Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN

TOPIK :
PENGAWASAN INTERNAL POLRI
TERHADAP POTENSI KORUPSI DI LINGKUNGAN POLRI

JUDUL :
OPTIMALISASI PERAN SEKSI PENGAWASAN (SIWAS) POLRESTA BARELANG
GUNA MENCEGAH PRAKTEK PUNGLI PADA PELAYANAN SIM
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu wujud dari globalisasi adalah pesatnya kemajuan teknologi dan
informasi yang telah menjadikan dunia sebagai satu kesatuan yang padu (borderless
world) dimana penyebaran informasi berjalan secara cepat melintasi belahan dunia
lainnya (massive information tranfers), termasuk halnya pemberitaan tentang kinerja
Kepolisian. Perlu diakui bahwa selama ini kinerja kepolisian masih dipandang negatif
oleh berbagai kalangan masyarakat, hal tersebut diakui secara langsung oleh Kapolri
Jendral Polisi Tito Karnavian yang menyatakan bahwa tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap profesionalisme Polri masih rendah1. Salah satu penyebab
dari rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat tersebut adalah karena masih
belum terbebasnya Lembaga Polri dari praktek Korupsi seperti masih adanya oknum
anggota Polri yang terlibat secara langsung pada praktek korupsi. Hal tersebut
tentunya sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan publik dimana saat ini
lembaga polri masih di labeli sebagai lembaga korup di tengah masyarakat.
Menyikapi hal tersebut, dalam rangka memulihkan tingkat kepercayaan
masyarakat, Polri melakukan berbagai upaya dimana salah satunya adalah dengan
membangun budaya kerja anti korupsi di internal Polri. Namun upaya tersebut masih
belum terlaksana dengan optimal, dimana masih terdapat oknum anggota Polri yang
diduga melakukan praktek KKN. Adapun salah satu praktek KKN yang kerap terjadi
di lingkungan Polri ialah praktek pungutan liar (Pungli) dan praktek percaloan pada

1 Kapolri akui tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri masih rendah. Dikutip dari :
http://www.rappler.com/indonesia/148868-kapolri-tito-karnavian-akui-kepercayaan-publik-pada-polri-masih-
rendah
1
2

proses pelayanan Surat Ijin Mengemudi (SIM) seperti yang terjadi pada proses
pelayanan SIM oleh Polresta Barelang. dimana modus oknum anggota tersebut
menarik pungutan kepada masyarakat pemohon SIM dengan dalih untuk
memperlancar dan mempercepat proses pelayanan. Namun masih adanya praktek
pungli dan percaloan pada pelayanan SIM tersebut tidak serta merta disalahkan
kepada personel Satpas SIM Polresta Barelang semata, mengingat pihak
masyarakat juga mencoba untuk menyuap anggota agar proses
penerbitan/perpanjangan SIM nya dipercepat.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya yang kongkrit dan konseptual
guna mencegah praktek pungli dan percaloan pada pelayanan SIM Polresta
Barelang. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan upaya
pengawasan internal sehingga dapat menekan potensi terjadinya pungli dan
percaloan. Namun selama ini upaya pengawasan pada pelayanan SIM masih kurang
optimal, sehingga belum mampu meminimalisir potensi terjadinya praktek Pungli dan
percaloan pada pelayanan SIM Polresta Barelang. Oleh karena itu diperlukan upaya
untuk meningkatkan pengawasan oleh Siwas sebagai fungsi kepolisian yang
bertugas untuk mengawasi semua unit kerja di internal Polresta Barelang. Sehingga
dengan demikian diharapkan dapat mencegah terjadinya praktek pungli pada
pelayanan SIM Polresta Barelang dalam rangka terwujudnya kepercayaan
masyarakat.

B. Permasalahan
Dari latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan dalam penulisan NKP
ini adalah Bagaimana mengoptimalkan peran seksi pengawasan (siwas) Polresta
Barelang guna mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM dalam rangka
terwujudnya kepercayaan masyarakat?

C. Pokok Persoalan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat
diformulasikan beberapa persoalan, sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan pengawasan oleh siwas polresta barelang dalam
mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM selama ini?
2. Bagaimana pelaksanaan pemantauan oleh siwas Polresta Barelang dalam
mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM selama ini?
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Judul
1. Variabel Judul
Variabel 1 = Optimalisasi peran seksi pengawasan (Siwas) Polresta Barelang
Variabel 2 = mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM
Variabel 3 = Terwujudnya kepercayaan masayarakat
2. Kata Kunci
a. V1 = seksi pengawasan (Siwas)
b. V2 = Pungli
c. V3 = kepercayaan masyarakat
3. Kriteria Kata Kunci
a. Siwas
Berdasarkan peraturan Kapolri nomor 23 tahun 2010 tentang SOTK
Polres Siwas (seksi pengawasan) adalah unsur pembantu kapolres yang
bertugas untuk melaksanakan monitoring dan pengawasan umum baik secara
rutin maupun insidentil di bidang pembinaan dan operasional yang dilakukan
oleh semua unit kerja,.
b. Pungli
Berdasarkan pasal 12 huruf (e) UU nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi secara pengertian pungli adalah
perbuatan yang dilakukan pegawai negeri atau penyelenggara yang dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan, membayar, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
c. Kepercayaan masyarakat
Menurut Moorman (2001), kepercayaan, adalah adalah kemauan
seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan
padanya2.
B. Pokok bahasan
Sebagai sebuah institusi negara, Polri dituntut untuk senantiasa bekerja sesuai
dengan ekspektasi publik dimana masyarakat menjadi objek kinerjanya. Namun fakta
di lapangan menunjukan bahwa masih ada ada oknum anggota yang melakukan
tindakan tidak professional seperti melakukan penyimpangan, penyalahgunaan
2 Moorman (2013). Pengertian dan definisi kepercayaan. Jurnal ilmiah Universitas Sumatera Utara
4

wewenang dan bahkan terlibat praktek Korupsi seperti menjadi pelaku Pungli (data
terlampir). Seperti pada proses pelayanan Surat Ijin Mengemudi (SIM) 3 khususnya di
wilayah hukum Polresta Barelang yang mana hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap kredibilitas dan citra Polri di mata masyarakat. Menyikapi hal tersebut,
diperlukan upaya untuk meningkatkan aspek pengawasan oleh personel Siwas
Polresta Barelang guna mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM sehingga
kepercayaan masyarakat dapat terwujud.namun upaya pengawasan oleh personel
Siwas masih kurang optimal (data personel terlampir)
1. Kondisi faktual
a. Perencanaan pengawasan oleh Siwas Polresta Barelang dalam
mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM selama ini
1) Penyusunan perencanaan pengawasan terhadap pelayanan SIM
kurang disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pengawasan hanya bersifat insidentil. Mengingat perencanaan
pengawasan yang belum optimal.
3) Belum adanya perencanaan yang difokuskan untuk mengawasi
proses pelayanan SIM agar bebas dari praktek Pungli.
4) Kurang disusunnya rencana pengawasan untuk melakukan
pemantauan secara langsung terhadap proses pelayanan SIM.
b. Pelaksanaan pemantauan oleh Siwas Polresta Barelang dalam
mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM selama ini
1) Upaya pengawasan saat ini masih sebatas klarifikasi semata, kurang
dilaksanakan pengamatan secara langsung.
2) Personel Siwas kurang menerapkan mekanisme pengawasan melekat
pada proses pelayanan SIM.
3) Pelaksanaan pemantauan oleh personel Siwas masih kurang optimal
mengingat jumlah personel siwas hanya berjumlah 4 (empat) personel
Polri dan 3 Personel PNS
4) Jarang dilakukan operasi tangkap tangan terkait praktek Pungli pada
proses pelayanan SIM
c. Implikasi dari belum optimalnya peran Siwas Polresta Barelang dalam
mencegah pungli pada pelayanan SIM
1) Belum optimalnya peran siwas Polresta Barelang berimplikasi kepada
kurang dapat dicegahnya pungli pada pelayanan SIM
3 Sumber: http://news.liputan6.com/read/2629674/polri-proses-pembuatan-sim-paling-rawan-pungli
5

2) Belum optimalnya peran siwas Polresta Barelang berimplikasi kepada


kurang terwujudnya kepercayaan masyarakat.
2. Kondisi Ideal
a. Perencanaan pengawasan oleh Siwas Polresta Barelang dalam
mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM yang diharap
1) Penyusunan perencanaan pengawasan terhadap pelayanan SIM
disusun sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku.
2) Pengawasan dilaksanakan secara terencana prosedural dan sesuai
target pencapaian.
3) Disusunnya perencanaan yang difokuskan untuk mengawasi proses
pelayanan SIM agar bebas dari praktek Pungli.
4) Disusunnya rencana pengawasan untuk melakukan pemantauan
secara langsung terhadap proses pelayanan SIM.
b. Pelaksanaan pemantauan oleh Siwas Polresta Barelang dalam
mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM yang diharap
1) Dilaksanakan pengamatan dan pemantauan secara langsung
terhadap proses pelayanan SIM Polresta Barelang.
2) Personel Siwas menerapkan mekanisme pengawasan melekat pada
proses pelayanan SIM.
3) Dilakukan operasi tangkap tangan terkait praktek Pungli pada proses
pelayanan SIM
4) Pelaksanaan pemantauan oleh personel Siwas dilaksanakan dengan
menindak lanjuti laporan pengaduan masyarakat.
c. Kontribusi dari optimalnya peran Siwas Polresta Barelang dalam
mencegah pungli pada pelayanan SIM
1) Optimalnya peran Siwas Polresta Barelang akan berkontribusi kepada
dapat dicegahnya praktek pungli pada pelayanan SIM
2) Dengan optimalnya peran siwas Polresta Barelang akan berkontribusi
kepada terwujudnya kepercayaan masyarakat.
C. Faktor faktor yang mempengaruhi
1. Internal
a. Kekuatan
1) Komitmen Pimpinan Polresta Barelang dalam memberantas praktek
Pungli pada pelayanan SIM.
2) Telah disusunya fakta integritas di internal polresta Barelang.
6

3) kewenangan personel Siwas untuk melakukan pengawasan terhadap


kinerja fungsi lain
4) HTCK antar fungsi polresta Barelang Telah terjalin dengan baik
5) Adanya Dukungan operasional Siwas Polresta Barelang
b. Kelemahan
1) Belum meratanya pendidikan kejuruan di bidang pengawasan
sehingga berpengaruh terhadap kinerja personel di lapangan
2) Belum adanya SOP pengawasan guna mencegah pungli pada
pelayanan SIM.
3) Belum ada tunjangan kinerja di bidang pengawasan bagi personel
4) Kurangnya pemahaman personel Siwas terkait mekanisme
pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5) Pelaksanaan reward and punishment kurang konsisten.
2. External
a. Peluang (Opportunities)
1) Adanya dukungan masyarakat untuk memberantas praktek pungli di
internal Polresta Barelang.
2) Adanya kepastian hukum terhadap pelaku suap dimana penyuap dan
yang disuap mendapatkan hukuman yang sama
3) Lembaga pelatihan eksternal dapat diajak kerjasama
4) Berkembangnya budaya antri di tengah masyarakat Kota Barelang
dapat meminimalisir potensi terjadinya praktek Pungli
5) Adanya efek jera terhadap pelaku suap (pungli) dimana masyarakat
yang memberi suap dapat dikenakan hukuman
b. Kendala (Threats)
1) Tingkat kesadaran hukum masyarakat masih rendah
2) Masih kuatnya budaya suap-menyuap di tengah masyarakat
3) Belum adanya sanksi sosial bagi pelaku suap di masyarakat
4) Kurangnya sosialisasi alur pembuatan SIM, sehingga masyarakat
kurang mengetahui alur pembuatan SIM
5) Kemampuan masyarakat untuk melaksanakan ujian SIM masih kurang
D. Upaya Pemecahan Masalah
1. Visi
Terwujudnya peran siwas Polresta Barelang dalam mencegah pungli pada
pelayanan SIM sehingga kepercayaan masyarakat dapat terwujud.
2. Misi
a. Meningkatkan upaya perencanaan pengawasan oleh Siwas guna
mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM
7

b. Meningkatkan upaya pelaksanaan pemantauan oleh Siwas guna mencegah


praktek pungli pada pelayanan SIM

3. Tujuan
a. Meningkatnya upaya perencanaan pengawasan oleh Siwas sehingga
mampu mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM

b. Meningkatnya upaya pelaksanaan pemantauan oleh Siwas sehingga


mampu mencegah praktek pungli pada pelayanan SIM

4. Sasaran
a. Mengoptimalkan peran seksi pengawasan (siwas) polresta Barelang

b. Mencegah praktek Pungli pada pelayanan SIM

c. Mewujudkan kepercayaan masyarakat

5. Kebijakan
Pembangunan sumber daya manusia Siwas yang unggul melalui
serangkaian pembinaan dan pelatihan.

6. Strategi
Berdasarkan hasil perhitungan IFAS, IFAS dapat disimpulkan bahwa titik
kuadran SWOT berada pada strategi II (diversifikasi) sehingga kata kerja
operasional judul adalah optimalisasi. Adapun berdasarkan hasil perhitungan
SFAS, strategi yang diterapkan adalah sebagai berikut:
8

7. Action plan
a. Strategi jangka pendek (1 Tahun)
1) Melaksanakan pelatihan penerapan Manajemen pengawasan
a) Kabagsumda mensosialisasikan Perkap 18 tahun 2011 tentang
wasrik di lingkungan Polri sebagai pedoman personel Siwas
dalam melakukan pengawasan.
b) Kasiwas melaksanakan pelatihan penyusunan perencanaan
pengawasan (Renwas) dengan prioritas untuk mencegah Pungli
pada proses pelayanan SIM.
2) Menyusun standar operasional prosedur (SOP) pengawasan terhadap
pelayanan SIM
a) Kabagops menyusun SOP pengawasan yang mengacu kepada
perkap nomor 18 tahun 2011
b) Kasiwas berkoordinasi dengan Kabagops agar dicantumkan
indikator kinerja dapat dicegahnya praktek Pungli dan percaloan
pada pelayanan SIM
3) Mensosialisasi alur proses pembuatan SIM bagi Masyarakat
a) Kasatlantas mengarahkan anggotanya agar kan mensosialisasi
alur pembuatan SIM kepada masyarakat.
b) Kasatlantas mengarahkan anggotanya untuk membuat spanduk
tentang tata cara ujian SIM
b. Strategi Jangka Sedang (2 Tahun)
1) Meningkatkan binluh terkait proses ujian pembuatan SIM
a) Kasatlantas mengarahkan anggotanya agar meningkatkan
penyuluhan ujian SIM kepada
b) Kasiwas mengarahkan anggotanya agar mengawasi proses
penilaian dan pengumuman lulus Ujian.
2) Memaksimalkan waktu tunggu antri untuk menampung saran dan kritik
masyarakat
a) Kasiwas berkoordinasi dengan Kasatlantas agar menyapa
antrian masyarakat pemohon SIM.
b) Kasiwas bersama-sama dengan Kasatlantas agar proaktif dalam
menampung pengaduan masyarakat.
9

3) Meningkatkan pengawasan terhadap proses pelayanan SIM


a) Kasiwas mengarahkan anggotanya agar menerapkan
mekanisme pengawasan melekat.
b) Kasiwas berkoordinasi dengan Kasat lantas agar menambah
jumlah CCTV diruang pelayanan SIM.
4) Memberikan kesempatan kepada personel untuk mengikuti Dikjur
Pengawasan
a) Kasiwas mengajukan anggotanya untuk mengingkuti pendidikan
kejuruan
b) Kasiwas Berkoordinasi dengan Kabagsumda agar meningkatkan
pelatihan fungsi pengawasan secara rutin.
3. Strategi Jangka Panjang (3 Tahun)
1) Bekerjasama dengan lembaga pelatihan eksternal untuk memberikan
pelatihan bagi personel Siwas
a) Kasiwas berkoordinasi dengan Ombudsman Kota Barelang
untuk melaksanakan pelatihan pengawasan publik pelayanan
secara terpadu
b) Kasiwas berkoordinasi dengan Ombudsman Kota Barelang
untuk melaksanakan pelatihan manajemen audit
2) Meningkatkan sarana untuk menampung saran, kritik dan pengaduan
masyarakat terkait pelayanan SIM Polresta Barelang
a) Kasiwas mengarahkan anggotanya agar menerima pengaduan
masyarakat melalui aplikasi Smartphone seperti whats app, BBM
dan aplikasi komunikasi lainnya.
b) Kasiwas menindak lanjuti hasil temuan untuk diserahkan kepada
kasatlantas sebagai bahan pertimbangan.
3) Melaksanakan pencatatan dan penilaian kinerja terkait pemberian
pelayanan SIM sebagai mekanisme evaluasi
a) Kasiwas melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap proses
pelayanan SIM ini
b) Kasiwas melaksanakan analisa dan evaluasi terkait kinerja
anggota Siwas dalam mengawasi proses pelayanan SIM selama
ini.
10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Salah satu penyebab dari kurang optimalnya peran Siwas dalam mengawasi
proses pelayanan SIM guna mencegah praktek pungli dikarenakan upaya
perencanaan yang kurang baik. Perlu upaya untuk meningkatkan
perencanaan pengawasan oleh Siwas dengan cara melaksanakan pelatihan
manajemen pengawasan, melaksanakan simulasi pengawasan dan
penyusunan dokumen rencana pengawasan, menyusun standar operasional
prosedur (SOP) pengawasan, memberikan kesempatan untuk mengikuti dikjur
serta melaksanakan analisa dan evaluasi.
2. Upaya pemantauan proses pelayanan SIM oleh personel Siwas Polresta
Barelang selama ini belum optimal, sehingga kurang mampu mencegah
praktek pungli dan percaloan. Oleh karena itu perlu upaya untuk
meningkatkan pemantauan proses pelayanan SIM dengan cara
melaksanakan pelatihan, melaksanakan pendampingan kepada anggota
Satpas SIM, meningkatkan upaya sosialisasi, pembinaan dan penyuluhan
kepada masyarakat, menampung saran dan pengaduan masyarakat,
menindak lanjuti laporan masyarakat, berkoordinasi dengan lembaga
pengawasan eksternal, serta melaksanakan analisa dan evaluasi.

B. Rekomendasi
1. Mengajukan kepada Kapolda UP karo SDM untuk menambah jumlah personel
Seksi pengawasan (siwas) Polresta Barelang guna mengoptimalkan upaya
pengawasan internal di Polresta Barelang.
2. Mengajukan ke kapolda UP. Itwasda untuk membuat standar parameter
penilaian pelayanan Publik oleh Polri yang mengacu kepada standar umum
pelayanan publik Permen PAN RB dimana standar parameter pelayanan Polri
tersebut dijadikan pedoman Baku personel Siwas dalam melakukan penilaian
terhadap pelayanan yang diberikan.
11

DAFTAR PUSTAKA

BUKU/LITERATUR

John A. Pearce dan Richard B. Robinson (terjemahan bebas), Strategic Management:


Formulation, Implementation, and Control, (Chicago: Irwin)

Moorman (2013). Pengertian dan definisi kepercayaan. Jurnal ilmiah Universitas Sumatera
Utara

Rangkuti, Freddy 2013. Analisis SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis, Rajawali,

Purwanto.Iwan, 2007, Manajemen Strategi, CV. Yrama Widya, Bandung.

PERATURAN DAN UNDANG UNDANG

Undang-undang negara republik Indonesia nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara
republik Indonesia

Undang-undang negara republik Indonesia nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan Publik

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Repungli Indonesia Nomor 18 Tahun 2011 Tentang
Pengawasan Dan Pemeriksaan Rutin Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik
Indonesia

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Repungli Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 Tentang
Surat Ijin Mengemudi

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Repungli Indonesia Nomor 23 tahun 2010 tentang
susunan organisasi dan tata kerja tingkat polres dan polsek

Keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara nomor 63 tahun 2003 pedoman umum
penyelenggaraan pelayanan publik

SITUS INTERNET

http://www.rappler.com/indonesia/148868-kapolri-tito-karnavian-akui-kepercayaan-publik-
pada-polri-masih-rendah
12

https://id.wikipedia.org/wiki/Pungutan_liar

http://www.pengertianahli.com/2014/08/pengertian-pelayanan-apa-itu-pelayanan.html

http://news.liputan6.com/read/2629674/polri-proses-pembuatan-sim-paling-rawan-pungli

http://www.suduthukum.com/2016/10/pungutan-liar-dalam-kuhp.html

Anda mungkin juga menyukai