a.
bahwa
tugas dan wewenang penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam proses penyelidikan dan penyidikan tindak pidana wajib
dilaksanakan secara profesional, proporsional, prosedural, transparan dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia guna terwujudnya kepastian hukum;
2.
Peraturan....
Penyelidik adalah pejabat Polri yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
melakukan penyelidikan.
3.
4.
Penyidik adalah pejabat Polri yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
melakukan penyidikan.
5.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan
bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.
6.
7.
8.
Atasan penyidik adalah pejabat Polri yang berperan selaku penyidik, dan secara
struktural membawahi langsung penyidik/penyidik pembantu).
9.
10.
Tata Naskah, yang selanjutnya disingkat Takah adalah dokumen tertulis yang berisi
komunikasi atasan penyidik dengan penyidik tentang proses penyelidikan dan penyidikan
tindak pidana yang menjadi tanggung jawabnya.
11.
Laporan Hasil Penyelidikan, yang selanjutnya disingkat LHP adalah laporan tertulis
yang dibuat penyelidik atau penyidik setelah adanya surat perintah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana.
12.
13.
14.
15.
Asistensi adalah kegiatan atasan penyidik dan Pengawas Penyidikan yang meliputi
bimbingan, konsultasi, petunjuk atau arahan kepada penyidik dalam rangka mencegah
dan mengatasi hambatan dalam proses penyidikan tindak pidana.
16.
17.
Gelar Perkara adalah kegiatan penyampaian penjelasan tentang proses atau hasil
penyelidikan dan penyidikan oleh penyidik kepada peserta gelar dalam bentuk diskusi
kelompok untuk mendapatkan tanggapan/masukan/koreksi dalam rangka menghasilkan
rekomendasi untuk menentukan tindak lanjut proses penyidikan.
18.
Gelar Perkara Biasa adalah gelar perkara yang dilaksanakan atas inisiatif penyidik dan
dipimpin ketua tim penyidik atau atasan penyidik.
19.
Gelar.....
19.
Gelar Perkara Khusus adalah gelar perkara yang dilaksanakan atas adanya komplain
dari pengadu baik dari pihak pelapor maupun terlapor atau atas perintah Pimpinan Polri
atau permintaan dari pengawas internal dan pengawas eksternal Polri atau atas
permintaan penyidik.
20.
b.
c.
Sebagai bahan evaluasi atasan penyidik untuk menilai kinerja penyidik dalam proses
penyidikan tindak pidana guna terwujudnya tertib administrasi dan kepastian hukum.
Pasal 3
legalitas, yaitu setiap kegiatan Pengawas Penyidikan yang dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b.
c.
d.
e.
f.
sesuai
kepastian.....
g.
h.
efektif, yaitu setiap kegiatan Pengawas Penyidikan dilaksanakan dengan cepat, tepat
waktu dan sasaran;
i.
efisien, yaitu setiap kegiatan Pengawas Penyidikan dilaksanakan dengan biaya rendah
dan tuntas.
BAB II
PENGAWASAN PENYIDIKAN
Bagian Kesatu
Subyek Pengawasan
Pasal 4
b.
2.
b.
Kapolri;
b)
Kabareskrim Polri;
c)
d)
e)
tingkat Polda:
1.
Kapolda.....
2.
c.
a)
Kapolda;
b)
c)
tingkat Polres;
1.
2.
Kapolres;
b)
c)
Kapolsek.
b.
tingkat Polda:
1. Kepala Bagian Pengawasan
Ditresnarkoba; dan
Penyidikan
Ditreskrimum,
Ditreskrimsus
dan
tingkat Polres:
1.
2.
Bagian.....
Bagian Kedua
Obyek Pengawasan
Pasal 7
Obyek Pengawasan Penyidikan tindak pidana meliputi:
a.
b.
c.
(1)
Petugas penyidik dan penyidik pembantu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a
adalah pejabat Polri yang melakukan penyelidikan dan atau penyidikan berdasarkan
surat perintah tugas.
(2)
sikap, moral dan perilaku selama melaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan;
b.
c.
d.
hubungan penyidik dengan instansi penegak hukum dan instansi terkait lainnya.
Pasal 9
Kegiatan penyelidikan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b meliputi:
a.
b.
c.
d.
perkara mudah;
(2)
perkara sedang;
(3)
(4)
sangat sulit.
Pasal.....
Pasal 10
Administrasi penyelidikan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c
meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
kecermatan, ketelitian dan ketepatan dalam menentukan dasar hukum pada administrasi
penyidikan;
g.
LHP tugas penyelidikan dan penyidikan, serta laporan perkembangan atau kemajuan
kepada pimpinan;
h.
i.
SP2HP;
j.
k.
asistensi;
supervisi;
gelar perkara; dan
pemeriksaan pendahuluan.
Pasal.....
Pasal 12
(1)
(2)
memberikan bimbingan;
b.
c.
memberikan petunjuk atau arahan secara tertulis kepada penyidik untuk mengatasi
kendala dan hambatan dalam proses penyidikan tindak pidana.
b.
Kapolri;
b)
c)
2.
3.
b)
tingkat Polda:
1.
Kapolda; dan
b)
2.
3.
tingkat.....
10
c.
tingkat Polres;
1.
(3)
Kapolres;
b)
c)
Kapolsek.
2.
3.
(1)
b.
insidentil.
(2)
(3)
(4)
(5)
mengetahui proses penyelidikan dan penyidikan sudah sesuai dengan ketentuan atau
ditemukan adanya kendala, hambatan, atau permasalahan;
b.
klarifikasi terhadap laporan atau pengaduan masyarakat dengan fakta yang ada atau
ditemukan;
c.
memecahkan.....
11
c.
memecahkan permasalahan atau kendala yang dihadapi dan memberikan alternatif solusi;
d.
e.
Gelar perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c dilaksanakan dengan cara:
a.
b.
(1)
Gelar perkara biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a, dilaksanakan pada
tahap:
a.
b.
c.
(2)
Gelar perkara biasa diselenggarakan oleh Tim Penyidik atas perintah atau persetujuan
atasan penyidik.
(3)
Gelar perkara biasa dipimpin oleh ketua tim penyidik atau Atasan Penyidik dengan
menghadirkan Pengawas Penyidikan dan pejabat terkait sesuai dengan jenis gelar yang
dilaksanakan.
(4)
Sebelum pelaksanaan gelar perkara, penyidik wajib mengirimkan Lapju kepada Pengawas
Penyidikan.
(5)
Standar Operasional Prosedur Gelar Perkara Biasa tercantum dalam lampiran C yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 17
Pengawasan Penyidikan melalui gelar perkara biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf a, bertujuan untuk:
a.
b.
mengetahui tindakan yang sudah dilakukan oleh penyidik dalam penanganan perkara;
c.
mengetahui.....
12
c.
d.
e.
mengetahui kesesuaian fakta dalam proses penyidikan dengan komplin yang disampaikan
oleh masyarakat;
f.
g.
mendapatkan fakta yang sebenarnya guna menjawab komplin masyarakat, atas adanya
dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh penyidik; dan
h.
Pengawasan Penyidikan melalui gelar perkara khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf b, bertujuan untuk:
a.
menanggapi dan mengkaji adanya keluhan dari pelapor, tersangka, keluarga tersangka,
penasihat hukumnya, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan perkara yang sedang
dilakukan penyidikan;
b.
c.
d.
e.
f.
g.
menentukan dapat atau tidaknya dibuka kembali penyidikan yang telah dihentikan karena
ditemukan fakta atau bukti baru; dan
h.
Pasal.....
13
Pasal 19
(1)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
yang locus delictinya terjadi di dua wilayah hukum Polda atau lebih;
h.
i.
j.
(2)
Pengawasan Penyidikan melalui gelar perkara khusus hanya dapat dilakukan di tingkat
Polda dan Mabes Polri.
(3)
Gelar perkara khusus di tingkat Mabes Polri dipimpin oleh Karo Pengawasan Penyidikan
dan atau Direktur pada Bareskrim Polri yang melakukan penyidikan terhadap perkara
yang di gelar, dengan Surat Perintah Kabareskrim Polri.
(4)
Gelar perkara khusus di tingkat Polda dipimpin oleh Kapolda dan atau Dirreskrim Polda
dengan Surat Perintah Kapolda.
(5)
Sebelum pelaksanaan gelar perkara, penyidik yang menangani perkara wajib membuat
dan mengirimkan laporan perkembangan penanganan perkara yang akan di gelar dalam
bentuk bahan/materi gelar perkara kepada unsur Itwas, Propam, Hukum dan
Pengawasan Penyidikan.
(6)
Standar Operasional Prosedur Gelar Perkara Khusus tercantum dalam lampiran D yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Bagian.....
14
Bagian Kedua
Tata Cara Pengawasan Penyidikan
Pasal 20
(1)
(2)
(3)
persiapan;
b.
pelaksanaan; dan
c.
Tahap persiapan Pengawasan Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
meliputi:
a.
b.
penyiapan surat telegram tentang permintaan lapju penanganan perkara yang akan
dilakukan pengawasan;
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
Bagian.....
15
Bagian Ketiga
Hasil Pengawasan Penyidikan
Pasal 21
(1)
(2)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
hasil Pengawasan Penyidikan dilaporkan kepada pejabat yang membuat Surat Perintah
Pengawasan Penyidikan dan harus ditaati oleh Tim Penyidik.
Pasal 22
(1)
(2)
Dalam hal terjadi hambatan atau kendala terhadap pelaksanaan hasil Pengawasan
Penyidikan, penyidik melaporkan kepada Atasan Penyidik dengan tembusan kepada
Pengawas Penyidikan.
Pasal.....
16
Pasal 23
(1)
Penyidik yang tidak melaksanakan hasil Pengawasan Penyidikan tanpa alasan yang sah
dapat dilakukan pemeriksaan pendahuluan oleh Pengawas Penyidikan untuk kepentingan
rekomendasi kepada atasan penyidik guna dikenakan sanksi administratif.
(2)
Sanksi administratif yang dapat dikenakan oleh atasan penyidik terhadap Tim Penyidik
dapat berupa:
(3)
a.
b.
c.
d.
(1)
Tindak lanjut dari kesimpulan dan rekomendasi hasil gelar perkara wajib dipedomani dan
dilaksanakan oleh penyidik sesuai batas waktu yang sudah ditetapkan dalam gelar
perkara.
(2)
Dalam hal penyidik tidak mempedomani dan melaksanakan rekomendasi hasil gelar
perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Pengawas Penyidikan :
(3)
a.
b.
melakukan audit investigasi, bilamana ternyata perkara tersebut diputus bebas murni
oleh Hakim pada Sidang Peradilan dan telah dinyatakan inkrach;
c.
BAB.....
17
BAB IV
MEKANISME PENGAWASAN
Pasal 25
(1)
Pengawasan Penyidikan oleh atasan penyidik kepada penyidik dan penyidik pembantu
dilaksanakan secara berjenjang menurut hierarki pada tiap tingkatan kesatuan kerja
(Satker atau kewilayahan).
(2)
(3)
(4)
(1)
rutin;
b.
insidentil.
(2)
Pelaksanaan pengawasan secara rutin dilaporkan tiap bulan, tiap semester, dan tiap
tahun secara berjenjang.
(3)
(4)
Pengawasan secara insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan pada saat
pelaksanaan tugas selesai secara berjenjang.
Pasal 27
(1)
Apabila fungsi pengawasan internal lain, baik dalam waktu bersamaan maupun berbeda,
menangani permasalahan yang sama dengan pengaduan komplain yang sedang
ditangani fungsi Pengawasan Penyidikan, untuk menghindari duplikasi dalam
penanganannya, maka harus dilaksanakan gelar perkara yang dikoordinir Pengawas
Penyidikan dengan dihadiri oleh fungsi pengawasan internal lain yang terkait.
(2)
Dalam.....
18
(2)
Dalam hal rekomendasi hasil gelar perkara ditemukan adanya dugaan pelanggaran
pidana, kodek etik profesi Polri dan disiplin maka atasan penyidik menindaklanjuti dengan
melakukan pemeriksaan pendahuluan untuk mengetahui jenis pelanggarannya.
(3)
Dalam hal hasil pemeriksaan pendahuluan ditemukan adanya pelanggaran maka atasan
penyidik segera melimpahkan kepada:
a.
fungsi Profesi dan Pengamanan (Propam) terhadap pelanggaran kode etik dan
profesi Polri;
b.
c.
(1)
(2)
(3)
b.
(1)
19
(3)
(4)
Pengawas Penyidikan berhak menolak perintah atau permintaan atau rekomendasi atau
pendapat dari pihak manapun, apabila hal tersebut bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 31
(1)
(2)
Pasal.....
L
LAMPIRAN
PER
RATURAN KEPALA
K
BA
ADAN RES
SERSE KRIMINAL POLRI
NOMOR
R 4 TAHUN
N 2014
T
TENTANG
STAN
NDAR OPE
ERASIONAL PROSED
DUR
PENGAW
WASAN PE
ENYIDIKAN
N TINDAK PIDANA
P
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
A.
STANDAR.....
A.
1.
Tujuan
SOP Asistensi dan Konsultasi Bertujuan sebagai pedoman standar dalam
melakukan langkah-langkah Asistensi dan Konsultasi yang terukur, jelas, efektif
dan efesien sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis dan
prosedur serta terwujudnya pola tindak yang sama bagi penyidik/penyidik
pembantu.
2.
b.
2)
3)
4)
3.
c.
Hambatan yuridis;
d.
Hambatan lain.
Penyelenggaraan:
a)
b)
Direktif
Kabareskrim/Wakabareskrim
Polri
untuk
(2)
Disposisi.....
(2)
(3)
(4)
2)
Penyelenggara;
Pejabat struktural, pengemban fungsi pengawas penyidikan serta
pengemban fungsi pengawasan umum dan daerah.
3)
b)
c)
Asistensi
dan
konsultasi
atas
perintah
Kapolres/
Kapolresta;
d)
4.
Pelaksana
Asistensi
dan
konsultasi
Birowassidik
Bareskrim
Polri
Kasubdit
Kabagwassidik
di
lingkungan
mengirimkan
direktorat
yang
surat/surat
bersangkutan
atau
telegram/faksimile
pertimbangan.....
2)
3)
4)
5)
b.
maupun
permintaan
Penyidik
karena
menghadapi
yang
ditemukan
wassidik
dalam
melakukan
sesuai
ketentuan
atau
ditemukan
adanya
c)
3)
d)
e)
4)
akan..
4)
c.
d.
Tim
Asistensi
Narkoba
dan
konsultasi
menyampaikan
Bag
Wassidik
hasil-hasil
Asistensi
Ditreskrimum/Sus/
dan
konsultasi
dan
di
Polsek-Polsek
kepada
Kapolres/Kapolresta/
Kapolsek;
f.
2)
3)
4)
5.
Pengawasan.....
5.
apabila perkara pidana dan cukup bukti segera kirim berkas perkara
ke JPU (Jaksa Penuntut Umum);
2)
3)
apabila perkara bukan perkara pidana dan tidak memenuhi unsurunsur pasal yang dipersangkakan, penyidikan dihentikan dengan
menerbitkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan);
b.
B.
STANDAR..
B.
Tujuan
SOP Supervisi Bertujuan sebagai pedoman standar dalam melakukan langkahlangkah Supervisi yang terukur, jelas, efektif dan efesien sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara yuridis dan prosedur serta terwujudnya pola
tindak yang sama bagi penyidik/penyidik pembantu.
2.
2)
3)
4)
b.
perkara
berdasarkan
Laporan
Polisi
yang
dalam
pelayanan
perkara
berdasarkan
Laporan
Polisi
yang
dalam
pelayanan
Polhukam
atau
kementerian/departemen
teknis
c.
Administrasi.....
c.
d.
3.
2)
profesionalisme penyelidikan/penyidikan;
2)
Penyelenggaraan:
a)
b)
(2)
(3)
(4)
2)
Penyelenggara:
Pejabat struktural, pengemban fungsi pengawas penyidikan serta
pengemban fungsi pengawasan umum dan daerah;
3)
b)
anggota
Bagwassidik
Ditreskrimum/Ditreskrimsus/
anggota.....
d)
4)
b)
anggota
Bagwassidik
Ditreskrimum/Ditreskrimsus/
Polda ke Direktorat-
d)
4.
Mekanisme Supervisi
a.
2)
3)
4)
5)
hal.....
10
5)
b.
2)
sesuai
ketentuan
atau
ditemukan
adanya
c)
3)
d)
e)
4)
c.
bersangkutan
e.
Tim.....
11
e.
Tim
Supervisi
Urbinops
Polres/Polresta
menyampaikan
hasil-hasil
2)
3)
4)
g.
5.
dikirim ke JPU
2)
apabila.....
12
2)
3)
apabila perkara bukan perkara pidana dan tidak memenuhi unsurunsur pasal yang dipersangkakan, penyidikan dihentikan dengan
menerbitkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan);
b.
c.
C.
STANDAR..
13
C.
Tujuan
SOP Gelar Perkara Biasa Bertujuan sebagai pedoman standar dalam melakukan
langkah-langkah Gelar Perkara Biasa yang terukur, jelas, efektif dan efesien
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis dan prosedur serta
terwujudnya pola tindak yang sama bagi penyidik/penyidik pembantu.
2.
2)
3)
4)
b.
2)
3)
4)
c.
1)
dilarang..
14
1)
2)
3)
4)
5)
6)
membawa senjata api, senjata tajam atau benda lainnya yang dapat
berfungsi sebagai senjata;
7)
3.
b.
2)
3)
4)
5)
6)
c.
Gelar..
15
c.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
d.
2)
3)
4)
5)
6)
e.
f.
g.
persiapan;
2)
pelaksanaan; dan
3)
2)
paparan.....
16
2)
h.
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
D.
STANDAR..
17
D.
Tujuan
SOP Gelar Perkara Khusus Bertujuan sebagai pedoman standar dalam
melakukan langkah-langkah Gelar Perkara Khusus yang terukur, jelas, efektif
dan efesien sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis dan
prosedur serta terwujudnya pola tindak yang sama bagi penyidik/penyidik
pembantu.
2.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
Dasar penyelenggaraan:
a)
perintah Kapolri/Wakapolri;
b)
perintah
Kabareskrim/Wakabareskrim
Polri
untuk
d)
e)
f)
Penyelenggara..
18
2)
3)
Penyelenggara:
a)
b)
Pimpinan Gelar:
a)
Kapolri/Waka;
b)
4)
b.
Peserta Gelar :
a)
b)
c)
d)
Kuasa hukum;
e)
f)
Kompolnas; dan
g)
Dasar penyelenggaraan:
a)
perintah Kapolda/Wakapolda;
b)
c)
2)
3)
Penyelenggara:
a)
b)
Pimpinan Gelar:
a)
Kapolda/Wakapolda;
b)
4)
c)
Dir/Wadirreskrimum/sus/narkoba;
d)
Kabagwassidik Polda;
Peserta Gelar :
a)
b)
Pengadu..
19
c.
c)
d)
Kuasa hukum;
e)
f)
Tahap I:
a)
maupun
pengacara
masing-masing
pihak
2)
Tahap II:
a)
untuk
mengetahui
proses
penyidikan
yang
sudah
d.
2)
3)
memberikan
kesempatan
peserta
gelar
perkara
untuk
5)
membuat..
20
5)
serta
melaporkan
hasil
gelar
perkara
kepada
7)
mengendalikan/memonitor
pelaksanaan
rekomendasi
gelar
apabila
diminta,
memberikan
informasi
hasil
pengawas
mempunyai
hak
untuk
menyampaikan
pendapat
dengan
3)
4)
f.
2)
berkomunikasi..
21
3)
4)
memotret dan merekam jalannya gelar perkara dan atau berbbm (Blackberry Messenger);
5)
6)
7)
4.
dasar
penyelenggaraan
merespon
pengaduan
komplain,
3)
4)
(Alokasi
waktu 15 20 menit);
5)
ketika
pengadu
komplain
menyampaikan
komplain,
tidak
6)
peserta..
22
6)
7)
8)
9)
gelar
perkara
tahap
selesai,
pimpinan
gelar
perkara
2)
hasil penyelidikan/penyidikan;
b)
kesimpulan penyidik;
c)
hambatan penyelidikan/penyidikan;
d)
e)
Tanggapan
para
peserta
gelar
(diskusi
dinamis
bersifat
b)
pasal
pidana
yang
diterapkan
dan
(3)
kesimpulan penyidik.
(4)
Fakta..
23
(4)
menyangkut
mindik
(administrasi
penyidikan);
(2)
(3)
(4)
hasil
koordinasi
CJS
(Criminal
Justice
System);
(5)
kesimpulan/rekomendasi:
Fakta-fakta yang terungkap dalam gelar perkara
diangkat sebagai rekomendasi kepada penyidik
yang
bersifat
eksekutorial/dapat
dilaksanakan.
sesuai
(Mabes/Polda)
guna
dengan
tingkatannya
mengambil
kebijakan/
keputusan.
5.
permohonan
tertulis
ditujukan
kepada
Kabareskrim
Polri
u.p. Karowassidik;
b.
c.
Pengawas..
24
c.
Pengawas
Penyidikan/Kabagvisilap/Kabagmindik/Kabagwassidik
Ditreskrimum/sus/narkoba
Polda
menerbitkan
SPHP2
(Surat
Penyidikan,
sedangkan
Bagwassidik
Ditreskrimum/
pelaksanaan
pengendalian
dan
monitoring
atas
pelaksanaan
Polri
merupakan
Koordinator
Pengawasan
Kabagwassidik
Ditreskrimum/
Penyidikan; dan
2)
Pada
tingkat
Polda
oleh
sus/narkoba Polda.
f.
b.
E.
STANDAR..
25
E.
Tujuan
SOP Gelar Pemeriksaan Pendahuluan Bertujuan sebagai pedoman standar
dalam melakukan langkah-langkah Pemeriksaan Pendahuluan yang terukur,
jelas, efektif dan efesien sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
yuridis dan prosedur serta terwujudnya pola tindak yang sama bagi
penyidik/penyidik pembantu.
2.
Persiapan
a.
identitas
pelapor,
terperiksa,
saksi-saksi
yang
yang
merupakan
hasil
temuan
sendiri
oleh
pengawasan penyidikan.
b.
2)
c.
b)
c)
2)
jumlah
dan
identitas
penyidik/penyelidik
yang
akan
objek.....
26
3)
4)
5)
6)
waktu
yang
diperlukan
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pemeriksaan pendahuluan.
7)
kebutuhan
anggaran
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pemeriksaan pendahuluan.
3.
Urutan Tindakan
a.
2)
b)
c)
3)
4)
5)
6)
7)
dalam.....
27
7)
8)
b.
surat
perintah
membawa
terperiksa
diberlakukan/dibuat,
apabila seorang terperiksa yang dipanggil dua kali berturutturut tidak memenuhi panggilan tanpa alasan yang sah, patut
dan wajar;
2)
pejabat
yang
berwenang
mendatangani
Surat
Perintah
c.
a)
b)
c)
Pemeriksaan
1)
2)
3)
4)
untuk
memperoleh
keterangan
yang
lebih
meyakinkan,
6)
7)
pemeriksaan.....
28
8)
9)
apabila
terdapat
ketidakpersesuaian
keterangan
masing-
saksi
dan
terperiksa,
untuk
mendapatkan
Berita
Acara
Pemeriksaan,
selanjutnya
14)
d.
Olah TKP
1)
2)
b)
mencari.....
29
b)
c)
memperoleh
gambaran
tentang
pelanggaran
dan
berubah
letaknya
yang
Penggeledahan
1)
2)
penggeledahan
Perintah
dilakukan
Penggeledahan
dengan
menggunakan
Surat
yang
ditandatangani
oleh
f.
Penyitaan.
1)
2)
3)
g.
Keterangan....
30
g.
Keterangan Ahli
1)
pemeriksaan
Ahli
dapat
dilaksanakan
apabila
dalam
3)
ahli
yang
memberikan
keterangan
wajib
dilakukan
penyumpahan;
h.
2)
3)
4)
5)
i.
Pemberkasan
Administrasi
penyidikan
dalam
pemberkasan
pemeriksaan
pendahuluan meliputi:
1)
Daftar isi;
2)
Resume;
3)
Laporan Polisi;
4)
5)
6)
7)
8)
Berita.....
31
j.
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
Daftar saksi;
18)
Daftar terperiksa;
19)
2)
dalam
hal
terperiksa
dapat
dibuktikan
bahwa
yang
b.
c.
mengingat.....
32
c.
d.
F.
STANDAR.....
33
F.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENANGANAN
PENGADUAN
MASYARAKAT
1.
Tujuan
SOP Penanganan Pengaduan Masyarakat Bertujuan sebagai pedoman standar
dalam melakukan langkah-langkah Penanganan Pengaduan Masyarakat yang
terukur, jelas, efektif dan efesien sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
yuridis
dan
prosedur
serta
terwujudnya
pola
tindak
yang
sama
bagi
penyidik/penyidik pembantu.
2.
Persiapan
a.
b.
c.
2)
3)
pengaduan langsung di :
a)
b)
c)
b)
c)
d)
e)
DPR..
34
b)
c)
d)
e)
4)
5)
informasi dari satuan Polri, antara lain dari Intelpampol atau Divisi
Hubungan Masyarakat yang dapat dikembangkan oleh Penyidik untuk
dilakukan penyelidikan/penyidikan;
6)
d.
2)
b)
b)
c)
3.
Urutan Tindakan
a.
untuk.....
35
1)
2)
b.
2)
c.
2)
d.
Pelayanan.....
36
d.
2)
b)
c)
akan
dilimpahkan
ke
satuan
kewilayahan
(Polda/Polres/Polresta).
3.
b.
c.
2)
3)
4)
b)
melalui surat;
2)
3)
2)
pejabat..
37
d.
e.
2)
pejabat struktural;
3)
Materi Arahan:
Merupakan dari hasil penelitian pengaduan masyarakat, dan hasil analisa
laporan kemajuan penyidikan, serta kesimpulan dan rekomendasi Gelar
perkara/supervisi, terhadap:
f.
1)
2)
3)
4)
kepada Pengadu :
a)
b)
2)
Kepada Penyidik:
Menyampaikan hasil kesimpulan dan rekomendasi Gelar perkara/
supervisi agar penyidik dapat melaksanakan tugas penyidikan dengan
profesional, proporsional, prosedural dan akuntabel;
3)
pengaduan
masyarakat
pengaduan
masyarakatnya
dan
sesuai
kriteria
penanganan
memonitor
tindak
lanjut
hasil
pengawasan penyidikannya.
G.
STANDAR..
38
G. STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGAJUAN
PERMOHONAN PERSETUJUAN TERTULIS PRESIDEN, MENDAGRI
DAN GUBERNUR UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN KEPOLISIAN
TERHADAP PEJABAT NEGARA
1.
Tujuan
SOP pengajuan permohonan persetujuan tertulis Presiden, Mendagri dan
Gubernur untuk melakukan tindakan kepolisian terhadap pejabat negara
bertujuan sebagai pedoman standar dalam melakukan langkah-langkah
pengajuan permohonan persetujuan tertulis Presiden, Mendagri dan Gubernur
untuk melakukan tindakan kepolisian terhadap pejabat negara yang terukur,
jelas, efektif dan efesien sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis
dan prosedur serta terwujudnya pola tindak yang sama bagi penyidik/penyidik
pembantu.
2.
2)
3)
tertangkap tangan;
b)
c)
Terhadap.....
39
b.
Anggota DPR RI
a)
bila
sampai
paling
lambat
30
hari
sejak diterimanya
tertangkap tangan;
(2)
(3)
d)
2)
3)
ketentuan.....
40
3)
tertangkap tangan;
b)
c)
3)
2)
3)
tertangkap tangan.
b)
c)
4)
c.
b.
ketentuan.....
41
c.
tertangkap tangan;
2)
3)
d.
Gubernur/Wakil Gubernur;
2)
Bupati/Wakil Bupati;
3)
Walikota/Wakil Walikota;
c.
tindakan
Penyidikan
yang
dilanjutkan
dengan
penahanan
2)
e.
tindakan Penyidikan poin d tersebut di atas pasal 4 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004, setelah dilakukan wajib dilaporkan
kepada Presiden, paling lambat 2 x 24 jam;
3.
Persyaratan.....
42
Syarat Administrasi
a.
Penyidik
Bareskrim
permohonan
Polri
atau
ditandatangani
Polda/Polres
Direktur
atau
dengan
surat
Kapolda/Wakapolda
Laporan Polisi;
2)
3)
4)
Laporan
Kemajuan
Perkembangan
Penyidikan
(Lapju)/
Resume;
5)
6)
7)
8)
2.
Syarat Material
Perkara yang diajukan permohonan tertulis untuk dilakukan tindakan
kepolisian terhadap Anggota MPR, DPR, DPD dan Kepala Daerah kepada
Presiden, terhadap Anggota DPRD Propinsi kepada Mendagri dan
terhadap Anggota DPRD Kabupaten/Kota kepada Gubernur adalah:
a.
b.
4.
Mekanisme.....
43
Direktur/Wadir
di
lingkungan
Bareskrim
Polri
atau
Kapolda/
2)
b.
Direktur/Wadir
di
lingkungan
Bareskrim
Polri
atau
Kapolda/
persetujuan tertulis
surat
pengajuan
permohonan
persetujuan
tertulis
Polri
(Biro
Analisis/Biro
Wassidik),
diproses
oleh
Mendagri;
f.
44
g.
diterima
Seskab
tanda
terimanya
disampaikan
oleh
2.
dimaksud,
dan
Penyidik
juga
tidak
menggunakan
2)
a)
b)
Kepala Daerah;
b.
Kesepakatan
Evaluasi
Akhir
Seskab
dan
Polri
tanggal
29 November 2010:
1)
2) hasil .....
45
2)
Polri
termasuk
rekomendasi
penyampaian
Penyidik/Bareskrim
Polri
untuk
memberikan
tertulis
Presiden
tersebut
dilakukan
tetapi
Seskab
tidak
mempertimbangkan
kembali
bahwa
dari
iventarisasi
data
pengajuan,
disarankan
terhadap
berkoordinasi......
46
b.
c.
menggelar
Perkara
secara
Interwas
Polri
(Penyidik-Itwasum-
Divpropam-Divkum);
d.
e.
f.
g.
2.
b.
c.
3.
untuk.....
47
b.
Gubernur
dimaksud,
dilaporkan
Penyidik
telah
didisposisi
Kabareskrim
Polri/Wakabareskrim
mendapat/telah
didisposisi
oleh
Kabareskrim
Polri/
Resesrse
Ditreskrimsus/Ditresnarkoba),
setelah
Polda
(Ditreskrimum/
mendapat
disposisi
Pengajuan.....
48
c.
d.
Pelaksanaan gelar perkara luar biasa atau gelar perkara khusus ini,
diawali perencanaan gelar perkara oleh penyidik utama/pengawas
penyidik Rowassidik Bareskrim Polri (Koordinator Wassidik I,II,III,IV dan V)
dan
penyelenggaraan
gelar
perkara
oleh
Bagvisilap/Bagmindik
f.
2)
bila belum layak maka perlu didalami lagi oleh penyidik dan
selanjutnya diajukan kembali.
g.
terus melaksanakan
pengawasan proses
h.
Dengan.....
49
h.
Kelembagaan
1)
Penyidik
Menkopolhukam,
Polri/Bareskrim
Seskab,
Polri
berkoordinasi
Kejagung
dan
dengan
Depdagri
yang
Penyidik
Polri/Bareskrim
Polri
(permintaan
Penyidik
diajukan
ke
Penyidik
Gubernur,
Polda
Bareskrim
ditandatangani
Polri
Kapolda/
hanya
menerima
4)
surat.....
tembusan;
50
4)
a)
b)
dan
Penyidik
Direktorat/Satwil)
dilaksanakan
persetujuan
izin
kepolisian
tanpa
persetujuan
tertulis
Presiden,
tindakan
kepolisian
terhadap
tersangka/saksi
tertulis
Presiden/Mendagri/Gubernur
pemeriksaan
sebagai
tersangka
untuk
dilanjutkan
f)
forum.....
51
f)
g)
tidak ada / belum ada audit dari BPK atau BPKP dalam perkara
korupsi dan pasal yang dituduhkan (Pasal Tipikor) menjadikan
alasan membebaskan Koruptor oleh Majelis Hakim. Bagi
Penyidik Polri, Binfung Reserse (antara lain Wassidik dan
kordinasi dengan Seskab dan Kementdagri/Kementerian lain),
perlu ditingkatkan.
b.
Administrasi Penyidikan
1)
2)
koordinasi/lapju
tentang
pemenuhan
persyaratan
administrasi
c.
Substansi perkara
1)
2)
3)
masih.....