Anda di halaman 1dari 46

1

LATAR BELAKANG
 Bhw pelaks tgs, kewngan & tangg jwb angt polri hrs
dijlnkan scr profesional, proporsional, dan prosedural
yg didukung olh nilai-nilai dasar yg terkandung dlm
tribrata dan catur prasetya dijabarkan dlm KEPP sbg
norma berperilaku yg patut & tdk patut;
 Bhw penegakan KEPP hrs dilaks scr obyektif, akuntabel,
menjunjung tinggi kepastian hukum dan rasa keadilan
(legal and legitimate), serta HAM dgn memperhatikan
jasa pengabdian angt Polri yg diduga melanggar KEPP;
 Bhw selaras dgn ketentuan Pasal 34 ayat (3) UU No 2 Th
2002 ttg Polri yg mengamanatkan pengaturan KEPP.
3
SISTEMATIKA
BAB I KETENTUAN UMUM
( 3 Psl / Psl 1 - 3 )
BAB II ETIKA PROFESI POLRI
(2 Psl / Psl 4 & 5)
BAB III KWJIBAN & LARANGAN
(11 Psl / Psl 6 -16)
BAB IV PENEGAKAN KEPP (13
Psl/Psl 17 - 29)
BAB V KETENTUAN
PERALIHAN ( 1 Psl / Psl 30 )
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
( 2 Psl/Psl 31 & 32)

4
DEFINISI
1. Profesi Polri adl profesi yg berkaitan dgn tgs Polri baik dibidang
opsnal maupun di bidang bin;
2. Etika Profesi Polri adl kristalisasi nilais Tribrata & Catur
Prasetya yg dilandasi & dijiwai oleh Pancasila serta
mencerminkan jatui diri setiap angt Polri dlm wujud komitmen
moral yg meliputi Etika Kenegaraan, Kelembagaan,
Kemasyarakatan & Kepribadian;
3. Kode Etik Profesi Polri yg selanjutnya disingkat KEPP adl
nnormas / aturans yg merup kesatuan landasan Etik & Filosofis
yg berkaitan dgn perilaku maupun ucapan mengenai hals yg
diwajibkan, dilarang, patut / tdk patut dilak olh Angt Polri dlm
melaks tgs, wwg & tanggung jwb jabatan;
4. Komisi Kode Etik Profesi Polri yg selanjutnya disingkat KKEP adl
suatu wadah yg dibentuk dilingk Polri yg bertgs memeriksa dan
memutus perkara dlm persidangan pelanggaran KEPP sesuai dgn
jenjang kepangkatan;
5
DEFINISI
5. Sidang KKEP adl sidang utk memeriksa &
memutus perkara gar KEPP yg dilak olh angt Polri;
6. Pelanggaran adl setiap perbuatan yang dilak olh
angt Polri yg bertentangan dengan KEPP;
7. Terduga pelanggar adl setiap angt Polri yg krn
perbuatanya / keadaanya patut diduga tlh melak
gar KEPP;
8. Pelanggar adl setiap angt Polri yg krn perbuatanya
dinyatakan terbukti melak gar mlalui sidang KKEP;

6
DEFINISI
9. Penegakan KEPP adl serangkaian tind pejabat Polri yg
diberi kewenangan menurut perat ini, utk melak riksa
pendahuluan, riksa di sidang KKEP, riksa sidang Komisi
Banding Kode Etik Polri thp Angt Polri yg diduga melak
gar KEPP dan rehabilitasi Angt Polri yg dinyatakan sbg
gar / tdk terbukti sbg pelanggar;
10.Pemeriksaan Pendahuluan KEPP adl serangkaian tind
riksa utk melak audit investigasi , riksa & pemberkasan
pkr guna mencari serta mengumpulkan fakta dan/ atau
bukti yg dgn fakta dan/atau bukti itu membuat terang
tentang terjadinya gar KEPP & menemukan
pelanggranya;
7
DEFINISI
11. Audit investigasi adl serangkaian keg penyelidikan dgn
melak pencatatan, perekaman fakta & peninjauan dgn
tujuan utk peroleh kebenaran ttg peristiwa yg diduga gar
KEPP guna mencari & menemukan Terduga Pelanggar;
12. Banding adl upaya yg dilakukan olh pelanggar / istri /
suami, anak / orang tua pelanggar / pendamping
pelanggar yg keberatan atas putusan sidang KKEP dgn
mengajukan permohonan kpd Komisi Banding Kode Etik
Polri mll Atasan Ankum;
13. Komisi Banding Kode Etik Polri yg selanjutnya disebut
Komisi Banding adl perangkat yg dibentuk di lingk Polri yg
bertugas melaks pemeriksaan pada tingkat Banding;

8
DEFINISI
14. Sidang Komisi Banding adl sidang pada tingkat banding
utk riksa, putus, kuatkan, ubah / batalkan putusan KKEP;
15. PTDH adl pengakhiran masa dinas kepolisian olh pejabat
yg berwenang thp seorang angt Polri krn tlh terbukti
melak gar KEPP, disiplin, dan/atau TP;
16. Etika Kenegaraan adl sikap moral Angt Polri thd NKRI ,
Pancasila, UUD’ 45 & kebhinekatunggalikaan;
17. Etika Kelembagaan adl sikap mental Angt Polri thd
Institusi yg jadi wadah pengabdian & patut dijunjung
tinggi sbg ikatan lahir batin & semua insan bhayangkara
dgn sgl martabat & kehormatanya sesuai dgn nilais yg
terkandung dlm Tribrata & Catur Prasetya;
9
DEFINISI
18. Etika Kemasyarakatan adl sikap moral anggt Polri yg
senantiasa Harkamtibmas, Gakkum serta Lin, Yom & Yan
Mas dgn mengindahkan kearifan lokal budaya Indonesia.
19. Etika Kepribadian adl sikap prilaku perseorangan anggt
Polri dlm kehidupan beragama, kepatuhan, keta’atan &
sopan santun dlm kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa & bernegara.
20. Demosi adl mutasi yg bersifat hkm berupa pelepasan
jabatan & penurunan eselon serta pemindah tugasan
kejabatan, fungsi / wilayah yg berbeda.
21. Perintah Kedinasan adl perintah dari pejabat berwenang
yg disertai dgn Sprin Gas utk Lak Gas kepolisian.
10
Pasal 2
Peraturan ini bertujuan guna :
a. Menerapkan nilai2 Tribrata & Catur
Prasetya dlm pelaksgas & wwg umum
Kepolisian;
b. Memantapkan profesionalisme, integritas &
akuntabilitas angt Polri;
c. Menyamakan pola pikir, sikap & tindak angt
Polri;
d. Menerapkan standar profesi Polri dlm
pelaks tugas Polri;dan
e. Memuliakan profesi Polri dgn penegakan
KEPP. 11
Pasal 3
Prinsip2 KEPP meliputi :
a.Kepatutan yaitu standar & atau nilai moral dari Kode Etik
Angt Polri yg dpt diwujudkan ke dlm sikap,ucapan &
perbuatan.
b.Kepastian hukum yaitu adanya kejelasan pedoman bagi
angt Polri dlm melaks wwg & tngg jwb dlm pelaks Gak KEPP.
c.Sederhana yaitu pelaks Gak KEPP dilak dgn cara mudah,
cepat serta akuntabel dgn tetap mjunjung tinggi kebenaran &
keadilan.
d.Kesamaan hak yaitu stiap angt Polri yg diperiksa / dijadikan
saksi dlm Gak KEPP diberikan perlakuan yg sama tnp
mbedakan pangkat, jabatan, status sosial, ekonomi, ras, gol &
agama.
e.Aplikatif yaitu stiap putusan sidang KKEP dpt dilaks dgn
sebaik2nya.
f. Akuntabel yaitu pelaks Gak KEPP dpt dipertanggung
12
jawabkan scr administratif, moral & hkm berdasakan fakta.
Pasal 4

13
Pasal 5
Pengaturan KEPP sbg mana dimaks dlm Pasal 4 meliputi :
a.Etika Kenegaraan memuat pedoman berperilaku Angt Polri dlm hub :
1.tegaknya NKRI;
2.Pancasila;
3.UUD Negara RI Tahun 1945;dan
4.Kebhinekatunggalikaan.
b.Etika Kelembagaan memuat pedoman berperilaku Angt Polri dlm hub :
1.Tribrata sbg pedoman hidup;
2.Catur Prasetya sbg pedoman kerja;
3.Sumpah janji Angt Polri;
4.Sumpah janji jabatan; dan
5.Sepuluh komitmen moral dan perubahan pola pikir ( mindset).
c.Etika Kemasyarakatan memuat pedoman berprilaku Angt Polri dlm hub :
1.pemelihara kamtibmas;
2.gakkum;
3.pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat; dan
4.kearifan lokal, antara lain gotong royong, kesetiakawanan, dan toleransi.
d.Etika Kepribadian memuat pedoman berprilaku Angt Polri dlm hub :
1.kehidupan beragama
2.kepatutan dan ketaatan thp hukum; dan
14
3.sopan santun dlm kehidupan berkeluarga, bermasy, beragama dan bernegara
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
ETIKA KENEGARAAN
PASAL 6
Setiap anggauta polri wajib :
a. Setia kpd NKRI yg berdsrkan Pancasila & UUD Neg RI Th 1945;
b. Menjaga Kamdagri yg meliputi kamtibmas, tertib & tegaknya hkm ,
terselenggaranya lind, yom & yan masy serta terbinanya ketentraman
masy dgn menjunjungtinggi HAM;
c. Menjaga terpeliharanya keutuhan wilayah NKRI;
d. Menjaga terpeliharanya persatuan & kesatuan bangsa dlm kebhineka
tunggalikaan dgn menjunjung tinggi kedaulatan rakyat;
e. Mengutamakan kepentingan bangsa & NKRI dapi pada kepentingan
sendiri, seseorang dan /atau golongan;
f. Memelihara & menjaga kehormatan bendera negara sang merah putih,
bahasa Indonesia, lambang negara Garuda Pancasila & lagu kebangsaan
Indonesia Raya sesuai dgn ketentuan peraturan per-UUan;
g. Membangun kerja sama dgn sesama pejabat penyelenggara negara dan
pejabat negara dlm pelaksanaan tugas; dan
h. Bersikap netral dalam kehidupan berpolitik. 15
ETIKA KELEMBAGAAN
PASAL 7
Setiap anggota Polri wajib:
a.Setia kpd Polri sbg bidang pengabdian kpd masy, bangsa & negara dgn
mempedomani dan menjunjungtinggi Tribrata & Catur Prasetya;
b.Menjaga & katkan citra, solidaritas, kredibilitas, reputasi & kehormatan Polri;
c. Menjalankan tgs scr profesional, proporsional & prosedural; Melaks printah
dinas utk mengikuti dik & lat dlm rangka bin karier & peningkatan puan
profesionalisme Kepolisian;
d.M.Jlnkan printah dinas utk melaks mutasi dlm rangka bin pers, profesi, karier
& Gak KEPP;
e.Mematuhi hirakhi dlm pelaks tgs;
f. Menyelesaikan tgs dgn seksama & penuh rasa tngg jwb;
g.Mpegang teguh rhs yg menurut sifatnya / menurut printah kedinasan hrs
dirhskan;
h.Mtampil sikap kepemimpinan mll keteladanan, ketaatan pd hkm, kejujuran,
keadilan, serta menghormatui & junjung tinggi HAM dlm melaks tgs;
16
i. Laks printah kedinasan dlm rangka penegakan disiplin &
KEPP berdasarkan Lap / Aduan masy tgs adanya dugaan
pelanggaran disiplin dan/atau Pelanggaran KEPP sesuai
dgn kewenanganya;
j. Melaks printah dinas yg berkaitan dgn pengawasan internal di
lingk Polri dlm rangka penguatan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah ( SPIP);
k. Menghargai pernedaan pendapat yg disampaikan dg cara
sopan dan santun pd saat pelaks raapat ,sidang atau
pertemuan yg bersifat kedinasan;
l. Mematuhi dan menaati hsl keputusan yg tlh disepakati dl
rapat, sidang atau pertemuan yg bersidat kedinasan;
m. Mengutamakan kesetaraan & keadilan gender dlm melks tgs;
n. Mendahulukan pengagajuan Lap keberatan / komplain kpd
Ankum / Atasan yang berkenaan dgn keputusan yg dinilai
bertentangan dgn ketentuan Peraaturan Per-Uuan sblm
mengajukan gugatan ke PTUN; 17
(2)Setiap Angt Polri yg berkedudukan sbg Atasan wajib:
a. Menunjukan kepemimpinan yg melayani (Servent Leadership), keteladanan,
menjadi konsultan yg dpt menyelesaikan masalah ( solutif ), serta menjamin
kualitas kinerja Bawahan & kesatuan (quality assurance);
b. Menindaklanjuti & menyelesaikan hambatan tugas yg dilaporkan olh
Bawahan sesuai tingkat kewenanganya; dan
c. Segera menyelesaikan dugaan Pelanggaran yg dilakukan olh Bawahan.
(3) Setiap Angt Polri yg berkedudukan sbg Bawahan wajib:
a. Melapkan kpd Atasan apabila mendpt hambatan dlm pelaks tgs;
b. Melaks printah Atasan terkait dgn pelaks tgs, fungsi & kewenanganya;
c. Menolak printah Atasan yg bertentangan dgn norma hkm, norma agama
& norma kesulitan; dan
d. Melapkan kpd atasan pemberi printah atas penolakan printah yg
dilakukanya utk perlindungan hkm dari atasan pemberi printah.
18
(4) Setiap Angt Polri yg berkedudukan sbg Bawahan wajib:
a. Melapkan kpd Atasan bila mendpt hambatan dlm pelaks tgs;
b. Melaks printah Atasan terkait dgn pelaks tgs, fungsi & kewenanganya;
c. Menolak printah Atasan yg bertentangan dgn norma hkm, norma agama
& norma kesulitan; dan
d. Melapkan kpd atasan pemberi printah atas penolakan printah yg
dilakukanya utk perlindungan hkm dari atasan pemberi printah.
(5) Sesama Anggota Polri Wajib :
a. Saling menghargai & menghotrmati dlm melaks tgs;
b. Bekerja sama dlm rangka katkan kinerja;
c. Melapkan tiap Gar KEPP / disiplin / TP yg dilak olh Angt Polri, yg dilihat /
diketahui scr langsung kpd pejabat yg berwenang;
d. Mtunjukkan rasa kesetiakawananan dgn ,mjunjung tinggi prinsips saling
menghormati.
e. Saling melindungi & memberikan pertolongan kpd yg terluka dan/atau
meninggal dunia dlm melaks tgs.
19
(5) Pejabat Polri yg berwenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf c, wajib beri perlindungan.

PASAL 8
Tiap Angt Polri wajib mendahulukan peran, tgs, wwng & tanggung jwb
berdsrkan ketentuan Peraturan per-Uuan dari pada status & hak,
dgn mengindahkan norma agama, norma kesusilaan & nilais
kearifan lokal.

PASAL 9
Tiap Angt Polri yg melaks tgs penegakan hkm sbg penyelidik, penyidik
pembantu & penyidik wajib melak penyelelidikan, penyidikan
perkara pidana & menyelesaikanya sesuai ketentuan peraturan
per-Uuan serta melapkan hsl pelaks tgsnya kpd atasan penyidik.22
ETIKA KEMASYARAKATAN
PASAL 10
Setiap Anggota Polri wajib :
a. Menghormati harkat & martabat manusia berdsrkan prinsip
dasar HAM;
b. Menjunjung tinggi prinsip kesetaraan bagi setiap warga negara
di hadapan hkm;
c. Memberikan pelayanan kpd masy dgn cepat, tepat, mudah,
nyaman, transparan & akuntabel berdsrkan ketentuan peraturan
per-Uuan;
d. Melks tind pertama kepolisian sbg mana yg diwjbkan dlm tgs
kepolisian, baik sedang bertgs maupun di luar tgs;
e. Memberikan pelayanan informasi publik kpd masy sesuai dgn
ketentuan peraturan per-UUan;
f. Menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, keadilan & menjaga
kehormatan dlm berhubungan dgn masy. 21
ETIKA KEPRIBADIAN
PASAL 11
Setiap Angt Polri wajib :
a. Beriman & bertaqwa kpd Tuhan YME;
b. Bersikap jujur, terpercaya, bertanggung jwb, disiplin,
bekerja sama, adil, peduli, responsif, tegas & humanis;
c. Menaati & menghormati norma kesusilaan, norma
agama, Nilais kearifan lokal & norma hukum;
d. Menjaga & memelihara kehidupan berkeluarga,
bermasy, berbangsa & bernegara scr santun; dan
e. Melaks tgs kenegaraan, kelembagaan &
kemasyarakatan dgn niat tulus / iklas & benar, sbg
wujug nyata amal ibadahnya. 22
ETIKA KENEGARAAN

PASAL 12
Setiap Angt Polri dilarang :
a. Terlibat dlm gerakans yg nyatas bertujuan utk
mengganti / menentang Pancasila & UUD Negara
RI Tahun 1945;
b.terlibat dlm gerakan mtentang pemerintahan sah;
c. menjadi anggota / pengurus partai politik;
d.menggunakan hak memilih & hak dipilih; dan/atau
e.Melibatkan diri pada kegiatan politik praktis
23
ETIKA KELEMBAGAAN
PASAL 13
(1)Setiap Angt Polri dilarang :
a.Melak, menyuruh melak / turut serta melak KKN &
gratifikasi;
b.Mengambil keputusan yg bertentangan dgn ketentuan
peraturan per-Uuan krn pengaruh keluarga, sesama Angt
Polri / pihak ketiga;
c.Menyampaikan & menyebarluaskan informasi yg tdk dpt
dipertanggung jwbkan kebenaranya tentang Institusi Polri
dan/atau pribadi Angt Polri kpd pihak lain;
d.Menghindar dan/atau menolak printah kedinasan dlm
rangka pemeriksaan internal yg dilak olh fungsi pengawasan
terkait dgn lap / pengaduan masy. 24
e.mnyalahgunakan kwenangan dlm melaks gas kdinasan.
f. mngeluarkan Tahanan tanpa printah tertulis dari penyidik,
atasan penyidik / pnuntut umum atau hakim yg berwenang.
g. melaksgas tanpa printah kdinasan dari pejabat yg berwenang,
kecualidtentukan lain dlm ktentuan per UU an.

(2)Tiap anggt Polri yg bkedudukan sbg Atasan dilarang :


a. mberi print yg btentangan dgn norma hukum, norma agama
dan norma kesusilaan.
b. mgunakan kwenanganya scr tdk btanggung jawab.

(3)Tiap anggt Polri yg bkedudukan sbg Bawahan dilarang :


a. melawan atau mnentang Atasan dgn kata2 atau tindakan yg
tdk sopan.
b. Mnyampaikan laporan yg tdk benar kpd Atasan. 25
(4) Sesama anggt Polri dilarang :
a. saling menista dan atau menghina;
b. mninggalkan anggt Polri yg lain sdg bersama melaksgas;
c. mlakukan tindakan yg diskriminatif.
d. permufakatan planggaran KEPP / disiplin / tindak pidana.
e. Berprilaku kasar & tdk patut.

PASAL 14
Stiap anggt Polri dlm mlaks gas gakkum sbg penyelidik, penyidik
pembantu & penyidik dilarang :
a. mngabaikan kpentingan pelapor, terlapor / pihak lain yg terkait
dlm perkara yg btentangan dgn ktentuan per-Uuan.
b. mnempatkan Tsk ditempat bukan rumah tahanan negara / Polri
& tdk mberitaukan kpd kluarga / kuasa Hkm Tsk.
c. mrekayasa & mmanipulasi perkara yg menjadi tanggung
jawabnya ddlm rangka gakkum. 26
d. mrekayasa isi keterangan dlm BAP.
e. mlakukan riksa thdp sseorang dgn cara mmaksa utk mdapatkan pngakuan.
f. mlakukan sidik yg btentangan dgn per UU an, karena adanya campur tangan
pihak lain.
g. mhambat kpentingan pelapor, terlapor & pihak terkait lainya yg sdg bperkara
utk mperoleh haknya dan/ atau mlaks kwajibannya.
h. Mrekayasa status BB sbg barang temuan / barang tak bertuan.
i. mhambat & mnunda2 waktu pnyerahan BB yg disita kpd pihak yg berhak sbg
akibat dihentikannya sidik TP.
j. melakukan penghentian / mbuka kembali sidik TP yg tdk sesuai dgn ketentuan
per UU an.
k. mlakukan hub / ptemuan scr langsung / tdk langsung diluar kpentingan dinas
dgn pihak2 terkait dgn perkara yg sdg ditangani.
l. mlakukan riksa diluar kantor pnyidik kecuali ditentukan lain sesuai dgn
ktentuan per UU an.
m. mnangani perkara yg berpotensi mnimbulkan konflik kepentingan.
29
ETIKA KEMASYARAKATAN
PASAL 15
Stiap anggt Polri dilarang :
a.mnolak / mngabaikan pmintaan pertolongan, bantuan / laporan &
pengaduan dari masy yg menjadi lingkup tugas, fungsi &
kewenangannya .
b.mcari2 ksalahan masy yg btentangan dgn ktentuan per UU an.
c.mnyebarluaskan berita bohong dan/atau mnyampaikan
ktidakpatutan berita yg dpt mresahkan masy.
d.mngeluarkan ucapan, isyarat dan/atau tindakan dgn maksud utk
mdapatkan imbalan / keuntungan pribadi dlm mberikan yan masy.
e.bersikap, berucap & bertindak sewenang2.

28
f. mpersulit masy yg mbutuhkan Lin , Yom & Yan.
g. mlakukan pbuatan yg dpt mrendahkan khormatan perempuan pd
saat mlakukan tindakan kepolisian dan/atau
h. mbebankan beaya tambahan dlm mberikan pelayanan diluar
ktentuan per UU an.

ETIKA KEPRIBADIAN
PASAL 16
Stiap anggt Polri dilarang :
a. menganut & mnyebarkan agama & kepercayaan yg dilarang oleh
pemerintah.
b. Mpengaruhi / mmaksa sesama anggt Polri utk mengikuti caras
beribadah diluar keyakinannya.
c. Mnampilkan sikap & prilaku menghujat serta menista kesatuan, Atasan
dan/atau sesama anggt Polri dan/atau
d. Menjadi pengurus dan/atau anggt lembaga swadaya masy & Ormas
tanpa persetujuan dari pimpinan Polri.
29
PENEGAKAN KEPP

30
(3) Pemeriksaan Pendahuluan sbgmana dimaksud pada ayat (2)
huruf ( a) dilaks dgn cara audit investigasi, pemeriksaan &
pemeriksaan olh fungsi Propam Polri bidang Pertanggungjwban
Profesi;
(4) Sidang KKEP sbgmana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaks olh
KKEP guna memeriksa & memutus perkara Pelanggaran yg dilak
olh Terdutga Pelanggar;
(5) Sidang Komisi Banding sbgmana dimaksud pada ayat (2) huruf c
dilaks olh Komisi Banding guna memeriksa & memutus keberatan
yg diajukan olh Pelanggar, Suami/Istri, anak, orang tua /
pendamping;
(6) Setelah memperoleh keputusan dari Atasan Ankum, penetapan
Administrasi penjatuhan hukuman sbgmana dimaksud pada ayat
(2) huruf c dilaks olh fungsi SDM Polri;
(7) Pengawasan pelaks putusan & rehabilitasi pers sbgmana
dimaksud pada ayat (2) huruf e & huruf f dilaks olh fungsi Propam
Polri yg mengemban bidang rehabilitasi pers;
(8) Tata cara penegakan KEPP sbgmana dimaksud dalam ayat (2) 31
diatur lebih lanjut dgn Perkap.
(1) Dlm gakum KEPP, Terduga Pelanggar dpt
diampingi Angt Polri yg ditunjuk olh Terduga
Pelanggar pada tingkat pemeriksaan p-
endahuluan, Sidang KKEP, dan Sidang Komisi
Banding;
(2) Dlm hal Terduga Pelanggar tdk menunjuk Angt
Polri sbg pendamping, pengemban fungsi hukum
wajib menunjuk pendamping;
(3) Utk kepentingan pembelaan, Terduga Pelanggar
diberi hak utk mengajukan saksi2 yg meringankan.
32
PASAL 19
(1)Sidang KKEP dilak thp pelanggar:
a. KEPP sbgmana dimaksud dlm peraturan ini;
b. Pasal 12, Pasal 13, & Pasal 14 PPRI Nomor 1 Th 2003 ttg
Pemberhentian Angt Polri;
c. Pasal 13 PPRI Nomor 2 Th 2003 ttg Peratuturan Disiplin Angt
Polri.
(2)Sidang KKEP dpt dilaks tanpa dihadiri olh Terduga Pelanggar stlh
dipanggil berturut2 sebanyak 2 (dua) kali tdk hadir;
(3)Sidang Komisi Banding dilak thp permohonan banding yg
diajukan olh Pelanggar atau Istri/suami, anak / orang tua
Pelanggar / pendampingnya atas putusan sanksi administrasi
berupa Rekomendasi olh Sidang KKEP kpd Komisi Banding mll
atasan Ankum
35
PASAL 20
(1)Angt Polri yg diduga melak Gar Thp
kewajiban dan/atau larangan sbgmana
dimaksud dlm Pasal 6 s/d Pasal 16
dinyatakan sbg Terduga Pelanggaran;

(2) Terduga Pelanggar sbgmana dimaks pada


ayat ( 1 ) dinyatakan sbg Pelanggar stlh dilak
pemeriksaan & mendptkan putusan mll
Sidang KKEP.
34
PASAL 21
1. Angt Pol yg dinyatakan sbg pelanggar sbgmna dimak Ps.
20 ( 2 ) dikenakan Sanksi pelanggaran KKEP berup :
a. Perilaku Gar dinyatakan sbg Perbuatan Tercela;
b. Kwjiban Gar utk meminta maaf scr lisan dihadapan Sidang KKEP
dan/atau scr tertulis kpd pimpinan Polri & pihak yg dirugikan;
c. Kwjiban Gar utk mengikuti bin mental kepribadian, kejiwaan,
keagamaan & pengetahuan profesi, Min 1 mggu & Max 1 bln;
d. Dipindah tgs ke Jab berbeda yg bersifat Demosi sekurang2nya 1 th;
e. Dipindah tgs ke Fung berbeda yg bersifat Demosi sekurang2nya 1
th;
f. Dipindah tgs ke Wil berbeda yg bersifat Demosi sekurang2nya 1 th;
g. PTDH sbg Angt Polri.

35
36
37
38
(1) Sanksi administrasi berupa Rekomendasi PTDH dikenakan mll
Sidang KKEP terhadap :
a.Pelanggar yg dgn sengaja melak TP dgn ancaman pidana
penjara 4 (empat) tahun atau lebih & telah diputus olh Pengadilan yg
berkekuatan hukum tetap; dan
b. Pelanggar yg melak pelanggaran sbgmana dimaksud dlm pasal
21 ayat (3) huruf e, huruf g, huruf h dan huruf i,
(2) Sanksi administrasi berupa Rekomendasi PTDH sbgmana
dimaksud dlm pasal 21 ayat (3) huruf a s/d huruf d, dan huruf f
diputuskan mll Sidang KKEP stlh terlebih dahulu dibuktikan
pelanggaran pidananya mll proses Peradilan Umum s/d Putusan
Pengadilan yg mempunyai kekuatan hukum tetap.
39
40
41
(1)Thp Terduga Pelanggar kepp yg diancam dgn sanksi
administratif berupa rekomendasi putusan PTDH
diberikan kesempatan utk mengajukan pengunduran
diri dari dinas Polri atas dasar pertimbangan tertentu
dan Atasan Ankum sebelum pelaks Sidang KKEP;
(2)Pertimbangan tertentu dari Atasan Ankum sbgmana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada Terduga
Pelanggar:
a. Memiliki masa dinas paling sedikit 20 (dua puluh)
tahun;
b. Memiliki prestasi, kinerja yg baik & berjasa kpd Polri
sebelum melak pelanggaran ; dan
c. Melak TP yg diancam dgn pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun.
42
(1) Dlm hal terjadi pelanggaran kumulatif antara pelanggaran disiplin & KEPP,
penegakanya dilak mll mekanisme Sidang Disiplin / Sidang KKEP berdsrkan
pertimbangan Atasan Ankum dari Tsk / Terduga Pelanggar serta pendapat &
saran hukum dari pengemban fungsi hukum;
(2) Thp prelanggar yg tlh diputus mll mekanisme Sidang Disiplin tdk dpt
dikenakan Sidang KKEP / yg tlh diputus dlm Sidang KKEP tdk dpt dikenakan
Sidang Disiplin.

(1) Penjatuhan sanksi sbgmana dimaksud dlm Pasal 21 ayat (1) bersifat
kumulatif dan/atau alternatif sesuai dgn penilaian & pertimbangan Sidang
KKEP;
(2) Penjatuhan sanksi KEPP tdk menghapuskan tuntutan pidana dan/atau
perdata;
(3) Penjatuhan sanksi KEPP gugur karena:
a. Pelanggar Meninggal Dunia; atau 43
b. Pelanggar dinyatakan sakit jiwa olh Panitia Penguji Kes Personel Polri.
44
45
PASAL 31
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku:
a.Perkap No. Pol.: 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri;
b.Perkap No. Pol. : 15 Tahun 2006 tentang Kode Etik Penyidik Polri;
dan
c.Peraturan lain yg mengatur tentang Kode Etik Profesi di Lingkungan
Polri.
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
PASAL 32
Perkap ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 2011 dan
diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 Oktober 2011.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 608
46

Anda mungkin juga menyukai