Anda di halaman 1dari 4

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH SUMATERA UTARA


RESOR TOBA
Jalan Siponggol Dolok Siantar Narumonda 22384

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


TENTANG PEDOMAN SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL PENYIDIKAN ( SP2HP )
OLEH SAT RESKRIM POLRES TOBA

I. PENDAHULUAN

1. Dasar :
a. Undang – undang RI nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Undang – undang RI nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
c. Keputusan Kapolri No. Pol : 1225 tahun 2000 tentang Juklak dan Juknis Proses Penyidikan Tindak Pidana.
d. Peraturan Kapolri nomor 12 tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian penanganan Perkara
Pidana dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
e. Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana.
f. Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 2003 tentang Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
g. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol : 7 tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
h. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol : 15 tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi
Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Penyusunan Standard Operasional Prosedur tentang Pedoman Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil
Penyidikan ini dimaksudkan sebagai Pedoman para Penyidik / penyidik pembantu dalam Program Quick
Winds bidang Transparansi Penyidikan Tindak Pidana dilingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia
khususnya Polres Toba.

b. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pedoman Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penyidikan ini adalah untuk menyamakan persepsi dan pola tindak dalam mekanisme
pelaksanaan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan dikalangan penyidik polri.

3. Ruang Lingkup

Standar Operasional Prosedur ini meliputi pokok-pokok penyelenggaraan, tata cara pelaksanaan dan
pengadministrasian surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan dilingkungan penyidik polri.

4. Pengertian

a. Administrasi Penyidikan adalah Penatausahaan dan segala kelengkapan yang diisyaratkan uandang-
undang dalam proses penyidikan, meliputi pencatatan, pelaporan, pendataan dan pengarsipan baik untuk
kepentingan peradilan, operasional maupun pengawasan.
b. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajibannya
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan
terjadinya peristiwa pidana.
c. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas polri tentang adanya pemberitahuan yang
disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang bahwa akan, sedang
atau telah terjadi peristiwa pidana.

/ d. Pengaduan...........
-2-

d. Pengaduan adalah Pemberitahuan di sertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat
yang berwenang untuk menindak menurut hukum terhadap seseorang yang telah melakukan tindak pidana
aduan yang merugikannya.
e. Penyelidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-
undang untuk melakukan penyelidikan.
f. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara
yang diatur oleh undang-undang.
g. Penyidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan.
h. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang untuk mencari serta mengumpulkan barang bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
i. Atasan penyidik adalah penyidik yang berwenang menerbitkan surat perintah tugas, surat perintah
penyelidikan dan surat perintah penyidikan di wilayah hukum atasan penyidik sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
j. Pengawasan adalah serangkaian kegiatan dan tindakan pengawas berupa pemantauan terhadap proses
penyidikan, berikut tindakan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan dalam rangka tercapainya
proses penyidikan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku serta menjamin proses
pelaksanaan kegiatan penyidikan perkara dilakukan secara profesional, proporsional dan transparan.
k. Pengawas penyidikan adalah pejabat Kepolisian Republik Indonesia yang diberi tugas berdasarkan surat
keputusan / surat perintah untuk melakukan pengawasan proses penyidikan perkara dari tingkat Mabes
sampai ketingkat kepolisian sektor.
l. Pengendalian penyidikan adalah kegiatan pemantauan, pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada
penyidik agar proses penyidikan dapat berjalan lebih lancar dan sesuai dengan target yang ditetapkan.
m. Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka
atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan / atau
peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
n. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut
umum atau hakim dengan penetapannya dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
o. Penahanan lanjutan adalah penahanan tambahan yang dilakukan karena proses penyidikan belum lengkap
sebagaimana diatur dalam undang-undang.
p. Pembantaran penahanan adalah penundaan penahanan sementara terhadap tersangka karena alasan
kesehatan (memerlukan rawat jalan / rawat inap) yang dikuatkan dengan keterangan dokter sampai dengan
yang bersangkutan sembuh kembali.
q. Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat tinggal dan tempat tertutup
lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan / atau penyitaan dan / atau penangkapan dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
r. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan / atau menyimpan dibawah
penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan
pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.
s. Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat dimana suatu tindak pidana
dilakukan / terjadi dan tempat-tempat lain dimana tersangka dan / atau korban dan / atau barang-barang
bukti yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut ditemukan.
t. Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan
patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
u. Tertangkapan tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau
dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh
khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan
benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa
ia adalah pelakunyaatau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.
v. Laporan Hasil Penyelidikan yang selanjutnya disingkat LHP adalah laporan secara lisan atau tertulis kepada
atasan yang memberi perintah mengenai hasil penyelidikan.
w. Surat Perintah Dimulainya Penyidikan yang selanjutnya disingkat SPDP adalah surat yang menyatakan
berdasarkan bukti permulaan yang cukup sudah dapat dilakukan penyidikan.
x. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan yang selanjutnya disingkat SP2HP adalah surat
pemberitahuan terhadap si pelapor tentang hasil perkembangan penyidikan.

/ 5. Tata urut...........
-3-

5. Tata urut

I. Pendahuluan
II. Pokok-pokok Penyelenggaraan Pengawasan Pengendalian Penanganan perkara pidana dan tata cara
Pelaksanaan serta Pengadministrasian SP2HP.
III. Penutup

II. POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN PENGAWASAN PENGENDALIAN PENANGANAN PERKARA PIDANA


DAN TATA CARA PELAKSANAAN SERTA PENGADMINISTRASIAN SP2HP.

1. Pokok-pokok Penyelenggaraan Pengawasan Pengendalian Penanganan perkara pidana.

a. Legalitas yaitu setiap tindakan Penyidik senantiasa berdasarkan ketentuan perundang-undangan.


b. Proporsional yaitu dalam penanganan suatu perkara harus disesuaikan dengan laporan / pengaduan sesuai
dengan tindak pidana yang terjadi dan penanganannya berdasarkan kewenangan sesuai ketentuan yang
ada.
c. Kepastian Hukum, bahwa tindakan Penyidik dilakukan untuk menjamin tegaknya hukum dan Keadilan
ditengah-tengah masyarakat.
d. Akuntabilitas, bahwa setiap Penyidik dapat mempertanggungjawabkan tindakannya baik secara Tehnis,
Yuridis dan Administrasi.
e. Transparansi, bahwa setiap Penyidik tetap memperhatikan azas keterbukaan yang bersifat informatif bagi
pihak-pihak terkait.
f. Kredibilitas, bahwa setiap Penyidik harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan
penyidikan sehingga mendapat pengakuan dan kepercayaan masyarakat.

2. Tata Cara Pelaksanaan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan.

a. Dalam hal Akuntabilitas dan Transparansi Penyidikan, maka Penyidik wajib memberitahukan perkembangan
hasil penyidikannya kepada pihak : pelapor / korban, keluarga / saudara / orangtua / PH / Konsul dari
tersangka baik diminta atau tidak diminta.
b. Pemberitahuan tersebut disampaikan minimal 3 x selama proses penyidikan yaitu pada saat dimulainya
penyidikan dan pada saat Berkas perkara diserahkan ke JPU untuk penelitian serta pada saat Tersangka
dan Barang Bukti di limpahkan ke JPU.
c. Selain ketentuan pada point 2 huruf b diatas, SP2HP juga disampaikan manakala penyidik menemukan
masalah / kendala dalam proses penyidikan guna mendapatkan solusi dan kelancaran proses penyidikan.
d. Materi SP2HP memuat tentang :

- Laporan Polisi
- Identitas tersangka
- Tindakan Penyidik lengkap dengan nomor mindiknya
- Pokok Perkara dan pasal yang dipersangkakan
- Perkembangan tahap penyidikan
- Identitas dan nomor HP / Telephone Penyidik

e. SP2HP ditandatangani oleh penyidik dan diketahui oleh Pengawas penyidik.


f. Tembusan SP2HP disampaikan kepada Atasan langsung Penyidik ( Direktur / Kapolres).
g. Pengiriman SP2HP dilakukan dengan cara :

- Langsung
- Jasa Pos Tercatat
- Faximile
- Email
- Twitter

8. Pengadministrasian

Setiap SP2HP yang diterbitkan oleh Penyidik / Penyidik pembantu, penomoran / Registrasi Administrasi tetap
satu pintu yaitu pada Urmintu.

/ III. PENUTUP.......
- 4-

III. PENUTUP

Demikian Pedoman SP2HP ini disusun dan berlaku sejak ditetapkan. Agar setiap Penyidik / Penyidik Pembantu
mengetahui dan melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Siantar Narumonda, Agustus 2023


Ps. KASAT RESKRIM POLRES TOBA

WILSON M. PANJAITAN, S.H.


INSPEKTUR POLISI SATU NRP 78090129

Anda mungkin juga menyukai