Anda di halaman 1dari 70

TINDAK PIDANA

RINGAN
( TIPIRING )
Dasar
a. Undang-Undang RI no. 8 / 1981 tentang KUHAP
b. PP. RI no. 27 / 1983 tentang pelaksanaan KUHAP
c. Undang-Undang no. 2 / 2002 tentang Kepolisian RI
d. Surat Keputusan KAPOLRI no. Pol.: SKEP/259/IV/
2004 tanggal 21 April 2004 tentang naskah
sementara buku petunjuk kegiatan penindakan
TIPIRING.
e. BUJUKLAK, BUJUKLAP, dan BUJUKMIN proses sidik
tindak pidana no.Pol.: SKEP/1205/IX/2000 tanggal 11
September 2000.
f. Surat Edaran Mahkamah Agung no. SEMA/ 18 / 1983
tanggal 8 Desember 1983 tentang acara pemeriksaan
tipiring.
g. Kep.Kapolri No. 433/VII/2006 ttg Penyelesaian
perkara ringan.
Dasar Hukum penanganan
Tindak Pidana pada dasarnya
adalah sama dengan tindak
pidana yang diperiksa menurut
Berita Acara Pemeriksaan
biasa, Walaupun dalam
beberapa hal tertentu ada
pengaturan yang dilakukan
secara khusus, oleh karena itu
yang akan di bahas adalah
masalah / ketentuan yang
bersifat khusus saja.
a) Pasal 5 KUHAP mengatur tentang Penyelidik
b) Pasal 7 KUHAP mengatur tentang Wewenang
Penyidik.
c) Pasal 18 ayat (2) KUHAP mengatur tentang
Penangkapan dalam hal Tertangkap Tangan.
d) Pasal 37 KUHAP mengatur tentang Penggeledahan.
e) Pasal 38 KUHAP mengatur tentang Penyitaan.
f) Pasal 40 KUHAP mengatur tentang Penyitaan dalam
hal Tertangkap Tangan.
g) Pasal 75 KUHAP mengatur tentang Pembuatan
Berita Acara.
h) Pasal 102 ayat (2) dan (3) KUHAP mengatur
tentang Kewajiban Penyelidik melakukan Tindakan
Penyelidikan dan membuat Berita Acara dan
Melaporkan pada Penyidik setempat.
i). Pasal 103 KUHAP mengatur tentang Ketentuan yang
harus dipenuhi dalam hal menangani Laporan atau
Pengaduan.

j). Pasal 106 KUHAP mengatur tentang Kewajiban


Penyidik melakukan Penyidikan dalam hal mengetahui
adanya Tindak Pidana.

k). Pasal 108 KUHAP mengatur tentang Hak setiap orang


untuk mengajukan laporan atau mengadukan halnya
kepada yang berwajib tentang peristiwa yang
merupakan tindak pidana serta keweajiban setiap
orang melaporkan permufakatan jahat yang
diketahuinya kepada yang berwajib

l). Pasal 109 ayat (1) KUHAP mengatur tentang


Pemberitahuan kepada Penuntut Umum sdalam hal
Penyidik telah memulai Tindakan Penyidikan.

m). Pasal 111 KUHAP mengatur tentang Hak dan


kewajiban orang yang menemukan tindak pidana
dalam keadaan tertangkap tangan.
a.Pasal 205 KUHAP,mengatur tentang :
Ayat (1).
Yang diperiksa menurut acara
pemeriksaaan Tindak Pidana Ringan ialah
perkara yang diancam dengan pidana
penjara atau kurungan paling lama 3
(tiga) bulan dan atau denda Sebanyak-
banyaknya Rp 7.500,- dan penghinaan
ringan, kecuali yang ditentukan dalam
paragraph 2 bagian ke-6 (enam) Bab XVI
KUHAP.
Ayat (2).
Dalam perkara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Penyidik atas Kuasa
Penuntut Umum, dalam waktu 3 (tiga)
hari sejak Berita Acara Pemeriksaan
selesai dibuat, menghadapkan terdakwa
beserta barang bukti, saksi, saksi ahli dan
atau juru bahasa ke Sidang Pengadilan.

Yang dimaksud dengan “Atas Kuasa” dari


Penuntut Umum kepada Penyidik adalah demi
Hukum dalam hal Penuntut Umum hadir, tidak
mengurangi nilai “Atas Kuasa” tersebut.
Ayat (3).
Dalam acara pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), pengadilan mengadili dengan
Hakim Tunggal pada tingkat pertama
dan terakhir, kecuali dalam hal
dijatuhkan pidana perampasan
kemerdekaan, terdakwa dapat minta
banding.
 pengadilan menetapkan hari tertentu
dalam 7 hari untuk mengadili perkara
dengan acara pemeriksaan tindak
pidana ringan .
 Ayat ( 1 ) a
Penyidik memberitahukan secara tertulis
kepada terdakwa tentang hari,tanggal,jam dan
tempat, dimana ia (terdakwa) harus
menghadap sidang pengadilan dalam hal
tersebut dicatat dengan baik oleh Penyidik
yang selanjutnya catatan bersama berkas
dikirim ke Pengadilan.
Ayat (1) b
Perkara dengan acara pemeriksaan tindak
pidana ringan yang diterima harus segera
disidangkan pada hari sidang itu juga.
 Ayat (2) a
Hakim yang bersangkutan memerintahkan
panitera mencatat dalam buku register
semua perkara yang diterimanya.
o Ayat (2) b
Dalam buku register dimuat nama lengkap,
tempat lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa
serta apa yang didakwakan
kepadanya.Pemberitahuan tersebut
dimaksudkan agar terdakwa dapat memenuhi
kewajibannya untuk datang ke pengadilan
pada hari, tanggal, jam dan tempat yang
ditentukan.
 Dalam pasal ini disebutkan bahwa
saksi dalam acara pemeriksaan
tindak pidana ringan tidak
mengucapkan janji atau sumpah,
kecuali hakim menganggap perlu.
. Pasal 209 KUHAP
 Putusan dalam perkara yang diperiksa dengan acara
pemeriksaan cepat ini dicatat oleh Hakim dalam daftar
catatan perkara dan selanjutnya oleh Panitera dicatat dalam
Buku Register serta ditanda-tangani oleh Hakim yang
bersangkutan dan Panitera(pasal 209 ayat (1) KUHAP).

 Berita Acara Pemeriksaan Sidang tidak dibuat kecuali jika


dalam pemeriksaan tersebut ternyata ada hal yang tidak
sesuai denga Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh
Penyidik (pasal 209 ayat (1) KUHAP).

 Ketentuan dalam pasal 209 KUHAP ini dimaksud adalah


untuk mempercepat penyelesaian perkara tersebut, meskipun
demikian harus dilakukan dengan penuh ketelitian.
Pasal ini mengatur bahwa ketentuan dalam
BAB XVI:
• Bagian ke-1 tentang Pengadilan dan
Dakwaan.
• Bagian ke-2 tentang memutuskan
sengketamengenai wewenang mengadili.
• Bagian ke-3 tentang Acara Pemeriksaan
biasa tetap berlaku sepanjang peraturan ini
tidak bertentangan dengan paragraf 1
tentang Acara Pemeriksaan Tindak Pidana
Ringan.
Jenis Acara Sidang Pengadilan

KUHAP membedakan 3 macam acara


pemeriksaan sidang pengadilan, yaitu:
 Acara Pemeriksaan Biasa.
 Acara Pemeriksaan Singkat.
 Acara Pemeriksaan Cepat : a. Tipiring
b. Pelanggaran LL
“ Undang-undang tidak memberikan batasan
tentang perkara-perkara yang mana
termasuk pemeriksaan biasa.
Hanya pada acara pemeriksaan singkat dan
cepat saja diberikan “.
What is the meaning of
“TIPIRING”?
Sejarah tipiring
Peraturan
KUHP = UU No. 1 th Mahkamah
1946 Agung No. 02
(nilai kerugian brg tgl 27
diatur) Pebruari 2012
krg dari Rp.250,- (nilai rugi Rp.
B 2,5 jt)
E
I
L nilai rugi N
A brg tdk D KUHAP = UU No. 8 th 1981
N diatur O diatur
D
N PP No.27 / 1983 + PP No.
A
E 58 / 2010
S
I
A
PERATURAN DAERAH
PENGERTIAN TINDAK PIDANA
RINGAN ( TIPIRING )
 YAITU TINDAK PIDANA YG DIANCAM DG PIDANA PENJARA /
KURUNGAN PALING LAMA 3 BULAN ,

 DAN ATAU DENDA SEBANYAK – BANYAKNYA Rp. 7.500,- ,


( menurut surat edaran Makamah agung no :SEMA /18/1983 tgl 8-12-
1983 dijelaskan bahwa perkara yg diancam pidana kurungan paling
lama 3 bulan / denda sebanyak-banyaknya Rp. 15.000,- adalah
perkara yg harus diperiksa dg acara tipiring.)

 DAN PENGHINAAN RINGAN, ( disini masuk perkara tipiring krn sifatnya


ringan sekalipun diancam pidana penjara paling lama 4 bulan. )

 KECUALI YG DITENTUKAN DLM ACARA PEMERIKSAAN PERKARA


PELANGGARAN LALU LINTAS JALAN.
PENEGAKAN TIPIRING

Umum
a. Tindak pidana ringan ( TIPIRING ) merupakan salah satu
tindak pidana yang diatur dalam KUHAP yang pada
umumnya syarat-syarat pemidanaan TIPIRING ini harus
memenuhi unsur yaitu ancaman kurungan max 3 (tiga)
bulan dan ancaman denda tidak lebih dari Rp. 7.500,-
(tujuh ribu lima ratus rupiah ) atau menurut keadaan
tertentu serta dikecualikan pada pelanggaran lalulintas.
b. Selain diatur dalam KUHAP, pemerintah daerah melalui
PERDA tentang TIPIRING dan penegakan hukumnya
dilakukan oleh POLRI dan atau SATPOL PP.
c. Penegakan hukum terhadap pelaku TIPIRING
langsung bersentuhan dengan masyarakat misalnya
penertiban pedagang kaki lima, gelandangan,
pengemis, PSK, dll sehingga dalam pelaksanaannya
harus tetap menjujung tinggi nilai2 Hak Azasi
Manusia (HAM).
d. Selain penghormatan terhadap Hak Azasi Manusia
(HAM), POLRI juga perlu menegakan aturan dalam
mewujudkan kepastian hukum ditengah masyarakat
dalam upaya melaksanakan tugas pokok POLRI itu
sendiri, antara lain menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat (kamtibmas), disamping
penegakan hukum, melayani, melindungi, dan
mengayomi masyarakat.
TIPIRING
 BUKU KEDUA KUHP tentang kejahatan
 BUKU KETIGA KUHP tentang pelanggaran
 PERDA
PASAL – PASAL TIPIRING DLM K U H P
DAN
PERATURAN DAERAH SETEMPAT
A. PERKARA PIDANA KEJAHATAN THD KETERTIBAN UMUM.

1. Pasal 172 KUHP


barang siapa dg sengaja krn teriakan / dg isyarat palsu mengganggu
ketentraman , dihukum penjara selama-lamanya 3 minggu / denda
sebanyak-banyaknya Rp. 900,-

2. Pasal 174 KUHP


Ttg mengganggu rapat umum yg tdk terlarang, berbuat huru
hara, gaduh, dipenjara 3 minggu / denda Rp 900.-

3. Pasal 176 KUHP


mengganggu /mengadakan huru hara pada acara pertemuan agama /
umum yg tdk terlarang / upacara keagamaan didenda Rp. 1.800,-

4. Pasal 178 KUHP


Merintangi / menyusahkan jln ke pekuburan dipenjara 1 bulan, denda Rp.
1.800,-
B. KEJAHATAN THD KEKUASAAN UMUM
1. Pasal 217 KUHP
ttg membuat gaduh dlm sidang pengadilan /ditempat seorang pegawai
negeri menjalankan jbtanya dipenjara 3 minggu / denda Rp. 1.800,-
2. Pasal 219 KUHP
ttg melawan, merobek, membuat tdk bisa dibaca lagi surat maklumat
dan mengetahui ygn seharusnya tdk boleh diketahui dipenjara 1 bln 2
minggu / denda Rp. 4.500, -
3. Pasal 231 (4) KUHP
ttg kealpaan / kelalaian menyimpan / menghilangkan /
membinasakan/ merusak / membuat shg tdk dpt diapakai sbg brg
sitaan .
4. Pasal 232 ( 3 ) KUHP
Perbuatan tsb diatas pasal 231 jika krn kelalaianya sipenyimpan
dipenjara 1 bln / denda Rp. 1.800,-
5. Pasal 241 (2) KUHP
ttg membawa hewan dg pas lain
C. KEJAHATAN THD KESOPANAN
Pasal 302 KUHP ttg penganiayaan ringan pd binatang ( sengaja
menyakiti, melukai, merusak kesehatan ) dipenjara 3 bulan, denda
Rp. 4.500,-

D. PENGHINAAN
1. Pasal 315 KUHP ttg penghinaan dg sengaja yg bersifat menista /
menghina dg surat / tulisan ditempat umum/
dihadapan orangnya sendiri didenda Rp.
4.500,- / penjara 4 bln 2 mg

2. Pasal 321 KUHP ( 1 ) ttg menyiarkan , mempertontonkan /


menempelkan tulisan yg isinya menghina ,
menista orang yg sudah mati dipenjara 1 bln
2 minggu / denda Rp 4.500,-
E KEJAHATAN THD KEMERDEKAAN SESEORANG
Pasal 334 ( 1 ) KUHP ttg ttg karena salahnya seseorang jd tertahan
/terus tertahan dg melawan hak dihukum
penjara 3 bln / denda Rp 4.500,-

F. PENGANIAYAAN RINGAN
Pasal 352 ( 1 ) KUHP ttg penganiayaan yg tidak menjadikan sakit /
halangan /, melakukan jabatan/ pekerjaan
sbg penganiayaan ringan dipenjara 3 bln/
denda Rp 4.500.-

G. PENCURIAN RINGAN
Pasal 364 KUHP ( termasuk dlm psl 363 (4, 5), ttg curat, psl 362
pencurian biasa ) jika barang yg dicuri tdk lebih
dari Rp. 250,- maka dipenjara 3 bln / denda Rp
900,-

H. PENGGELAPAN RINGAN
Pasal 373 KUHP ( termasuk psl 372 KUHP tg penggelapan hewan yg hargnya
tdk
lebih dr Rp 250,- )
I. PENIPUAN RINGAN
PASAL 379 KUHP ttg perbuatan membujuk orang supaya
memberikan barang, membuat utang,
Menghapuskan piutang dg maksud hendak
menguntungkan diri sendiri/orang lain dg
Melawan hak , baik dg memakai nama palsu /
keadaan palsu / tipu muslihat / karangan
perkataan bohong, jika harga barang /
Piutangnya tdk lebih dari Rp 250,- dipenjara 3
bulan dan denda sebanyaknya Rp 900,-
( termasuk psl 378 KUHP ) )

J. MENGHANCURKAN / MERUSAKAN BARANG


Pasal 407 ( 1 ) KUHP termasuk pasal 406 KUHP jika kerugian
tdk lebih dari Rp 250,- dipenjara 3 bulan
penjara/ denda Rp 900,-
K. MERUSAK PEKERJAAN
Pasal 409 KUHP ttg termasuk psl 408 brg siapa
krn salahnya menyebabkan
rusaknya suatu pekerjaan
didenda Rp 1.500,- / penjara 1
bulan.
L. KEJAHATAN DLM JABATAN
pasal 427 KUHP ttg pegawai negeri yg krn
salahnya menyebabkan kealpaan
dihukum penjara 3 bln / denda
Rp 4.500,-
M. KEJAHATAN PELAYARAN
Pasal 477 ( 2 ) KUHP ttg krn kelalaian nahkoda kapal shg seorang
terdakwa dp lari / melepaskan diri sdg orang tsb ditumpangkan diatas
kapalnya dihukum
penjara 2 bulan / denda Rp 4,500,-
N. PERTOLONGAN JAHAT / TADAH
Pasal 482 KUHP ttg penadahan brang hasil pencurian, penipuan,
penggelapan dihukum penjara 3 bulan / denda Rp 900,-

O PERATURAN DAERAH
Peraturan daerah tiap daerah tidak sama. diperda diatur ttg sesuatu yg
hars dilakukan dan sanksi hukumannya.
PASAL TIPIRING DLM KUHP

JENIS KEJAHATAN PASAL DLM KUHP ANCAMAN


A. Kejahatan thd 172 = Ttg isyarat / teriakan palsu Penjara paling lama 3 mg / denda
ketertiban umum dg sengaja sebanyaknya Rp.9.00,-

174 = mengganggu rapat umum /


  membuat gaduh sda

176 = mengganggu acara


  keagamaan Dihukum denda sebanyaknya Rp. 1.800,-
178 = merintangi/menghalangi
jlnnya Penjara paling lama 1 bl 2 mg / denda
  mayat sebanyaknya Rp.1.800,-

     
B. Kejahatan thd 217 = mengganggu sidang Penjara paling lama 3 mg / denda
kekuasaan umum pengadilan sebanyaknya Rp. 1.800,-

219 = merusak maklumat Penjara paling lama 1 bl 2 mg / denda


  dg sengaja sebanyaknya Rp.4.500,-

231(4) = kealpaan membuat rusak /


Hilangnya barang sitaan Penjara paling lama 1 bl / denda
  sebanyanya Rp. 1.800,-

232 ( 3 ) = perbuatan diatas krn


  kelalaianya sda
C. Kejahatan thd 302 = penganiayaan ringan Penjara paling lama 3 mg / denda
kesopanan thd binatang sebanya Rp. 4.500,-

     
315 = penghinaan dg sengaja Penjara paling lama 4 bln 2 mg /
D. Penghinaan / penghinaan ringan denda sebanyaknya Rp.4.500,-
321 (1) = penghinaan dg penjara paling lama 1 bln 2 mg /
  tulisan denda sebanyaknya Rp.4.500,-

     

E. Kejahatan thd
kemerdekaan
seseorang 334 (1) = membuat orang penjara paling lama 3 bln / denda
jadi tertahan sebanyaknya Rp.4.500,-

   
F. Penganiayaan 352 (1) = penganiayaan penjara paling lama 3 bln / denda
Ringan Ringan sebanyaknya Rp.4.500,-

     
G. Pencurian 364 = pencurian penjara paling lama 3 bln / denda
Ringan ringan sebanyaknya Rp.900,-
H. Pengelapan 373 = Penggelapan penjara paling lama 3 bln / denda
Ringan ringan sebanyaknya Rp.900,-

     

penjara paling lama 3 bln / denda


I. Penipuan ringan 379 = menipu orang sebanyaknya Rp.900,-

     
J. Menghancurkan /
merusakan
barang penjara paling lama 3 bln / denda
407 (1) = merusakan barang sebanyaknya Rp.900,-

   

K. Merusak 409 = merusak penjara paling lama 1 bln / denda


penjara paling lama 3 bln /
L. Kejahatan dlm 427 = kejahatan dlm denda sebanyaknya
jabatan jabatan Rp.4.500,-

penjara paling lama 2 bln /


M. Kejahatan 477 (2) = kelalaian dlm denda sebanyaknya
pelayaran pelayaran Rp.4.500,-

N. Penadahan 482 = penadahan penjara paling lama 3 bln /


ringan ringan denda sebanyaknya Rp.900,-
1. Bersifat umum
2. Bersifat khusus
Dasar Hukum penanganan
Tindak Pidana pada dasarnya
adalah sama dengan tindak
pidana yang diperiksa menurut
Berita Acara Pemeriksaan
biasa, Walaupun dalam
beberapa hal tertentu ada
pengaturan yang dilakukan
secara khusus, oleh karena itu
yang akan di bahas adalah
masalah / ketentuan yang
bersifat khusus saja.
a) Pasal 5 KUHAP mengatur tentang Penyelidik
b) Pasal 7 KUHAP mengatur tentang Wewenang
Penyidik.
c) Pasal 18 ayat (2) KUHAP mengatur tentang
Penangkapan dalam hal Tertangkap Tangan.
d) Pasal 37 KUHAP mengatur tentang Penggeledahan.
e) Pasal 38 KUHAP mengatur tentang Penyitaan.
f) Pasal 40 KUHAP mengatur tentang Penyitaan dalam
hal Tertangkap Tangan.
g) Pasal 75 KUHAP mengatur tentang Pembuatan
Berita Acara.
h) Pasal 102 ayat (2) dan (3) KUHAP mengatur
tentang Kewajiban Penyelidik melakukan Tindakan
Penyelidikan dan membuat Berita Acara dan
Melaporkan pada Penyidik setempat.
TINDAK PIDANA
RINGAN
( TIPIRING )
i). Pasal 103 KUHAP mengatur tentang Ketentuan yang
harus dipenuhi dalam hal menangani Laporan atau
Pengaduan.

j). Pasal 106 KUHAP mengatur tentang Kewajiban


Penyidik melakukan Penyidikan dalam hal mengetahui
adanya Tindak Pidana.

k). Pasal 108 KUHAP mengatur tentang Hak setiap orang


untuk mengajukan laporan atau mengadukan halnya
kepada yang berwajib tentang peristiwa yang
merupakan tindak pidana serta keweajiban setiap
orang melaporkan permufakatan jahat yang
diketahuinya kepada yang berwajib

l). Pasal 109 ayat (1) KUHAP mengatur tentang


Pemberitahuan kepada Penuntut Umum sdalam hal
Penyidik telah memulai Tindakan Penyidikan.

m). Pasal 111 KUHAP mengatur tentang Hak dan


kewajiban orang yang menemukan tindak pidana
dalam keadaan tertangkap tangan.
a.Pasal 205 KUHAP,mengatur tentang :
Ayat (1).
Yang diperiksa menurut acara
pemeriksaaan Tindak Pidana Ringan ialah
perkara yang diancam dengan pidana
penjara atau kurungan paling lama 3
(tiga) bulan dan atau denda Sebanyak-
banyaknya Rp 7.500,- dan penghinaan
ringan, kecuali yang ditentukan dalam
paragraph 2 bagian ke-6 (enam) Bab XVI
KUHAP.
Ayat (2).
Dalam perkara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Penyidik atas Kuasa
Penuntut Umum, dalam waktu 3 (tiga)
hari sejak Berita Acara Pemeriksaan
selesai dibuat, menghadapkan terdakwa
beserta barang bukti, saksi, saksi ahli dan
atau juru bahasa ke Sidang Pengadilan.

Yang dimaksud dengan “Atas Kuasa” dari


Penuntut Umum kepada Penyidik adalah demi
Hukum dalam hal Penuntut Umum hadir, tidak
mengurangi nilai “Atas Kuasa” tersebut.
Ayat (3).
Dalam acara pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), pengadilan mengadili dengan
Hakim Tunggal pada tingkat pertama
dan terakhir, kecuali dalam hal
dijatuhkan pidana perampasan
kemerdekaan, terdakwa dapat minta
banding.
 pengadilan menetapkan hari tertentu dalam 7
hari untuk mengadili perkara dengan acara
pemeriksaan tindak pidana ringan .
 Ayat ( 1 ) a
Penyidik memberitahukan secara tertulis
kepada terdakwa tentang hari,tanggal,jam dan
tempat, dimana ia (terdakwa) harus
menghadap sidang pengadilan dalam hal
tersebut dicatat dengan baik oleh Penyidik
yang selanjutnya catatan bersama berkas
dikirim ke Pengadilan.
Ayat (1) b
Perkara dengan acara pemeriksaan tindak
pidana ringan yang diterima harus segera
disidangkan pada hari sidang itu juga.
 Ayat (2) a
Hakim yang bersangkutan memerintahkan
panitera mencatat dalam buku register
semua perkara yang diterimanya.
o Ayat (2) b
Dalam buku register dimuat nama lengkap,
tempat lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa
serta apa yang didakwakan
kepadanya.Pemberitahuan tersebut
dimaksudkan agar terdakwa dapat memenuhi
kewajibannya untuk datang ke pengadilan
pada hari, tanggal, jam dan tempat yang
ditentukan.
 Dalam pasal ini disebutkan bahwa
saksi dalam acara pemeriksaan
tindak pidana ringan tidak
mengucapkan janji atau sumpah,
kecuali hakim menganggap perlu.
. Pasal 209 KUHAP
 Putusan dalam perkara yang diperiksa dengan acara
pemeriksaan cepat ini dicatat oleh Hakim dalam daftar
catatan perkara dan selanjutnya oleh Panitera dicatat dalam
Buku Register serta ditanda-tangani oleh Hakim yang
bersangkutan dan Panitera(pasal 209 ayat (1) KUHAP).

 Berita Acara Pemeriksaan Sidang tidak dibuat kecuali jika


dalam pemeriksaan tersebut ternyata ada hal yang tidak
sesuai denga Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh
Penyidik (pasal 209 ayat (1) KUHAP).

 Ketentuan dalam pasal 209 KUHAP ini dimaksud adalah


untuk mempercepat penyelesaian perkara tersebut, meskipun
demikian harus dilakukan dengan penuh ketelitian.
Pasal ini mengatur bahwa ketentuan dalam
BAB XVI:
• Bagian ke-1 tentang Pengadilan dan
Dakwaan.
• Bagian ke-2 tentang memutuskan
sengketamengenai wewenang mengadili.
• Bagian ke-3 tentang Acara Pemeriksaan
biasa tetap berlaku sepanjang peraturan ini
tidak bertentangan dengan paragraf 1
tentang Acara Pemeriksaan Tindak Pidana
Ringan.
Jenis Acara Sidang Pengadilan

KUHAP membedakan 3 macam acara


pemeriksaan sidang pengadilan, yaitu:
 Acara Pemeriksaan Biasa.
 Acara Pemeriksaan Singkat.
 Acara Pemeriksaan Cepat : a. Tipiring
b. Pelanggaran LL
“ Undang-undang tidak memberikan batasan
tentang perkara-perkara yang mana
termasuk pemeriksaan biasa.
Hanya pada acara pemeriksaan singkat dan
cepat saja diberikan “.
Acara Pemeriksaan Biasa

Ciri-Ciri Acara Pemeriksaan Biasa:


 Pasal Tindak Pidana yang tingkat kesulitannya
tinggi.
 Dipimpin oleh Hakim lebih dari 1 orang.
 Minimal didukung 2 alat bukti yang sah.
 Dibuatkan surat Dakwaan.
 Penuntut umum harus hadir.
 Dapat naik banding.
 Dibuat BAP di Pengadilan
 Pasal 183 s/d 202 KUHAP
Acara Pemeriksaan Singkat

Ciri-ciri Acara Pemeriksaan Singkat:


 Pasal Tindak Pidana sederhana yang
penerapan Hukumnya mudah dan sifatnya
sederhana.
 Dipimpin oleh Hakim lebih dari 1 orang.
 Minimal didukung 2 alat bukti yang sah.
 Apabila BAP dikembalikan oleh kejaksaan,
maksimal 14 hari harus sudah diselesaikan
oleh Polri.
 Dakwaan disampaikan secara lisan.
 Penuntut umum hadir.
 Dapat naik banding.
 Pasal 203 s/d 204 KUHAP.
Acara Pemeriksaan Cepat

Ciri-ciri Acara Pemeriksaan Cepat.


. Pasal Tindak Pidana Ringan dan bertingkat sangat sederhana.
. Dipimpin oleh Hakim Tunggal.
. Cukup dengan 1 alat bukti yang sah.
. Tidak dibuatkan surat dakwaan.
. Penuntut Umum tidak hadir.
. Tidak dapat dimintakan banding,
kecuali :
# keputusannya dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan.
. Tidak dibuatkan BAP Pengadilan.
. Pasal 205 s/d 210 KUHAP.
Acara Pemeriksaan Cepat, ada 2
yaitu:
 Acara pemeriksaan Tindak Pidana Ringan (Pasal 205
s/d 210 KUHAP).

 Acara Pemeriksaan pelanggran Lalu Lintas Jalan (pasal


211 s/d 216 KUHAP)
Kriteria Acara Pemeriksaan
Tipiring
 Ancaman hukuman pidana penjara atau kurungan paling
lama 3 bulan.
 Ancaman denda sebanyak-banyaknya Rp 7.500,-
 Termasuk penghinaan ringan.
 Perkara pelanggaran tertentu terhadap peraturan
Perundang-undangan Lalulintas jalan, tidak termasuk
dalam tipiring.
 Berita Acara Pemeriksaan oleh Penyidik atas kuasa
Penuntut Umum diserahkan ke Sidang Pengadilan.
 Tidak dihadiri oleh penuntut umum.
 Tidak dibuat Surat Dakwaan.
 Sidang dipimpin oleh Hakim Tunggal.
 Tidak dibuatkan SPDP..
 Bisa dilaksanakan sidang ditempat.
 Disidik oleh satuan Sabhara.
Kriteria Acara Pemeriksaan
Tipiring
 Apabila TSK banyak dpt disidik dgn gunakan
blangko.
 Tdk dilakukan penahanan.
 Sidang tdk dpt diwakilkan krn tdk menggunakan
tabel denda.
 Penyidikan dpt dilakukan oleh Polri dan atau
PPNS Satpol PP.
 Dlm waktu 3 hari penyidik sgr menghadapkan
Tsk, BB, saksi, saksi ahli ke Pengadilan.
 Apabila TKP jauh dari Pengadilan Negeri dpt
dilakukan sidang ditempat.
PROSES PENANGANAN TIPIRING

Macam pelanggaran tipiring


1. pelanggaran tipiring khusus / non KUHP / perda
2. pelanggaran tipiring dlm KUHP
Proses penanganan tipiring pasal khusus / non KUHP / Perda
1. menggunakan blangko acara pemeriksaan cepat model tilang / T1
2. proses penyidikan dpt dilaks di mako / diluar mako yg penting
ditangani scr cepat
3. stlh penyidik / penyidik pembantu / ppns / menerima lap / aduan /
mengetahui lsg adanya tipiring, sgr cari saksi, tsk, bb yg berkaitan dg
kasusnya
4. stlh diadakan riksa singkat dan temukan unsur psl yg dilanggar serta
sdh ada pengakuan tsk dan didukung ket saksi, maka penyidik / ppns
sgr menulis lsg diblangko tipiring
5. u/ perkuat ket saksi / terdakwa dan penyidik/ppns agar membubuhkan
ttd diblangko tipiring tsb ,
6. mencatat jenis BB yg disita

7. bila tsk tdk mau ttd , maka penyidik / ppns cukup mencatat uraian
singkat alsannya dilembar blakang
8. ingatkan kembali pd terdakwa waktu yg ditetapkan u/ jadwal sidang
9. penyidik / ppns mampu redam emosi tsk / kelompok masyarakat
disekitar tkp yg tdk puas
10. putusan pengadilan ditulis dan dttd oleh hakim dan panitera dilembar
belakang
PROSES PENANGANAN TIPIRING PSL KUHP

1. stlh terima aduan / laporan petugas spk buat laporan


polisi
2. mendatangi tkp dan olah tkp
3. periksaan saksi / saksi korban
4. sita barang bukti
5. cari, tangkap, dan riksa tsk
6. proses pemberkasan berkas perkara jadi Berkas perkara
7. Penomoran Berkas Perkara dari Sabhara
8. Registrasi pengiriman Berkas Perkara dari Sabhara
9. Surat pengantar oleh Kataud
10. penyerahan BP ke pengadilan dlm waktu 3 hari berikut
tsk
dan BB
TANGGUNG JAWAB
PENYIDIKANTIPIRING
 Yang berhak melakukan penyidikan tipiring

1. Anggota Sabhara yg punya skep


penyidik / penyidik pembantu

2. PPNS untuk pelanggaran perda /


peraturan perundangan lain sbg
landasan hukumnya tetapi tetap
dikoordinasikan dg penyidik polri
PERMASALAHAN DILAPANGAN
DLM PELAKSANAAN TIPIRING
 KURANG PEDULINYA POLRI DLM
MENANGANI MASALAH GARKUM DAN
KETIDAKTERTIBAN YG DINILAI RINGAN /
SEDERHANA SESUAI KETENTUAN HUKUM

 KURANG PEDULINYA BINTARA POLRI DLM


MENANGANI TIPIRING KRN KURANG
PENGUASAAN HUKUM & PERUNDANG-2AN
YG MENGATUR TIPIRING
TUGAS PENYIDIK DLM
PROSES TIPIRING

1. PEMERIKSAAN DAN PEMBUATAN BAP

2. PENYUSUNAN DAN PENYERAHAN BERKAS


PERKARA
Tugas penyidik / Penyidik pembantu dalam
proses penanganan Tindak Pidana Ringan,
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan dan pembuatan berita
acara pemeriksaan (BAP) TIPIRING

 Dilaksanakan oleh Penyidik Pembantu Yang


bertugas di bawah perintah Kasat Sabhara.
2. Penyusunan dan Penyerahan berkas
Perkara

a. Penyusunan Berkas Perkara


:
Dengan berpedoman kepada Surat Keputusan
Kapolri no. Pol : Skep/1205/IX/2000 tentang
Revisi Himpunan Juklak dan Juknis Proses
Penyidikan Tindak Pidana, untuk penyusunan
Berkas Perkara sebagai berikut:
PENYUSUNAN DAN PENYERAHAN BERKAS
PERKARA
1. Penyusunan berkas perkara

a. Susunan berkas sesuai dg Skep Kapolri No Pol. :Skep/1205/IX/2000


tgl 11 September2000 ttg Revisi himpunan Juklak danJuknis proses
penyidikan tindak pidana. penyusunan isi berkas perkara sbg :
1. sampul berkas perkara
2. Daftar isi berkas perkara
3. Resume
4. laporan polisi
5. BAP saksi
6. BAP tsk
7. BAP penangkapan/pengledahan/penyitaan
8. daftar saksi/tersangka
9. daftar BB
10. keterangan ahli
11. surat permintaan persetujuan penyitaan dari ketua PN

 2. Susunan Berkas diatas dimasukan dlm map dan disegel dg isi :


 a. Penomoran berkas perkara dilakukan oleh Sat Sabhara
 b. registrasi pengiriman berkas perkara dari Sat Sabhara
Susunan berkas perkara tersebut di
atas, dimasukkan ke dalam tempat / map
dan di segel :

 Penomoran Berkas Perkara dilakukan oleh


Satuan Sabhara.
 Registrasi Pengiriman Berkas Perkara
dilaksanakan oleh Satuan Sabhara.
PENDEKATAN
SCR SIMPATIK

KOMUNIKASI
PEMERIKSA YG DIPERIKSA
TIMBAL BALIK
Yg memerlukan Yg memiliki

KETERANGAN
TP YG TERJADI, WAKTU/ TMPT
KEJADIAN
BB, MO, LB, SAKSI/ TSK DLL
(yg didsrkan pd unsur Psl TP yg
dilanggar
PENYERAHAN BERKAS PERKARA
a. Pengiriman berkas perkata ke pengadilan
dilaksanakan oleh kasat samapta selaku
penyidik dg surat pengantar ditanda
tangani Kapolres atas nama kepala
kesatuan sebelum hari persidangan
b. Kasat samapta selaku penyidik atas
kuasa PU dlm waktu 3 hari sejak BA selesai
dibuat menghadapkan tersangka beserta
BB, saksi, saksiahli &/ juru bahasa ke
sidang pengadilan
KOORDINASI PENANGANAN TIPIRING
 Koordinasi dg satuan reserse setempat dlm

melaksanakan pemeriksaan tindak pidana dan


dlm rangka bantuan penyidikan
 Koordiansi dg kejaksaan dilaksanakan dg

memberikan surat pemberitahuan ttg


pengiriman / penyerahan Berkas perkara
Tipiring ke PN oleh kasat samapta
 Koordinasi dg PN u / menentukan hari sidang
KOMANDO DAN
PENGENDALIAN TIPIRING
1. Penanganan Tipiring yg proses peradilanya menggunakan
acara pemeriksaan cepat , kodal ada pada Kepala satuan yg
bersangkutan
2. Pengendalian operasional penanganan perkara tipiring
berada pada kepala bagian operasi / Kabag ops satuan
kewilayah setempat
3. Pengendalian teknis penyidikan thd tipiring yg proses
peradilanya menggunakan acara pemeriksaan cepat berada
pd kasat Sabhara satuan kewilayahan
Blangko Acara pemeriksaan cepat
tipiring/ penegakan perda / non KUHP
model tilang

1. Lembar warna putih pengadilan


2. Lembar Warna merah tersangka
3. Lembar warna biru kejaksaan
4. Lembar warna kuning sat atas penyidik
5. Lembar warna hijau arsip

Anda mungkin juga menyukai