Anda di halaman 1dari 8

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH KEPULAUAN RIAU


RESOR KOTA BARELANG

”STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA POLRESTA


BARELANG GUNA MELAKSANAKAN TIPIRING
DI WILAYAH HUKUM POLRESTA BARELANG”

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sesuai dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol : SKEP / 259 / IV / 2004 tanggal 21 April 2004 tentang
Himpunan Buku Petunjuk Kegiatan penindakan tindak pidana ringan (TIPIRING).

a. Tipiring adalah perkara yang di ancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama 3 (tiga) bulan
dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 7.500 atau yang ditetapkan pada saat itu kecuali pelanggaran
lalu lintas;

b. Penyidik adalah pejabat polisi Negara republic Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan;

c. Pelanggaran peraturan daerah (perda) adalah perkara pelanggaran terhadap ketentuan peraturan daerah
secara otonom oleh siapa saja dapat diancam dengan kurungan atau denda yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah bersama-sama dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) setempat. Penegakan perda
dapat dikelompokan tindak pidana ringan dengan proses acara pemeriksaan cepat oleh PPNS dibantu
Polri.

d. Acara pemeriksaan cepat

Penyidik atas kuasa penuntut umum, dalam waktu 3 (tiga) hari sejak BAP selesai dibuat
menghadapkan terdakwa besertabarang bukti, saksi, saksi ahli dan juru bahasa kesidang pengadilan. Yang
diperiksa menurut acara pemeriksaan cepat kasus tipiring yang menyangkut pelanggaran/ kejahatan KUHP
menggunakan format berkas perkara biasa dan terhadap pelanggaran perda/ non KUHP dan pelanggaran
pasal KUHP tertentu menggunakan blanko acara pemeriksaan cepat tipiring model tilang.

Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 1


e. Kemampuan penyidik tipiring antara lain :

1. Menguasai teknik pemeriksaan (mempunyai skep penyidik)

2. Mahir berkomunikasi

3. Menguasai undang-undang/ peundang-undangan yang berkaitan dengan tipiring maupun perda setempat

4. Terampil menggunakan computer/ mengetik

5. Dapat melaksanakan pengamatan dan penggambaran

f. Administrasi penyidikan menggunakan :

1. Blanko acara pemeriksaan cepat tipiring / penegakan peraturan daerah/ non KUHP model tilang terdiri
dari :

(a) Lembar warna putih untuk pengadilan

(b) Lembar warna merah untuk tersangka

(c) Lembar warna biru untuk kejaksaan

(d) Lembar warna kuning untuk satuan atas penyidik

(e) Lembar warna hijau untuk arsip

2. Menggunakan berkas perkara biasa untuk pelanggaran KUHP :

(a) Sampul berkas perkara

(b) Daftar isi berkas perkara

(c) Resume

(d) Laporan polisi

(e) Berita acara pemeriksaan(BAP) saksi

(f) Berita acara pemeriksaan tersangka

(g) Berita acara penangkapan, penggeledahan, penyitaan.

(h) Daftar saksi dan tersangka

(i) Daftar barang bukti

Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 2


(j) Keteranga ahli

(k) Surat permintaan persetujuan penyitaan dari ketua pengadilan negeri

(l) Surat pemberitahuan dimulainya penyidikan

Sebagaimana diketahui bahwa kota Batam sebagai pusat pemerintahan, memiliki jumlah penduduk yang
padat serta kegiatan masyarakat yang tinggi termasuk kegiatan perekonomian sehingga dibutuhkan anggota Sat
Sabhara Polresta Barelang yang profesional guna memberikan pelayanan prima Polri kepada masyarakat
khususnya yang akan melakukan transaksi ekonomi di pusat keraimaian dan pelayanan terhadap tersangka
tindak pidana yang akan melaksanakan sidang untuk meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan seperti
sabotase, dan sebagainya pada saat kegiatan tindak pidana ringan (tipiring) berlangsung.

Standart Operasional Prosedur (SOP) Sat Sabhara Polresta Barelang ini merupakan tata cara atau tahapan
yang dibakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan tujuan agar mengetahui
dengan jelas fungsi dan peran anggota dalam pelaksanaan tugas, memperjelas alur tugas, wewenang dan
tanggung jawab, melindungi organisasi/unit kerja dan personil dari kesalahan prosedur, untuk menghindari
kegagalan/kesalahan anggota dalam pelaksanaan tugas tindak pidana ringan (tipiring) di wilayah hukum Polresta
Barelang. Dengan adanya SOP ini diharapkan anggota Satuan Sabhara Polresta Barelang mampu meleksanakan
tugas pengawalan sebagai wujud pelayanan prima Polri kepada masyarakat guna menghindari kesalahan
prosedur oleh anggota yang sedang melaksanakan tugas operasional Kepolisian dilapangan.

2. Dasar

a. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;

b. Surat keputusan Kapolri No. Pol : SKEP/259/IV/2004 tanggal 21 April 2004 tentang Buku Petunjuk
Kegiatan tentang tindak pidana ringan (tipiring).

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud daripada pembuatan SOP ini sebagai gambaran kepada pimpinan dan anggota Satuan
Sabhara Polresta Barelang dalam melaksanakan tindak pidana ringan (tipiring), untuk dijadikan petunjuk dan
pedoman bagi anggota sabhara Polresta Barelang beserta jajaran sebagai penyidik dan penyidik pembantu
dalam melakukan penyelesaian akhir dari proses tindak pidana ringan.

b. Tujuan

Adapun tujuan dari pada pembuatan SOP ini sebagai pedoman anggota Satuan Sabhara Polresta
barelang dalam melaksanakan tugas tindak pidan aringan (tipiring) untuk meningkatkan keterampilan dalam
penindakan terhadap masalah pelanggaran yang berkaitan dengan ketertiban dan kepatuhan hokum
masyarakat sehingga masalah pelanggaran hokum ketidaktertiban yang dinilai sederhana, ringan tak
berkembang menjadi tindak pidana yang lebih besar.
Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 3
4. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup standar operasional prosedur ini meliputi kegiatan tindak pidana ringan (tipiring) di
wilayah hukum Polresta Barelang yang dilakukan oleh anggota Satuan Sabhara Polresta Barelang dengan
sasaran :

a. Tersangka;guna memberikan efek jera;


b. Penyidik tipiring;guna meningkatkan ketrampilan kepada anggota sabhara Polri sebagai penyidik tindak
pidana ringan (tipiring) dan sudah mempunyai skep sebagai penyidik;
c. Penyidik pegawai negeri sipil (PPNS);guna meningkatkan keterampilan anggota PPNS dalam
melakukan penyidikan terhadap pelanggaran perda dilingkungannya dan sudah mempunyai skep
sebagai penyidik;
d. Tokoh masyarakat; guna membantu tugas polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban umum;

5. Tata Urut

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Dasar

3. Maksud dan Tujuan

4. Ruang Lingkup

5. Tata Urut

II. PELAKSANAAN

6. Tugas Pokok

7. Kegiatan

a. Tahap persiapan

b. Tahap pelaksanaan

c. Tahap konsolidasi

III. KESIMPULAN DAN SARAN

8. Kesimpulan

9. Saran

IV. PENUTUP
Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 4
BAB II
PELAKSANAAN

6. TUGAS POKOK

a. Kasat Sabhara

Bertugas membantu Kapolresta Barelang dalam rangka melaksanakan kegiatan Turjawali dan
pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, TPTKP, dan penanganan Tipiring, pengendalian
massa, negosiator dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat serta pengamanan
Markas maupun Bantuan Search And Rescue (Ban SAR).

b. Waka Satsabhara

Bertugas membantu Kasat Sabhara Polresta Barelang dalam melaksanakan Turjawali dan
pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, TPTKP dan penanganan Tipiring, pengendalian
massa, negosiator dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat serta pengamanan
Markas maupun Bantuan Search And Rescue (Ban SAR).

c. Kaur Bin Ops Satsabhara

Bertugas merencanakan penyelenggaraan tugas Turjawali, pelatihan ketrampilan, pembinaan tehnis,


pemeliharaan ketertiban umum berupa penegakan hukum Tipiring dan TPTKP, pencarian dan penyelamatan (
SAR ).

d. Kaur Mintu Satsabhara

Bertugas menyelenggarakan kegiatan, menyiapkan administrasi dan ketatausahaan Satsabhara


Polresta Barelang.

e. Kanit Dalmas Satsabhara

Bertugas melaksanakan pengamanan unjuk rasa/ aksi damai, negosiator atau Dalmas dan penegakan
hukum Tipiring serta pengamanan Markas.

f. Kanit Turjawali Satsabhara

Bertugas melaksanakan tugas Turjawali dan penegakan hukum Tipiring serta pengamanan Markas

7. KEGIATAN

a. Tahap Persiapan

1) Menyiapkan surat perintah penugasan dan menyusun rencana kegiatan;

2) Pengecekan blanko tipiring maupun administrasi penyidikan berkas perkara tipiring dan skep
penyidik;

Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 5


3) Rapat koordinasi dengan kejaksaan, pengadilan, pemda setempat;

4) Adakan acara pimpinan pasukan(APP) sebelum melaksanakan tugas secara jelas dan benar serta
berikan penekanan untuk menghindari tindakan kekerasan (mengejar pengakuan tersangka).

b. Tahap Pelaksanaan

1) Penindakan terhadap pelanggaran pasal tipiring tertentu baik KUHP/ Non KUHP

a) Tata cara penindakan tindak pidana ringan (tipiring) khususnya terhadap pelanggaran
peraturan daerah menggunakan blanko acara pemeriksaan cepat model tilang;

b) Proses penyidikan tindak pidana ringan(tipiring) dapat dilaksanakan dimarkas komando


maupun diluar markas komando, yang penting ditangani secar cepat dan tuntas;

c) Setelah penyidik/penyidik pembantu/ penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) menerima laporan/
pengaduan atau mengaetaui secara langsung adanya tindak pidana ringan (tipiring) maka
segera mencari saksi, tersangka, dan barang bukti (BB) yang berkaitan dengan kasusnya;

d) Setelah diadakan pemerikasaan singkat dan menemukan elemen pasal yang dilanggar. Serta
sudah ada pengakuan tersangka didukung dengan keterangan saksi maka penyidik/penyidik
pembantu/ penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) segera menulis langsung blanko tindak
pidana ringan (tipiring);

e) Untuk memperkuat keterangan, maka baik saksi, terdakwa, dan penyidik/penyidik pembantu
agar membubarkan tanda tangan di blanko tindak pida ringan (tipiring) tersebut;

f) Mencatat jenis barang bukti (BB) yang disita;

g) Apabila tersangka tidak mau menandatangani, maka penyidik/penyidik pembantu cukup


mencatat uraian singkat alas an-alasannya ( dilembar belakang);

h) Mengingatkan kembali kepada terdakwa atau kuasanya untuk datang kepengadilan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan sebagai jadwal siding tindak pidana ringan;

i) Penyidik/penyidik pembantu/penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) mampu meredam emosi


tersangka atau kelompok masyarakat sekitar tempat kejadian perkara (TKP) yang tidak puas
atas tindakan hokum tersebut;

j) Putusan pengadilan ditulis dan ditanda tangani oleh hakim dan panitera ( dilembar belakang);

2) Penindakan tindak pidana ringan (tipiring) khusus pelanggaran terhadap KUHP

a) Setelah menerima pengaduan petugas sabhara segera membuat laporan polisi;

b) Mendatangi TKP dan melakukan TPTKP;


Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 6
c) Pemberitahuan dimulainya penyidikan;

d) Pemeriksaan saksi/saksi korban;

e) Menyita barang bukti;

f) Mencari, menagkap dan memeriksa tersangka;

g) Proses pemberkasan menjadi berkas perkara;

h) Nomor registarasi berkas perkara dari satuan sabhara;

i) Registrasi pengiriman berkas perkara dari satuan sabhara;

j) Penyerahan berkas perkara kepengadilan dalam waktu 3 hari berikut tersangka dan barang
bukti;

3) Tanggung jawab penyidikan

Yang berhak melakukan penyidikan tindak pidana ringan (tipiring) adalah anggota sabhara
Polri yang telah mempunyai surat keputusan penyidik/penyidik pembantu. Sedang penyidikkan
terhadap pelanggaran peraturan daerah (perda) dilaksanakan oleh satuan polisi pamong
praja(Satpol PP) yang berstatus penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), dikoordinasikan oleh
penyidik Sabhara Polri.

c. Tahap pengakhiran

1) Ketua Tim mengecek kembali personil yang bertugas;

2) Mengecek kembali berita acara pemeriksaan dan blanko tipiring adakah yang belum ditandatangani
baik oleh tersangka maupun saksi, baik yang disidik oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS);

3) Ucapkan terimaksih kepada saksi yang telah bersedia memberikan keterangannya secara benar dan
jelas;

4) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 7


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

8. Kesimpulan

Bahwa Pelaksanaan tindak pidana ringan (tipiring) harus disiapkan secara optimal antara lain :
menyiapkan administrasi, menyiapkan personil, menyiapkan alut dan alsus, dan cara bertindak sehingga
pelaksanaan kegiatan tindak pidana ringan (tipiring) dapat dilaksanakan secara maksimal.

9. Saran

Guna mengoptimalkan pelaksanaan tugas tindak pidan ringan (tipiring) Satsabhara Polresta
Barelang, dimohon kepada Ka untuk melengkapi sarana prasarana, antara lain :

a. Pemberdayaan petugas Polwan untuk melaksanakan pengawalan tahanan wanita;

b. Jas hujan

c. Lampu senter

BAB IV
PENUTUP

Demikian Standar Operasional Prosedur Satuan Sabhara Polresta Barelang ini dibuat untuk dapatnya
digunakan dan dilaksanakan sebagai pedoman dalam kegiatan tindak pidana ringan (Tipiring) Polresta Barelang.

Dikeluarkan di: Batam


pada tanggal : Februari 2018

KASAT SABHARA POLRESTA BARELANG

RAMSES MARPAUNG
KOMISARIS POLISI NRP 65120026

Sat Sabhara Polresta Barelang |SOP TIPIRING 8

Anda mungkin juga menyukai