Anda di halaman 1dari 53

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH NKP : 6

NASKAH KARYA PERORANGAN (NKP)

TOPIK
SISTEM PERENCANAAN DAN ANGGARAN POLRI TERHADAP
MODERNISASI TEKNOLOGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

JUDUL
OPTIMALISASI PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PROFESIONAL

OLEH:
NAMA : WAHYU SULISTYO
No. SERDIK : 202003002226
POKJAR :V

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH POLRI


DIKREG KE-60 T.A. 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………..………………………………………….. i


DAFTAR TABEL ........................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………... 1
1. Latar Belakang …...................................... 1
2. Pokok permasalahan ……………………….. 2
3. Pokok-pokok Persoalan ……………………. 2
4. Ruang Lingkup ......................……………… 2
5. Maksud, tujuan dan manfaat………………. 3
6. Metode dan pendekatan penulisan ............. 3
7. Tata Urut ..................................................... 3
8. Pengertian-pengertian ……………………… 4

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN DAN METODE


PENELITIAN……………………………………… 5
9. Teori/ konsep identifikasi pokok masalah
dalam pembahasan………………………… 5
a. Grand Theory………………………….. 5
b. Middle Theory………………………….. 5
c. Applied Theory………………………… 6
10. Analisis SWOT………………...................... 7
11. Metode Penelitian....................................... 8

BAB III KONDISI FAKTUAL PENYUSUNAN


ANGGARAN DI POLRES MALANG GUNA
MENINGKATKAN KETERSEDIAAN
PERALATAN BERBASIS 9
TI………………………
12. Umum………………..……………………….. 9
13. Kondisi Faktual…………………………...….. 11

a. Tahap penentuan pedoman anggaran


di Polres Malang dalam meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis 11
TI……
b. Tahap penentuan anggaran di Polres

i
Malang dalam meningkatkan 12
ketersediaan peralatan berbasis
TI……
14. Implikasi…………………………………….… 14

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES
MALANG GUNA MENINGKATKAN
KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS 16
TI...
15. Lingkungan Strategis…………………….….. 16
16. Faktor Internal ……………………................ 17
17. Faktor Eksternal .......................................... 18

BAB V KONDISI IDEAL PENYUSUNAN ANGGARAN


DI POLRES MALANG GUNA
MENINGKATKAN KETERSEDIAAN 20
PERALATAN BERBASIS TI...
18. Umum………………………………..……….. 20
19. Kondisi Ideal….……………………..……….. 21
a. Tahap penentuan pedoman anggaran
di Polres Malang dalam meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis 21
TI……
b. Tahap penentuan anggaran di Polres
Malang dalam meningkatkan 22
ketersediaan peralatan berbasis
TI……
20. Kontribusi……………………………….…….. 23
21. Indikator keberhasilan……………………. 23

BAB VI PEMECAHAN MASALAH OPTIMALISASI


PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES
MALANG GUNA MENINGKATKAN
KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI

ii
YANG PROFESIONAL........................................ 25
22. Visi ............................................................. 27
23. Misi ............................................................ 27
24. Tujuan ....................................................... 28
25. Sasaran....................................................... 28
26. Kebijakan..................................................... 28
27. Strategi……………………………………….. 29
28 Implementasi strategi (action plan) ………. 30

BAB VII PENUTUP ………………………………………….. 37


29 Simpulan ……………………………………... 37
30 Rekomendasi ………………………………... 37

DAFTAR PUSTAKA……………………………..………………… vi
LAMPIRAN – LAMPIRAN
ALUR PIKIR…………………………………………………………. x
POLA PIKIR…………………………………………………………. xi
PERHITUNGAN AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS)… xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Alokasi Anggaran DIPA Polres Malang TA.


2020……………………………………………………… 10
Tabel 3.2 Data Realisasi Penyerapan Anggaran DIPA Polres
Malang Periode Juni TA. 12
2020…………………………
Tabel 6.1 Internal Factors Analysis Strategic (IFAS)….............. 25

iii
Tabel 6.2 External Factors Analysis Strategic (EFAS)………… 26
Tabel 6.3 SFAS (Strategic Factors Analysis Summary) 29
….........

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 Posisi Organisasi……………………………………… 27

iv
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

TOPIK
SISTEM PERENCANAAN DAN ANGGARAN POLRI TERHADAP
MODERNISASI TEKNOLOGI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

JUDUL

OPTIMALISASI PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG


GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PROFESIONAL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah.


Terwujudnya Polri yang profesional harus dapat diraih seiring
dengan semakin meningkatnya tuntutan dan harapan masyarakat
terhadap peningkatan kualitas pelaksanaan tugas pokok Polri, baik di
bidang pemeliharaan Kamtibmas, penegakan hukum, maupun dalam
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat. Untuk itu, sejalan dengan telah ditetapkannya visi Polri
yang Promoter, maka seluruh jajaran Polri, termasuk Polres Malang,
kini terus berupaya untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja dalam
rangka memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Seiring dengan bergulirnya era revolusi industri 4.0 yang
menerapkan otomatisasi sistem produksi yang didukung dengan
teknologi Internet of Things (IoT) dan teknologi Big Data, diprediksikan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, lebih dari 80%
perusahaan akan menerapkan digitalisasi dalam menjalankan
bisnisnya. Oleh karena itu, upaya penguatan profesionalisme Polri
harus ditunjang dengan adanya sistem kerja yang berbasis digital. Hal

1
2

inilah yang menjadikan perlu adanya peningkatan ketersediaan


berbagai peralatan berbasis TI (Teknologi dan Informasi) baik berupa
software maupun hardware di jajaran Polri.
Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, maka salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan alokasi anggaran
yang diperlukan untuk pengadaan peralatan berbasis TI. Pengadaan
tersebut dapat dimulai dengan melakukan penyusunan anggaran,
sehingga nantinya dapat ditetapkan perencanaan kebutuhan dan
perencanaan anggaran yang proporsional. Oleh karena itu, Polres
Malang yang saat ini tengah mengembangkan berbagai sistem kinerja
dan pelayanan Kepolisian yang berbasis online, dituntut untuk dapat
melaksanakan proses penyusunan anggaran secara matang dan
aplikatif, sehingga akan dapat meningkatkan ketersediaan peralatan TI
untuk mendukung pelaksanaan tugas dan kewajiban sehari-hari.

2. Pokok permasalahan.
Pokok permasalahan penulisan ini adalah : “bagaimana
penyusunan anggaran di Polres Malang terhadap peningkatan
ketersediaan peralatan berbasis TI dalam rangka terwujudnya
Polri yang profesional?”

3. Pokok-pokok persoalan.
Dari permasalahan di atas, dapat diuraikan menjadi persoalan-
persoalan sebagai berikut :
a. Bagaimana tahap penentuan pedoman anggaran di Polres
Malang dalam meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI?
b. Bagaimana tahap penentuan anggaran di Polres Malang dalam
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI?

4. Ruang lingkup.
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini, dibatasi pada
strategi dan upaya mengoptimalkan penyusunan anggaran di Polres
Malang yang diarahkan guna meningkatkan ketersediaan peralatan
3

berbasis TI dalam rangka terwujudnya Polri yang profesional, periode


tahun 2020.

5. Maksud, tujuan, dan manfaat.


a. Maksud, naskah ini dapat memberikan gambaran penyusunan
anggaran di Polri di tingkat KOD untuk peningkatan ketersediaan
peralatan berbasis TI, dan sebagai salah satu pemenuhan syarat
dalam menyelesaikan tugas pendidikan Sespimmen Polri Dikreg
ke-60 T.A. 2020.
b. Tujuan, naskah ini dapat menjadi sumbangsih penulis kepada
lembaga Polri dalam upaya penyusunan anggaran guna
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI.
c. Manfaat, naskah ini secara teoritis, diharapkan dapat
memberikan pengetahuan terkait upaya yang dapat dilakukan
dalam mengoptimalkan penyusunan anggaran. Secara praktis
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dan
masyarakat, dalam mendukung upaya peningkatan ketersediaan
peralatan berbasis TI di lingkungan Polri.

6. Metode dan pendekatan penulisan.


a. Metode, penulisan naskah ini menggunakan metode deskriptif
analitis, yaitu metode penulisan yang berpedoman kepada
pengumpulan data. Hal ini dimanfaatkan untuk memperoleh
gambaran permasalahan, yang selanjutnya dianalisa untuk
menemukan solusi yang tepat.
b. Pendekatan, penulisan naskah ini menggunakan pendekatan
library research. Dalam hal ini, penulis menggunakan konsep dan
teori, baik yang berasal dari literatur akademis internal Polri
maupun berbagai literatur ilmu sosial lainnya yang terkait.

7. Tata urut (sistematika).


BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN
4

BAB III KONDISI FAKTUAL PENYUSUNAN ANGGARAN DI


POLRES MALANG GUNA MENINGKATKAN
KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI
BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG GUNA
MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN
BERBASIS TI
BAB V KONDISI IDEAL PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES
MALANG GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN
PERALATAN BERBASIS TI
BAB VI PEMECAHAN MASALAH OPTIMALISASI PENYUSUNAN
ANGGARAN DI POLRES MALANG GUNA
MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN
BERBASIS TI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI
YANG PROFESIONAL
BAB VII PENUTUP

8. Pengertian-pengertian
a. Optimalisasi, adalah proses, cara atau perbuatan menjadikan
sesuatu paling baik dan paling tinggi (KBBI, 1996, hlm. 705).
b. Penyusunan, adalah suatu kegiatan dalam memproses data atau
kumpulan data yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau
individu dengan baik dan teratur (KBBI, 2005).
c. Anggaran, adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang. (Khaerul Umam, 2012).
d. Peralatan berbasis TI, dalam penulisan ini diartikan sebagai
berbagai perlengkapan atau peralatan penunjang tugas anggota
Polri yang berbasis komputer atau teknologi informasi (Sawyer,
2007).
5

e. Profesional, adalah keahlian dan kemampuan aparat dalam


merefleksikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah
organisasi (Kurniawan, 2005, hlm.74).
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN DAN METODE PENELITIAN

9. Teori/konsep identifikasi pokok masalah dalam pembahasan.


a. Grand theory,
Teori yang akan digunakan sebagai grand theory untuk
menganalisis permasalahan dalam penulisan ini, adalah teori
penyusunan anggaran. Menurut Sasongko dan Parulian (2015,
hlm.3), proses penyusunan anggaran memliki beberapa tujuan,
antara lain memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan
kebijakan perusahaan, dapat mempermudah koordinasi,
membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu
yang harus dicapai, dan memungkinkan manajemen untuk
melakukan pengendalian. Proses penyusunan anggaran terdiri
dari tahap penentuan pedoman anggaran, tahap persiapan
anggaran, tahap penentuan anggaran, dan tahap pelaksanaan
anggaran. Teori ini digunakan sebagai pedoman dalam
menentukan pokok-pokok persoalan, khususnya terkait dengan
bagaimana tahap penentuan pedoman perencanaan anggaran
dan tahap penentuan anggaran terkait dengan proses
penyusunan anggaran di Polres Malang guna meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis TI, yang akan dibahas pada bab
III dan bab V.

b. Middle theory,
1) Teori penentuan pedoman anggaran.
Tahap penentuan pedoman anggaran merupakan
proses pengembangan pedoman yang mengatur penyusunan
anggaran untuk disebarkan kepada semua manajer dengan
melalui tahapan penetapan rencana besar organisasi dan
pembentukan panitia penyusun anggaran (Nur Fadhila Amri,
SE, 2019). Teori ini akan digunakan sebagai pisau analisis
pada bab III dan bab V, yaitu untuk menjelaskan tentang

6
7

bagaimana tahap penentuan pedoman anggaran terkait


dengan proses penyusunan anggaran di Polres Malang yang
diarahkan guna meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.
2) Teori penentuan anggaran
Menurut M. Nafarin (2013, hlm.9), penentuan anggaran
merupakan tahap semua manajer dan direksi mengadakan
rapat yang meliputi kegiatan : negosiasi untuk menyesuaikan
rencana akhir setiap komponen anggaran,
mengkoordinasikan dan memeriksa komponen anggaran, dan
pengesahan serta pendistribusian anggaran. Teori ini akan
digunakan sebagai pisau analisis pada bab III dan bab V,
yaitu untuk menjelaskan tentang bagaimana tahap penentuan
anggaran terkait dengan proses penyusunan anggaran di
Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.

c. Applied theory.
1) Teori perencanaan
George Terry dalam Sukarna (2011, hlm.10),
mendefinisikan perencanaan sebagai pemilihan fakta dan
usaha yang menghubungkan fakta yg saling terkait untuk
membuat perkiraan keadaan dan merumuskan tindakan di
masa datang untuk mencapai hasil yang diinginkan. Teori ini
akan digunakan sebagai pisau analisis pada bab III dan bab
V, yaitu untuk menjelaskan tentang bagaimana upaya
perencanaan sebagai salah satu tahapan dalam penentuan
pedoman anggaran dalam proses penyusunan anggaran di
Polres Malang yang diarahkan guna meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis TI.
2) Konsep penetapan perumus anggaran
Penetapan perumus anggaran adalah proses penentuan
aktor yang nantinya akan berperan penting dalam proses
8

perumusan dan pendefinisian terkait kebijakan anggaran


(Lindblom, 1984). Konsep ini akan digunakan sebagai pisau
analisis pada bab III dan bab V, yaitu untuk menjelaskan
tentang bagaimana upaya pembentukan panitia penyusun
anggaran sebagai salah satu tahapan dalam penentuan
pedoman anggaran dalam proses penyusunan anggaran di
Polres Malang yang diarahkan guna meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis TI.
3) Teori negosiasi
Negosiasi adalah proses komunikasi dan interaksi dua
pihak untuk mencapai kesepakatan terkait perbedaan atau
kesamaan kepentingan (Fisher, 2011). Teori ini akan
digunakan sebagai pisau analisis pada bab III dan bab V,
yaitu untuk menjelaskan tentang bagaimana upaya negosiasi
penyusun anggaran sebagai salah satu tahapan dalam
penentuan anggaran dalam proses penyusunan anggaran di
Polres Malang yang diarahkan guna meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis TI.
4) Konsep pemeriksaan
Pemeriksaan adalah proses sistematik untuk
mengevaluasi pernyataan terkait sesuatu hal, dengan tujuan
untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan oleh organisasi (Mulyadi, 2002).
Teori ini akan digunakan sebagai pisau analisis pada bab III
dan bab V, yaitu untuk menjelaskan tentang bagaimana
upaya pemeriksaan komponen anggaran sebagai salah satu
tahapan dalam penentuan anggaran dalam proses
penyusunan anggaran di Polres Malang yang diarahkan guna
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI.
5) PP No. 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Proses penyusunan rencana kerja dan anggaran
menggunakan pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka
9

Menengah (KPJM), penganggaran terpadu, dan


penganggaran berbasis kinerja. Di dalam anggaran yang
diperlukan, diuraikan program dan kegiatan untuk tahun
anggaran yang direncanakan yang dirinci menurut jenis
belanja, prakiraan maju untuk tahun berikutnya, serta sumber
dan sasaran pendapatan. Peraturan ini akan sebagai pisau
analisis pada bab III dan bab V, yaitu untuk mengetahui
sejauhmana kepatuhan hukum Polres Malang dalam
melaksanakan penyusunan anggaran baik pada proses
penentuan pedoman anggaran maupun penentuan anggaran
yang diarahkan guna meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.

10. Analisis SWOT


Konsep analisis SWOT digunakan untuk merumuskan analisis
strategis dalam penulisan naskah ini. Setyo Riyanto (2018, hlm.84)
mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah konsepsi yang
digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness),
serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats) secara sistematis.
Dalam penulisan ini, konsep analisa SWOT digunakan sebagai pisau
analisis pada bab IV.
Selain itu, naskah ini juga menggunakan metode atau teknik
pengambilan keputusan multi-kriteria yang dikembangkan oleh Prof.
Thomas L. Saaty, yaitu metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hal
ini bermanfaat untuk membantu pengambil keputusan dalam mengelola
kompleksitas permasalahan melalui cara manajemen strategis.
Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan yang digunakan
untuk mengimplementasikan strategi yang berdaya saing tinggi, sesuai
organisasi dan lingkungannya guna mencapai sasaran organisasi
(Setyo Riyanto, 2018, hlm.86). Dalam penulisan ini, teori manajemen
strategik digunakan sebagai pisau analisis pada bab VI.
10

11. Metode penelitian


Penulisan naskah ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengutamakan peneliti
sebagai instrumen kunci dengan menggunakan pedoman data yang
dikumpulkan, dan memanfaatkan teori yang ada (Sugiyono, 2006).
Dalam melaksanakan analisis pengumpulan data terkait kondisi
faktual, naskah ini mengacu kepada konsep OHA (Organization Health
Audit) yaitu kegiatan analisa secara cermat terhadap kesehatan
organisasi sendiri, serta kegiatan ES (Enviromental Scanning), berupa
pemantauan dan pengevaluasian lingkungan (David Hunger dan
Tomas L. Wheelen, 2003, hlm.4). Konsep ini digunakan pada Bab III.
BAB III
KONDISI FAKTUAL
PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI

12. Umum.
Secara geografis, wilayah hukum Polres Malang terletak antara
117o s.d. 122,57o BT dan 7,45o LS dengan luas wilayah sekitar
3.499,02 Km2. Jika dilhat dari aspek demografi, jumlah penduduk
tahun 2020 adalah 2.703.136 Jiwa, terdiri dari 1.306.115 jiwa laki-laki
dan 1.343.021 jiwa perempuan. Dengan demikian, perbandingan
anggota Polres Malang dengan jumlah penduduk adalah 1 : 2.228
orang dan perbandingan anggota Polres Malang dengan luas wilayah
adalah 1 : 2,88 Km² (Intel Dasar Polres Malang, 2020).
Jika ditinjau dari aspek keamanan, situasi di wilayah hukum
Polres Malang saat ini cukup kondusif walaupun masih diwarnai
dengan terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hukum dan tindak
kriminalitas. Dalam melaksanakan tugas di bidang pemeliharaan
keamanan tersebut, Polres Malang didukung dengan kekuatan sumber
daya manusia sebanyak 1.202 personel.
Dalam menghadapi tantangan tugas yang semakin kompleks,
Polres Malang saat ini telah didukung dengan ketersediaan sumber
daya sarana dan prasarana yang berbasis TI, yang diperlukan guna
mengimbangi kemajuan teknologi yang semakin pesat seiring dengan
adanya era revolusi industri 4.0. Adapun beberapa peralatan TI yang
dimiliki oleh Polres Malang dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Data Peralatan TI di Polres Malang Tahun 2020
Kondisi
No Jenis Jumlah Ket
B RR RB
1 Komputer 404 396 8 -
2 Laptop 23 20 3 -
3 Printer 218 142 76 -
4 Smartphone 45 35 10 -
Sumber : Lapsat Polres Malang, 2020.

11
12

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada


saat ini terdapat sejumlah peralatan berbasis teknologi informasi yang
disediakan guna mengimbangi perkembangan teknologi dan informasi,
yaitu berupa komputer sebanyak 404 unit, laptop sebanyak 23 unit,
printer sebanyak 218 unit dan smartphone sebanyak 45 unit. Namun,
jumlah tersebut hingga saat ini masih belum memadai dan belum
sesuai dengan kebutuhan, terlebih pada saat ini dihadapkan pada
tantangan tugas yang semakin kompleks. Kondisi inilah yang
mengharuskan adanya upaya peningkatan ketersediaan peralatan TI
yang dapat diawali dengan merumuskan penyusunan anggaran yang
akan mencantumkan rencana kebutuhan (Renbut) terkait dengan jenis-
jenis peralatan TI yang diperlukan oleh Polres Malang.
Dalam prosesnya, penyusunan anggaran tersebut harus
senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip logis, proporsional,
profesional, terukur dan aplikatif, sehingga akan benar-benar efektif
dalam meningkatkan ketersediaan berbagai peralatan berbasis TI di
Polres Malang.

13. Kondisi faktual.


Untuk mengetahui bagaimana kondisi faktual terkait dengan
penyusunan anggaran Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan
peralatan berbasis TI, maka dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Tahap penentuan pedoman anggaran di Polres Malang
dalam meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI
Dalam menunjang kinerja jajaran Polres Malang, pada saat
ini sudah didukung oleh sejumlah anggaran sebagaimana yang
tercantum pada DIPA Polres Malang TA. 2020. Untuk alokasi
anggaran yang diperuntukkan bagi tiap-tiap program dapat
digambarkan pada tabel di bawah ini :
13

Tabel 3.2
Data Alokasi Anggaran DIPA Polres Malang TA. 2020
JUMLAH PAGU
NO PROGRAM
(RP)
Program dukungan manajemen dan
1 107.593.765.000
pelaksanaan tugas teknis lainnya
Program peningkatan sarana dan
2 13.106.996.000
prasarana aparatur Polri
Program pengawasan dan
3 peningkatan akuntabilitas aparatur 86.845.000
Polri
Program pengembangan strategi
4 2.801.336.000
keamanan dan ketertiban
Program pemberdayaan potensi
5 5.358.414.000
keamanan
Program pemeliharaan keamanan
6 10.158.300.000
dan ketertiban masyarakat
Program penyelidikan dan
7 8.925.037.000
penyidikan tindak pidana
Program pengembangan hukum
8 20.000.000
Kepolisian
JUMLAH 148.050.693.000
Sumber : Lapsat Polres Malang, 2020.

Berdasarkan data pada tabel di atas, pada saat ini telah


tersedia anggaran yang dialokasikan untuk mendukung
pelaksanaan Tupoksi Polres Malang, yaitu dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 148.050.693.000. Terhadap anggaran
tersebut harus dilakukan upaya pengelolaan anggaran secara
baik, efektif dan efisien yang diawali pada tahap penentuan
pedoman anggaran. Hal ini sangat penting karena tingkat
keefektifan suatu tugas/ kegiatan akan sangat tergantung dari
proses penentuan pedoman anggaran yang dirumuskan.
Begitupun halnya dalam pengadaan peralatan yang berbasis TI,
yang dalam hal ini telah termuat dalam program dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis.
14

Untuk pelaksanaan penentuan pedoman anggaran di Polres


Malang, saat ini menjadi tugas dan tanggungjawab fungsi
perencanaan dan keuangan yang tergabung dalam Tim Pokja.
Adapun untuk mekanismenya dapat digambarkan berikut ini :
1) Pada akhir Desember TAB-1 (Tahun Anggaran Berjalan-1),
Tim Pokja menyiapkan rencana kebutuhan anggaran dengan
mengisi formulir dalam aplikasi RKA-K/L yang dilengkapi
dengan dokumen-dokumen pendukung ke Mabes Polri secara
berjenjang.
2) Pada bulan Januari tahun anggaran berjalan (TAB) diadakan
rapat dengan materi : penyusunan kebutuhan dan anggaran
sesuai LAKIP TAB-1, DIPA TAB, arah kebijakan, sasaran dan
strategi Polri serta Tupoksi; dan pembentukan
Tim/Kepanitiaan Pokja berdasarkan Sprin.
3) Penyiapan bahan materi rencana anggaran, visi dan misi
yang harus disesuaikan dengan visi dan misi Polres. Selain
itu juga disiapkan berbagai kelengkapan adminstrasi dan
dokumen pendukung lainnya.
4) Rancangan rencana anggaran dipaparkan dan disahkan pada
bulan Januari tahun anggaran berjalan.

Kondisi faktual yang ada menunjukan bahwa proses


penentuan pedoman anggaran di Polres Malang telah mengacu
pada mekanisme yang ada. Meski demikian, masih dijumpai ada
beberapa permasalahan sebagaimana yang diuraikan berikut ini :
1) Proses penyusunan rencana kerja dan anggaran cenderung
hanya didelegasikan kepada Bagren, sehingga proses
penentuan pedoman anggaran cenderung belum partisipatif
dan pembentukan Tim Pokja terkesan bersifat formalitas.
2) Dalam penentuan program kegiatan kurang memperhatikan
dinamika perkembangan lingkungan strategik, karena dalam
proses penentuannya hanya mencontoh program kegiatan
tahun sebelumnya.
15

3) Masih kurang berjalannya sistem HTCK dan koordinasi


internal sehingga berakibat terhadap kurangnya keterpaduan
dalam merumuskan pedoman anggaran yang proporsional
dan profesional, termasuk yang diarahkan dalam rangka
peningkatan ketersediaan peralatan yang berbasis TI.
4) Dalam penentuan pedoman anggaran terkait dengan upaya
peningkatan ketersediaan peralatan berbasis TI masih belum
sepenuhnya menggunakan metode bottom up budgeting,
sehingga penentuan pedoman anggaran kurang bersifat
partisipatif.

b. Tahap penentuan anggaran di Polres Malang dalam


meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI
Anggaran merupakan salah satu pedoman untuk menilai
akuntabilitas kinerja suatu perusahaan/organisasi. Adanya
penyimpangan pengelolaan anggaran merupakan salah satu
indikator adanya situasi krisis yang memerlukan perhatian
manajemen. Oleh sebab itu, sudah merupakan keharusan terkait
adanya sistem penyusunan anggaran yang baik, termasuk dalam
melaksanakan tahap penentuan anggaran, sehingga anggaran
yang tersedia benar-benar dapat efektif dalam menunjang
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
Apabila dikaitkan dengan upaya peningkatan ketersediaan
peralatan berbasis TI, maka kondisi faktual terkait dengan
penentuan anggaran di Polres Malang dapat digambarkan
sebagai berikut :
1) Pada bulan januari TAB sudah dilaksanakan rapat dengan
materi penyusunan kebutuhan dan anggaran sesuai LAKIP
TAB - 1, DIPA tahun anggaran berjalan, arah kebijakan,
sasaran dan strategi Polri serta Tupoksi, akan tetapi dalam
proses penentuan anggaran belum sepenuhnya menampung
pendapat dan saran dari para Kasatfung sebagai pelaksana
program/kegiatan. Hal ini berdampak kepada beberapa
16

kegiatan yang belum tercantum dan juga belum terdukung


anggaran termasuk yang terkait dengan upaya peningkatan
ketersediaan peralatan berbasis TI.
2) Dalam penentuan besaran anggaran yang dibutuhkan guna
penyediaan berbagai peralatan berbasis TI, cenderung
kurang proporsional karena tidak melalui proses perhitungan
yang matang dan teliti.
3) Dalam proses pengajuan usulan rencana kebutuhan
anggaran untuk penyediaan peralatan berbasis TI pada
TAB+1, belum disertai oleh adanya upaya pemeriksaan dan
evaluasi secara mendalam oleh KPA, sehingga belum
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan riil dan cenderung
hanya mendasari atau menyalin dari rencana kebutuhan
anggaran pada tahun sebelumnya.

14. Implikasi.
Dengan belum optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan dapat menimbulkan beberapa implikasi
sebagaimana yang dapat diuraikan berikut ini.
a. Terhadap upaya meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.
Dengan belum optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan berdampak terhadap adanya sejumah
program dan kegiatan yang belum dapat terlaksana atau terwujud
dengan baik termasuk yang terkait dengan upaya untuk
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI.
b. Terhadap upaya mewujudkan Polri yang profesional.
Dengan belum optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan berdampak terhadap kurang maksimalnya
tugas-tugas dan kegiatan yang dilaksanakan pada tiap-tiap
Satfung. Hal ini yang akan memberikan dampak terhadap
terhambatnya upaya untuk mewujudkan Polri yang profesional.
17
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI

15. Lingkungan strategis.


a. Global.
Seiring dengan adanya globalisasi, banyak negara-negara
maju di Eropa dan Amerika telah melaksanakan reformasi di
sektor publik dan menjadikan reformasi manajemen sebagai satu
prioritas yang harus diwujudkan dengan baik. Reformasi tersebut
diarahkan dalam rangka economic saving, peningkatan kualitas
pelayanan, dan operasional pemerintahan yang lebih effisien dan
perumusan kebijakan yang lebih efektif (Polliitt & Bouckaert,
1999). Salah satu gerakan perubahan di sektor publik atau
pemerintahan adalah dalam hal pengelolaan anggaran dan
keuangan, dimana pada saat ini sudah ada berbagai pendekatan
dalam pengelolaan anggaran yang digunakan sejumlah negara,
salah satunya adalah sistem anggaran berbasis kinerja yang
dalam proses penyusunan anggarannya senantiasa
mengedepankan prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi dan
akuntabilitas.

b. Regional.
Terjadinya perubahan dalam sistem penganggaran telah
dilakukan oleh sejumlah negara di kawasan regional Asia
Tenggara. Sebagai contoh, Singapura yang telah menggunakan
pendekatan anggaran berbasis kinerja semenjak tahun 1980an
dan pada saat ini telah menetapkan sistem e-government dan e-
budgeting dalam rangka meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan anggaran. Adapun terkait dengan
penyusunan anggaran, beberapa negara di kawasan Asia
Tenggara saat ini sudah menggunakan metode bottom up

18
19

budgeting yang juga dikenal sebagai anggaran yang ditetapkan


sendiri (self-imposed budget) atau anggaran partisipatif
(participative budget ). Anggaran ini disiapkan dengan koordinasi
penuh dan partisipasi dari semua tingkat manajemen dalam suatu
organisasi.

c. Nasional.
Sejalan dengan tuntutan untuk dapat mewujudkan
pemerintahan yang baik dan bersih (good government and clean
governance), Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah
perubahan dalam pengelolaan anggaran negara. Perubahan yang
dilakukan adalah dari pendekatan anggaran yang bersifat
tradisional (traditional budgeting) menuju pendekatan baru
yang kini dikenal dengan anggaran berbasis kinerja
(performance based budgeting). Dengan adanya kelemahan
dari penerapan anggaran tradisional yang didominasi
penyusunan anggaran yang bersifat line-item dan incrementalism
atau proses penyusunan anggaran yang hanya mendasarkan
pada realisasi anggaran tahun sebelumnya dan sering
bertentangan dengan kebutuhan riil dan kepentingan
masyarakat, maka anggaran berbasis kinerja menjadi salah
satu jawaban untuk dapat mewujudkan sistem penyusunan dan
pengelolaan anggaran yang berorientasi pada pencapaian hasil
atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi, efektivitas
pelayanan kepada publik yang berorientasi kepada kepentingan
publik.

16. Faktor Internal.


a. Kekuatan (Strength).
1) Adanya reformasi birokrasi Polri termasuk yang berkaitan
dengan upaya mewujudkan sistem pengelolaan anggaran
yang efektif dan efisien.
20

2) Sudah adanya sosialisasi dan pembekalan mengenai


mekanisme penyusunan anggaran Polri di tingkat KOD.
3) Adanya komitmen pimpinan Polres Malang untuk mewujudkan
sistem perencanaan anggaran yang logis, proporsional dan
terukur.
4) Sudah dibentuknya Tim Pokja penyusunan anggaran.
5) Sudah adanya mekanisme evaluasi dan pengkajian terhadap
penyusunan anggaran di Polres Malang.

b. Kelemahan (Weakness).
1) Dalam penentuan anggaran yang dibutuhkan guna
meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI, belum
sepenuhnya menggunakan pendekatan partisipatif.
2) Kegiatan penyusunan anggaran cenderung formalitas
sehingga terkesan hanya sekedar pemenuhan kewajiban.
3) Masih kurangnya pengetahuan dan penguasaan SDM Polres
Malang terhadap bidang pengelolaan anggaran.
4) Sistem HTCK dan koordinasi internal dalam proses
penyusunan anggaran belum dijalankan dengan baik.
5) Masih kurangnya koordinasi dengan satuan atas dalam
rangka pemberian asistensi dan konsultasi terkait penyusunan
anggaran yang aplikatif dan proporsional.

17. Faktor Eksternal.


a. Peluang (Opportunity).
1) Adanya kebijakan good government yang menuntut setiap
instansi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan anggaran negara.
2) Adanya berbagai regulasi yang dijadikan pedoman dalam
proses penyusunan anggaran Polri.
3) Adanya dukungan dari instansi terkait terhadap upaya
peningkatan kemampuan penyusunan anggaran Polres
Malang.
21

4) Kuatnya tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya


modernisasi sarana dan prasarana TI Polri sehingga harus
disertai oleh adanya penyediaan anggaran yang memadai.
5) Harapan masyarakat terhadap peningkatan akuntabilitas
pengelolaan anggaran Polres Malang.

b. Ancaman (Threat).
1) Kompleksnya permasalahan sosial dan pelanggaran hukum
yang terjadi, belum sebanding dengan ketersediaan sumber
daya yang dimiliki Polres Malang.
2) Masih ada sikap masyarakat yang membuka peluang
terhadap terjadinya penyimpangan termasuk dalam hal
penyusunan anggaran di Polres Malang.
3) Perkembangan lingkungan strategi yang saat ini memasuki
era revolusi industri 4.0 belum diimbangi dengan dukungan
sarana dan prasarana berbasis TI yang memadai.
4) Adanya opini negatif masyarakat yang kurang percaya
terhadap Polri khususnya dalam hal penggunaan anggaran
dan keuangan negara.
5) Masih kurangnya pemberian Binteknis dari BPKP terkait
dengan mekanisme penyusunan rencana anggaran yang
efektif dan efisien.
BAB V
KONDISI IDEAL
PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN BERBASIS TI

Dengan mencermati kondisi faktual terkait penyusunan anggaran di


Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan peralatan TI dalam rangka
terwujudnya Polri yang profesional, sebagaimana telah dijelaskan pada bab
III di atas, selanjutnya perlu didalami terhadap kondisi ideal, atau kondisi
yang diharapkan dari berbagai penyebab timbulnya permasalahan. Kondisi
ideal tersebut akan digambarkan lebih lanjut pada uraian di bawah ini.

18. Umum.
Perencanaan merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan anggaran adalah suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka
waktu satu tahun.
Dalam menyusun perencanaan dan penganggaran, maka harus
dikedepankan adanya prinsip-prinsip transparan, akuntabel, efektivitas,
efisiensi dan profesional. Selain itu, dalam penyusunan produk
perencanaan harus dilaksanakan secara tajam dan aplikatif sehingga
akan efektif untuk dijadikan pedoman dan dapat menunjang
keberhasilan pelaksanaan suatu program kegiatan/kerja. Hal yang
sama berlaku dalam upaya peningkatan ketersediaan alat TI di Polres
Malang. Penyusunan anggaran yang baik sangat diperlukan, karena
akan memberikan kontribusi terhadap adanya perencanaan kebutuhan
yang dapat terdukung dengan anggaran yang memadai. Dengan
berpedoman kepada hal tersebut, maka upaya untuk mengoptimalkan
penyusunan anggaran di Polres Malang menjadi sangat penting, yang
dalam hal ini ditandai oleh adanya tahap penentuan pedoman

22
23

anggaran dan tahap penentuan anggaran yang baik, sehingga akan


mampu meningkatkan ketersediaan berbagai alat TI yang diperlukan
guna menunjang kinerja jajaran Polres Malang, dan pada akhirnya
akan berdampak terhadap terwujudnya Polri yang profesional.

19. Kondisi Ideal.


a. Tahap penentuan pedoman anggaran di Polres Malang
dalam meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI
1) Proses penyusunan dan penentuan anggaran tidak hanya
dilakukan oleh Bagren, akan tetapi harus melibatkan seluruh
Tim Pokja yang dibentuk, sehingga dalam proses penyusunan
pedoman anggaran akan lebih optimal dan komperehensif.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan
tanggungjawab anggota Tim Pokja Polres Malang sehingga
akan dapat melaksanakan peran dan tugasnya dalam
menyusun pedoman anggaran secara baik dan optimal.
2) Dalam penentuan program kegiatan dan target kinerja yang
akan dituangkan ke dalam materi perencanaan anggaran,
agar memperhatikan dinamika perkembangan lingkungan
strategik dengan berpedoman kepada berpedoman pada
Renstra dan Kirka Intel. Hal ini sesuai dengan yang ditetapkan
pada PP No. 90 tahun 2010, bahwa harus ada penguraian
biaya masing-masing program dan kegiatan untuk tahun
anggaran yang direncanakan secara rinci menurut jenis
belanja, prakiraan maju untuk tahun berikutnya, serta sumber
dan sasaran pendapatan, sehingga proses penyusunan
anggaran tidak sekedar formalitas dan hanya mencontoh dari
rencana anggaran tahun sebelumnya,
3) Sistem HTCK dan koordinasi internal harus dapat dijalankan
dengan baik sehingga akan dapat membangun kesamaan
persepsi dan akan terwujud keterpaduan dalam merumuskan
pedoman anggaran yang proporsional dan profesional,
24

termasuk yang diarahkan dalam rangka peningkatan


ketersediaan peralatan yang berbasis TI. Untuk itu, maka
perlu ada upaya untuk dapat meningkatkan sosialisasi HTCK
sehingga dapat diketahui dan dipahami dengan baik oleh
anggota fungsi perencanaan dan keuangan maupun anggota
masing-masing Satfung.
4) Dalam penyusunan pedoman anggaran terkait dengan upaya
peningkatan ketersediaan peralatan berbasis TI, harus
menggunakan metode bottom up budgeting, sehingga
penyusunan rencana anggaran lebih bersifat partisipatif.
Dalam prosesnya, perencanaan program dan anggaran terkait
penyediaan alat berbasis TI harus disusun secara berjenjang
dari bawah ke atas (bottom up) dari pengguna anggaran
terkecil sampai pada unit organisasi. Selanjutnya unit
organisasi menyusun dan memadukan rencana program dan
anggaran seluruh satker jajarannya menjadi program dan
anggaran unit organisasi. Pengusulan pengadaan materiil,
fasilitas, dan jasa serta anggaran dilaksanakan melalui satu
pintu yaitu fungsi perencanaan pada Satker Polres Malang.

b. Tahap penentuan anggaran di Polres Malang dalam


meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI
1) Dalam proses penentuan anggaran harus dapat menampung
pendapat dan saran dari para Kasatfung sebagai pelaksana
program/kegiatan. Dengan demikian, maka setiap kegiatan
dapat tercantum dan juga terdukung anggaran termasuk yang
terkait dengan upaya peningkatan ketersediaan peralatan
berbasis TI.
2) Dalam penentuan besaran anggaran yang dibutuhkan guna
penyediaan berbagai peralatan berbasis TI, harus
dilaksanakan secara proporsional dan melalui proses
penghitungan yang baik dan teliti. Oleh karena itu, dalam
menetapkan berbagai macam program, dalam proses
25

penyusunan anggaran harus memperhatikan prinsip-prinsip


sebagai berikut, antara lain: realistis, yaitu sangat mungkin
untuk dicapai; luwes, yaitu tidak kaku sehingga terdapat
peluang untuk berubah sesuai dengan situasi dan kondisi;
dan berkelanjutan, yaitu anggaran harus mendapatkan
perhatian secara terus menerus dan bukan bersifat insidental.
3) Dalam proses pengajuan usulan rencana kebutuhan
anggaran untuk penyediaan peralatan berbasis TI pada
TAB+1, harus disertai oleh adanya upaya pengkajian dan
evaluasi secara mendalam oleh KPA, sehingga dapat sesuai
dengan kebutuhan riil dan tidak hanya menyalin dari rencana
anggaran tahun sebelumnya.

20. Kontribusi.
Dengan optimalnya penyusunan anggaran Polres Malang, maka
akan dapat diperoleh beberapa kontribusi sebagaimana yang akan
diuraikan berikut ini.
a. Terhadap upaya meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.
Dengan optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka setiap program dan kegiatan dapat terlaksana atau
terwujud dengan baik termasuk yang terkait dengan upaya untuk
meningkatkan ketersediaan berbagai peralatan berbasis TI.
b. Terhadap upaya mewujudkan Polri yang profesional.
Dengan optimalnya penyusunan anggaran di Polres
Malang, maka akan memberikan dukungan terhadap
maksimalnya tugas-tugas dan kegiatan yang dilaksanakan oleh
tiap-tiap Satfung. Hal ini yang akan berkontribusi dalam
mewujudkan Polri yang profesional.
26

21. Indikator keberhasilan.


Dengan optimalnya penyusunan anggaran di Polres Malang maka
akan dapat meningkatkan ketersediaan peralatan berbasis TI dan akan
memberikan dampak terhadap perwujudan Polri yang profesional. Hal
tersebut dapat ditandai oleh adanya indikator keberhasilan berikut ini :
a. Meningkatnya kemampuan dalam menyusun pedoman anggaran
yang logis, terukur dan aplikatif. Dengan adanya hal tersebut,
maka dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap kinerja
Polres Malang, termasuk yang berkaitan dengan upaya
pemenuhan peralatan berbasis TI yang dibutuhkan guna
menunjang profesionalisme kinerja.
b. Meningkatnya kemampuan dalam menentukan anggaran yang
realistis dan proporsional, sehingga anggaran akan dapat sesuai
dengan kebutuhan riil. Dengan adanya hal tersebut, maka akan
menunjang terwujudnya kinerja setiap Satfung di Polres Malang
yang optimal dan profesional.
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH
OPTIMALISASI PENYUSUNAN ANGGARAN DI POLRES MALANG
GUNA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PERALATAN TI
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA POLRI YANG PROFESIONAL

Untuk memformulasikan upaya pemecahan masalah terkait dengan


penyusunan anggaran di Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan
alat TI dalam rangka terwujudnya Polri yang profesional, dapat dimulai
dengan melakukan analisis faktor strategis terpilih, baik internal maupun
eksternal, melalui analisis IFAS/EFAS guna memperoleh posisi organisasi,
berikut ini.

Tabel 6.1
Internal Factors Analysis Strategic (IFAS)
FAKTOR STRATEGI KUNCI
NO BOBOT PERINGKAT SKOR
KEKUATAN
1 Reformasi birokrasi Polri 0,09 8,00 0,72
2 Sosialiasi sun ren gar 0,09 7,00 0,63
3 Komitmen pimpinan 0,11 7,00 0,77
4 Tim Pokja 0,11 7,00 0,77
5 Mekanisme evaluasi 0,10 8,00 0,80
KELEMAHAN
1 Pendekatan partisipatif 0,12 4,00 0,48
2 Penyusunan gar formalitas 0,08 3,00 0,24
3 Pengetahuan bid ren gar 0,08 3,00 0,24
4 Sistem HTCK 0,13 4,00 0,52
5 Koordinasi dgn satuan atas 0,08 2,00 0,16
TOTAL 1,00 5,33

Tabel 6.2
External Factors Analysis Strategic (EFAS)
FAKTOR STRATEGI KUNCI
NO BOBOT PERINGKAT SKOR
PELUANG
1 Kebijakan good government 0,09 7,00 0,63
2 Regulasi 0,11 8,00 0,88

27
28

3 Dukungan instansi terkait 0,10 7,00 0,70


4 Tuntutan modernisasi 0,11 8,00 0,88
5 Harapan masyarakat 0,09 6,00 0,54
ANCAMAN
1 Permasalahan sosial 0,09 4,00 0,36
2 Sikap masyarakat 0,13 3,00 0,39
3 Revolusi industri 4.0 0,08 2,00 0,16
4 Opini negatif masyarakat 0,09 3,00 0,27
5 Binteknis BPKP 0,11 3,00 0,33
TOTAL 1,00 5,14

Dengan mendasari hasil perhitungan diatas, maka posisi organisasi


terkait strategi penyusunan anggaran di Polres Malang guna meningkatkan
ketersediaan peralatan berbasis TI dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 6.1
Posisi Organisasi
29

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa skor bobot untuk


faktor internal adalah 5,33, sedangkan skor bobot faktor eksternal adalah
5,14. Jika kedua skor bobot digabungkan, maka titik pertemuan berada di
sel 5A (Growth), yakni konsentrasi melalui integrasi horizontal. Sehingga,
penyusunan anggaran di Polres Malang harus dioptimalkan guna
meningkatkan ketersediaan peralatan TI. . Selanjutnya, proses pemecahan
masalah dilakukan melalui pendekatan translation process, yang meliputi:

22. Visi
“Terwujudnya Polri yang profesional melalui penyusunan
anggaran yang optimal guna meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.”

23. Misi
a. Meningkatkan profesionalisme tahap penentuan pedoman
anggaran di Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan
peralatan berbasis TI
30

b. Meningkatkan profesionalisme tahap penentuan anggaran di


Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI.

24. Tujuan
a. Terwujudnya tahap penentuan pedoman anggaran di Polres
Malang yang profesional guna meningkatkan ketersediaan
peralatan berbasis TI.
b. Terwujudnya tahap penentuan anggaran di Polres Malang yang
profesional guna meningkatkan ketersediaan peralatan yang
berbasis TI.

25. Sasaran
Beberapa sasaran dalam upaya optimalisasi penyusunan
anggaran di Polres Malang guna meningkatkan ketersediaan peralatan
yang berbasis TI, antara lain:
a. Sikap masyarakat
b. Sistem HTCK
c. Pendekatan partisipatif
d. Tuntutan modernisasi
e. Regulasi penyusunan anggaran
f. Komitmen pimpinan
g. Tim Pokja
h. Dukungan instansi terkait
i. Binteknis BPKP
j. Mekanisme evaluasi

26. Kebijakan
Dalam upaya mengoptimalkan penyusunan anggaran di Polres
Malang guna meningkatakan ketersediaan peralatan berbasis TI dalam
rangka terwujudnya Polri yang profesional dapat berpedoman kepada
kebijakan “Penguatan Polri yang Promoter” yang telah ditetapkan
Kapolri, yaitu konsep Polri yang profesional, modern dan terpercaya
31

khususnya pada program prioritas yang ke-2, yaitu terkait penertiban


Harkamtibmas, dan program prioritas ke-6, yaitu penataan
kelembagaan.

27. Strategi
Penentuan strategi didasarkan kepada analisa perhitungan
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS) sebagaimana yang
dapat digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 6.3
Strategic Factors Analysis Summary (SFAS)

a. Jangka pendek (0-3 bulan).


1) Meningkatkan transparansi penyusunan anggaran untuk
penyediaan peralatan berbasis TI
2) Memantapan sistem HTCK dan koordinasi.
3) Meningkatkan keterlibatan anggota dalam menyusun
anggaran untuk penyediaan peralatan berbasis TI
4) Meningkatkan koordinasi dengan BPKP.
b. Jangka sedang (0-6 bulan).
1) Meningkatkan penentuan alokasi anggaran untuk
penyediaan peralatan berbasis TI
32

2) Meningkatkan prioritas dalam menyusun rencana


penyediaan peralatan berbasis TI
3) Meningkatkan peran Tim Pokja untun menyusun rencana
peralatan berbasis TI yang proporsional
c. Jangka panjang (0-12 bulan).
1) Meningkatkan penataan regulasi penyusunan anggaran
2) Menjalin kerjasama dengan instansi terkait.
3) Meningkatkan evaluasi terhadap penyusunan anggaran
untuk penyediaan peralatan berbasis TI.

28. Implementasi strategi (Action plan)


a. Strategi jangka pendek (0-3 bulan).
1) Program : Peningkatan transparansi penyusunan anggaran
untuk penyediaan peralatan berbasis TI
a) Metode :
(1) Sosialisasi
Kapolres mensosialisasikan kepada Tim Pokja
terkait prinsip transparansi dalam penyusunan
dokumen rencana anggaran untuk penyediaan
peralatan berbasis TI
(2) Pembinaan
Kapolres memberikan jukrah kepada Tim Pokja
tentang keharusan untuk upaya pemberian akses
kejelasan dan keterbukaan informasi, yakni harus
memberikan kelengkapan dan kejelasan informasi
seperti adanya penyertaan dokumen pendukung
yang memadai dalam bentuk Term of Reference
(TOR) atau KAK dan Rencana Anggaran Biaya yang
terkait dengan pengadaan peralatan TI.
b) Indikator kinerja program :
(1) Meningkatnya publikasi terkait dokumen rencana
anggaran untuk penyediaan peralatan TI
33

(2) Menurunnya potensi penyimpangan dalam proses


pengadaan peralatan berbasis TI
2) Program : Pemantapan sistem HTCK dan koordinasi.
a) Metode :
(1) Sosialisasi
Kapolres mensosialisasikan kepada para kabag dan
kasatfung terkait sistem HTCK dan koordinasi yang
harus dijalankan dalam penyusunan anggaran.
(2) Pembinaan
Kapolres mengarahkan para kabag dan kasatfung
untuk dapat melaksanakan HTCK dengan baik
sehingga akan tercipta keterpaduan kinerja
b) Indikator kinerja program :
(1) Terwujudnya kesamaan persepsi mewujudkan
produk perencanaan yang berkualitas.
(2) Terciptanya sistem pembagian peran, tugas dan
kewenangan secara jelas.
3) Program : Peningkatan keterlibatan anggota dalam menyusun
anggaran untuk penyediaan peralatan TI
a) Metode :
(1) Pembinaan
Kapolres mengarahkan Kabagren agar dapat
menggunakan pendekatan partisipatif dalam
menyusun anggaran yaitu dengan meningkatkan
keterlibatan anggota dalam menetapkan program
kegiatan dan alokasi anggaran yang ditetapkan
untuk penyediaan peralatan TI
(2) Pemberdayaan
Kapolres memberdayakan para Kasatfung untuk
mengkompulir data dan catatan terkait dengan
kebutuhan alat-alat TI pada unit kerjanya.
34

b) Indikator kinerja program :


(1) Terwujudnya penerapan metode anggaran secara
bottom up.
(2) Terakomodirnya kebutuhan anggaran untuk
penyediaan peralatan TI
4) Program : Peningkatan koordinasi dengan BPKP.
a) Metode :
Koordinasi
Kapolres melalui Karo Rena membangun koordinasi
intensif dengan pejabat BPKP sehingga dapat
memberikan pembekalan dan Binteknis terkait dengan
penyusunan anggaran yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabel.
b) Indikator kinerja program :
Terwujudnya dukungan BPKP terhadap peningkatan
kemampuan fungsi perencanaan Polres Malang.

b. Strategi jangka sedang (0-6 bulan).


1) Program : Peningkatan penentuan alokasi anggaran untuk
penyediaan peralatan berbasis TI
a) Metode :
(1) Pembinaan
Kapolres memberikan arahan kepada Tim Pokja
agar dapat menentukan alokasi anggaran yang
diperuntukan bagi penyediaan peralatan berbasis TI
secara proporsional dan sesuai dengan kebutuhan
Riil
(2) Pemberdayaan
Kapolres memberdayakan Kabagren untuk
mengkompulir data dan informasi terkait dengan
besaran anggaran yang dibutuhkan untuk peralatan
berbasis TI yang akan diajukan pengadaanya.
35

b) Indikator kinerja program :


Terwujudnya proposionalitas alokasi anggaran dalam
penyediaan peralatan berbasis TI
2) Program : Peningkatan prioritas dalam menyusun rencana
penyediaan peralatan berbasis TI.
a) Metode :
(1) Pembinaan.
Kapolres mengarahkan Tim Pojka untuk
memprioritaskan pengajuan renbut tentang berbagai
peralatan TI yang diperlukan Polres.
(2) Pemberdayaan
Kapolres memberdayakan Kabagren untuk untuk
dapat mencantumkan seluruh kebutuhan peralatan
TI dalam dokumen perencanaan secara terperinci
dan logis.
b) Indikator kinerja program :
(1) Terpenuhinya kebutuhan peralatan TI di Polres
Malang
(2) Meningkatnya efisiensi pelaksanaan tugas anggota
Polres Malang.
3) Program : Peningkatan peran Tim Pokja untuk menyusun
rencana penyediaan peralatan berbasis TI yang proporsional.
a) Metode :
(1) Sosialisasi
Kapolres memberikan sosialisasi kepada Tim Pokja
terkait berbagai pilun yang dijadikan acuan dalam
menyusun rencana penyediaan peralatan berbasis
TI yang proporsional, sehingga dapat dipahami dan
diimplementasikan dengan baik.
(2) Pemberdayaan
Kapolres memberdayakan Tim Pokja agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggungnya secara baik
36

guna dihasilkan produk perencanaan anggaran yang


proporsional dan aplikatif.
b) Indikator kinerja program :
(1) Meningkatnya kesadaran Tim Pokja untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara
baik khususnya dalam pengadaan peralatan TI.
(2) Terwujudnya komitmen Tim Pokja untuk
meningkatkan akuntabilitas dalam penyusunan
anggaran untuk penyediaan peralatan TI

c. Strategi jangka panjang (0-12 bulan).


1) Program : Peningkatan penataan regulasi penyusunan
anggaran.
a) Metode
(1) Pembinaan
Kapolres mengarahkan Tim Pokja (fungsi
perencanaan dan keuangan) untuk melakukan
pengkajian terhadap berbagai regulasi penyusunan
anggaran yang ada untuk kemudian dituangkan ke
dalam Juklak/Juknis dan SOP yang lebih aplikatif
(2) Sosialisasi
Kapolres meningkatan sosialisasi kepada Tim Pokja
terkait dengan berbagai Juklak/Juknis dan SOP
yang telah ditetapkan.
b) Indikator kinerja program :
(1) Tersedianya kelengkapan pilun yang dijadikan
acuan dalam melaksanakan proses penyusunan
anggaran
(2) Terselenggaranya proses penyusunan anggaran
yang proporsional dan profesional
37

2) Program : Kerjasama dengan instansi terkait


a) Metode :
(1) Komunikasi
Kapolres meningkatkan komunikasi dengan
Walikota dalam rangka konsultasi dan sharing
informasi mengenai proses penyusunan dokumen
rencana anggaran
(2) Koordinasi
Kapolres berkoordinasi dengan Walikota guna
mendapatkan dukungan terhadap upaya penyediaan
peralatan TI di Polres Malang
b) Indikator kinerja program :
(1) Terwujudnya koordinasi bidang manajemen
perencanaan dan anggaran.
(2) Terwujudnya dukungan Pemda terhadap
peningkatan ketersediaan peralatan berbasis TI
3) Program : Peningkatan evaluasi terhadap penyusunan
anggaran untuk penyediaan peralatan berbasis TI.
a) Metode :
(1) Review
Kapolres memberdayakan Kasiwas untuk
melakukan review terhadap dokumen rencana
anggaran untuk penyediaan peralatan TI
(2) Evaluasi
Kapolres memberdayakan Wakapolres untuk
melakukan analisa dan evaluasi terhadap dokumen
rencana anggaran yang telah disusun guna
mengetahui kesesuaian dan ketepatannya serta
dalam rangka memberikan upaya tindak lanjut dan
perbaikan terhadap permasalahan dan kendala yang
dihadapi.
38

b) Indikator kinerja program :


(1) Meningkatnya pemberian tindaka korektif dan
upaya tindak lanjut terhadap berbagai temuan dari
hasil pengawasan terhadap proses penyusunan
anggran.
(2) Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas
penyusunan anggaran di Polres Malang.
BAB VII
PENUTUP

29. Simpulan
a. Tahap penentuan pedoman anggaran di Polres Malang pada
saat ini masih belum optimal. Adapun upaya-upaya optimalisasi
yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan ketersediaan
peralatan berbasis TI, antara lain : meningkatkan peran Tim Pokja
untuk menyusun dokumen rencana anggaran terkait penyediaan
peralatan berbasis TI yang proporsional; meningkatkan peran
anggota dalam melaksanakan penyusunan pedoman anggaran;
menjalin kerjasama dengan instansi terkait (pemda, dll);
mensosialisasikan sistem HTCK dan koordinasi yang harus
dijalankan dalam penyusunan anggaran; melakukan penataan
regulasi yang menjadi pedoman penyusunan anggaran;
membangun koordinasi dengan BPKP guna memberikan
pembekalan dan Binteknis terkait penyusunan anggaran yang
efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
b. Tahap penentuan anggaran di Polres Malang pada saat ini masih
belum optimal. Adapun upaya-upaya optimalisasi yang dapat
dilakukan agar dapat meningkatkan ketersediaan peralatan
berbasis TI, antara lain : mengarahkan Tim Pokja agar
menggunakan pendekatan partisipatif dalam menyusun anggaran;
menentukan alokasi anggaran yang diperuntukan bagi
penyediaan peralatan berbasis TI secara proporsional dan sesuai
dengan kebutuhan riil; meningkatkan prioritas dalam menyusun
rencana penyediaan peralatan berbasis TI; dan meningkatkan
evaluasi terhadap penyusunan anggaran untuk penyediaan
peralatan yang berbasis TI.

39
40

30. Rekomendasi.
a. Mengusulkan kepada Kapolda Up Karorena agar memberikan
dukungan terkait dengan fungsi perencanaan untuk mendukung
fungsi pembinaan di aspek perencanaan angggaran kepada
personel polres jajaran, khususnya Polres Malang, dalam upaya
meningkatkan ketersediaan peralatan TI.
b. Mengusulkan kepada Kapolda Up Kabidkeu agar memberikan
dukungan terkait dengan fungsi pelatihan untuk mendukung
aspek perencanaan anggaran kepada unsur perencanaan dan
keuangan polres jajaran, termasuk Polres Malang, dalam
mendukung peningkatan ketersediaan peralatan TI.
c. Mengusulkan kepada Kapolda Up Kabid TI agar mendapatkan
dukungan penggunaan teknologi informasi yang terkait dengan
penyusunan anggaran, baik pada aspek penentuan pedoman
anggaran maupun aspek penentuan anggaran agar dapat
meningkatkan ketersediaan peralatan TI.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Haruman, Tendi & Rahayu, Sri. (2007). Penyusunan Anggaran
Perusahaan, Edisi kedua. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
J. David Hunger dan Tomas L. Wheelen. (2003). Management
Strategis, Diterjemahkan oleh: Julianto Agung. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaharuan.
Lindblom, Charles E. (1984). The policy-making process. New Jersey:
Prentice-Hall.
Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Keenam, Buku Dua. Jakarta : Salemba
Empat.
Nafarin, M. (2013). Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga, Cetakan
kedua, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Roger Fisher dan William Ury. (2011). Negotiating Agreement Without
Giving In. Boston: Houghton Mifflin
Sasongko dan Parulian. (2015). Anggaran. Jakarta : Salemba Empat.
Sukarna. (2011). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju.
Umam, Khaerul. (2012). Manajemen Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.
Williams, Sawyer. (2007). Using Information Technology (Terjemahan
Indonesia), Yogyakarta: Penerbit Andi

vi
Sumber Perundang-undangan :
Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Peraturan Pemerintah No. 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

Sumber dokumen lainnya :


Hanjar MP. Sisrenstra Polri. (2020). Lembang : Lemdiklatpol
Sespimmen Polri.
Hanjar MP. Tata Kelola Kelembagaan. (2020). Lembang : Lemdiklatpol
Sespimmen Polri.
Intel Dasar Polres Malang, Tahun 2020.
Laporan Sikeu Polres Malang, Tahun 2020.
Lapsat Polres Malang, Tahun 2020.
Moorman. Christine dam Gerald Zatman. (1993). Factors Affecting Trust in
Market Research Relationship. Journal of Marketing, Vol. 57.

Sumber internet :
Amri, Nur Fadhila. (2019). Memahami Pengertian Anggaran dan Proses
Penyusunan Anggaran. [Online]. Diakses dari https://www.e-
akuntansi.com/pengertian-anggaran-proses-penyusunan-anggaran/.

vii
viii
ALUR PIKIR

x
POLA PIKIR

xi
IFAS (Internal Faktor Analysis Strategic)

NO KEKUATAN A B C D E WEIGHTED RATING SCORE


1 REFORMASI BIROKRASI POLRI 1,00 8/7 6/7 7/8 7/8 0,09 8,00 0,72
SOSIALISASI MEKANISME WAS
2 7/8 1,00 7/8 8/7 7/8 0,09 7,00 0,63
GAR
3 KOMITMEN PIMPINAN 7/6 8/7 1,00 7/8 8/7 0,11 7,00 0,77
4 KEGIATAN MONITORING 8/7 7/8 8/7 1,00 8/7 0,11 7,00 0,77
5 ADANYA UPAYA EVALUASI 8/7 8//7 7/8 7/8 1,00 0,10 8,00 0,80
    0,50 3,69

NO KELEMAHAN A B C D E WEIGHTED RATING SCORE


PEMERIKSAAN YANG
1 1,00 4/3 4/2 3/4 4/3 0,12 4,00 0,48
FORMALITAS
2 PENGETAHUAN TENTANG SPIP 3/4 1,00 4/3 3/4 3/4 0,08 3,00 0,24
3 KOORDINASI PENGAWAS INTERN 2/4 3/4 1,00 3/4 4/3 0,08 3,00 0,24
4 KLASIFIKASI DATA 4/3 4/3 4/3 1,00 4/2 0,13 4,00 0,52
KOORDINASI DENGAN SATUAN
5 3/4 4/3 3/4 2/4 1,00 0,08 2,00 0,16
ATAS
    0,50 1,64
JUMLAH 1,00 5,33

EFAS (External Faktor Analysis Strategic)


NO PELUANG A B C D E WEIGHTED RATING SCORE

xii
1 KEBIJAKAN GOOD GOVERNMENT 1,00 7/8 7/8 6/8 8/7 0,09 7,00 0,63
2 PERKEMBANGAN IPTEK 8/7 1,00 8/7 7/8 8/6 0,11 8,00 0,88
3 DUKUNGAN INSTANSI TERKAIT 8/7 7/8 1,00 8/7 8/7 0,10 7,00 0,70
4 PERAN PENGAWASAN MASY 8/6 8/7 7/8 1,00 8/7 0,11 8,00 0,88
5 TUNTUTAN PROFESIONALITAS 7/8 6/8 7/8 7/8 1,00 0,09 6,00 0,54
0,50 3,63

NO ANCAMAN A B C D E WEIGHTED RATING SCORE


1 INTERNALISASI WBK 1,00 3/4 4/3 3/4 3/4 0,09 4,00 0,36
2 INTERVENSI THD PENGAWASAN 4/3 1,00 4/3 4/3 4/2 0,13 3,00 0,39
3 AROGANSI MASYARAKAT 3/4 3/4 1,00 3/4 3/4 0,08 2,00 0,16
4 PANDANGAN NEGATIF 4/3 3/4 4/3 1,00 3/4 0,09 3,00 0,27
5 KERJASAMA BIDANG WAS 4/3 2/4 4/3 4/3 1,00 0,11 3,00 0,33
0,50 1,51
JUMLAH 1,00 5,14

NO S F A S A B C D E F G H I J WEIGHTED RATING SCORE JPD JSD JPJ

xiii
1 MEMPERKUAT INTEGRITAS UNSUR 1.0
0
8/6 7/6 8/7 6/8 5/4 6/5 7/6 8/6 4/3 0,11 3,00 0,33
PENGAWASAN INTERNAL
2 MENINGKATKAN PENCATATAN DATA 1.0
6/8
0
4/6 8/7 6/8 6/4 5/6 6/8 5/4 6/5 0,09 4,00 0,36
LAPORAN HASIL PENGAWASAN
3 MENINGKATKAN PEMERIKSAAN 1.0
6/7 6/4
0
5/6 6/7 6/5 6/8 7/8 6/7 6/8 0,09 4,00 0,36
LAPORAN PENGGUNAAN ANGGARAN
4 MEMBERDAYAKAN PENGAWASAN 1.0
7/8 7/8 6/5
0
7/6 4/5 4/6 3/4 6/4 4/6 0,09 8,00 0,72
MASYARAKAT.
5 MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN 1.0
8/6 8/6 7/6 6/7
0
8/6 7/6 6/8 8/4 8/4 0,12 8,00 0,96
SISTEM WAS BERBASIS ELEKTRONIK
6 MEMPERKUAT KOMITMEN PIMPINAN 1.0
4/5 4/6 5/6 5/4 6/8
0
6/8 3/4 3/6 4/8 0,08 7,00 0,56
UTK KAT PENGAWASAN ANGGARAN
7 MENGINTENSIFKAN KEGIATAN 1.0
5/6 6/5 8/6 6/4 6/7 8/6
0
3/4 8/6 6/7 0,10 7,00 0,70
MONITORING ANGGARAN
8 MENINGKATKAN DUKUNGAN DARI 1.0
6/7 8/6 8/7 4/3 8/6 4/3 4/3
0
8/6 5/4 0,12 7,00 0,84
BPKP
9 MEMBINA KERJASAMA BIDANG
6/8 4/5 7/6 4/6 4/8 6/3 6/8 6/8 1.00 6/8 0,09 3,00 0,27
PENGAWASAN
10 MENINGKATKAN PENGKAJIAN DAN 1.0
3/4 5/6 8/6 6/4 4/8 8/4 7/6 4/5 8/6
0 0,11 8,00 0,88
EVALUASI ANGGARAN
  1.00 5,50

SFAS (Strategic Faktor Analysis Summary)

xiv

Anda mungkin juga menyukai