Terciptanya hubungan kerja yang baik antar instansi dalam
mencapai tujuan bersama.
2) Komitmen Kapolres dalam Pakta Integritas
a) Metode Analisa dan evaluasi
- Kapolres melakukan anev tentang pelaksanaan pakta integritas
yang dilakukan oleh seluruh personil.
- Kapolres bersama Wakapolres melakukan pengawasan kepada
seluruh personil terkait pelaksanaan pakta integritas.
b) Indikator Kinerja Program
- Terciptanya hubungan kerja yang baik.
BAB VII
PENUTUP

29. S impulan
Dari pembahasan permasalahan dan pokok-pokok permasalahan
diatas, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi integritas pembinaan di polres teluk wondama dalam satuan kerjanya
adalah dengan meningkatkan peran penyuluhan, komunikasi, rapat
koordinasi dan konsolidasi, reward and punishment, manajemen media, dan
kerjasama.

2. Strategi integritas pengawasan dan pengendalian dalam mencegah


terjadinya penyimpangan yaitu dengan penyuluhan, komunikasi, rapat
koordinasi dan konsolidasi. reward and punishment, manajemen media,
kerjasama

30. Rekomendasi
1. Kapolres Teluk Wondama mengusulkan kepada Kapolda Up Karo SDM,
agar mengoptimalkan assessment centre dalam membina kemampuan
personil.
2. Kapolres Teluk Wondama mengusulkan kepada Kapolda Up Irwasda,
K a b i d P r o p a m dan Kabid Keu agar memberikan juknis dan pelatihan
penggunaan anggaran dan melakukan pengawasan agar tidak terjadi
penyalahgunaan kewenangan dan pendistribusian dana DIPA.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia
Rangkuty Freddy, Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
PT.Gramedia Pustaka Utama, 2005
Sofyan A. Jalil, SH., MA., M.ALD.,DR., Pendidikan Karakter Berkeunggulan.
Bahan Ajaran Sespimmen Polri Dikreg ke-60 T.A. 2020. Lembang. Sespim
Polri.
Arief Sulistyanto, MSi., Drs., MP Role Model dalam Kepemimpinan Polri dan
Memimpin Perubahan dalam Lingkup Kerja. Bahan Ajaran Sespimmen Polri
Dikreg ke-60 T.A. 2020. Lembang. Sespim Polri.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai