Sembu
No Kecamatan Komfirmasi Meninggal
h
1 Sarudik 45 40 3
2 Tapian Nauli 24 19 1
3 Tukka 21 19 2
4 Manduamas 7 3 1
5 Kolang 10 9 1
6 Pandan 147 139 1
7 Sibabangun 3 2 1
8 Sosorgadong 3 2 0
9 Sirandorung 3 2 1
10 Badiri 21 18 1
11 Pasaribu Tobing 3 2 1
12 Sorkam 11 8 1
13 Pinangsori 38 36 2
14 Andam Dewi 3 2 1
15 Lumut 2 2 0
16 Sukabangun 0 0 0
17 Sitahuis 0 0 0
18 Barus Utara 2 1 0
19 Barus 7 4 1
20 Sorkam Barat 7 7 0
Tabel.2.1 Rekapitulasi jumlah terkomfirmasi positif Covid-19
(Sumber : Dinas Kesehatan Kab.Tapanuli Tengah)
Dari data di atas secara khusus kecamatan pandan merupakan daerah yang paling
banyak terkomfirmasi positif covid-19.
1. Melakukan kerja sama dengan seluruh stake holder dalam penanganan Covid-19 seperti
TNI,Pemda,Muspida dan terutama pada Gugus tugas Covid-19
2. Pemetaan zona atau titik rawan kriminal
3. Pemetaan zona atau titik daerah dari sisi mobilisasi masyarakat seperti tempat
ibadah,perkantoran,pasar tradisional dan tempat wisata
4. Penentuan tindakan pembinaan serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat
dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan
bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
2. Pendekatan IT
Pada saat ini kesiapan Polri di era disrupsi sangat diharapkan. Perubahan yang terjadi
begitu cepat dimana tatanan kehidupan masyarakat telah beralih dari aktivitas yang awalnya
dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya. Semua sektor kehidupan masyarakat seperti
sektor ekonomi dan keuangan, pendidikan, sosial, politik dan pemerintahan bahkan
pertahanan dan keamanan juga berada di era disrupsi. Seiring dengan kondisi tersebut, pola
kriminalitas dan model kejahatan juga ikut berubah.
Beberapa tindakan yang berhubungan dengan IT antaralain :
Maraknya pencurian data pribadi,
Cyber terorism, hacking, carding, defacing, cybersquatting, malware
Masifnya penyebaran berita hoaks dan berbagai model kejahatan lainnya di dunia
maya adalah implikasi destruktif dari era disrupsi.
Tantangan Polri di masa datang juga semakin kompleks seiring dengan hadirnya artificial
intelligence, teknologi internet of things (IoT) dan teknologi big data. untuk itu menurut
penulis, Polri harus menjadi basis deteksi dini. Berbagai inovasi yang harus dilakukan
dibidang IT dalam penanganan Covid-19 antara lain :
1. Memiliki inovasi berupa Electronic Polres Tapteng (e-PTT). Aplikasi berbasis
teknologi tersebut memiliki berbagai fungsi, salah satunya tombol darurat atau panic
button yang dapat digunakan jika ada informasi masyarakat yang memiliki gejala
Covid-19.
2. Mendirikan Kampung Tangguh Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di setiap
kecamatan.Kampung Tangguh adalah konsep Problem Oriented Policy (POP),
sebagai basis deteksi dan intervensi dalam rangka menggerakkan relawan dan semua
potensi yang ada di kampung sebagai wilayah terdepan
3. Polsek juga berperan dalam contact tracing pasien dan melacak sebaran Covid-19
Dari tindakan di atas Polri dapat berperan sebagai basis deteksi dini dalam
penanganan Covid-19. Tentunya, melalui kerjasama dengan Gugus Tugas Penanganan Covid
yang ada di daerah, BNPB dan Dinas sehingga penanganan virus Covid-19 dapat dilakukan
secara tepat dan efektif.
Dalam kondisi pandemi saat ini, Polri memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat; melakukan fungsi penegakan hukum; dan memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu dinyatakan secara tegas dalam Pasal
13 Undang-Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kapolri juga mengeluarkan Maklumat Kapolri No. Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan
Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona. intinya, isi maklumat Kapolri adalah
Polri akan menindak masyarakat yang masih berkerumun, menimbun kebutuhan bahan pokok
maupun kebutuhan masyarakat lainnya secara berlebihan dan menyebarkan berita hoaks.
Selain itu, Polri juga akan melakukan penindakan terhadap berbagai tindakan kriminalitas
yang disebabkan karena pandemi seperti pencurian, perampokan, penjarahan dan tindakan
kriminalitas dengan motif ekonomi nnya. Langkah tersebut wujud dukungan Polri kepada
Pemerintah terkait penanganan Covid-19 dan memutus mata rantai pandemi corona di
Indonesia melalui penegakan hukum kepada masyarakat.
Penulis yang merupakan Aparat Penegak Hukum (APH) membuat strategi enanggulangan
tindak kriminal pada masa pandemi COVID-19 Sebagai langkah preventif berupa:
Polisi bertugas memetakan wilayah yang rawan penyebaran virus corona sebagai
langkah preventif,
Polisi melakukan patroli di wilayah yang rawan penyebaran virus tersebut
Melakukan pengawasan seperti mengukur suhu tubuh
Menyemprot tempat publik dengan cairan disinfektan
Menindak pelaku tindak kejahatan, misalnya penimbun bahan pokok,
Menyiapkan ruang isolasi untuk pasien terjangkit virus corona
Menyiapkan sarana dan petugas kesehatan, hingga memberi pendampingan terhadap
keluarga pasien terduga (suspect) virus corona (Devina, 2020).
1.3. Sasaran Yang Akan Dicapai dari Penegakkan Aturan Protokol Kesehatan
Di masa pandemi saat ini, Polri selalu berusaha memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat. Sesuai asas Salus Populi Suprema Lex Esto (keselamatan rakyat merupakan
hukum tertinggi) yang senantiasa menjadi prinsip Polri dalam menjalankan tugasnya.
Kompleksitas tugas-tugas kepolisian tersebut perlu dicermati oleh Polri dalam rangka
menentukan prioritas tindakan penegakan hukum yang dilakukan. Dalam studi Stone,
terdapat lima kategori utama yang dapat menjadi pilihan prioritas pada masa pandemi: (1)
menegakkan penerapan karantina secara tegas; (2) melindungi tenaga medis; (3) menindak
penimbunan peralatan medis dan penjualan obat palsu; (4) mengawasi potensi hoaks yang
dapat memicu konflik sosial; dan (5) menangkap pelaku kriminal yang melakukan kejahatan
jalanan. Diharapkan dengan berbagai upaya yang terukur dan adanya koordinasi dengan
seluruh stake holder mulai dari TNI,Pemda, Gugus Tugas Covid-19 dan terlebih dengan
masyarakat, Penulis memiliki sasaran yg menjadi target dari seluruh rangkaian pelaksanaan
tugas tersebut yakni:
1. Dengan pengawasan protocol kesehatan yang ketat melalui langkah pendekatan yang
sudah dijelaskan, diharapkan dapat menekan jumlah masyarakat yang terkofirmasi
positif covid-19
2. Langkah preventif dan penindakan yang terukur dari setiap planing dan pelaksanaan
operasi pengendalian penyebaran covid-19 ini diharpkan dapat menekan angka
kejahatan selama pandemic ini
3. Polisi sebagai bagian dari garda terdepan bersama tenaga medis memastikan proses
vaksinasi sebagai upaya memutus rantai penularan covid-19 dapat berjalan sesuai
rencana dari pemerintah.
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal yakni:
1. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang
Polri dan Maklumat Kapolri No. Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan Kebijakan
Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona, maka penulis yang merupakan petugas
Polri di wilayah hukum tapanuli tengah menjadi bagian dari yang berada di garda
terdepan, terutama dalam hal penanganan, pengamanan dan juga edukasi tentang
adaptasi kebiasaanbaru, penerapan pola 5M dan mendukung upaya vaksinasi yang
bertujuan menekan jumlah penularan covid-19 menenangkan, melindungi dan juga
memberi kenyamanan kepada masyarakat di wilayah hukum Tapanuli Tengah.
2. Tugas penulis selaku kepolisian tersebut terus bertambah seiring dengan adanya masa
Covid-19. Polri yang biasanya memberikan pengamanan dan ketertiban, dengan
adanya pandemi Covid-19 ini, Polri bertugas menyalurkan sembako ke masyarakat
yang kurang mampu, melaksanakan pemulasaran sampai dengan menguburkan
jenazahnya. Bahkan dalam beberapa kasus, di berbagai daerah terjadi aksi penolakan
penguburan jenazah yang dilakukan dengan protokol Covid-19, Pembinaan
masyarakat, serta tugas-tugas yang dilakukan diluar kebiasaan Polri, namun harus
tetap dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Budhi Suria Wardhana .2020. Kompleksitas Tugas Kepolisian pada Masa Pandemi Covid-19
Jurnal Ilmu Kepolisian.
M. Faal, 1991, Penyaringan Perkara Pidana Oleh Kepolisian (Diskresi Kepolisian), PT.
Pradnya Paramita, Jakarta
Spripim Polri. 2020. Kumpulan Intisari Peraturan Dan Pedoman Tentang Penanganan Covid-
19
https://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/REFLEKSI%2074%20TAHUN
%20POLRI.pdf (Diakses Tanggal 3 Pebruari 2021)
Peraturan Perundang-undangan
1) Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Polri
2) Surat Telegram Nomor ST/1098/IV/HUK.7.1/2020 tentang penanganan kejahatan
potensial selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang didalamnya mengatur
mengenai pedoman kepada personel kepolisian dalam melakukan tindakan hukum.
3) Surat Telegram Nomor: ST/1099/IV/HUK.7.1/2020 yang mengatur tentang penanganan
kejahatan dalam tugas ketersediaan bahan pokok dan distribusi.
4) Surat Telegram Nomor: ST/1100/IV/HUK.7.1/2020 yang mengatur mengenai
penanganan kejahatan di ruang siber.
5) Surat Telegram Nomor ST/1101/IV/HUK.7.1/2020 yang mengatur mengenai penanganan
kejahatan potensial dalam masa penerapan PSBB.
6) Surat Telegram Nomor ST/1102/IV/HUK.7.1/2020 yang mengatur mengenai penanganan
tenaga kerja Indonesia (TKI) yang baru tiba dari negara terjangkit Covid-19.
7) Maklumat Kapolri No. Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan Kebijakan Pemerintah dalam
Penanganan Virus Corona