TENTANG
Mengingat …..
2
MEMUTUSKAN:
BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1
3. Pengamanan …..
3
13. Penyamaran.....
4
13. Penyamaran adalah bentuk usaha, pekerjaan dan tindakan penyelidik untuk
mendapatkan Baket dengan cara menutupi jati diri, sehingga objek tidak tahu/
tidak sadar bahwa perhatiannya dialihkan atau keadaan tetap dianggap wajar.
14. Penyesatan adalah bentuk usaha, pekerjaan dan tindakan penyelidik yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat mengelabui/menyesatkan/
mengalihkan perhatian/pengetahuan objek penyelidikan atas kegiatan yang
dilakukan penyelidik.
15. Penelitian adalah pengumpulan Baket yang dilakukan secara terbuka, untuk
menemukan hal yang baru atau mencari penjelasan yang berkaitan dengan
keterangan saksi, surat, petunjuk, ahli, bukti elektronik dan keterangan
terlapor.
16. Wawancara adalah tindakan penyelidik dalam mendapatkan Baket dari orang
yang memiliki atau diduga memiliki keterangan melalui pembicaraan tanya
jawab secara langsung.
17. Interogasi adalah cara mendapatkan Baket dengan memberikan pertanyaan
secara langsung kepada objek penyelidikan yang berada dalam penguasaan
penyelidik.
18. Wawancara terselubung (Elicyting) adalah cara mendapatkan Baket melalui
pembicaraan dan tanya jawab secara langsung namun sumber tidak
mengetahui maksud dan tujuan penyelidik.
19. Pengamatan adalah cara mendapatkan Baket dan gambaran objek tertentu
secara langsung dan menyeluruh dengan menggunakan panca indera atau
peralatan khusus Paminal.
20. Penggambaran adalah Baket yang dibuat oleh penyelidik dari hasil kegiatan
pengamatan.
21. Pembuntutan (Surveillance) adalah serangkaian tindakan penyelidik yang
dilakukan secara sistematis untuk mengikuti kegiatan objek penyelidikan.
22. Penyusupan adalah cara mendapatkan Baket dengan memasukkan
penyelidik ke dalam objek penyelidikan.
23. Perekaman adalah cara mendapatkan Baket dengan mengambil dan
menyimpan suara dan/atau gambar.
24. Gelar penyelidikan adalah suatu kegiatan penggelaran proses penyelidikan
yang dilakukan atas permintaan pengendali atau pengawas penyelidikan,
dengan tujuan sebagai sarana pengawasan dan pengendalian terhadap
proses penyelidikan serta menentukan apakah terjadi pelanggaran atau tindak
pidana yang melibatkan Pegawai Negeri pada Polri.
25. Laporan Hasil Penyelidikan adalah laporan tertulis yang disampaikan oleh
penyelidik perihal fakta-fakta suatu peristiwa yang diduga sebagai
pelanggaran Disiplin, pelanggaran KEPP, dan/atau Tindak Pidana yang
melibatkan Pegawai Negeri pada Polri.
Pasal.....
5
Pasal 2
Tujuan dari peraturan ini sebagai pedoman bagi personel Paminal dalam pelaksanaan
tugas penyelidikan.
Pasal 3
BAB II
Pasal 4
(2) Penyelidikan terhadap objek Pegawai Negeri pada Polri dilakukan apabila
terdapat dugaan adanya pelanggaran yang melibatkan Pegawai Negeri pada
Polri.
(5) Penyelidikan terhadap objek Baket dilakukan apabila terdapat dugaan adanya
pelanggaran dan/atau penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan dan
pendokumentasian bahan keterangan.
Bagian Kedua
Dasar
Pasal
5
Pasal.....
7
Pasal 6
(2) Format laporan informasi/informasi khusus tercantum dalam lampiran ”A” yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 7
(2) Anggota Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari:
a. Ropaminal Divpropam Polri untuk tingkat Mabes Polri;
b. Subbidpaminal Bidpropam Polda untuk tingkat Polda; dan
c. Unit Paminal Sipropam Polres untuk tingkat Polres.
Pasal 8
e.meminta …..
8
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Paragraf 1
Tahap Penyelidikan
Pasal 9
Paragraf 2
Perencanaan
Pasal 10
Pasal.....
9
Pasal 11
(3) Baket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan data, fakta
atau informasi yang harus didapatkan oleh penyelidik untuk menentukan
terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran oleh Pegawai Negeri pada Polri.
(4) Sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan orang,
badan dan/atau lembaga yang dapat memberikan Baket tentang terjadi atau
tidak terjadinya pelanggaran oleh Pegawai Negeri pada Polri.
(5) Format UUK tercantum dalam lampiran “B” yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 12
(2) Tim penyelidik terdiri dari Ketua Tim beserta paling sedikit 2 (dua) orang
anggota Tim.
Pasal 13
Pasal 14
(2) Alat utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan alat
yang melekat pada setiap anggota dan digunakan dalam melaksanakan
kegiatan penyelidikan Paminal, meliputi:
a. alat pembuatan laporan;
b. alat transportasi;
c. alat komunikasi; dan
d. alat bantu lihat dan dengar serta alat-alat lain yang diperlukan.
(3) Alat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan alat-alat
pendukung dalam kegiatan operasional penyelidikan yang penggunaannya
dilakukan oleh fungsi Paminal atas dukungan dari fungsi teknis terkait.
Pasal 15
Paragraf 3
Pengumpulan
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal.....
12
Pasal 19
(1) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a angka
1 dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. mengidentifikasi data atau dokumen untuk dikelompokkan atau
disesuaikan permasalahannya dengan cara mempelajari keseluruhan,
menyimpulkan sementara dan menemukan fakta;
b. menggabungkan data atau dokumen yang saling berhubungan dan
mengarah pada permasalahan, sehingga memiliki kesesuaian dalam
rangka menyusun konstruksi permasalahan; dan
c. menganalisa dalam rangka menemukan nilai objektivitas permasalahan
guna memenuhi unsur Siadidemenbabi.
(2) W awancara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a angka 2
dilakukan:
a. dengan teknik, yaitu:
1. penyelidik bertatap muka/berhadapan langsung dengan
objek penyelidikan;
2. penyelidik memanfaatkan media telepon, faksimile, e-mail, atau
alat telekomunikasi sejenis; atau
3. penyelidik memberikan kuisioner/daftar pertanyaan tertulis yang
harus dijawab oleh objek penyelidikan;
b. dengan taktik, yaitu:
1. penyelidik melakukan wawancara langsung pada
pokok permasalahan;
2. penyelidik melakukan wawancara tanpa mengintimidasi/
menekan objek penyelidikan;
3. penyelidik melakukan wawancara dengan memposisikan diri
sederajat dengan objek penyelidikan; atau
4. penyelidik memberikan jeda waktu di tengah wawancara.
(3) Interogasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a angka 3:
a. dilakukan dengan cara:
1. membangun kepercayaan kepada sumber sehingga
bersedia memberikan keterangan secara utuh;
2. memberikan pertanyaan secara langsung pada pokok atau inti
permasalahan; dan
3. bersikap tegas;
b. dituangkan …..
13
(4) Format Berita Acara Interogasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
tercantum dalam lampiran ”C” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan ini.
Pasal 20
(2) Pengamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b angka 2
dilakukan oleh penyelidik dan dapat menggunakan alat khusus, dengan
kegiatan meliputi:
a. melakukan orientasi terhadap lokasi objek penyelidikan;
b. melakukan adaptasi situasi dan kondisi terhadap lokasi
objek penyelidikan;
c. menentukan posisi penyelidik untuk melakukan pengamatan; dan
d. melakukan pengamatan tanpa diketahui oleh objek penyelidikan.
14
(5) Penyusupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a angka 5
dilakukan:
a. dengan teknik:
1. terbuka, yaitu penyelidik secara fisik terbuka dan misi
yang diemban terbuka;
2. semi terbuka, yaitu penyelidik secara fisik terbuka namun misi
yang diemban tertutup; dan
3. tertutup, yaitu penyelidik secara fisik tertutup dan misi
yang diemban tertutup;
b. dengan taktik:
1. menggunakan penyamaran untuk personel dan kesatuan; dan
2. menggunakan penyesatan baik dengan kata maupun gerakan.
c. dengan prinsip:
1. selaras dengan situasi kondisi objek penyelidikan;
2. masuk dan berada di lingkungan objek penyelidikan secara
alami dan tepat; dan
3. tidak mengganggu kebebasan bergerak penyelidik.
(6) Perekaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a angka
6 dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. penyelidik melakukan perekaman suara dan/atau gambar secara
langsung; dan
b. penyelidik melakukan perekaman suara dan/atau gambar melalui
sumber.
Pasal 21
(5) Format tanda bukti serah terima tercantum dalam lampiran ”E” yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Paragraf 4
Pengolahan
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
b. tindakan …..
16
b. tindakan kedua, yaitu meneliti kepercayaan terhadap suatu Baket dan meneliti
sumber dengan ketentuan:
1. Baket didapat dari tangan pertama;
2. sumber sudah dikenal sebelumnya;
3. sumber dapat dipercaya; dan
4. sumber mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk mendapatkan
Baket serupa;
c. tindakan ketiga, yaitu meneliti kebenaran isi Baket dengan ketentuan:
1. yang disampaikan sumber logis/diterima akal;
2. Baket dibenarkan oleh Baket-Baket lainnya dari berbagai sumber;
3. kesesuaian dengan Baket lain yang sudah ada; dan
4. kemungkinan Baket berasal dari satu tangan dan sengaja disampaikan
melalui berbagai saluran untuk tujuan penyesatan.
Pasal 25
(2) Penafsiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara
menyamakan, mencocokkan dan membandingkan antara Baket yang baru
diterima dengan Baket yang telah ada.
Pasal 26
Paragraf 5
Pelaporan
Pasal 27
(2) Laporan Hasil Penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi
fakta-fakta yang memuat alat bukti berupa:
a. keterangan saksi
b. surat;
c. keterangan Ahli;
d. petunjuk;
e. bukti elektronik; dan/atau
f. keterangan terlapor.
(3) Laporan Hasil Penyelidikan disampaikan melalui Nota Dinas atau Surat
kepada:
a. Kapolri, Kadivpropam Polri, atau Karopaminal Divpropam Polri untuk
tingkat Mabes Polri, dengan tembusan Irwasum Polri, Kabareskrim
Polri, Karowabprof, Karoprovos dan/atau Kapolda;
b. Kapolda atau Kabidpropam Polda untuk tingkat Polda, dengan
tembusan Kadivpropam Polri, Irwasda, Dirreskrim Polda,
Kasubbidwabprof, Kasubbidprovos dan/atau Kapolres; dan
c. Kapolres untuk tingkat Polres, dengan tembusan Kapolda,
Kabidpropam Polda, Kasatreskrim, Kasiwas dan/atau Kapolsek.
(4) Format Laporan Hasil Penyelidikan tercantum dalam lampiran ”F” yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
(5) Format Nota Dinas penyampaian Laporan Hasil Penyelidikan tercantum dalam
lampiran ”G” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
BAB IV
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
(1) Gelar penyelidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf d,
dapat dilakukan:
a. sebelum kegiatan penyelidikan;
b. pada saat kegiatan penyelidikan; atau
c. sesudah kegiatan penyelidikan.
(2) Gelar penyelidikan dilaksanakan dengan melibatkan peserta gelar, yang terdiri
dari:
a. pengendali atau pengawas penyelidikan sebagai pimpinan gelar;
b. penyelidik yang bertanggung jawab terhadap penyelidikan;
c. para …..
19
(4) Format Notulen gelar penyelidikan tercantum dalam lampiran ”I” yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
BAB V KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 32
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2015
R. BUDI WINARSO
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 2015
BADRODIN HAITI