TOPIK
SISTEM PERENCANAAN DAN ANGGARAN POLRI TERHADAP
MODERNISASI TEKNOLOGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
JUDUL
OPTIMALISASI PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PROFESIONAL
OLEH:
NAMA : WAHYU SULISTYO
No. SERDIK : 202003002226
POKJAR :V
i
Malang dalam meningkatkan 12
ketersediaan peralatan berbasis
TI……
14. Implikasi…………………………………….… 14
ii
YANG PROFESIONAL........................................ 25
22. Visi ............................................................. 27
23. Misi ............................................................ 27
24. Tujuan ....................................................... 28
25. Sasaran....................................................... 28
26. Kebijakan..................................................... 28
27. Strategi……………………………………….. 29
28 Implementasi strategi (action plan) ………. 30
DAFTAR PUSTAKA……………………………..………………… vi
LAMPIRAN – LAMPIRAN
ALUR PIKIR…………………………………………………………. x
POLA PIKIR…………………………………………………………. xi
PERHITUNGAN AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS)… xii
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 6.2 External Factors Analysis Strategic (EFAS)………… 26
Tabel 6.3 SFAS (Strategic Factors Analysis Summary) 29
….........
DAFTAR GAMBAR
iv
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
TOPIK
SISTEM PERENCANAAN DAN ANGGARAN POLRI TERHADAP
MODERNISASI TEKNOLOGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
JUDUL
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2. Pokok permasalahan.
Pokok permasalahan penulisan ini adalah : “bagaimana
penyusunan anggaran di Polres Malang terhadap peningkatan
ketersediaan peralatan berbasis TI dalam rangka terwujudnya
Polri yang profesional?”
3. Pokok-pokok persoalan.
Dari permasalahan di atas, dapat diuraikan menjadi persoalan-
persoalan sebagai berikut :
a. Bagaimana tahap penentuan pedoman anggaran di Polres
Malang dalam meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI?
b. Bagaimana tahap penentuan anggaran di Polres Malang dalam
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI?
4. Ruang lingkup.
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini, dibatasi pada
strategi dan upaya mengoptimalkan penyusunan anggaran di Polres
Malang yang diarahkan guna meningkatkan ketersediaan peralatan
3
8. Pengertian-pengertian
a. Optimalisasi, adalah proses, cara atau perbuatan menjadikan
sesuatu paling baik dan paling tinggi (KBBI, 1996, hlm. 705).
b. Penyusunan, adalah suatu kegiatan dalam memproses data atau
kumpulan data yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau
individu dengan baik dan teratur (KBBI, 2005).
c. Anggaran, adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang. (Khaerul Umam, 2012).
d. Peralatan berbasis TI, dalam penulisan ini diartikan sebagai
berbagai perlengkapan atau peralatan penunjang tugas anggota
Polri yang berbasis komputer atau teknologi informasi (Sawyer,
2007).
5
b. Middle theory,
1) Teori penentuan pedoman anggaran.
Tahap penentuan pedoman anggaran merupakan
proses pengembangan pedoman yang mengatur penyusunan
anggaran untuk disebarkan kepada semua manajer dengan
melalui tahapan penetapan rencana besar organisasi dan
pembentukan panitia penyusun anggaran (Nur Fadhila Amri,
SE, 2019). Teori ini akan digunakan sebagai pisau analisis
pada bab III dan bab V, yaitu untuk menjelaskan tentang
6
7
c. Applied theory.
1) Teori perencanaan
George Terry dalam Sukarna (2011, hlm.10),
mendefinisikan perencanaan sebagai pemilihan fakta dan
usaha yang menghubungkan fakta yg saling terkait untuk
membuat perkiraan keadaan dan merumuskan tindakan di
masa datang untuk mencapai hasil yang diinginkan. Teori ini
akan digunakan sebagai pisau analisis pada bab III dan bab
V, yaitu untuk menjelaskan tentang bagaimana upaya
perencanaan sebagai salah satu tahapan dalam penentuan
pedoman anggaran dalam proses penyusunan anggaran di
Polres Malang yang diarahkan guna meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis TI.
2) Konsep penetapan perumus anggaran
Penetapan perumus anggaran adalah proses penentuan
aktor yang nantinya akan berperan penting dalam proses
8
12. Umum.
Secara geografis, wilayah hukum Polres Malang terletak antara
117o s.d. 122,57o BT dan 7,45o LS dengan luas wilayah sekitar
3.499,02 Km2. Jika dilhat dari aspek demografi, jumlah penduduk
tahun 2020 adalah 2.703.136 Jiwa, terdiri dari 1.306.115 jiwa laki-laki
dan 1.343.021 jiwa perempuan. Dengan demikian, perbandingan
anggota Polres Malang dengan jumlah penduduk adalah 1 : 2.228
orang dan perbandingan anggota Polres Malang dengan luas wilayah
adalah 1 : 2,88 Km² (Intel Dasar Polres Malang, 2020).
Jika ditinjau dari aspek keamanan, situasi di wilayah hukum
Polres Malang saat ini cukup kondusif walaupun masih diwarnai
dengan terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hukum dan tindak
kriminalitas. Dalam melaksanakan tugas di bidang pemeliharaan
keamanan tersebut, Polres Malang didukung dengan kekuatan sumber
daya manusia sebanyak 1.202 personel.
Dalam menghadapi tantangan tugas yang semakin kompleks,
Polres Malang saat ini telah didukung dengan ketersediaan sumber
daya sarana dan prasarana yang berbasis TI, yang diperlukan guna
mengimbangi kemajuan teknologi yang semakin pesat seiring dengan
adanya era revolusi industri 4.0. Adapun beberapa peralatan TI yang
dimiliki oleh Polres Malang dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Data Peralatan TI di Polres Malang Tahun 2020
Kondisi
No Jenis Jumlah Ket
B RR RB
1 Komputer 404 396 8 -
2 Laptop 23 20 3 -
3 Printer 218 142 76 -
4 Smartphone 45 35 10 -
Sumber : Lapsat Polres Malang, 2020.
11
12
Tabel 3.2
Data Alokasi Anggaran DIPA Polres Malang TA. 2020
JUMLAH PAGU
NO PROGRAM
(RP)
Program dukungan manajemen dan
1 107.593.765.000
pelaksanaan tugas teknis lainnya
Program peningkatan sarana dan
2 13.106.996.000
prasarana aparatur Polri
Program pengawasan dan
3 peningkatan akuntabilitas aparatur 86.845.000
Polri
Program pengembangan strategi
4 2.801.336.000
keamanan dan ketertiban
Program pemberdayaan potensi
5 5.358.414.000
keamanan
Program pemeliharaan keamanan
6 10.158.300.000
dan ketertiban masyarakat
Program penyelidikan dan
7 8.925.037.000
penyidikan tindak pidana
Program pengembangan hukum
8 20.000.000
Kepolisian
JUMLAH 148.050.693.000
Sumber : Lapsat Polres Malang, 2020.
14. Implikasi.
Dengan belum optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan dapat menimbulkan beberapa implikasi
sebagaimana yang dapat diuraikan berikut ini.
a. Terhadap upaya meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.
Dengan belum optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan berdampak terhadap adanya sejumah
program dan kegiatan yang belum dapat terlaksana atau terwujud
dengan baik termasuk yang terkait dengan upaya untuk
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI.
b. Terhadap upaya mewujudkan Polri yang profesional.
Dengan belum optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan berdampak terhadap kurang maksimalnya
tugas-tugas dan kegiatan yang dilaksanakan pada tiap-tiap
Satfung. Hal ini yang akan memberikan dampak terhadap
terhambatnya upaya untuk mewujudkan Polri yang profesional.
17
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI
b. Regional.
Terjadinya perubahan dalam sistem penganggaran telah
dilakukan oleh sejumlah negara di kawasan regional Asia
Tenggara. Sebagai contoh, Singapura yang telah menggunakan
pendekatan anggaran berbasis kinerja semenjak tahun 1980an
dan pada saat ini telah menetapkan sistem e-government dan e-
budgeting dalam rangka meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan anggaran. Adapun terkait dengan
penyusunan anggaran, beberapa negara di kawasan Asia
Tenggara saat ini sudah menggunakan metode bottom up
18
19
c. Nasional.
Sejalan dengan tuntutan untuk dapat mewujudkan
pemerintahan yang baik dan bersih (good government and clean
governance), Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah
perubahan dalam pengelolaan anggaran negara. Perubahan yang
dilakukan adalah dari pendekatan anggaran yang bersifat
tradisional (traditional budgeting) menuju pendekatan baru
yang kini dikenal dengan anggaran berbasis kinerja
(performance based budgeting). Dengan adanya kelemahan
dari penerapan anggaran tradisional yang didominasi
penyusunan anggaran yang bersifat line-item dan incrementalism
atau proses penyusunan anggaran yang hanya mendasarkan
pada realisasi anggaran tahun sebelumnya dan sering
bertentangan dengan kebutuhan riil dan kepentingan
masyarakat, maka anggaran berbasis kinerja menjadi salah
satu jawaban untuk dapat mewujudkan sistem penyusunan dan
pengelolaan anggaran yang berorientasi pada pencapaian hasil
atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi, efektivitas
pelayanan kepada publik yang berorientasi kepada kepentingan
publik.
b. Kelemahan (Weakness).
1) Dalam penentuan anggaran yang dibutuhkan guna
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI, belum
sepenuhnya menggunakan pendekatan partisipatif.
2) Kegiatan penyusunan anggaran cenderung formalitas
sehingga terkesan hanya sekedar pemenuhan kewajiban.
3) Masih kurangnya pengetahuan dan penguasaan SDM Polres
Malang terhadap bidang pengelolaan anggaran.
4) Sistem HTCK dan koordinasi internal dalam proses
penyusunan anggaran belum dijalankan dengan baik.
5) Masih kurangnya koordinasi dengan satuan atas dalam
rangka pemberian asistensi dan konsultasi terkait penyusunan
anggaran yang aplikatif dan proporsional.
b. Ancaman (Threat).
1) Kompleksnya permasalahan sosial dan pelanggaran hukum
yang terjadi, belum sebanding dengan ketersediaan sumber
daya yang dimiliki Polres Malang.
2) Masih ada sikap masyarakat yang membuka peluang
terhadap terjadinya penyimpangan termasuk dalam hal
penyusunan anggaran di Polres Malang.
3) Perkembangan lingkungan strategi yang saat ini memasuki
era revolusi industri 4.0 belum diimbangi dengan dukungan
sarana dan prasarana berbasis TI yang memadai.
4) Adanya opini negatif masyarakat yang kurang percaya
terhadap Polri khususnya dalam hal penggunaan anggaran
dan keuangan negara.
5) Masih kurangnya pemberian Binteknis dari BPKP terkait
dengan mekanisme penyusunan rencana anggaran yang
efektif dan efisien.
BAB V
KONDISI IDEAL
PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI
18. Umum.
Perencanaan merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan anggaran adalah suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka
waktu satu tahun.
Dalam menyusun perencanaan dan penganggaran, maka harus
dikedepankan adanya prinsip-prinsip transparan, akuntabel, efektivitas,
efisiensi dan profesional. Selain itu, dalam penyusunan produk
perencanaan harus dilaksanakan secara tajam dan aplikatif sehingga
akan efektif untuk dijadikan pedoman dan dapat menunjang
keberhasilan pelaksanaan suatu program kegiatan/kerja. Hal yang
sama berlaku dalam upaya peningkatan ketersediaan alat TI di Polres
Malang. Penyusunan anggaran yang baik sangat diperlukan, karena
akan memberikan kontribusi terhadap adanya perencanaan kebutuhan
yang dapat terdukung dengan anggaran yang memadai. Dengan
berpedoman kepada hal tersebut, maka upaya untuk mengoptimalkan
penyusunan anggaran di Polres Malang menjadi sangat penting, yang
dalam hal ini ditandai oleh adanya tahap penentuan pedoman
22
23
20. Kontribusi.
Dengan optimalnya penyusunan anggaran Polres Malang, maka
akan dapat diperoleh beberapa kontribusi sebagaimana yang akan
diuraikan berikut ini.
a. Terhadap upaya meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.
Dengan optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka setiap program dan kegiatan dapat terlaksana atau
terwujud dengan baik termasuk yang terkait dengan upaya untuk
meningkatkan ketersediaan berbagai peralatan berbasis TI.
b. Terhadap upaya mewujudkan Polri yang profesional.
Dengan optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan memberikan dukungan terhadap
maksimalnya tugas-tugas dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
tiap-tiap Satfung. Hal ini yang akan berkontribusi dalam
mewujudkan Polri yang profesional.
26
Tabel 6.1
Internal Factors Analysis Strategic (IFAS)
FAKTOR STRATEGI KUNCI
NO BOBOT PERINGKAT SKOR
KEKUATAN
1 Reformasi birokrasi Polri 0,09 8,00 0,72
2 Sosialiasi sun ren gar 0,09 7,00 0,63
3 Komitmen pimpinan 0,11 7,00 0,77
4 Tim Pokja 0,11 7,00 0,77
5 Mekanisme evaluasi 0,10 8,00 0,80
KELEMAHAN
1 Pendekatan partisipatif 0,12 4,00 0,48
2 Penyusunan gar formalitas 0,08 3,00 0,24
3 Pengetahuan bid ren gar 0,08 3,00 0,24
4 Sistem HTCK 0,13 4,00 0,52
5 Koordinasi dgn satuan atas 0,08 2,00 0,16
TOTAL 1,00 5,33
Tabel 6.2
External Factors Analysis Strategic (EFAS)
FAKTOR STRATEGI KUNCI
NO BOBOT PERINGKAT SKOR
PELUANG
1 Kebijakan good government 0,09 7,00 0,63
2 Regulasi 0,11 8,00 0,88
27
28
Gambar 6.1
Posisi Organisasi
29
22. Visi
“Terwujudnya Polri yang profesional melalui penyusunan
anggaran yang optimal guna meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.”
23. Misi
a. Meningkatkan profesionalisme tahap penentuan pedoman
anggaran di Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan
peralatan berbasis TI
30
24. Tujuan
a. Terwujudnya tahap penentuan pedoman anggaran di Polres
Malang yang profesional guna meningkatkan ketersediaan
peralatan berbasis TI.
b. Terwujudnya tahap penentuan anggaran di Polres Malang yang
profesional guna meningkatkan ketersediaan peralatan yang
berbasis TI.
25. Sasaran
Beberapa sasaran dalam upaya optimalisasi penyusunan
anggaran di Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan peralatan
yang berbasis TI, antara lain:
a. Sikap masyarakat
b. Sistem HTCK
c. Pendekatan partisipatif
d. Tuntutan modernisasi
e. Regulasi penyusunan anggaran
f. Komitmen pimpinan
g. Tim Pokja
h. Dukungan instansi terkait
i. Binteknis BPKP
j. Mekanisme evaluasi
26. Kebijakan
Dalam upaya mengoptimalkan penyusunan anggaran di Polres
Malang guna meningkatakan ketersediaan peralatan berbasis TI dalam
rangka terwujudnya Polri yang profesional dapat berpedoman kepada
kebijakan “Penguatan Polri yang Promoter” yang telah ditetapkan
Kapolri, yaitu konsep Polri yang profesional, modern dan terpercaya
31
27. Strategi
Penentuan strategi didasarkan kepada analisa perhitungan
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS) sebagaimana yang
dapat digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 6.3
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS)
29. Simpulan
a. Tahap penentuan pedoman anggaran di Polres Malang pada
saat ini masih belum optimal. Adapun upaya-upaya optimalisasi
yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan ketersediaan
peralatan berbasis TI, antara lain : meningkatkan peran Tim Pokja
untuk menyusun dokumen rencana anggaran terkait penyediaan
peralatan berbasis TI yang proporsional; meningkatkan peran
anggota dalam melaksanakan penyusunan pedoman anggaran;
menjalin kerjasama dengan instansi terkait (pemda, dll);
mensosialisasikan sistem HTCK dan koordinasi yang harus
dijalankan dalam penyusunan anggaran; melakukan penataan
regulasi yang menjadi pedoman penyusunan anggaran;
membangun koordinasi dengan BPKP guna memberikan
pembekalan dan Binteknis terkait penyusunan anggaran yang
efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
b. Tahap penentuan anggaran di Polres Malang pada saat ini masih
belum optimal. Adapun upaya-upaya optimalisasi yang dapat
dilakukan agar dapat meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI, antara lain : mengarahkan Tim Pokja agar
menggunakan pendekatan partisipatif dalam menyusun anggaran;
menentukan alokasi anggaran yang diperuntukan bagi
penyediaan peralatan berbasis TI secara proporsional dan sesuai
dengan kebutuhan riil; meningkatkan prioritas dalam menyusun
rencana penyediaan peralatan berbasis TI; dan meningkatkan
evaluasi terhadap penyusunan anggaran untuk penyediaan
peralatan yang berbasis TI.
39
40
30. Rekomendasi.
a. Mengusulkan kepada Kapolda Up Karorena agar memberikan
dukungan terkait dengan fungsi perencanaan untuk mendukung
fungsi pembinaan di aspek perencanaan angggaran kepada
personel polres jajaran, khususnya Polres Malang, dalam upaya
meningkatkan ketersediaan peralatan TI.
b. Mengusulkan kepada Kapolda Up Kabidkeu agar memberikan
dukungan terkait dengan fungsi pelatihan untuk mendukung
aspek perencanaan anggaran kepada unsur perencanaan dan
keuangan polres jajaran, termasuk Polres Malang, dalam
mendukung peningkatan ketersediaan peralatan TI.
c. Mengusulkan kepada Kapolda Up Kabid TI agar mendapatkan
dukungan penggunaan teknologi informasi yang terkait dengan
penyusunan anggaran, baik pada aspek penentuan pedoman
anggaran maupun aspek penentuan anggaran agar dapat
meningkatkan ketersediaan peralatan TI.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Haruman, Tendi & Rahayu, Sri. (2007). Penyusunan Anggaran
Perusahaan, Edisi kedua. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
J. David Hunger dan Tomas L. Wheelen. (2003). Management
Strategis, Diterjemahkan oleh: Julianto Agung. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaharuan.
Lindblom, Charles E. (1984). The policy-making process. New Jersey:
Prentice-Hall.
Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Keenam, Buku Dua. Jakarta : Salemba
Empat.
Nafarin, M. (2013). Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga, Cetakan
kedua, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Roger Fisher dan William Ury. (2011). Negotiating Agreement Without
Giving In. Boston: Houghton Mifflin
Sasongko dan Parulian. (2015). Anggaran. Jakarta : Salemba Empat.
Sukarna. (2011). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju.
Umam, Khaerul. (2012). Manajemen Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.
Williams, Sawyer. (2007). Using Information Technology (Terjemahan
Indonesia), Yogyakarta: Penerbit Andi
vi
Sumber Perundang-undangan :
Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Peraturan Pemerintah No. 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Sumber internet :
Amri, Nur Fadhila. (2019). Memahami Pengertian Anggaran dan Proses
Penyusunan Anggaran. [Online]. Diakses dari https://www.e-
akuntansi.com/pengertian-anggaran-proses-penyusunan-anggaran/.
vii
viii
ALUR PIKIR
x
POLA PIKIR
xi
IFAS (Internal Faktor Analysis Strategic)
xii
1 KEBIJAKAN GOOD GOVERNMENT 1,00 7/8 7/8 6/8 8/7 0,09 7,00 0,63
2 PERKEMBANGAN IPTEK 8/7 1,00 8/7 7/8 8/6 0,11 8,00 0,88
3 DUKUNGAN INSTANSI TERKAIT 8/7 7/8 1,00 8/7 8/7 0,10 7,00 0,70
4 PERAN PENGAWASAN MASY 8/6 8/7 7/8 1,00 8/7 0,11 8,00 0,88
5 TUNTUTAN PROFESIONALITAS 7/8 6/8 7/8 7/8 1,00 0,09 6,00 0,54
0,50 3,63
xiii
1 MEMPERKUAT INTEGRITAS UNSUR 1.0
0
8/6 7/6 8/7 6/8 5/4 6/5 7/6 8/6 4/3 0,11 3,00 0,33
PENGAWASAN INTERNAL
2 MENINGKATKAN PENCATATAN DATA 1.0
6/8
0
4/6 8/7 6/8 6/4 5/6 6/8 5/4 6/5 0,09 4,00 0,36
LAPORAN HASIL PENGAWASAN
3 MENINGKATKAN PEMERIKSAAN 1.0
6/7 6/4
0
5/6 6/7 6/5 6/8 7/8 6/7 6/8 0,09 4,00 0,36
LAPORAN PENGGUNAAN ANGGARAN
4 MEMBERDAYAKAN PENGAWASAN 1.0
7/8 7/8 6/5
0
7/6 4/5 4/6 3/4 6/4 4/6 0,09 8,00 0,72
MASYARAKAT.
5 MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN 1.0
8/6 8/6 7/6 6/7
0
8/6 7/6 6/8 8/4 8/4 0,12 8,00 0,96
SISTEM WAS BERBASIS ELEKTRONIK
6 MEMPERKUAT KOMITMEN PIMPINAN 1.0
4/5 4/6 5/6 5/4 6/8
0
6/8 3/4 3/6 4/8 0,08 7,00 0,56
UTK KAT PENGAWASAN ANGGARAN
7 MENGINTENSIFKAN KEGIATAN 1.0
5/6 6/5 8/6 6/4 6/7 8/6
0
3/4 8/6 6/7 0,10 7,00 0,70
MONITORING ANGGARAN
8 MENINGKATKAN DUKUNGAN DARI 1.0
6/7 8/6 8/7 4/3 8/6 4/3 4/3
0
8/6 5/4 0,12 7,00 0,84
BPKP
9 MEMBINA KERJASAMA BIDANG
6/8 4/5 7/6 4/6 4/8 6/3 6/8 6/8 1.00 6/8 0,09 3,00 0,27
PENGAWASAN
10 MENINGKATKAN PENGKAJIAN DAN 1.0
3/4 5/6 8/6 6/4 4/8 8/4 7/6 4/5 8/6
0 0,11 8,00 0,88
EVALUASI ANGGARAN
1.00 5,50
xiv