TENTANG
PENGGUNAAN KEKUATAN
DALAM TINDAKAN KEPOLISIAN
2. Keputusan. . . .
2. Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2. Tindakan Kepolisian adalah upaya paksa dan/atau tindakan lain yang dilakukan
secara bertanggung jawab menurut hukum yang berlaku untuk mencegah,
menghambat, atau menghentikan tindakan pelaku kejahatan yang mengancam
keselamatan, atau membahayakan jiwa raga, harta benda atau kehormatan
kesusilaan, guna mewujudkan tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya
ketenteraman masyarakat.
5. Tindakan pasif adalah tindakan seseorang atau sekelompok orang yang tidak
mencoba menyerang, tetapi tindakan mereka mengganggu atau dapat
mengganggu ketertiban masyarakat atau keselamatan masyarakat, dan tidak
mengindahkan perintah anggota Polri untuk menghentikan perilaku tersebut.
6. Tindakan..
6. Tindakan aktif adalah tindakan seseorang atau sekelompok orang untuk
melepaskan diri atau melarikan diri dari anggota Polri tanpa menunjukkan
upaya menyerang anggota Polri.
Pasal 2
(1) Tujuan Peraturan ini adalah untuk memberi pedoman bagi anggota Polri dalam
pelaksanaan tindakan kepolisian yang memerlukan penggunaan kekuatan,
sehingga terhindar dari penggunaan kekuatan yang berlebihan atau tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 3
a. legalitas, yang berarti bahwa semua tindakan kepolisian harus sesuai dengan
hukum yang berlaku;
b. nesesitas, yang berarti bahwa penggunaan kekuatan dapat dilakukan bila
memang diperlukan dan tidak dapat dihindarkan berdasarkan situasi yang
dihadapi;
c. proporsionalitas, yang berarti bahwa penggunaan kekuatan harus dilaksanakan
secara seimbang antara ancaman yang dihadapi dan tingkat kekuatan atau
respon anggota Polri, sehingga tidak menimbulkan kerugian/korban/penderitaan
yang berlebihan;
d. kewajiban. . . .
d. kewajiban umum, yang berarti bahwa anggota Polri diberi Kewenangan untuk
bertindak atau tidak bertindak menurut penilaian sendiri, untuk menjaga,
memelihara ketertiban dan menjamin keselamatan umum;
Pasal 4
BAB II
PENGGUNAAN KEKUATAN
Bagian Kesatu
Tahapan
Pasal 5
f. tahap. . . .
f. tahap 6: kendali dengan menggunakan senjata api atau alat lain yang
menghentikan tindakan atau perilaku pelaku kejahatan atau tersangka yang
dapat menyebabkan luka parah atau kematian anggota Polri atau anggota
masyarakat.
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Pasal 6
Tahapan penggunaan kekuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a
dan huruf b dilaksanakan dengan kehadiran anggota Polri yang dapat diketahui dari:
a. seragam atau rompi atau jaket yang bertuliskan POLISI yang dikenakan oleh
anggota Polri;
Pasal 7
d. tindakan. . . .
d. tindakan agresif yang bersifat segera yang dilakukan oleh pelaku
kejahatan atau tersangka yang dapat menyebabkan luka parah atau
kematian atau membahayakan kehormatan kesusilaan anggota Polri atau
masyarakat atau menimbulkan bahaya terhadap keselamatan umum,
seperti: membakar stasiun pompa bensin, meledakkan gardu listrik,
meledakkan gudang senjata/amunisi, atau menghancurkan objek vital,
dapat dihadapi dengan kendali senjata api atau alat lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf f.
Pasal 8
(1) Penggunaan kekuatan dengan kendali senjata api atau alat lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d dilakukan ketika:
b. anggota Polri tidak memiliki alternatif lain yang beralasan dan masuk akal
untuk menghentikan tindakan/perbuatan pelaku kejahatan atau tersangka
tersebut:
(2) Penggunaan kekuatan dengan senjata api atau alat lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan upaya terakhir untuk menghentikan tindakan pelaku
kejahatan atau tersangka.
(3) Untuk menghentikan tindakan pelaku kejahatan atau tersangka yang merupakan
ancaman segera terhadap jiwa anggota Polri atau masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan penggunaan kendali senjata api
dengan atau tanpa harus diawali peringatan atau perintah lisan.
Pasal 9
Penggunaan senjata api dari dan ke arah kendaraan yang bergerak atau kendaraan
yang melarikan diri diperbolehkan, dengan kehati-hatian yang tinggi dan tidak
menimbulkan resiko baik terhadap diri anggota Polri itu sendiri maupun masyarakat.
Pasal 10
Dalam hal penggunaan senjata api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
huruf d, Pasal 8 dan Pasal 9, anggota Polri harus memiliki kualifikasi sesuai ketentuan
yang berlaku.
BAB III. . .
7
BAB III
PELATIHAN
Pasal 11
BAB IV
Pasal 12
Hak anggota Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh
institusi Polri.
Pasal 13
(1) Setiap individu anggota Polri wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan
penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian yang dilakukannya.
(2) Dalam hal pelaksanaan penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian yang
didasarkan pada perintah atasan/pimpinan, anggota Polri yang menerima
perintah tersebut dibenarkan untuk tidak melaksanakan perintah, bila perintah
atasan/pimpinan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Pertanggungjawaban. . . .
8
Tim Investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dibentuk sesuai ketentuan
yang berlaku.
BABV
Pasal 14
informasi yang dimuat dalam laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
digunakan untuk:
a. bahan laporan penggunaan kekuatan tahap 4 sampai dengan tahap 6
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d, e dan huruf f;
b. mengetahui tahapan penggunaan kekuatan yang telah digunakan;
c. mengetahui. . . .
c. mengetahui hal-hal yang terkait dengan keselamatan anggota Polri
dan/atau masyarakat;
BAB VI
TEMBAKAN PERINGATAN
Pasal 15
BAB V I I . . .
LAMPIRAN 2 : Formulir Penggunaan Kekuatan (B): Anev Pimpinan
1. N OM OR LAPORAN:
5. PENILAIAN ANKUM:
2009
I/K E P A ^ 'ip e P ^ NEGARA REPUBLIK INDONESIA
i:r
II
I^
Mr.
LAMPIRAN
N O M O R 1 TAHUN 2009
TENTANG
7. NAMA PETUGAS: B J a iS K E L A M M 9JVWGKAT/NRP lO JABATAN t 11. KESATUAN: 12. TINGGI: 13. BERAT:
14. TUGAS YANG SEDANG DtAKSAN AKAN : 1 5 .J E N B D M A 5 ; 16. KBMUNCULAN PETUGAS: 17. MENGENAKAN
(PATROLI, GATUR LANTAS. MENANGKAP, DLL.) □ SEDANG DMAS □ DMAS TAMBAHAN □ berseragam BAJU ANTI PELURU
□ SEDANG T I M K DMAS □ TIDAK BERSERAGAM □ YA □ TIDAK
18. NAMA TERSANGKA (LENGKAP): 19. ALAMAT:
20. JENIS 21.RASffiUKU: 22. UMUR: 23. TANGGAL LAH R ; 24. T M G G i BADAN: 25. BERAT BADAN;
KELAMIN;
26. KONDISI MENTAL TERSANGKA SAAT KEJADIAN: 27. JUMLAH ORANG DI LOKASI KEJAOIAN: 28. KONOISt UN6KUNGAN:
a NORMAL □ DALAM PENGARUH NARKOBA P O U S t:_____ KORBAN:____ ; □ M LA M R U A N G A N □ LUAR RUANGAN
□ MABUK □ TERGANGGU SECARA MENTAL TERSANGKA:______ S A K B t______ □ SIANGHARt □ M ALAMHARI
O SANGAT MARAH kMSYARAKATSIPL:______ □ P M I PETANG HARI □ CAHAYALAMPU
29. PERLAWANAN MULAI SAAT: 30. ALASAN KENCMJ F tS K / S B U A T A DIGUNAKAN (TANDAI S S 4U A YANG SESUAI):
□ SEBELUM PERMBORGOLAN □ untuk MENAHAN TERSANGKA □ MEMBELA D * » □ M E N JA G A IP E R O LE H K B K B A U K E N D A U A T A S T S K .
□ SELAMA PEMBORGOLAN □ cegah KEJAHATAN BERAT □ CEGAH KABUR □ AGAR TStC D N AHAN DENGAN TERLINDUNGI
□ SETELAH P B e O R G O L A N □ m E LKD UN G I ORANG L A N □ MEMBUNUH BMATANG UNTUK HEUNOUNGI MANUSIA
31. SENJATA YANG OIGLMAKAN TERSANGKA a > V C A I SEMUA YANG SESUAQ: 32. s a U A T A T ^ C DIARAHKAN KE ORANG:
□ TANPA SENJATA □ PISTOL □ SENJATA PETUGAS (_ J □ ya □ !« >
□ TANGAN □ HNATAN6 □ BAHAN PELEDAK 34. SENJATA YANG T E IS E O IA BAGI / DIGUNAKAN
□ PISAU □ KAKI □ SENJATA TAKSENGAJAMaETUS OLEH PETUGAS (TANDAI S a iU A Y 6 . SESUAI):
□ TONGKAT □ GIGITAN □ LABMYA:______________________ S = TERSEDIA G = DIGUNAKAN EFEKTIF
□ KENDARAAN □ LARAS PANJANG S G YA TIDAK
33 . TINGKAT-TINGKAT PERLAWANAN YANG DIGUNAKAN TSK. (TANDAI SBMUA YANG SESUAQ: □ □ TBAKADA □ □
□ IN T IM ID A S I PSIKOLOGIS □ K E T E A K P A T U H A N LISAN □PS «LAW A N AN RASF □ □ T B (M K TANGAN KOSONG □ □
□ p e r l a w a n a n AKTIF □ PERLAWANAN A G R E S F □ S E R A N G A N HEMATKAN □ □ SEMPROTAN CABE □ □
35. EFEK KENDAU F IS K /S E N JA T A YANG DIGUNAKAN TERHADAP TERSANGKA/PETUGAS: O □ GASCS □ □
(TANDAI SATU DI TIAP KOLOM): T = TERSANGKA P = PETUGAS □ □ TONGKAT □ □
T P □ □ S a iT E R □ □
□ □ TIDAK ADA LUKA TERLIHAT, T D A K ADA KELUHAN RASA SAKIT O □ TASER □ □
□ □ TIDAK ADA LLACATERLBIAT. ADA KELUHAN S E D N T RASA SAKIT. PERAWATAN M E D B □ □ A N JM 6 □ □
TIDAK DIPERLUKAN □ □ SENJATA OTOMATIS □ □
□ □ LUKA KECIL T E R U H A T Q I» ilA R .B a « 3 C A K . LECET). RAWAT M B X S T D A K O P E R LU C A N □ □ S a U A T A CADANGAN □ □
LUKA YANG MEMERLUKAN RAWAT JALAN (PELERKSAAN DOKTER. JAHHAN. X-RAY) □ □ PISTOL DMAS □ □
□ □ LUKA YANG MEMERLUKAN RAWAT M A P n RUMAH S A K rr P □ PISTOL NONTXNAS □ □
□ □ KEMATIAN □ □ SENAPAN □ □
36. LETAK LUKA PADA TERSANGKA (O O ANPETUGAS (P) -T A N D A I S B IU A YANG SESUAt □ □ SHOTGUN □ □
T P T P T P T P □ □ KENDARAAN □ □
□ □KEPALA □ □ TO RSOEM M N □ □TANGAN □ □ TUN6KWICAKI □ □ LAMNYA □ □
T P T P T P (P A H A /B E T I^
II □ LEHER □ □ LENGAN □ □ KAW BAGIAN BAWAH (PERGELANGAN KE BAWAH)
37. NARASI KEJADIAN PENGGUNAAN KEKUATAN : IKUTKAN SEMUA HAL YANG TELAH DIKETAHUI SEBELUM DAN SELAMA PENGGUNAAN
KEKUATAN (M K A L : APAKAH ANDA TAHU BAHW A T S C MELAKUKANKEJAHATAN BERAT / R M GAN DAN SEMUA ANCAHMN YG. DITUNJUKiCAN TSK.)
CATATAN: KOTAK 7 IflNGGA 17 ADALAH DATA TENTANG PETUGAS BERSANGKUTAN. KOTAK 18 HM G G A 28 ADALAH DATA TENTANG TERSANGKA
LAMPIRAN 2 : Formulir Penggunaan Kekuatan (B): Anev Pimpinan
1. N O M O R LAPORAN;
2. P E N IU IA N ATASAN U N G S U N G ;
3 . T IN D A K A N Y A N G D IL A K U K A N P E T U G A S : 4. TA N DA TA N G A N / P A N G K A T } N R P A TA SAN U N G S U N G / TANGGAL:
□ S E S U A I D E N G A N K E B IJ A K A N □ S E S U A I D E N G A N P E L A T IH A N
5. P E N IU IA N ANKUM:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2009
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA