Pengantar
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan :
Manajemen Kegiatan Kepolisian.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan Pendidik untuk menyampaikan materi
tentang Manajemen Kegiatan Kepolisian.
2. Metode Brainstorming.
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengemukan pendapat tentang materi yang
disampaikan.
3. Metode Tanya Jawab.
Metode ini digunakan untuk mengukur sejauh mana kedalaman
materi peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
5. Metode Praktik.
Metode ini dilaksanakan dengan cara pendidik memberikan
penugasan kepada peserta didik untuk membuat Rencana
Kegiatan Rutin (harian, mingguan, bulanan), Rencana Kegiatan
Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD), surat perintah laporan hasil
kegiatan serta analisa dan evaluasi (Kegiatan Rutin, KRYD) yang
disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing.
1. Alat/Media:
a. Whiteboard.
b. Flipchart.
c.Komputer / Laptop.
d. LCD dan Screen.
e. Laserpoint.
f. Flashdisk.
2. Bahan:
a. Kertas.
b. Alat Tulis.
3. Sumber Belajar:
Perkap Nomor 01 Tahun 2019 tentang Sistem, Manajemen dan
Standar Keberhasilan Operasional Kepolisian Republik
Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran
Tagihan/Tugas
Lembar Kegiatan
Bahan Bacaan
Polda.
(3) Pada tingkat Polres
(a) RKM disusun oleh Kasatwil/Kasatfung
pengemban fungsi utama, dan menjadi
induk RKM pada tingkat Polsek.
(b) Penyusunan RKM berpedoman pada RKB
Polres.
(4) Pada tingkat Polsek
(a) RKM disusun oleh Kapolsek/Kasium Polsek
dan menjadi induk RKM pada tingkat Unit
Polsek.
(b) Penyusunan RKM berpedoman pada RKB
Polsek.
d) Rencana Kegiatan Harian (RKH)
(1) Pada tingkat Mabes Polri
(a) RKH disusun oleh Kasatker pengemban
fungsi utama.
(b) Penyusunan RKH berpedoman pada RKM
Satker Mabes Polri.
(2) Pada tingkat Polda
(a) RKH disusun oleh Kasatwil/Kasatker
pengemban fungsi utama dan menjadi
induk RKH pada Satwil/Satfung di tingkat
Polres.
(b) Penyusunan RKH berpedoman pada RKM
Polda.
(3) Pada tingkat Polres
(a) RKH disusun oleh Kasatwil/Kasatfung
pengemban fungsi utama dan menjadi
induk RKH pada tingkat Polsek.
(b) Penyusunan RKH berpedoman pada RKM
Polres.
(4) Pada tingkat Polsek
(a) RKH disusun oleh Kapolsek/Kasium
Polsek, dan menjadi induk RKH pada
tingkat Unit Polsek.
(b) Penyusunan RKH berpedoman pada RKM
Polsek.
79.163.362.1-017.000
hukum terbatas.
(4) CB fungsi Binmas : penyuluhan, penerangan,
pembimbingan, tatap muka, sambang dll.
(5) CB fungsi Lalu Lintas : pengaturan, penjagaan,
pengawalan, patroli, penegakan hukum terbatas
(teguran dan tilang) dll.
(6) CB fungsi Humas : mengelola media,
penyampaian informasi kepada masyarakat,
menetralisir berita negatif dan mengelola
trending topic.
c) Cara bertindak taktis
yaitu cara bertindak di lapangan yang dilakukan oleh
pengemban fungsi teknis, baik perorangan maupun
unit/kesatuan dalam menghadapi sasaran dan/atau
target yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
saat itu.
9) Pelibatan sumber daya Polri
pelibatan sumber daya Polri dalam penyelenggaraan
Kegiatan Rutin, meliputi :
a) Personel
(1) Secara kuantitas diselenggarakan oleh seluruh
personel yg ada pada fungsi utama masing-
masing.
(2) Secara kualitas (kompetensi) disesuaikan
dengan tantangan tugas yang dihadapi.
b) Logistik
logisitik yang digunakan adalah yang dimiliki oleh
fungsifungsi kepolisian yang teregistrasi dalam Simak
BMN, dan dalam penggunaannya disesuaikan dengan
tugas pokok fungsi serta ancaman dan gangguan
kamtibmas yang dihadapi.
c) Anggaran
Dukungan anggaran dalam penyelenggaraan Kegiatan
Rutin berdasarkan RKA-KL/ DIPA pada masing-masing
fungsi kepolisian, dengan mempedomani aturan yang
berkaitan dengan penggunaan keuangan negara.
b. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Pelaksanaan Kegiatan Rutin menggunakan struktur
organisasi sesuai Struktur Organisasi Tata Cara Kerja
SISTEM MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN OPERASIONAL POLRI 74
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
peranannya
(4) Pengemban fungsi Sabhara bertanggung jawab
atas Kegiatan Rutin dalam kegiatan preventif
dan penegakan hukum terbatas, sesuai dengan
tugas pokok, fungsi dan peranannya.
(5) Fungsi Pamobvit bertanggung jawab atas
Kegiatan Rutin dalam kegiatan preventif, sesuai
dengan tugas pokok, fungsi dan peranannya.
(6) Fungsi Polairud bertanggung jawab atas
Kegiatan Rutin dalam kegiatan preventif dan
penegakan hukum dalam lingkup
kewenangannya, sesuai dengan tugas pokok,
fungsi dan peranannya.
(7) Pengemban fungsi Binmas bertanggung jawab
atas Kegiatan Rutin dalam kegiatan preemtif,
sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan
peranannya
(8) Fungsi Lalu lintas bertanggung jawab atas
Kegiatan Rutin dalam kegiatan preventif,
penegakan hukum dan penegakan hukum
terbatas, sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan
peranannya.
(9) Fungsi Humas bertanggung jawab atas Kegiatan
Rutin dalam kegiatan Penmas sesuai dengan
tugas pokok, fungsi dan peranannya.
d. Pengendalian
1) Kegiatan Rutin dikendalikan melalui mekanisme, sebagai
berikut :
a) Pengendalian pada tingkat Mabes Polri dilakukan
melalui :
(1) Rapat Pimpinan (Rapim) Polri.
organisasi Polri.
(2) Penunjukan terhadap pejabat yang bertanggung
jawab sebagai pengendali langsung di
lapangan.
(3) Asistensi dan/atau supervise.
(4) Inspeksi mendadak (on the spot).
(5) Melakukan penilaian tingkat keberhasilan
pelaksanaan Kegiatan Rutin.
(6) Menetapkan sistem pengendalian saat
pelaksanaan Kegiatan Rutin sebagai akibat
adanya perubahan CB yang disesuaikan
dengan perkembangan situasi dan kondisi
lapangan.
4) Sasaran dan waktu pengendalian Kegiatan Rutin :
a. Sasaran pengendalian :
(1) Pemilihan dan penentuan sasaran.
(2) Cara bertindak yang ditentukan.
(3) Cara pengamanan dan penyelesaian akhir.
(4) Urut-urutan tindakan.
(5) Personel yang dilibatkan.
(6) Penggunaan anggaran.
(7) Penggunaan logistik.
(8) Produk-produk tertulis.
b. Waktu pengendalian:
(1) Sebelum pelaksanaan Kegiatan Rutin.
(2) Selama Kegiatan Rutin berlangsung.
(3) Akhir Kegiatan Rutin.
5) Subjek pengendalian Kegiatan Rutin.
a) Pimpinan kesatuan secara berjenjang mulai dari
Mabes Polri sampai Polsek, sesuai dengan struktur
organisasi kepolisian.
b) Pada tingkat Mabes Polri, Kegiatan Rutin
dikendalikan oleh Kasatker/Kasatfung sesuai
kewenangan pada fungsi teknis masing-masing.
c) Pada tingkat Polda, Kegiatan Rutin dikendalikan oleh
Kasatker/Kasatfung sesuai kewenangan pada fungsi
teknis masing-masing.
selektif :
(a) segera melaporkan perkembangan
sasaran atau sasaran selektif kepada
Penanggung Jawab KRYD selaku atasan,
secara lengkap dan rinci berikut
alasannya.
(b) pemberitahuan dan penjelasan kepada
Satgas KRYD tentang perkembangan
sasaran atau sasaran selektif dan
penanganannya.
b. Pengorganisasian.
1) Struktur Organisasi
Menggunakan struktur organisasi tertentu yaitu gabungan
dari dua atau lebih fungsi utama, dapat dibantu oleh fungsi
fungsi bantuan dan pendukung serta pelibatan pihak lain
diluar Polri (eksternal)
a) Penanggung Jawab :
KRYD Gabungan Fungsi Utama Internal Polri dan
KRYD Gabungan Fungsi Utama Internal Polri
dan/atau Stakeholders :
(1) Penanggung jawab tingkat Mabes Polri : Kapolri
(2) Penanggung jawab tingkat Polda : Kapolda
(3) Penanggung jawab tingkat Polres : Kapolres
(4) Penanggung jawab tingkat Polsek : Kapolsek
b) Pengendali :
(1) KRYD Gabungan Fungsi Utama Internal Polri.
(a) pengendali tingkat Mabes Polri : Asops
Kapolri
(b) pengendali tingkat Polda : Karoops
(c) pengendali tingkat Polres : Kabagops
(d) pengendali tingkat Polsek : Perwira atau
pejabat yang ditunjuk.
(2) KRYD Gabungan Fungsi Utama Internal Polri
dan atau Stakeholders.
c. Pelaksanaan
1) KRYD dilaksanakan, dengan tahapan :
a) Tahap Persiapan
(1) Penyiapan administrasi yang dibutuhkan dan
pendistribusiannya.
(2) Penyaluran dukungan anggaran.
(3) Kesiapan logistik berupa alat kelengkapan
perorangan dan satuan (Alut dan Alsus).
(4) Penjelasan-penjelasan, tentang :
(a) sasaran kegiatan.
(b) cara bertindak.
(c) pelibatan kekuatan, baik personel, logistik
yang digunakan.
(d) penggunaan anggaran kegiatan.
(e) pelaksanaan kegiatan.
(f) pengendalian kegiatan.
(g) keberhasilan yang diharapkan.
(5) Drill-drill yang dibutuhkan dan disesuaikan
dengan cara betindak yang ditentukan dalam
penyelenggaraan KRYD.
b) Tahap Pelaksanaan :
(1) Acara Pimpinan Pasukan (APP) / briefing,
berupa :
(a) sasaran kegiatan.
(b) cara bertindak.
(c) pelibatan kekuatan, baik personel, logistik
SISTEM MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN OPERASIONAL POLRI 93
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
yang digunakan.
(d) penggunaan anggaran kegiatan.
(e) pelaksanaan kegiatan.
(f) pengendalian kegiatan.
(g) keberhasilan yang diharapkan.
(2) Petunjuk/arahan/penekanan yg perlu
diperhatikan oleh para pelaksana.
(3) Peringatan-peringatan, berupa: risiko kegagalan
yang mungkin dihadapi, kewaspadaan terhadap
hal-hal yang merugikan secara pribadi atau
satuan.
(4) Tanya jawab antara pemberi AAP dengan
pelaksana lapangan.
(5) Ploting kekuatan personel dan alat
perlengkapannya menghadapi sasaran.
(6) Menggerakkan kekuatan ke tempat sasaran.
(7) Melaksanakan kegiatan kepolisian.
(8) Membuat Perkiraan Cepat (Kirpat) oleh fungsi
Intelijen sesuai perkembangan dan/atau
kebutuhan.
c) Tahap Akhir :
(1) Konsolidasi
Konsolidasi dilakukan setelah pelaksanaan
kegiatan, berupa :
(a) pengecekan personel, baik dari jumlah
maupun kondisi kesehatan.
(b) pengecekan logistik perorangan dan
satuan yang digunakan.
(c) pengumpulan terhadap hal-hal yang
dihasilkan dalam KRYD, baik berupa
bahan keterangan maupun benda-benda
(barang bukti) yang disita.
(2) Kaji Ulang
Melakukan kegiatan penelaahan serta anev
secara mendalam dan sistematis, terhadap :
(a) pelaksanaan kegiatan.
(b) hasil kegiatan.
(c) hambatan-hambatan selama pelaksanaan
kegiatan
SISTEM MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN OPERASIONAL POLRI 94
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
d. Pengendalian
1) KRYD dikendalikan melalui mekanisme, sebagai berikut :
a) Pengendalian pada tingkat Mabes dilakukan melalui :
(1) Laporan hasil pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Mabes dan satuan pelaksana tugas Polda.
(2) Laporan insidentil pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Mabes dan satuan pelaksana tugas Polda.
(3) Analisa dan Evaluasi Pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Mabes dan satuan pelaksana tugas Polda.
b) Pengendalian pada tingkat Polda dilakukan melalui :
(1) Laporan hasil pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Polda dan satuan pelaksana tugas Polres.
(2) Laporan insidentil pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Polda dan satuan pelaksana tugas Polres.
(3) Analisa dan Evaluasi Pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Polda dan satuan pelaksana tugas Polres.
c) Pengendalian pada tingkat Polres dilakukan melalui :
(1) Laporan hasil pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Polres dan satuan pelaksana tugas Polsek.
(2) Laporan insidentil pelaksanaan KRYD yang
diselenggarakan oleh satuan pelaksana tugas
Rangkuman
1. Kegiatan kepolisian
a. Kegiatan Kepolisian disusun melalui proses manajemen
dengan menggunakan segala sumber daya Polri yang dimiliki
untuk menangani setiap ancaman dan gangguan Kamtibmas.
b. Manajemen kegiatan kepolisian diarahkan pada pencapaian
tujuan Polri sebagaimana visi dan misi yang termuat dalam
Grand Strategi Polri, dan telah dijabarkan dalam Rencana
Strategi Polri dan Rencana Kerja Tahunan Polri.
c. Dengan memperhatikan Kirka Intel dan Kebijakan Kapolri.
d. Diselenggarakan melalui Kegiatan Kepolisian oleh fungsi utama
kepolisian dari tingkat Mabes Polri sampai tingkat Polsek,
dalam bentuk Kegiatan Rutin maupun Kegiatan Rutin Yang
Ditingkatkan (KRYD).
b. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Sesuai Struktur Organisasi Tata Cara Kerja (SOTK) yang
berlaku pada kesatuan masing-masing.
2) Kesatuan penyelenggara dan pengemban tanggung jawab
Kegiatan Rutin pada tingkat kesatuan Polri, sebagai
berikut :
a) Pada tingkat Mabes Polri.
b) Pada tingkat Polda.
c) Pada tingkat Polres.
d) Pada tingkat Polsek.
(1) Kasatker/Kasatwil/Kasatfung/Kapolsek sebagai
koordinator dan Penanggung Jawab Kegiatan
Rutin.
(2) BIK/Pengemban fungsi intelkam bertanggung
jawab atas kegiatan deteksi dan preemtif.
(3) Bareskrim/Pengemban fungsi reserse
bertanggung jawab atas kegiatan penegakan
hukum.
(4) Baharkam/Pengemban fungsi baharkam
bertanggung jawab atas kegiatan preemtif,
preventif, dan penegakan hukum terbatas.
SISTEM MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN OPERASIONAL POLRI 102
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
c. Pelaksanaan
1) Fungsi utama mengaplikasikan Rencana Kegiatan
a) Tahap persiapan
1) Penyiapan administrasi dan pendistribusian.
2) Penyaluran dukungan anggaran.
3) Kesiapan logistik.
4) Penjelasan, dan
5) Drill.
b) Tahap pelaksanaan
1) Acara Arahan Pimpinan (AAP).
2) Jukrah/penekanan.
3) Peringatan-peringatan.
4) Tanya jawab dengan pelaksana kegiatan.
5) Ploting.
6) Pergerakkan.
7) Pelaksanaan.
8) Membuat Perkiraan Cepat (Kirpat).
c) Tahap akhir
(1) Konsolidasi
b. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
SISTEM MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN OPERASIONAL POLRI 106
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
c) Satuan Tugas :
(1) Masing-masing kesatuan kepolisian bentuk tim
satgas sesuai kebutuhan.
(2) Gabungan Fungsi Utama Internal Polri dan/atau
Stakeholders bentuk tim satgas sesuai
kebutuhan.
(3) Jumlah disesuaikan kepentingan dan
peranannya.
(4) Para kepala tim dan personel satgas berasal
dari fungsi utama yang ditunjuk.
(5) Personel yang dilibatkan disesuaikan dengan
kebutuhan.
2) Prinsip-prinsip dalam pengorganisasian :
a) Adanya kesatuan perintah.
b) Terjaminnya rentang kendali.
c) Pendelegasian wewenang harus memiliki legalitas.
d) Adanya lapis-lapis kekuatan dan kemampuan untuk
keperluan back-up.
3) Administrasi dalam KRYD, berupa :
a) Disusun terpisah dengan administrasi Kegiatan
Rutin.
b) Penyusunan administrasi :
(1) Surat Perintah Tugas.
(2) Surat Perintah Penggeledahan.
(3) Surat Perintah Penyitaan.
(4) Surat Perintah Penangkapan.
(5) Blangko/format yang diperlukan.
(6) Adm anggaran.
SISTEM MANAJEMEN DAN STANDAR KEBERHASILAN OPERASIONAL POLRI 107
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
c. Pelaksanaan
1) KRYD dilaksanakan dengan tahapan
a) Tahap Persiapan
(1) Penyiapan adm pendistribusiannya.
(2) Penyaluran dukungan anggaran.
(3) Kesiapan logistik (Alut dan Alsus).
(4) Penjelasan (sasaran, CB, kekuatan, anggaran,
pelaksanaan, pengendalian keberhasilan).
(5) Drill yang dibutuhkan.
b) Tahap Pelaksanaan :
(1) AAP (sasaran, CB, kekuatan, logistic,
pelaksanaan, pengendalian, keberhasilan yang
diharapkan).
(2) Jukrah/penekanan yang menjadi perhatian.
(3) Peringatan (risiko kegagalan yg mungkin
dihadapi).
(4) Tanya jawab.
(5) Ploting kekuatan personel dan alat
perlengkapan.
(6) Menggerakkan kekuatan ke tempat sasaran.
(7) Melaksanakan kegiatan kepolisian.
(8) Membuat Kirpat Intelijen sesuai perkembangan.
c) Tahap Akhir :
(1) Konsolidasi (personel, logistik, baket, barang
bukti).
(2) Kaji Ulang (anev pelaksanaan, hasil dan
hambatan)
(3) Penyusunan laporan.
2) Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan KRYD :
a) Terkendalinya PG, AG dan GN situasi kondusif.
b) Ancaman dan gangguan kamtibmas tidak
berkembang.
c) Kepercayaan masyarakat terhadap Polri meningkat.
d. Pengendalian
1) KRYD dikendalikan melalui mekanisme, sebagai berikut :
a) Pengendalian tingkat Mabes Polri.
b) Pengendalian tingkat Polda.
c) Pengendalian tingkat Polres.
d) Pengendalian tingkat Polsek.
2) Metode pengendalian :
a) Bersifat administratif (laporan insidentil, anev, gelar
perkara, wasrik).
b) Bersifat teknis dan taktis (Pengendalian melekat,
penunjukan dilapangan, asistensi/supervise, inspeksi
mendadak, melakukan penilaian keberhasilan).
3) Sasaran dan waktu Pengendalian :
a) Sasaran Pengendalian (Pemilihan dan penentuan
sasaran, CB, kekuatan personel, pelibatan kekuatan
fungsi bantuan khusus/Stakeholders, Alut/Alsus,
anggaran, produk tertulis tertentu, Cara pengamanan
dan penyelesaian akhir, urutan tindakan).
b) Waktu Pengendalian (Sebelum, Selama,Akhir
KRYD).
4) Analisa dan Evaluasi
Apabila KRYD belum menunjukkan hasil baik kuantitas/
kualitas dalam menangani sasaran, dan didukung dengan
kirsus intelijen maka dapat direncanakan melaksanakan
Operasi Kepolisian.
Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud manajeman kegiatan Kepolisian.
2. Sebutkan perbedaan Kegiatan Rutin (KR) dan Kegiatan Rutin Yang
Ditingkatkan (KRYD).
3. Sebutkan prinsip-prinsip dalam pengorganisasian.
4. Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan pengendalian.
5. Buatllah Rencana Kegiatan Harian sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing.