Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROTOCOL ARSITEKTUR
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi Data
DOSEN PENGAMPUH : M.IKHSAN S.KOM

OLEH :
SAWALUDDIN
(210250501145)

FAKULITAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A.Latar Belakang.........................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah....................................................................................................................5
C.Tujuan.......................................................................................................................................5
D.Manfaat....................................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
B.Karakteristik Dan Fungsi Protokol...........................................................................................8
C.Model OSI (Open System Interconnection)...........................................................................12
D.Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)........................................16
BAB III..........................................................................................................................................20
PENUTUP.....................................................................................................................................20
Daftar pustaka............................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A.latar Belakang
Pada prinsip dasarnya, suatu komunikasi data merupakan prosesmengirimkan data dari satu
komputer ke komputer yang lain untukterselenggaranya proses pengiriman paket data tersebut,
terdapat beberapapermasalahan yang sangat rumit diantaranya adalah harus adanya kesamaanbahasa antara
satu komputer dengan komputer yang lain agar dapatberkomunikasi, selain itu adalah bagaimana
paket data tersebut dapat dikirimkanke komputer yang tepat sesuai tujuannya, terlebih lagi bila
hubungan komputertersebut tidak berada pada lokasi jaringan yang sama.Protokol dapat
dimisalkan sebagai 2 orang yang berasal dari bangsa yangberbeda akan berdialog dan berkomunikasi,
kemudian keduanya hanya dapatmengerti dan berbicara dengan bahasa kebangsaannya masing-
masing, sehinggadapat dipastikan bahwa tujuan dialog dan komunikasi tersebut tidak
akan tercapai.Oleh karena itu, agar dialog tersebut agar dialog dan komunikasi dapat
berjalandengan lancar maka masing-masing orang tersebut harus berdialog denganmemakai jasa
penerjemah atau protokol.Demikian juga halnya dengan dua komputer dari pabrik yang
berbedaketika akan berkomunikas dengan caranya masing-masing juga tidak akanterselenggara
dialog yang baik. Sehingga agar komunikasi dapat berjalan denganlancar dan tercapainya dialog
yang dimengerti oleh kedua komputer tersebut,maka harus menggunakan suatu protokol yang
dapat digunakan secara umum.
B.Rumusan masalah
1.Apa saja karakteristik dan fungsi protokol?
2.Apa yang di maksud degan Model osi?
3.Pengenalan arsitektur protokol?

C.Tujuan
1. Syntax,meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan format data dan level-level
2. Semantics, meliputi informasi kontrol untuk koordinasi dan pengendalian kesalahan
3. Timing, meliputi kesesuaian urutan dan kecepatan.

D. Manfaat

1.untuk mengetahui tentang arsitektur dan protocol


BAB II
A. Teori Dasar
Arsitektur Protokol Sering kali sistem komunikasi yang digunakan mempunyai fungsi
yang berbeda-beda. Misalnya, sistem transfer file yang memiliki modul-modul yang
mentransmisikan password, file command dan records. Modul-modul tersebut disusun
dalam rangkaian terstruktur. Struktur tersebut disebut sebagai arsitektur protokol. Dengan
kata lain, sebuah arsitektur protokol adalah struktur urutan dari hardware dan sotfware
yang mendukung pertukaran data diantara sistem dan mendukung aplikasi terdistribusi.
Arsitektur Protokol Sederhana Untuk mengurangi kerumitan rancangan, sebagian besar
jaringan diorganisasikan sebagai suatu tumpukan (layer) atau level. Jumlah, nama, isi,
dan fungsi setiap layer dapat berbeda dari jaringan satu dengan lainnya. Akan tetapi, pada
semua jaringan, tujuan sebuah layer adalah untuk memberikan layanan kepada layer yang
ada di atasnya. Dengan kata lain, arsitektur jaringan merupakan himpunan layer dan
protokol. Pada setiap layer, satu protokol atau lebih diterapkan dalam sistem komunikasi.
Karakteristik penting sebuah protokol adalah sebagai berikut.

 Langsung/tidak langsung

Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada sistem dapat
dikatakan berkomunikasi secara langsung; yakni kontrol informasi dan data
melintas langsung diantara kedua entiti tanpa adanya pengatur lain. Apabila
sistem dihubungkan dengan switch jaringan komunikasi, atau mempunyai
konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi protokol secara
langsung

 Monolitis/terstruktur

Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada sebuah entiti diperlakukan


sebagai sebuah unit. Sehingga semua tugas dilakukan secara mandiri oleh unit
tersebut. Misalnya, pada dua unit yang saling bertukar data, maka semua logic
yang berhubungan dengan pertukaran data dilakukan oleh masing-masing unit.
Mulai dari koneksi ke jaringan, pemisahan paket data menjadi lebih kecil, dan
seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya akan terjadi jika entiti yang lain siap
menerima data, sebaliknya entiti pengirim data juga siap mengirimkan data. Pada
sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai lapisan-lapisan
atau hierarki

 Simetris/tidak simetris

Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat melakukan komunikasi antara entiti
sejenis. Sedangkan asimetri diterapkan pada protokol yang mempunyai tingkatan
lebih tinggi/lebih rendah, misalnya hubungan “client” dan “server”.

 Standar/non standar

Sebuah protokol non standar adalah protokol yang dibuat untuk suatu situasi
komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model komputer khusus.

 Encapsulation

Setiap PDU (Protocol Data Unit) terdiri dari data dan information control.
Information control dikelompokkan dalam tiga ketegori: Address, Error detecting
code, dan Protokol control. Proses untuk menambahkan data dan information
control ke dalam sebuah PDU disebut enkapsulasi (encapsulation).

 Segmentasi dan Reassembling


Segmentasi merupakan pemecahan data menjadi blok-blok yang berukuran sama.
Alasan dilakukannya segmentasi, antara lain :
o Kemampuan jaringan komunikasi menerima ukuran blok.
o Efisiensi Error control.
o Efisiensi Flow control.
o Efisiensi buffer.

Kerugian dari segmentasi, antara lain :


o Overhead menjadi lebih besar.
o Terjadinya banyak interrupt akibat semakin banyaknya blok yang masuk.

Kebalikan dari segmentasi adalah reassembling. Reassembling adalah


pengumpulan kembali sebuah data dari blok-blok yang sudah disegmentasi.

 Connection control
Kontrol koneksi berhubungan dengan metode yang digunakan untuk
melakukan pertukaran data antar entiti.

 Ordered delivery
Apabila dua buah entiti pada host yang berlainan berkomunikasi, maka ada
kemungkinan paket-paket data tidak tiba secara bersamaan akibat melintasi jalur-
jalur yang berlainan. Agar entiti penerima dapat menerima data dengan benar,
maka tiap-tiap paket data diberi tanda secara urut.

 Flow control
Flow control merupakan suatu fungsi yang ditujukan untuk membatasi
jumlah atau rate data yang dikirim oleh suatu entiti yang mentransmisi. Bentuk
flow control yang paling sederhana adalah prosedur stop-andwait.
 Error control
Error control diperlukan untuk menjaga informasi dan data dari kerusakan.
Biasanya error control terdiri dari error detection dan transmisi ulang. Untuk error
detection, disisipkan kode pendeteksi kesalahan pada paket yang ditransmisikan.
Jika dideteksi adanya kesalahan pengiriman oleh receiver, maka paket data
tersebut dibuang dan dikirimkan permintaan untuk melakukan transmisi ulang
paket data yang dibuang tersebut.
B. Operasi Pada Model Protokol 
1.Connection – oriented
Connection oriented dibuat berdasarkan sistem telepon. Contohnya
sistem file transfer. Variasi layanan connection-oriented misalnya,
urutan pesan dan aliran byte.

2. Connectionless
Connectionless dibentuk berdasarkan sistem surat pos. Setiap pesan
memiliki alamat yang dituju. Variasi layanan connectionless misalnya,
datagram, acknowledged datagram, request-reply.

3. Lapisan Aplikasi (application layer), berhubungan dengan logik


yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi user.

4. Lapisan host-to-host (transport),


Lapisan host-to-host (transport), berhubungan dengan mekanisme
pengiriman data. Lapisan ini bertugas memastikan bahwa seluruh
data tiba di aplikasi tujuan dan data yang tiba tersebut sesuai
dengan yang diperintahkan saat data dikirim.

5. Lapisan Internet,
berkaitan dengan prosedur-prosedur tertentu yang diperlukan untuk menghubungkan
dua peran
komunikasi yang berada pada sistem jaringan yang berbeda. Lapisan ini
menggunakan Internet Protocol (IP) yang menyediakan fungsi
routing melintasi bermacam-macam jaringan. Protokol ini juga
diterapkan pada jalur-jalur yang dilalui.

6.Lapisan Akses jaringan (Network access layer),


berkaitan dengan pertukaran data diantara sebuah ujung sistem dengan jaringan
yang terhubung dengannya.

7. Lapisan fisik (Physical Layer),


meliputi interface fisik antara suatu
perangkat transmisi data, misalnya PC, dengan sebuah media
transmisi atau jaringan.

8. Lapisan Internet,
berkaitan dengan prosedur-prosedur tertentu yang
diperlukan untuk menghubungkan dua perangkat komunikasi yang
berada pada sistem jaringan yang berbeda. Lapisan ini
menggunakan Internet Protocol (IP) yang menyediakan fungsi
routing melintasi bermacam-macam jaringa.

9. Lapisan Akses jaringan


(Network access layer), berkaitan dengan
pertukaran data diantara sebuah ujung sistem dengan jaringan
yang terhubung dengannya.

10.Lapisan fisik (Physical Layer), meliputi interface fisik antara suatu


perangkat transmisi data, misalnya PC, dengan sebuah media
transmisi atau jaringan.
Lapisan-lapisan pada model TCP/IP
TCP/IP dibentuk dari beberapa protokol network access yang berurutan.
Protokol ini memungkinkan host mampu mengirim data melewati jaringan
menuju host lain, atau dari sebuah host pada jaringan lain menuju router. IP
diterapkan pada seluruh ujung sistem dan router. IP bertindak sebagai relay
untuk memindah suatu block data dari suatu host, melewati satu router atau
lebih, menuju ke host lain. TCP hanya diterapkan pada ujung sistem dan
menjaga track suatu blok data untuk memastikan bahwa semuanya dikirim
menuju aplikasi yang tepat secara reliabel.

PDU Pada Arsitektur TCP/IP


Agar komunikasi berjalan, setiap entiti pada seluruh sistem harus memiliki
suatu alamat khusus. Jika suatu host memiliki sebuah alamat global khusus,
maka hal ini memungkinkan protokol TCP mengirimkan data secara tepat.
Address ini kemudian disebut sebagai port.
Konsep pengiriman data pada TCP/IP
Gambaran transmisi oleh model TCP/IP adalah sebagai berikut. Suatu blok
data bersama dengan control information dikirimkan ke TCP. Oleh TCP, data
tersebut dipecah menjadi bagian yang lebih kecil (segmentation). Pada tiaptiap
bagian segmen dilampirkan control information dari TCP yang disebut
TCP header. Yang termasuk dalam TCP header meliputi: destination port,
sequence number, dan checksum. Segmen tersebut diserahkan kepada IP
untuk ditransmisikan. Karena transmisi harus melewati satu atau lebih router
perantara, maka IP melampirkan suatu header kontrol pada tiap segmen. Isi
dari header ini misalnya adalah alamat host tujuan. Kemudian segmen
dilewatkan pada lapisan network access untuk ditransmisikan menuju
tujuannya. Lapisan network access kemudian melampirkan headernya dan
menciptakan sebuah paket atau frame. Header dari network access meliputi
9/13 destination network dan request facilities (permintaan fasilitas). Lalu paket
ditansmisikan sepanjang jaringan menuju ke tujuannya.
Gambaran transfer data pada TCP/IP
Model OSI
Model OSI (Open Systems Interconnections) dikembangkan oleh ISO
(International Standars Organization) sebagi model untuk arsitektur
komunikasi komputer serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan
standar-standar protokol. Disebut sebagai open systems karena sistem
tersebut terbuka untuk digunakan berkomunikasi dengan sistem-sistem
lainnya. Model OSI bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini
tidak menjelaskan secara pasti layanan dan protokol yang digunakan pada
setiap layernya. Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh sebuah layer.
Pada model OSI, fungsi-fungsi komunikasi dibagi menjadi suatu rangkaian
layer yang hierarkis. Masing-masing layer menampilkan subrangkaian fungsi
yang masih berkaitan yang diperlukan untuk komunikasi dengan sistem yang
lain. Tidak ada komunikasi secara langsung diantara peer layer kecuali pada
physical layer. Di atas physical layer, setiap entiti protokol mengirimkan data
sampai lapisan yang lebih rendah.
Prinsip-prinsip pada model OSI, pada dasarnya sama dengan
menggunakan rancangan modular (modular design). Yaitu, seluruh fungsi
dipecah menjadi beberapa modul, membuat interface diantara modul
sesederhana mungkin. Elemen kunci dari Model OSI adalah :
o Spesifikasi kontrol
o Definisi layanan
Pengalamatan
Model OSI terdiri dari tujuh lapisan, yaitu ;

􀂃 Application
Layer ini menyediakan cara bagi program-program aplikasi untuk
mengakses lingkungan OSI. Berisi fungsi-fungsi manajemen dan
mekanisme-mekanisme yang umumnya berguna untuk mendukung
aplikasi-aplikasi yang didistribusikan.
􀂃 Presentation
Layer ini menentukan format data yang dipindahkan diantara
aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi
serangkaian layanan transformasi data. Layer ini juga menentukan
syntax yang dipergunakan diantara entiti aplikasi.
10/13
􀂃 Session
Session layer menyediakan mekanisme untuk mengontrol dialog
diantara aplikasi pada ujung sistem. Service yang disediakan oleh
layer ini, antara lain:
• Dialogue dicipline, bisa berupa saluran half-duplex atau fullduplex.
• Grouping, aliran data bisa ditandai dengan cara
menentukan kelompok data.
• Recovery, layer ini dapat menyediakan suatu mekanisme
pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara
checkpoint, dapat mentransmisikan kembali seluruh data
mulai dari checkpoint terakhir.
􀂃 Transport
Transport layer menyediakan suatu mekanisme perubahan data
diantara ujung sistem. Transport berorientasi koneksi menjamin
bahwa data yang dikirim bebas dari kesalahan, secara bertahap,
dengan tidak mengalami duplikasi atau hilang. Lapisan ini juga
berkaitan dengan optimalisasi penggunaan layanan jaringan dan
menyediakan mutu layanan yang bisa diminta untuk entiti session,
seperti menentukan laju error yang boleh diterima, maksimum
penundaan, prioritas, dan security.
􀂃 Network
Network layer menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem
melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Pada layer ini,
sistem komputer berdialog dengan jaringan untuk menentukan
alamat tujuan dan meminta fasilitas jaringan tertentu, misalnya
prioritas.
􀂃 Data Link
Layer data link mengupayakan agar link fisik cukup baik dan
menyediakan layanan untuk mengaktifkan, mempertahankan dan
menonaktifkan link. Service yang disediakan untuk layer yang lebih
tinggi meliputi error detection dan control. Sehingga dengan suatu
data link layer yang berfungsi sepenuhnya layer yang lebih tinggi
berikutnya bisa menerima transmisi bebas kesalahan.
􀂃 Physical
Physical layer mencakup interface fisik antara devices dan aturan
bit-bit yang dilewatkan antara satu dengan yang lain. Lapisan ini
hanya menyediakan layanan arus bit mentah (tidak diproses).
Physical layer memiliki empat karakteristik penting, antara lain :
o Mekanis. Berkaitan dengan properti fisik dari interface ke
media transmisi.
o Elektris. Berkaitan dengan tampilan bit-bit, misalnya dalam hal
besar voltase dan laju transmisi bit.
o Fungsional. Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh
sirkuit tunggal dari interface fisik antara sebuah sistem dengan
media transmisi.
11/13
o Prosedural. Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit
berpindah melalui medium fisik.

Lapisan-lapisan pada OSI


Perbedaan Antara Model Referensi OSI dan TCP/IP
Persamaan dari kedua model, OSI dan TCP/IP, adalah bahwa keduanya
didasarkan pada konsep tumpukan (stack) protokol yang tidak saling
tergantung. Demikian juga, fungsi dari masing-masing layer yang dimiliki
kedua model kurang lebih sama. Pada kedua model, layer yang berada di
atas transport layer adalah pengguna-pengguna layanan transport yang
berorientasi aplikasi.
Perbandingan Layer pada OSI dan TCP/IP
Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP menjadi jelas pada tiga konsep
sentral yang ada pada model OSI, yaitu :
• Layanan (services), setiap layer membentuk sejumlah service bagi
layer-layer di atasnya. Definisi service menyatakan tentang apa
yang dikerjakan layer, bukan tentang entity atau tentang
bagaimana layer bekerja.
• Antarmuka (interface), menjelaskan proses-proses di atasnya atau
cara mengaksesnya. Interface layer menetapkan parameterparameter
dan hasil yang diharapkan. Interface layer tidak
menyatakan tentang cara layer bekerja.
• Protokol, peer-protokol yang digunakan oleh sebuah layer
merupakan urusan layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan
sembarang protokol sesuai dengan yang diinginkannya.
Pada model OSI, ketiga konsep tersebut dibedakan dengan jelas.
Sedangkan, pada model TCP/IP tidak membedakan dengan jelas layanan,
interface dan protokol. Akibatnya, protokol model OSI lebih tersembunyi
dengan baik daripada model TCP/IP dan dapat diganti dengan mudah.
Kemudahan tersebut merupakan salah satu tujuan memiliki protokol berlayer.
Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol ditemukan. Akibatnya,
model ini tidak dibiasakan ke serangkaian protokol tertentu dan menjadi
sangat umum. Pada saat orang mulai membangun jaringan yang
sebenarnya dengan menggunakan model OSI dan protokol-protokol yang
sudah ada, didapati bahwa mereka tidak memenuhi spesifikasi layanan
yang diperlukan. Karena itu, kemudian dicangkokkan sublayer konvergensi
ke model sehingga layanan bisa diperoleh. Dengan semakin
berkembangnya jaringan, maka model OSI malah mengalami kesulitan untuk
berkembang.
Dengan TCP/IP; protokol telah ada terlebih dahulu dan model benarbenar
hanya merupakan layanan diskripsi dari protokol yang sudah ada.
Sehingga tidak ada penyesuaian antara model dengan protokol.
Masalahnya adalah bahwa model tidak dapat dipasangkan dengan stackstack
protokol lainnya. Akibatnya, tidak begitu bermanfaat untuk jaringan
selain TCP/IP.
Perbedaan yang paling tampak antara kedua model adalah pada
jumlah layer. OSI memiliki tujuh layer, sedangkan TCP/IP memiliki empat layer.
Keduanya memiliki network layer, transport layer dan application layer ,
sedangkan layer-layer lainnya berbeda.
Model OSI mendukung kedua komunikasi, komunikasi conectionless dan
komunikasi connection-oriented, pada network layer, tetapi hanya
komunikasi connection oriented saja yang berada pada transport layer.
Model TCP/IP hanya memiliki satu mode saja dalam network layer
(connectionless) tetapi mendukung keduanya pada transport layer,
sehingga memberikan pilihan kepada pengguna.13/13
Kritik Bagi Model OSI Alasan OSI menjadi tidak populer adalah karena baik model
maupun protokolnya dianggap cacat. Pada model OSI, session layer mempunyai
sedikit manfaat bagi aplikasi, dan presentation layer hampir kosong.
Sedangkan, data link layer dan network layer begitu penuh sehingga
tugasnya harus dibagi-bagi menjadi sublayer-sublayer yang masing-masing
mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model OSI bersama-sama dengan definisi
layanan dan protokol-protocok yang terkait sangatlah rumit. Layanan dan
protokolnya sulit untuk diterapkan dan tidak efisien dalam operasi. Beberapa
fungsi seperti pengalamatan, pengendalian aliran, pengendalian error
berulang-uleng muncul dalam layer-layernya, sehingga tidak efektif. Karena
model dan protokolnya sangat rumit, maka implementasinya akan sulit
diterapkan dan lambat.
Kritik Bagi Model TCP/IP
Masalah pada model TCP/IP adalah tidak dengan jelas membedakan
konsep layanan, interface dan protokol. Akibatnya, model TCP/IP tidak
dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan jaringan baru karena
spesifikasinya dan implementasinya selalu berubah-ubah. Model TCP/IP tidak
dapat berlaku secara umum dan sulit digunakan untuk menjelaskan stack
protokol selain protokol TCP/IP itu sendiri.
Host-to-layer pada model ini sebenarnya sama sekali bukan layer bila
didasarkan pada pandangan yang menyatakan bahwa istilah tersebut
digunakan dalam konteks protokol berlayer. Host-to-network sebenarnya
merupakan interface yang terletak antara network layer dan data link layer.
Sehingga dalam hal ini terjadi campur aduk antara interface dengan layer.
Model TCP/IP tidak membedakan antara data link layer dengan physical
layer. Physical layer berhubungan dengan karakteristik transmisi, sedangkan
data link layer bertugas membatasi frame awal dan frame akhir dan
membawanya dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB III
  PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, antara
lain: pemahaman terhadap teori dasar tentang komunikasi data, khususnya pada arsitektur
protokol dan secara umum protocol mempunyai fungsi untuk menghubungkan sisi dan penerima
dalam berkomunikasi serta bertukar informasi.
Daftar Pustaka
 Sugeng Winarto. 2010. Jaringan Komputer Dengan TCP/IP. Bandung;
Modula.http://pendtiumrenitha.blogspot.com/2013/04/arsitektur-protokol-tcpip-dan-
aplikasi.html(diakses tanggal 5 Maret 2015)http://fikri-ichie.blogspot.com/2013/05/protocol-dan-
arsitektur-protokol.html(diakses tanggal 5 Maret
2015)http://jokopurn.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32571/Bab2.pdf(diakses tanggal 5
Maret 2015)http://biggerlink.blogspot.com/2013/02/arsitektur-dan-protokol-jaringan-
tcpip.html(diakses tanggal 5 Maret 2015)http://asiyahlee.blogspot.com/2013/04/arsitektur-dan-
protokol.html(diakses tanggal 5 Maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai