Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur Secara etimologi berasal dari bahasa yunani kuno “Arkhitwkton”, yang
seara harfiah berarti pembangunan utama (chief builder) (Giri,2010:10). Arsitektur
merupakan seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan. Menurut
para ahli, arsitektur dalah kristalisasi dari pandangan hidup sehingga arsitektur
bukan hanya semata-mata teknik dan estetika bangunan, atau terpecah-pecah
menjadi kelompok kelompok seperti ranah keteknikan, seni, atau social (Marcela,
2005:26).arsitektur tidak dapat hanya diartikan sebagai produk tetapi juga sebuah
proses.
Adapun protocol dalam ilmu computer berarti seperangkat peraturan atau
prosedur untuk mengirimkan data antara perangkat elektronik. Agar computer satu
dan computer lain dapat mempertemukan informasi, harus sudah ada persetujuan
sebelumnya antarperangkat bagaimana struktur informasi dipertukarkan. Protokol
dapat dimisalkan sebagai 2 orang yang berasal dari bangsa yang berbeda akan
berdialog dan berkomunikasi, kemudian keduanya hanya dapat mengerti dan
berbicara dengan bahasa kebangsaannya masing-masing, sehingga dapat
dipastikan bahwa tujuan dialog dan komunikasi tersebut tidak akan tercapai. Oleh
karena itu, agar dialog tersebut agar dialog dan komunikasi dapat berjalan dengan
lancar maka masing-masing orang tersebut harus berdialog dengan memakai jasa
penerjemah atau protokol.
Demikian juga halnya dengan dua komputer dari pabrik yang berbeda ketika
akan berkomunikasi dengan caranya masing-masing juga tidak akan terselenggara
dialog yang baik. Sehingga agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan
tercapainya dialog yang dimengerti oleh kedua komputer tersebut, maka harus
menggunakan suatu protokol yang dapat digunakan secara umum.
Pada prinsip dasarnya, suatu komunikasi data merupakan proses mengirimkan
data dari satu komputer ke komputer yang lain untuk terselenggaranya proses
pengiriman paket data tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang sangat rumit
diantaranya adalah harus adanya kesamaan bahasa antara satu komputer dengan
komputer yang lain agar dapat berkomunikasi, selain itu adalah bagaimana paket
data tersebut dapat dikirimkan ke komputer yang tepat sesuai tujuannya, terlebih
lagi bila hubungan komputer tersebut tidak berada pada lokasi jaringan yang sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik dan Fungsi Protokol?
2. Apa yang dimaksud Model OSI ?
3. Pengenalan Protokol : TCP / IP
C. Tujuan
1. Mengetahui Karakteristik dan Fungsi Protokol .
2. Mengetahui Model OSI
3. Mengenal Protokol : TCP/IP

D. Manfaat
1. Untuk mengenal dan mengerti tentang Arsitektur Protokol, Model OSI dan TCP/IP
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Dasar
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau
mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua
atau lebih titik komputer.Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras,
perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah,
protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Protokol digunakan untuk
menentukan jenis layanan yang akan di lakukan oleh internet.
Protokol internet pertama kali dirancang pada awal tahun 1980-an
tepatnya pada tahun 1982. Akan tetapi protokol tersebut hanya digunakan untuk
beberapa node saja dan tidak diprediksikan akan tumbuh secara global seperti
saat ini. Baru pada awal tahun 1990-an mulai di sadari bahwa internet mulai
tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga mulai banyak bermunculan
berbagai jenis protokol yang digunakan untuk beberapa kalangan tertentu.
Arsitektur protokol adalah struktur urutan dari hadware dan software yang
mendukung pertukaran data diantara sistem dan mendukung aplikasi
berdistribusi. Arsitektur protokol yang paling banyak digunakan adalah suite
protocol TCP/IP. Tidak diperlukan interface yang sama pada semua mesin,
asalkan setiap mesin dapat menggunakan protokol dengan benar. Daftar
protokol yang digunakan oleh sebuah sistem, satu protokol per layer, disebut
dengan protokol stack.
Adapun menurut Zurkarnaen (2006:157) pengertian protokol juga diartikan
sebagai sebuah laporan resmi mengenai apa yang terjadi dan yang dikerjakan
serta tambahan dalam suatu perjanjian yang telah diusahakan atau upaa tentang
pertemuan dari wakil-wakil berbagai negara.

Berikut adalah gambar dari arsitektur protokol sederhana yang terdiri dari 3
layers (lapisan):
Dari gambar di atas, komunikasi dapat dibagi menjadi 3 lapisan yang berdiri sendiri,
yaitu :
1. Network Acces Layer
2. Transport layer
3. Aplication layer
1) Network Acces Layer, berfungsi sebagai :
 Pengiriman menyediakan alamat tujuan dari computer;
 Bergantung pada jenis jaringan yang digunakan (LAN, packet switched,  dan
lain-lain.).
2) Transport Layer
 Pertukaran data lebih nyata;
 Tidak terikat pada jaringan yang sedang digunakan;
 Tidak terikat pada aplikasi.
3) Aplication Layer
 Mendukung untuk pemakaian aplikasi yang berbeda ;
 e.g. e-mail, file transfer.
B. Karakteristik Dan Fungsi Protokol
1. Karakteristik Protokol
a) Langsung
Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada sistem
dapat dikatakan berkomunikasi secara langsung; yakni kontrol informasi dan
data melintas langsung diantara kedua entiti tanpa adanya pengatur lain.
b) Tidak Langsung
Apabila sistem dihubungkan dengan switch jaringan komunikasi, atau
mempunyai konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi
protokol secara langsung.
c) Monolitis
Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada sebuah entiti
diperlakukan sebagai sebuah unit. Sehingga semua tugas dilakukan secara
mandiri oleh unit tersebut. Misalnya, pada dua unit yang saling bertukar data,
maka semua logic yang berhubungan dengan pertukaran data dilakukan oleh
masing-masing unit. Mulai dari koneksi ke jaringan, pemisahan paket data
menjadi lebih kecil, dan seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya akan
terjadi jika entiti yang lain siap menerima data, sebaliknya entiti pengirim data
juga siap mengirimkan data.
d) Terstruktur
Pada sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai
lapisan-lapisan atau hierarki. Sehingga tugas-tugas tertentu hanya dikerjakan
oleh entiti yang lebih rendah tingkatannya, sedangkan entiti yang lebih tinggi
tingkatannya hanya menerima service dari entiti yang lebih rendah. Secara
tidak langsung, entiti pada tingkat yang lebih tinggi tergantung pada entiti
yang lebih rendah untuk menukar data.
e) Simetris/tidak simetris
Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat melakukan komunikasi antara
entiti sejenis. Sedangkan asimetri diterapkan pada protokol yang mempunyai
tingkatan lebih tinggi/lebih rendah, misalnya hubungan “client” dan “server”.
f) Standar/non standar
Sebuah protokol non standar adalah protokol yang dibuat untuk suatu
situasi komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model komputer
khusus.
2. Fungsi-fungsi Protokol
a. Encapsulation
Setiap PDU (Protocol Data Unit) terdiri dari data dan information control.
Information control dikelompokkan dalam tiga ketegori: Address, Error
detecting code, dan Protokol control. Proses untuk menambahkan data dan
information control ke dalam sebuah PDU disebut enkapsulasi
(encapsulation).
b. Segmentasi dan Reassembling
Segmentasi merupakan pemecahan data menjadi blok-blok yang berukuran
sama. Alasan dilakukannya segmentasi, antara lain :
 Kemampuan jaringan komunikasi menerima ukuran blok.
 Efisiensi Error control.
 Efisiensi Flow control.
 Efisiensi buffer.

Kerugian dari segmentasi, antara lain :


 Overhead menjadi lebih besar.
 Terjadinya banyak interrupt akibat semakin banyaknya blok yang masuk.
Kebalikan dari segmentasi adalah reassembling. Reassembling adalah
pengumpulan kembali sebuah data dari blok-blok yang sudah
disegmentasi.
c. Connection control
Kontrol koneksi berhubungan dengan metode yang digunakan untuk
melakukan pertukaran data antar entiti.
d. Ordered delivery
Apabila dua buah entiti pada host yang berlainan berkomunikasi, maka ada
kemungkinan paket-paket data tidak tiba secara bersamaan akibat melintasi
jalur-jalur yang berlainan. Agar entiti penerima dapat menerima data dengan
benar, maka tiap-tiap paket data diberi tanda secara urut.
e. Flow control
Flow control merupakan suatu fungsi yang ditujukan untuk membatasi jumlah
atau rate data yang dikirim oleh suatu entiti yang mentransmisi. Bentuk flow
control yang paling sederhana adalah prosedur stop-andwait.
f. Error control
Error control diperlukan untuk menjaga informasi dan data dari kerusakan.
Biasanya error control terdiri dari error detection dan transmisi ulang. Untuk
error detection, disisipkan kode pendeteksi kesalahan pada paket yang
ditransmisikan. Jika dideteksi adanya kesalahan pengiriman oleh receiver,
maka paket data tersebut dibuang dan dikirimkan permintaan untuk
melakukan transmisi ulang paket data yang dibuang tersebut.
g. Addressing
Konsep pengalamatan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Addressing level (tingkatan pengalamatan), menunjuk pada tempat
dimana suatu entiti berada. Umumnya, alamat semacam ini disebut deng
an network-level addressing. Contohnya dalam arsitektir TCP/IP disebut
dengan alamat IP (IP Address) atau dalam OSI disebut Network Service
Access Point (NSAP).
b) Addressing scope (jangkauan pengalamatan).
c) Connection identifiers (identifikasi koneksi), konsep ini muncul pada
transfer data yang lebih berorientasi koneksi. Pada tranfer data
berorientasi koneksi, kadang hanya dipergunakan sebuah nama koneksi
selama fase transfer data.
Keuntungan penggunaan identifikasi koneksi antara lain :
 Mengurangi overhead.
 Dapat menentukan rute yang jelas (routing).
 Efektif untuk koneksi yang lebih dari satu secara simultan.
 Sekal suatu koneksi dijalankan, ujung sistem mampu 
mempertahankan informasi kondisi yang berkaitan dengan koneksi
tersebut.
d) Addressing mode (mode pengalamatan). Berhubungan dengan rujukan
pada sistem tunggal (unicast address) atau port.
h. Multiplexing
Multiplexing selain digunakan pada konsep pengalamatan yang menunjukkan
koneksi dari koneksi multiple ke sistem tunggal atau dari sistem tunggal ke
port, juga berhubungan dengan pemetaan koneksi dari satu level ke level
yang lain.
i. Transmission services Sebuah protokol dapat menyediakan berbagai jenis
layanan tambahan kepada entiti-entiti yang menggunakannya. Contohnya :
a) Prioritas: pesan-pesan tertentu, misalnya control massage, diperlukan
untuk mendapatkan delay minimum.
b) Mutu layanan: golongan data tertentu membutuhkan laju penyelesaian
minimum atau batas penundaan maksimum.
c) Security: kemungkinan dimintanya mekanisme pengamanan atau
pembatasan akses.

C. Model OSI (Open System Interconnection)


Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model
konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut
mempunyai fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan Internasional yaitu
ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977. Model ini juga
dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model).

1. Standar sebuah lapisan


a. Dalam perancangan standar, ada 3 elemen kunci :
 Spesifikasi protocol > 2 entitas pada lapisan yang sama berinteraksi
dengan menggunakan protocol.
 Defenisi layanan > tiap lapisan menyediakan layanan bagi lapisan
atasnya.
 Pengalamatan > entitas lapisan atas yang menjadi acuan harus memiliki
servise access point (SAP).
b. Untuk menciptakan system terbuka, dibutuhkan spesif ikasi protocol yang
presisi.
c. Dalam hal pengelamatan, penggunaan mekanisme alamat ditiap lapisan yang
diimplementasikan sebagai service access point, memungkinkan suatu layer
melakukan multiplexing data dari beberapa user dari layer atas.
d. Konsep penting !! Tiap layer dapat melakukan :
 Segmentasi
 Multiplexing
Setiap lapisan berfungsi untuk melakukan fungsi-fungsi spesifik untuk
mendukung lapisan diatasnya dan sekaligus juga menawarkan layanan untuk
lapisan yang ada di bawahnya. Tiga lapisan terbawah akan fokus pada
melewatkan trafik melalui jaringan kepada suatu sistem yang terakhir. Empat
lapisan teratas akan bermain pada sistem terakhir untuk menyelesaikan proses
komunikasinya.

Pembagian tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Membuat komunikasi jaringan ke bagian yang lebih sederhana.


b. Membuat standard untuk komponen jaringan yang memungkinkan
pengembangan dan dukungan multiple-vendor.
c. Memungkinkan hardware dan software jaringan yang berbeda untuk
berkomunikasi satu dengan yang lain.
d. Mencegah efek perubahan dalam sebuah layer mempengaruhi layer yang
lain, sehingga dapat perkembangan lebih cepat.

Model OSI di buat untuk mengatasi berbagai kendala Internetworking akibat


perbedaan arsitektur dan protokol jaringan. Dahulu, komunikasi antarkomputer
dari vendor yang berbeda sangat sulit dilakukan. Masingmasing vendor
menggunakan protokol dan format data yang berbeda-beda. Sehingga
International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur
komunikasi yang di kenal sebagai Open System Interconection (OSI) model yang
mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputerkomputer dari vendor
yang berbeda.
2. Lapis-lapis OSI
a. Lapis datalink, menyediakan proses aktivasi, pemeliharaan dan deaktivasi
link.
 Fungsi utama deteksi dan kendali kesalahan
b. Lapis jaringan, menyediakan layanan transfer informasi antara end-system,
yang melewati berbagai jringan.
 Fungsi utama resource sharing
 Fungsi turunan teknik switching, prioritas, fungsi routing, internet
working
c. Lapis transfor, menyediakan mekanisme pertukaran data antara beberapa
end-system
 Fungsi utama menjamin QoS
 Fungsi turunan memastikan transmisi bebas kesalahan, keterurutan
data, menghindari hilangnya ataupun duplikasi data.
3. Definisi masing-masing Layer pada model OSI
1) Application layer Lapisan aplikasi
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan,
mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian
membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini
adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS
2) Presentation layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh
aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol
yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector
software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga
Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote
Desktop Protocol (RDP)).
3) Session layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara,
atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
4) Transport layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan
nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi
tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda
bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan
mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5) Network layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui
internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
6) Data-link layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada
level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat
keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan
menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge,
repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level
ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan
lapisan Media Access Control (MAC).
7) Physical layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau
Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga
mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi
dengan media kabel atau radio.

4. Cara Kerja model OSI :


a. Informasi berawal dari layer Application. Informasi kemudian melewati layer
presentation dan layer session. Pada tahap ini biasanya belum dilakukan
transformasi data. Informasi yang melalui ketiga layer ini disebut PDU
(Protocol Data Unit) atau data saja.
b. Setelah sampai di layer Transport, data akan mengalami transformasi ke
bentuk lain yang disebut segmen.
c. Segmen mengalir ke layer network dan kemudian diubah menjadi packet.
d. Packet mengalir ke layer data link dan kemudian diubah menjadi frame.
e. Terakhir, frame mengalir ke layer physical dan kemudian diubah menjadi bits
atau bit-bit.
f. Pada layer ini, bit-bit diubah menjadi besaran fisik, seperti arus listrik,
gelombang elektromagnetik, dan sebagainya.
g. Proses pengubahan bentuk dari satu layer ke layer berikutnya dilakukan
dengan menambahkan header khusus yang disebut enkapsulasi. Proses
enkapsulasi terjadi berulang-ulang hingga data diubah menjadi bit-bit.
Kemudian bit-bit ini dikirim ke host target melalui media jaringan.
h. Setelah informasi (berupa bit-bit) sampai di host target maka proses
kebalikannya, yaitu melepas header satu per satu dari layer terbawah hingga
ke layer paling atas akan dilakukan. Proses melepas header ini disebut de-
enkapsulasi.

5. Fungsi OSI Layer


Pengembangan konsep OSI Layer sebenarnya ditujukan agar produsen
komputer serta pengembang jaringan dan perangkat lunak dapat membuat
produk yang bisa saling terhubung tanpa memaksa pengguna melakukan usaha
lebih. Dalam perjalanannya, para produsen komputer dan pengembang jaringan
internet tidak menerapkan protokol model OSI Layer secara baku. Pasalnya tidak
semua proses komunikasi memerlukan prosedur OSI Layer karena dapat
menggunakan protokol yang lebih sederhana.
6. Kelebihan dan Kekurangan OSI Layer
1. Kelebihan pada model OSI layer
a) Memberikan bahasa dan referensi yang sama antar sesama professional;
b) Jaringan membagi tugas jaringan ke dalam layer-layer logis demi
kemudahan dalam pemahaman;
c) Memberikan keleluasaan fitur-fitur khusus pada level-level yang berbeda;
d) Memudahkan dalam troubleshooting;
e) Mendorong standard interoperability antar jaringan dan peranti;
f) Memberikan modularity dalam fiturfitur jaringan (developer dapat
mengubah fitur-fitur tanpa mengubah dengan cara pendekatan
keseluruhan).
2. Kekurangan pada model OSI layer:
a) Layer-layer OSI adalah teoritis dan dalam penerapannay belum tentu
melakukan fungsi yang sesungguhnya;
b) Implementasi suatu protocol tertentu bisa tidak mewakili setiap layer OSI
(atau bisa tersebar di beberapa layer).

D. Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)


TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet
dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam
jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol
ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol
yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam
bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada
perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an
sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputerkomputer dan
jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan
sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme
transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.
Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut
sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta
komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini
juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-
sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk
jaringan yang heterogen.
 Mengapa TCP/IP lebih sukes disbanding OSI?
Sebab TCP/IP dispesifikasikan dan banyak digunakan sebelum standardisasi
OSI.
 Source membangkitkan blok data pada lapis aplikasi dan melewatkannya ke
TCP.
 Contoh informasi yang dicakup oleh header TCP

1. Aplikasi TCP/IP
a. Kebanyakan aplikasi mensyaratkan protokol end-to-end yang andal dengan
menggunakan TCP/IP(Transmission control protocol).
 SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) menyediakan fasilitas pengiriman
surat elektronik dasar antara host yang berbeda
 FTP (File Transfer Protocol) digunakan untuk mengirim file dalam bentuk
teks maupun biner dari 1 sistem ke system lain sesuai perintah user; FTP
juga menyediakan fitur untuk membatasi akses dari user tertentu.
 TELNET menyediakan kemampuan logon jarak jauh, memungkinkan
seorang user untuk logon pada computer lain dan menjalankan fungsi
seolah-olah terhubung langsung kekomputer tersebut; protokol ini
dirancang agar dapat bekerja pada terminal “scroll-mode” sederhana.
b. SNMP (Simple Network Mnajemen Protocol) menyediakan fasilitas untuk
manajemen jaringan.
c. UDP (User Datagram Protocol), merupakan protokol end-to-end sebagai
alternative TCP.

TCP/IP PROTOCOL SUITE


2. Keunggulan dan kekurangan TCP/IP
1) Keunggulan TCP/IP adalah sebagai berikut:
a. Open Protocol Standard, yaitu tersedia secara bebas dan dikembangkan
independen terhadap komputer hardware ataupun sistem operasi apapun.
Karena didukung secara meluas, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukan
bermacam hardware dan software, walaupun tidak berkomunikasi lewat
internet.
b. Independen dari physical network hardware. Ini menyebabkan TCP/IP
dapat mengintegrasikan bermacam network, baik melalui ethernet, token
ring, dial-up, X.25/AX.25 dan media transmisi fisik lainnya.
c. Skema pengalamatan yang umum menyebabkan device yang
menggunakan TCP/IP dapat menghubungi alamat device-device lain di
seluruh network, bahkan Internet sekalipun.
d. High level protocol standar, yang dapat melayani user secara luas.
2) Kekurangan TCP/IP
a. Jika mengirim data yang kecil akan kerepotan karena harus handshaking
terlebih dahulu.
b. Lebih lambat dibandingan UDP
c. Tidak bisa broadcast, Soalnya TCP ini sifatnya one to one.

3. Cara Kerja TCP/IP


Berikut adalah cara kerja dari TCP/IP yaitu :
1) Untuk memindahkan data antara dua komputer yang berbeda dalam suatu
jaringan yang terdiri dari banyak komputer, dibutuhkan alamat tujuan dan
perantara untukmemindahkan sinyal elektronik pembentuk data secara aman
dan langsung.
2) Internet menggunakan protokol untuk menjamin sampainya data secara
aman di tempat tujuan.
3) Saat seorang pengguna Internet mengirim sekelompok teks ke mesin lain,
TCP/IP mulai bekerja. TCP membagi teks tersebut menjadi paket-paket data
kecil, menambahkan beberapa informasi (dapat dianggap sebagai
pengiriman barang), sehingga computer penerima memastikan bahwa paket
yang diterimanya tidak mengalami kerusakan sepanjang pengiriman. IP
menambahkan label yang berisikan informasi alamat pada paket tersebut.
4) Deretan paket-paket TCP/IP berjalan menuju tujuan yang sama dengan
menggunakan berbagai jalur yang berbeda. Sebuah perangkat khusus yang
disebut router dipasang di titik persimpangan antar jaringan dan memutuskan
jalur mana yang paling efisien yang menjadi langkah berikut dari sebuah
paket. Router membantu mengatur arus lalu lintas di Internet dengan
membagi beban, sehingga menghindari kelebihan beban pada suatu bagian
dari sistem yang ada.
5) Saat paket-paket TCP/IP tiba di tempat tujuannya, komputer akan membuka
label alamat IP lalu menggunakan daftar pengiriman yang ada pada paket
TCP untuk memeriksa apakah ada kerusakan paket yang terjadi selama
pengiriman, dan menyusun kembali paket-paket tsb menjadi susunan teks
seperti aslinya. Saat komputer penerima menemukan paket yang rusak,
komputer tsb akan meminta komputer pengirim untuk mengirim salinan baru
dari paket yang rusak.
6) Sebuah perangkat khusus yang disebut gateway memungkinkan beragam
tipe jaringan yang ada di horison elektronik untuk berkomunikasi dengan
Internet menggunakan TCP/IP. Gateway menerjemahkan protokol asli
jaringan komputer tersebut menjadi TCP/IP dan sebaliknya.
7) Bagi seorang pemakai, Internet hadir seperti jaringan global raksasa yang
tidak terbatas, yang langsung merespon jika diminta. Komputer, gateway,
router, dan protokol yang membuat ilusi ini bekerja.

Berdasarkan standart protokol yang dikembangkan, dan selanjutnya dipilah kedalam


tugas masing-masing dalam komunikasi, maka TCP/IP dapat dipisah menjadi :
1. Aplication layer berisi logika yang diperlukan untuk mendukung program aplikasi
yang digunakan oleh user.
2. Host to host layer memiliki fungsi untuk menjamin bahwa semua data yang tiba
di program aplikasi tujuan adalah sama dengan yang dikirim oleh aplikasi sistem
user. Protokol yang dipergunakan untuk melengkapi tugas ini adalah TCP.
3. Internet layer memiliki ruang lingkup mengenai prosedur yang diperlukan bila
kedua sistem saling berkomunikasi terletak pada sistem jaringan yang berbeda.
Internet protokol dipergunakan untuk melengkapi beberapa fungsi route lewat
jaringan yang berbeda. Protokol ini tidak saja diimplementasikan kepada
komunikasi kedua sistem yang berbeda tetapi juga untuk routing. Routing adalah
proses yang menghubungkan dua jaringan yang memiliki fungsi utama untuk
mengalirkan data dari suatu jaringan ke jaringan yang lain diantar sistem sumber
ke sistem tujuan
4. Network Access layer memiliki ruang lingkup pada pertukaran data diantara
ujung sistem yang tersambung kepada suatu sistem jaringan. Komputer pengirim
akan melengkapi alamat (address) dari komputer tujuan, sehingga jaringan dapat
memberikan route kepada data agar sampai ke tujuan yang benar.
5. Physical layer meliputi interface hardware diantara peralatan transmisi data dan
media jaringan. Layer ini memiliki perhatian khusus pada media transmisi, sinyal,
kecepatan data, dan hal-hal yang berhubungan dengan jaringan transmisi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal, antara lain: pemahaman terhadap teori dasar tentang komunikasi
data, khususnya pada arsitektur protokol dan secara umum protocol mempunyai
fungsi untuk menghubungkan sisi dan penerima dalam berkomunikasi serta bertukar
informasi.

B. Saran
Dengan selesainya pembuatan makalah ini diharapkan teman-teman dapat
memberikan kritik dan saran, supaya kedepannya saya dapat memperbaiki lagi apa
yang harus diperbaiki.
Daftar Pustaka

www.google.com

Sugeng Winarto. 2010. Jaringan Komputer Dengan TCP/IP. Bandung; Modula.

http://pendtiumrenitha.blogspot.com/2013/04/arsitektur-protokol-tcpip-dan-
aplikasi.html (diakses tanggal 5 Maret 2015)

http://fikri-ichie.blogspot.com/2013/05/protocol-dan-arsitektur-protokol.html (diakses
tanggal 5 Maret 2015)

http://jokopurn.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32571/Bab2.pdf (diakses
tanggal 5 Maret 2015)

http://biggerlink.blogspot.com/2013/02/arsitektur-dan-protokol-jaringantcpip.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)

http://asiyahlee.blogspot.com/2013/04/arsitektur-dan-protokol.html (diakses tanggal


5 Maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai