74 bahasa
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hukum Pidana atau Hukum Kriminal (bahasa Belanda: Strafrecht) adalah
keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan apa yang dilarang
dan termasuk ke dalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang dapat
dijatuhkan terhadap yang melakukannya.
Dengan demikian hukum pidana bukanlah mengadakan norma hukum sendiri,
melainkan sudah terletak pada norma lain dan sanksi pidana. Diadakan untuk
menguatkan ditaatinya norma-norma lain tersebut, misalnya norma agama dan
kesusilaan.
Dalam hukum pidana materil dikenal yang namanya tindak pidana. Adapun yang
dimaksud dengan tindak pidana adalah suatu tindakan melawan hukum yang dilakukan
oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dan atas perbuatannya tersebut
diancam dengan sanksi tertentu. Tindak pidana dibagi menjadi 2, yaitu: tindak pidana
materil (delik materil) dan tindak pidana formil (delik formil). Yang dimaksud dengan
delik materil adalah delik yang hanya menyebutkan akibat yang terjadi, misalnya di
dalam Pasal 338 KUHP (pembunuhan biasa (doodslag)) yang menyebutkan hilangnya
nyawa orang lain (akibat). Yang dimaksud dengan delik formil adalah delik yang
menyebutkan cara-cara tindak pidana dilakukan, misalnya di dalam Pasal 362 KUHP
(pencurian) yang menyebutkan cara-cara mencuri yaitu dengan cara diam-diam
mengambil barang orang lain yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain (cara
mencuri)[1].
1. Delik yang dilakukan dengan sengaja, misalnya, sengaja merampas jiwa orang
lain (Pasal 338 KUHP) dan delik yang disebabkan karena kurang hati-hati,
misalnya, karena kesalahannya telah menimbulkan matinya orang lain dalam
lalu lintas di jalan.(Pasal 359 KUHP).[5]
2. Menjalankan hal-hal yang dilarang oleh Undang-undang, misalnya, melakukan
pencurian atau penipuan (Pasal 362 dan378 KUHP) dan tidak menjalankan hal-
hal yang seharusnya dilakukan menurut Undang-undang, misalnya tidak
melapor adanya komplotan yang merencanakan makar. [5]
3. Kejahatan (Buku II KUHP), merupakan perbuatan yang sangat tercela, terlepas
dari ada atau tidaknya larangan dalam Undang-undang. Karena itu disebut juga
sebagai delik hukum.[5]
4. pelanggaran (Buku III KUHP), merupakan perbuatan yang dianggap salah satu
justru karena adanya larangan dalam Undang-undang. Karena itu juga disebut
delik Undang-undang.[5]
Macam-Macam Pidana[sunting | sunting sumber]
Mengenai hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap seseorang yang telah bersalah
melanggar ketentuan-ketentuan dalam undang-undang hukum pidana, dalam Pasal 10
KUHP ditentukan macam-macam hukuman yang dapat dijatuhkan, yaitu sebagai
berikut: