Oleh
Faisal Abdaud,SH.,MH
Pasal 103 Ketentuan-ketentuan dalam Bab I sampai Bab VIII buku I juga
berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan perundang-
undangan lainnya diancam dengan pidana, kecuali jika oleh undang-
undang ditentukan lain
o UU Lingkungan
o UU Pers
o UU Pendidikan Nasional
o UU Perbankan
o UU Pajak
o UU Partai Politik
o UU pemilu
o UU Merek
o UU Kepabeanan
o UU Pasar Modal
o dll
• Berlakunya Hukum Pidana Menurut Waktu
• Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat
Pasal 1 KUHP
1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana,
kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan
perundang-undangan pidana yang telah ada
sebelumnya.
2) Jika ada perubahan dalam perundang-
undangan sesudah perbuatan dilakukan,
maka terhadap terdakwa diterapkan
ketentuan yang paling menguntungkan .
ASAS YG TERCAKUP
DALAM PASAL 1 (1) KUHP
Instrumen Internasional;
o Pasal 15 (1) ICCPR: hukum tidak berlaku surut
o Pasal 15 (2) ICCPR pengecualian, untuk kejahatan menurut
hukum kebiasaan international: boleh berlaku surut
o Pasal 22, 23, dan 24 ICC (Statuta Roma)
1. Asas teritorial/wilayah
berlakunya hukum pidana sesuai tempat
terjadinya tindak pidana
Pasal 2 dan 3 KUHP
– KUHP Indonesia
– TP terjadi di Indonesia
1
– Pelaku WNA/WNI
– Berlaku teori2 locus delicti
KUHP 2023
Asas Wilayah atau Teritorial
• Ketentuan pidana dalam Undang-Undang berlaku bagi
Setiap Orang yang melakukan:
a. Tindak Pidana di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Tindak Pidana di Kapal Indonesia atau di Pesawat Udara
Indonesia; atau
c. Tindak Pidana di bidang teknologi informasi atau Tindak Pidana
lainnya yang akibatnya dialami atau terjadi di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau di Kapal Indonesia dan di
Pesawat Udara Indonesia.
UU No.43 tahun 2008
tentang Wilayah Negara
B. Unsur Subyektif
melawan hukum (materil)
o Manusia (pelaku) Kesalahan dalam arti materiil dapat
o kesalahan : dipersalahkan (dicela) sehingga
(a) kesengajaan; atau dapat dipertanggungjawabkan
(b) kealpaan
(verwijtbaarheid)
o Keadaan
o Syarat tambahan untuk pemidanaan
Apa gunanya unsur (tertulis) ?
Secara umum:
o Untuk memberikan ciri/kekhasan antara satu delik
dgn delik lainnya
o Untuk pembeda suatu delik dgn delik2 yang lain
o Untuk dibuktikan di persidangan oleh JPU
Tindak Pidana
Unsur-unsur (van Bemmelen)
• Di dalam perumusan (bagian) dimuat dalam surat
dakwaan •Di luar perumusan (unsur) : syarat
• semua syarat yg dimuat dalam rumusan delik dapat dipidana
merupakan bagian-bagian, sebanyak itu pula, yang
1. Melawan hukum (materil)
apabila dipenuhi membuat tingkah laku menjadi
tindakan yang melawan hukum 2. Dapat dipersalahkan (dicela)
1. tingkah laku/akibat yang dilarang /diharuskan sehingga dapat
(Bagian Obyektif) dipertanggungjawabkan
2. Bagian yang terkait dengan bagian obyektif:
melawan hukum Umumnya dianggap ada/terpenuhi
3. Manusia/pelaku (Bagian subyektif) sehingga tdk perlu dibuktikan, kecuali
4. Bagian yang terkait dengan pelaku: kesalahan ada alasan yang kuat bahwa
(kesengajaan atau kealpaan) unsur/syarat tsb perlu dibuktikan bhw
5. Keadaan (keterangan mengenai bagian obyektif unsur tsb tdk ada/tdk terpenuhi
atau bagian subyektif)
6. Syarat tambahan untuk pemidanaan
7. Bagian yg dapat memperberat/memperingan pidana
Contoh unsur dalam rumusan tindak pidana