Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“FUNGSI PROTOKOL LANJUTAN”

Oleh:

Satrio Adrian Alvihariri


21083000080

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


MALANG, 21 SEPTEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada prinsip dasarnya, suatu komunikasi data merupakan proses mengirimkan data dari satu
komputer ke komputer yang lain untuk terselenggaranya proses pengiriman paket data tersebut,
terdapat beberapa permasalahan yang sangat rumit diantaranya adalah harus adanya kesamaan
bahasa antara satu komputer dengan komputer yang lain agar dapat berkomunikasi, selain itu adalah
bagaimana paket data tersebut dapat dikirimkan ke komputer yang tepat sesuai tujuannya, terlebih
lagi bila hubungan komputer tersebut tidak berada pada lokasi jaringan yang sama.

Protokol dapat dimisalkan sebagai 2 orang yang berasal dari bangsa yang berbeda akan
berdialog dan berkomunikasi, kemudian keduanya hanya dapat mengerti dan berbicara dengan
bahasa kebangsaannya masing-masing, sehingga dapat dipastikan bahwa tujuan dialog dan
komunikasi tersebut tidak akan tercapai. Oleh karena itu, agar dialog tersebut agar dialog dan
komunikasi dapat berjalan dengan lancar maka masing-masing orang tersebut harus berdialog
dengan memakai jasa penerjemah atau protokol.

Demikian juga halnya dengan dua komputer dari pabrik yang berbeda ketika akan
berkomunikasi dengan caranya masing-masing juga tidak akan terselenggara dialog yang baik.
Sehingga agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan tercapainya dialog yang dimengerti
oleh kedua komputer tersebut, maka harus menggunakan suatu protokol yang dapat digunakan
secara umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik dan Fungsi Protokol?
2. Apa yang dimaksud Model OSI ?
3. Pengenalan Protokol : TCP / IP
C. Tujuan
1. Mengetahui Karakteristik dan Fungsi Protokol
2. Mengetahui Model OSI
3. Mengenal Protokol : TCP/IP

D. Manfaat
1. Untuk mengenal dan mengerti tentang Arsitektur Protokol, Model OSI dan TCP/IP.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Dasar

Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer.

Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari
keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.
Protokol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan di lakukan oleh internet.

Protokol internet pertama kali dirancang pada awal tahun 1980-an tepatnya pada tahun 1982.
Akan tetapi protokol tersebut hanya digunakan untuk beberapa node saja dan tidak diprediksikan
akan tumbuh secara global seperti saat ini. Baru pada awal tahun 1990-an mulai di sadari bahwa
internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga mulai banyak bermunculan
berbagai jenis protokol yang digunakan untuk beberapa kalangan tertentu.

Arsitektur protokol adalah struktur urutan dari hadware dan software yang mendukung
pertukaran data diantara sistem dan mendukung aplikasi berdistribusi. Arsitektur protokol yang
paling banyak digunakan adalah suite protocol TCP/IP. Tidak diperlukan interface yang sama
pada semua mesin, asalkan setiap mesin dapat menggunakan protokol dengan benar. Daftar
protokol yang digunakan oleh sebuah sistem, satu protokol per layer, disebut dengan protokol
stack.

Berikut adalah gambar dari arsitektur protokol sederhana yang terdiri dari 3 layers (lapisan):
Dari gambar di atas, komunikasi dapat dibagi menjadi 3 lapisan yang berdiri sendiri, yaitu :
1. Network Acces Layer

2. Transport layer
3. Aplication layer

1) Network Acces Layer, berfungsi sebagai :


 Pengiriman menyediakan alamat tujuan dari computer;
 Bergantung pada jenis jaringan yang digunakan (LAN, packet switched, dan lain-lain.).
2) Transport Layer
 Pertukaran data lebih nyata;
 Tidak terikat pada jaringan yang sedang digunakan;
 Tidak terikat pada aplikasi.
3) Aplication Layer
 Mendukung untuk pemakaian aplikasi yang berbeda ;
 e.g. e-mail, file transfer.
B. Karakteristik Dan Fungsi Protokol

1. Karakteristik Protokol
a. Langsung
Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada sistem dapat
dikatakan berkomunikasi secara langsung; yakni kontrol informasi dan data melintas
langsung diantara kedua entiti tanpa adanya pengatur lain.

b. Langsung
Apabila sistem dihubungkan dengan switch jaringan komunikasi, atau mempunyai
konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi protokol secara langsung.

c. Monolitis
Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada sebuah entiti diperlakukan sebagai
sebuah unit. Sehingga semua tugas dilakukan secara mandiri oleh unit tersebut. Misalnya,
pada dua unit yang saling bertukar data, maka semua logic yang berhubungan dengan
pertukaran data dilakukan oleh masing-masing unit. Mulai dari koneksi ke jaringan,
pemisahan paket data menjadi lebih kecil, dan seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya
akan terjadi jika entiti yang lain siap menerima data, sebaliknya entiti pengirim data juga
siap mengirimkan data.

d. Terstruktur
Pada sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai lapisan-
lapisan atau hierarki. Sehingga tugas-tugas tertentu hanya dikerjakan oleh entiti yang lebih
rendah tingkatannya, sedangkan entiti yang lebih tinggi tingkatannya hanya menerima
service dari entiti yang lebih rendah. Secara tidak langsung, entiti pada tingkat yang lebih
tinggi tergantung pada entiti yang lebih rendah untuk menukar data.

e. Simetris/tidak simetris
Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat melakukan komunikasi antara entiti
sejenis. Sedangkan asimetri diterapkan pada protokol yang mempunyai tingkatan lebih
tinggi/lebih rendah, misalnya hubungan “client” dan “server”.
f. Standar/non standar
Sebuah protokol non standar adalah protokol yang dibuat untuk suatu situasi
komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model komputer khusus.

2. Fungsi-fungsi Protokol

a. Encapsulation
Setiap PDU (Protocol Data Unit) terdiri dari data dan information control.
Information control dikelompokkan dalam tiga ketegori: Address, Error detecting code,
dan Protokol control. Proses untuk menambahkan data dan information control ke dalam
sebuah PDU disebut enkapsulasi (encapsulation).

b. Segmentasi dan Reassembling


Segmentasi merupakan pemecahan data menjadi blok-blok yang berukuran sama.
Alasan dilakukannya segmentasi, antara lain :
 Kemampuan jaringan komunikasi menerima ukuran blok.
 Efisiensi Error control.
 Efisiensi Flow control.
 Efisiensi buffer.
Kerugian dari segmentasi, antara lain :

 Overhead menjadi lebih besar.


 Terjadinya banyak interrupt akibat semakin banyaknya blok yang masuk.
Kebalikan dari segmentasi adalah reassembling. Reassembling adalah pengumpulan
kembali sebuah data dari blok-blok yang sudah disegmentasi.

c. Connection control
Kontrol koneksi berhubungan dengan metode yang digunakan untuk melakukan
pertukaran data antar entiti.
d. Ordered delivery
Apabila dua buah entiti pada host yang berlainan berkomunikasi, maka ada
kemungkinan paket-paket data tidak tiba secara bersamaan akibat melintasi jalur-jalur yang
berlainan. Agar entiti penerima dapat menerima data dengan benar, maka tiap-tiap paket
data diberi tanda secara urut.

e. Flow control
Flow control merupakan suatu fungsi yang ditujukan untuk membatasi jumlah atau
rate data yang dikirim oleh suatu entiti yang mentransmisi. Bentuk flow control yang
paling sederhana adalah prosedur stop-andwait.

f. Error control
Error control diperlukan untuk menjaga informasi dan data dari kerusakan. Biasanya
error control terdiri dari error detection dan transmisi ulang. Untuk error detection,
disisipkan kode pendeteksi kesalahan pada paket yang ditransmisikan. Jika dideteksi
adanya kesalahan pengiriman oleh receiver, maka paket data tersebut dibuang dan
dikirimkan permintaan untuk melakukan transmisi ulang paket data yang dibuang tersebut.

g. Addressing
Konsep pengalamatan meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Addressing level (tingkatan pengalamatan), menunjuk pada tempat dimana suatu entiti
berada. Umumnya, alamat semacam ini disebut deng an network-level addressing.
Contohnya dalam arsitektir TCP/IP disebut dengan alamat IP (IP Address) atau dalam
OSI disebut Network Service Access Point (NSAP).

b) Addressing scope (jangkauan pengalamatan).

c) Connection identifiers (identifikasi koneksi), konsep ini muncul pada transfer data yang
lebih berorientasi koneksi. Pada tranfer data berorientasi koneksi, kadang hanya
dipergunakan sebuah nama koneksi selama fase transfer data. Keuntungan penggunaan
identifikasi koneksi antara lain :
 Mengurangi overhead.
 Dapat menentukan rute yang jelas (routing).
 Efektif untuk koneksi yang lebih dari satu secara simultan.
 Sekal suatu koneksi dijalankan, ujung sistem mampu mempertahankan informasi
kondisi yang berkaitan dengan koneksi tersebut.

d) Addressing mode (mode pengalamatan). Berhubungan dengan rujukan pada sistem


tunggal (unicast address) atau port.

h. Multiplexing
Multiplexing selain digunakan pada konsep pengalamatan yang menunjukkan
koneksi dari koneksi multiple ke sistem tunggal atau dari sistem tunggal ke port, juga
berhubungan dengan pemetaan koneksi dari satu level ke level yang lain.

i. Transmission services
Sebuah protokol dapat menyediakan berbagai jenis layanan tambahan kepada entiti-
entiti yang menggunakannya. Contohnya :

a) Prioritas: pesan-pesan tertentu, misalnya control massage, diperlukan untuk


mendapatkan delay minimum.

b) Mutu layanan: golongan data tertentu membutuhkan laju penyelesaian minimum atau
batas penundaan maksimum.

c) Security: kemungkinan dimintanya mekanisme pengamanan atau pembatasan akses

J. Error Control

Data dapat rusak dalam pengiriman. Untuk komunikasi data yang


reliable, error harus dihindari, atau dideteksi dan dikoreksi.

Sumber Error :

a) White Noise
b) Impulse Noise
c) Crosstalk
d) Echo
e) Jitter
f) Attenuation
g) Distortion
Tipe Error
a) Single-bit error
b) Burst error

K. Error Prevention, Detection & Correction

Error Prevention: menemukan penyebab error dan mengeliminasinya

Error Detection

a) Redundancy: menambahkan bit ekstra pada data untuk mendeteksi


adanya error. Pendeteksian dilakukan di tujuan data.

b) 3 jenis redundancy: vertical redundancy (VRC), longitudinal


redundancy (LRC), cyclic redundancy check (CRC)

Error Correction, dilakukan dengan beberapa cara:

a) Retransmisi/transmisi ulang

b) Forward error correction: dilakukan saat pentransmisian ulang


tidak mungkin dilakukan atau memerlukan waktu lama

L. Flow Control

Flow control adalah suatu teknik untuk menjamin bahwa sebuah


stasiun pengirim tidak membanjiri stasiun penerima dengan data. Stasiun
penerima secara khas akan menyediakan suatu buffer data dengan panjang
tertentu. Ketika data diterima, dia harus mengerjakan beberapa poses sebelum
dia dapat membersihkan buffer dan mempersiapkan penerimaan data
berikutnya.

Bentuk sederhana dari kontrol aliran dikenal sebagai stop and wait,
dia bekerja sebagai berikut. Penerima mengindikasikan bahwa dia siap untuk
menerima data dengan mengirim sebual poll atau menjawab dengan select.
Pengirim kemudian mengirimkan data.

Flow control ini diatur/dikelola oleh Data Link Control (DLC) atau
biasa disebut sebagai Line Protocol sehingga pengiriman maupun
penerimaan ribuan
message dapat terjadi dalam kurun waktu sesingkat mungkin. DLC harus
memindahkan data dalam lalu lintas yang efisien. Jalur komunikasi harus
digunakan sedatar mungkin, sehingga tidak ada stasiun yang berada dalam
kadaan idle sementara stasiun yang lain saturasi dengan lalu lintas yang
berkelebihan. Jadi flow control merupakan bagian yang sangat kritis dari
suatu jaringan. Berikut ini ditampilkan time diagram Flow control saat
komunikasi terjadi pada kondisi tanpa error dan ada error.

Mekanisme Flow control yang sudah umum digunakan adalah Stop and
Wait dan Sliding window, berikut ini akan dijelaskan kedua mekanisme
tersebut.
C. Model OSI (Open System Interconnection)

Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual
yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda.
OSI dikembangkan oleh badan Internasional yaitu ISO (International Organization for
Standardization) pada tahun 1977. Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI
seven layer model).

Setiap lapisan berfungsi untuk melakukan fungsi-fungsi spesifik untuk mendukung lapisan
diatasnya dan sekaligus juga menawarkan layanan untuk lapisan yang ada di bawahnya. Tiga
lapisan terbawah akan fokus pada melewatkan trafik melalui jaringan kepada suatu sistem yang
terakhir. Empat lapisan teratas akan bermain pada sistem terakhir untuk menyelesaikan proses
komunikasinya.

Pembagian tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Membuat komunikasi jaringan ke bagian yang lebih sederhana.


2. Membuat standard untuk komponen jaringan yang memungkinkan
pengembangan dan dukungan multiple-vendor.

3. Memungkinkan hardware dan software jaringan yang berbeda untuk berkomunikasi satu
dengan yang lain.

4. Mencegah efek perubahan dalam sebuah layer mempengaruhi layer yang lain, sehingga
dapat perkembangan lebih cepat.

Model OSI di buat untuk mengatasi berbagai kendala Internetworking akibat perbedaan
arsitektur dan protokol jaringan. Dahulu, komunikasi antarkomputer dari vendor yang berbeda
sangat sulit dilakukan. Masing- masing vendor menggunakan protokol dan format data yang
berbeda-beda. Sehingga International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu
arsitektur komunikasi yang di kenal sebagai Open System Interconection (OSI) model yang
mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer- komputer dari vendor yang berbeda.

a. Definisi masing-masing Layer pada model OSI

1. Application layer Lapisan aplikasi


Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan,
mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan
kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini
adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS

2. Presentation layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke
dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam
level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan
Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network
Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).

3. Session layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau
dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.

4. Transport layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor
urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah
diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima
dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang
hilang di tengah jalan.

5. Network layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-
paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan
router dan switch layer-3.

6. Data-link layer
Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format
yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow
control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address
(MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub,
bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini
menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media
Access Control (MAC).

7. Physical layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan,
sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi
jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network
Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

b. Kelebihan dan Kekurangan OSI Layer


1. Kelebihan pada model OSI layer

a) Memberikan bahasa dan referensi yang sama antar sesama professional;


b) Jaringan membagi tugas jaringan ke dalam layer-layer logis demi kemudahan dalam
pemahaman;

c) Memberikan keleluasaan fitur-fitur khusus pada level-level yang berbeda;


d) Memudahkan dalam troubleshooting;
e) Mendorong standard interoperability antar jaringan dan peranti;

f) Memberikan modularity dalam fiturfitur jaringan (developer dapat mengubah fitur-fitur


tanpa mengubah dengan cara pendekatan keseluruhan).

2. Kekurangan pada model OSI layer:

a) Layer-layer OSI adalah teoritis dan dalam penerapannay belum tentu melakukan fungsi
yang sesungguhnya;

b) Implementasi suatu protocol tertentu bisa tidak mewakili setiap layer OSI (atau bisa
tersebar di beberapa layer).
D. Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam
proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet.
Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol
(protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini.
Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi.
Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai
sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer- komputer dan jaringan untuk
membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan
terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan,
sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang
sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus
juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga
bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda
(seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.

a. Keunggulan TCP/IP adalah sebagai berikut:


1) Open Protocol Standard, yaitu tersedia secara bebas dan dikembangkan independen
terhadap komputer hardware ataupun sistem operasi apapun. Karena didukung secara
meluas, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukan bermacam hardware dan software,
walaupun tidak berkomunikasi lewat internet.

2) Independen dari physical network hardware. Ini menyebabkan TCP/IP dapat


mengintegrasikan bermacam network, baik melalui ethernet, token ring, dial-up,
X.25/AX.25 dan media transmisi fisik lainnya.

3) Skema pengalamatan yang umum menyebabkan device yang menggunakan TCP/IP dapat
menghubungi alamat device-device lain di seluruh network, bahkan Internet sekalipun.

4) High level protocol standar, yang dapat melayani user secara luas.
b. Cara Kerja TCP/IP

1) Untuk memindahkan data antara dua komputer yang berbeda dalam suatu jaringan yang
terdiri dari banyak komputer, dibutuhkan alamat tujuan dan perantara
untukmemindahkan sinyal elektronik pembentuk data secara aman dan langsung.

2) Internet menggunakan protokol untuk menjamin sampainya data secara aman di tempat
tujuan.

3) Saat seorang pengguna Internet mengirim sekelompok teks ke mesin lain, TCP/IP mulai
bekerja. TCP membagi teks tersebut menjadi paket-paket data kecil, menambahkan
beberapa informasi (dapat dianggap sebagai pengiriman barang), sehingga computer
penerima memastikan bahwa paket yang diterimanya tidak mengalami kerusakan
sepanjang pengiriman. IP menambahkan label yang berisikan informasi alamat pada paket
tersebut.

4) Deretan paket-paket TCP/IP berjalan menuju tujuan yang sama dengan menggunakan
berbagai jalur yang berbeda. Sebuah perangkat khusus yang disebut router dipasang di titik
persimpangan antar jaringan dan memutuskan jalur mana yang paling efisien yang menjadi
langkah berikut dari sebuah paket. Router membantu mengatur arus lalu lintas di Internet
dengan membagi beban, sehingga menghindari kelebihan beban pada suatu bagian dari
sistem yang ada.

5) Saat paket-paket TCP/IP tiba di tempat tujuannya, komputer akan membuka label alamat
IP lalu menggunakan daftar pengiriman yang ada pada paket TCP untuk memeriksa apakah
ada kerusakan paket yang terjadi selama pengiriman, dan menyusun kembali paket-paket
tsb menjadi susunan teks seperti aslinya. Saat komputer penerima menemukan paket yang
rusak, komputer tsb akan meminta komputer pengirim untuk mengirim salinan baru dari
paket yang rusak.

6) Sebuah perangkat khusus yang disebut gateway memungkinkan beragam tipe jaringan
yang ada di horison elektronik untuk berkomunikasi dengan Internet menggunakan
TCP/IP. Gateway menerjemahkan protokol asli jaringan komputer tersebut menjadi
TCP/IP dan sebaliknya.

7) Bagi seorang pemakai, Internet hadir seperti jaringan global raksasa yang tidak terbatas,
yang langsung merespon jika diminta. Komputer, gateway, router, dan protokol yang
membuat ilusi ini bekerja.
Berdasarkan standart protokol yang dikembangkan, dan selanjutnya dipilah kedalam tugas
masing-masing dalam komunikasi, maka TCP/IP dapat dipisah menjadi :

a) Aplication layer berisi logika yang diperlukan untuk mendukung program aplikasi yang
digunakan oleh user.

b) Host to host layer memiliki fungsi untuk menjamin bahwa semua data yang tiba di
program aplikasi tujuan adalah sama dengan yang dikirim oleh aplikasi sistem user.
Protokol yang dipergunakan untuk melengkapi tugas ini adalah TCP.

c) Internet layer memiliki ruang lingkup mengenai prosedur yang diperlukan bila kedua sistem
saling berkomunikasi terletak pada sistem jaringan yang berbeda. Internet protokol
dipergunakan untuk melengkapi beberapa fungsi route lewat jaringan yang berbeda.
Protokol ini tidak saja diimplementasikan kepada komunikasi kedua sistem yang berbeda
tetapi juga untuk routing. Routing adalah proses yang menghubungkan dua jaringan yang
memiliki fungsi utama untuk mengalirkan data dari suatu jaringan ke jaringan yang lain
diantar sistem sumber ke sistem tujuan.

d) Network Access layer memiliki ruang lingkup pada pertukaran data diantara ujung sistem
yang tersambung kepada suatu sistem jaringan. Komputer pengirim akan melengkapi alamat
(address) dari komputer tujuan, sehingga jaringan dapat memberikan route kepada data agar
sampai ke tujuan yang benar.

e) Physical layer meliputi interface hardware diantara peralatan transmisi data dan media
jaringan. Layer ini memiliki perhatian khusus pada media transmisi, sinyal, kecepatan data,
dan hal-hal yang berhubungan dengan jaringan transmisi.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,
antara lain: pemahaman terhadap teori dasar tentang komunikasi data, khususnya pada arsitektur
protokol dan secara umum protocol mempunyai fungsi untuk menghubungkan sisi dan penerima
dalam berkomunikasi serta bertukar informasi.
Daftar Pustaka

Sugeng Winarto. 2010. Jaringan Komputer Dengan TCP/IP. Bandung; Modula.

http://pendtiumrenitha.blogspot.com/2013/04/arsitektur-protokol-tcpip-dan- aplikasi.html (diakses


tanggal 5 Maret 2015)

http://fikri-ichie.blogspot.com/2013/05/protocol-dan-arsitektur-protokol.html (diakses tanggal


5 Maret 2015)

http://jokopurn.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32571/Bab2.pdf (diakses tanggal


5 Maret 2015)

http://biggerlink.blogspot.com/2013/02/arsitektur-dan-protokol-jaringan- tcpip.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)

http://asiyahlee.blogspot.com/2013/04/arsitektur-dan-protokol.html (diakses tanggal


5 Maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai