Anda di halaman 1dari 311

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Keberhasilan tugas Polri, akan banyak tergantung kepada


kecakapan atau keterampilan dari pada unsur-unsur Pimpinannya
yang ada di kesatuan tersebut. Setiap pimpinan pada dasarnya
harus memiliki 2 (dua) macam kecakapan ataupun keterampilan
yaitu :

1) Kecakapan / keterampilan administrasi / manajemen


(Administrave / Managerial Skill).
2) Kecakapan / keterampilan teknis (Technical Skill).

b. Tingkat Pimpinan atau Manajer itu ada 3 (tiga) tingkat yaitu :

1) Tingkat tinggi (Top Manager), dimana orang-orang tersebut


bertanggung jawab atas berhasilnya misi organisasi. Sebagai
Pimpinan, mereka wajib menentukan kebijakan tentang arah,
tujuan dan sasaran-sasaran yang akan dicapai, serta
melakukan pembinaan, pengarahan dan bimbingan terhadap
pimpinan yang lebih rendah.

2) Tingkat menengah (Middle Manager), pada tingkat ini


peranannya merupakan penghubung kebijakan tingkat atas
dengan pimpinan tingkat bawah / rendah. Mereka harus
mampu menterjemahkan kebijakan-kebijakan tersebut
secara terinci, agar mudah dijadikan Desain atau Petunjuk
dalam pelaksanaan tugas pimpinan tingkat bawah / rendah.
Disini kecakapan administrasi / majemen masih lebih besar
dari kecakapan teknis.

3) Tingkat bawah (Low Manager / First Line Supervisor),


pada tingkat ini, seorang pimpinan secara langsung
melaksanakan tugas-tugas yang bersifat operasional. Disini
kecakapan teknis lebih besar dari pada kecakapan
administrasi / manajemen, mereka langsung memimpin
pelaksanaan kerja, dengan memberikan petunjuk, bimbingan
dan pengendalian kerja secara terus menerus terhadap
bawahannya.

c. Bahwa seseorang Low Manager yang merupakan First Line


Supervisor, mempunyai tugas sebagai berikut :

1
1) Mengetahui dengan pasti tugas yang akan dilakukan.
2) Mengetahui dengan pasti kompetensi yang dibutuhkan oleh
para pelaksana di lapangan.
3) Mengetahui tugas-tugas yang dapat didelegasikan kepada
anggota yang mampu melaksanakannya.
4) Mengawasi pelaksanaannya dengan selalu memperhatikan
terhadap standar kualitas yang telah ditentukan.

d. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan


keterampilan antara lain :

1) Keterampilan dasar perorangan (Interpersonal Skill)


2) Menganalisa tugas dan kegiatan (Task and Actifity Analysis)
3) Perbedaan persepsi (Conflict in Perception)

e. Adapun Keterampilan-keterampilan yang ada dalam lingkup


pelatihan Manajemen Training Level 1, meliputi :
1) Pencairan (Ice Breaking)
2) Filsafat belajar (Philosophy of Learning)
3) Pembelajaran orang dewasa (Adult Learning)
4) Daur belajar dari pengalaman (Experential Learning Cycle)
5) Keterampilan mempersiapkan diri sebelum melaksanakan
suatu kegiatan (Pre Conditioning Skill)
6) Keterampilan Dasar Perorangan (Inter Personil Skill) meliputi
:
a) Mengamati (Observing Skill)
b) Menggambarkan / menjelaskan (Describing Skill)
c) Mendengarkan (Listening Skill)
d) Bertanya (Questioning Skill)
e) Meringkas (Summarizing Skill)
f) Umpan Balik (Giving / solicit Feed Back Skill)
7) Perbedaan persepsi (Conflict In Perception)
8) Analisa tugas dan kegiatan (Task and Activity Analysis)
9) Kepemimpinan (Leadership)
10) Keterampilan mendelegasikan (Delegation Skill)
11) Keterampilan supervisi (Supervision Skill)
12) Keterampilan intervensi (Intervention Skill)
13) Keterampilan konseling (Counseling Skill)
14) Inventory meliputi :
a) Inventarisasi Gaya Perorangan
b) Inventarisasi Potensi Kepemimpinan
c) Profil Kepemimpinan (Action Centre Leadership)
d) Tipe Kepribadian
15) Latihan lapangan (Field Exercise dan Out Word Bound)
di Polsek

2
2. Dasar

a. Keputusan Kapolri nomor : Kep/ 59 / II / 2011 tanggal 21


pebruari 2011, tentang Kurikulum Pendidikan Inspektur.

b. Keputusan Kapolri nomor : Kep/ 772 / XII / 2010 tanggal 1


Desember 2010, tentang Program Pendidikan Polri TA.2011.

c. Peraturan Kapolri nomor : 5 tahun 2008, tanggal 30 Juni 2008,


tentang Penyelenggara Pelatihan Manajemen ( Management
Training )

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
Adapun maksud dari pada penggunaan buku ini dapat dijadikan
Desain bagi para Tutor dalam pelaksanaan pelatihan Manajemen
Training level - I tingkat First Line Supervisor di Setukpa Lemdiklat
Polri.

b. Tujuan
Agar adanya keseragaman dalam penyampaian materi yang
diberikan dan sebagai bahan bagi pimpinan dalam melakukan
kebijakan lebih lanjut.

4. Metode

Dalam pemberian latihan, untuk diperoleh keterampilan sebagai


First Line Supervisor, digunakan metode tutorial, diskusi, tanya jawab,
ceramah singkat, demonstrasi , simulasi dan latihan baik di dalam
ruangan maupun di luar ruangan serta latihan lapangan.

5. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup pembahasan materi ini, meliputi materi :


Keterampilan dasar perorangan, analisa tugas dan kegiatan, perbedaan
persepsi dan kepemimpinan.

6. Tata Urut

Dalam pembahasan materi ini, disusun tata urut sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan
Bab II : Materi Latihan
Bab III : Penutup

3
SEJARAH TUTOR

 Pada saat mantan Kapolri Bpk. AWALUDIN JAMIN menjadi Duta Besar di
Jerman.

 Berjalan-jalan ke Inggris mengunjungi kota kecil (Bramsil) ada


Pendidikan Polisi Inggris.

 Mengirimkan beberapa Perwira Polri untuk Pelatihan, kemudian


diterapkan di PTIK.

 Dilanjutkan oleh Bpk. ANTON SUJARWO dgn mengirimkan 86 orang


Perwira.

 Pada tahun 1987 di Secapa Polri Sukabumi Angkatan I pada bulan


Desember selama satu bulan. Yang disebut dengan BINA PRANATA.

PRINSIP TUTOR

- Equal (Kedudukan Peserta dan Tutor sejajar)

- Colegal (Peserta diperlukan sebagai Teman)

- Adulty (Proses Pembelajaran untuk Orang Dewasa)

- Peserta diharapkan berperan aktif

PERAN TUTOR

- Fasilitator (dalam olah Pikir, olah Rasa, olah Karsa dan mengarahkan
yang tepat untuk mencapai kesepakatan)

- Dinamisator (Mengaktifkan / Mengarahkan)

- Motivator (Membangkitkan)

- Moderator (Meluruskan)

- Semua dilakukan dengan cara Perilaku

4
BAB II
MATERI LATIHAN

DESAIN PELATIHAN NO.01

ICE BREAKING
PENCAIRAN

1. NAMA LATIHAN : Perkenalan

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya peserta didik :


a. Mengenal identitas teman.
b. Mencairkan / menetralisir perasaan dan
menghangatkan suasana.

3. WAKTU LATIHAN : 45 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik diminta untuk membuat banjar,


LATIHAN yang pertama urutan ketinggian, kedua
urutan pangkat, ketiga urutan NRP, keempat
urutan nomor sepatu dan yang terakhir urutan
jumlah anak.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture


b. Penugasan
c. Rembuk sejoli
7. PELAKSANAAN : a. Tutor mengenalkan diri secara bergantian
LATIHAN dengan rekannya.
b. Tutor memerintahkan peserta untuk
menghitung angka 1 sampai 2 secara
berurutan dan berpasangan, tutor
memerintahkan setiap pasangan untuk
mencari informasi dengan menanyakan
secara bergantian pasangannya mengenai
antara lain : nama, asal pengiriman,
status, hoby dalam waktu 2 menit, setelah
selesai tutor memerintahkan masing-
masing peserta untuk berdiri dan
memperkenalkan pasangannya sesuai data
yang sudah diperoleh secara bergantian.
c. Tutor memerintahkan peserta didik dibagi
menjadi dua masing-masing diminta untuk
berbaris dua berbanjar/ bershaf masing-
5
masing diberikan aba-aba oleh Tutor
berbaris sesuai dengan ketinggian dalam
waktu 20 detik harus sudah siap. Setelah
selesai peserta didik diminta lagi untuk
berbaris dalam waktu 20 detik menurut
kepangkatan. Setelah selesai kemudian
peserta didik diminta lagi untuk berbaris
dengan urutan NRP dalam waktu 20 detik.
Setelah selesai peserta diminta berbaris
sesuai nomor sepatu dalam waktu 20 detik
dan yang terakhir peserta didik diminta
berbaris menurut jumlah anak dalam
waktu 20 detik.
d. Tutor menggali learning point.
e. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- : b. Kertas Flip chart
KAPAN LATIHAN c. Spidol

a. Peserta didik kurang serius.


9. HAMBATAN DALAM : b. Peserta latihan tidak memahami tugas
LATIHAN latihan.

- Perlunya saling mengenal identitas


10. PELAJARAN YANG : - Perlunya menyadari bahwa peserta
DAPAT DI TARIK DARI saling mengetahui siapa sebenarnya
LATIHAN kawan yang ada dalam group / sindikat tsb
- Perlunya menempatkan diri sesuai
situasi dan kondisi
- Perlunya terjalinnya keakraban
diantara para peserta
- Perlunya tercipta suasana yang
nyaman dan menyenangkan dalam
memulai suatu kegiatan
- Perlunya saling kenal mengenal satu
sama yang lain

Diharapkan selama dalam proses


11. RELEVANSI DALAM : pelatihan perlu saling kenal mengenal
PELAKSANAAN TUGAS identitas satu sama yang lain sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

-
12. LAIN-LAIN :
6
PENCAIRAN

1. Pengertian Pencairan.

Pencairan adalah bagian dalam kegiatan pelatihan atau kegiatan


belajar mengajar yang bertujuan untuk mencairkan kebekuan suasana
dan mengorientasikan peserta didik kepada tujuan pelatihan. Selain itu,
pencairan juga digunakan untuk membentuk semangat kebersamaan
kelompok. Pada umumnya pencairan dilakukan sebelum kegiatan
pelatihan dimulai. Sedangkan untuk membangkitkan suasana belajar
selama proses belajar berlangsung disebut Energizer.

2. Tujuan Pencairan.

- Mengenal identitas temannya dalam satu grup.


- Menetralisir perasaan kaku.
- Menghangatkan suasana.
- Mengarahkan peserta didik pada tujuan pelatihan.
- Membangun tim / kebersamaan.
- Menciptakan suasanan yang menyenangkan / mendukung.

3. Jenis-jenis pencairan

- Saling menyebutkan identitas rekannya.


- Bermain baris berbaris berdasarkan, Kesenioran, tanggal lahir, tinggi
badan dan lain-lain.
- Bermain peran sesuai dengan jenis latihan yang diinginkan.

7
DESAIN PELATIHAN NO.02

KONTRAK BELAJAR

1. NAMA LATIHAN : Kontrak Belajar, Pohon Harapan dan Pohon


Kekhawatiran serta Tabel Prestasi.

2. TUJUAN LATIHAN : Peserta didik diharapkan :


a. Membuat kesepakatan bersama selama
Proses Pelatihan.
b. Memiliki harapan / cita-cita/ Tujuan selama
Proses Pelatihan.
c. Memiliki Kesadaran keterbukaan dan
penghargaan pada diri sendiri selama
proses Pelatihan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk :


LATIHAN a. Diskusi membuat kontrak / kesepakatan
bersama apa yang dibolehkan dan apa
yang dilarang selama proses pelatihan.
b. Menuliskan harapan dan kekhawatiran
masing-masing pada kertas yang telah
disediakan.
c. Mengisi tabel prestasi masing-masing pada
matrik yang telah disediakan.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Penugasan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul Kontrak belajar dan


LATIHAN menyamakan persepsi tentang pengertian
tersebut.
b. Tutor menanyakan kepada 1 atau 2
orang tentang tujuan berkumpulnya
peserta didik pada pelatihan ini.
c. Tutor menjelaskan tentang kontrak belajar.
d. Tutor menuliskan Kesepakatan bersama
apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan selama proses pelatihan di Flip

8
Chart.
e. Tutor menjelaskan tentang Pohan harapan
dan Pohon kekhawatiran.
f. Peserta menuliskan harapan dan
kekhawatiran masing-masing pada kertas
yang telah disediakan hasilnya ditempelkan
di pohon harapan dan pohon kekhawatiran.
g. Tutor menjelaskan tentang Tabel Prestasi.
h. Peserta selama Proses pelatihan mengisi
tabel prestasi yang telah disediakan dengan
menuliskan masing-masing.
i. Tutor menggali learning point dan
relevansi dalam pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Kertas bentuk buah manggis & buah maja
e. Kertas karton gambar pohon 2 buah
f. Kertas karton berisi tabel

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik pasif


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya


DAPAT DI TARIK DARI mengetahui dan memahami proses belajar
LATIHAN mengajar
- Perlunya
mengetahui dan memahami tugas dan
peran
- Perlunya
mengetahui dan memahami apa yang
boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan selama proses pelatihan
- Perlunya
mengetahui harapan dan kekhawatiran
- Perlunya
menyadari bahwa harapan dan kekawatiran
tiap individu berbeda
- Perlunya
11. RELEVANSI DALAM : memahi dan menyadari bahwa prestasi
PELAKSANAAN TUGAS sebagai motivasi
- Perlunya
kesadaran, kejujuran serta tanggung
jawab.
12. LAIN-LAIN :
9
Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
harus memahami tugas dan peran masing
masing agar dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

DESAIN PELATIHAN NO.03

PHILOSOPHY OF LEARNING
FILSAFAT BELAJAR

1. NAMA LATIHAN : Filsafat Belajar

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya peserta didik :


a. Mengerti tujuan belajar.
b. Memahami pengertian filsafat belajar.
c. Mengaplikasikan filsafat belajar dalam
proses belajar mengajar.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan


LATIHAN pengertian belajar, tujuan belajar, pengertian
filsafat belajar, filsafat belajar menurut para
ahli serta sebutkan proses pembelajaran
menurut Taksonomi Bloom’s.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture


b. Penugasan
c. Diskusi

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menanyakan kepada 1 atau 2


LATIHAN orang tentang tujuan berkumpulnya
peserta didik pada pelatihan ini.
b. Tutor menjelaskan pengertian belajar dan
filsafat belajar menurut para ahli.
c. Tutor membagi peserta didik menjadi 2
(dua) atau 3 (tiga) kelompok untuk
mendiskusikan tugas dalam latihan selama
15 (lima belas) menit.
d. Setelah selesai tutor meminta masing-
masing kelompok memaparkan hasil
diskusinya, kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain (masing-masing maksimal
10
10 menit termasuk tanggapan).
e. Tutor menggali filsafat belajar dari hasil
diskusi tersebut.
f. Tutor menggali learning point.
g. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. White board
c. Materi
d. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik pasif


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya


DAPAT DI TARIK DARI memahami tujuan belajar baik untuk
LATIHAN mendapatkan ilmu pengetahuan maupun
Keterampilan
- Perlunya
mengetahui dan memahami pengertian
filsafat belajar
- Perlunya
mengetahui dan memahami pengertian
proses belajar mengajar
- Perlunya
menyadari bahwa belajar keterampilan
dibutuhkan kesadaran untuk berlatih
- Perlunya
memahami bahwa pelatihan diperlukan
adanya olah pikir, olah rasa dan olah karsa
11. RELEVANSI DALAM : - Perlunya
PELAKSANAAN TUGAS memahami filsafat belajar menurut para
ahli

Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


harus memahami tujuan belajar baik untuk
12. LAIN-LAIN : mendapatkan ilmu pengetahuan maupun
keterampilan agar dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

11
FILSAFAT BELAJAR

1. Pengertian Belajar

a. Menurut Slamet, Belajar adalah suatu proses usaha yang


dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan.

b. Menurut Saeful Bachri, Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa


raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya.

c. Kesimpulan dari 21 ahli dari dalam dan luar Negeri dapat


disimpulkan Pengertian Belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek :
Kognitif, Efektif dan Psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.

2. Tujuan Belajar 

a. Arti Filsafat Belajar (dalam kamus istilah filsafat dan ilmu oleh
Ali Mudhofir)  adalah penyelidikan secara kritis terhadap
praanggapan–praanggapan dan pengakuan kebenaran yang
dilakukan oleh berbagai ilmu pengetahuan.

b. Tujuan Belajar adalah  untuk menggali dan mendapatkan


pengetahuan serta keterampilan sehingga dapat dimengerti,
dipahami, dan dikuasai serta dapat bermanfaat bagi diri pribadi
maupun orang lain.

c. Belajar adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan atau


memperoleh kepandaian dan keterampilan.
 

3. Filsafat Belajar menurut Para Ahli :

12
a. Benyamin Franklin :

Tell me ............................ I will forget


(Katakanlah kepada saya ..... Saya akan lupa)

Teach me …………................ I will remember


(Ajarkanlah saya ............... Saya akan ingat)

Involved me ...................... I will Understand


(Libatkanlah saya ................ Saya akan mengerti)
- Pelaksanaan dalam pelatihan disampaikan sbb :
Kalau anda hanya bicara saja kepadaku, saya akan lupa.
Kalau anda hanya mengajarkan saja kepadaku, saya akan
ingat.
Kalau anda melibatkan saya, saya akan mengerti.

b. Kong Fhu Chu :

I hear ....................... I forget


(Saya mendengar ......... Saya lupa)

I see ......................... I remember


(Saya melihat .............. Saya ingat)

I do .......................... I understand
(Saya berbuat ............. Saya mengerti)

- Pelaksanaan dalam pelatihan disampaikan sbb :


Kalau saya hanya mendengar, saya akan lupa.
Kalau saya melihat, saya akan ingat.
Kalau saya berbuat, saya akan mengerti.

c. Gabungan pendapat Benyamin Franklin dan Kong Fhu Chu :

Tell me ..... I’ll forget (Katakan kpd saya .... Saya akan lupa)
I hear ....... I forget (Saya mendengar ....... Saya lupa)

Teach me ...I’ll remember (Ajarkan saya ..... Saya akan ingat)


I see ....... I remember (Saya melihat ...... Saya ingat)

Involed me..I’ll Understand (Libatkan saya.. Saya akan mengerti)


I do .......... I understand (Saya berbuat .... Saya mengerti )

4. Tingkatan Pembelajaran

13
Menurut Taksonomi Bloom’s ada 3 Domain dalam Proses pembelajaran
yaitu :
a. Ranah Kognitif
Ada 6 tingkat pembelajaran ranah kognitif
1) Pengetahuan (Knowledge)
2) Pemahaman (Comprehension)
3) Aplikasi (Application)
4) Analisa (Analysis)
5) Sintesls (Synthesis)
6) Evaluasi (Evalution)

b. Ranah Afektif

1) Menerima
2) Menanggapi
3) Menghargai
4) Mengorganisasikan
5) Mengkarakteristikkan

c. Ranah Psikomotor

1) Meniru
2) Memanipulasi gerak
3) Merangkai berbagai gerakan
4) Melakukan gerak secara tepat dan wajar
5) Melakukan gerak secara reflek / spontan
6) Melakukan gerak dengan terampil
7) Menciptakan gerak baru

14
DESAIN PELATIHAN NO.04

ADULT LEARNING
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

1. NAMA LATIHAN : Pembelajaran Orang Dewasa

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar dapat :
a. Memahami metode pembelajaran orang
dewasa.
b. Menyebutkan lima prinsip pembelajaran
orang dewasa.
c. Menerapkan prinsip pembelajaran
orang dewasa.
d. Membedakan pembelajaran orang
dewasa dan pembelajaran anak.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : a. Peserta didik mendiskusikan tentang :


LATIHAN - Prinsip dasar pembelajaran orang
dewasa.
- Perbedaan pembelajaran orang dewasa
dan pembelajaran anak.
b. Peserta didik mendiskusikan tentang :
- 3 domain dalam pembelajaran, Menurut
teori Taksonomi Bloom’s jelaskan
secara umum dari masing-masing
Domain tersebut, dan
- Tingkatan pembelajaran menurut
Taksonomi Bloom’s.

15
c. Peserta didik mendiskusikan tentang :
- Cara-cara pembelajaran.
- 9 langkah menuju jalan keberhasilan
sebagai seorang Instruktur / pelatih
Jelaskan.
(Panduan FTO Supervisor / lampiran)
6. METODE LATIHAN :
a. Participatory (Tutorial)
b. Diskusi
c. Kuliah singkat
d. Bedah buku
7. PELAKSANAAN :
LATIHAN Tutor menulis judul pelatihan di Flip chart :
Adult Learning dilanjutkan menyamakan
persepsi tentang pengertian Adult Learning
yaitu pembelajaran orang dewasa.

Tahap I

a. Tutor menjelaskan tentang pendidikan


Paedagogic :

1) Pendidikan anak di ibaratkan seperti


gelas kaca yang masih kosong dan
guru di ibaratkan sebuah ceret yang
bertugas mengisi gelas tersebut.
2) Disini guru berperan aktif.

b. Tutor menjelaskan tentang Pendidikan


Andragogic :

1) Dalam pendidikan orang dewasa murid


lebih aktif, karena sudah mempunyai
banyak pengalaman dan fungsi guru
diibaratkan seperti sendok, mengaduk
apa yang dimiliki oleh murid untuk
lebih baik.
2) Murid ibarat gelas kaca yang sudah
berisi dan guru di ibaratkan sendok
yang bertugas untuk mengaduk isi
yang ada dalam gelas tersebut.

Tahap II

Tutor membagi 3 (tiga) sampai 4 (empat)


kelompok :

16
a. Mendiskusikan tentang :
1) Perbedaan pembelajaran orang
dewasa dan pembelajaran anak.
2) Prinsip dasar pembelajaran orang
Dewasa.

b. Mendiskusikan tentang :
1) 3 (tiga) domain dalam pembelajaran,
Menurut teori Taksonomi Bloom’s
jelaskan secara umum dari masing-
masing Domain tersebut.
2) Tingkatan pembelajaran menurut
Taksonomi Bloom’s
c. Mendiskusikan tentang :
1) Cara-cara pembelajaran.
2) 9 langkah menuju jalan keberhasilan
sebagai seorang instruktur / pelatih.
Jelaskan

d. Diskusi selama 15 Menit.

e. Setelah selesai diskusi masing-masing


kelompok paparan secara bergantian :
- Kelompok 1 paparan,sedangkan kelompok
2, 3 dan 4 menanggapi kelompok 1.
- Kelompok 2 paparan,sedangkan kelompok
1, 3 dan 4 menanggapi kelompok 2.
- Kelompok 3 paparan,sedangkan kelompok
1, 2 dan 4 menanggapi kelompok 3.
- Kelompok 4 paparan,sedangkan kelompok
1, 2 dan 3 menanggapi kelompok 4.

f. Tutor menyatukan persepsi hasil


paparan kearah jawaban yang sudah
disiapkan.

g. Setelah selesai pemahaman substansi dari


pada pembelajaran orang dewasa seperti
tersebut diatas. Tutor menyampaikan
kepada peserta didik mungkin ada
pertanyaan atau tanggapan kalau ada
Tutor memberikan kesempatan dengan
mengingat waktu yang disiapkan.

h. Tutor menggali learning point.

i. Tutor menggali relevansi dalam


pelaksanaan tugas.
17
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN a. Meja Podium
b. Flip chart
c. Kertas Flip chart
d. Spidol
e. Slide
9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN Peserta didik pasif

10. PELAJARAN YANG :


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya memahami bagaimana cara
LATIHAN pembelajaran orang dewasa dan
bagaimana cara pembelajaran anak
- Perlunya mengetahui perbedaan antara
pembelajaran orang dewasa dan
pembelajaran anak
- Perlunya pemahaman apa dan bagaimana
prinsip dasar pembelajaran orang dewasa
- Perlunya mengetahui dan mengenali teori
Taksonomi Bloom’s dikaitkan dengan
pembelajaran orang dewasa
- Perlunya memahami tingkat pembelajaran
dari Taksonomi Bloom’s dikaitkan dengan
pelatihan
11. RELEVANSI DALAM :
PELAKSANAAN TUGAS Diharapkan sebagai seorang First Line
Supervisor (FLS) dapat menerapkan cara
proses pembelajaran orang dewasa sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
dengan maksimal.
12. LAIN-LAIN :
-

18
PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

1. Pengertian Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)

Andragogi berasal dari bahasa Yunani Andros artinya orang


dewasa dan Agogus artinya memimpin. Istilah lain yang kerap kali
dipakai sebagai perbandingan adalah Pedagogi yang ditarik dan kata
Paid artinya anak dan Agogus artinya memimpin. Maka secara harfiah
Pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena itu,
Pedagogi berarti seni atau pengetahuan mengajar anak, maka apabila
memakai istilah Pedagogi untuk orang dewasa, jelas kurang tepat,
karena mengandung makna yang bertentangan. Sementara itu, menurut
(Kartini Kartono, 1997), bahwa Pedagogi (lebih baik disebut sebagai
Androgogi, mendidik) adalah ilmu membentuk manusia yaitu
membentuk kepribadian seutuhnya, agar ia mampu mandiri di tengah
lingkungan sosialnya.

2. Tujuan Pembelajaran Orang Dewasa

a. Meningkatkan intelektual peserta didik.


b. Merespon perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
c. Mengembangkan daya kritis terhadap perubahan yang terjadi
dimasyarakat.
d. Mengembangkan peserta didik untuk memperoleh hal baru
(pengetahuan, kecakapan, bakat, sikap dan perilaku lainnya).
e. Meningkatkan hubungan interpersonal budaya lainnya.
f. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya perbedaan.

3. Prinsip Dasar Pembelajaran.

a. Pengalaman hidup.
b. Motivasi untuk belajar.
c. Relevan dan bermanfaat.
d. Terarah pada diri sendiri.
e. Rasa harga diri dan hormat.
19
4. Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa

a. Adanya partisipasi sukarela.


b. Adanya respek timbal balik.
c. Adanya aksi dan refleksi.
d. Adanya refleksi kritis.
e. Adanya belajar mandiri.

5. Karakteristik pembelajaran orang dewasa

a. Memfokuskan pada perkembangan setiap individu, sebagai upaya


perbaikan.
b. Menumbuhkan keyakinan bahwa setiap individu memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.
c. Memberikan kesadaran akan kesulitan yang dihadapinya.
d. Berusaha untuk mengatasinya.

6. Perbedaan pembelajaran orang dewasa dan anak-anak

Pembelajaran orang dewasa Pembelajaran anak-anak


a. Memiliki pengetahuan sebelumnya a. Pengetahuan sebelumnya sedikit
b. Mempunyai pilihan b. Tidak ada pilihan
c. Mempunyai opini c. Tidak ada opini
d. Memutuskan pilihannya d. Diarahkan

7. Menurut Teori Taksonomi Bloom’s.

Ada 3 domain dalam pembelajaran


a. Pengetahuan (Cognitive)
Daerah kognitif proses mental dari pembelajaran misalnya :
- Bermain catur
- Hitungan
- Hafalan

b. Keterampilan (Psychomotor)
Daerah Psikomotor pembelajaran dengan cara melakukan misalnya
:
- Naik sepeda
- Bermain bola
- Bela diri

c. Sikap (Affective)

20
Daerah Afektif keadaan dimana si pembelajar mempunyai
pengetahuan dan pengalaman sebelumnya yang memberi efek
terhadap proses pembelajaran mereka.

8. Ada 6 tingkat pembelajaran menurut Taksonomi Bloom’s :

a. Pengetahuan (Knowledge)
b. Pemahaman (Comprenhension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisa (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)

9. Cara-cara pembelajaran antara lain :

a. Pengetahuan (Knowledge)
b. Pemahaman (Comprenhension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisa (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)

10.9 langkah menuju jalan keberhasilan sebagai seorang instruktur /


Pelatih.

a. Endapan (Recency)
Sesuatu yang dipelajari paling terakhir adalah yang paling diingat.
b. Sesuai (Appropriate)
Materi harus sesuai dengan pokok bahasan.
c. Motivasi (Motivation)
Memotivasi peserta didik.
d. Yang Dominan (Primacy)
Hal-hal yang dikuasai pertama kali menjadi pelajaran yang terbaik.
e. Komunikasi dua arah (2-Way communication)
f. Umpan balik (Feed back)
Instruktur perlu mengukur pengertian peserta didik terhadap
materi yang diberikan.
g. Pembelajaran aktif (Active Learning)
h. Pembelajaran dengan menggunakan indra (Multi Sense Learning)
akan lebih baik bila menggunakan lebih dari satu indra.
i. Latihan (Exercise)
Peserta didik memerlukan waktu untuk praktek dan belajar sendiri.

21
DESAIN PELATIHAN NO.05

INVENTARISASI GAYA PERORANGAN


(I G P)

1. NAMA LATIHAN : Gaya Perorangan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
Memahami sebagai individu termasuk gaya
mana yang dimilikinya dikaitkan dengan
pelaksanaan tugas.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mengisi inventory yang sudah


LATIHAN disiapkan dengan judul Inventarisasi Gaya
Perorangan.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture


b. Penugasan
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul yang akan dibahas


LATIHAN (Inventarisasi Gaya Perorangan)
b. Tutor membagi inventory sesuai dengan
tahapan penyesuaian.
c. Tutor menjelaskan bagaimana cara
pengisian Inventarisasi Gaya Perorangan
dan dilanjutkan peserta didik mengisi
inventory paling lama 25 menit.

22
d. Pada saat peserta didik mengisi inventory,
tutor menyiapkan Flip chart yang sudah
diisi dengan matrik yang berisikan hasil
dari pada isian antara lain : Kolom, nama,
E, N, S, T, F, P, J. Sehingga begitu selesai
bisa dilanjutkan dengan para peserta didik
mengisi secara bergantian. Kemudian tutor
menjelaskan dengan posisi masing-masing
dan memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk membacakan hasilnya
(pilih beberapa peserta didik yang berbeda
hasil isiannya).

e. Tutor menggali learning point dari proses.


f. Tutor menggali relevansi dlm pelaksanaan
tugas dikaitkan dng jabatan para peserta
didik.
g. Tutor membuka tanya jawab
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN a. Flip chart
b. White board
c. Spidol
d. Naskah latihan IGP
e. Slide / Laser pointer
9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN Peserta didik kurang paham dalam pengisian.

10. PELAJARAN YANG :


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui gaya perorangan
LATIHAN secara individu
- Perlunya memahami gaya yang dimiliki
oleh individu dikaitkan dengan jabatan
yang disandang
- Perlunya mencocokan hasil isian inventory
dengan pribadi secara individu
- Perlunya memahami bahwa hasil isian
inventory bukan satu-satunya masukan
untuk individu
- Perlunya mengetahui dan mengembangkan
diri pribadi
11. RELEVANSI DALAM :
PELAKSANAAN TUGAS a. Diharapkan setelah pengisian inventory
dapat menjadikan landasan perubahan
perilaku dengan etos kerja yang dimiliki
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.
23
b. Dengan mengetahui gaya perorangan, kita
bisa menempatkan diri dimana saja kita
berada, sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : Naskah Inventarisasi Gaya Perorangan.

INVENTARISASI GAYA PERORANGAN

Bahwa setiap orang memiliki bentuk kaki dan jari berbeda-beda satu
sama lainnya, dengan demikian kita memiliki bentuk kepribadian yang berbeda
pula, tidak ada seorangpun mempunyai kepribadian yang benar atau salah,
sehingga tidak ada bentuk kepribadian yang benar atau salah. Tujuan dari
inventarisasi ini adalah untuk memberikan gambaran bentuk pilihan kepada
anda. Tetapi itu sangat berbeda dengan bentuk-bentuk kepribadian orang lain
dan tidak ada kaitan dengan kesehatan mental atau problem mental.

Soal-soal dibawah ini disusun dalam bentuk berpasangan (a & b) dan


setiap item dari setiap pasangan mewakili pilihan anda. Berilah angka pada
pilihan anda untuk setiap item dengan nilai 0 samapi 5 ( 0 berarti anda
mempuyai perasaan negatif terhadap item yang diberikan sedangkan nilai 5
berarti pilihan anda cenderung kearah positif ). Nilai a dan b jumlahnya harus
5, (0 dan 5, 1 dan 4, 2 dan 3 dsb), jangan menggunakan pecahan seperti 2 ½.

Saya lebih suka :

1a... Membuat keputusan setelah mengetahui apa yang orang lain pikirkan.
1b... Membuat keputusan tanpa konsultasi lebih dahulu.

2a... Dikatakan imajinatif atau intuitif.


2b... Dikatakan faktual dan akurat.

3a... Membuat keputusan atas seseorang organisasi berdasarkan data yang


ada dan situasi analisa.
3b... Membuat keputusan atas seseorang berdasarkan empati, perasaan,
Pengertian akan kebutuhan dan nilai-nilai mereka.

4a... Keputusan dibuat hanya bila orang lain membutuhkannya.


4b... Menekankan tanggung jawab atas keputusan yg telah dibuat bersama.
24
5a... Tenang, senang menyendiri.
5b... Aktif, bekerja dengan semangat.

6a... Menggunakan metoda yang saya ketahui dan saya anggap metoda itu
efektif didalam pelaksanakan tugas saya.
6b... Mencoba memikirkan metoda baru apabila saya dihadapkan kepada
tugas yang saya laksanakan.

7a... Menarik kesimpulan berdasarkan logika tidak emosional dan


berdasarkan analisa yang cermat.
7b... Menarik kesimpulan berdasarkan perasaan dan percaya akan
kehidupan manusia masa lalu.

8a... Menghindari pembuatan deadline/ batas waktu.


8b... Membuat jadwal dan hanya berpedoman pada jadwal tersebut.

9a... Berbicara sekali-kali dan kemudian berfikir pada diri sendiri tentang
subyek.
9b... Berbicara secara bebas dan memikirkan kemudian memakan waktu
yang lama.

10a.. Berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan.


10b.. Berdasarkan kenyataan.

11a.. Sebagai pemikir.


11b.. Sebagai orang yang cenderung berpedoman pada perasaan.

12a.. Mempertimbangkan kemungkinan dengan memakan waktu agak lama


sebelum dan sesudah membuat keputusan.
12b.. Mendengarkan informasi yang saya butuhkan, mempertimbangkannya
sejenak kemudian membuat suatu keputusan yang cepat dan tegas.

13a.. Perasaan yg keluar dari diri sendiri tanpa dapat dilihat oleh orang lain.
13b.. Kegiatan-kegiatan dan kejadian yang melibatkan orang lain.

14a.. Bersifat abstrak atau teoritis.


14b.. Bersifat kongkrit atau nyata.

15a.. Menolong orang lain untuk menggali perasaannya.


15b.. Menolong orang lain untuk membuat keputusan yang logis.

16a.. Mengubah dan menentukan pilihan secara terbuka.


16b.. Meramalkan dan mengetahui sebelumnya.

17a.. Komonikasi dengan menggunakan hanya berpikir perasaan.


17b.. Komonikasi dengan menggunakan perasaan secara bebas.

25
18a.. Memandang kemungkinan-kemungkinan secara menyeluruh.
18b.. Berdasarkan fakta yang ada.

19a.. Menggunakan akal sehat dan pendirian untuk mengambil keputusan.


19b.. Menggunakan data sehat dan pendirian untuk mengambil keputusan.

20a.. Merencanakan terlebih dahulu berdasarkan proyeksi.


20b.. Perencanaan timbul atas dasar kebutuhan & dilaksanakan sebelumnya.

21a.. Berkumpul dengan orang-orang yang baru dikenal.


21b.. Menyendiri atau dengan satu orang yang dikenal baik.

22a.. Gagasan-gagasan.
22b.. Fakta / kenyataan.
23a.. Mempunyai pendirian.
23b.. Kesimpulan yang dapat dibuktikan.

24a.. Memegang janji dan mencatat dalam catatan sebanyak mungkin.


24b.. Menyatakan berdasarkan atas kesimpulan yg ada dan dpt dibuktikan.

25a.. Mendiskusikan sesuatu hal yang baru tanpa mempetimbangkan pokok


persoalan secara lengkap dengan kelompok.
25b.. Memecahkan persoalan yang ada dalam pikiran saya kemudian
menyerahkan hasilnya pada orang lain.

26a.. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat secara rinci dan cermat
serta tepat.
26b.. Merancang perencanaan dan struktur tanpa perlu melaksanakannya.

27a.. Orang yang berpikiran logis.


27b.. Orang yang banyak menggunakan perasaan.

28a.. Bebas melakukan sesuatu tanpa dipikirkan terlebih dahulu.


28b.. Mengetahui sebelumnya apa yang dikerjakan.

29a.. Menjadi pusat perhatian.


29b.. Pendiam suka menyendiri / cadangan.

30a.. Melihat hal-hal yang bersifat Khayal.


30b.. Melihat kenyataan dari dekat secara rinci.

31a.. Hanya berdasarkan situasi, emosi, pengalaman dan diskusi-diskusi.


31b.. Menggunakan kemampuan sendiri untuk menganalisa situasi.

32a.. Menggunakan kemampuan sendiri untuk menganalisa situasi.


32b.. Memulai pertemuan apabila segala sesuatunya telah siap.

26
LEMBAR ISIAN ANGKA GAYA PERORANGAN

DIMENSI DIMENSI

I E N S
Nomor Nomor Nomor Nomor
1 B 1 A 2 A 2 B
5 A 5 B 6 B 6 A
9 A 9 B 10 A 10 B
13 A 13 B 14 A 14 B
17 A 17 B 18 A 18 B
21 B 21 A 22 A 22 B
25 B 25 A 26 B 26 A
29 B 29 A 30 A 30 B
Jumlah I : Jumlah E : Jumlah N : Jumlah S :

DIMENSI DIMENSI

T F J P
Nomor Nomor Nomor Nomor
3 A 3 B 4 A 4 B
7 A 7 B 8 A 8 B
11 A 11 B 12 A 12 B
15 B 15 A 16 A 16 B
19 B 19 A 20 B 20 A

27
23 B 23 A 24 B 24 A
27 A 27 B 28 A 28 B
31 B 31 A 32 B 32 A
Jumlah T : Jumlah F : Jumlah J : Jumlah P :

DESKRIPSI KEPRIBADIAN

ISTJ

Serius, pendiam mendengarkan penuh perhatian dan ketelitian, praktis,


tertib, berdasarkan fakta, logis, realistis dan mempunyai ketergantungan
dengan orang lain. Segala sesuatu ditata dengan rapi, bertangung jawab selalu
meningkatkan kemampuan fikirannya mengikuti tuntutan tugas pekerjaan
mampu menanggapi proses maupun hal-hal yang merusak. Menempatkan
kehidupan lahiriahnya lebih banyak menggunakan pemikiran dan kehidupan
batiniahnya dengan perasaan.

ISFJ

Pendiam, bersahabat, bertanggung jawab dan berhati-hati, bekerja


penuh pengabdian untuk menyelesaikan kewajibannya dan membantu
kawasan-kawasannya maupun sekolahnya, teliti, bersungguh-sungguh,
cermat, memerlukan waktu untuk merancang hal-hal yang bersifat teknis
(karena minatnya tidak terlalu penuh kepada hal-hal teknis). Sebab dengan
segala sesuatu yang rincinya rutin, loyal, penuh pertimbangan, tenggang rasa
terhadap perasaan sesama orang. Menempatkan kehidupan lahiriahnya dengan
menggunakan lebih banyak perasaan dan lebih banyak perasaan untuk
kehidupan batiniahnya.

ISTP

Bersikap dingin, pendiam, membantu memandang dan menganalisa


kehidupan dengan penuh kekaguman dan tidak senang humor yang
berlebihan, selalu tertarik pada prinsip impersonal, sebab akibat, atas
bagaimana dan mengapa mekanisme segala sesuatu berjalan. Mengungkapkan
dirinya tidak lebih yang dirasakan perlu, sebab banyak pemborosan energi
akan menempatkan kehidupan lahiriahnya lebih banyak dan batiniahnya lebih
banyak dengan perasaan.

28
ISFP

Malu-malu, pendiam, bersahabat, sensitif, rendah hati atas segala


kelebihannya, menghindari ketidak pahaman, tidak memaksakan pendapatnya
atau menilainya terhadap orang lain. Biasanya tidak senang memimpin, tetapi
sering loyal terhadap pengikut. Mungkin lebih rileks dalam melaksanakan tugas
atau menjalankan sesuatu, sebab mereka lebih sering memanfaatkan waktu
penting dan tidak ingin merusak dengan penugasan dan tergesa-gesa secara
tidak pantas. Menempatkan batiniah lebih menggunakan kesadarannya dan
menggunakan perasaannya untuk kehidupan batiniah.

INFJ

Berhasil dengan suatu ketekunan, keaslian dan hasrat / keinginan untuk


melakukan apa saja yang dibutuhkan atau yang diinginkan. Menempatkan /
menunjukan usahanya yang terbaik dalam melakukan tugasnya. Diam-diam
penuh kekuatan berhati-hati / teliti, diperlukan oleh orang lain dengan
prinsipnya yang tegas dan akan dihormati orang lain. Mungkin akan disukai /
dikenal dan diikuti karena pendiriannya yang jelas seperti bagaimana dia
berbuat dalam menjalankan hal-hal yang bersifat umum. Lebih banyak
menetapkan kehidupan luarnya dengan perasaan, kehidupan dalamnya lebih
banyak dipenuhi oleh intuisi (gerak hati).

INTJ

Mempunyai pikiran yang jernih dan sebagian besar digunakan untuk


tujuan-tujuan yang dia inginkan dilapangan baik untuk mengatur atau
menyelenggarakan pekerjaan dan biasa dilaluinya tanpa atau dengan bantuan
orang lain. Bersifat ragu-ragu, bersifat selalu mencela, sendiri, rekan, sering
keras kepala. Harus belajar mengalah, harus melepaskan beberapa point
penting untuk mendapatkan point yang terbaik (mengalah untuk menang).
Menempatkan / mengaitkan kehidupan luarnya dengan intuisi dan kehidupan
dalamnya dengan fikiran.

INTP

Tenang, pendiam / suka menyendiri / tidak ramah, cemerlang dalam


menghadapi ujian, khususnya dalam subjek yang teoritis, ilmiah, berfikir logis
dalam mencapai tujuan. Selalu merasa berkepentingan utamanya kepada ide-
ide / gagasan-gagasan. Kurang gemar berkumpul dengan orang lain atau
sedikit bicara, cenderung mempunyai minat yang sangat tinggi, membutuhkan
untuk menuju karier dimana niatnya yaitu dapat digunakan dan berguna /
bermanfaat. Banyak menempatkan kehidupan luarnya dengan intuisi dan
kehidupan dalamnya dengan pikiran.

INFP
29
Penuh antusias dan loyalitas tetapi jarang bicara sampai dia mengetahui
benar-benar siapa anda. Selalu berhati-hati dalam hal belajar, mengeluarkan
ide-ide bahasa dan yakin terhadap apa yang dia miliki/berbuat. Cocok sebagai
staf yang menangani masalah buku tahunan, mungkin juga sebagai direktur.
Cenderung terlalu banyak dan bagaimanapun juga selalu berusaha untuk
mendapatkan pekerjaan. Ramah tetapi sering terlalu asik dalam hal apa yang
sedang dikerjakan untuk memperhatikan lebih banyak terhadap kawan
bicaranya. Menempatkan kehidupan luarnya dengan intuisi dan kehidupan
dalamnya mengikutsertakan perasaannya.

ENTJ

Selalu dengan kesungguhan hati, terus terang / jujur. Mampu untuk


belajar, pemimpin dalam kegiatan-kegiatan pidato. Selalu siap untuk
memberitahu dan menambahkan simpanan pengetahuannya. Mungkin
sewaktu-waktu / kadang-kadang dapat bersifat positif dan meyakinkan akan
pengalamannya dalam lingkungannya, dalam lingkup tugasnya. Banyak
menempatkan kehidupan luarnya dengan perasaan kehidupan, dalamnya
dengan intuisi.

ENFJ

Tanggap dan tanggung jawab. Perasaannya peka terhadap apa yang


dipikirkan dan dikehendaki oleh orang lain, dan mencoba untuk menangani
sesuatu yang ada kaitannya dengan perasaan seseorang. Dapat memberikan
sesuatu usul / saran atas memimpin sesuatu grup diskusi dengan senang hati
dan bijaksana. Mudah / bisa bergaul terkenal aktif dalam bidang kegiatan-
kegiatan urusan-urusan sekolah, tetapi selalu berusaha menggunakan waktu
secukupnya dalam belajar untuk mencapai/mengerjakan pekerjaan yang baik.
Banyak menempatkan kehidupan luarnya dengan perasaan dan kehidupan
dalamnya dengan intuisi (gerak hati).

ENFP

Mempunyai antusias yang hangat, spirit / semangat tinggi, penuh akal


dan daya khayal. Dapat mengerjakan apa saja yang dia senangi dan dianggap
menarik bagi dirinya. Cepat dalam memecahkan kesulitan siap membantu
setiap orang yang mempunyai kesulitan sering yakin / percaya akan
kemampuannya untuk berbuat seadanya sebagai pengganti apa yang
seharusnya dipersiapkan lebih dulu. Selalu dapat menemukan alasan yang
memaksakan untuk apa saja yang dikehendaki. Banyak menempatkan
kehidupannya luarnya dengan intuisi dan kehidupan dalamnya selalu diikuti
dengan perasaan.

30
ENTP

Cepat, banyak akal, baik dalam banyak hal. Membangkitkan semangat


kebersamaan, waspada dan terang-terangan, berbantah hanya untuk
kesenangan. Banyak akal dalam memecahkan masalah yang baru ataupun
yang dicari, tetapi mungkin/kadang-kadang lalai dalam tugas-tugas rutin.
Selalu berpindah dari minat yang satu kepada minat yang baru (dinamis).
Selalu dapat menemukan alasan yang logis untuk apa saja yang dia
kehendaki. Banyak menempatkan kehidupan luarnya dengan intuisi dan
kehidupan dalam dengan pikiran / berfikir.

ESFP

Ramah tamah, masa bodoh, mudah menerima pendapat, bersahabat,


selalu menganggap waktu sebagai waktu yang baik, senang berolah raga dan
menciptakan sesuatu, tahu apa yang di kembangkan dan semangat untuk
melakukannya, lebih mudah meneruskan fakta dari pada teori-teori umum.
Lebih banyak mendasarkan situasi berdasarkan akal sehat dan kemampuan
praktis untuk menghadapi orang-orang atau hal-hal yang lain. Lebih
berdasarkan dengan kehidupan lahiriahnya dan lebih berperasaan dari
kehidupan batiniah.

ESTJ

Praktis, realistis, berdasarkan fakta perkiraan yang awam untuk


menyelesaikan segala urusan atau mekanisme. Tidak tertarik kepada hal-hal
yang dilihatnya tidak berguna, tetapi dapat menerapkan dirinya bilamana
perlu, senang mengorganisir dan menjalankan kegiatan-kegiatan. Cenderung
untuk melaksanakan sesuatu dengan baik, terutama bila ia ingin mengambil
keputusan. Kehidupan lahiriahnya lebih menggunakan pemikiran dan
kehidupan batiniah dengan perasaan.

ESFJ

Berhati panas, banyak bicara, populer, berhati-hati, membutuhkan


kerjasama, anggota dewan yang aktif selalu berbuat manis terhadap semua
orang. Bekerja keras dan banyak mendorong dan menghargai orang lain,
sedikit senang terhadap hal-hal yang abstrak dan teknis. Minat umum diajukan
kepada hal-hal yang nyata dan langsung berhubungan dengan kehidupannya
masyarakat. Meletakan kehidupan lahiriah dengan perasaan dan batiniah
penuh kesadaran.

ESTP

Segala sesuatu berdasarkan fakta, tidak tergesa-gesa dan khawatir,


bergembira atas segala apa yang dihadapi. Cenderung kepada hal-hal yang

31
mekanisme, senang olah raga, senang berkawan. Sedikit kesan dan tidak
sensitif bisa mecocokkan secara ilmiah bila menghadapi sesuatu yang dianggap
perlu. Tidak senang penjelasan yang panjang-panjang lebih senang pada hal-
hal yang nyata yang dapat dikerjakan, ditangani, mengambii atau membantu
pada pekerjaan bersama. Menempatkan kehidupan lahiriahnya lebih
menggunakan perasaan dan lebih menggunakan batiniah dengan perasaan.

32
Catatan :

33
DIMENSI I
Punya ide tidak dapat dikeluarkan
INTROVERT menunggu orang lain
( Tertutup )
KONTAK DENGAN
ORANG LAIN
Punya ide cepat dikeluarkan
EXTROIVERT ( Terbuka )

Memperkirakan kemungkinan
DIMENSI II Kemungkinan yg bakal terjadi
( Berdasarkan Pemikiran )
INTUITIVE

MENCARI Berdasarkan gerak hati


INFORMASI

SENSEING Peka dengan perasaan

DIMENSI III

THINKING
(Pikiran)
MENGAMBIL Memutuskan berdasarkan
KEPUTUSAN pengalaman

FEELING

DIMENSI IV - Bagaimana nanti


PERCEIVING - Bagaimana kalau saya
ngomong
MEMPRIORITASKAN
SESUATU

JUDGING Menarik kesimpulan

DIMENSI :

1. I – E : Dalam kontak dengan orang lain


2. N – S : Dalam mencari / kumpulan Informasi
3. T – F : Dalam membuat Keputusan
4. P – J : Dalam memilih Prioritas

DESAIN PELATIHAN NO.06

EXPERIENTIAL LEARNING CYCLE


34
DAUR BELAJAR DARI PENGALAMAN

1. NAMA LATIHAN : Daur Belajar dari Pengalaman

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya perserta didik :


a. Membedakan pengetahuan dan
keterampilan.
b. Memahami ELC (Experiential Learning
Cycle dan Learning by doing).
c. Merefleksikan pengalaman yang pernah
dialami.
d. Menarik pelajaran dari pengalaman sendiri
atau pengalaman orang lain guna
pengembangan diri.

3. WAKTU LATIHAN : 45 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik di tugaskan untuk mengingat,


LATIHAN menuliskan dan menceritakan kembali
pengalaman yang paling berkesan dalam
pelaksanaan tugas.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (Tutorial)


b. Kuliah singkat
c. Penugasan
d. Diskusi
e. Tanya jawab
f. Presentasi / paparan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul latihan :


LATIHAN Experential Learning Cycle (ELC) kemudian
menggali tentang arti ELC kepada
beberapa peserta didik, selanjutnya
menuliskan arti katanya adalah Daur
Belajar Dari Pengalaman.

b. Tutor memberikan tugas kepada peserta


didik untuk menuliskan pada kertas
masing-masing tentang pengalaman yang
paling berkesan dalam melaksanakan
tugas menjadi anggota Polri, selama + 10
menit.

c. Seteleh selesai, Tutor menunjuk 2 atau 3


orang peserta didik secara bergantian
untuk menyampaikan hasil yang ditulisnya
35
kemudian ditanggapi oleh peserta didik
yang lain.

d. Tutor bertanya kepada peserta didik


mengapa seseorang itu dapat
menceritakan pengalamannya dengan
mudahnya ? jawaban peserta antara lain :
Ya karena sudah pernah melakukan (Do),
Tutor menuliskan kata melakukan (Do),
pertanyaan Tutor kenapa seperti itu ?
Jawaban peserta : karena sudah
berpengalaman / sudah mengalami,
kemudian Tutor menuliskan kata
pengalaman (Experience) kemudian Tutor
bertanya proses apa yang dilalui oleh
peserta didik ketika sudah melakukan dan
menceritakan kembali ? Jawaban peserta
didik antara lain mengingat kembali
(Reflection) dilanjutkan tutor bertanya
kepada peserta didik supaya pengalaman
yang kurang menyenangkan itu tidak
terulang kembali proses apa yang harus
anda lalukan ?. Jawaban peserta didik
antara lain mengkaji / mempelajari dan
atau belajar (Learn) kemudian Tutor
menuliskan kata belajar. Dilanjutkan
membahas siklus yang sudah diltuliskan.

e. Tutor menggali learning point dengan


mengajukan pertanyaan antara lain :
1) Mengapa pengalaman itu penting ?
2) Kalau tidak ada pengalaman
mungkinkah seseorang akan merubah
perilakunya ?
3) Bagaimana perasaan peserta
setelah Mengetahui / mendengar
pengalaman rekan-rekan yang lain ?
4) Mengapa merefleksikan pengalaman
itu penting ?

f. Tutor menggali relevansi dalam


pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. White board
36
d. Spidol
e. Kertas kosong
f. Slide

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik pasif.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya menyadari akan pentingnya


DAPAT DI TARIK DARI belajar dari pengalaman
LATIHAN - Perlunya merefleksikan pengalaman
untuk pengembangan diri
- Perlunya mengetahui perbedaan antara
belajar dari pengalaman dengan proses
belajar lainnya
- Perlunya belajar dari pengalaman orang
lain
- Perlunya mengetahui bahwa pengalaman
adalah guru yang terbaik
- Perlunya belajar dari pengalaman

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS kita harus menyadari akan pentingnya belajar
dari pengalaman sehingga dalam pelaksanaan
tugas dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

DAUR BELAJAR DARI PENGALAMAN

37
1. Pengertian

a. Secara harfiah, pengertian Belajar sesuai dengan yang tercantum


dalam kamus Umum Bahasa Indonesia. Dapat diartikan : Berusaha
(berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian. Sedangkan yang
dimaksud dengan Pengalaman, yaitu : Sesuatu yang telah
dirasakan (baik diketahui maupun dikerjakan).

b. Dengan melihat pengertian tersebut diatas, maka yang dimaksud


dengan Daur Belajar Dari Pengalaman disini, yaitu : Suatu proses
meningkatkan kepandaian / kemampuan, melalui sesuatu yang
telah dirasakan, baik karena diketahui maupun dikerjakan oleh
yang bersangkutan.

2. Uraian

a. Tujuan dari belajar


Belajar mempunyai tujuan yaitu mendapatkan ilmu pengetahuan
dan meningkatkan keterampilan seseorang, sehingga hal tersebut
akan mempengaruhi sikap hidupnya.

b. Proses belajar
1) Ilmu pengetahuan didapat oleh seseorang melalui berbagai
kegiatan, antara lain :
a) Melihat
b) Mendengar
c) Membaca
d) Mencium
e) Merasakan
f) dsb

2) Sedangkan keterampilan (Skill), didapat seseorang melalui


latihan, dengan menggunakan :
a) Pikiran (Thinking)
b) Kemauan (Willing)
c) Perasaan (Feeling)
d) Tingkah laku (Attitude)

c. Dalam proses belajar yang benar, seseorang selain mendapat ilmu


pengetahuan, juga harus melatih untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya tersebut, sehingga menjadi terampil
dan mampu bertindak sesuai dengan yang didapat ataupun
dikehendaki oleh ilmu pengetahuan tersebut.

Dengan demikian dari proses belajar ini akan ditemui adanya


perubahan sikap hidup / perilaku seseorang kearah yang lebih
baik. Perubahan sikap hidup / perilaku ini akan dipengaruhi oleh
38
pengalaman yang pernah dialaminya, atau melalui pengalaman
orang lain yang didengarnya, melalui proses mengingat kembali.

d. Daur belajar dari pengalaman, merupakan suatu proses yang


berawal dari pengalaman seseorang, yang telah dialami atau
dirasakan, dari pengalaman ini di ingat kembali baik keberhasilan
maupun kegagalannya. Dengan menyadari, menilai dan menarik
pelajaran-pelajaran dari pengalamannya akan dihasilkan suatu
tindakan atau langkah baru, yang pada saat melakukan lagi , akan
berbeda dan lebih baik (Do Better and Diferently). Dengan
demikian dari proses ini diharapkan adanya perubahan atau
perbaikan terhadap apa yang dikerjakannya, sehingga hal tersebut
akan memperbaiki sikap hidup dan perilaku yang bersangkutan.
Daur belajar dari pengalaman ini seperti skema dibawah ini, yang
sekaligus terlihat perbedaannya dengan pengetahuan yang didapat
melalui proses belajar.

e. Kolb mengatakan, bahwa di dalam daur belajar dari pengalaman


ada 4 komponen pokok yaitu :

39
1) Melaku
kan
2) Pengal
aman
3) Refleks
i
4) Belajar

Yang keempatnya merupakan daur yang berulang. Masih banyak


pendapat para sarjana lainnya yang membicarakan masalah ini,
namun tidak diuraikan dalam naskah ini.

f. Menurut hasil pengamatan dan penelitian, dengan belajar dari


pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain, hal tersebut
akan lebih lama diingat.

Bahkan sementara orang mengatakan, bahwa :

1) Saya mendengar ... Saya lupa (I Hear... I Forget)


daya ingatnya hanya 25 %
2) Saya melihat ... Saya ingat (I see ... I remember)
daya ingatnya hanya 50 %
3) Saya melaksanakan ... Saya mengerti
(I do ... I understand) daya ingatnya 80 % - 100 %

g. Untuk dapat memperoleh dan mengembangkan keterampilan


(Skill) kita harus sering latihan (Learning by doing) dari dalam
proses belajar dari pengalaman ini tujuannya tidak lain yaitu untuk
memperbaiki / meningkatkan kemampuan dan penampilan yang
lebih baik dari keadaan sebelumnya.

40
EXPERIENTIAL LEARNING CYCLE
DAUR BELAJAR DARI PENGALAMAN
( Prof. KOLB )

DO BETTER
CRITICAL
AND
POINT DIFFERENTLY
DO

HISTORICAL CP X
EXPERIENCE p

STRUCTURE
EXPERIENCE LEARN EXPERIENCE

UN STRUCTURE
EXPERIENCE
X CP
p
REFLECTION

CRITICAL
POINT
CATATAN :
Do : Melakukan
Experince : Pengalaman
Refleksi : Mengingat
Learn : Belajar
Critical Point : Suatu kelemahan dimana kegiatan yang pernah dilakukan
atau pengalaman yang harus di refleksikan/diingat

41
42
DESAIN PELATIHAN NO.07

PRE CONDITIONING SKILL


KETERAMPILAN MEMPERSIAPKAN DIRI
SEBELUM MELAKSANAKAN SUATU KEGIATAN

1. NAMA LATIHAN : Concentration, Memory dan Recall

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan kemampuan dan keterampilan


Peserta didik agar dapat :
a. Membedakan antara concentration,
memory dan recall.
b. Merekam suatu fakta dalam ingatan dan
mampu mengungkapkan kembali secara
akurat.

3. WAKTU LATIHAN : 45 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : a. Peserta didik ditugaskan untuk


LATIHAN melaksanakan apa yang diucapkan oleh
tutor dalam keadaan memejamkan mata.
b. Peserta didik diminta untuk mengingat
kembali apa yang telah diucapkan Tutor.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Penugasan
c. Mini Lecture

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul latihan.


LATIHAN b. Tutor meng-explore pengertian Pre
Conditioning Skill (PCS)
c. Tutor memberikan penjelasan singkat
tentang latihan dan cek pengertian.
d. Tutor memerintahkan peserta didik untuk
memejamkan mata dan kemudian
meletakkan kedua tangan di atas lutut.
e. Peserta didik diminta untuk Mengeja nama
masing-masing (dalam bayangan).
f. Peserta didik diminta untuk tarik nafas
dalam-dalam, tahan sebentar, keluarkan
tanpa suara.
g. Peserta didik diminta untuk menaruh
Angka 9 (Sesuatu) diatas kepala masing-
masing dalam bayangan.
43
h. Peserta didik diminta untuk tarik napas
dalam-dalam, tahan sebentar, keluarkan
tanpa suara.
i. Peserta didik diminta untuk memindahkan
Angka 9 (Sesuatu) kepundak sebelah
kanan, tahan sebentar, naikan lagi
kepundak kanan, pindahkan kepundak kiri,
turunkan kesiku kiri, hilangkan.
j. Peserta didik diminta untuk menutup
telinganya sebelah kanan dengan telapak
tangan kiri, dan menutup matanya dengan
telapak tangan kanan.
k. Peserta didik diminta untuk memindahkan
telapak tangan kiri untuk menutup mata
kiri dan telapak kanan untuk menutup
mata kanan.
l. Peserta didik mengembalikan kedua
telapak tangan diatas kedua lutut.
m. Tarik nafas dalam-dalam tahan sebentar,
keluarkan tanpa suara.
n. Buka mata.
o. Tutor melanjutkan dengan latihan memory
(menyimpan dalam ingatan) sbb :
1) Peserta didik diminta untuk mengingat
apa yang telah mereka lakukan tadi.
2) Peserta didik diminta untuk
mengulangi sendiri dalam hati urutan
perbuatan yang telah dilakukan.
p. Setelah latihan memory selesai, dilanjutkan
dengan latihan recall menyampaikan
kembali apa yang ada dalam ingatan) sbb :
1) Tutor menunjuk salah satu peserta
didik untuk tampil kedepan dan
mengulangi apa yang tadi dilakukan
dalam bentuk kata-kata (2 - 3 peserta
didik)
2) Setelah selesai, Tutor menunjuk
peserta didik yang lain untuk tampil
kedepan.
3) Setelah 3 atau 4 peserta didik tampil
ke depan, maka Tutor memberikan
kesempatan kpd peserta didik yg lain
utk menambahkan (menyempurnakan
apa yang telah dilaksanakan oleh ke 4
peserta didik yang tampil di depan).
44
q. Tutor menggali learning point.
r. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang serius


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mempersiapkan diri sebelum


DAPAT DI TARIK DARI melaksanakan suatu kegiatan dengan
LATIHAN konsentrasi.
- Perlunya mengetahui bahwa kemampuan
PCS setiap orang tidak sama.
- Perlunya latihan dalam meningkatkan
kemampuan PCS.
- Perlunya mengetahui bahwa concentration
yang baik akan menghasilkan memory
yang baik dan memory yang baik akan
menghasilkan Recall yang baik pula.

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS harus mempunyai kemampuan concentration,
memory dan recall sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

12. LAIN-LAIN : Tutor dapat melakukan secara berulang untuk


mempertajam concentration, memory dan
recall (cari model lain ).

45
KETERAMPILAN MEMPERSIAPKAN DIRI
SEBELUM MELAKSANAKAN SUATU KEGIATAN

1. Pengertian

a. Pre Conditioning Skill, diartikan sebagai keterampilan yg mendasari


dari pada keterampilan-keterampilan yang akan dilatihkan.

b. Pre Conditioning skills terdiri dari :


1) Concentration : Konsentrasi
2) Memory : Mengingat
3) Recall : Memanggil ulang

2. Uraian

a. Kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, mengingat dan


memanggil ulang ini, mutlak diperlukan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan-kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik.

b. Untuk mendapatkan keterampilan tersebut, tidak dapat diwujudkan


tanpa melalui pelatihan-pelatihan.

c. Dari latihan-latihan yang dilakukan, tujuannya ialah agar orang


tersebut mampu :

1) Di dalam melaksanakan setiap kegiatan ataupun


keterampilan perorangan yang dimilikinya, selalu
berkonsentrasi, sehingga dapat melaksanakan kegiatan
ataupun keterampilannya dengan baik.
2) Menyadari adanya latihan diri untuk berkonsentrasi
mengingat dan memanggil ulang secara rutin, agar dapat
meningkatkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya.

d. Beberapa hal yang perlu diperhatikan. Dengan disadarinya bahwa


melakukan konsentrasi ini demikian sulitnya, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya, antara lain :

1) Seseorang perlu menyadari dalam berkonsentrasi akan


senantiasa adanya pengaruh yang dapat mengganggu
pelaksanaan konsentrasi tersebut.
2) Untuk mempermudah dalam mengingat tentang suatu fakta
atau suatu keadaan, perlu ditemukan satu jalan, baik yang
berbentuk pola ataupun bentuk-bentuk lainnya.

46
3) Dengan terbatasnya daya ingat seseorang perlu disadari,
bahwa untuk mengingat sesuatu tanpa dibolehkan membuat
catatan-catatan atau bentuk lainnya, merupakan hal yang
cukup sulit.
4) Dalam melakukan konsentrasi, sangat diperlukan adanya
suasana yang hening, sehingga hal ini akan mengurangi
gangguan.
5) Kita menyadari, bahwa dengan melaksanakan latihan-latihan
konsentrasi secara rutin, dapat membantu memelihara dan
bahkan meningkatkan kemampuan seseorang untuk
melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.

47
DESAIN PELATIHAN NO.08

OBSERVING SKILL - 1
KETERAMPILAN MENGAMATI

1. NAMA LATIHAN : Mengamati foto / gambar

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik dalam mengamati suatu objek
tertentu sehingga mampu :
a. Melihat dari hal-hal yang umum kepada
hal yang khusus.
b. Mengambil posisi yang tepat (jarak dan
sudut pandang).
c. Menyimpan fakta-fakta yang dilihat
dalam ingatannya.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mengamati foto


LATIHAN dalam waktu yang ditentukan kemudian
menjelaskan hal-hal yang terdapat dalam foto
tersebut kepada peserta didik lainnya selama
± 3 menit.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (Tutorial)


b. Diskusi
c. Simulasi
d. Penugasan
e. Kuliah singkat
7. PELAKSANAAN : Tahap I
LATIHAN
a. Tutor menulis judul latihan Observing Skill
dan menggali pengertian Observing Skill
(keterampilan mengamati).

b. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil


terdiri dari 3 orang dengan tugas
1) 1 (Satu) orang peserta didik sebagai
pelaksana 1.
2) 2 (Dua) orang peserta didik sebagai
pelaksana 2.
3) 1 (Satu) orang peserta didik sebagai
pengamat.

48
c. Pelaksana 1 dan pelaksana 2 duduk
berhadapan dan pengamat duduk disisi
diantara pelaksana 1 dan 2, agar dapat
mengamati kegiatan mereka.

d. Tentukan alokasi waktu sebagai berikut :


1) 3 menit bagi pelaksana 1 untuk
mengamati foto.
2) 3 menit bagi pelaksana 1 untuk
menjelaskan hasil pengamatannya
kepada pelaksana 2.

e. Tutor memberikan sebuah foto dalam


amplop tertutup kepada pelaksana 1 untuk
diamati selama 3 menit (foto tidak boleh
diperlihatkan kepada pelaksana 2 dan
pengamat).

f. Setelah 3 menit pelaksana 1 menyerahkan


foto kepada pengamat kemudian pelaksana
1 menjelaskan hasil pengamatannya kpd
pelaksana 2, pelaksana 2 (dua) tidak
mencatat ataupun mengajukan pertanyaan
kepada pelaksana 1. Pengamat
mencocokan hasil pelaksana 1 dng foto tsb

g. Pengamat mencocokkan hasil penjelasan


pelaksana 1 dengan foto tersebut.

h. Pengamat boleh mencatat apabila ada hal


hal yang tidak atau kurang sesuai dengan
foto atau hasil penjelasan pelaksana 1.

i. Selanjutnya pengamat menyerahkan foto


tersebut kepada pelaksana 2 untuk
diamatinya selama 3 menit.
j. Setelah 3 menit pelaksana 2 menyerah-
kan kembali foto tersebut kepada
pengamat. Kemudian menjelaskan apa
yang telah diamatinya kepada pelaksana 1
tanpa menyebutkan hal-hal yang telah
disebutkan / dijelaskan pelaksana 1.
k. Setelah tahap ini selesai, latihan diulangi
dengan pergantian peran : pengamat
menjadi pelaksana 1, pelaksana 1 menjadi
pelaksana 2, dan pelaksana 2 menjadi
pengamat.

49
l. Selanjutnya ulangi urutan latihan dari butir
(d s/d butir g) dengan foto yang berbeda
dan penambahan waktu bagi pelaksana
untuk mengamati.

m. Tutor menanyakan hasil pengamatan


kepada peserta didik pelaksana dan
kepada pengamat untuk mengetahui
sejauh mana pengamatan yang
dilaksanakan dengan mencatat/ mengi-
ngat kata atau kalimat yang menun-jukkan
indikator daripada jawaban yang sudah
disiapkan (Learning point) hal ini dilakukan
beberapa kali sesuai dengan kebutuhan
untuk menuju jawaban yang sudah
disiapkan.

Tahap II

a. Tutor menunjukkan gambar yang dipasang


di flipt chart sedangkan peserta didik
diberikan kesempatan untuk mengamati
selama 3 menit kemudian, Tutor
mengambil gambar dan meminta kepada
peserta didik untuk menulis hasil
pengamatan gambar tadi.
b. Tutor meminta beberapa peserta didik
menyampaikan hasil pengamatan yang
sudah dituliskan, sedang peserta didik
yang lain mendengarkan dan secara
bergantian untuk melengkapi.
c. Tutor menggali Learning point dari
proses pelatihan tahap 1 & proses tahap 2
d. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Spidol
c. 2 macam foto / gambar yang berbeda
ukuran 10 R yang dapat diamati.

9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta didik sudah mengenal foto /


LATIHAN gambar yang diamati.
b. Peserta didik kurang serius.

50
10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengamati dari umum ke khusus
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya konsentrasi dalam mengamati
LATIHAN benda
- Perlunya mengamati berdasarkan fakta
- Perlunya mengamati tidak boleh
berpersepsi
- Perlunya alat bantu catatan dalam
mengamati
- Perlunya jarak yang tepat
- Perlunya mengamati hal-hal yang spesifik

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS didalam melaksanakan tugas harus
konsentrasi sehingga dalam pelaksanaan
tugas dapat berhasil dengan maksimal.
Misalnya : Pengamatan yang tepat terhadap
orang yang dicurigai dll.

12. LAIN-LAIN : -

51
GAMBAR 1

52
DESAIN PELATIHAN NO.09

OBSERVING SKILL - 2
KETERAMPILAN MENGAMATI

1. NAMA LATIHAN : Mengamati Benda

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik dalam mengamati suatu objek
tertentu sehingga mampu :
a. Melihat dari hal-hal yang umum kepada
hal-hal yang khusus.
b. Mengambil posisi yang tepat.
c. Mengelompokkan benda yang diamati.
3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mengamati


LATIHAN benda yang disusun diatas meja.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (Tutorial)


b. Diskusi
c. Simulasi
d. Penugasan
e. Kuliah singkat
7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul Pelatihan.
LATIHAN
b. Tutor meng-explore pengertian Observing
Skill.
c. Tutor meminta seluruh peserta didik untuk
keluar dari ruangan kelas selama 5 menit
(ruangan dikosongkan).
d. Tutor menyusun benda yang telah
ditentukan diatas sebuah meja
(penyusunan tidak boleh dilihat oleh
peserta didik).
e. Tutor mempersilahkan Peserta didik masuk
dan dipersilahkan mengamati benda-benda
diatas meja tersebut secara bersama-sama
selama 5 menit, tanpa boleh menyentuh
dan tanpa membawa catatan.
f. Selama mengamati peserta didik tidak
diperkenankan berkomunikasi satu sama

53
lain.
g. Setelah peserta didik selesai melaksanakan
pengamatan maka peserta didik
dipersilahkan duduk kembali dan Tutor
meminta peserta didik untuk menuliskan
apa yang telah diamati dan tutor
mengajukan beberapa pertanyaan antara
lain :
1) Berapa jumlah benda yang diamati.
2) Sebutkan ada berapa jenis benda.
3) Benda apa yang ada / tidak ada
hubungannya.
4) Benda apa yang terletak paling kanan
dan benda apa yang paling kiri pada
saat anda / Peserta didik mengamati,
Tiap pertanyaan dilemparkan kepada 3
atau 4 peserta didik.
h. Tutor menugaskan seorang peserta didik
untuk menuliskan nama-nama benda
tersebut dipapan tulis sekaligus dengan
pengelompokkannya (disesuikan dengan
waktu)
i. Tutor menggali learning point
j. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN a. Meja
b. Amplop besar
c. Flip chart
d. Spidol
e. Benda-benda yang akan diamati : Spidol,
korek api, kaset, benang, buku, rokok,
majalah, clips, dll (jumlah 14 buah)
9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN Benda-benda yang akan diamati sudah
diketahui peserta didik
10. PELAJARAN YANG :
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya ketelitian dan kecermatan
LATIHAN dalam mengamati
- Perlunya mengamati dari hal yang umum
ke khusus
- Perlunya dalam mengamati mengambil
posisi yang tepat
- Perlunya dalam mengamati jarak yang
tepat
- Perlunya dalam mengamati harus sesuai
54
dengan fakta
- Perlunya dalam mengamati tidak boleh
berpersepsi
- Perlunya alat bantu dalam mengamati
- Perlunya mengelompokkan untuk
memudahkan pengamatan
11. RELEVANSI DALAM :
PELAKSANAAN TUGAS Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
didalam melaksanakan tugas perlu ketelitian
dan kecermatan dalam mengamati sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
dengan maksimal.
12. LAIN-LAIN :
Benda yang akan diamati agar disiapkan tutor
masing-masing sindikat dengan ketentuan
benda boleh berubah tetapi tetap
memperhatikan pengelompokkan benda-benda
tersebut.

55
GAMBAR 2

56
KETERAMPILAN MENGAMATI

1. Pengertian

a. Pengertian mengamati mempunyai arti : Melihat dan


memperhatikan sesuatu dengan teliti, atau memperhatikan dan
mengawasi sesuatu dengan seksama.

b. Dengan berpedoman pada pengertian tersebut, maka yang


dimaksud dengan keterampilan mengamati disini, dapat diartikan
sebagai : Suatu keterampilan yang dimiliki seseorang, untuk
mampu melihat dan mengamati suatu obyek tertentu yang
dilakukan secara teliti dan seksama, dengan tidak menganalisis.

Keterampilan mengamati, merupakan salah satu bentuk keterampilan


yang mutlak harus dimiliki anggota Polri, terutama hal ini dikaitkan
dengan tugasnya. Istilah pengamatan banyak dikenal sebagai salah satu
metode yang sering digunakan dalam rangka penelitian.

2. Bentuk pengamatan

a. Pengamatan dengan jalan tidak turut serta

Dalam hal ini pengamat mengambil sikap / posisi sebagai orang


luar, dimana kehadirannya tidak mengganggu kelompok yang
sedang diamati.
Umpamanya dalam pengamatan suatu kelas yang sedang berlajar,
guru yang sedang mengajar, menghadiri sidang pengadilan dll.

b. Pengamatan dengan jalan turut serta

Dalam hal ini berbagai macam peranan yang dapat dimainkan oleh
pengamat dalam mengamati situasi-situasi sosial tertentu, dengan
berbagai macam perbedaan derajat partisipasi / turut serta.
Banyaknya macam kegiatan yang dapat dilakukan dalam suatu
kelompok tertentu saja. Dengan jalan turut serta dalam
kegiatan-kegiatan kelompok, ia dapat turut merasakan apa yang
dapat dirasakan oleh anggota inti dari anggota kelompok tersebut.
Salah satu kesukaran bagi pengamat peserta, ialah bahwa setelah
melakukan kegiatan tertentu, ia harus mengambil sikap / posisi
yang obyektif, jika tidak demikian maka catatan-catatannya akan
terpengaruh unsur-unsur subyektif.

57
3. Beberapa keuntungan / keunggulan pengamatan.

i. Pengamat dapat merumuskan kembali masalahnya selama


pengamatan berlangsung terus.
ii. Hubungannya erat dengan situasi yang sebenarnya, memberikan
kemungkinan baginya untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan
yang tidak berguna.
iii. Secara teratur dia dapat merubah kategori-kategori yang
diperlukan bagi pengamatannya.
iv. Memberikan kemungkinan baginya untuk memperoleh bahan-
bahan yang lebih mendalam.
v. Dapat mengumpulkan bahan-bahan yang pada saat itu
kelihatannya tidak berhubungan dengan masalah pengamatannya,
akan tetapi mungkin akan berguna dikemudian hari.

4. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil suatu pengamatan

a. Lama / panjangnya waktu dari setiap pengamatan.


b. Keadaan tentang si pengamat sendiri.
c. Perumusan tentang kegiatan-kegiatan atau unit-unit tingkah laku
yang spesifik (khas) yang diamati.
d. Ruang lingkup pengamatan, apakah untuk satu orang atau satu
kelompok.
e. Bantu pencatatan, termasuk didalamnya penggunaan alat-alat
yang sesuai.
f. Apakah pengamatan sudah cukup terlatih.
g. Interpretasi hasil-hasil pengamatan.

5. Beberapa ciri khas dari pengamatan yang baik

a. Suatu pengamatan direncanakan dengan teliti dan sistimatis.


Pengamant mengetahui benar-benar tentang apa yang dicarinya
b. Pengamat menyadari keseluruhan dari apa yang diamatinya.
Walaupun ia waspadai terhadap detail-detailnya yang berarti,
tetapi ia tetap menyadari bahwa keseluruhan adalah lebih penting
dari pada jumlah dari bagian-bagiannya.
c. Pengamat memisahkan tentang faktor-faktor dari interpretasi, dan
membuat tafsirannya / interpretasinya pada sesuatu yang lain.
d. Pengamat bersikap obyektif.
Ia akan mengakui akan kemungkinan kecenderungan-
kecederungannya dan ia berusaha untuk menghilangkan pengaruh-
pengaruh ini terhadap apa yang dilihat dan dilaporkannya.
e. Pengamat dicek dan diperkuat.
Dimana mungkin dengan mengulanginya, atau denggan
memperbandingkannya dengan catatan-catatan pengamat lain
yang berwenang.
58
f. Pencatatan pengamatan dilakukan dengan teliti dan seksama
6. Tujuan latihan-latihan untuk mengamati suatu objek

Tujuan latihan-latihan untuk mengamati suatu objek ini, diharapkan


seseorang mampu untuk :
a. Melihat dari hal-hal umum kepada hal-hal yang khusus.
b. Menyimpan fakta-fakta yang dilihat kedalam dan didalam
ingatannya, dan menyebutkan kembali secara benar apa yang
telah diamatinya.
c. Mengambil posisi yang tepat dikaitkan dengan jarak dan sudut
pandang, sehingga akan memudahkan kegiatan pengamatan
dimaksud.
d. Membiasakan diri untuk selalu mencatat, dengan mengingat
adanya keterbatasan dalam daya ingat kita.
e. Berkonsentrasi selama pengamatan itu dilaksanakan.

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan

Kita menyadari, bahwa melakukan pengamatan bukanlah merupakan hal


yang mudah, sehingga apabila hal ini tidak dilakukan melalui latihan-
latihan yang baik, sangat sulit bagi seseorang untuk memiliki
keterampilan tersebut. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
dalam melaksanakan pengamatan ini, antara lain :

a. Untuk dapat melakukan pengamatan yang baik, harus betul-betul


dilakukan secara sistematis, dalam arti dilakukan mulai melihat
hal-hal yang bersifat khusus.
b. Dalam melihat ataupun memperhatikan suatu objek, tidak
mungkin dilakukan tanpa adanya konsentrasi yang penuh terhadap
objek tersebut.
c. Harus disadari, pada saat seseorang melakukan pengamatan
konsentrasi akan senantiasa adanya pengaruh yang dapat
mengganggu.
d. Dalam rangka pengamatan, kita menyadari bahwa keterbatasan,
pada posisi sehingga dalam pelaksanaannya harus dapat
menempatkan diri pada posisi yang tepat.
e. Selain keterbatasan tersebut diatas, karena daya ingat seseorang
kemampuan seseorang untuk melihat atau memperhatikan suatu
objek juga tidak sama, untuk itu perlu membiasakan diri dengan
menggunakan alat bantu, berupa catatan ataupun alat-alat
lainnya, pada waktu seseorang melakukan pengamatan.

59
DESAIN PELATIHAN NO.10

OBSERVING SKILL - 3
KETERAMPILAN MENGAMATI

1. NAMA LATIHAN : Pengamatan Berganda

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya peserta didik :


a. Mengamati dari umum ke khusus.
b. Menemukan hal-hal yang sama dan atau
yang kontras.
c. Menemukan hubungan spesial dan
hubungan konseptual.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mengamati


LATIHAN sejumlah kata-kata, mengamati sejumlah
kartu remi dan mengamati kedudukan /
susunan kursi.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Kuliah singkat
c. peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Peserta didik ditugaskan mengamati tulisan


LATIHAN kartu remi susunan kursi scr berturut-turut
b. Peserta didik mengamati masing-masing
ditentukan selama ±5 menit.
c. Peserta didik dilarang mencatat dan
komunikasi.
d. Peserta didik ditugaskan untuk mengamati
tulisan yang berjumlah 25 kata.
e. Tutor mengajukan pertanyaan sbb :
1) Berapa jumlah kata ?
2) Ada berapa kata yang sama ?
3) Kata apa saja yang tertulis dua kali
atau tiga kali ?
4) Kata apa yang tertulis pada urutan ke
3, 13 dan 25 ?
5) Kata apa saja yang tidak ada
hubungannya ?

60
f. Tutor menggali pelajaran yang dapat
diambil.
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. Spidol
c. Kartu remi dan naskah latihan

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik telah mengetahui lebih dahulu


LATIHAN benda yang akan diamati

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya ketelitian dan kecermatan


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengamati dari umum ke khusus
LATIHAN - Perlunya konsentrasi
- Perlunya mengamati berdasarkan fakta
- Perlunya catatan
- Perlunya mengamati objek yang jelas
- Perlunya mengelompokan objek yang
diamati

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS harus mampu mengamati dengan cepat dan
tepat sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

61
TUGAS LATIHAN
OBSERVING SKILL

1. Amati dengan seteliti mungkin kata dibawah ini dalam waktu 3 menit.
2. Anda tidak diperbolehkan untuk membuat catatan-catatan ataupun
berkomunikasi dengan anda.

3. Kata-kata yang harus anda amati :

Membawa
Usang
Bumi
Neptunus
Vas
Nanti
Mars
Pluto
Maniak
Bunga
Petang
Jupiter
Usang
Tidak
Mawar
Merkurius
Saturnus
Tak
Yang
Venus
Uranus
Petang
Skeptis
Sudah
62
TUGAS LATIHAN
OBSERVING SKILL

1. Amati dengan seteliti mungkin kata dibawah ini dalam waktu 3 menit.
2. Anda tidak diperbolehkan untuk membuat catatan-catatan ataupun
berkomunikasi dengan anda.

3. Kata-kata yang harus anda amati :

Memulai
Melihat
malu
Bis
Loncatan
Itu
Jalan
Hijau
itu
Gajah
Teriakan
Hujan
Biru
Usaha
Berhenti
Teliti
Lari
Kapan
Masalah
Loncatan
Melihat
Dekat
Akhir
Itu
Merah

63
DESAIN PELATIHAN NO.11

TEKNIK DISKUSI

1. NAMA LATIHAN : Teknik Diskusi

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
a. Mengetahui bagaimana cara melaksanakan
diskusi yang benar
b. Menerapkan pelaksanaan diskusi yang
benar

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta mendiskusikan :


LATIHAN a. Pengertian diskusi.
b. Hal-hal yang harus dan hal-hal yang jangan
dilakukan dalam diskusi.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor membagi sindikat menjadi 2 (dua)


LATIHAN sampai 3 (tiga) kelompok.
b. Masing-masing kelompok mendiskusikan :
- Pengertian diskusi.
- Hal-hal yang harus dan hal-hal yang
jangan dilakukan dalam diskusi.
c. Diskusi dilaksanakan selama ± 15 menit
d. Tiap-tiap kelompok memaparkan hasil
diskusi masing-masing secara bergantian
selama ± 10 menit termasuk tanggapan
e. Tutor menggali learning point dan relevansi
dalam pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : a. Pesert didik sudah mengetahui / pengertian


LATIHAN diskusi.
64
b. Keterbatasan waktu.
10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui pengertian diskusi
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menerapkan cara-cara diskusi
LATIHAN yang baik
- Perlunya mengetahui hal-hal yang harus
dan hal-hal yang jangan dalam
pelaksanaan diskusi
- Perlunya mengetahui perangkat dan
bentuk-bentuk diskusi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS Dalam memimpin diskusi hendaknya
menerapkan cara diskusi yang baik dan benar.

12. LAIN-LAIN : -

65
DISKUSI

1. Pengertian

a. Pengertian Diskusi adalah : Suatu proses yang teratur yang


melibatkan sekelompok orang (3 s/d 9 orang) dalam interaksi
tatap muka informal/formal untuk menyampaikan ide, pemikiran,
pengalaman untuk mencapai suatu tujuan.

b. Unsur pengertian diskusi


- Dilaksanakan 3 s/d 9 orang
- Untuk memecahkan masalah
- Dilakukan secara informal/formal
- Untuk mengemukakan ide, pemikiran, pengalaman
- Tatap muka
- Disimpulkan

2. Uraian

Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar. Sebuah


perbedaan pendapat bisa disatukan melalui jalan diskusi. Dalam hidup
bersama kita tidak terlepas dari kegiatan musyawarah atau diskusi.
Musyawarah dilakukan jika ada sesuatu permasalahan yang perlu
dibahas dan diselesaikan secara bersama-sama.
a. Adapun tujuan diskusi antara lain :
1) Untuk menumbuh kembangkan tradisi intelektual
2) Mengambil keputusan dan kesimpulan
3) Menyamakan persepsi dan visi
4) Menghidupkan kepedulian dan kepekaan serta menjadi sarana
komunikasi dan konsultasi

b. Bentuk-bentuk diskusi
1) Diskusi kelompok
2) Diskusi pleno
3) Diskusi panel
4) Kongres
5) Simposium
6) Seminar
7) Lokakarya, dst

c. Teknik diskusi
1) Berargumentasi
2) Penyajian gagasan yang relevan
3) Menanggapi gagasan

66
a. Perangkat diskusi
- Pimpinan (moderator, fasilitator, motivator, mediator)
- Sekretaris (notulis)
- Anggota / Peserta
- Pembicara / Panelis
- Pengamat / Peninjau

b. Hal-hal Yang harus dalam diskusi :


- Ajukan pertanyaan yang proaktif
- Pendengar yang baik
- Berpikir terbuka
- Partisipasi anda
- Tidak Malu bertanya
- Mengerti maksud pembicaraan
- Mendorong sindikat
- Bergaul dengan anggota lain
- Tumbuhkan sikap menolong
- Sensitif terhadap aksi
- Jujur
- Bersahabat

c. Hal-hal Yang jangan dalam diskusi


- Paksakan pendirian anda sendiri
- Berselisih
- Bersilat lidah
- Menggunakan sarkasme (sindiran)
- Mencemooh
- Bicara terlalu banyak
- Bertingkah menarik perhatian
- Lupa diri (harus sabar)
- Hilang kesabaran
- Terlambat pertemuan
- Terlambat mengakhiri
- Angkuh (perlu mawas diri)
- Membicarakan orang lain
- Serius (perlu variasi-variasi)
- Memberi saran

d. Komponen-komponen yang harus diperhatikan pimp. diskusi


- Pusatkan perhatian
- Memperjelas masalah
- Menganalisa pandangan peserta
- Sumbang saran peserta
- Menyebarkan kesempatan berpresentasi
- Menutup diskusi

67
e. Hal-hal yg Harus dan yg jangan bagi pemimpin diskusi

Hal-hal yg harus Hal-hal yg Jangan

- Ajukan Pertanyaan-pertanyaan - Paksakan pendirian saudara.


yang Proaktif. - Berselisih.
- Seorang pendengar yang baik. - Bersilat lidah.
- Berpikir terbuka. - Menggunakan sarkasme (olok-
- Menjamin partisipasi merata. olok) sindiran pedas
- Memimpin dengan kemahiran menyakiti.
bertanya. - Mencemooh.
- Mengerti maksud dibelakang - Bicara terlalu banyak.
kata-kata pembicaraan. - Bertingkah yg menarik
- Berpikir mendahului sindikat. perhatian.
- Mendorong sindikat untuk berfikir - Menjadi lupa diri.
sendiri. - Kehilangan kesabaran.
- Membiasakan anggota bergaul - Terlambat untuk pertemuan.
satu dengan yg lainnya. - Terlambat mengakhiri
- Menumbuhkan sikap suka pertemuan
menolong sesama anggota. - Bersikap angkuh.
- Sensitif terhadap aksi-aksi dan - Terlalu serius.
reaksi sindikat. - Membicarakan pribadi orang
- Berusaha mengerti mengapa lain.
tiap- tiap anggota bersikap - Menggunakan kata-kata yg
seperti yg ditunjukan oleh tdk di mengerti oleh sindikat
mereka. - Memberi saran
- Menumbuhkan tingkah laku yang
penuh kemahiran utk membantu
sindikat mencapai maksudnya.
- Jujur tentang apa saja yg tidak
diketahui.
- Bersikap bersahabat

68
DESAIN PELATIHAN NO.12

LISTENING SKILL - 1
KETERAMPILAN MENDENGARKAN

1. NAMA LATIHAN : Hujan rintik-rintik

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya peserta didik :


a. Menangkap fakta dari apa yang didengar.
b. Memelihara jarak dengan obyek yang
didengar sehingga segala sesuatu dapat
didengar dengan jelas.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mendengarkan


LATIHAN suatu cerita dari naskah yang dibacakan oleh
Tutor dan menjawab pertanyaan yang tertulis
pada lembar pertanyaan dari cerita yang
dibacakan tersebut.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Penugasan
c. Kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul Listening Skill dan


LATIHAN menggali pengertian Listening Skill
(Keterampilan mendengarkan).
b. Tutor menjelaskan tugas latihan kepada
peserta didik dan cek pengertian.
c. Tutor memperdengarkan sebuah cerita dari
kaset dan peserta didik mendengarkan
tanpa mencatat.
d. Tutor mengulagi membacakan /
memperdengarkan cerita tersebut sampai
paling banyak 3 (tiga) kali dan peserta
didik mendengarkan.
e. Selanjutnya Tutor membagi daftar
pertanyaan dan peserta didik harus
mengisi secara perorangan dengan
ketentuan :
1) Waktu menjawab 10 menit.
2) Jawaban B bila pertanyaan dianggap
Benar.
69
3) Jawaban S bila pertanyaan dianggap
Salah.
4) Jawaban ? bila pertanyaan dianggap
Tidak Seluruhnya Benar atau
Meragukan.
5) Peserta didik tidak boleh bekerja
sama.
f. Setelah selesai menjawab, daftar
pertanyaan diberi nama dan diserahkan
kepada Tutor.
g. Tutor membagikan blanko daftar
pertanyaan yang sama kepada peserta
didik.
h. Tutor membacakan kembali naskah cerita
sebanyak tiga kali. Peserta didik
ditugaskan menjawab lagi sambil
mendengarkan cerita tersebut.
i. Setelah selesai daftar pertanyaan diberi
nama dan dikumpulkan kembali oleh
tutor.
j. Tutor menggabungkan jawaban yang
pertama dan kedua dari setiap peserta
didik dan membagikan kepada peserta
didik bukan peserta didik menjawab
(peserta didik lain).
k. Peserta didik ditugaskan untuk
menemukan pasangan dan perbedaan dari
jawaban pertama dan kedua, Tutor
menuliskan dipapan tulis.
l. Tutor menggali perasaan masing-masing
peserta didik.
m. Tutor menanyakan jawaban yang berbeda
dan mengapa ?
n. Tutor memberikan feed back.
o. Tutor menggali learning point.
p. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
q. Tutor menekankan pentingnya latihan
untuk meningkatkan keterampilan
tersebut.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart.


KAPAN LATIHAN b. Spidol.
70
c. Naskah latihan / lembar jawaban.
9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang konsentrasi dalam
LATIHAN mendengar.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya konsentrasi dalam mendengarkan


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya alat bantu dalam mendengarkan
LATIHAN - Perlunya ketelitian dan kecermatan dalam
mendengarkan
- Perlunya mengatur jarak yang cukup/tepat
dengan sumber suara
- Perlunya dalam mendengarkan harus
berdasarkan fakta

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam menerima informasi atau mendengar
informasi harus berdasarkan fakta sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

71
KETERAMPILAN MENDENGARKAN

1. Pengertian

a. Secara harfiah, pengertian mendengarkan mengandung makna :


Menangkap suara (bunyi) dengan telinga.

b. Dengan berpedoman kepada pengertian tersebut diatas, maka


yang dimaksud dengan keterampilan mendengarkan disini, dapat
diuraikan sebagai berikut : Suatu keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang untuk menangkap atau menyerap suara (bunyi) dengan
menggunakan indera telinga secara teliti dan cermat, sehingga
mempunyai kemampuan menyampaikannya secara benar.

2. Uraian

a. Dalam kegiatan mendengarkan, dapat dibayangkan oleh kita,


adanya seseorang yang sedang bicara dan orang lain
mendengarkannya, sehingga terlihat adanya proses komunikasi
yang sedang berjalan. Karena kegiatan ini merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh orang setiap saat. Seseorang akan cederung
mengatakan bahwa kegiatan mendengarkan itu mudah sekali
dilaksanakan, namun kenyataannya kegiatan mendengarkan ini
tidaklah semudah yang dibayangkan. Kemampuan mendengarkan
seseorang, tidak hanya bergantung kepada baik dan buruknya
indera pendengaran saja, tetapi juga dipengaruhi oleh hal-hal
lainnya. Untuk memperoleh keterampilan mendengarkan ini
diperlukan adanya latihan-latihan dengan tujuan agar seseorang
mampu antara lain :

1) Memlihara jarak antara objek dengan dirinya sehingga segala


sesuatu dapat didengar dan dilihat secara jelas.
2) Menyimpan sesuatu yang didengar dan memasukan kedalam
ingatan.
3) Menciptakan suasana yang nyaman dalam mendengarkan
sesuatu.
4) Menangkap sesuatu yang didengar semata-mata berupa
fakta.
5) Membiasakan diri untuk selalu melakukan pencatatan hal-hal
yang dianggap penting, setelah mendengarkan sesuatu.

b. Karena sulitnya melakukan kegiatan mendengarkan secara baik ini,


didalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :

72
1) Bahwa untuk dapat menyampaikan kembali secara benar
tentang apa yang didengarnya, kita tidak boleh berpersepsi
dan diperlukan adanya kesungguhan, serta ketelitian
daripada masing-masing individu dalam mendengarkan.
2) Pendengaran seseorang akan sangat terganggu apabila
dalam keadaan / suasana yang ribut (hingar bingar),
sehingga diperlukan sekali adanya suasana yang hening atau
tidak mengganggu konsentrasi pada saat mendengarkan
tersebut.
3) Kita menyadari, bahwa kemampuan seseorang untuk
menyerap suara dan mengingat itu tidak sama, sehingga
untuk dapat menyampaikan kembali tentang apa yang
didengarkannya ini secara baik dan benar diperlukan adanya
alat bantu baik berupa catatan ataupun alat-alat bantu
lainnya.
4) Didalam proses mendengarkan ini sangat diperlukan
konsentrasi yang baik, sehingga objek yang didengarkan
dapat diserap secara sempurna.
5) Apabila pada saat mendengarkan pembicaraan seseorang
atau objek tertentu masih ada hal-hal yang dipandang belum
jelas, perlu kepada pembicara diminta untuk mengulangi
pembicaraannya dengan lebih keras lagi apabila yang
pertama dianggap pelan.
6) Pentingnya diketahui oleh yang mendengarkan dari pada
seseorang itu dapat berlangsung dengan baik, apabila
selama mendengarkan pembicaraan tidak ada yang
memotong.

73
NASKAH LATIHAN
LISTENING SKILL

Suatu malam dibawah hujan rintik-rintik terdengar ketukan pintu pada


sebuah rumah tua, yang berdinding papan dan beratap seng. Bersama dengan
dibukanya pintu tersebut oleh seorang perempuan muda yang mengunakan
gaun malam berwarna putih dan ikat rambut ekor kuda, terdengar suatu
letusan.

Tidak lama kemudian terdengar suara jeritan yang berasal dari rumah
tua tersebut, kemudian terlihat bayangan seorang laki-laki setengah baya
bertubuh kurus tergesa-gesa meninggalkan rumah tua dengan tangan
memegangi dadanya sebelah kiri.

74
DAFTAR PERTANYAAN

1. Pintu dibuka seorang setengah baya. B–S–?

2. Rumah tua tersebut berdinding papan dan beratap B–S–?


genteng.

3. Peristiwa tersebut terjadi pada siang hari. B–S–?

4. Pada malam hari kejadian seorang wanita bergaun B–S–?


malam warna putih dengan rambut ekor kuda membuka
pintu.

5. Suara jeritan berasal dari wanita muda yang membuka B–S–?


rumah tua itu.

6. Seorang laki-laki setengah baya tersebut telah B–S–?


melakukan penembakan.

7. Korban dipastikan adalah wanita muda yang membuka B–S–?


pintu rumah tua tersebut.

8. Laki-laki setengah baya yang meninggalkan rumah tua B–S–?


tersebut bertubuh kurus.

9. Laki-laki setengah baya yang meninggalkan rumah tua B–S–?


tersebut berlari cepat.

10. Peristiwa tersebut adalah penembakan seorang laki-laki B–S–?


setengah baya berbadan kurus terhadap seorang
perempuan muda.

11. Pada saat meninggalkan rumah itu, laki-laki setengah B–S–?


baya tersebut memegangi dadanya dengan tangan
sebelah kanan.

12. Tidak antara lama pintu rumah terbuka seorang B–S–?


perempuan muda terdengar bunyi ledakan.

13. Dada yang dipegang laki-laki setengah baya adalah B–S–?


sebelah kiri.

14. Suara ledakan berasal dari rumah tua tersebut. B–S–?

15. Pada saat peristiwa terjadi hujan rintik-rintik. B–S–?

75
DESAIN PELATIHAN NO.13

LISTENING SKILL - 2
KETERAMPILAN MENDENGARKAN

1. NAMA LATIHAN : Segi Tiga Mendengarkan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan keterampilan peserta didik agar


mampu:
a. Menangkap sesuatu yang didengar dengan
Jelas benar.
b. Menyimpan sesuatu yang didengar dalam
alam ingatannya.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mendengarkan


LATIHAN cerita yang disampaikan oleh seorang peserta
didik, kemudian si pendengar menceritakan
kembali apa yang telah ia dengar tersebut
kepada peserta didik yang bercerita tadi.

6. METODE LATIHAN : a. Mini lecture


b. Diskusi
c. Exploring

7. PELAKSANAAN : Tahap I
LATIHAN
a. Tutor memerintahkan agar kelas dibagi
kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang,
masing-masing sbb :
1) 1 (Satu) orang sebagai pembicara
2) 1 (Satu) orang sebagai pendengar
3) 1 (Satu) orang sebagai pengamat

b. Kepada 3 orang tersebut diperintahkan


agar mengambil tempat duduk sbb :
1) Pembicara dan pendengar duduk
berhadapan.
2) Pengamat duduk disamping keduanya
dan posisi sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengamatan terhadap

76
pembicara dan pendengar.

c. Sebelum latihan dimulai Tutor


mengumpulkan seluruh pengamat secara
terpisah dari pembicara dan pendengar,
lalu memerintahkan kepada para pengamat
agar selama proses latihan :
1) Mencatat tentang apa yang diceritakan
pembicara.
2) Mencatat cerita ulang yang
disampaikan pendengar.
3) Mencatat perbedaan-perbedaan antara
keduanya Setelah selesai, chek sampai
sejauh mana pengamat mengerti akan
tugasnya, bila sudah mengerti segera
perintahkan untuk menempati posisi
masing-masing.

d. Tutor segera memerintahkan kepada


seluruh pembicara agar menceritakan
pengalaman mereka masing-masing yang
dianggap paling berkesan saat mereka
selama 3 tahun mengikuti sekolah SMA
dahulu, baik muridnya, guru, kegiatan
sekolah / luar sekolah, pelajaran dan lain-
lainnya. Waktu berbicara selama 12 menit.

e. Pendengar semata-mata hanya


mendengar, tidak boleh mencatat dan
Tanya jawab dengan pembicara.

f. Bila pembicara sudah siap, maka


perintahkan latihan untuk dimulai (sebelum
mulai beri kesempatan waktu 2-3 menit
untuk si pembicara konsentrasi, mengingat
kembali masa sekolahnya) latihan segera
dimulai dengan kegiatan sbb :
1) Pembicara segera menceritakan
pengalamannya tersebut.
2) Pendengar mendengarkan tanpa
mencatat dan Tanya jawab dengan
pembicara.
3) Pengamat mencatat hal-hal yang
dianggap perlu.

g. Setelah pembicara selesai, maka :

77
1) Pendengar menceritakan kembali
kepada pembicara segala sesuatu yg
telah didengarnya dari pembicara.

2) Pembicara 1 yang saat ini sebagai


pendengar hanya mendengarkan saja,
tidak boleh bertindak lain.
3) Pengamat mencatat apa yang
diceritakan si pembicara dan apa yang
diceritakan kembali oleh pendengar.

Tahap II

a. Latihan diulangi dengan ketentuan bahwa


masing-masing Peserta didik berganti
peran selama 5 menit.
b. Tutor selanjutnya menggali learning point.
c. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN
a. Flip chart
b. Kertas Flip chart
c. White board
9. HAMBATAN DALAM : d. Spidol
LATIHAN
Peserta didik pasif dalam latihan.
10. PELAJARAN YANG :
DAPAT DI TARIK DARI
LATIHAN - Perlunya mengambil jarak antara
pendengar dan pembicara
- Perlunya kontak pandang saat
mendengarkan sesuatu
- Perlunya konsentrasi tinggi saat
mendengarkan
- Perlunya mengetahui adanya perbedaan
antara fakta dan persepsi saat
mendengarkan
- Perlunya alat bantu
- Perlunya dalam mendengarkan tidak
11. RELEVANSI DALAM : disertai dengan interupsi
PELAKSANAAN TUGAS
Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
harus konsentrasi pada saat mendengarkan
arahan pimpinan sehingga dalam pelaksanaan
12. LAIN-LAIN : tugas dapat berhasil dengan maksimal.

78
-

DESAIN PELATIHAN NO.14

LISTENING SKILL - 3
KETERAMPILAN MENDENGARKAN

1. NAMA LATIHAN : Pesan Berantai

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik dalam mendengarkan sehingga
Peserta didik mampu :
a. Mencatat hal-hal penting yang di
dengarnya.
b. Menyimpan sesuatu yang didengar dalam
ingatan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mendengarkan


LATIHAN uraian kalimat yang disampaikan oleh Tutor
kemudian si pendengar (peserta didik)
menyampaikan kepada peserta yang lain
tentang apa saja yang didengarnya.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (Tutorial)


b. Peragaan Penugasan
c. Kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul latihan Listening Skill


LATIHAN dan menggali pengertian Listening Skill
(Keterampilan mendengarkan).
b. Tutor membagi peserta didik menjadi 2
(Dua) kelompok.
c. Tutor menyampaikan tugas latihan dan
cek pengertian.
d. Tutor menunjuk salah satu peserta didik
dalam setiap kelompok, kemudian
menyampaikan pesan sesuai dengan tugas
dalam latihan.
e. Tutor yang menerima pesan
meneruskan kepada peserta didik yang lain
secara bergiliran dengan posisi tetap
79
seperti semula.
f. Peserta didik terakhir menuliskan ke Flip
chart pesan yang diterima.
g. Tutor mencocokan pesan yang di
sampaikan.
h. Tutor menanyakan bagaimana perasaan
peserta didik.
i. Tutor menggali learning point.
j. Tutor menggali relevansi dlm
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Penghapus
e. Naskah latihan

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik dalam mendengarkan kurang


LATIHAN konsentrasi.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya suasana yang tenang dalam


DAPAT DI TARIK DARI mendengarkan
LATIHAN - Perlunya mengambil jarak yang memadai
antara si pendengar dan pembicara.
- Perlunya kontak pandang dalam
mendengarkan.
- Perlunya alat bantu berupa catatan.
- Perlunya konsentrasi.

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam menerima perintah / mendengarkan
diperlukan konsentrasi sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

12. LAIN-LAIN :

80
Kebiasaan buruk dalam mendengarkan

a. Tidak memperhatikan.
Karena memikirkan sesuatu yang lain atau tidak mau
mendengarkan.

b. Pura-pura.
Mendengarkan sering kali pura-pura mendengarkan sedangkan
pikirannya memikirkan yang lain.

c. Mendegarkan tapi tidak mendengarkan.


Artinya hanya mendengarkan apa yang disampaikan tapi tidak
menangkap arti / maknanya.

d. Menghafalkan.
Orang yang mendengarkan sampai ingin mengatakan sesuatu,
kemudian mereka berhenti mendengarkan dan mulai menghapal apa
yang ingin dikatakan dan tunggu kesempatan.

e. Menyela.
Pendengar ini tidak menunggu sampai makna yang lengkap
dijelaskan, tapi menyela ditengah.

f. Mendengarkan apa yang diharapkan.


Akibatnya menolak mendengarkan apabila yang didengarkan tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan.

g. Membela diri.
Pendengar beranggapan bahwa mereka mengetahui maksud
pembicara atau mengapa sesuatu dikatakan atau alasan-alasan lain
yang ingin mereka hitung tentang.

h. Mendengarkan sambil menunggu.


Adanya perbedaan, disini pendengar menunggu peluang untuk
menyerang pembicara. Mereka mendengar dengan penuh perhatian
untuk hal-hal yang tidak dapat mereka terima.

81
NASKAH LATIHAN
LISTENING SKILL

1. Kalau kita menerima tugas harus kita analisa dahulu, baru kita
jabarkan Kemudian kita kerjakan tetapi kalau akan diteruskan kepada
anggota tulis disposisi yang jelas dan tajam sesuai dengan
permasalahannya.

2. Kalau kita menulis disposisi jangan untuk seperlunya saja (USP)


atau demikian untuk maklum (DUM) saja tetapi arahkan pada
pemecahan masalah yang sebenarnya.

82
DESAIN PELATIHAN NO.15

DESCRIBING SKILL - 1
KETERAMPILAN MENGGAMBARKAN/MENJELASKAN

1. NAMA LATIHAN : Membuat Minuman Kopi Susu dan Nasi Goreng

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar mampu :
a. Menggambarkan / menjelaskan sesuatu
dari yang bersifat umum ke yang bersifat
khusus.
b. Menggambarkan / menjelaskan sesuatu
dengan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti.

3. WAKTU LATIHAN : 45 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : a. Peserta didik ditugaskan untuk


LATIHAN menggambarkan / menjelaskan cara orang
membuat minuman kopi susu.
b. Peserta didik ditugaskan untuk
menggambarkan / menjelaskan cara orang
membuat nasi goreng.

6. METODE LATIHAN : a. Kuliah singkat


b. Diskusi
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tahap I (Membuat minuman kopi susu)


LATIHAN
1) Tutor menjelaskan kepada peserta
didik tentang tugas yang akan
dilaksanakan dan cek pengertian.
2) Tutor menunjuk seorang peserta didik
tampil ke depan dan memintanya
menggambarkan / menjelaskan cara
orang membuat minuman kopi susu, ±
7 menit dimulai dari mengisi air untuk
dimasak, nyalakan kompor dan
seterusnya.
83
3) Tutor meminta tanggapan dari peserta
didik.
4) Tutor menunjuk peserta didik menjadi
pelaksana.
5) Tutor meminta tanggapan dari peserta
didik lainnya.
b. Tahap II (Membuat nasi goreng)
1) Pelaksanaannya sama dengan tahap I
proses membuat nasi goreng dimulai
dengan mencuci beras dan seterusnya
sampai matang dibuat menjadi nasi
goreng.
c. Tutor menggali learning point.
d. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. White board
d. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang teliti dalam memberikan


LATIHAN gambaran / penjelasan sehingga peserta
didik tidak tahu kalau penjelasan tersebut
kurang sempurna.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya menjelaskan dari umum ke


DAPAT DI TARIK DARI khusus
LATIHAN - Perlunya menjelaskan dengan bahasa
yang mudah dimengerti
- Perlunya menjelaskan dengan intonasi dan
volume suara yang memadai
- Perlunya dalam menjelaskan secara
sistematis

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS harus mampu menjelaskan secara sistematis
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

84
KETERAMPILAN MENGGAMBARKAN/MENJELASKAN

1. Pengertian

a. Menggambarkan menurut kamus umum bahasa Indonesia


susunan WJS. Poerwadarminta, adalah : Melukiskan
(menceritakan) suatu peristiwa (kejadia dan sebagainya).

b. Dengan melihat pengertian tersebut diatas, maka yang


dimaksud dengan keterampilan menggambarkan / menjelaskan
disini, dapat diartikan sebagai : Suatu keterampilan dari
seseorang, untuk membayangkan, melukiskan atau menceritakan
tentang sesuatu baik obyek maupun peristiwa (kejadian), yang
merupakan hasil dari pengamatannya, yang disampaikan dalam
bahasa lisan, tulisan ataupun sombol-simbol. Sehingga orang lain
jelas / mengerti tentang apa yang disampaikannya.

2. Uraian

a. Tujuan latihan menggambarkan / menjelaskan sesuatu oleh


seseorang kepada orang lain, sangat diperlukan terutama agar
orang tersebut mampu :

1) Menjelaskan sesuatu baik yang berupa obyek, maupun


kejadian / peristiwa secara sistematis dari hal-hal yang
bersifat khusus secara detail dan rinci, sehingga dapat
dimengerti oleh orang yang diberikan gambaran atau
penjelasan.
2) Menyampaikan penjelasan melalui pembicaraan yang jelas
dalam arti menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh
orang yang diberikan gambaran / penjelasan. Berbicara yang
jelas, selain dapat dimengeri juga termasuk didalamnya
dengan memperhatikan intonasi dan penekanan-penekanan
pada bagian-bagian tertentu, kalau perlu dengan
memanfaatkan dan melakukan gerakan-gerakan tubuh dan
mimik muka untuk lebih menjelaskan gambarannya.
3) Mewujudkan atau menciptakan suasana yang baik,
sehingga jalannnya proses komunikasi antara yang
memberikan gambaran / penjelasan, dengan yang diberikan
gambaran / penjelasan berjalan lancar.

85
b. Selain hal tersebut diatas ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam menggambarkan / menjelaskan ini, antara lain :

1) Untuk lebih memudahkan pengertian bagi yang menerima


penjelasan, didalam menjelaskan selain harus sistematis,
dengan bahasa yang mudah dimengerti, perlu disadari
bahwa daya serap atau daya tangkap seseorang dalam
menerima penjelasan ini belum tentu sama, termasuk daya
ingatannya. Untuk itu agar memudahkan pemahaman
terhadap yang digambarkan dapat menggunakan alat bantu.
2) Sebelum menjelaskan perlu adanya persaman persepsi
terlebih dahulu, tentang bahasa, kalimat ataupun simbol-
simbol yang akan disampaikan.
3) Perlu disadari bahwa dalam mengikuti penjelasan,
seseorang memerlukan konsentrasi yang baik dan penuh dari
kedua belah pihak, sehingga penjelasan tersebut jelas dan
dimengerti oleh seseorang yang diberikan penjelasan.
4) Agar penjelasan tersebut mudah dimengerti dan jelas,
diperlukan adanya suatu tindakan ataupun langkah yang
diambil, guna menarik perhatian dari pada orang diberikan
penjelasan.

86
DESAIN PELATIHAN NO.16

DESCRIBING SKILL - 2
KETERAMPILAN MENGGAMBARKAN/MENJELASKAN

1. NAMA LATIHAN : Menggambarkan / Menjelaskan Bentuk Benda

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar mampu :
a. Menjelaskan sesuatu dari hal yang bersifat
umum ke hal yang bersifat khusus.
b. Menjelaskan secara berurutan.
c. Menjelaskan sesuatu dalam bahasa
yang mudah dimengerti.
d. Menjelaskan sesuatu dengan menggunakan
kontak pandang.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Salah satu peserta didik menjelaskan suatu


LATIHAN bentuk benda dengan kata-kata dan diikuti
dengan cara menggambarkan pada selembar
kertas oleh peserta didik lainnya.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (Tutorial)


b. Kuliah singkat
c. Simulasi
d. Peragaan
e. Role Play
f. Penugasan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul pelatihan


LATIHAN Describing skill (Keterampilan
menggambarkan atau menjelaskan).
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian Describing skill. (Keterampilan
menggambarkan atau menjelaskan).
c. Tutor menyiapkan gambar bentuk benda
pada Flip chart dengan membelakangi

87
peserta didik.
d. Tutor meminta salah satu peserta didik
secara sukarela tampil kedepan kelas untuk
diberi tugas menjelaskan sesuatu.
e. Setelah peserta didik tersebut berdiri
didepan kelas menghadap peserta didik lalu
Tutor menjelaskan tentang tugas yang
akan dikerjakannya, sbb :

Tahap I :
1) Tutor menyiapkan gambar benda no. 1
dan ditugaskan kepada peserta didik
untuk menggambarkan dengan kata-
kata, tanpa bantuan gerakan tubuh,
serta tanpa saling tanya jawab,
sedangkan peserta didik mengikuti
kata-kata peserta didik pembicara
dengan menggambarkan pada
selembar kertas/buku masing-masing.
2) Saat si pembicara menjelaskan sambil
melihat gambar, peserta didik lainnya
tidak boleh berkomunikasi maupun
tanya jawab dengan pembicara,
peserta didik pelaksana hanya boleh
mengucapkan Ulangi bila kurang
jelas.
3) Penjelasan maksimal 3 kali dapat
diulang.
4) Setelah selesai, gambar yang dibuat
diberi nama kemudian ditukarkan
antar sesama peserta didik
sampingnya.
5) Tutor mempersilahkan peserta didik
mencocokan gambar dengan yang
dibuat rekannya dengan gambar yang
benar (gambar no.1 yang ada pada
Tutor).

Tahap II
1) Prosesnya sama dengan tahap I tetapi
bentuk gambarnya yang diganti
(gambar no. 2) kemudian peserta didik
yang diberi tugas juga bergantian
dengan yang lainnya dan dipersilahkan

88
melihat gambar tersebut selama ±3
menit kemudian gambar diambil Tutor.
2) Peserta didik (si pembicara II)
dipersilahkan menggambarkan /
menjelaskan dengan kata-kata tanpa
melihat gambar dan peserta didik
mengikuti kata-kata si pembicara
dengan menggambarkan pada kertas
masing-masing sesuai ketentuan
Tahap I diatas.

f. Tutor menggali learning point


g. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN
a. Flip chart
b. White board
9. HAMBATAN DALAM : c. Spidol
LATIHAN
Peserta didik yang menggambar melihat
10. PELAJARAN YANG : gambar rekan lainnya.
DAPAT DI TARIK DARI
LATIHAN - Perlunya bahasa yang mudah dimengerti
- Perlunya alat bantu berupa catatan
- Perlunya latihan berulang-ulang
- Perlunya kontak pandang
- Perlunya penyampaian secara sistematis
- Perlunya dan intonasi yang tepat.
11. RELEVANSI DALAM :
PELAKSANAAN TUGAS
Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
dalam menyampaikan perintah kepada
anggotanya harus jelas dan dengan bahasa
yang mudah dimengerti sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
12. LAIN-LAIN : maksimal.

89
GAMBAR 1

DESCRIBING SKILL

90
GAMBAR 2

DESCRIBING SKILL

91
DESAIN PELATIHAN NO.17

DESCRIBING SKILL - 3
KETERAMPILAN MENJELASKAN

1. NAMA LATIHAN : A A P (Acara Arahan Pimpinan)

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
a. Menjelaskan sesuatu dari yang bersifat
umum ke hal yang bersifat khusus.
b. Menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang
mudah dimengerti.
c. menjelaskan sesuatu dengan menggunakan
kontak pandang.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk menjelaskan


LATIHAN bagaimana cara melaksanakan A A P yang baik
dan benar.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (Tutorial)


b. Diskusi
c. Simulasi
d. Peragaan
e. Role Play
f. Penugasan
g. Mini Lectur

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menjelaskan kepada peserta didik


LATIHAN tentang tugas yang akan dilaksanakan dan
cek pengertian.
b. Tutor menunjuk satu orang peserta didik
untuk menjelaskan cara A A P yang baik
dan benar.
c. Tutor meminta tanggapan dari peserta
didik yang lain, tentang penggambaran /
penjelasan tersebut
d. Tutor menunjuk satu orang peserta didik
lain untuk melakukan A A P dengan beda
92
masalah.
e. Tutor menggali learning point.
f. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik tidak teliti dalam memperhatikan


LATIHAN Penjelasan tersebut sehingga peserta tidak
tahu kalau penjelasan tersebut kurang benar.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya bahasa yang mudah dimengerti


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menguasai materi
LATIHAN - Perlunya volume suara dan intonasi yang
jelas disesuaikan dengan jumlah peserta
- Perlunya kontak pandang

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam memberikan APP kepada anggotanya,
perlu menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

93
DESAIN PELATIHAN NO.18

QUESTIONING SKILL - 1
KETERAMPILAN BERTANYA

1. NAMA LATIHAN : Jenis Pertanyaan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar mampu :
a. Mengetahui / mengenali jenis-jenis
pertanyaan.
b. Mengetahui penggunaan jenis pertanyaan
dihubungkan dengan jawaban yang
dibutuhkan
c. Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dalam suatu proses tanya jawab

3. WAKTU LATIHAN : 45 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan


LATIHAN jenis-jenis pertanyaan.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Paparan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menggali pengertian Questioning


LATIHAN Skill
b. Peserta didik dibagi menjadi 3-4 kelompok
terdiri dari 4-5 peserta didik.
c. Peserta didik ditugaskan untuk
mendiskusikan jenis-jenis pertanyaan yang
mereka ketahui atau pernah mereka
gunakan dalam pelaksanaan tugasnya.
selama ± 20 menit.
d. Setelah selesai perwakilan kelompok
expose hasil diskusi kelompok masing-
masing secara bergantian dan saling
menanggapi.
e. Tutor menggali learning point.
f. Tutor menggali relevansi dalam
94
8. PERALATAN/PERLENG- : pelaksanaan tugas.
KAPAN LATIHAN
a. Flift chart
b. Kertas Flip chart
c. White board
9. HAMBATAN DALAM : d. Spidol
LATIHAN Peserta didik belum pernah tahu akan jenis-
jenis pertanyaan sehingga Tutor ada
Kecenderungan Telling
10. PELAJARAN YANG :
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui jenis-jenis
LATIHAN pertanyaan terbuka (open question).
- Perlunya mengetahui jenis-jenis
pertanyaan tertutup (close question).
- Perlunya mengetahui jenis-jenis
pertanyaan yang tidak memerlukan
jawaban (rethorical question).
- Perlunya mengetahui jenis-jenis
pertanyaan pengandaian (hepothetical
question).
- Perlunya mengetahui jenis-jenis
pertanyaan menggiring (leading question).
- Perlunya mengetahui jenis-jenis
pertanyaan beruntun / ganda (multiple
question).
11. RELEVANSI DALAM :
PELAKSANAAN TUGAS Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
dalam memilih jenis-jenis pertanyaan yang
tepat sesuai dengan jawaban yang akan
diinginkan sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.
12. LAIN-LAIN :
-

95
KETERAMPILAN BERTANYA

1. Pengertian

a. Pengertian bertanya secara harfiah, dapat diartikan sebagai :


Meminta keterangan (penjelasan dan sebagainya), atau meminta
supaya diberitahu.

b. Dengan mengambil pengertian tersebut diatas, maka yang


dimaksud dengan keterampilan bertanya disini, dapat diartikan
sebagai : Suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, untuk
meminta keterangan atau penjelasan kepada seseorang untuk
mendapatkan informasi tentang apa yang belum diketahui ataupun
belum dimengertinya.

2. Uraian

a. Seseorang mengajukan atau menyampaikan pertanyaan kepada


orang lain, tujuannya ialah agar yang bersangkutan memperoleh
keterangan atau penjelasan, agar apa yang pasalnya tidak
diketahui atau tidak dimengerti menjadi tahu atau mengerti.

b. Dalam membuat atau menyusun suatu pertanyaan, tidaklah semua


orang dapat melaksanakannya dengan baik, walaupun orang yang
pandai. Untuk dapatnya seseorang mampu dan terampil dalam
membuat / menyusun pertanyaan-pertanyaan ini dengan baik
harus dilaksanakan melalui latihan-latihan.Tujuan dilaksanakannya
latihan menyusun atau membuat pertanyaan ini, antara lain :
1) Agar seseorang terampil dalam membuat / menyusun serta
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
2) Dalam membuat dan memberikan pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat tersusun secara baik dan kronologis. Dari hal-
hal yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat
khusus, dan dari pertanyaan yang terbuka sampai dengan
pertanyaan yg tertutup sesuai bentuk-bentuk
pertanyaannya.
3) Mampu menggunakan bentuk-bentuk dan jenis-jenis
pertanyaan sesuai dengan kebutuhannya.
4) Mengetahui manfaat / kegunaan dari masing-masing bentuk
dan jenis-jenis pertanya.

96
5) Dapat mengantisipasi akibat membuat, menyusun, dan
menyampaikan pertanya-pertanyaan terhadap seseorang.

3. Bentuk-bentuk pertanyaan

Dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa bentuk yang dikenal


dan biasa dilakukan, antara lain dalam kaitannya dengan tugas
Kepolisian untuk memudahkan identifikasi masalah, dikenal dengan
akronim Si, A, Di, De, Men, Ba, Bi, yang merupakan singkatan dari
Siapa, Apa, Dimana, Dengan apa, Mengapa, Bagaimana dan Bilamana.
Atau dengan rumusan lain yaitu 5W + H, singkatan dari What (apa),
When (kapan), Where (dimana), Which (yang mana) Why (mengapa) +
How (bagaimana), sehingga dengan jenis-jenis pertanyaan tersebut
didapat informasi sesuai yang diinginkan. Dari beberapa teori tentang
bertanya, dalam naskah ini akan diketengahkan, adanya 6 (Enam) jenis
pertanyaan sebagai berikut:

a. Open - question (Pertanyaan Terbuka)


yaitu pertanyaan yang diajukan dalam usaha meminta informasi
sebanyak mungkin. Kepada si penjawab diberikan kebebasan
seluas-luasnya untuk mengemukakan apa yang diketahuinya dari
pertanyaan yang diajukan.
Contoh : Bagaimana pendapat anda tentang krisis global yang
ada pada saat ini khususnya di negara berkembang ?

b. Close - question (Pertanyaan Tertutup)


yaitu pertanyaan yang mengharapkan satu jawaban : ya atau
tidak.
Contoh : Apakah anda sudah makan ?

c. Multiple - question (Pertanyaan Berurutan)


yaitu pertanyaan yang diajukan secara bertubi-tubi dengan tidak
menunggu jawaban dari pertanyaan terdahulu.
Contoh : Ketika anda berada di lokasi kejadian, anda ada dimana
dan apa yang anda lakukan ?

d. Leading - question (Pertanyaan Mengarahkan)


yaitu pertanyaan yang jawabannya sudah diketahui sebelumnya.
Contoh : Kemarin yang ngobrol dipertigaan kamu khan ?
Ya.. saya Pak
kamu pakai kaos merah kan ? Ya.. pak

e. Hypothetical - question (Pertanyaan Hipotetik)


yaitu pertanyaan pengandaian.
97
Contoh : kalau saya jadi kapolsek, saya akan?

f. Rhetorical - question (Pertanyaan retorika)


yaitu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh : Bagaimana anda tidak banyak her kalau diajar pada
ngantuk ?

4. Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm mempersiapkan pertanyaan

Kita menyadari, bahwa bertanya dengan baik itu cukup sulit, sehingga
untuk dapat melaksanakan dengan baik harus memperhatikan beberapa
hal, diantaranya :

a. Belum tentu semua pertanyaan yang kita sampaikan itu dapat


diterima dengan jelas oleh yang ditanya, sehingga dalam
menyampaikan pertanyaan, perlu dicek kembali apakah sudah
dapat diterima secara jelas dan cukup dimengerti oleh yang
ditanya.
b. Untuk mendapatkan jawaban yang baik, perlu diciptakan suasana
yang baik pula dan harus disadari akibat psikologis yang akan
timbul dari pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.
c. Untuk dapatnya pertanyaan yang kita ajukan itu diterima secara
jelas dan dimengerti oleh yang ditanya, bahasa yang digunakan
harus betul-betul bahasa yang dapat dimengerti.

98
DESAIN PELATIHAN NO.19

QUESTIONING SKILL - 2
KETERAMPILAN BERTANYA

1. NAMA LATIHAN : Segi Tiga bertanya

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar dalam bertanya mampu :
a. Membuat, menyusun dan menyampaikan
pertanyaan kepada orang lain dengan
benar dan terarah sehingga orang lain yang
ditanya mengerti benar-benar apa yang
ditanyakan.
b. Memilih dan menentukan bentuk
pertanyaan yang tepat sehingga dapat
tercapainya apa yang ingin diketahuinya.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk membuat,


LATIHAN menyusun dan menyampaikan pertanyaan
kepada Peserta didik lain tentang pengalaman
dalam hidupnya.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (Tutorial)


b. Diskusi
c. Simulasi
d. Role Play
e. Penugasan
f. Kuliah singkat
7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul latihan dan
LATIHAN menanyakan pengertian judul latihan.

b. Tutor menanyakan jenis pertanyaan dan


mengarahkan jawaban pada 6 (enam) jenis
pertanyaan ± 5 menit sampai 10 menit
99
c. Peserta didik dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 3 (tiga)
orang dengan peran masing-masing sbb :
1) 1 (satu) orang sebagai penanya
2) 1 (satu) orang sebagai penjawab
3) 1 (satu) orang sebagai pengamat
d. Penanya dan penjawab duduk berhadapan,
sedang pengamat mengambil posisi
disamping antara keduanya sedemikian
rupa sehingga dengan mudah dapat
mengamati penanya maupun penjawab.

e. Tutor memanggil para pengamat dengan


posisi yang cukup jauh dari penanya dan
penjawab lalu menjelaskan tugas
pengamat yaitu agar mencatat :
1) Berapa banyak jumlah pertanyaan
yang diajukan oleh penanya.
2) Bentuk pertanyaan apa saja yang
diajukan dan berapa jumlah masing-
masing.
3) Gerak-gerik / tingkah laku yang
dirasakan membawa pengaruh
terhadap jalannya tanya jawab
tersebut.

f. Alokasi waktu latihan :


1) 10 menit untuk proses tanya jawab
antara yang penanya dan penjawab.
2) 5 menit bagi pengamat untuk
menyampaikan hasil pengamatannya
terhadap yang bertanya maupun yang
penjawab.

g. Setelah mengecek kesiapan peserta didik,


Tutor mempersilahkan.
1) Penanya mengajukan pertanyaan-
pertanyaan.
2) Penjawab menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penanya.
3) Pengamat mengamati segala kegiatan
yang dilakukan oleh penanya dan
penjawab serta menjawab hal-hal yang
perlu dilaporkan.

100
h. Setelah waktu yang ditentukan habis,Tutor
meminta agar para pengamat melaporkan
hasil pengamatannya.

i. Tutor menggali pelajaran yang dapat


ditarik dari latihan tersebut, kemudian
menuliskannya pada Flift chart.
j. Setelah selesai, latihan dapat diulangi
kembali dengan pertukaran peran peserta
sebagai penanya, penjawab maupun
pengamat.
k. Tutor menggali learning point.
l. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- : b. Kertas Flip chart
KAPAN LATIHAN c. White board
d. Spidol

Ruangan terlalu sempit, kursi besar sehingga


9. HAMBATAN DALAM :
yang sudah dibagi menjadi kelompok kecil
LATIHAN
letaknya terlalu ramai.

- Perlunya menyusun daftar pertanyaan yang


10. PELAJARAN YANG :
akan diajukan
DAPAT DI TARIK DARI
- Perlunya suasana yang akrab
LATIHAN
- Perlunya memilih dan menentukan jenis-
jenis pertanyaan yang akan digunakan
- Perlunya mengajukan pertanyaan dengan
bahasa yang mudah dimengerti
- Dalam bertanya perlunya volume suara dan
intonasi yang cukup jelas

Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


11. RELEVANSI DALAM :
sebelum memberikan pertanyaan kepada
PELAKSANAAN TUGAS
tersangka harus mempersiapkan daftar
pertanyaan terlebih dahulu sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

-
12. LAIN-LAIN :

101
DESAIN PELATIHAN NO.20

QUESTIONING SKILL - 3
KETERAMPILAN BERTANYA

1. NAMA LATIHAN : Penyidik dan Tersangka

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya Peserta didik :


a. Membuat, menyusun dan menyampaikan
pertanyaan kepada orang lain dalam
laporan sebagai apapun, dengan benar dan
terarah.
b. Dapat memilih dengan tepat bentuk
pertanyaan apa yang sebaiknya diajukan
dalam menanyakan sesuatu yang ingin
diketahuinya.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk membuat,


LATIHAN menyusun dan menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan peserta didik lainnya dalam
kedudukan yang berbeda-beda (sesuai dengan
peran).

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Role play
c. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil


LATIHAN yang terdiri dari 6 (enam) orang dengan
peran masing-masing sebagai berikut :
1) 1 (satu) orang sebagai penyidik
2) 2 (dua) orang sebagai tersangka
3) 1 (satu) orang sebagai saksi
4) 2 (dua) orang sebagai pengamat

102
b. Tutor memberi waktu selama 15 menit
kepada penyidik, tersangka dan saksi
untuk membawa skenario latihan tentang
peran masing-masing (terlampir) tanpa
membuat catatan-catatan.

c. Tanya jawab antara penyidik dengan


tersangka dan saksi dilakukan secara
langsung, penyidik tidak dibenarkan
membuat daftar pertanyaan secara tertulis.

d. Selama pemberian waktu kepada para


penyidik, tersangka dan saksi tersebut
maka khusus kepada pengamat diberikan
petunjuk tentang tugas mereka sebagai
berikut :
1) Catat berapa banyak pertanyaan yang
diajukan penyidik terhadap tersangka.
2) Berapa jenis pertanyaan yang diajukan
oleh penyidik, apa saja bentuk
pertanyaan, serta berapa banyak
jumlah dari masing-masing bentuk
pertanyaan tersebut.
3) Berikan catatan khusus apabila situasi
menunjukan adanya kesulitan dari
penyidik dalam menyusun pertanyaan
atau jika pertanyaan tersebut kurang
tepat sehingga memberi kesempatan
kepada tersangka untuk mencoba
menghindari/menyelewengkan maksud
pertanyaan yang sebenarnya.
4) Catat bagaimana perilaku / mimik / air
muka dari penyidik sewaktu ia
bertanya ataupun mendengarkan
jawaban dari pertanyaan yang telah ia
lemparkan.
Misal : Marah, jengkel dan gerak-gerik
lainnya selanjutnya harus ia
lakukan dengan cara bertanya
atau memerintahkan untuk
mengulangi apa yang telah
dijelaskan oleh Tutor.
e. Apabila waktu 15 menit telah selesai
dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1) Penyidik segera memeriksa tersangka.
103
2) Setelah selesai maka dilakukan
pemeriksaan tersangka 2 dan 3.
3) Selama proses pemeriksaan, pengamat
tetap melakukan pengamatan baik
terhadap penyidik, tersangka 1, 2, 3.
4) Waktu yang diberikan dalam proses ini
adalah 30 menit

f. Setelah selesai proses tanya jawab secara


keseluruhan, Tutor meminta pengamat
secara bergantian untuk melaporkan segala
yang telah dicatat.
g. Tutor menggali learning point
h. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Skenario latihan (Terlampir)

9. HAMBATAN DALAM : a. Kelas terlalu sempit sehingga jarak


LATIHAN kelompok yang satu dengan yang lainnya
terlalu dekat sehingga konsentrasi peserta
didik terganggu.
b. Skenario latihan belum siap atau sudah
diketahui peserta didik.
c. Para peserta didik kurang serius.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya menguasai materi permasalahan


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menyusun daftar pertanyaan
LATIHAN dengan bahasa yang mudah dimengerti
- Perlunya suasana yang harmonis
- Perlunya mengulangi pertanyaan yang
sudah diberikan
- Perlunya melakukan pengecekan apakah
pertanyaan yang disampaikan sudah dapat
dipahami bagi orang yang ditanya
- Perlunya memahami jenis-jenis pertanyaan
yang akan disampaikan

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dapat menyusun daftar pertanyaan dengan
bahasa yang mudah dimengerti sehingga dalam
pelaksanaan tugas berhasil dengan maksimal.

Naskah latihan terlampir


104
12. LAIN-LAIN :

PENYIDIK

Pada malam hari tanggal 20 Pebruari 2017 tepatnya hari Senin Pukul 22.00 Wib
terjadi penodongan terhadap seorang laki-laki bernama Kosim di jalan Otista Jakarta
Timur, kerugian ditaksirkan 2 juta Rupiah.
Berdasarkan hasil Penyelidikan Reserse Polres Jakarta Timur pada hari Sabtu
tanggal 25 Pebruari 2017 pukul 04.00 Wib telah ditangkap 2 orang Laki-laki yang
diduga keras telah melakukan penodongan di jalan Otista Jakarta Timur. Dari hasil
Interogasi, dari kedua tersangka menyangkal semua tuduhan tersebut karena mereka
berdua masing-masing punya alibi.
Tugas anda selaku penyidik adalah melakukan serangkaian pertanyaan kepada
tersangka dan saksi (korban) secara bergantian untuk membuktikan bahwa alibi yang
dikemukakan oleh kedua tersangka tersebut tidak benar.
Untuk tugas ini anda hanya mempunyai waktu 30 menit, oleh karena itu untuk
setiap tersangka / saksi anda hanya mempunyai waktu 10 menit untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.

SAKSI

Anda adalah Kosim, korban penodongan pada hari Senin tanggal 20 Pebruari
2017 Pukul 22.00 Wib dijalan Otista Jakarta Timur oleh 2 Orang Laki-laki yang anda
kenali wajahnya, kerugian anda berupa jam tangan Rolex lapis Emas.

TERSANGKA 1

Anda bernama Joni, lahir di Jakarta, Umur 23 tahun, tidak punya pekerjaan
tempat tinggal dijalan Bintaro jaya. Pada hari Senin tanggal 20 Pebruari 2017 Pukul
22.00 Wib anda bersama seorang teman anda bernama Ujang telah melakukan
penodongan di jalan Otista Jakarta Timur, Ujang yang tinggal dijalan Rempoa Jakarta
Selatan. Pada hari Sabtu tanggal 25 Pebruari 2017 Anda dan seorang teman anda
telah ditangkap oleh Polres Jakarta Selatan hasil kerjasama dengan Polres Jakarta
Timur ketika anda sedang berada di rumah teman anda tersebut.

TERSANGKA 2

Anda bernama Ujang, lahir di Karawang, Umur 24 Tahun, Tidak bekerja, tinggal
bersama adik anda bernama Gilang di jalan Rempoa Jakarta Selatan. Pada hari Senin
tanggal 20 Pebruari 2017 Pukul 22.00 Wib anda bersama adik anda dan seorang
kawan anda Joni telah melakukan penodongan di jalan Otista Jakarta Timur, pada hari
Sabtu tanggal 25 Pebruari 2017 pukul 04.00 Wib anda bertiga ditangkap Polisi Polres
Jakarta Selatan bekerja sama dengan Polres Jakarta Timur di rumah anda sendiri,
105
anda bertiga telah dituduh melakukan penodongan di Jalan Otista Jakarta Timur pada
Tanggal 20 Pebruari 2017 Pukul 22.00 Wib. Anda menyangkal / menolak tuduhan
tersebut dan membuat alibi bahwa pada saat yang sama anda bertiga sedang berada
dirumah sakit Harapan Kita Jakarta menengok seorang adik perempuan teman anda
bernama Atik yang sedang sakit Kanker dirumah sakit tersebut.

DESAIN PELATIHAN NO.21

SUMMARIZING SKILL - 1
KETERAMPILAN MERINGKAS

1. NAMA LATIHAN : Meringkas Pelajaran

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar dalam membuat ringkasan
mampu :

a. Menarik hal-hal yang essensi dari setiap


pelajaran.
b. Meringkas sependek mungkin, akurat dan
mudah dimengerti.
c. Menyampaikan kembali hasil ringkasannya
dalam bentuk tulisan maupun lisan.

3. WAKTU LATIHAN : 45 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk meringkas


LATIHAN pelajaran yang sudah diterima dan
menyampaikannya secara lisan kepada peserta
didik yang lain.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Kuliah singkat
c. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul latihan di Flip chart.


LATIHAN
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian Sumarizing Skill.
c. Tutor memerintahkan peserta didik untuk
meringkas pelajaran yang sudah diterima
selama pelatihan waktu 15 menit.
d. Setelah waktu yang telah ditentukan habis
hasil ringkasan dikumpulkan, tutor
106
menunjuk atau minta secara sukarela
seorang peserta didik untuk menyampaikan
hasil ringkasan dan dibacanya secara lisan.
e. Peserta didik yang lain dapat menanggapi
hasil ringkasan tersebut.

f. Tutor menggali learning point. dari para


peserta didik dan menuliskannya pada Flip
chart atau White board.
g. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- : b. Kertas Flip chart
KAPAN LATIHAN c. White board
d. Spidol

Peserta didik lupa pelajaran yang sudah


9. HAMBATAN DALAM : diterima.
LATIHAN
- Perlunya dalam meringkas hanya
10. PELAJARAN YANG : mengambil intisari dari materi.
DAPAT DI TARIK DARI - Meringkas harus berdasarkan fakta.
LATIHAN - Perlunya memahami dan menguasai materi
yang akan diringkas.
- Perlunya hasil ringkasan mudah
dimengerti.
- Perlunya meringkas secara sistematis.

Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


11. RELEVANSI DALAM : dalam meringkas pelajaran baik tertulis
PELAKSANAAN TUGAS maupun lisan harus secara sistematis sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
dengan maksimal.

-
12. LAIN-LAIN :

107
KETERAMPILAN MERINGKAS

1. Pengertian

a. Secara harfiah pengertian meringkas, dapat diartikan :


Memendekkan (cerita atau pembicaraan, mengikuti seakan
mengambil intisari saja).

b. Dengan mengambil pengertian tersebut diatas maka yang


dimaksud dengan keterampilan meringkas disini, dapat diartikan
sebagai berikut : Suatu Keterampilan yang dimiliki seseorang,
untuk memendekkan cerita, pembicaraan, berita / informasi,
laporan dan sebagainya, dengan cara mengambil intisarinya saja,
tanpa mengurangi arti dan maksud dari pada cerita, pembicaraan,
berita / informasi ataupun lampiran tersebut.

2. Uraian

a. Tujuaan latihan Meringkas


Kemampuan seseorang untuk meringkas suatu cerita, berita /
informasi, laporan dan lain sebagainya, tidak dapat tumbuh begitu
saja (berjalan dengan baik), tanpa melalui latihan-latihan.
Sedangkan tujuan latihan yang dilaksanakan agar seseorang dapat
meningkatkan keterampilannya dalam membuat ringkasan,
sehingga mampu :
1) Menarik atau menentukan hal-hal yang esensi dari setiap
berita / informasi, laporan kejadian.
2) Mengemukakan hasil yang diringkasnya, baik secara tertulis
maupun lisan dng bahasa yang mudah dimengerti orang lain.
3) Membedakan mana yang dikatakan meringkas dan mana
yang dikatakan menyimpulkan.
4) Meringkas sesingkat mungkin, akurat dan mudah dimengerti
dari apa yang telah dibacanya.
5) Mengetahui / menyadari adanya perbedaan persepsi dari
setiap orang dalam menanggapi suatu masalah.

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meringkas

108
Didalam ringkasan ada beberapa hal yang perlu mendapat
diperhatikan, antara lain:
1) Perlu disadari, bahwa setiap orang mempunyai persepsi, dan
adakalanya persepsi seseorang dengan yang lainnya itu
berbeda, sehingga dengan hal ini perlu diwaspadai, agar
dalam membuat ringkasan tersebut memperhatikan adanya
perbedaan persepsi yang kemungkinan terjadi dalam
menanggapi masalah.
2) Dalam membuat ringkasan, kita harus berdasarkan ada
fakta-fakta dengan tidak berpersepsi, karena didalam
meringkas tidak sama dengan menyimpulkan.
3) Untuk dapatnya seseorang meringkas dengan baik,
diperlukan adanya suatu kemampuan untuk menangkap hal-
hal yang esensi (intisari) dari suatu cerita, berta / informasi,
laporan dan lain sebgainya.
4) Dalam meringkas selain singkat, juga harus akurat dan
mudah dimengerti oleh yang menerima ringkasan tersebut.

109
DESAIN PELATIHAN NO.22

SUMMARIZING SKILL - 2
KETERAMPILAN MERINGKAS

1. NAMA LATIHAN : Meringkas Artikel

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar dalam membuat ringkasan
mampu :
a. Menarik hal-hal yang esensi dari setiap
berita / informasi, laporan atau kejadian.
b. Meringkas sesingkat mungkin, akurat dan
mudah dimengerti.
c. Menyampaikan kembali hasil ringkasannya
dalam bentuk tulisan / lisan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk membaca


LATIHAN suatu artikel (terlampir) untuk membuat
ringkasannya dan menyampaikan secara lisan
kepada peserta didik yang lain.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Kuliah Singkat
c. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul latihan di Flip chart.


LATIHAN
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian Summarizing Skill.
c. Tutor memberikan sebuah artikel.
d. Peserta didik ditugaskan untuk membaca
artikel tersebut 5 menit.
e. Tutor jangan memberikan intruksi lebih

110
dulu untuk membuat ringkasan kepada
para peserta didik, instruksinya hanyalah
untuk membaca dan tidak diperbolehkan
membuat catatan.
f. Setelah waktu yang ditentukan habis
artikel dikumpulkan kembali, lalu tutor
menunjuk atau minta secara sukarela
seorang peserta didik untuk menyampaikan
hasil ringkasan dari artikel yang sudah
dibacanya secara lisan, peserta didik yang
lain dapat menanggapi hasil ringkasan tsb.
g. Tutor mulai menggali dari para peserta
didik, pelajaran yang dapat ditarik dari
latihan ini, lalu menuliskannya pada Flip
chart atau White board
h. Latihan diulangi dengan artikel yang
berbeda dan para peserta didik ditugaskan
untuk membuat ringkasan secara tertulis
sebelum menyampaikannya secara lisan.
i. Tutor menggali Learning point.
j. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- : a. 2 atau 3 lembar artikel
KAPAN LATIHAN b. Flip chart / White board
c. Spidol
d. Kertas
9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta didik sudah mengerti lebih dulu isi
LATIHAN artikel.
b. Jumlah artikel kurang
c. Artikel sulit dibaca (tidak jelas hurufnya)
10. PELAJARAN YANG : - Perlunya dibaca berulang-ulang
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui bahwa meringkas
LATIHAN tidak sama dengan menyimpulkan
- Perlunya kemampuan untuk menangkap
hal-hal yang esensi dari artikel
- Perlunya dlm meringkas secara sistematis.
- Perlunya mengetahui intisari dari kalimat
dalam suatu artikel
- Perlunya membaca terlebih dahulu sebelum
meringkas
11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
PELAKSANAAN TUGAS dalam meringkas suatu artikel harus secara

111
sistematis sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.
12. LAIN-LAIN :
Para Tutor diharapkan mencari artikel yg
bersumber dari media masa setempat atau
yang ada sebelum pelatihan berlangsung.
contoh : Artikel kesehatan, teknologi, politik,
budaya, musik, kejahatan dll.

Menakar Pilkada Serentak


Suara pembaharuan
Kemendagri

Pembahasan RUU tentang pilkada masih


berlangsung alot di DPR. Meski demikian, Forum Indonesia untuk Transparansi
DPR dan pemerintah telah sepakat agar Anggaran (Fitra) mencatat, biaya
pelaksanaan pilkada di Indonesia pada peyelenggaraan satu pilkada kabupaten
masa mendatang bisa berlangsung atau kota bisa mencapai Rp 25 miliar.
murah, baik dari sisi penyelenggaraannya Sedangkan, biaya penyelenggaraan
maupun biaya sosial sebagai dampak pilkada provinsi, bisa mencapai Rp 100
dari pelaksanaan pilkada. Salah satu isu miliar. Jadi, untuk keseluruhan biaya
penting yang perlu dibahas serius antara pilkada yang dikeluarkan pemerintah,
DPR dan pemerintah dalam rangka menurut Fitra, bisa mencapai Rp 17
menyelenggarakan pilkada murah adalah triliun.  Itu baru dari sisi biaya.
menyerentakan pilkada. Pilkada yang Jumlah pilkada yang banyak itu juga
diselenggarakan serentak di satu provinsi menimbulkan dampak sosial masyarakat
bisa membuat biaya yang dikeluarkan di daerah. Menurut catatan Kemdagri,
akan menjadi efisien. sejak pilkada langsung digelar pada 2005
hingga Agustus 2013, 75 orang
Saat ini, Indonesia memiliki 34 provinsi meninggal dan 256 lainnya cedera.
dan 492 kabupaten/kota yang harus Belum termasuk kerusakan infrastruktur
melaksanakan pilkada untuk memilih dan sarana umum akibat amuk massa
kepala daerah masing-masing. Jika yang menolak hasil pilkada.
dihitung kasar dan tanpa Provinsi DI
Yogyakarta yang tidak melaksanakan Jika dipetakan, paling tidak ada lima
pemilihan gubernur, maka setiap lima faktor penyebab pilkada di Indonesia
tahun ada 525 pelaksanaan pilkada. masih sarat masalah.
Artinya setiap empat hari digelar Pilkada Pertama, profesionalitas dan
ditanah air. independensi penyelenggara pilkada.
112
Dalam setahun terakhir, Dewan mempengaruhi warga untuk memilih
Kehormatan Penyelenggara Pemilu dengan iming-iming uang. Kondisi seperti
(DKPP) telah menyidangkan 113 perkara ini menyuburkan praktik politik uang dan
pilkada. Dari jumlah itu, 97 perkara telah membuat biaya pilkada semakin mahal.  
diputus dengan bermacam konsekuensi Bayangkan jika lima faktor itu belum bisa
hukum, termasuk pemecatan 84 diatasi, namun sistem pilkada masih
komisioner KPU di daerah. seperti saat ini. Energi bangsa kita habis
hanya untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi sebagai dampak pelaksanaan
Kedua, sistem peradilan sengketa pilkada. Rakyat Indonesia pun akan
pilkada. Sengketa pilkada yang dibawa terpecah-pecah hanya karena
ke MK ternyata banyak menimbulkan mendukung salah satu calon kepala
ketidakpuasan. Waktu yang diberi UU daerah.
untuk menyelesaikan sengketa pilkada
terlalu sempit, hanya 14 hari. Padahal,
Dengan fakta-fakta seperti itu, wajar jika
pilkada tidak hanya dilaksanakan di
banyak kalangan yang mendesak agar
Jawa, tapi juga di daerah yang jauh dari
sistem pilkada di Indonesia perlu dikaji
Ibu Kota. Perlu waktu yang panjang untuk
ulang. Untuk mengurangi biaya pilkada
mengumpulkan bukti-bukti dan membawa
yang tinggi dan bisa menimbulkan
nya ke Jakarta.
dampak sosial yang besar itu pemerintah
Ketiga, fungsi panitia pengawas pemilu dan DPR patut mempertimbangkan
(Panwaslu) yang belum maksimal dalam pelaksanaan pilkada serentak. Pilkada
mengawasi pelaksanaan pilkada. serentak yang dimaksud adalah
Kewenangan Panwaslu masih lemah. penyelenggaraan pemilihan kepala
Mereka tidak bisa menindaklanjuti daerah di satu provinsi. Jadi, dalam satu
laporan-laporan yang masuk dari pihak- provinsi hanya digelar sekali pilkada
pihak yang dirugikan. dalam lima tahun, yakni pemilihan
Keempat, moralitas aparat penegak gubernur, bupati, dan wali kota.
hukum. Praktik suap yang dilakukan
mantan Ketua MK Akil Mochtar Cara seperti itu bisa menghemat
menunjukkan moralitas penegak hukum penggunaan logistik pilkada. KPU di
dalam menangani sengketa pilkada daerah bisa menggunakan satu kertas
masih buruk. Artinya, meski nantinya suara saja yang memuat seluruh nama
sengketa pilkada ditangani MA, tanpa dan foto para kandidat kepala daerah.
ada perbaikan moral aparat tentu Pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota
peristiwa penangkapan Akil akan terus juga bisa patungan untuk membiayai
terjadi. pelaksanaan pilkada.   Jika pilkada
serentak dilakukan di setiap provinsi,
Kelima, kondisi kesejahteraan di daerah. berarti pelaksanaan pilkada di Indonesia
Kesejahteraan masyarakat di daerah hanya 33 kali setiap lima tahun. Jika
yang masih di bawah rata-rata tentu dihitung kasar, pilkada hanya digelar
membuat mereka mudah dimanfaatkan setiap 2 bulan sekali. Dengan cara
para politisi yang ikut pilkada hanya untuk seperti itu, biaya yang dikeluarkan akan
merebut kekuasaan dan sekadar memiliki lebih kecil dan pemerintah daerah bisa
kepentingan ekonomi, bukan untuk mengalokasikan dana pilkada untuk
menjadi pemimpin yang peduli terhadap program-program kesejahteraan rakyat.
kondisi rakyat di daerah. Mereka akan

113
DESAIN PELATIHAN NO.23

FEED BACK SKILL - 1


KETERAMPILAN UMPAN BALIK

1. NAMA LATIHAN : Pengaturan Lalu Lintas

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan


Peserta didik agar dapat :
a. Memberikan feed back sesuai dengan fakta
dan tidak menilai.
b. Memberikan feed back tidak menyinggung
perasaan.
c. Memberikan feed back bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian

3. WAKTU LATIHAN : 45 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 0rang

5. TUGAS DALAM : a. Sebagian peserta didik ditugaskan untuk


LATIHAN melaksanakan gerakan pengaturan lalu
lintas 12 (dua belas) gerakan.
b. Sebagian bertindak sebagai pengamat
6. METODE LATIHAN : a. Peragaan
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Simulasi
7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Giving Feed
LATIHAN Back dan menanyakan arti dari judul
latihan.
b. Tutor membagi sindikat menjadi 2
kelompok
c. Kelompok 1 : 6-7 orang sebagai pelaksana.

114
d. Kelompok 2 : 6-7 orang sebagai pengamat,
1 orang sebagai pengamat umum dan 1
sebagai Leader (jumlah diatas disesuaikan
dengan jumlah yang ada)
e. Kelompok 1 melaksanakan gerakan
pengaturan lantas, antara lain :
1) Stop semua jurusan
2) Stop depan
3) Stop Belakang

4) Stop depan belakang


5) Stop arah tertentu
6) Jalan kanan
7) Jalan kiri
8) Percepat Kiri
9) Percepat kanan
10) Kanan dan kiri
11) Perlambat depan
12) Perlambat belakang
f. Kelompok 2 mengamati gerak gerik atau
tingkah laku serta tutur kata para
pelaksana yang diamati.
g. Pengamat umum mengamati secara umum
tentang pelaksanaan kegiatan tersebut.
h. Masing-masing gerakan selama ± 1 menit.
i. Tutor menggali perasaan peserta didik dan
menanyakan hasil pengamatannya.
j. Tutor menggali learning point.
k. Tutor menggali relevansi dalam
8. PERALATAN/PERLENG- : pelaksanan tugas.
KAPAN LATIHAN
a. Flip chart
b. White board
9. HAMBATAN DALAM : c. Spidol
LATIHAN
a. Peserta didik kurang serius
10. PELAJARAN YANG : b. Ruangan terlalu kecil
DAPAT DI TARIK DARI
LATIHAN - Feed back tidak boleh menyinggung
perasaan
- Feed back diberikan sesaat setelah
kegiatan dilaksanakan
- Feed back bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian
- Feed back diberikan berkaitan tentang
115
perilaku positif maupun negatif yang bisa
diubah oleh penerima feed back.
- Feed back diberikan dengan melihat situasi
dan kondisi yang tepat kepada yang diberi
feed back
- Perlu disadari bahwa memberikan feed
back itu tidak mudah.
- Memberikan feed back harus sesuai dengan
fakta.
- Feed back diberikan dengan tidak
11. RELEVANSI DALAM : melakukan penilaian
PELAKSANAAN TUGAS Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
bila memberikan feed back kepada anggota
tidak boleh menyinggung perasaan sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
dengan maksimal.
12. LAIN-LAIN :
-

116
KETERAMPILAN UMPAN BALIK

1. Pengertian

a. Secara harfiah pengertian Umpan Balik Menurut kamus besar


Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai : Suatu hasil atau akibat
yang berbalik, dan berguna bagi kita sebagai rangsangan atau
dorongan dalam pelaksanakan tindakan lebih lanjut.

b. Dengan mengambil pengertian tersebut diatas, maka yang


dimaksud dengan keterampilan memberikan umpan balik disini
yaitu : Suatu kemampuan / keterampilan yang dimiliki seseorang
untuk menyampaikan sesuatu hal kepada orang lain tentang apa
yang dilihat, atau didengar dari tindakan orang tersebut sehingga
apa yang disampaikan itu dapat dijadikan perangsang atau
pendorong bagi orang tersebut, untuk dapat melakukan tindakan
yang lebih baik diwaktu yang akan datang.

2. Uraian

Dalam pergaulan sehari-hari, pemberian umpan balik dari


seseorang kepada orang lain sering dilakukan dan biasanya diberikan
dengan maksud memberikan informasi tentang kelemahan seseorang
sehingga orang yang diberi umpan balik sadar akan apa yang telah atau
sedang diperbuatnya. Pemberian umpan balik banyak dilakukan oleh
seseorang yang memang merasa sudah dekat antara yang satu dengan
yang lainnya, misalnya antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya,
juga antara orang perorang dalam kaitan tugas lainnya. Jarang sekali
umpan balik diberikan oleh orang-orang yang tidak saling mengenal,
walaupun ada biasanya terbatas pada hal-hal yang menyenangkan saja.

Seperti kita sadari bersama, bahwa umpan balik itu sangat


diperlukan bagi setiap orang, karena tidak ada satu manusiapun yang
sempurna di dunia ini. Untuk memberikan umpan balik ini, tidaklah
semua orang dapat melakukannya dengan baik, karena hal tersebut
disamping perlu memiliki keterampilan dasar perorangan yang terdahulu,
juga harus melalui latihan-latihan.
117
b. Indikator yang menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki
keterampilan umpan balik, apabila yang bersangkutan mampu :
1) Memberikan umpan balik kpd seseorang dalam
mengembangkan dirinya tanpa membuat orang tersebut
tersinggung / marah.
2) Memberikan maksud kepada seseorang / lembaga secara
objektif, tanpa memberikan / menambahkan penilaian sendiri
atau persepsi pribadi.
3) Mengetahui atau menyadari, bahwa memberikan umpan
balik bukanlah memberikan nasehat.
4) Memahami akan kesukaran-kesukaran dalam memberikan
umpan balik.
5) Membantu seseorang untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya,
sehingga ia dapat memperbaiki penyimpangan yang terjadi
pada dirinya dan manfaatkan dengan benar apa yang
menjadi kelebihannya.

c. Dalam memberikan umpan balik yang baik, masalah yang


disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Harus betul-betul merupakan fakta, dalam arti apa yang kita


lihat dan kita dengar, tanpa penilaian (non evaluatif).
2) Masalah yang disampaikan harus yang bersifat spesifik
(khusus), bukan hal yang bersifat general (umum).
3) Dalam penyampaian waktunya harus tepat diberikan pada
kesempatan pertama tanpa ditunda-tunda karena apabila hal
ini terjadi, kemungkinan yang diberikan umpan balik telah
lupa terhadap apa yang dilakukannya.
4) Penyampaian dengan menggunakan kata-kata sopan dan
etis, agar tidak menyinggung perasaan orang yang diberikan
umpan balik.
5) Agar yang diberi umpan balik dapat menerima dengan baik
usahakan penyampaiannya tidak pada saat tegang.
6) Umpan balik yang disampaikan harus objektif.

d. Bentuk Feed Back

Evaluative Non Evaluative

Pelajaran anda tidak Saya sulit mengerti


Umum
bermutu keterangan anda

118
Saya tidak mengerti apa
Khusus Kalimat-kalimat anda
yang anda maksud dengan
terlalu panjang
bermutu

DESAIN PELATIHAN NO.24

FEED BACK SKILL - 2


KETERAMPILAN UMPAN BALIK

1. NAMA LATIHAN : Serah Terima Penjagaan dan Pemeriksaan


Gampol

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar mampu :
a. Memberikan feed back sesuai dengan fakta
dan tidak menilai.
b. Memberikan feed back tidak menyinggung
perasaan.
c. Memberikan feed back bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk melaksanakan


LATIHAN serah terima penjagaan dan pemeriksaan
gampol.

6. METODE LATIHAN : a. Kuliah singkat


b. Diskusi
c. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul latihan Feed Back Skill.


LATIHAN b. Tutor menunjuk satu orang sebagai Ka
Polsek.
c. Tutor menunjuk 11 orang dan 1 orang
sebagai komandan regu lama.
d. Tutor menunjuk 11 orang dan 1 orang
sebagai komandan baru.
e. Peserta didik yang lain jadi pengamat.

119
f. Peserta didik memperagakan serah terima
penjagaan dan pemeriksaan gampol
dengan waktu + 15 menit.
g. Setelah selesai serah terima penjagaan dan
pemeriksaan gampol dilanjutkan
pengarahan.
h. Peragaan selesai tutor menggali jalannya
peragaan.
i. Tutor menggali learning point.
j. Tutor menggali relevansi dalam
melaksanakan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik tidak memahami serah terima


LATIHAN penjagaan

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memberikan feed back sesuai


DAPAT DI TARIK DARI dengan fakta
LATIHAN - Pentingnya memberikan feed back tidak
menyinggung perasaan
- Perlunya memerlukan feed back sesegera
mungkin bila situasi mendukung
- Perlunya memberikan feed back untuk
pengembangan diri
- Perlunya memberikan feed back terhadap
tingkah laku baik yang positif maupun yang
negatif

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS bila memberikan feed back kepada anggota
harus sesuai dengan fakta dan tidak
menyinggung perasaan sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

120
DESAIN PELATIHAN NO.25

JOHARY WINDOW
(JENDELA JOHARY)

1. NAMA LATIHAN : Johary Window

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar :
a. Mengerti tentang Jendela Johary.
b. Mampu merubah perilaku peserta didik
menjadi baik.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Mendengarkan kuliah tentang Jendela Johary


LATIHAN dari Tutor

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Simulasi

7. PELAKSANAAN : a. Tutor memberikan sejarah tentang Johary


LATIHAN Window.
b. Tutor menanyakan ulang tentang Johary
Window.
c. Beberapa peserta didik diperintahkan untuk
mengulangi pengertiannya.
d. Tutor menggali learning point.
e. Tutor menggali dalam pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Spidol
c. Slide Johary Window

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang serius dalam


LATIHAN mendengarkan kuliah singkat (mini lecture)
tentang Johary Window.
121
10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memahami tipe-tipe manusia
DAPAT DI TARIK DARI yang berbeda
LATIHAN - Perlunya memahami bagaimana
menghadapi orang orang dengan tipe-tipe
dimaksud
- Perlunya memahami bentuk-bentuk feed
back
11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
PELAKSANAAN TUGAS harus mengerti tipe-tipe manusia sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

122
JOHARY WINDOW
(Jendela Johari)

Proses pemberian dan penerimaan umpan balik, adalah salah satu


konsep yang paling penting didalam latihan di laboratorium. Dengan melalui
Umpan Baliklah : kita bisa melihat diri kita sendiri, dengan cara atau
sebagaimana orang lain melihat diri kita (melihat diri kita sendiri dengan
cara/melalui pandangan/pendapat orang lain).
Dengan melalui umpan balik, juga orang lain mengetahui : Bagaimana
kita menilai mereka (memberikan pandangan, pendapat atau gambaran).
Umpan balik adalah komunikasi secara lisan maupun tulisan dengan
seseorang atau kelompok, sehingga menghasilkan keterangan-keterangan,
bagaimana tingkah lakunya dapat mempengaruhi seseorang atau pernyataan
tentang perasaan-perasaan disini dan sekarang, perasaan mandiri dan
persepsi-persepsi tentang memberikan umpan balik dan pengungkapan
pribadi.
Umpan balik juga merupakan suatu tanggapan orang lain, biasanya
tentang perasaan-perasan dan pemahaman-pemahaman orang lain, sebagai
contoh : bagaimana tingkah laku anda dapat mempengaruhi mereka dengan
menerima umpan balik.
Istilah ini aslinya dipinjam dari seseorang insiyur listrik Kurt Lewin,
salah seorang penemu di bidang labolatorium dilapangan peroketan. Sebagai
contoh : Tiap-tiap roket mempunyai peralatan yang selalu mengirimkan pesan-
pesan kepada pengendali mekanik dibumi. Bila arah roketnya menyimpang
dari sasaran yang dituju, signal-signal tersebut dikirim kembali kepada
pengendali roket dibumi, yang kemudian membuat penyesuaian-penyesuaian
dan mengendalikannya kembali, sehingga roket tersebut sesuai dengan
sasaran yang dituju.
Di dalam laboratory training, kelompok berbuat seolah-olah bertindak
sebagai peralatan pengendali, atau alat pengoreksi untuk anggota-anggota
individu yang melalui proses umpan balik dapat menjaga agar sesuai dengan
tujuan belajar mereka sendiri.

123
124
Proses pemberian dan penerimaan dapat diperagakan sebuah model
dengan nama Jendela Johari (JOHARI WINDOW) Jendela ini asalnya
dikembangkan oleh 2 (dua) orang psikolog yang bernama Joseph Loutf dan
Harry Ingham, untuk program mereka dapat diproses kelompok. Model ini
dapat diumpamakan sebagai Jendela komunikasi melalui memberikan dan
menerima keterangan tentang diri anda dan diri orang lain.

125
I. TYPE ARENA (IDEAL)

SAYA TAHU BANYAK TTG DIRI SAYA

MEREKA TAHU BANYAK TTG


DIRI SAYA

SAYA TAHU BANYAK TENTANG


DIRI ORANG LAIN

MEREKA TIDAK TAHU BANYAK


TENTANG DIRI SAYA
126
SAYA TDK TAHU BANYAK TTG
DIRI SAYA

MEREKA TAHU BANYAK TTG


DIRI SAYA

SAYA TDK TAHU BANYAK TTG


DIRI SAYA

MEREKA TDK TAHU BANYAK TTG


127
DIRI SAYA
Melihat pada keempat kaca jendela istilah kata kolom dan jajaran,
dua Kolom melambangkan diri sendiri dan dua jajaran menunjukkan
kelompok.
Penjelasan yang terdapat pada jajaran-jajaran dan kolom-kolom ini
adalah tidak statis, tetapi berubah dari satu kaca kepada kaca yang lain.
Apabila tingkatan dari kepercayaan bersama dalam kelompok dan pertukaran
dari umpan balik bervariasi dalam kelompok. Sebagai konsekuensinya dari
perubahan ini, ukuran dan bentuk dari kaca dan jendela akan bervariasi.
1. Kaca pertama : dengan nama Arena
Berisi hal-hal yang saya ketahui tentang diri saya dan tentang hal-hal
yang kelompok ketahui. Kaca ini menunjukkan suatu kawasan, yang
ditandai oleh perubahan yang bebas dan terbuka tentang keterangan
antara saya sendiri dan orang lain. Tingkah laku disini umum dan sesuai
untuk setiap orang. Arena ini bertambah besar sejalan dengan tingkatan
dari kepercayaan diantara individu atau antara individu dengan kelompok
dan makin banyaknya informasi, terutama keterangan yang relevan
tentang kepribadian seseorang itu terbagi / tersangkut.
2. Kaca Kedua : Dengan nama Facade
Berisi keterangan tentang hal-hal yang saya ketahui tentang diri saya
tetapi yang kelompok tidak ketahui. Sebagai penjelasan bahwa saya
menyimpan keterangan yang tersembunyi dari mereka. kesedihan saya,
jika mengetahui perasaan saya, pemahaman dan pendapat tentang pola
atau pribadi-pribadi dalam kelompok mereka boleh, menolak, menyerang
atau menyakiti hati saya dalam suatu persoalan. Kaca ini dinamakan
Facade atau daerah terselubung / tersembunyi, karena saya dapat
menyimpan keterangan ini untuk diri saya sendiri, yaitu bahwa saya
melihat unsur-unsur kejujuran.
Anggapan saya, bahwa jika saya memulai menyatakan perasaan saya,
pemikiran-pemikiran dan reaksi-reaksi anggota kelompok dapat
menuduh saya negatif. Saya tidak dapat menemukan pemecahannya,
bagaimanapun juga anggota-anggota akan sungguh-sungguh beraksi,
kecuali saya tes anggapan-anggapan ini dan menyatakan sesuatu
tentang diri saya. Dengan kata lain, bila saya tidak ambil resiko, saya
akan tidak pernah belajar adanya kenyataan dari asumsi saya. Di lain
pihak, saya dapat menyimpan berbagai macam anggapan yang pasti
bagi diri saya, bila dorongan saya untuk mengerjakan itu, atau untuk
menipu orang lain.
3. Kaca Ketiga : Dengan nama Blind Spot (BS)

128
Berisi keterangan bahwa saya tidak tahu tentang diri saya, tetapi
kelompok mengetahui tentang diri saya. Semenjak saya mulai
mengambil bagian dalam kelompok, saya berkomunikasi dengan segala
macam keterangan yang saya tidak sadari, tetapi dapat diketahui oleh
orang lain. Keterangan ini dapat dalam petunjuk-petunjuk yang lisan,
kebiasaan, cara untuk saya berbicara, sesuatu atau gaya dalam hal saya
bergaul dengan orang lain. Kepekaan begitu banyak dari prilaku kita
sendiri, dan apa yang dapat dipergunakan berkomunikasi dengan orang
lain secera cepat membuat kejutan dan juga membingungkan. Sebagai
contoh : Satu anggota kelompok pernah bicara dengan saya, bahwa
setiap saya diminta untuk mengomentari terhadap beberapa orang atau
persoalan kelompok, saya selalu batuk-batuk sebelum saya menjawab.
4. Kaca Keempat atau kaca yang terakhir
Berisi hal-hal yang saya ataupun kelompok tidak tahu tentang diri
sendiri. Beberapa dari bahan pengetahuan ini, mungkin begitu jauh
dibawah sadar, yang tidak pernah saya ketahui. Bahan pengetahuan
yang lain, bagaimanapun juga mungkin berada dibawah permukaan dari
pada kesadaran, baik bagi diri saya maupun kelompok, tetapi dapat
dibuat oleh umum melalui pertukaran umpan balik.
Daerah ini disebut Unknow dan dapat menampilkan hal-hal seperti
perubahan antar pribadi yang dinamis. Kenangan masa kecil, daya
potensial yang abadi, dan sumber-sumber yang tidak dikenal. Sejak
batas-batas yang ada, diri kita ini dapat bergerak kedepan, kebelakang
atau keatas ke bawah, sebagai suatu konsekuensi dari pada penerimaan
dan pemberian umpan balik, hal itu menjadi mungkin untuk mempunyai
jendela yang didalamnya tidak ada Hal-hal yang tidak dikenal. Sejak
mengetahui semuanya tentang diri seseorang, adalah sangat tidak
mungkin, bahwa hal-hal yang tidak diketahui dalam model yang
tergambar diatas diperpanjang, dengan demikian bagian yang tidak
diketahui tersebut, akan tetap tidak diketahui. Jika anda meningkatkan
berfikir, didalam istilah Freud anda dapat menyebutkan perpanjangan ini
sebagai tidak sadar.
Satu tujuan kita dapat menempatkan diri kita sendiri dalam
kelompok yang yang ada, adalah untuk mengurangi daerah B.S. Sebagai
contoh : Dorong garis vertikal ke kanan, Bagaimana dapat segera
mengurangi daerah B.S saya ? sejak daerah ini berisi keterangan-
keterangan yang anggota kelompok tahu tentang saya, namun yang
tidak saya sadari, satu-satunya jalan untuk meningkatkan kesadaran
saya dari pada hal-hal yang saya tidak ketahui ini, adalah menerima
umpan balik dari kelompok saya. Sebagai konsekuensinya, saya
butuhkan untuk mengembangkan sikap untuk menerima, dengan
memberanikan anggota kelompok memberikan umpan balik atau kritik
kepada saya. Dengan demikian mereka akan senang untuk
memberikan umpan balik kepada saya. Makin banyak saya berbuat
demikian, makin banyak garis vertikal ini bergeser kekanan.

129
Solicit Feedback

A BS

F U
Tujuan yang lain kita boleh menempatkan diri kita sendiri. Dalam
istilah dari model kita, untuk mengurangi F (daerah tersembunyi) kita,
sebagai contoh gerakan garis Horizontal kebawah.
Bagaimana kita mengurangi daerah tersembunyi (F) ini ? sejak daerah
ini berisi keterangan-keterangan yang telah saya terima dari kelompok,
saya dapat mengurangi F (daerah tersembunyi saya), dengan cara
memberikan umpan balik kepada kelompok, atau anggota kelompok
menaruh perhatian terhadap reaksi saya kepada apa yang tertutup pada
diri saya, dalam istilah pemahaman, perasaan-perasaan dan pendapat-
pendapat tentang hal-hal dalam diri saya dan diri orang lain.
Melalui proses ini kelompok tahu dimana saya berada, dan tidak perlu
menduga atau menginterpretasi tentang apa arti tingkah laku saya.
Semakin banyak saya memberikan keterbukaan diri dan umpan balik,
dimana semakin dapat saya tekan kebawah garis horizontal ini.
Giving Feedback

A BS

F U

Anda akan memperhatikan, bahwa sambil kita mengurangi daerah B.S


dan arena tersembunyi (F) kami melalui proses pemberian dan
permintaan umpan balik, pada saat yang sama kita dapat meningkatkan
ukuran arena kami dan daerah umum.

Dalam proses pemberian umpan balik beberapa orang cenderung untuk


bekerja lebih banyak dari pada orang lain. Oleh sebab itu menciptakan
ketidakseimbangan antara kedua perilaku ini, mempunyai konsekuensi
yang berkaitan dengan efektivitas seseorang dalam kelompok, dan reaksi
anggota-anggota kelompok terhadapnya, ukuran dan bentuk dari arena,
karena itu adalah fungsi dari kedua umpan balik, dan rasio memberikan
dengan menerima umpan balik. Dalam kaitan ini memberikan ide
bagaimana menginterpretasikan jendela-jendela itu.

Saya akan menguraikan 4 (empat) macam bentuk yang rasionya


karakter ekstrn, dalam istilah meminta dan memberikan umpan balik.
130
Penguraian ini akan memberikan beberapa ide, bagaimana orang dapat
dilihat karakternya dari jendela ini, dapat kepada yang lain dalam
kedudukan kelompok.

1. Arena adalah jendela yang Ideal, dalam sebuah situasi kelompok, atau
dalam hubungan yang penuh pengertian terhadap orang lain. Ukuran
dari arena bertambah sesuai dengan tingkatan kepercayaan dalam
kelompok yang semakin meningkat, dengan norma-norma yang sudah
maju untuk memberikan dan menerima umpan balik. Fasilitas utama dari
perubahan, harus dari Arena memberikan kesan, bahwa kebanyakan
perilaku orang pada umumnya terbuka bagi anggota kelompok.
Sebagaimana konsekuensinya ada kecenderungan menurunnya penilaian
dari anggota kelompok yang lain. Atau lebih mengaplikasikan pengertian
kepribadian ke dalam perilaku manusia, kecil sekali prasangka yang
dibutuhkan untuk mengartikan, apakah orang yang melaksanakan
komunikasi jika ia berinteraksi secara terbuka, dalam pengertian
meminta dan memberikan umpan balik itu tidak perlu, namun diperlukan
mempunyai arena yang luas bagi setiap orang.
Orang-orang yang dengan siapa kebetulan berkenalan, boleh ancaman,
atau dalam istilah macam-macam hubungan yang sudah terjalin dengan
mereka. Hubungan ini sangat penting diperhatikan dalam kelompoknya,
lebih-lebih hubungan antara kamu dengan kelompokmu, persepsi dan
pendapat adalah umum tak seorang pun mengikat dalam pola perilaku.
2. Facade yang luas di jendela kedua memberi kesan seseorang yang
karakternya, gaya partisipasinya, adalah menanyakan pertanyaan-
pertanyaan dari kelompoknya,tapi tidak memberikan keterangan atau
umpan balik. Jadi ukuran dari Facade adalah hubungan timbal balik yang
disampaikan dari individu. Ia menanggapi norma-norma dari kelompok,
untuk memelihara partisipasi yg sepadan, walaupun dengan permintaan
keterangan. Banyak pengaruhnya dalam bentuk :
- Apa pendapat kamu tetang ini ?
- Bagaimana yang akan kamu lakukan, apabila kamu dalam posisi
seperti saya ?
- Bagaimana perasaanmu tentang apa yang baru saja saya katakan ?
- Apakah pendapat kamu tentang kelompok ini ?
- Ia ingin mengetahui dimana orang lain berada sebelum ia
melakukannya seperti apa yang ia inginkan ?
Kamu akan memperhatikan bahwa permintaan umpan baliknya adalah
panjang dimana anak panah pemberian umpan baliknya pendek. Sejak
orang itu tidak melakukan sesuai keinginannya sendiri dalam kelompok,
hal tersebut sulit diketahui dimana ia berada dalam persoalan-persoalan
pada beberapa hal sejarah kelompok, anggota lain mungkin
menentangnya dengan pernyataan seperti ” He kamu selalu menanyakan
kepada saya, bagaimana pendapat saya tentang hal ini, tetapi kamu

131
tidak pernah mengatakan kepada saya, bagaimana pendapatmu ”. Gaya
ini menggambarkan watak seorang Interviewer. Pada akhirnya
menimbulkan reaksi kejengkelan, rasa tidak percaya dan tidak mau
memberikan keterangan.
3. Jendela ketiga mempunyai Blind Spot (B.S) yang luas. Orang ini
memelihara tingkatannya B.S mengutamakan hubungan timbal baliknya
dengan memberikan umpan balik tetapi meminta terlalu sedikit. Saya
partisipasinya adalah mengatakan kelompok agar yang ia pikir tentang
mereka bagaimana perasaannya tentang apa yang sedang terjadi
tentang kelompok itu dan dimana ia berdiri dalam masalah-masalah
kelompok, kadang-kadang ia menyerang / menyepak anggota kelompok
atau mengkritik kelompok. Percayalah bahwa sekarang ia mulai terbuka.
Sebagai suatu alasan dan lain-lain, walaupun keduanya pernah
mengemukakan umpan balik secara intensif atau keduanya tidak mau
mendengarkan apa yang anggota kelompok katakan. Ia bisa menjadi
tanggap dalam menyampaikan umpan balik seperti ini pula anggota
kelompok menjadi segan melanjutkan memberikan umpan balik kepada
dia misalnya marah, menangis, mengancam untuk meninggalkan
tempat. Sebagai konsekuensi ia tidak mengetahui bagaimana ia
menyampaikan kepada orang lain atau apa pengaruhnya terhadap
mereka. Karena ia tidak menggunakan fungsinya untuk mengoreksi
umpan balik dan kelompok.
Banyak sekali reaksinya atau keterbukaan yang bisa menimbulkan
sentuhan, reaksi yang bersifat mengelak atau menyimpang. Hasil
komunikasi satu arah (dari dia kepada kelompok). Adalah mempunyai
keefektifan yang tepat, sejak ia tidak dapat merasakan fungsi kendali
dari kelompok, ia tidak akan mengetahui perilaku apa yang perlu diubah.
Permintaan, umpan baliknya tanda panahnya pendek, jika ia
memberikan umpan baliknya tanda panahnya panjang. Gaya reaksi
seperti ini diberikan istilah Bull In China Shop seseorang yang
mengadakan kerusuhan dengan membabi buta, karena kurangnya
pengetahuan yang dimilikinya.
4. Jendela terakhir mempunyai Unknown yang luas, ini menunjukkan
orang yang tidak mengetahui banyak tentang dirinya sendiri atau
kelompok tidak mengetahui banyak tentang dia. Mungkin ia anggota
yang diam atau sebagai peninjau saja dalam kelompok yang keduanya
tidak saling memberikan atau tidak meminta umpan balik. Seperti yang
kamu lihat pada Jendela keempat, meminta dan memberikan umpan
balik tanda panahnya semuanya pendek. Ia adalah orang yang penuh
rahasia dalam kelompok karena hal ini sulit bagi kelompok mengetahui
dimana posisi orang itu berada atau dimana posisi mereka dilihat dari
kaca mata dia. Ia muncul seakan berada dalam sebuah kulit yang berada
mengelilingi dia yang terisolir dari anggota sekelompoknya yang lain.
Jika dihadapan kepada kesenjangan partisipasi dia, dia akan menanggapi
saya akan lebih banyak belajar dari mendengar. Anggota kelompok yang
tidak aktif atau yang tidak berpartisipasi sangat kecil umpan baliknya
132
karena mereka tidak memberikan berbagai data guna mereka bertindak.
Orang yang aktif dalam kelompok mengekspos lebih banyak segi
masalahnya dia sendiri dan memberikan kesempatan kepada anggota
kelompok memberikan sejumlah keterangan-keterangan yang dapat
mereka berikan melalui umpan balik. Karakter dari orang yang
mempunyai jendela seperti ini disebut Turtle (kura-kura), karena ia
menyelubungi diri dari orang lain untuk mendapat atau memberikan
keterangan. Orang ini betul-betul mempertahankan arena tetap kecil di
dalam situasi kelompok, walaupun mendapat tekanan dari norma-norma
yang menentang perilaku semacam ini. Daya untuk mempertahankan
sistem tertutup ini adalah tidak didapatkan untuk membangkitkan dan
menumbuhkan kepribadian.
Tujuan dari meminta umpan balik dan keterbukaan untuk memberikan
umpan balik, adalah perubahan informasi dari B.S dan F ke Arena,
dimana hal ini dapat dilaksanakan setiap orang. Sebagai tambahan
melalui proses memberikan dan menerima umpan balik, keterangan-
keterangan baru dapat berubah daerah ”IT dan A”, seseorang yang
mempunyai pengalaman ”AH”. Jika ia tiba-tiba merasa hubungan antara
sekarang dalam kelompok dan kejadian sebelumnya perubahan atau
informasi. ini bukan hal yang mudah untuk memberi umpan balik
seperti yang kita terima tanpa tantangan dari orang lain. Teknik ini
memerlukan praktek dalam pengembangan perasaan orang lain, yang
membutuhkan dan dapat menempatkan diri kita sendiri berada dalam
lingkungan orang lain.
Sementara orang merasa, bahwa memberikan dan menerima umpan
balik tidak dapat dipelajari semata-mata dengan praktek, tetapi
memerlukan dasar filsafat atau pertama sekali menempatkan sejumlah
nilai-nilai yang perlu dipelajari. Dasar filsafat ini, bahwa individu akan
menerima dirinya sendiri dan orang lain. Sebagai penerimaan diri dan
peningkatannya, dibutuhkan pemberian umpan balik yang dapat
penguraian penilaian atau pendapat yang menurun.

Petunjuk penggunaan feedback Semangat memungkinkan untuk


memperkecil pertahanan seseorang yang menerima feed back dan
memaksimalkan kemampuan untuk dipergunakan dalam pengembangan
perorangan. Betapapun suatu feedback sangat cermat jika seseorang
tidak dapat menangkap informasinya karena dia bertahan, maka feed
back tidak ada gunanya. Feedback harus diberikan sedemikian rupa
sehingga orang menerima dapat mendengar secara objektif, mengurangi
kemungkinan pengertian yang menyimpang, memahami dan memilih
yang dapat atau tidak dapat digunakan.

133
DESAIN PELATIHAN NO.26

TASK AND ACTIVITY ANALYSIS - 1


ANALISA TUGAS DAN KEGIATAN

1. NAMA LATIHAN : Melatih Berenang dan Naik Sepeda

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dapat :
a. Memahami tugas yang diberikan.
b. Menganalisa tugas dan kegiatan yang
diberikan.
c. Menjabarkan tugas dan kegiatan secara
rinci dan sistematis.
d. Mengetahui Key activity dan fault activity.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan


LATIHAN cara melatih anak berenang dengan baik dan
benar dan cara melatih anak naik sepeda
dengan baik dan benar.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Presentasi
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Task And


LATIHAN Activity Analisys dan dilanjutkan menanya-
kan arti dari pada judul (Analisa tugas dan
kegiatan).
b. Tutor membagi peserta didik 2 kelompok :
- Kelompok 1 : Mendiskusikan bagaimana
cara melatih anak berenang.
- Kelompok 2 : Mendiskusikan bagaimana
cara melatih anak naik sepeda.
c. Diskusi selama 15 menit.
d. Setelah selesai diskusi masing-masing
memaparkan dan yang lain menanggapi
secara bergantian (15 menit termasuk

134
tanggapan).
e. Tutor menyamakan persepsi tentang hasil
diskusi dengan cara menjelaskan proses
dan hasil diskusi yang sudah dipaparkan
dan ditanggapi yang diarahkan kepada
learning point sesuai dengan proses
latihan.
f. Tutor menggali learning point.
g. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksaanan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Papan tulis
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : a. Terbatasnya waktu


LATIHAN b. Peserta didik pasif

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memahami setiap tugas yang


DAPAT DI TARIK DARI diberikan
LATIHAN - Perlunya menganalisa tugas dan kegiatan
- Perlunya menjabarkan tugas dalam
bentuk kegiatan
- Perlunya menentukan langkah-langkah
kegiatan secara rinci
- Perlunya menentukan cara bertindak
- Perlunya menentukan standar keberhasilan
- Perlunya memperhitungkan kemungkinan-
kemungkinan hambatan dan jalan
pemecahannya.
- Perlunya mengevaluasi tugas dan kegiatan

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam menganalisa tugas dan kegiatan, perlu
menentukan langkah kegiatan secara rinci
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

135
ANALISA TUGAS DAN KEGIATAN

1. Pengertian

a. Tugas adalah : Salah satu bagian atau suatu komponen dari suatu
jabatan. Tugas adalah : Suatu kesatuan pekerjaan yg dilakukan
untuk tujuan tertentu.
Kesatuan pekerjaan ini selalu diwujudkan pelaksanaannya dalam
kegiatan-kegiatan misalnya pekerjaan yang dilakukan oleh pesuruh
kantor adalah :
- Membuka pintu-pintu dan jendela kantor
- Membersihkan / menyapu lantai
- Membersihkan meja kursi
- Mengantar surat
Masing-masing pekerjaan tersebut adalah sebenarnya juga satu
tugas, karena misalnya membuka pintu dan jendela masih dapat
juga diuraikan kedalam kegiatan pelaksanaannya. Bagi seorang
pemimpin, mengenali tugas dan kegiatan-kegiatannya adalah
suatu keharusan, karena dengan mengetahui tugas dan kegiatan
yang dihadapinya maka ia bersama dengan bawahan-bawahannya
akan dapat mengetahui dengan jelas :
1) Apa yang akan dilakukan.
2) Siapa yang akan melakukan.
3) Bagaimana melakukannya.
4) Mengapa dilakukan itu.
b. Cara mengetahui tugas dan kegiatan-kegiatannya dilaksanakan
dengan melakukan analisa yang berasal dari fakta untuk
menganalisa artinya memisah-misahkan atau menguraikan. Jadi
dalam Analisa Tugas dan Kegiatan mengandung pengertian
Menguraikan Pekerjaan Ke dalam kegiatan kegiatannya.

2. Uraian

Cakupan Analisa Tugas dan Kegiatan ini meliputi Supervisi dan


Pendelegasian Seorang Pemimpin / Supervisor harus sadar akan :

a. Kebutuhan untuk betul-betul memahami tugas-tugas yang harus


dilaksanakan untuk itu ia harus mampu melaksanakan Analisa
Tugas Dan Kegiatan yang meliputi :

136
1) Semua kegiatan yang harus dilaksanakan ia harus mampu
menjabarkan tugasnya ke dalam kegiatan yang lebih rinci.

2) Kegiatan kunci (Key Activity)


Dari Kegiatan-kegiatan tersebut ia harus mampu menentukan
kegiatan-kegiatan mana yang menjadi kegiatan kunci dari
tugasnya. Kegiatan kunci adalah kegiatan yang tanpa kegiatan
itu tugas tidak akan berhasil dengan baik. Kegiatan kunci tidak
hanya 1 macam. Bisa lebih dari satu kegiatan. Demikian juga
seorang Supervisor harus mengenali fault activity : kegiatan
yang sering salah dilaksanakan dan masih harus dilaksanakan.
3) Urut-urutan kegiatan
Supervisor harus merencanakan urut-urutan kegiatan yang
akan dilakukan dalam melaksanakan tugas meliputi :
a) Apa yang harus dilakukan dalam Tahap persiapan :
(1) Apa tujuannya
(2) Tehnik apa yang akan digunakan
(3) Peralatan
(4) Waktu dan tempat
(5) Komunikasi
(6) Koordinasi
(7) Standar keberhasilan
b) Brief:
(1) Menjelaskan (siapa, berbuat apa, bertanggung jawab
kepada siapa)
(2) Cek pengertian
c) Apa yang harus dilakukan pada saat pelaksanaan :
(1) Melakukan pengawasan
(2) Melakukan pengamatan
(3) Membuat catatan
(4) Mengadakan koreksi
(5) Mengendalikan
d) Apa yang harus dilaksanakan setelah tugas selesai
dilaksanakan :
(1) Debrief evaluasi
(2) Memberikan feed back
(3) Memberikan pujian / teguran
(4) Membuat laporan

4) Kemungkinan Hambatan atau resiko dalam pelaksanaan tugas


perlu diperhitungkan serta cara-cara mengatasinya.

137
5) Hasil-hasil yang diinginkan seorang Supervisor perlu
ditetapkan hasil apa yang ingin dicapai dalam melaksanakan
tugas.

b. Kebutuhan untuk memahami kecakapan yang diperlukan oleh


orang-orang yang akan melaksanakan tugas meliputi :

1) Pengetahuan (Knowledge)
2) Keterampilan tehnik (Technical Skill)
3) Keterampilan hubungan antar manusia (Interpersonal Skill)
4) Sikap / perilaku (Attitude)

Bagaimana utk dpt memahami kecakapan ini, ialah dng jalan :

1) Menanyakan kepada calon atau pemakai sebelumnya


2) Melihat pada job discription
3) Melakukan pengamatan
4) Mendengarkan
5) Melihat catatan dalam perkembangan pekerjaan

c. Kebutuhan untuk mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat

138
DESAIN PELATIHAN NO.27

TASK AND ACTIVITY ANALYSIS - 2


ANALISA TUGAS DAN KEGIATAN

1. NAMA LATIHAN : Membuat Rencana Kegiatan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan Keterampilan


Peserta didik agar dapat :
a. Memahami tugas yang diberikan.
b. Menganalisa tugas dan kegiatan yang
diberikan.
c. Menjabarkan tugas dalam kegiatan secara
rinci.
d. Mengetahui Key activity dan fault act.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mendiskusikan tentang membuat


LATIHAN Rencana kegiatan bulanan, mingguan dan
harian.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Presentasi
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Task and


LATIHAN Activity Analisys, dilanjutkan menanyakan
arti dari pada judul ( analisa tugas dan
kegiatan).
b. Tutor membagi peserta didik 3 kelompok :
1) Kelompok 1 : Mendiskusikan membuat
rencana kegiatan bulanan.
2) Kelompok 2 : Mendiskusikan membuat
rencana kegiatan mingguan.
3) Kelompok 3 : Mendiskusikan membuat
rencana kegiatan harian.
c. Diskusi dilaksanakan selama 20 menit.
d. Setelah selesai diskusi, masing-masing

139
kelompok memaparkan dan yang lain
menanggapi secara bergantian (10 menit
termasuk tanggapan).
e. Tutor menyamakan persepsi tentang hasil
diskusi dengan cara menjelaskan proses
dan hasil diskusi yang sudah dipaparkan
dan ditanggapi yang diarahkan kepada
learning point sesuai dengan kebutuhan
dan mengarah kepada jawaban yang sudah
disiapkan.
f. Tutor menggali learning point.
g. Tutor menggali relevansi dlm pelaksanaan
tugas

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Terbatasnya waktu


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memahami tugas yang akan


DAPAT DI TARIK DARI dilaksanakan
LATIHAN - Perlunya menjabarkan tugas dalam
bentuk kegiatan
- Perlunya menganalisa tugas dan kegiatan
- Perlunya menyusun langkah-langkah
kegiatan secara rinci.
- Perlunya menyusun alternatif pilihan dan
memilih alternatif
- Perlunya memperhitungkan kemungkinan-
kemungkinan hambatan dan jalan
keluarnya
- Perlunya mengevaluasi tugas dan kegiatan
- Perlunya menjabarkan tugas secara rinci
- Perlunya menentukan standarkeberhasilan

11. RELEVANSI DALAM : a. Diharapkan sebagai seorang First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) harus memahami tugas
yang akan dilaksanakan sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.
b. Sebagai seorang First Line Supervisor
(FLS) dalam melaksanakan tugas perlu
menjabarkan tugas secara rinci dan jelas
pada anggotanya sehingga dalam

140
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.
12. LAIN-LAIN :
-

Contoh :

RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

Dari tanggal 6-3-2017 s/d 11-3-2017


Hari Senin s/d Sabtu

HASIL
PENANGGUNG
NO HARI/TGL WAKTU KEGIATAN SASARAN KEKUATAN YANG KET
JAWAB
DICAPAI

Sukabumi, 6 Maret 2017


Kapolsek Gunung Puyuh

TTD
-----------------------

141
DESAIN PELATIHAN NO.28

TASK AND ACTIVITY ANALYSIS - 3


ANALISA TUGAS DAN KEGIATAN

1. NAMA LATIHAN : Melaksanakan Patroli

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan Keterampilan


Peserta didik agar dapat :
a. Memahami tugas yang diberikan.
b. Menganalisa tugas dan kegiatan yang
diberikan.
c. Menjabarkan tugas dalam kegiatan secara
rinci.
d. Mengetahui key activity dan fault activity.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mendiskusikan bagaimana cara


LATIHAN melaksanakan patroli yang baik dan benar
dan bagaimana cara meningkatkan kegiatan
anggota Babin kamtibmas.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Presentasi
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Task and


LATIHAN Activity Analisys, dilanjutkan menanyakan
arti dari pada judul (Analisa tugas dan
kegiatan).
b. Tutor membagi peserta didik dalam 2
kelompok masing-masing kelompok terdiri
dari 7 sampai 8 orang :
- Kelompok 1 : Mendiskusikan bagaimana
melaksanakan patroli yg baik dan benar
- Kelompok 2 : Mendiskusikan bagaimana
cara meningkatkan anggota Babinkam-
tibmas.
142
c. Diskusi selama 20 menit.
d. Setelah selesai diskusi masing-masing
memaparkan dan yang lain menanggapi
secara bergantian (10 menit termasuk
tanggapan).
e. Tutor menyamakan persepsi tentang hasil
diskusi dengan cara menjelaskan proses
dan hasil diskusi yang sudah dipaparkan
dan ditanggapi yang diarahkan kepada
Learning point sesuai dengan kebutuhan
dan mengarah kepada jawaban yang sudah
disiapkan.
f. Tutor menggali learning point.
g. Tutor menggali relevansi dlm pelaksanaan
tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- : b. Spidol
KAPAN LATIHAN
Terbatasnya Waktu
9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN
- Perlunya memilih alternative/CB yang tepat
10. PELAJARAN YANG :
- Perlunya menganalisa tugas secara rinci
DAPAT DI TARIK DARI
- Perlunya memahami materi
LATIHAN
- Perlunya menganalisa tugas yang akan
dilaksanakan
- Perlunya memperhitungkan hambatan
dan kegagalan
- Perlunya mencari alternative yang lain
- Perlunya mengevaluasi tugas dan kegiatan
yang dilakukan
- Perlunya mengetahui kunci keberhasilan
dan kegagalan

Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


11. RELEVANSI DALAM :
dalam melaksanakan tugas patroli perlu
PELAKSANAAN TUGAS
memperhatikan hambatan dan kegagalan,
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil maksimal.

-
12. LAIN-LAIN :

143
DESAIN PELATIHAN NO.29

ETIKA

1. NAMA LATIHAN : Menerima tamu / laporan / pengaduan


masyarakat

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya peserta didik.


a. Dalam menerima tamu bersikap familiar
dengan menerapkan senyum, sapa dan
salam (3 S)
b. Dalam melayani tamu dengan bersikap
sopan santun (Etika) simpatik
c. Dalam menerima tamu harus
mendengarkan dengan baik
d. Dalam menerima tamu tidak boleh pilih
kasih (Diskriminasi)
e. Menghormati HAM

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan utk memperagakan


LATIHAN Penerimaan tamu sesuai dengan skenario.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture


b. Penugasan
c. Diskusi
d. Role Play

7. PELAKSANAAN : a. Peserta didik ditunjuk sebagai :


LATIHAN 1) 1 Orang pelapor pertama
2) 2 Orang pelapor ke dua
3) 2 Orang sebagai pengamat
4) 3 Orang sebagai anggota polri yang
membantu tamu
b. Tutor memberikan penjelasan tentang
tugas dan peran masing-masing
c. Peserta didik memperagakan penerimaan
144
tamu sesuai dengan skenario yang ada.
d. Setelah peragaan selesai Tutor menggali
learning point.
e. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik pasif
LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya dalam menerima tamu bersikap


DAPAT DI TARIK DARI familiar dengan mengedepan senyum sapa
LATIHAN salam (3 S)
- Perlunya dalam pelaksanaan, tamu
mempunyai Sopan, santun dan simpatik
- Perlunya dalam menerima tamu tidak boleh
pilih Kasih /Diskriminasi
- Perlunya dalam menerima tamu
menjungjung tinggi HAM
- Perlunya dalam penerimaan menunjukkan
pelayanan yang prima

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai anggota polri dalam menerima tamu


PELAKSANAAN TUGAS harus bersikap familiar, beretika dan
menjunjung tinggi HAM sehingga dalam
pelaksanan tugas dapat berhasil dng maksimal.

12. LAIN-LAIN : Etika dipandang dari beberapa sudut pandang.

145
ETIKA DITINJAU DARI BEBERAPA SUDUT PANDANG

SIKAP & PERILAKU

PILIHAN/KEWAJIBAN PATOKAN 2

MORAL DSB

BENAR/SALAH INDIVIDU

BAIK/BURUK KELOMPOK

PROFESI

146
SKENARIO MENERIMA TAMU/LAPORAN/PENGADUAN
ETIKA PELAYANAN MASYARAKAT

Pada hari Selasa tanggal 14 Maret 2017 pukul 08.00 Wib Kanit Reserse
sedang berdiskusi dengan 2 orang anggotannya.

Datang seorang warga masyarakat bernama JONO hendak melapor bahwa


yang bersangkutan baru saja dianiaya oleh seseorang yang bernama ALEK
dengan sebatang kayu yang mengakibatkan muka memar pada bagian pipi
kanan dan luka pada pergelangan tangan kirinya. Sdr JONO pada saat itu
mengenakan sepatu, celana panjang, kaos oblong dan rambut acak-acakan.

Kanit Serse dan kedua anggotanya menerima dan menanggapi sdr JONO
dengan sikap ogah-ogahan, cuek dan suasana ruangan nampak dingin.

Tidak lama kemudian ( sdr JONO belum selesai menyampaikan masalahnya),


tiba-tiba datang seseorang bernama TOMMY yang berpakaian rapi dan mewah
dengan membawa bingkisan. Setelah tiba diruang Kanit Serse, sdr TOMMY
langsung menjabat tangan Kanit Serse dan kedua anggotanya sembari
memberikan bingkisan yang dibawanya kepada Kanit Serse.

Dalam sekejap suasana ruangan Kanit Serse menjadi meriah. Dengan muka
cerah dan penuh semangat Kanit serse dan kedua anggotanya menanyakan
identitas, keperluan dan bahkan menawarkan bantuan kepada sdr TOMMY.
Sdr TOMMY menjawab bahwa dirinya telah kehilangan sebuah Mobil Suzuki
APV pada hari Sabtu tanggal 11 Maret 2017 sekitar pukul 03.00 Wib
dirumahnya Jl Bhayangkara No 166 Sukabumi.

Tanpa basa basi Kanit Serse dan kedua anggotanya mengajak sdr TOMMY
keluar dari ruangan dan mengarahkan sdr TOMMY keruang SPK. Sedangkan
kehadiran sdr JONO ditinggal sendirian diruang tersebut.

147
DESAIN PELATIHAN N0.30

CONFLICT IN PERCEPTION
PERBEDAAN PERSEPSI

1. NAMA LATIHAN : Perbedaan Persepsi

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dapat :
a. Menyadari adanya perbedaan persepsi
dari setiap individu.
b. Mampu menyamakan persepsi.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan mengamati gambar


LATIHAN yang ditunjukkan oleh Tutor menurut persepsi
masing-masing.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Presentasi
c. Penugasan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Conflict


LATIHAN In Perception dan menggali pengertian
tersebut.
b. Tutor menunjukkan sebuah gambar
selama 3 menit dan masing-masing peserta
didik dipersilahkan untuk mengartikan
makna gambar tersebut menurut persepsi
peserta didik masing-masing.
c. Setelah waktu habis, tutor
menanyakan persepsi masing-masing dan
menulisnya di Flip chart.
d. Peserta didik dibagi dalam beberapa
kelompok terdiri dari 3 – 4 orang.
e. Tutor menunjukan lagi sebuah gambar
kepada masing-masing kelompok dan
mendiskusikan makna gambar tersebut
148
waktu diskusi selama 5 menit.
f. Setelah diskusi kelompok selesai Tutor
mempersilahkan perwakilan kelompok
untuk menuliskan hasil diskusinya di Flip
chart.
g. Tutor menggali learning point.
h. Tutor menggali relevansi dlm
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Gambar

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik pernah melihat gambar tersebut.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya disadari bahwa persepsi


DAPAT DI TARIK DARI seseorang tidak sama untuk memandang
LATIHAN suatu objek yang sama
- Perlunya disadari bahwa perbedaan persepsi
merupakan hal yang wajar
- Perlunya menyadari bahwa persepsi dari
masing-masing orang ada yang sama dan
yang berbeda
- Perlunya memahami bahwa perbedaan
persepsi bisa untuk kemajuan
- Perlunya menyadari bahwa Latar belakang
seseorang sangat mempengaruhi persepsi
suatu objek
- Perlunya meminimalisir persepsi agar tidak
terjadi konflik / pertengkaran

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS perlu memahami bahwa perbedaan persepsi
setiap anggota bisa membawa kemajuan
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

149
PERBEDAAN PERSEPSI

1. Pengertian

a. Pengertian perbedaan persepsi, secara harfiah dari kata-kata


tersebut menurut Kamus besar Bahasa Indonesia ialah :

1) Perbedaan diartikan sebagai Beda, selisih antara benda yang


satu dengan yang lainnya.
2) Sedangkan yang dimaksud dengan Persepsi, ialah pandangan
suatu pendapat seseorang terhadap sesuatu.

b. Dengan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan


Perbedaan Persepsi disini, dapat diartikan sebagai : Adanya selisih
atau pertentangan pandangan atau pendapat antara orang yang
satu dengan orang yang lainnya, atau kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya.

2. Uraian

a. Kita menyadari, bahwa masing-masing orang atau kelompok dalam


melihat sesuatu hal (baik obyek peristiwa atau kejadian), tidak
selalu sama, sehingga mungkinkan untuk adanya perbedaan
pandangan atau pendapat terhadap objek peristiwa / kejadian
tersebut cukup besar.

b. Untuk meningkatkan keterampilan seseorang, atau kelompok


dalam mengetahui perbedaan / pendapat pandangan ini diperlukan
adanya latihan-latihan, agar yang bersangkutan mampu untuk :

1) Mengetahui dan menyadari betul, bahwa persepsi atau


pandangan / pendapat seseorang ataupun kelompok terhadap
suatu obyek, peristiwa / kejadian ataupun masalah tidaklah
selalu sama.
2) Mengetahui dan menyadari, bahwa perbedaan persepsi atau
pandangan / pendapat tersebut merupakan hal yang wajar,
terjadi pada setiap diri manusia, baik sebagai perorangan
ataupun kelompok.
3) Dengan menyadari hal tersebut di atas, yang bersangkutan
akhirnya mampu untuk mengetahui jalan keluar. Bagaimana
150
caranya untuk menyamakan persepsi atau pandangan /
pendapat yang berbeda tersebut.

c. Macam-macam konflik dijelaskan bahwa konflik yang terjadi itu


dapat bermacam-macam, antara lain sebagai berikut :

1) Konflik ataupun pertentangan yang terjadi dalam diri


seseorang.
2) Konflik ataupun pertentangan yang terjadi antara individu
ataupun kelompok dapat berupa :
(a) Individu dengan individu.
(b) Individu dengan kelompok.
(c) Kelompok dengan kelompok.
3) Konflik ataupun pertentangan yang terjadi antara individu
ataupun kelompok dengan lingkungannya.

d. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

1) Persepsi ataupun pandangan / pendapat seseorang, kelompok


terhadap obyek, peristiwa / kejadian, masalah itu tidaklah
sama, hal ini dikarenakan adanya perbedaan :
(a) Latar belakang pendidikan dan pengetahuan.
(b) Kemampuan.
(c) Profesi.
(d) Status, jabatan, tingkat hidup dan sebagainya.
(e) Usia dan pengalaman.
(f) Motivasi.
(g) Latar belakang keluarga
(h) Kemauan (Interest).
(i) Ide

2) Setelah kita menyadari hal tersebut perlu diketahui cara atau


jalan untuk menyamakan persepsi ataupun pandangan
tersebut, melalui tanggung jawab (Checking Understanding),
sebagai upaya untuk mencari kejelasan dari masalah tersebut.

151
Gambar 1

152
Gambar 2

153
Gambar 3

154
Gambar 4

155
Gambar 5

156
Gambar 6

157
Gambar 7

158
DESAIN PELATIHAN NO.31

PERCEPTION AND SELF AWARENESS


PERSEPSI DAN KESADARAN DIRI

1. NAMA LATIHAN : Dilema Narapidana

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dapat :
a. Mengetahui bahaya berpikir dengan
menggunakan persepsi sendiri.
b. Lebih mendalami keberadaan dan
peranannya dalam kelompok.
: c. Lebih berperan bagi kepentingan kelompok.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik melaksanakan tugas sesuai


LATIHAN dengan naskah latihan.

6. METODE LATIHAN : a. Tutorial


b. Diskusi
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Perception


LATIHAN And Self Awareness dan menggali
pengertian tersebut.
b. Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok
masing-masing kelompok, terdiri dari 1
orang pengamat dan 1 orang pemimpin
sisanya sebagai anggota.
c. Kelompok 1 disebut kelompok merah
dengan alternatif pilihan A atau B
sedangkan kelompok 2 disebut kelompok
biru dengan alternatif pilihan X atau Y
d. Tutor menjelaskan permainan sebagai
berikut :
1) Masing-masing kelompok ditugaskan
159
melaksanakan diskusi untuk memilih
alternatif yang telah ditentukan selama
3 menit. Kegiatan diskusi dilaksanakan
dalam 10 ronde permainan.
2) Alternatif dari masing-masing kelompok
pada setiap ronde diambil oleh Tutor
dan dicatat di Flip chart atau White
board dengan ketentuan sbb :
- AX = Kedua kelompok = + 3
- AY = Nilai kelompok merah = - 6
- Nilai kelompok biru = + 6
- BX = Nilai kelompok merah + 6
- Nilai kelompok biru = - 6
- BY = Nilai kedua kelompok = - 3
3) Pada ronde V hasil masing-masing
kelompok dikuadratkan dan pada ronde
ke IV, VIII, IX dilaksanakan negosiasi.
Pada setiap ronde Tutor menjumlah
nilai masing-masing kelompok.
e. Tutor memimpin dan mengendalikan
jalannya latihan serta melakukan
pengamatan dan penilaian.
f. Setelah 10 ronde permainan selesai, Tutor
memerintahkan agar semua peserta didik
kembali duduk ke tempat masing-masing.
g. Tutor menanyakan pada masing-masing
pengamat tentang hasil pengamatannya,
demikian juga tanggapan dari para
pelaksana tentang perasaannya.
h. Tutor menggali learning point dari hasil
diskusi.
i. Tutor menggali relevansi dalam latihan.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. White board
d. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Keterbatasan waktu.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya bekerjasama antar kelompok


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menyamakan persepsi untuk
LATIHAN mencapai tujuan
160
- Perlunya kebersamaan dalam kelompok
- Perlunya kesadaran individu dlm kelompok
- Perlunya koordinasi
- Perlunya berfikir analisis yang tajam
- Perlunya berpikir kreatif

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS perlu bekerjasama dalam kelompok sehingga
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

161
NASKAH LATIHAN
DILEMA PARA NARAPIDANA

Introduksi :

Latihan ini dirancang untuk menumbuhkan rasa persaingan, curiga dan


prasangka serta pertentangan. Para pemain juga akan memperoleh
pengalaman tentang pengaruh ketidakpastian dan mengambil resiko. Mereka
akan menggunakan orang People skill dalam group kecil, dan keterampilan
dalam negosiasi dengan group lain, tujuannya tidak jelas. Kedua kelompok
tersebut tidak dibolehkan untuk berkomunikasi satu sama lainnya kecuali pada
bagian-bagian khusus pada bagian latihan tersebut. Suatu keputusan dari
kelompok merah oleh karenanya dibuat dalam ketidaktahuan tentang apa yang
diputuskan oleh kelompok biru, tetapi keadaan itulah yang akan menentukan
jumlah angka perolehan (score) dari kedua kelompok tersebut, mereka berada
dalam keadaan yang sama sebagaimana Pidana yang interogasi secara
terpisah.

Anda sebagai Tutor harus sangat berhati-hati dengan tidak menyebutkan


adanya persaingan antara kedua kelompok pemain dan anda dianjurkan tidak
menggunakan kata-kata “ TIM “ pemenang kecuali selama memberi Briefing
kepada mereka. Sangat berhati-hati dalam Debriefing sangat diperlukan,
dengan menggunakan keterampilan memberikan umpan balik yang anda miliki
dan juga keterampilan dalam mengadakan pengamatannya.

Instruksi :

Bagilah peserta kedalam dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri


dari 5 orang. Para kelompok pemain tersebut dibagi dalam kelompok merah
dan kelompok biru. Berikan penjelasan kepada mereka secara bersama-sama
dengan mengatakan bahwa mereka akan mengerjakan tugas masing-masing
kelompok dalam 10 ronde permainan. Tugas untuk kelompok merah adalah
memilih antara huruf A dan B . Tugas kelompok biru adalah memilih huruf
antara X dan Y . Mereka tidak boleh berkomunikasi antar group kecuali pada
ronde 4, 9 dan 10. untuk masing-masing ronde mereka mempunyai waktu 3

162
menit untuk membuat pilihannya. Anda sebagai fasilitator segera mengunjungi
tiap kelompok untuk mendapatkan pilihan mereka dalam secarik kertas.

Terdapat 4 macam kemungkinan dan kelompok akan mendapat angka


perolehan sebagai berikut :

Angka Perolehan

1. AX : Kedua kelompok mendapat angka + 3


2. AY : Kelompok merah mendapat angka – 6
Kelompok biru mendapat angaka + 6
3. BX : Kelompok merah mendapat angka + 6
Kelompok biru mendapat angka – 6
4. BY : Kedua kelompok mendapat angka – 3

KELOMPOK MERAH KELOMPOK BIRU


RONDE
PILIHAN SCORE PILIHAN SCORE

163
Contoh salah satu jawaban :

PRISONEK’S DILEMA

KELOMPOK MERAH KELOMPOK BIRU


RONDE
PILIHAN SCORE PILIHAN SCORE
1 B -3 Y -3
2 B -6 Y -6
3 B -9 Y -9
4 B -15 Y -15
5 B -18 Y -18
6 B -21 Y -21
7 B -24 Y -24
8 B -27 Y -27
9 B 36 Y 36
10 B -45 Y -45

164
DESAIN PELATIHAN NO.32

DELEGATION SKILL - 1
KETERAMPILAN MENDELEGASIKAN

1. NAMA LATIHAN : Pendelegasian

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


agar peserta didik dapat :
a. Menentukan tugas / wewenang yang dapat
dan tidak dapat didelegasikan.
b. Memahami mengapa perlu mendelegasikan
c. Mengetahui apa yang akan dilakukan
sewaktu akan mendelegasikan.
d. Mengetahui bagaimana cara
mendelegasikan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta mendiskusikan :


LATIHAN a. Pengertian delegasi.
b. Mengapa perlu pendelegasian.
c. Bagaimana cara mendelegasikan.
d. Apa yang tidak dapat di delegasikan.
e. Apa yang dapat di delegasikan.
f. Peserta didik ditugaskan sebagai
delegator yang melaksanakan
pendelegasian tugas kepada delegate.

6. METODE LATIHAN : a. Ceramah


b. Diskusi

7. PELAKSANAAN : Tahap I
LATIHAN a. Peserta didik dibagi menjadi 3
kelompok terdiri dari 3 - 5 orang.
b. Tutor menjelaskan tugas latihan dan
cek pengertian.
c. Selanjutnya peserta didik
melaksanakan diskusi selama 10 - 15
menit. Setelah selesai Tutor meminta

165
perwakilan kelompok untuk menuliskan
hasilnya pada Flift chart.
d. Masing-masing kelompok menjelaskan
hasil diskusinya dan ditanggapi oleh
kelompok lain secara bergantian.
Tahap II
a. Tutor menunjuk dua orang peserta
didik berperan sebagai delegator dan
delegate. selanjutnya Tutor menjelaskan
tugas masing-masing.
b. Peragaan delegator dan delegate
dilaksanakan selama 5 menit sementara
peserta yang lain sebagai pengamat.
c. Setelah peragaan selesai Tutor
menggali perasaan pelaksana baik
delegator maupun delegate.
d. Tutor menanyakan hasil pengamatan
peserta didik lainnya.
e. Tutor menggali learning point.
f. Tutor menggali relevansi dlm
pelaksanaan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Keterbatasan waktu


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memahami tugas yang dapat


DAPAT DI TARIK DARI didelegasikan
LATIHAN - Perlunya memahami pendelegasian untuk
meningkatkan kemampuan anggota
- Perlunya mengetahui tugas / wewenang
yang dapat didelegasikan
- Perlunya mengetahui tugas / wewenang
yang tidak dapat delegasikan
- Perlunya pendelegasian untuk kelancaran
tugas
- Mendelegasikan tugas perlu memilih
anggota yang tepat
- Perlunya mengetahui bahwa beberapa
pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh
pemimpin dalam waktu yang bersamaan

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS harus mampu mendelegasikan tugas kepada
166
bawahannya sehingga dalam melaksanakan
tugas bisa berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN :

a. Pengertian Delegasi :

Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tugas kepada bawahan


untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan batasan-batasan yang di
berikan oleh atasan.

b. Mengapa perlu Pendelegasian :

1) Tidak seluruhnya pekerjaan dapat dilaksanakan dalam waktu


yang bersamaan.
2) Membantu mencapai tugas secara efektif.
3) Orang tidak dapat mengerjakan sendiri semua tugas.

c. Bagaimana cara mendelegasikan :

1) Menjelaskan secara rinci tugas yang anda delegasikan.


2) Menjelaskan tujuan dari pada pendelegasian.
3) Tegaskan bahwa anggota harus melaksanakan tugas dng baik.
4) Tetapkan keputusan yang dapat diambil oleh bawahan sehingga
tidak perlu menghubungi anda lagi.
5) Monitor agar tidak terjadi penyimpangan terhadap delegasi
yang diberikan.

d. Yang tidak dapat didelegasikan :

1) Tugas-tugas religius / ritual.


2) Tugas yang bersifat rahasia.
3) Masalah personil yang spesifik.
4) Menghadapi krisis.

e. Yang dapat didelegasikan :

1) Tugas-tugas rutin
2) Tugas-tugas tertentu (kebutuhan)
3) Tugas-tugas sepele
4) Tugas-tugas khusus
5) Tugas-tugas kecil
6) Tugas-tugas Pilot project

f. Yang kita lakukan kalau kita mendelegasikan

1) Pilih anggota yang tepat dan persiapkan.


2) Berikan kewenangan terbatas.
167
3) Berikan tanggung jawab untuk mencapai hasil.
4) Sepakati tujuan dari pendelegasian

PENDELEGASIAN

1. Pengertian

Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tugas kepada bawahan


untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan batasan-batasan yang di
berikan oleh atasan.

2. Dua Konsep dalam pendelegasian

a. Tanggung jawab :
Anda meneruskannya, tetapi anda tidak dibebaskan dari tanggung
jawab terakhir. Oleh karena itu kita perlu :
1) Menyepakati tujuan dengan bawahan.
2) Sepakat untuk memonitor mekanisme.
3) Tegaskan bahwa bawahan harus menyelesaikan tugas
sebaik-baiknya.

b. Wewenang :
Sumber daya yang anda sediakan untuk bawahan anda.
Pendelegasian harus memperhatikan ini tetapi tidak semata-mata
memusatkan pada hal ini. Keberhasilan anda sebagai
pendelegasian dinilai sejauh mana anda mendelegasikan tetapi dari
hasil yang anda capai melalui pendelegasian.

3. Perilaku untuk menjadi Pendelegasi

a. Sikap :
1) Keinginan untuk menjadi manajer.
2) Keinginan untuk menjadi seorang yang dapat (pencapaian
tujuan berorientasi kepada tujuan bukan pada struktur).
3) Pandangan tentang bawahan.
Pendelegasian yang efektif memandang bawahan sebagai
sumber untuk mencapai hasil. Oleh karenanya, mereka
membantu bawahan untuk mengembangkan diri. Manajer
yang birokrat atau hanya membalik-balik kertas, kurang
mempunyai sikap yang menghasilkan pendelegasian yang
efektif.

b. Kebiasaan :

168
Mengetahui cara mendelegasikan tidak menjadikan anda
pendelegasi yang baik.
Satu-satunya jalan ialah melaksanakan pendelegasian. Kebiasaan
lama adalah enak dan tentram. Kebiasaan baru menantang kita
dan hanya dapat berkembang melalui usaha.
c. Teknik :
Dapat saja mempelajari teknik. Manajer yang baik mendelegasikan
tidak lahir begitu saja. Mereka dapat dikembangkan.
Pendelegasian meminta anda melangkah mundur dan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk bekerja. Ini berarti anda
memindahkan sebagian wewenang untuk memutuskan kepada
orang lain. Pendelegasian adalah teknik yang paling penting
dibidang pendelegasian. Pendelegasian memberikan keyakinan
kepada pendelegasian untuk menyerahkan pelaksanaan kepada
bawahan mereka.

4. Apa yang harus anda delegasikan

Kita sering diberitahu ”Kuburan itu penuh dengan orang-orang yang


sangat diperlukan”. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa Institusi
tidak akan berhenti berfungsi kalau kita sakit, kita dapat digantikan.
Untuk itu bermanfaat bagi kita untuk dengan cermat memeriksa segala
sesuatu yang kita lakukan dalam satu bulan, membayanglan kalau kita
keluar dalam waktu singkat dan menanyakan pertanyaan berikut ini
kepada diri kita sendiri :

a. Siapa dari bawahan kita dapat memangku jabatan ?


b. Wewenang dan persiapan apa yang diperlukan orang itu ?
c. Seberapa baik ia mengerjakan tugas itu ?

Kalau anda sudah lakukan ini, adalah bermanfaat untuk meninjau tugas-
tugas yang dapat ditangani oleh seseorang bawahan dengan persiapan
yang minimal dan bertanya, ”Mengapa saya tidak mendelegasikan tugas
itu sekarang ?”

5. Tugas-tugas yang dapat didelegasikan

a. Rutin
Anda tahu permasalahan yang dihadapi (karena anda telah
mengerjakannya sendiri) sehingga anda menyelesaikannya dengan
cara yang telah teruji dengan baik.

b. Kebutuhan
Tugas-tugas tertentu yang harus dikerjakan. Anda dapat mudah
menjelaskan tugas-tugas semacam itu kepada seseorang bawahan.
Hal ini mungkin menyangkut keputusan, tetapi biasanya kurang

169
membutuhkan perlindungan manajerial (oleh karenanya tugas-
tugas yang menyangkut kebijakan lebih sulit didelegasikan).

c. Hal-hal yang sepele


Menyelesaikan seluk beluk yg kecil secara praktis menyenangkan.
Mudah, memberikan hasil yang tampak dan segera (walaupun
kecil) dan melibatkan kegiatan kita merasa melakukan sesuatu.
Oleh karenanya merupakan sasaran utama pendelegasian, tugas
itu memerlukan waktu. Jarang meminta skill manajerial,
memberikan kesempatan bawahan berlatih menjalankan
wewenang dan mengambil keputusan dimana akibatnya tidak
terlalu penting. (namun catat bahwa anda bertanya dulu apakah
tugas itu harus dijalankan semua kalau tidak dihapuskan).

d. Tugas tugas khusus


Adalah wajar untuk mendelegasikan tugas-tugas yang sangat
khusus kepada seseorang yang terlatih untuk menanganinya.
Kalau ada kesalahan / kekurangan tentag listrik kita panggil ahli
listrik. Jadi kalau orang lain memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan tugas, brief mereka dengan kriteria yang anda
inginkan untuk diikuti.

e. Tugas-tugas kecil (sehari-hari)


Tugas ini dapat masuk ke jenis tugas lainnya, tugas ini ditandai
khususnya oleh kenyataan bahwa kita rasakan tugas ini
membosankan.
Tugas ini tidak diberikan lingkup untuk kreativitas, untuk
mempengaruhi arah perjalanan institusi. Singkirkan dengan
mendelegasikan. Sebagai manajer merasa bersalah dengan
meneruskan pekerjaan yang membosankan semacam itu kepada
bawahan. Jangan anda tidak akan mampu menahan tugas-tugas
itu untuk anda lakukan sendiri.

f. Pilot projek
Ini adalah latihan yang kita pertahankan karena ini sesuatu yang
telah selalu kita laksanakan, karena sesuatu yang baru kita mulai
atau karena merupakan sesuatu yang mewakili bidang keahlIan
yang terdahulu. Ini sering menguras energi yang kita perlukan
untuk tugas-tugas manajerial lainnya.

6. Tugas-tugas yang tidak didapatkan

170
Selagi tak ada daftar yang mudah, tetapi, untuk tugas-tugas yang harus
kita hindari untuk didelegasikan, penggolongan berikut ini dapat
merupakan checklist yang bermanfaat :

a. Tugas yang harus dilaksanakan karena kedudukan anda.


b. Kita jarang mendelegasikan masalah-masalah disiplin, penilaian
terhadap anggota, pemberian penghargaan atau pendelegasian itu
sendiri.
c. Sementara perencanaan yang bagus seharusnya mengurangi
krisis, tetapi keadaan darurat tetap timbul. Mendelegasikan
penanganannya berarti memasukan banyak ketidakpastian.
d. Memelihara kerahasiaan dari informasi yang bersifat rahasia adalah
tanggung jawab yang sangat penting untuk setiap manajer.
Masalah-masalah seperti masalah pribadi staf, gaji, rahasia
pendidikan dsb. Semua termasuk golongan ini.

7. Memilih bawahan

Kita tahu apa yang perlu dan ingin didelegasikan, kita tidak dapat
mendelegasikan tugas kepada sembarang orang. Kita harus dengan hati-
hati memilih bawahan yang tepat untuk tugas itu. Ini berarti harus
mempertimbangkan beberapa faktor :

a. Tujuan apa yang ingin saya capai dengan mendelegasikan ?


Apakah saya ingin mencapai hasil langsung atau mungkin
mengembangkan bawahan saya atau bahkan menguji dia dalam
situasi tertentu ? Jawaban pertanyaan itu mempengaruhi pilihan
kita. Beban tugas saat ini. Seseorang mungkin mempunyai banyak
tugas untuk dilaksanakan pada saat ini sehingga tidak mungkin
baginya melaksanakan lebih dari itu.
b. Keterampilan yang dibutuhkan.
Peninjauan terhadap keterampilan yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan tugas dengan memuaskan, akan mempersempit
pilihan.
c. Pendapat yang bebas
Kadang-kadang bermanfaat untuk mendapat informasi dari sumber
lain.
d. Kualitas Pribadi
Sifat-sifat kepribadian dan kemampuan yang menonjol dari
masing-masing bawahan akan membantu kita menjatuhkan
pilihan.
e. Faktor-faktor organisasi
Sejumlah faktor seperti kebutuhan untuk mengembangkan orang-
orang tertentu dengan menonjolkan mereka dalam jenis
pengalaman tertentu harus dipertimbangkan.

171
8. Ciri-ciri Pendelegasian yang baik

a. Waktu untuk perencanaan


Leader / Manajer tidak hanya dapat menjadwalkan tugas ini, tetapi
harus mempunyai waktu untuk menetapkan tujuan, prioritas,
mempertimbangkan hambatan, membekali metode untuk
mencapai hasil dan untuk melihat kedepan.
b. Efektivitas Institusi meningkat
Keputusan adalah Perishable Commodities (barang dagangan yang
mudah rusak) pada saat perintah dicetuskan keatas atau kebawah
melalui seluruh yang wajar situasi mungkin telah berubah dan
keputusan itu sudah tidak cocok lagi. Dengan mendelegasikan kita
dapat menjamin bahwa keputusan yang paling cocok dengan
situasi adalah keputusan yang diambil oleh mereka yang paling
menyentuh situasi pada saat keputusan itu harus dibuat.
- Keluwesan
Karena orang memiliki pedoman yang jelas tentang wewenang
dan tanggung jawabnya mereka mempunyai lingkup yang
lebih besar untuk keluwesan didalam tugas mereka.
- Kepuasan terhadap pekerjaan meningkat
Staf mempunyai kesempatan untuk menyatakan dirinya,
menunjukkan kreativitasnya, mereka dipercaya dengan
pengambilan keputusan.
- Staf berkembang
Pendelegasian akan tanggung jawab dan wewenang yang
meningkat adalah cara terbaik untuk mengembangkan staf.
90% dari pengembangan manusia terjadi dalam suasana kerja
bukan karena kursus.
- Waktu untuk berekreasi
Leader / Manajer hanya sedikit menggunakan waktunya untuk
hal-hal yang kecil dan dapat membayangkan alternatif,
pandangan-pandangan baru untuk pengembangan.

c. Penilaian terhadap potensi meningkat


Pendelegasian sering memberikan petunjuk akan kelebihan dan
kekurangan seseorang yang mungkin tidak jelas.

172
DESAIN PELATIHAN NO.33

DELEGATION SKILL - 2
KETERAMPILAN MENDELEGASIKAN

1. NAMA LATIHAN : Tugas-Tugas Kapolsek

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


Peserta didik agar mampu :
a. Memilih orang yang tepat dalam
mendelegasikan.
b. Menjelaskan secara tuntas dan rinci tugas-
tugas yang akan didelegasikan.
c. Bertanggung jawab terhadap tugas yang
didelegasikan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik berperan sebagai seorang


LATIHAN Kapolsek menghadapi tugas yang cukup padat
pada hari ini didalam waktu yang hampir
bersamaan (terlampir)

6. METODE LATIHAN : Tutorial

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menjelaskan tugas latihan kepada


LATIHAN peserta didik dan cek pengertian.
b. Tutor membagi 2 (dua) kelompok kecil.
Masing-masing kelompok terdiri dari 6
(enam) orang pelaksana dan 2 (dua) orang
pengamat dengan tugas sbb :
1) 1 (satu) Kapolsek
2) 1 (satu) Kanit Sabhara / Patroli
3) 1 (satu) Kanit Reskrim
4) 1 (satu) Kanit Bimmas
5) 1 (satu) Bapulbaket

173
6) 1 (satu) Ka Taud
7) 2 (dua) Pengamat
c. Tutor memanggil pengamat dan
menjelaskan tugasnya.
d. Tutor memanggil pemeran Kapolsek dan
menjelaskan tugas-tugasnya.
e. Apabila Kapolsek telah paham tugasnya
latihan dimulai selama 15 menit.
f. Waktu latihan habis, Tutor menghentikan
latihan dan mempersilahkan pengamat
untuk menyampaikan hasil pengamatannya
g. Tutor menggali learning point.
h. Tutor menggali relevansi dlm pelaksanaan
tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Spidol
c. Naskah latihan

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang serius


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG :


- Perlunya memilih orang yang tepat untuk
DAPAT DI TARIK DARI
diberi delegasi
LATIHAN
- Perlunya pendelegasian disampaikan
dengan penjelasan yang rinci
- Perlunya laporan dari hasil kegiatan
pendelegasian
- Perlunya bertanggung jawab terhadap
tugas-tugas yang didelegasikan
11. RELEVANSI DALAM :
Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)
PELAKSANAAN TUGAS
harus mampu memilih anggota yang akan
diberi pendelegasian agar dalam pelaksanaan
tugas dapat berhasil dengan maksimal.
12. LAIN-LAIN : Skenario latihan

174
SKENARIO LATIHAN
DELEGATION SKILL

Seorang Kapolsek dalam melaksanakan tugas sehari-harinya selalu


dihadapi dengan tugas yang cukup padat sehingga perlu mengambil inisiatif,
tugas mana yang harus diprioritaskan dalam pencapaian keberhasilan
tugasnya.

Pada pelaksanaan tugas hari ini Kapolsek menghadapi tugas yang padat
dalam waktu hampir bersamaan, sehingga diperlukan adanya pendelegasian
tugas kepada para Kanit yang ada dalam jajarannya.

Adapun tugas pada hari ini :

1. Menghadiri undangan rapat Pengamanan Natal dan Tahun Baru yang


diselenggarakan oleh Garnisun pukul 10.00 Wib

2. Diminta menjadi Irup Upacara bendera bulanan di Kecamatan pukul


08.00 Wib.

3. Terjadi pembunuhan terhadap orang asing dengan korban meninggal


dunia pukul 07.30 Wib.

4. Diperintahkan menghadap Kapolres pada kesempatan pertama pukul


08.00 Wib.

175
DESAIN PELATIHAN N0.34

PROBLEM SOLVING
(PEMECAHAN MASALAH)

1. NAMA LATIHAN : Berfikir kreatif

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
a. Mengeluarkan / mengumpulkan pendapat /
ide sebanyak-banyaknya dalam waktu yang
relative singkat.
b. Menghargai pendapat / ide orang lain.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang


5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan utk menyebutkan
LATIHAN kegunaan dari Paper clip dan Ikat pinggang,
serta cara-cara memajukan / mengembangkan
sesuatu /sebuah Super market.
6. METODE LATIHAN : a. Diskusi
b. Simulasi

7. PELAKSANAAN : f. Tahap I
LATIHAN 1) Perlihatkan kepada peserta didik sebuah :
Paper Clip dan tugaskan untuk menuliskan
kegunaannya pada kertas masing-masing
dalam waktu 3 menit.
2) Tanyakan kepada masing-masing peserta
berikan kesempatan untuk menyampaikan
dan menuliskannya pada Flip chart / White
board, dimulai dari peserta yang paling
sedikit menuliskan kegunaan benda tsb.
3) Berikan waktu selama 2 menit kepada para
Peserta untuk berfikir kembali, guna
menemukan ide-ide baru tentang kegunaan
176
benda tersebut. Setelah itu berikan
kesempatan kembali untuk menyampaikan
dan menuliskannya sebagai tambahan
terhadap apa yang telah didapat
sebelumnya.
4) Selesai melaksanakan latihan (Brain
Storming) tutor menggali pelajaran yang
dapat ditarik dari latihan ini.
g. Tahap II
Ulangi sesuai ketentuan pada tahap I
dengan memperlihatkan benda : Ikat
Pinggang

h. Tahap III
Ulangi sesuai ketentuan pada tahap I dan
tahap II dengan mengajukan pertanyaan :
Bagaimana caranya memajukan suatu
super market ?

d. Setelah selesai latihan tahap III, Tutor


menggali learning point
e. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- :
b. White board
KAPAN LATIHAN
c. Spidol
d. Paper clip
e. Ikat pinggang

Peserta pasif
9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN
- Perlunya menyadari bahwa ide orang lain
10. PELAJARAN YANG :
dapat memberikan masukan / sumbangan
DAPAT DI TARIK DARI
untuk mendapatkan ide baru
LATIHAN
- Perlunya menyadari bahwa ide yang kurang
berbobot dapat dikembangkan menjadi ide
yang berbobot
- Perlunya pemberian waktu kpd seseorang
untuk mengungkapkan ide barunya
- Perlunya disadari bahwa evaluasi seketika
terhadap ide seseorang yg menyampaikan
cenderung akan mematikan idenya lebih
lanjut

177
- Perlunya memberikan kebebasan
mengeluarkan pendapat tanpa terikat pada
situasi dan kondisi tertentu dalam
memecahkan masalah
- Perlunya disadari bahwa rasa takut salah,
kecenderungan mempertahankan
kebiasaan-kebiasaan, akan mematikan /
menghambat kreatifitas

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS harus dpt berfikir secara kreatif.

12. LAIN-LAIN : Setelah selesai latihan ini Tutor melanjutkan


kegiatan dengan melaksanakan diskusi, berupa
pertanyaan tentang perbedaan antara
Symptoms (gejala) dan Main Problem
(masalah utama)

178
DESAIN PELATIHAN NO.35

SUPERVISION SKILL - 1
KETERAMPILAN SUPERVISI

1. NAMA LATIHAN : Supervisi

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar :
a. Mampu memahami tugas.
b. Mampu merencanakan kegiatan.
c. Mampu mengevaluasi tugas.
d. Mampu mengarahkan anggota.
e. Mampu mengendalikan tugas.
f. Mampu menjabarkan tugas

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mendiskusikan pengertian


LATIHAN supervisi, wasrik, perbedaan supervisi dan
wasrik, manfaat supervisi, mengapa perlu
supervisi dan sebutkan langkah-langkah
supervisi.

6. METODE LATIHAN : a. Praktek


b. Diskusi dalam ruang

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul latihan di Flip chart


LATIHAN dan menyamakan persepsi tentang
pengertian Supervision Skill tersebut.
b. Tutor membagi peserta didik menjadi 3
atau 4 kelompok untuk mendiskusikan
tugas dalam latihan selama 20 menit.
c. Setelah selesai diskusi tutor meminta
masing-masing kelompok memaparkan
179
hasil diskusi dan ditanggapi oleh kelompok
lainnya maksimal 10 menit termasuk
tanggapan.
d. Tutor menggali materi Supervisi.
e. Tutor menggali learning point.
f. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLEN : a. Flip chart


G- KAPAN LATIHAN b. Spidol
c. Ruangan

9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta kurang serius


LATIHAN b. Keterbatasan waktu

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya persiapan diri dan materi


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya keberanian dan ketegasan untuk
LATIHAN menegur
- Perlunya menyadari bahwa Supervisi
adalah pengawasan dan pengendalian.
- Perlunya mengetahui bahwa Supervisi tidak
sama dengan Wasrik

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam melaksanakan tugas supervisi harus
berani menegur secara langsung demi kebaikan
dalam pelaksanaan tugas, baik di staf maupun
di lapangan kepada anggota sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal

12. LAIN-LAIN : -

180
SUPERVISI

1. Pengertian

Supervisi :
- To Supervise : Mengawasi
- Supervisor : Pejabat
- Supervisi : Kegiatan
- Super : Lebih / Mengawasi
- Visi : Lihat

Pengertian Supervisi adalah :


Suatu kegiatan pengawasan secara langsung yang dilakukan oleh
supervisor terhadap anak buah pada suatu kegiatan tertentu yang
sedang dilaksanakan guna mendapatkan informasi yang akurat untuk
menghindari kesalahan untuk diperbaharui.

2. Uraian

Supervisi merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih


human. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinaan agar kondisi kegiatan / pekerjaan
yang di supervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata mata
kesalahannya) untuk dapat diberi tahu bagian mana yang perlu
diperbaiki

a. Wasrik adalah :
Suatu kegiatan yang dilakukan secara berkala oleh Tim untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan tugas yang telah
dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh aturan organisasi yang berlaku.

b. Perbedaan Supervisi dengan Wasrik

Supervisi Wasrik

181
- Dilaksanakan setiap saat - Dilaksanakan secara berkala
- Tidak terbentuk tim yang - Dibentuk tim lengkap
lengkap

c. Manfaat Supervisi adalah :


Untuk memberikan koreksi secara langsung pada bawahan tentang
penyimpangan yang dilakukan bawahannya.

d. Mengapa perlu Supervisi :


Untuk mengetahui sejauh mana kebijakan pimpinan yang telah
dilaksanakan oleh anggota.

e. Langkah-langkah dalam melaksanakaan kegiatan Supervisi sbb :


1) Pahami tugas
2) Pahami materi
3) Briefing
4) Monitoring
5) Debrief

(Lihat tugas Supervisor di TAA)

182
DESAIN PELATIHAN NO.36

SUPERVISION SKILL - 2
KETERAMPILAN SUPERVISI

1. NAMA LATIHAN : Pemeriksaan Gampol

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar :
a. Mampu memahami tugas.
b. Berani menegur & mengarahkan anggota
c. Mengendalikan tugas.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk memperagakan


LATIHAN serah terima penjagaan di Polsek.

6. METODE LATIHAN : a. Ceramah


b. Diskusi
c. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul latihan Supervision


LATIHAN Skill dan menanyakan kepada beberapa
peserta didik arti dari Supervision Skill,
kemudian dituliskan pada Flip chart.
b. Tutor membagi 2 (Dua) kelompok.
c. Tutor membagi tugas pada peserta didik :
- 1 orang sebagai Kapolsek / Supervisor.
- 1 orang sebagai Kanit Patroli.
- 1 orang sebagai Pengamat Kapolsek.
- 1 orang sebagai Dan Jaga lama.
- 1 orang sebagai Dan Jaga baru.
- 10 orang sebagai Anggota Jaga lama
183
dan Jaga baru.
d. Selanjutnya peserta didik melaksanakan
peragaan selama 15 menit.
e. Setelah peragaan selesai tutor menanyakan
perasaan masing-masing peserta didik dan
pengamat membacakan/memaparkan hasil
pengamatannya.

f. Tutor menggali learning point.


g. Tutor menggali relevansi dlm pelaksanaan
tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- :
b. White board
KAPAN LATIHAN
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang serius


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memahami tugas


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya merencakan kegiatan
LATIHAN - Perlunya memberikan motivasi
- Perlunya pengawasan dan pengendalian
- Perlunya melaksanakan supervisi secara
berkelanjutan

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam melaksanakan Supervisi hendaknya
memahami tugas dan bisa memberikan
motivasi terhadap anggotanya, sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

184
DESAIN PELATIHAN NO.37

COUNSELLING - 1
KONSELING

1. NAMA LATIHAN : Counselling (Konseling)

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu meng explor :
a. Pengertian Counselling.
b. Manfaat Counselling.
c. Langkah-langkah yang diambil oleh
Counsellor.
d. Keterampilan yang dimiliki seorang
Counsellor.
e. Sikap Counsellor.
f. Tahapan Counsellor.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mendiskusikan :


LATIHAN a. Pengertian Counseling.
b. Manfaat Counseling.
c. Langkah-langkah yang diambil oleh
Counselor.
d. Keterampilan yang dimiliki seorang
Counselor.
e. Sikap Counselor.
f. Tahapan Counselling.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Tutorial
c. Kuliah singkat
d. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul latihan Counselling


185
LATIHAN dan menanyakan kepada peserta apa arti
dari Counseling kemudian dituliskan pada
Flip chart.
b. Tutor membagi 3 atau 4 kelompok.
c. Peserta didik diskusi dengan waktu + 20
menit.
d. Selesai diskusi peserta didik paparan dan
ditanggapi oleh kelompok yang lain secara
bergantian dengan waktu ± 10 menit.
e. Selesai paparan Tutor menggali learning
point.
f. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. White board
d. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Keterbatasan waktu.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui pengertian


DAPAT DI TARIK DARI Counseling
LATIHAN - Perlunya memahami manfaat Counselling
baik individu maupun organisasi
- Perlunya memahami langkah-langkah
yang diambil oleh seorang Counsellor
- Perlunya memahami keterampilan yang
dimiliki oleh seorang Counsellor
- Perlunya memahami sikap Counsellor
- Perlunya memahami tahapan Counselling

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dapat mengaplikasikan Cuonselling kepada
anggotanya baik yang di staf maupun di
lapangan sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

186
KONSELING

1. Pengertian

Counselling :
- To counsel : Memberi nasihat, arahan, petunjuk, bimbingan
- Counsellor : Orang yang memberikan petunjuk.
- Counselee : Orang yang diberi petunjuk.
- Counsellin : Kegiatan / Proses.

Pengertian Counselling (Konseling) adalah : Suatu kegiatan yang


dilaksanakan 2 (dua) orang atau lebih untuk memecahkan suatu
masalah dengan mencari jalan keluarnya.

2. Manfaat Counselling

a. Untuk Individu
1) Kepercayaan diri
2) Mengembangkan Diri
b. Untuk Organisasi
1) Menciptakan suasana yang harmonis
2) Menimbulkan budaya kerja
3) Loyalitas

3. Langkah-langkah yang diambil oleh seorang Counsellor


a. Memberikan kesempatan / mendorong kepada Counselee untuk
mengutarakan permasalahan yang dihadapi.
b. Bersama-sama menemukan alternatif pemecahan masalah/
c. Mendukung terhadap alternatif yang dipilih oleh Counselee.
d. Bila diperlukan adakan kontrak baru.

4. Keterampilan yang dimiliki oleh seorang Counsellor


- Bertanya
- Mengawasi

187
- Mendengar Aktif
- Memberikan Feed back
- Merefleksi
- Meringkas
- Explore, dll

5. Counsellor yang baik harus bersikap


- Tanggap
- Hangat
- Adanya kasih sayang
- Santai
- Terbuka
- Wawasan luas
- Memaklumi
- Sopan Santun
- Tidak cepat tersinggung
- Penuh perhatian terhadap permasalahan yg dihadapi Counselee
- Dapat merasakan yang dirasakan couselee tetapi tidak larut dalam
masalah

6. Tahapan Counselling

Tanyakan :
- Bagaimana perasaan anda - Ciptakan suasana yang nyaman
- Apa yang anda dapat pelajari - Penyatuan harapan
dari percakapan kita - Peran Counsellor yang mengikat
- Kapan kita dapat bertemu lagi keduanya (Confidentiality)

5 1
PERJANJIA PERJANJIA
N BARU N

- Counsellor banyak
- Alternatif tindakan
mendengarkan
- Uraian tindakan
- Bertanya
kegiatan 2
4 apabila
- Penentuan PENEMUAN
RENGIAT MASALAH kurang jelas
CB 1
- Merefleksi

3
BEKERJA
DALAM
MASALAH

188
a. Cek ulang (Redefinisi) b. Penjabaran masalah
- Apa masalahnya - Ajukan pertanyaan
- Siapa yang mengetahui - Meringkas
masalahnya (kalau perlu) - Refleksi

DESAIN PELATIHAN NO.38

COUNSELLING - 2
KONSELING

1. NAMA LATIHAN : Anggota Polisi Bermasalah

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
a. Membantu memecahkan masalah yang
dihadapi oleh anggota yang mempunyai
masalah pribadi sehingga tidak pernah ke
kantor.
b. Mengambil langkah-langkah yang perlu
untuk membantu memecahkan masalah.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : a. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh


LATIHAN anggota yang tidak pernah masuk kantor
(masalah pribadi).
b. Bagaimana caranya masalah pribadi dapat/
bisa terpecahkan dengan baik.

6. METODE LATIHAN : a. Peragaan


b. Diskusi
c. Tutorial
d. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul Counselling dan


LATIHAN menanyakan kepada peserta didik apa arti
dari Counselling kemudian dituliskan pada
Flip chart.
b. Tutor membagi sindikat dalam kelompok
kecil yang terdiri dari 3 orang :

189
1 (satu) orang berperan sebagai Counsellor
1 (satu) orang berperan sebagai Counselee
1 (satu) orang berperan sebagai pengamat
c. Masing-masing kelompok memperagakan
tugas latihan tersebut pada No. b
d. Waktu latihan / peragaan selama 15 menit
e. Setelah latihan selesai Tutor menghentikan
latihan

f. Tutor mulai mendengarkan dari pemeran


Counsellor dan Counselee serta pengamat
tentang jalannya latihan secara bergantian.
g. Tutor menggali Leaning Point
h. Tutor menggali relevansi dlm pelaksanaan
tugas
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN a. Flip chart
b. Kertas Flip chart
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN a. Peragaan berlarut-larut.
b. Peran Counselee tidak menceritakan
masalah yang sebenarnya (tertutup)
10. PELAJARAN YANG :
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menciptakan suasana yang
LATIHAN harmonis
- Perlunya memahami masalah yang
dihadapi oleh Counselee
- Perlunya menganalisa dan mencari akar
permasalahannya
- Perlunya pola pertanyaan yang efektif
- Perlunya mengetahui latar belakang
- Perlunya mengetahui cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi
- Perlunya mencari informasi yang akurat
yang berkaitan dengan permasalahan
Counselee
- Perlunya menguji alternatif yang terpilih
oleh Counselee
11. RELEVANSI DALAM :
PELAKSANAAN TUGAS Sebagai seorang Counsellor dapat menciptakan
suasana yang harmonis dalam memecahkan
masalah yang dihadapi Counselee sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
190
dengan maksimal
12. LAIN-LAIN :
-

DESAIN PELATIHAN NO.39

INTERVENTION SKILL - 1
KETERAMPILAN INTERVENSI

1. NAMA LATIHAN : Intervensi

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
a. Memahami pengertian Intervensi.
b. Memahami tujuan Intervensi.
c. Memahami manfaat Intervensi.
d. Mamahami langkah-langkah Intervensi.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan


LATIHAN tentang pengertian intervensi, tujuan intervensi
manfaat intervensi dan sebutkan langkah-
langkah intervensi.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture.


b. Penugasan.
c. Diskusi.

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menuliskan judul latihan di Flip chart


LATIHAN dan menyamakan persepsi tentang
pengertian Intervensi Skill tersebut.
b. Tutor membagi peserta didik menjadi 3
atau 4 kelompok masing-masing kelompok
mendiskusikan tugas dalam latihan selama
± 20 menit.
c. Setelah selesai diskusi masing-masing
kelompok memaparkan hasil diskusi.
191
Masing-masing kelompok menanggapi hasil
diskusi oleh kelompok lainnya (masing-
masing kelompok maksimal 10 menit
termasuk tanggapan).
d. Tutor menggali materi intervensi dari hasil
diskusi tersebut.
e. Tutor menggali learning point.
f. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta didik kurang serius/


LATIHAN b. Keterbatasan waktu.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui pengertian intervensi


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui tujuan intervensi
LATIHAN - Perlunya mengetahui manfaat intervensi
- Perlunya mengetahui langkah-langkah
intervensi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam melaksanakan tugas Intervensi harus
mengetahui langkah-langkah melaksanakan
Intervensi sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal

12. LAIN-LAIN :

a. Pengertian

Intervensi secara harfiah adalah : Masuk ke daerah orang lain untuk


mempengaruhi (tidak mengancam dan yang bersangkutan mau
menerima / membantu) sehingga pihak lain tersebut mau diajak
kerjasama dengan dasar kesadaran sendiri.

b. Tujuan Intervensi

1) Agar kita mampu memasukkan ide / tujuan kepada orang lain


tersebut dapat menerima tanpa merasa dipaksakan maupun
tersinggung.
2) Mempengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu sehingga
orang lain tersebut dapat menerima.
192
3) Mampu menyampaikan tujuan.

c. Manfaat Intervensi :

1) Mencapai tujuan secara efektif dan efisien.


2) Mendapatkan ide dan masukan dari pihak lain untuk bahan
pertimbangan pengambilan keputusan.

d. Proses Intervensi melalui 7 Langkah :

1) Back ground (memahami latar belakang)


2) Entry (masuk area intervensi)
3) Diagnosis (merumuskan)
4) Planning (merencanakan)
5) Action (tampil / pelaksana)
6) Evaluation (menilai kembali)
7) Termination (definisi sementara : berhasil- tidak berhasil dsb)

e. Dari 7 langkah tersebut dapat disederhanakan menjadi 5 Langkah

1) Contracking
2) Diagnosis
3) Action Planning
4) Evaluation
5) Conclusion

193
KETERAMPILAN INTERVENSI

1. Umum.

a. Dalam rangka mengumpulkan data (sebagai dasar) untuk


memecahkan masalah diperlukan kemampuan Intervention Skill
ke dalam lingkungan di mana akan diperoleh data tersebut.
Khususnya dilakukan menggunakan metode Questioner,
Wawancara dan lain-lain yang sejenisnya. Dalam hal ini akan
terlihat bahwa dalam suatu Intervensi, disatukan keterampilan
hubungan antar pribadi dengan pemecahan masalah dan
pembuatan kebijakan.

b. Bila seseorang memasuki suatu lingkungan lain dengan maksud


mengadakan survei atau riset, pada hakekatnya dia telah
melakukan suatu Intervensi kedalam, sebagai orang yang tidak
dikenal orang itu mungkin akan terlihat sebagai orang asing,
pejabat yang memang tugasnya sebagai peneliti dan lain-lain.
kemungkinan lagi mereka tahu bahwa kedatangan seseorang itu
akan merubah situasi contohnya akan merubah cara kerja mereka
itu. Dan memang benar, dalam laporan / tulisan seorang peneliti
selalu akan menyarankan agar pimpinan lingkungan tersebut mau
merubah / melakukan sesuatu.

c. Yang perlu mendapatkan perhatian seorang peneliti adalah bahwa


kehadirannya adalah bukan sesuatu yang mengancam, tetapi
sebagai seorang teman yang akan membantu, khususnya
menghilangkan bahaya-bahaya yang ada.

2. Intervensi dalam suatu Organisasi.

a. Kalau seseorang melakukan suatu intervensi dalam suatu


organisasi, harus melihat organisasi yang dimasuki itu sebenarnya
dalam suatu sistem yang terdiri dari sub-sistem sub-sistem
contohnya :
194
1) Dari segi struktur, organisasi merupakan berbagai sistem
seperti sistem komunikasi, sistem kekuasaan, sistem
kewenangan, sistem proses arus kerja dan lain-lain.
2) Dari segi manusia, organisasi merupakan berbagai sistem
seperti sistem seleksi personil, sistem latihan dan lain-lain.
3) Dari segi tehnik, organisasi merupakan sebagai sistem seperti
peralatan, proses informasi, tehnik kerja dan lain-lain.

b. Proses suatu Intervensi melalui 7 (tujuh) langkah yaitu :

1) Background

Dalam fase Background belum ada kontrak antara konsultan


dan klien. Tetapi dalam fase ini seorang konsultan mungkin
ingin melihat beberapa karakteristik klien antara lain sebagai
berikut :
(b) Sumber daya pokok.
(c) Keterbatasan pokok.
(d) Norma, nilai sosial dan kultural yang penting.
(e) Sub-sistem dan keseluruhan yang pokok.
(f) Hubungan antar sub-sistem.
(g) Sikap terhadap perubahan orang lain.
(h) Hubungan sistem dengan sistem lain disampingnya.
(i) Motivasi klien untuk meningkatkan diri.

2) Entry

Sekali jalan masuk dipilih, konsultan dan klien mulai


pembicaraan Contract. Oleh karenanya fase ini dapat pula
dikatakan fase Contracting. Jadi, suatu Contract adalah
perjanjian antara dua orang melaksanakan sesuatu. Dua orang
tersebut harus setuju dengan isi Contracting tersebut. Tentu
saja suatu persetujuan sejati hanya bisa dari pihak tersebut
merasa posisinya konsultan harus dapat menyakinkan bahwa
dia akan membantu klien. Dia harus memberikan kesan yang
baik. Dia harus menunjukkan bahwa dia tidak lebih berfungsi
dari pada klien. Kalau upaya ini tidak berhasil maka akan
gagal upaya intervensi tersebut, jelas bahwa perjumpaan
pertama antara konsultan dan klien adalah sangat penting.

Dalam pertemuan perlu dikembangkan :

(a) Apakah sudah disepakati tetang problem yang


sebenarnya. Hal ini disebabkan kadang-kadang apa yg
dikemukakan oleh klein sebagai problem, sebenarnya
195
bukan problem yang sebenarnya. Konsultan harus dapat
menunjukkan problema apa yang sebenarnya.
(b) Apakah sudah sepakat tentang bagaimana kita akan
melaksanakan tugas ini ?
(c) Apakah sudah sepakat tentang bagaimana cara
mengukur bahwa kita sudah berhasil ?
Mungkin tidak bisa diperoleh segera pada pertemuan
pertama. Tetapi upaya mengembangkan hal-hal tersebut
harus terus diupayakan dengan sabar.

Apabila sudah diperoleh Contract, masih perlu diperhatikan


bahwa tidak semua orang yang akan kita jumpai itu mengerti
adanya Contract. Jadi setiap kali kalau kita berjumpa dengan
orang lain, pada tingkat yang berbeda, kita perlu mengulangi
contract tersebut.

3) Diagnosis

Fase diagnosis difokuskan pada pendapat unsur yaitu :

(a) Problem yang dirasakan klien.


(b) Tujuan klien.
(c) Sumber daya klien.
(d) Sumber daya konsultan.

Biasanya selama fase Contracting dapat diperoleh ide-ide awal


tentang unsur-unsur tersebut di atas, sehingga diagnosis pun
dapat segera dilakukan. Problem-problem tersebut dipelajari
dan dipertimbangkan bagaimana cara akan mengatasinya.
Dalam hal ini dapat digunakan pendekatan kreatif dalam
pemecahan masalah jangan terlalu cepat mengambil
keputusan tentang hanya adanya satu problem dan atau
hanya adanya satu penyelesaian.

4) Planning

Hasil diagnosis (yang berupa jalan keluar mengatasi masalah)


akan dapat digunakan sebagai titik awal dalam fase
perancangan aksi. Tergantung dari hasil penemuannya
mungkin diperlukan negoisasi kembali dalam pembuatan
Contract, selama anggota dari sistem yang akan
bertanggungjawab dalam implementasi terdapat perubahan.

Langkah pertama dari perancangan adalah menetapkan


sasaran yang akan dicapai dengan perubahan itu, setelah
sasaran ditetapkan dapat ditetapkan alternatif penyelesaian
atau strategi perubahan. Lalu percobaan dilakukan untuk
196
menguji masing-masing alternatif. Dari beberapa alternatif
tersebut dipilih salah satu.

Rencana intervensi dpt diklasifikasikan dlm dimensi yaitu :

(a) Dari segi penggunaan sumber kekuatan (kekuatan


formal, kekuatan expert, kekuatan penekanan, kekuatan
berdasarkan kepercayaan) yang akan di gunakan untuk
implementasi intervensi.
(b) Dari segi sub-sistem organisasi yang akan menjadi
sasaran Intervensi. Ada 6 sub-sistem yaitu :

(1) Sub-sistem manusia. Ada 2 tidak umum yaitu :


- Intervensi arus tenaga manusia.
- Intervensi program pendidikan.

(2) Sub-sistem kekuatan.


- Yang normal.
- Yang tidak normal.

(3) Sub-sistem informasi.


- Yang formal.
- Yang tidak formal.

(4) Sub-sistem tugas.


- Kepuasan yang diakibatkan oleh tugas.
- Teknologi dasar dari tugas.

(5) Sub-sistem kebijaksanaan / kebudayaan.


- Aspek formal/explisit.
- Aspek informal/implisit.

(6) Sub-sistem lingkungan.


- Lingkungan fisik internal.
- Lingkungan fisik external.

Dari 4 (empat) sumber kekuatan dan 6 (enam) sub-sistem


organisasi dapat dikombinasikan untuk disusun suatu daftar
yang dapat digunakan oleh konsultan merencanakan atau
melaksanakan aksi intervensi.

5) Action

Fase kegiatan suatu upaya perubahan yang terencana dapat


meliputi aktivitas yang luas dari latihan manajemen sampai
pembangunan sistem informasi baru, untuk perubahan dalam
197
struktur organisasi, untuk perubahan dalam hubungan-
hubungan spesial dan arsitektural.

Perubahan apapun juga biasanya selalu ada untuk perubahan


tersebut hambatan-hambatan ini bisa terjadi, sering
mengancam sebagai suatu kekuatan negatif yang tidak
rasional yang harus diatasi dengan sarana apapun. Walaupun
begitu dalam beberapa kasus, hambatan dapat berfungsi
untuk tetap hidupnya suatu sistem yaitu untuk menyakinkan
perencanaan.
6) Evaluasi

Pada setiap tingkat evaluasi, tidak hanya pada akhir upaya


perubahan, perlu diadakan evaluasi kemajuan setiap tingkat,
walaupun tradisi evaluasi ilmiah membedakan dengan jelas
antara fase kegiatan dan fase evaluasi.

Untuk menyakinkan hasil-hasil yang tidak liar, perlu diadakan


seorang peneliti khusus yang bersifat bebas, untuk
mengevaluasi upaya perubahan.

Evaluasi strategi kegiatan dilaksanakan berdasarkan sasaran


spesifik yang ditentukan selama fase perencanaan. Anggota
klien harus tahu dengan cara apa dia dinilai. Untuk
mengurangi ketergantungan kepada konsultan dan
menumbuhkan kemampuan menggunakan informasi untuk
menimbulkan analisa sendiri didalam lingkungan sistem klien,
klien harus memonitor perkembangan dari fase kegiatan dan
menganalisa sendiri data. Hasil evaluasi akan menentukan
apakah proyek perubahan akan menuju fase Termination
atau kembali ke fase perencanaan untuk membuat rencana
kegiatan lebih lanjut dan mungkin menyusun contract lagi
dengan klien

7) Termination

Hubungan konsultan dan klien dalam proses perubahan adalah


oleh definisi sementara. Walaupun demikian kebanyakan
hubungan konsultasi mempunyai pengertian meliputi beberapa
peningkatan permanen atau jangkauan jauh dalam fungsi-
fungsi sistem klien. Oleh karenanya isu (......) Termination
harus diberi atensi melalui hubungan itu.

Dalam Contract terdahulu, kondisi Termination harus


didiskusikan dan perjanjian sementara dicapai. Kondisi ini
telah terbuka untuk negosiasi kembali dan menjadi lebih jelas
ketika hubungan konsultan dan klien berkembang.
198
Sementara fase Termination memadai akhir dari kontak antara
change agent dengan sistem klien, tidak berarti proses
perubahan selesai. Dalam banyak kasus sistem klien akan
melanjutkan melalui berbagai lingkaran Entry, Diagnosis,
Planning, Action dan Evaluation dalam proses perubahan,
sesudah konsultan pergi.

Sebagai kenyataan ini adalah tujuan utama dan banyak


konsultan. Titik dimana konsultan akan mengakhiri dapat
ditentukan lewat sejumlah variable seperti berhasil atau tidak
berhasil, sistem klien tergantung atau tidak tergantung, dan
sebagainya.

Kemampuan ini dilakukan konsultan harus menentukan


keputusan mengakhirinya dengan dipimpin oleh kemajuan
dalam problem sistem dan oleh kemampuan sistem mengatasi
problem sendiri. Mengakhiri terlalu cepat dapat menyebabkan
regresi kedalam kenyataan yang lebih buruk dan menunggu
terlalu lama untuk termination dapat menghasilkan ketidak
ketergantungan kepada konsultan dan kegagalan sistem
belajar kemampuan pemecahan masalah.

c. Model tersebut diatas difokuskan atas 2 hal yaitu :

1) Sehubungan dengan hubungan antara konsultan dan klien.


2) Sehubungan dengan permasalahan kerja itu sendiri.

d. Dari 7 langkah tersebut diatas dapat diperas menjadi 5 langkah


yang esensial yaitu :

1) Contracking.
2) Diagnosis.
3) Action Planning
4) Evaluation
5) Conclusion.

199
DESAIN PELATIHAN NO.40

INTERVENTION SKILL-2
KETERAMPILAN INTERVENSI

1. NAMA LATIHAN : Penempatan Anggota Babinkamtibmas

2. TUJUAN LATIHAN : Dapat tidaknya peserta didik :


a. Memasukan ide / tujuan kepada orang lain
sehingga orang lain dapat menerima
pengertian tanpa disadari/
b. Mempengaruhi orang lain dengan tujuan
tertentu sehingga orang lain dpt menerima.
c. Mampu menyampaikan tujuan

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan sebagai Kapolsek


LATIHAN untuk melakukan Intervensi kepada Muspika
dalam rangka penempatan Babinkamtibmas di
tiap Kelurahan.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Simulasi
c. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul Intervention Skill dan


LATIHAN menanyakan kepada peserta didik, apa arti
dari Intervention Skill kemudian dituliskan
pada Flip chart.
b. Tutor menjelaskan tugas latihan yang akan
dilaksanakan kepada peserta didik.
c. Tutor membagi sindikat menjadi 2
kelompok dengan peran sebagai berikut :
- 1 (satu) orang sebagai Kabag Binamitra
- 1 (satu) orang sebagai Kapolsek
200
- 1 (satu) orang sebagai Camat
- 1 (satu) orang sebagai Dan Ramil
- 5 (lima) orang sebagai Kepala Desa
- 1 (satu) orang sebagai pengamat
- 1 (satu) orang sebagai Toga dan Tomas
d. Tutor memerintahkan pemeran Camat
keluar utk diberikan arahan setelah selesai
diperintahkan kembali ke posisi semula.
e. Tutor memanggil pengamat & menjelaskan
tugasnya serta cek pengertian.
f. Setelah semua siap tutor mempersilahkan
untuk memulai latihan selama 15 menit.
g. Bila waktu latihan sudah habis, tutor
menghentikan latihan.
h. Pengamat diberi kesempatan untuk
menyampaikan hasil pengamatannya.
i. Tutor menggali learning point.
j. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : Kemungkinan peserta mengalami kesulitan


LATIHAN dalam melaksanakan latihan (membawakan
peran nya)

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya menciptakan suasana yang akrab


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menempati diri sesuai misinya
LATIHAN - Perlunya mempunyai sikap komunikatif
- Perlunya kesepakatan untuk mencapai
tujuan
- Perlunya mengambil kesimpulan terakhir
sebagai kesepakatan
- Perlunya kerjasama
- Perlunya kemitraan

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS perlu mempunyai sikap komunikatif dengan
instansi terkait agar dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -
201
DESAIN PELATIHAN NO.41

TEKNIK MOTIVASI

1. NAMA LATIHAN : Teknik Motivasi

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
a. Memahami pengertian Teknik Motivasi.
b. Menentukan Teknik Motivasi.
c. Menerapkan Teknik Motivasi.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mendiskusikan :


LATIHAN Bagaimana memberikan motivasi kepada
kelompok / perorangan dengan baik dan benar
sehingga kelompok / perorangan tersebut
termotivasi.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Kuliah singkat
c. Peragaan
d. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Motivasi dan


LATIHAN menggali pengertian Motivasi.
b. Sindikat dibagi menjadi tiga kelompok,
masing-masing mendiskusikan Bagaimana
memberikan motivasi kepada kelompok /
perorangan dengan baik dan benar
sehingga kelompok / perorangan tersebut
termotivasi (selama ± 20 menit)
c. Hasil diskusi dipaparkan masing-masing
kelompok secara bergantian dan saling
202
menanggapi.
d. Tutor memerintahkan peserta untuk
memperagakan hasil diskusi dan
menyamakan persepsi bagaimana cara
memotivasi yang baik dan benar.
e. Tutor menggali learning point dan relevansi
dalam pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flift chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta sudah mengetahui / pernah


LATIHAN melakukan latihan tersebut.
b. Keterbatasan waktu

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui pengertian motivasi


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui cara memotivasi yang
LATIHAN baik dan benar
- Perlunya menerapkan cara motivasi
- Perlunya mengetahui latar belakang yang
akan diberikan motivasi
- Dalam motivasi diberikan reward and
punishment
- Dalam memberikan motivasi melihat situasi
dan kondisi
- Dalam memberikan motivasi Perlu
menciptakan suasana yang harmonis
- Dalam memberikan motivasi diperlukan
wawasan yang luas.
- Dalam motivasi diperlukan adanya
dorongan dari dalam diri sendiri atau orang
lain.

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS dalam memberikan motivasi kepada bawahan
harus mengetahui latar belakang bawahannya
supaya dalam pelaksanaan tugas berhasil
secara maksimal

12. LAIN-LAIN : Motivasi adalah mendorong, menggerakkan


seseorang untuk melakukan kegiatan demi
kemajuan.

203
DESAIN PELATIHAN NO.42

PRODUCTION SKILL
(KETERAMPILAN BERPRODUKSI)

1. NAMA LATIHAN : Picmolion


(Seorang pemahat / pengukir terkenal di
zaman yunani kuno)

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan keterampilan


peserta didik agar mampu :
a. Mengukur kemampuan dirinya.
b. Dapat menerima tugas yang di berikan.
c. Berusaha bekerja keras untuk mencapai
suatu tujuan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik menempel / gambar mata ke


LATIHAN sebuah lukisan wajah yang belum ada matanya

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Latihan
c. Peragaan

7. PELAKSANAAN : a. Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok.


LATIHAN b. Tiap kelompok ditunjuk 1 orang dan ditutup
matanya.
c. Melengkapi gambar mata ke sebuah lukisan
oleh 1 orang peserta yg ditunjuk.
d. Melengkapi gambar mata ke sebuah lukisan
dikendalikan / diberi aba-aba oleh rekan-
rekannya dari jauh.
e. Kelompok lain diperbolehka mempengaruhi
aba-aba yang diberikan oleh kelompok

204
yang sedang bermain atau bertugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Alat penutup mata
e. Gambar

9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta didik telah mengetahui lebih dulu


LATIHAN benda / gambar yang akan diamati.
b. Keterbatasan waktu.

10. PELAJARAN YANG : - Siap menerima kenyataan tidak berhasil /


DAPAT DI TARIK DARI berhasil
LATIHAN - Pandai bersyukur apa yang didapatkan
dalam melaksanakan tugas
- Jabatan ditentukan oleh dirinya sendiri atas
Karyanya (keuletan dan ketekunan)
- Mengakui kelebihan orang lain untuk
memotivasi dirinya

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS Harus pandai bersyukur dan memotivasi diri
untuk berkarya demi keberhasilan dalam tugas.

12. LAIN-LAIN : -

205
DESAIN PELATIHAN NO.43

INVENTARISASI POTENSI KEPEMIMPINAN


(I P K)

1. NAMA LATIHAN : Potensi Kepemimpinan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dapat :
a. Memahami dan mengetahui kemampuan
dirinya sebagai seorang Pimpinan.
b. Mengetahui dan terampil dirinya sebagai
seorang Pemimpin

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mengisi Inventory yang sudah


LATIHAN disiapkan dengan Judul Tes Potensi
Kepemimpinan.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture


b. Penugasan
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul yang akan dibahas


LATIHAN Inventarisasi Potensi Kepemimpinan.
b. Tutor membagikan Inventory Tes Potensi
Kepemimpinan.
c. Tutor menjelaskan bagaimana cara
pengisian Tes Potensi Kepemimpinan.
d. Peserta didik menjawab pertanyaan paling
lama 25 menit.
e. Setelah selesai pengisian Tutor
menjelaskan kembali bagaimana cara
pengisian Tes Potensi Kepemimpinan

206
dengan cara pengisian, jumlah jawaban :
- ax0
- bx1
- cx2
f. Selanjutnya Tutor menyiapkan Flip chart
yang sudah diisi untuk mencocokkan skor
peserta dengan evaluasi guna mengetahui
skor yang sudah dicapai antara lain :
1) 85 - 100 : Potensi saudara dalam
kepemimpinan yang paling tinggi
Protect Knowladge (Melindungi ilmu
pengetahuan).
2) 76 - 85 : Dapat digolongkan / di
kelompokan individu yang ambisius.
3) 61 - 75 : Sementara saudara
berfungsi dengan baik sekali pada
posisi saat ini.
4) 45 - 60 : Kekurangan dalam
pendekatan pd karier menghilangkan
kesempatan saudara untuk sukses.
5) 45 kurang : Skor saudara tidak
menunjukkan keharuman alamiah utk
kegiatan tingkat tinggi dng pengabdian
dan usaha sendiri.
g. Tutor memberikan kesempatan kepada
para peserta untuk membacakan hasilnya
(pilih beberapa peserta yang berbeda hasil
isiannya).
h. Tutor menggali Learning point dari proses
pelatihan.
i. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas dikaitkan dengan
jabatan para peserta.
j. Tutor membuka tanya jawab

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Naskah latihan
e. Slide/ Laser point

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang paham dalam pengisian


207
LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui potensi


DAPAT DI TARIK DARI kepemimpinan
LATIHAN - Perlunya memahami potensi yang dimiliki
oleh individu dikaitkan dengan jabatan
yang disandang
- Perlunya mencocokkan hasil isian dengan
pribadinya
- Perlunya memahami bahwa hasil isian
sebagai masukan untuk individu
- Perlunya memiliki kemampuan untuk
meningkatkan diri sebagai seorang
Pemimpin

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS Diharapkan setelah Pengisian Tes Potensi
Kepemimpinan dapat mencocokkan hasil isian
dengan pribadinya untuk dijadikan landasan
perubahan perilaku sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

12. LAIN-LAIN : Naskah Potensi Kepemimpinan

Pengertian Potensi Kepemimpinan :


Adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk
mengetahui keberadaan dirinya dalam organisasinya.

208
TES POTENSI KEPEMIMPINAN

Pertanyaan yang Saudara jawab berhubungan dengan sikap pribadi


saudara, fakta-fakta yang saudara miliki atau tidak, belum terpetik dalam
halaman. Jawaban akan memperoleh nilai yang tepat tergantung pada tingkat
intensitas dalam sikap saudara.

Pilih dan lingkarilah jawaban yang saudara perkirakan paling jujur untuk
mewakili pribadi dan perasaan saudara mengenai beberapa persoalan.

1. Apakah saudara mempertimbangkan semua pro dan kontra suatu situasi


melalui sudut pandang faktual semata-mata sebelum saudara mengambil
keputusan :
a. Biasanya tidak
b. Kadang-kadang Ya, Kadang-kadang tidak
c. Hampir selalu

2. Apakah saudara mengijinkan perasaan pribadi/keinginan untuk


membelokan/mewarnai fakta sebelum saudara mengambil keputusan ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai suatu tingkat tertentu
c. Sampai tingkatan yang tinggi

3. Apakah keinginan untuk mengetahui tentang hasil dari suatu keputusan


akan membuat saudara menunda terlalu lama keputusan yang akan
saudara ambil untuk hasil yang paling efektif
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Hampir selalu, seringkali

4. Apakah saudara membuat suatu keputusan dalam menyelesaikan


persoalan ?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Hampir selalu

5. Apabila ada orang lain yang tidak setuju dengan keputusan saudara,
apakah saudara segera mundur teratur ?
a. Tidak
209
b. Tergantung orangnya
c. Seringkali

6. Apakah saudara mempertahankan keputusan-keputusan saudara dengan


logika dan bukan dengan emosi ?
a. Tidak saya terbawa
b. Ya,bila saya tdk terlalu tersangkut scr emosional dlm persoalan tsb
c. Sampai tingkatan tertinggi
7. Apakah saudara takut terhadap kegiatan sehingga tidak berani
menempuh resiko dalam membuat keputusan yang penting
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Sampai batas tertinggi

8. Apakah saudara menentang adanya perubahan-perubahan, ide-ide baru,


cara-cara baru dalam melaksanakan sesuatu hal
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Sampai batas tertinggi

9. Menurut pendapat saudara apakah setiap hal yang baru itu mempunyai
kemungkinan sebagai perbaikan terhadap yang lama ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

10. Apakah saudara menolak untuk mendengar advise (saran/petuah) orang


lain ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

11. Apakah saudara terancam oleh keagresifan orang lain ?


a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

12. Apakah saudara merasa bahwa saudara itu lebih super daripada orang-
orang sekitar saudara ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

13. Apakah saudara merasa ikut mendorong inisiatif orang-orang yang


bekerja dibawah saudara ?
a. Tidak, saya lebih suka hal itu dibawah pengawasan saya
b. Tergantung dari seseorang dengan orang lain
c. Pasti, Ya
210
14. Apakah saudara merasa terstimulir oleh tanggung jawab ?
a. Tidak, saya merasa terbebani
b. Tergantung pada sifat pertanggungan jawab itu
c. Sangat terstimulir

15. Apakah saudara menjadi “Immobilizer” (tidak mendorong/tidak


menggerakan) di bawah tekanan berat untuk menyelesaikan hal-hal
dalam suatu waktu tertentu
a. Tidak pernah
b. kadang-kadang
c. Sering

16. Apakah saudara merasa bahwa orang lain harus berbuat segalanya oleh
diri sendiri untuk menyelesaikannya dengan tepat ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Secara umum, Ya

17. Apakah saudara merasa bahwa orang-orang lain itu berusaha untuk
mengeskploitasi saudara ?
a. Sama sekali tidak
b. Sama batas tertentu
c. Sampai tingkatan yang tinggi

18. Apakah saudara mempunyai kepercayaan terhadap kawan-kawan dan


relasi-relasi kerja saudara ?
a. Tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

19. Apakah kegagalan saudara menghalangi untuk berusaha lagi


a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Ya

20. Apakah saudara menganalisa kegagalan dan belajar darinya ?


a. Tidak
b. Sampai tingkat tertentu
c. Ya

21. Apakah saudara cenderung mempunyai tendensi untuk menyalahkan


orang lain bagi hal yang tidak enak yang terjadi pada saudara ?
a. Tidak
b. Sampai tingkat tertentu
c. Sampai tingkat tertinggi

211
22. Apakah saudara merasakan adanya rintangan handicap (rintangan) oleh
gaya atau kemampuan berbicara saudara ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai tingkat tertentu
c. Sampai tingkat maksimal

23. Apakah saudara merasa sudah terlalu terbiasa dalam tata cara sehingga
sulit untuk mempelajari prosedur-prosedur bagi kesuksesan saudara ?
a. Tidak
b. Sampai tingkat tertentu
c. Sampai tingkat tinggi

24. Apakah saudara menduga bahwa saudara akan tepat di dalam segala
sesuatunya ?
a. Secara tepat tidak
b. Hanya dalam beberapa hal
c. Begitulah

25. Apakah saudara merasa, bahwa kekurangan status keluarga atau


kekayaan materi itu merupakan halangan yang permanen ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

26. Apakah saudara bersedia untuk memberikan lebih daripada suatu usaha
terhadap pekerjaan anda, melebihi waktu yang telah ditentukan ?
a. Pasti
b. Kadang-kadang
c. Tidak, kecuali apabila saya dibayar untuk hal itu

27. Apakah saudara merasa, bahwa anda akan dapat bekerja secara efektif
sebagai seorang individu dan bukanlah sebagai bagian dari suatu tim ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

28. Apakah kehormatan organisasi kerja saudara itu lebih penting daripada
rasa yang disukai atau disenangi saja ?
a. Tidak
b. Dalam beberapa hal
c. Ya

29. Apakah sukses dalam pekerjaan cukup berarti setelah saudara


mengorbankan sebagian waktu bersama keluarga ?
a. Tidak, Keluarga saya adalah yang utama
b. Apabila jumlah waktunya sanggat dibatasi
c. Ya, Pasti

212
30. Apaka saudara lebih memilih pekerjaan yang aman dengan kemungkinan
untuk peningkatan yg terbatas, dari pada suatu pekerjaan yang kurang
sempurna tapi mengandung kemungkinan bagi kemajuan yang rasional ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai beberapa tingkat tertentu
c. Ya
31. Apakah saudara merasa berpendapat bahwa sukses itu lebih tergantung
pada pengaruh dari pada kemampuan ?
a. Tidak, kemampuan adalah faktor utama
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

32. Apakah berpendapat bahwa saudara dapat mengambil suatu keputusan


bagi kebaikan perusahaan / organisasi sekalipun hal tersebut
memerlukan suatu pemecatan orang yang cakap dan layak ?
a. Tidak, saya tidak dapat berbuat
b. Tergantung berapa dekatnya saya dengan orang tersebut
c. Ya, saya dapat mengambil keputusan tersebut

33. Apakah saudara merasa yakin, bahwa melalui usaha dan latihan akan
maju didalam perusahaan / organisasi ?
a. Tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

34. Apakah dalam hal rekan setingkat menyerahkan pekerjaan yang lebih
baik dari usaha saudara mengkhawatirkan/menekan saudara ?
a. Tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

35. Apakah sdr menstimulir utk lebih berusaha dng adanya Kompetensi ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Tidak

36. Apakah saudara bersedia menggunakan waktu untuk menelaah fakta


yang asing guna mendapat pengertian menyeluruh dari suatu masalah
atau situasi ?
a. Kebanyakan tidak
b. Bila masalah / situasinya penting
c. Ya

37. Apakah saudara tertarik pada seluruh aspek dari organisasi yang saudara
layani diatas dan dibawah organisasi anda sendiri ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya
213
38. Apakah saudara berpendapat untuk sukses itu harus memerlukan untuk
sekedar mengetahui pekerjaan sendiri dengan baik ?
a. Tidak
b. Sampai beberapa jauh tertentu
c. Ya
39. Apakah saudara memelihara pengetahuan politik dan berita perdagangan
yang mutakhir ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

40. Apakah saudara meletakkan tujuan-tujuan karier bagi diri sendiri


sehubungan dengan penghasilan dan kedudukan ?
a. Tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

41. Apakah saudara mencoba rencana yang realistis guna mencapai tujuan
karier saudara ?
a. Tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

42. Apakah saudara dapat membedakan antara perubahan emosional dng


pengertian logis dng reaksi sdr terhadap suatu masalah atau situasi ?
a. Saya kira tidak
b. Kadang-kadang
c. Saya rasa tidak

43. Apakah saudara mempunyai tendensi untuk membantu orang yang


punya kemampuan lebih sedikit akan tetapi saudara sukai dari pada
orang yang punya kemampuan lebih tetapi tidak saudara sukai ?
a. Sama sekali tidak
b. Untuk seberapa jauh
c. Banyak

44. Apakah saudara takut atau terganggu oleh tanggung jawab untuk
membuat keputusan yang menyangkut jumlah uang yang besar ?
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya

45. Apakah Saudara berpendapat, reaksi dan kenikmatan istirahat itu lebih
menarik kepada kebahagiaan sukses pekerjaan ?
a. Tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya
214
46. Apakah saudara akan memepertimbangkan pemisahaan dengan keluarga
selama 6 -12 bulan itu adil bagi kesempatan karier saudara ?
a. Tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya
47. Apakah saudara bersedia untuk menggunakan waktu dan uang untuk
mengolah kontak-kontak yang mempengaruhi ?
a. Tidak
b. Dibawah beberapa keadaan
c. Ya

48. Apakah saudara bersedia untuk menggunakan waktu dan uang bagi
latihan tingkat atas bagi pencapaian tujuan-tujuan karier ?
a. Tidak
b. Dibawah keadaan tertentu
c. Ya

49. Apakah saudara berpendapat bahwa kemajuan dalam organisasi itu


adalah soal untung-untungan ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

50. Apakah saudara menganggap diri saudara seorang yang gagal bila
saudara tidak/belum membuat usaha yang terencana untuk bergerak ke
tingkat lebih atas dalam organisasi ?
a. Sama sekali tidak
b. Sampai batas tertentu
c. Ya

215
EVALUASI

Dibawah ini diberikan suatu Outline jarak-jarak yang beraneka ragam


untuk menentukan hasil tes.
Cocokkan skor saudara dengan evaluasi tersebut guna mengetahui skor yang
saudara capai.

85 sampai 100 : Potensi saudara dalam kepemimpinan adalah tinggi.


Apabila saudara membangun kemampuan dengan
sepenuh hati dan mengendalikan kesempatan-
kesempatan karier dengan keahlian saudara akan
memiliki semuanya untuk mencapai cita-cita. Latihan
dengan Protect Know Ladge (melindungi ilmu
pengetahuan) dalam kepemimpinan dapat mendukung
kemampuan alamiah saudara dan mempercepat posisi
saudara untuk mencapai puncak.

76 sampai 85 : Saudara dapat menggolongkan diri kedalam kelompok


individu-individu yang ambisius yang berorientasi
untuk sukses. Kemampuan-kemampuan yang
memungkinkan untuk meningkat harus saudara
perhatikan. Bagi Saudara, latihan kepemimpinan dan
pengalaman yang teratatur adalah perlu, menjelang
masa depan yang baik.

61 sampai 75 Sementara saudara tengah berfungsi dengan baik


sekali pada posisi sekarang ini latihan kepemimpinan
dapat membantu untuk memperkuat kelemahan,
mempertajam kemampuan saudara untuk mengambil
tindakan yang tepat dan menentukan serta membantu
meletakkan pondasi yang kuat.

45 sampai 60 Kekurangan dalam pendekatan / Approach pada


karier menghilangkan kesempatan-kesempatan
saudara untuk sukses. Latihan kepemimpinan sangat
dianjurkan guna membantu saudara untuk mengisi
Jurang-jurang yang vital

45 atau kurang Skor saudara tidak menunjukkan adanya keharuman


alamiah untuk kegiatan tingkat tinggi sementara
latihan kepemimpinan yang dikombinasi dengan
pengabdian dan usaha saudara sendiri, akan
memperbaiki kesempatan-kesempatan bagi sukses
saudara dalam dinas.

216
DESAIN PELATIHAN NO.44

ACTION CENTRED LEDERSHIP


(ACL)

1. NAMA LATIHAN : Profil Kepemimpinan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar mampu :
Memahami bahwa seorang pemimpin selalu
mempertimbangkan 3 (tiga) elemen dasar
yaitu pencapaian tujuan, dapat membangun
tim dan mengembangkan individu-individu
pada saat melakukan setiap tindakan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mengisi inventory Profil


LATIHAN Kepemimpinan yang sudah disiapkan dengan
judul checklist kepemimpinan.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture


b. Penugasan
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul yang akan dibahas


LATIHAN (Profil Kepemimpinan).
b. Tutor membagikan blanko Profil
Kepemimpinan dan dilanjutkan peserta
mengisi waktu 25 menit.
c. Peserta didik diperintahkan untuk mengisi
blanko dengan 1 statemen mempunyai 3
alternatif jawaban, yang masing-masing
alternatif mempunyai nilai 0 sampai dengan
5 dan ketiganya harus berjumlah 5.
d. Setelah selesai tutor menghimpun nilai dan
memperhatikan hasilnya sesuai Teori
Action Centered Leadershif penemuan :
Dr.Jhon Dailery Michael J. Bailey.
e. Tutor menggali learning point.
f. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
g. Tutor membuka tanya jawab.

217
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Naskah latihan
e. Slide/ Laser point

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik kurang paham dalam pengisian.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui Profil Kepemimpinan.


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui kemampuan dari
LATIHAN setiap anggota.
- Perlunya menyadari bahwa profil seseorang
dapat dirubah atas kemauannya sendiri.
- Perlunya mengetahui Action Centered
Leadershif.

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS harus mengetahui kemampuan dari setiap
anggota kepemimpinan dalam tugas sehingga
dalam pelaksanaan tugas dapat berhasil
dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : Naskah profil kepemimpinan

Pengertian profil kepemimpinan


adalah penampilan seorang pemimpin dalam memimpin organisasi.

218
PROFIL KEPEMIMPINAN

1. Pengertian

Beberapa penulis memberikan pengertian mengenai kepemimpinan


sesuai dengan pendekatannya masing-masing. Merumuskan bahwa
kepemimpinan itu adalah akitivitas untuk mempengaruhi orang-orang
supaya diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Konsep kekuasaan
sebagai terjemahan dari power lebih dekat dengan kepemimpinan.
Kekuatan merupakan sarana bagi pemimpin untuk mempengaruhi
perilaku / kegiatan dari bawahan-bawahan / pengikut-pengikutnya.

Namun demikian seorang pemimpin harus dapat dengan tepat


menggunakan kekuasaannya itu sehingga orang-orang di bawahnya
dapat dengan sukarela melaksanakan apa yang menjadi keinginan dari
padanya.

2. Uraian

a. Persoalan kepemimpinan
Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik,
literatur-literatur kepemimpinan sering kali memberikan penjelasan
bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang
sesuai dengan situasi kepemimpinan dan syarat-syarat
kepemimpinan yang baik. Suatu organisasi akan berhasil atau
gagal, sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan ini. Suatu
ungkapan yang mengatakan bahwa kepemimpinan yang
bertanggung jawab atas keberhasilan atau gagalnya suatu
pekerjaan merupakan ungkapan yang menggambarkan bahwa
posisi pemimpin dalam suatu organisasi adalah sangat penting.
Ungkapan ini membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun
wujudnya dan dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban
untuk mempertanggung jawabkannya.
Contoh-contoh kepemimpinan dari pemimpin-pemimpin yang besar
sangat banyak dan dapat ditemukan dalam literatur-literatur baik
dalam maupun luar negeri. Masalahnya sekarang adalah
bagaimana kita menerapkan kepemimpinan dalam alam modern ini
agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

b. Beda Kepemimpinan
Beda Kepemimpinan (Leadership) dan Manajemen (Management)
kedua istilah tersebut lebih-lebih bila hanya disebutkan Leader dan
Manager, pada hakekatnya mempunyai arti yang sama-sama
berfungsi pemimpin. Akan tetapi kalau mempunyai hal yang sama
mengapa digunakan istilah yang berbeda ? Lebih jauh lagi kita
kenal istilah-istilah bagi seorang pemimpin sesuai dengan
219
jabatannya ada yang disebut ketua, kepala, direktur, komandan
dan lain-lain. Kesemua itu tentunya mempunyai arti dan fungsi
yang sama yaitu memimpin pencapaian tujuan organisasi.
Suatu rumusan yang sering digunakan mengenai manajemen
adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha
orang-orang lain, dimana manajer adalah orang senantiasa
memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain
(baik perorangan maupun kelompok), suatu seni.
Disini tampak bahwa kepemimpinan lebih bebas dari aturan-aturan
birokrasi sedangkan manajemen pada umumnya sudah dibatasi
dengan aturan-aturan tertentu. Kepemimpinan dapat terjadi
dimana saja, tidak terikat dalam organisasi tertentu, organisasinya
bisa bersifat abstrak, misalnya seorang ulama yang berpengaruh
tidak terlebih dahulu diikat dengan ketentuan-ketentuan organisasi
dan tidak dibatasi oleh jalur komunikasi struktural, tetapi ia
dengan pengaruhnya itu dapat mempengaruhi tindakan seseorang
dalam bidang-bidang tertentu.

c. Peranan pemimpin
Istilah peranan, sering digunakan dalam pengaruh teater untuk
mencoba menjelaskan apa yang harus dimainkan oleh seorang
aktor.
Pemimpin adalah seorang aktor. Suatu peran dari seorang
pemimpin dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku yang
teratur yang ditimbulkan oleh karena suatu jabatan tertentu atau
karena adanya suatu organisasi tertentu. Kepribadian seorang
pemimpin seringkali amat mempengaruhi bagaimana peranan itu
harus dijalankan.
Peranan yang harus dimainkan oleh manajer tingkat bawah,
menengah, maupun tingkat atas pada hakekatnya adalah sama
hanya mempunyai bobot yang sedikit berbeda karena
lingkungannya yang berbeda.
Menurut Hendry Mintzberd ada tiga peranan utama yang
dimainkan oleh setiap pemimpin dimanapun letak hierarkinya. Dari
tiga peranan tersebut kemudian diperinci menjadi sepuluh
peranan.
1) Peranan hubungan antar pribadi (Interpersonal Role)
a. Peranan sebagai pimpinan secara simbolis
b. Peranan sebagai pemimpin
c. Peranan sebagai pejabat perantara
2) Peranan yang berhubungan dng Informasi (Information Role)
(a) Sebagai monitor
(b) Sebagai disseminator (dalam proses transmisi informasi)
220
(c) Sebagai juru bicara.
3) Peranan pembuat keputusan
(a) Sebagai Enterpreneur (pemrakarsa / perancang kegiatan-
kegiatan)
(b) Sebagai penghalau gangguan-gangguan
(c) Sebagai pembagi sumber
(d) Sebagai negosiator

3. Action Centred Leadership (A.C.L)

Action Centred Leadership, dititikberatkan pada tindakan-tindakan


seorang pemimpin, yaitu apa yang sebenarnya diperbuat oleh seorang
pemimpin tersebut untuk menyelesaikan tugas, membina kelompok dan
memanfaatkan kemampuan-kemampuan perorangan pada tingkat yang
paling tinggi. Kepemimpinan dengan pendekatan seperti ini tidak
didasarkan pada seorang pemimpin tersebut. Adalah menjadi tugas dari
seorang pemimpin untuk merencanakan hal-hal yang perlu untuk
menyelesaikan tugas, membina kelompok, mengembangkan
kemampuan perorangan.
a. Penyelesaian tugas
Satu kelompok dengan seorang pemimpin, terbentuk karena suatu
tujuan atau suatu tugas tak dapat diselesaikan oleh hanya satu
orang. Dalam hal inilah terletak perbedaan antara kelompok
dengan kumpulan orang-orang yang terjadi secara kebetulan.
Seorang pemimpin harus yakin bahwa kelompok yang dipimpinnya
akan menyelesaikan tugasnya dan kelompok tersebut harus
merasa bahwa pemimpin mereka mampu melaksanakan tugas
tersebut. Seorang pemimpin harus menunjukkan bahwa ia dapat
merencanakan serta menyusun suatu kelompok dan memonitornya
secara efektif, juga ia harus menunjukkan bahwa ia tahu kemana
ia akan mengarah dan bahwa semua kegiatan harus diarahkan
secara efektif untuk mencapai tujuan.
Apabila kelompok tidak merasa yakin seperti tersebut di atas, dan
apabila bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan tugasnya, maka
semangat mereka akan menurun dan menjadi frustasi. Hal ini akan
tetap terjadi walaupun mereka diperlukan secara baik (secara
manusiawi) oleh pemimpin mereka, ataupun walaupun sangat
menyukai pemimpin mereka tersebut.

b. Pembinaan kelompok
Suatu kelompok akan membina kepribadiannya sendiri yang
berbeda dari kepribadian masing-masing anggotanya. Hal ini akan
menjadi jelas, bila pendapat pribadi dan pendapat kelompok yang
221
diambil dalam suatu pertemuan. Suatu kelompok mempunyai
kekuatan untuk menetapkan norma tingkah laku serta
penampilannya, dan mampu melaksanakannya, walaupun hal
tersebut bertentangan dng kepentingan perorangan maupun
kepentingan organisasi.
Adalah menjadi tanggung jawab dari pemimpin, untuk
mendapatkan kesepakatan kelompok, sehingga tuntutan kelompok
tadi dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan dan bukan
sebaliknya.
Pimpinan harus sadar membina loyalitas dari anggota terhadap
kelompoknya, kebanggan mereka dalam memiliki, keinginan
mereka untuk bekerjasama dalam kelompok, pendek kata
membina semangat mereka.
Pimpinan harus memanfaatkan tenaga kelompok secara efektif dan
harus mencegah jangan sampai terpecah belah dan tidak berdaya,
dng demikian dpt ditimbulkan ide-ide kelompok tsb.

c. Pengembangan individual
Suatu kelompok tentunya terdiri dari individu-individu. Seorang
pemimpin harus yakin, bahwa setiap individu harus mengetahui
apa yang diharapkan dari mereka, dan juga harus yakin bahwa
mereka memberikan sumbangan yang berarti dan berguna dalam
pelaksanaan tugas, dan mereka harus menerima penghargaan
yang sesuai untuk prestasinya ini.
Suatu pekerjaan harus menuntut sesuatu yang terbaik dari
individu-individu, harus memanfaatkan kemampuan mereka, harus
menyerasikan tanggung jawab dengan potensi, adaptasi dan
tantangan serta dorongan perkembangan psikologis yang sepadan.
Seorang individu harus dapat mengecek dan merenungkan tahun-
tahun yang silam yang mungkin merisaukannya, tetapi sekarang
dia dapat menguasainya.
Sekali-kali seorang pemimpin perlu membantu atau memberikan
pertimbangan terhadap anak buahnya. Dalam masalah-masalah
baru sesuatu yang tidak bisa atau sesuatu yang mungkin
merisaukannya. Bila seorang pemimpin tidak mengembangkan
kemampuan anggotanya secara perorangan, maka pemimpin
tersebut sekali waktu akan melihat, bahwa anggota tersebut akan
tersingkir dari kelompoknya atau merasa mungkin tetap berada
dalam lingkungan pekerjaan, tetapi meraka tidak bekarja.

222
Diagram Action Centred Leadership

Menyelesaikan tugas

Pembinaan Mengembangkan
Kelompok Individu

Tiga lingkaran yang digambarkan saling tumpang tindih (Overlap)


satu sama lain ini bukan suatu kebetulan. Sebagai contoh adalah
esensial bagi tim untuk mencapai tugasnya sebelum moral tim dan
kepuasan individu dapat tinggi. Sama saja bila tim itu dipecah oleh
ketidaksepakatan dan kecemburuan di dalam penampilannya seperti
juga kepuasan individu akan rusak.
Tugas pimpinan adalah memperhatikan bahwa ketiga bidang itu
terwujud walaupun demikian keadaan tertentu tidak akan
memungkinkan pimpinan selalu memberikan perhatian yang sama pada
ke tiga lingkaran tersebut, ada saatnya ketika dia harus memusatkan
perhatiannya pada lingkaran pencapaian tugas selama periode yang
berat itu tidak akan punya waktu untuk memperhatikan kedua lingkaran
yang lain. Tidak ada salahnya dalam hal ini membuat pimpinan
menyadari bahwa ia telah mengabaikan kedua lingkaran itu dan mencari
kesempatan pertama untuk memperhatikan kembali kedua lingkaran itu.
Ada manajer yang mengabaikan atau hanya selalu sedikit
memperhatikan satu lingkaran tertentu. Mungkin kita semua pernah
menjumpai manajer yang selalu berorientasi pada tugas dan cenderung
mengabaikan lingkaran individu, seringkali ia sangat efisien, berfikir ke
depan, memberikan perintah jelas dan mengharapkan anggotanya
patuh, tatapi ia tidak tertarik kepada orang. Filosofinya adalah bahwa
”orang dapat bekerja untuk melakukan kerja, untuk itu mereka dibayar,
dan mereka tidak membawa problema mereka atau aspirasi mereka :
Saya tidak tertarik kepada alasan mereka. Saya mau kerja terlaksana”.
Manajer seperti ini walaupun sangat efisien tidak mencapai apa yang
sebenarnya yang mungkin dicapai walaupun ada juga perhatian individu.
Bila dia menggerakkan potensi itu dia akan memperoleh lebih. Diagram
tiga lingkaran individu dibuang atau ditutup akan terlihat bahwa ini
berarti menghilangkan pula sebagian dari lingkaran yang lain, dan ini

223
menunjukkan bahwa baik pencapaian tugas maupun moral tim tidak
tinggi sebagaimana seharusnya.
Marilah kita pertimbangkan manajer lain yang telah kita dapati
sebagai manajer yang berorientasi pada manusia. Filosofinya adalah
”Bila kamu menangani manusia secara baik, mereka akan bekerja tanpa
harus didorong”. Dalam hal ini tidak berarti bahwa dia gagal mencapai
tugas. Tetapi manakala konflik antara kebutuhan tugas dan kebutuhan
pribadi tentunya yang terakhirlah yang akan diutamakan. Sikap ini
mungkin digambarkan secara singkat dengan seorang manajer bengkel,
yang berkata ”Kita tidak menerapkan banyak mesin, tetapi kita adalah
bengkel”.
Manajer seperti ini biasanya membuat kebanggaan pribadi karena
mengetahui latar belakang pribadi semua anggotanya, dan mengikuti
perkembangan anggota keluarga mereka, penyakit mereka, liburan
mereka, keberhasilan dan kegagalan anak mereka dengan perhatian
besar. Dia biasanya mencari loyalitas anggota yang tinggi dari
anggotanya, walaupun anggotanya harus selalu merasa bahagia, disana
ada kekurangan samar, demoralisasi karena mengetahui mereka tidak
digerakkan secara keras, dan mereka tidak mencapai yang mereka
harapkan.

Diagram tiga lingkaran juga mengilustrasikan hal itu juga. Coba


hilangkan atau tutupi lingkaran tugas, dan akan terlihat bahwa lingkaran
individual akan sedikit hilang, dimana individu mengetahui bahwa ia
tidak digerakkan dengan keras dan lingkaran tim, dimana moralnya
rendah. Lebih-lebih lagi bila lingkaran tugas diabaikan, tujuan umum
yang merupakan pengikat suatu tim jadi dilemahkan. Seorang manajer
yang berorientasi individual sering menyebabkan masalah ”Anak emas”
atau ”Favorit”. Dalam hal ini anggota tim lain akan tidak mendapat
motivasi cukup sehingga pencapaian tugas akan terganggu.
Timbul suatu pertanyaan, bagaimana caranya membuat suatu organisasi
dapat lebih efektif ? untuk menjawab pertanyaan ini perlu menganalisa
dari dua aspek yaitu kualitas dari pemimpin itu sendiri dan tindakan apa
yang harus dilakukan?

a. Kualitas Kepemimpinan
Banyak kelompok ingin mengharapkan seorang pemimpin yang
mempunyai kualitas tertentu dan ini akan bervariasi dengan situasi
yang dihadapi. Tidak ada standar yang pasti dari semua situasi,
yang sangat penting perlu diperhatikan adalah tindakan seorang
pemimpin yang efektif.

b. Tindakan-tindakan Kepemimpinan
Seorang pemimpin diperlukan agar suatu pekerjaan dapat
diselesaikan oleh orang yang berada dibawah pengawasannya.

224
Untuk itu dia mempunyai bidang pekerjaan yang harus
diperhatikan yaitu :

1) Tugas
2) Kelompok
3) Individu

Diagram tersebut di atas menunjukkan tiga lingkaran yang saling


overlap yang menggambarkan bagaimana ketiga unsur tersebut saling
berhubungan. Agar efektif, suatu kelompok harus mempunyai kelompok
dan tujuan tertentu tugas dapat diselesaikan. Setiap individu mempunyai
kepentingan dan ambisi pribadi serta ingin menjadi anggota yang aktif
dari suatu kelompok. Tanggung jawab dari para pimpinan dalam segala
kegiatan tanpa membeda-bedakan tingkatannya adalah untuk :
a. Menyelesaikan tugas
b. Membina kelompok
c. Mengembangkan individu-individu

Mundurnya atau mengesampingkan salah satu bidang akan


mempengaruhi bidang-bidang lainnya dan penyelesaian tugas secara
efektif sebagaimana mestinya akan terhalang karenanya.

Implikasi dari ketiga lingkaran dalam diagram tersebut diatas,


dijabarkan dalam bentuk yang praktis yaitu penggunaan checklist
kepemimpinan.
Pemimpin harus merumuskan tujuan, merencanakan, memberikan
breifing, menunjang dan memonitor serta melakukan evaluasi untuk
suatu kegiatan. Pada setiap tingkatan ketiga unsur tersebut diatas akan
selalu terlibat

225
Checklist Kepemimpinan

TINDAKAN
TUGAS KELOMPOK INDIVIDU
PERMULAAN
Merumuskan - Identifikasi tugas - Melibatkan - Menjelaskan tujuan
tujuan dan hambatan kelompok - Mendapatkan
hambatan - Memberikan pengertian
kepercayaan

Rencana - Menetapkan - Konsultasi - Menilai


prioritas Kemampuan –
Kemampuan
- Mengecek - Mendorong ide ide - Menetapkan
sumber daya dan tindakan target
tindakan
- Memutuskan - Mengembangkan
saran-saran - Mendelegasikan
- Membuat struktur

Briefing - Mengadakan - Menjawab - Mendengar


briefing dengan Pertanyaan
kelompok Mendapatkan
- Cek pengertian umpan balik - Menggairahkan
mereka

Lingkungan - Melaporkan - Koordinasi - Memberikan


ikhtisar Pertimbangan dan
kemajuan bantuan

Memonitoring - Menjaga standar - Mengatasi konflik - Menghargai usaha


- Konsultasi

Evaluasi - Membuat - Menghargai - Menilai Penampilan


ikhtisar Keberhasilan - Memberikan
kemajuan - Belajar dari Penghargaan
- Meninjau kegagalan - Memberikan
kembali tujuan Pedoman dan
- Merencanakan melatih
kembali jika
perlu

226
CHECK LIST KEPEMIMPINAN

Anda akan menghadapi 30 pertanyaan.


Masing-masing pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dalam
situasi/kontrak manajemen yang umum diketahui. Pernyataan-peryataan dari
tiap pertanyaan tersebut merupakan 3 pilihan dari tindakan yang berbeda.
Untuk menghadapi masing-masing pertanyaan anda harus mengalokasikan
angka total yang berjumlah 5 (lima) diantaranya 3 pilihan yang tersedia.

Alokasi angka tersebut harus diisikan dalam bentuk angka pada kotak yang
tersedia disamping pertanyaan :
Contoh :
Bila membicarakan maksud dan tujuan dengan
atasan anda apakah anda : A B C D

a. Memikirkan pembicaraan mengenai suatu


peningkatan yang logis dan matematis atas 2
prestasi dari sebelumnya.
b. Memikirkan kemampuan dari departemen anda 1
untuk, mencapai apa yang sedang dituntut darinya

c. Memikirkan kemampuan yang berbeda-beda dari 2


staf anda yang menunjang pencapaian tujuan
departemen.

Dalam mengisi angka-angka dalam kotak yang tersedia, anda bebas memilih
sesuai pikiran anda asal berjumlah 5.

1. Bila membicarakan maksud dan tujuan dengan


atasan anda apakah anda : A B C D

a. Menganalisa memikirkan pembicaraan mengenai


suatu peningkatan yang logis dan matematis atas
(dibandingkan) prestasi dari masa sebelumnya.
b. Memikirkan kemampuan dari departemen anda,
mencapai apa yang sedang dituntut/diminta
darinya (departemen anda)

c. Memikirkan kemampuan yang berbeda-beda dari


staf anda untuk menunjang pencapaian tujuan
227
departemen.

2. Bila meninjau pekerjaan yang telah gagal / tidak


berhasil mencapai tujuan, apakah anda :
a. Mengukur hasilnya secara tepat atas sasaran
(yang harus dicapai) dan batasan-batasan yang
semula disepakati.
b. Mengangap hasil-hasil itu sebagai ”Starter under
the brigde” (hal yang memang demikian) dan
memusatkan perhatian / pekerjaan berikut yang
harus dilakukan.
c. Memusatkan perhatian pada beban perorangan
dari masing-masing anggota dalam keikutsertaan
staf dalam bekerja yang telah dicapai.

JUMLAH

3. Bila melihat kebutuhan-kebutuhan akan latihan bagi


staf anda apakah anda akan cenderung : A B C D

1) Mengadakan suatu rapat departemen dimana


semua staf dapat membicarakan kekuatan dan
kelemahan mereka (kemampuan dan kelemahan).
2) Memusatkan pikiran atau perhatian pada beban
perorangan dari anggota staf dalam
keikutsertaan dalam pekerjaan yang telah dicapai.

3) Menilai pelaksanaan kerja secara ketat dalam


pengertian mengenai kemampuan mereka untuk
mencapai sasaran atau tujuan.

4. Bila mendisiplinkan seseorang anggota staf, apakah


anda lebih cenderung untuk :
a. Memutuskan perhatian pada penilaian/taksiran
atas faktor-faktor kualitas/kuantitas dari pekerjaan
yang sedang dilakukan(diproses).

b. Berpendapat bahwa pasang dan surut dari hari ke


hari tidak dapat dilakukan dan tidak begitu penting
dibandingkan dng pekerjaan yang diselesaikan.

c. Mempercayakan pada pemberi nasehat seorang-


seorang untuk menghasilkan/mendapatkan hasil
keseluruhan yang terbaik.

228
5. Bila mengkomunikasikan (memberitahukan /
menyampaikan) keputusan-keputusan pada staf anda
apakah anda cenderung untuk :
a. Mengundang rapat semua staf anda untuk
menjamin/meyakinkan adanya pengabdian seluas
mungkin dan tepat mengenai apa yang
dimaksudkan/dituntut.
b. Memastikan/menjadikan pengertian/keselamatan
yang maksimum dengan mengeluarkan intruksi-
intruksi tertulis dengan memperlakukan apa yang
sebenarnya dimaksudkan.
c. Memastikan bahwa anda bersama perwakilan-
perwakilan staf anda/para anggota untuk
menjamin/menyakinkan bahwa mereka dapat
menjawab hal-hal apa yang akan ditanyakan.
JUMLAH

6. Bila membicarakan maksud dan tujuan dengan


atasan anda apakah anda : A B C D

a. Memikirkan untuk mencapai departemen anda


untuk bekerja sama, untuk apa yang diminta
darinya (departemen anda).
b. Mencoba membicarakan peningkatan logis dan
matematis, atas / dibandingkan prestasi masa
sebelumnya.

c. Mencoba membicarakan sasaran yang tepat dan


minimum untuk menjamin tingkat keberhasilan
yang tinggi dan pasti.

7. Bila meninjau/mengulas suatu bidang pekerjaan yang


berhasil apakah anda lebih cenderung :
a. Mengadakan pertemuan/rapat tanya jawab dimana
semua dapat membicarakan alasan-alasan
keberhasilan itu.

b. Menilai hasil-hasil itu secara tepat atas dasar


sasaran-sasaran dan batasan-batasan yang telah
disepakati semua.

c. Mengaggap hasil itu sebagai hal yang memang


seharusnya demikian dan memusatkan perhatian
pada pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan.

229
8. Bila mengkomunikasikan sasaran kualitas dan
kuantitas pada staf anda :

a. Berbicara pada setiap orang perorangan sehingga


mereka tahu betul dengan peranan mereka
sendiri.

b. Menjamin ketelitian yang maksimum dengan


mengeluarkan instruksi-instruksi tertulis yang
sebenarnya mengenai apa yang di harapkan.

c. Mengadakan rapat untuk lebih meyakinkan bahwa


telah ada suatu pengertian yang luas tentang apa
yang diperlukan.

JUMLAH

9. Bila melimpahkan suatu tugas kepada seorang


angota staf sampai sejauh mana anda : A B C D

a. Melibatkan kelompok itu dalam suatu pembicaraan


mengenai cara terbaik untuk menanganinya.

b. Mempertimbangkan keterlibatan dan


perkembangan dari anggota staf yang
bersangkutan.
c. Memusatkan perhatian pada keperlauan untuk
menyelesaikan pekerjaan itu sesuai dengan
standar dan dalam lingkup batasan-batasan yang
ditentukan

10. Bila berbicara dengan anggota staf anda pada waktu


kerja, apakah anda :

a. Pasang dan surut dari hari kehari tak dapat di


elakkan dan tidak penting di bandingkan dengan
pekerjaan yang telah diselesaikan.

b. Mengadakan/memberikan nasehat seorang atau


perorangan untuk mendapatkan yang terbaik dan
pasti.

c. Mengadakan rapat departemen untuk menjamin


bahwa setiap orang sadar akan situasi seluruhnya.

230
11. Bila menentukan standar dan batasan dalam lingkup
mana departemen anda hrs bekerja, apakah anda : A B C D

a. Memikirkan kemampuan departemen anda


untuk mencapai apa yang dituntut daripadanya
(departemen anda).

b. Memikirkan kemampuan yang berbeda-beda dari


staf anda dan bagaimana mereka akan ikut serta
untuk mencapai sasaran/tujuan departemen.

c. Mempertimbangkan pembicaraan mengenai


tingkat yang lebih tepat berdasarkan pada suatu
peningkatan persentase atas masa sebelumnya.

12. Bila meninjau pekerjaan yang gagal mencapai


sasaran / tujuannya, apakah anda :

a. Memusatkan pikiran pada beban dari masing-


masing anggota staf secara perorangan dalam
keikutsertaan sampai pada kegagalan.
b. Menilai hasil itu secara seksama atas dasar
sasaran dan batasan-batasan yang telah di
sepakati semula
c. Mengadakan rapat tanya jawab dimana semua staf
dapat membicarakan kegagalan itu bersama-
sama.
JUMLAH

13. Bila dihadapkan pada suatu kekurangan waktu yang


kritis, sebelum memulai pekerjaan baru, apakah anda A B C D
cenderung untuk :

a. Memikirkan utk melibatkan dan mengembangkan


dari anggota staf.

b. Memusatkan perhatian pada keperluan untuk


menyelesaikan pekerjaan itu sesuai dengan
standar dalam lingkup batasan-batasan yang
ditentukan.

c. Memikirkan reaksi dari departemen anda terhadap


batasan-batasan yang diusulkan.

231
14. Sebelum menyetujui anggaran (budget) yang
diusulkan untuk departemen anda, apakah anda : A B C D

a. Mempertimbangakan kemampuan yang berbeda-


beda dari staf anda untuk mendukung pencapaian
sasaran / tujuan.
b. Memikirkan untuk membicarakan suatu
peningkatan logis dan matematis atas
keberhasilan masa sebelumnya.

c. Mempertimbangkan reaksi dan departemen anda


atas batasan-batasan yang diusulkan.

15. Bila mengkomunikasikan keputusan-keputusan kpd


staf anda cenderung untuk :

a. Menjamin bahwa anda memakai waktu cukup


bersama para perwakilan staf atau anggota untuk
meyakinkan bahwa mereka dapat memenuhi /
menjawab setiap hal yang dikemukakan.

b. Berbicara pada setiap orang secara perorangan


sehingga mereka semua sasaran akan peranan
mereka sediri.
c. Mengundang semua rapat untuk meyakinkan
bahwa ada suatu pengertian yang luas mengenai
apa yang dituntut (diminta) diperluan.

16. Bila meninjau / mengulas suatu (bidang) pekerjaan


yang berhasil, apakah anda cenderung untuk :

a. Menganggap hasil itu sebagai hal yang memang


seharusnya demikian, dan memusatkan perhatian
pada pekerjaan berikut yang harus dilakukan.

b. Memusatkan perhatian pada beban dari masing-


masing pribadi anggota staf dalam mendukung
pekerjaan yang telah dicapai.

c. Mengadakan pertemuan tanya jawab dimana


semua staf membicarakan keberhasilan itu
bersama-sama.

JUMLAH

232
17. Bila departemen maju melalui departemen anda,
apakah anda cenderung : A B C D

a. Memusatkan pikiran pada perkiraan kualitas dan


kuantitas dari pekerjaan yang sedang di kerjakan.

b. Mengadakan rapat departemen untuk meyakinkan


bahwa semua orang sadar akan situasi seluruhnya

c. Memberikan nasehat orang seorang untuk


mendapatkan hasil keseluruhan yang baik.

18. Bila menyampaikan informasi manajemen senior atau


kesatuan apakah anda cenderung untuk :

a. Menjamin ketepatan yang maksimum dengan


mengeluarkan intruksi-intruksi tertulis yang
merinci dengan tepat apa yang harapkan.
b. Menjamin bahwa anda cukup mempergunakan
waktu bersama perwakilan staf anggota untuk
meyakinkan bahwa mereka dapat menjawab
setiap hal yang dikemukakan.
c. Berbicara pada setiap orang secara perorangan
sehingga setiap orang tahu betul bagaimana pesan
itu berpengaruh padanya.

19. Bila dihadapkan pada kekurangan waktu yang kritis


sebelum memulai pekerjaan baru, apakah anda
cenderung untuk :

a. Memusatkan pikiran pada (perlunya) keperluan


utk menyelesaikan sesuai dng standar dan ruang
lingkup batasan-batasan yg telah ditetapkan.

b. Memberikan contoh/teladan untuk menjamin


bahwa kesalahan yang paling kecil yang mungkin
terjadi dengan metode yang dipakai.
c. Mempertimbangkan penglihatan masing-masing
anggota staf secara perorangan, dan keperluan
mereka untuk pengembangan.

JUMLAH

233
20. Bila mendisiplinkan seorang anggota staf anda,
apakah anda cenderung untuk : A B C D

a. Melakukan / memberikan nasehat orang


perorangan untuk mendapatkan hasil keseluruhan
yang terbaik.

b. Memusatkan perhatian pada penafsiran kualitas


dan kuantitas dari pekerjaan yg telah dihasilkan.

c. Mengadakan suatu rapat departemen untuk


menyakinkan bahwa setiap orang sadar akan
seluruh situasi.

21. Bila mengkomunikasikan sasaran kualitas dan


kuantitas kepada staf anda, apakah anda :

a. Memusatkan perhatian kepada keperluan untuk


menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar,
dan dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan.

b. Melibatkan kelompok dalam suatu pembicaraan


tentang bagaimana cara yang terbaik untuk
menangani pekerjaan-pekerjaan itu.

c. Mempertimbangkan penglihatan & pengembangan


dari masing-masing perorangan anggota staf.

22. Bila melihat kebutuhan-kebutuhan latihan dari staf


anda apakah anda cenderung :

a. Menilai hasil secara tepat atas dasar sasaran dan


batasan-batasan yang telah disetujui sebelumnya

b. Mengadakan pertemuan, tanya jawab dimana


semua staf dapat membicarakan keberhasilan dan
kegagalan mereka bersama-sama.

c. Memusatkan perhatian pada beban dari setiap


anggota staf perorangan dalam keikutsertaanya
dalam pekerjaannya yang dicapai.

234
23. Sebelum menentukan langkah tindakan, seberapa
jauh anda :

a. Memberikan contoh untuk menjamin bahwa hanya


kesalahan paling kecil yang mungkin terjadi
dengan metode yang dipakai.

b. Mempertimbangkan penglihatan & pengembangan


dari masing-masing anggota staf perorangan.

c. Melibatkan kelompok dalam suatu pembicaraan


tentang cara yang terbaik untuk menangani
pekerjaan itu.

JUMLAH

24. Bila pekerjaan maju melalui departemen anda,


apakah anda cenderung untuk : A B C D

a. Mengadakan rapat departemen utk menyakinkan


bahwa setiap orang sadar akan situasi seluruhnya.

b. Memberikan nasehat orang perorangan untuk


menghasilkan hasil yang terbaik.

c. Memusatkan perhatian pada kualitas dan kuantitas


dari pekerjaan yang sedang dikerjakan.

25. Bila menyampaikan informasi-informasi manajemen


senior atau kesatuan. Apakah anda memilih :

a. Mengadakan suatu rapat untuk menjamin adanya


suatu pengertian mengenal apa yang diminta.

b. Berbicara pada setiap orang secara perorangan


sehingga mereka tahu betul dengan peranan
mereka sendiri.

c. Menjamin ketelitian yang maksimum dengan


mengeluarkan intruksi-intruksi, memperincikan
dengan betul apa yang dikehendaki.

235
26. Sebelum menentukan suatu langkah tindakan,
seberapa jauh anda : A B C D

a. Melibatkan kelompok dalam suatu pembicaraan


tentang cara terbaik untuk menangani masalah
itu.
b. Memusatkan pikiran pada keperluan untuk
menyelesaikan pekerjaan itu sesuai standar dan
dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan.

c. Memberikan contoh untuk menyakinkan bahwa


hanya kesalahan yang paling kecil yang mungkin
terjadi dengan metode yang dipakai.

27. Bila membicarakan maksud dan tujuan anda dengan


atasan apakah anda :

a. Memikirkan membicarakan suatu peningkatan


logis dan matematis dibandingkan dengan
keberhasilan masa sebelumnya.
b. Berusaha untuk membicarakan untuk sasaran
minimum yang pasti untuk menjamin tingkat
pencapaian yang pasti yang tertinggi.

c. Mempertimbangkan kemampuan yang berbeda


dari staf anda untuk mendukung pencapaian
tujuan departemen

JUMLAH

28. Apabila berbicara dengan anggota staf, apakah anda :


A B C D

a. Melaksanakan pertemuan-pertemuan informal


untuk menjamin agar setiap anggota mengikuti
seluruh situasi-situasi.

b. Memusatkan pada diskusi tentang kualitas dan


kuantitas daripada pekerjaan yang sedang
berjalan.

c. Menimbang bahwa pekerjaan dan hasil-hasil


harian sebagai tidak penting dibandingkan hasil
akhir.

236
29. Sebelum sepakat tentang biaya yang dialokasikan,
apakah anda : A B C D

a. Mencoba mengusahakan biaya maksimum agar


tercapai hasil yang maksimum pula.

b. Mempertimbangkan perbedaan kemampuan dari


pada anggota staf untuk mendukung tercapainya
tujuan.

c. Mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan biaya


dengan instansi kantor sehingga memperjelas
pengertian.

30. Bila mendelegasikan suatu pekerjaan sampai berapa


jauh anda ?

a. Konsentrasi pada keinginan untuk menyelesaikan


tugas sesuai standar dengan keterbatasan-
keterbatasan yang ada.

b. Melibatkan grup dalam diskusi untuk mendapatkan


cara terbaik penyelesaiannya.

c. Mempertimbangkan keterlibatan & pengembangan


individu / anggota dari pada staf.

JUMLAH

237
PETUNJUK PENILAIAN

Untuk mengetahui nilai total dari daftar pertanyaan ini anda harus
menjumlahkan nilai dari setiap halaman sebagai berikut :

A B C D
Jumlah 1
Jumlah 2
Jumlah 3
Jumlah 4
Jumlah 5
Jumlah 6
Jumlah 7
Jumlah 8
Jumlah 9
Jumlah 10
TOTAL

Anda sekarang telah dikenalkan dengan model kepemimpinan fungsional


Dr.John Adair, anda seyogianya mengetahui bahwa nilai total anda
menggambarkan / menunjukkan masing-masing pertimbangan yang
anda telah berikan kepada setiap jawaban yang telah anda beri nilai.
Selanjutnya anda akan memberikan nilai total anda tersebut kedalam
suatu model yang merupakan tiga buah lingkaran.
- Nilai A adalah TUGAS
- Nilai B adalah TIM / KELOMPOK dan
- Nilai C adalah INDIVIDU
Ambil nilai total A dan anda dapat memulai mengisinya pada lingkaran
TUGAS sasaran (The Bull’s Eye) menunjukan 10 buah lingkaran yang
jarak antara masing-masing lingkaran diberi nilai 10. berikan tanda pada
lingkaran sesuai dengan jumlah nilai total A yang anda peroleh lalu
buatlah lingkaran searah dengan lingkaran tugas sesuai dengan nilai
anda tersebut.
Lakukan kegiatan dimuka untuk total nilai B : TIM dan C : INDIVIDU
anda sekarang mempunyai suatu gambar grafik dari kepemipinan
fungsional yang anda pilih.

238
Seluruh nilai D dalam daftar pertanyaan menunjukkan suatu pilihan
untuk kegiatan Non Management. walau secara tehnis mungkin akan
dicapai nilai 75 untuk D, namun nilai yang ideal untuk D adalah kurang
dari 10.

Beberapa catatan tentang model kepemimpinan fungsional

Kepemimpinan efektif yang diperoleh seorang pemimpin selalu


mempertimbangkan 3 elemen dasar pada saat melakukan setiap
tindakan. Ke 3 elemen dasar tersebut antara lain :

a. Pencapaian Tugas / Tujuan :


Kebutuhan ini tidak hanya penting untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
pemenuhannya akan menyangkut moral dari kelompok dan
tingkatan dimana setiap orang / anggota kelompok menyamakan
perasaan sebagai suatu kesempatan.

b. Membentuk / Membangun Suatu Tim


Dampak dari semangat tim yang tinggi diperoleh dari suatu
kumpulan tujuan-tujuan yang nyata. Seperti halnya suatu tim
menghasilkan sinergi suatu tingkatan yang tinggi dari pencapaian
tugas dan suatu moral yang mendukung pada setiap anggotanya.

239
Hal itu dengan segera menjadikan jelas bahwa ketiga dasar berpijak
dari kepemimpinan adalah saling ketergantungan satu sama lain.

c. Mengembangkan Individu-Individu
Setiap orang dalam kelompok mempunyai suatu kebutuhan untuk
mengembangkan diri dan untuk merumuskan suatu kebutuhan
motivasi yang tinggi.

PETUNJUK DALAM INTERPRETASI NILAI

Bahayanya :

Moral anggota kemungkinan rusak / lebih jelek dari pada


yang anda pikirkan dan terlalu banyak energi yang
digunakan untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan
pencapaian tugas.

Bahayanya :

Staf akan menganggap anda sangat keras kepada mereka.


Sudah tentu hal ini akan mempunyai dampak terhadap
keterlibatan mereka dalam melaksanakan tugas, dan pada
satu saat staf akan menentang anda secara langsung.

Bahayanya :

Keterlibatan saudara dalam membangun tim terlalu rendah /


kecil dan nantinya dapat menimbulkan perasaan-perasaan
cemburu yang picik diantara sesama individu yang
menganggap anda menganak emaskan orang-orang
tertentu (karena tidak akan bertindak secara fair/adil).

Bahayanya :

Kelemahan anda didalam penanganan tugas mengalami


kemajuan nyata dari anggota tim pada bidang-bidang yang
mereka perlukan sebagai tantangan dan peningkatan.
Kemungkinan-kemungkinan mereka akan meninggalkan tim
dan mencari bidang kerja lain / tim lain yang dapat
memberikan kepuasan terhadap mereka.

240
Bahayanya :

Anda mengharap agar setiap orang melebur kepentingan-


kepentingannya kedalam kepentingan tim. Anda terlalu
bersemangat menjadi salah satu dari mereka.

Bahayanya :

Klub-klub besar pun pasti mempunyai tujuan untuk apa


mereka didirikan. Hal tersebut tidak kelihatan pada
penampilan ini. Jika tujuan club tidak tercapai / terpenuhi
akan timbul efek moral yang sangat merugikan yang dapat
berakibat pindahnya individu-individu dari klub tersebut ke
klub lain.

Bentuk Penampilan Yang Ideal :

ACHIEVE Pada gambar penampilan ini kelihatan keterlibatan yang


berimbang dari masing-masing bidang kepemimpinan.
THE
MASK

BUILD
DEVELOP
INDIVIDUAL
Tentu hal ini akan menghasilkan pencapaian tugas secara
THE
TEAM
S
baik (High Level) moral yang tinggi sangat mendasari
tanggungjawab dari seluruh individu yang terlibat dari tim /
kelompok.

241
DESAIN PELATIHAN NO.45

TIPE KEPRIBADIAN

1. NAMA LATIHAN : Tipe Kepribadian

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dapat :
Mengetahui apakah anda termasuk golongan
dari Tipe Efektif, Tipe Administratif, Tipe
Komunikatif atau Tipe Kreatif.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik menjawab pertanyaan yang sudah


LATIHAN disiapkan dengan judul test kepribadian.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture


b. Penugasan
c. Tanya jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul yang akan dibahas


LATIHAN (Test kepribadian).
b. Tutor membagikan Inventory Tes
Kepribadian
c. Peserta mengisi inventory dengan memilih
20 pasang pernyataan yang setiap pasang
terdiri dari 4 pernyataan. Pilihlah satu yang
paling cocok dan satu pernyataan yang
agak menyentuh lingkarilah nomor-nomor
yang anda pilih itu. Tidak ada pernyataan
yang salah yang ada hanyalah yang tidak
mengena dihati.
d. Peserta didik menjawab pertanyaan paling
lama 30 menit.
e. Setelah selesai pindahkanlah nomor-nomor
pilihan anda pada daftar isian angka di
halaman hasil tes. Pada daftar tersebut ada
4 (empat) kolom : A, B, C dan D hitunglah
jumlah isian anda pada jalur A dan isian
pada kolom A, jumlah isian di jalur B isikan
ke kolom B dan begitu seterusnya.

242
Lihatlah mana angka yang tinggi pada
kolom itu. bila angka yang tinggi ada pada
kolom A berarti anda termasuk pada
golongan Tipe Efektif, bila B berarti anda
Tipe Administratif, bila C berarti anda Tipe
Komunikatif, dan bila angka yang tinggi
ada pada kolom D, berarti anda Tipe
Kreatif.
f. Tutor menunjuk beberapa peserta didik
untuk menyampaikan anda termasuk
golongan yang mana.
g. Tutor menggali Learning point.
h. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.
i. Tutor membuka tanya jawab.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Naskah latihan
e. Slide/ Laser point

9. HAMBATAN DALAM : Peserta kurang paham dalam pengisian.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui tipe kepribadian


DAPAT DI TARIK DARI seseorang
LATIHAN - Perlunya mengetahui kelebihan dan
kekurangan tipe kepribadian seseorang
- Perlunya mengetahui bahwa hasil isian
sebagai masukan untuk individu.

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang First Line Supervisor (FLS)


PELAKSANAAN TUGAS harus tahu kelebihan dan kekurangan
anggotanya sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : Naskah test kepribadian

243
TES TIPE KEPRIBADIAN

Berikut ini adalah tes untuk mengetahui apakah anda termasuk golongan
dari tipe Efektif, Administratif, Komunikatif Atau Kreatif. Ada 20 pasang
pernyataan yang setiap pasang terdiri dari 4 pernyataan. Pilihlah satu yang
paling cocok, dan satu pernyataan yang agak menyentuh. Lingkarilah nomor-
nomor yang Anda pilih tersebut.

Tidak ada pernyataan yang salah, yang ada hanyalah yang tak mengena
di hati. Setelah selesai pindahkanlah nomor-nomor pilihan Anda pada daftar
isian angka di halaman hasil tes.

Pada daftar tersebut ada 4 kolom A, B, C dan D. Hitunglah jumlah isian


Anda pada jalur A dan isikan pada kolom A, jumlah isian di jalur B isikan ke
kolom B dan begitu seterusnya. Lihatlah mana angka yang tinggi dalam kolom
tersebut ! bila angka yang tinggi ada pada kolom A berarti Anda termasuk
pada golongan Tipe Efektif, bila B berarti Anda Tipe Administratif, bila C
berarti Anda Tipe Komunikatif, dan bila angka yang tinggi ada pada kolom D,
berarti Anda Tipe Kreatif.

1. Saya tidak suka menunda-nunda waktu dalam bekerja.


2. Saya Yakin bahwa ide-ide baru harus diuji terlebih dahulu sebelum
diterapkan.
3. Saya senang adanya dorongan untuk saling mempengaruhi dengan
orang lain.
4. Saya selalu berusaha mencari kemungkinan baru, ide baru, penemuan
baru.
5. Saya suka tindakan disiplin dan ketegasan.
6. Saya selalu melakukan cara sistematis dalam menangani persoalan.
7. Saya percaya bahwa kerja kelompok lebih efektif dari pada dilakukan
sendiri.
8. Saya sangat menyukai pembaharuan.
9. Saya lebih tertarik pada masa depan dari pada masa lampau.
10. Saya senang bekerja bersama dengan orang lain.
11. Saya suka menghadiri pertemuan kelompok yang diatur dengan baik.
12. Batas waktu sangat penting karena saya bekerja tak suka bertele-tele.
13. Saya ingin menyusun program tujuan hidup saya sendiri.
14. Bila saya memulai suatu pekerjaan saya akan kerjakan sampai
rampung, tak suka menunda-nunda.
15. Pada dasarnya saya suka berusaha dan mencoba dan memahami
perasaan orang lain.
16. Saya tidak perduli dengan pendapat orang lain kalau pendapatnya
tidak sesuai dengan jiwa saya.

244
17. Saya suka memikirkan masalah-masalah yang kreatif.
18. Saya rasa saya dapat meraba pikiran orang lain yang berkomunikasi
dengan saya.
19. Saya berpendapat bahwa pendekatan selangkah-demi selangkah
sangat efektif.
20. Saya ingin menerima balikan dari karya saya.
21. Saya selalu meramalkan kecenderungan dan membuat proyeksi.
22. Saya sangat peka terhadap kebutuhan orang lain.
23. Menurut saya perencanaan adalah kunci keberhasilan.
24. Saya tidak sabar dengan pertimbangan yang bertele-tele.
25. Saya sangat menghargai pengalaman.
26. Saya tetap dingin dalam menghadapi tantangan.
27. Saya selalu memperhatikan pendapat orang.
28. Orang berkata bahwa saya adalah pemikir yang mempunyai hipotesa
yang akurat.
29. Kerja sama sangat penting bagi saya.
30. Saya selalu menggunakan metode logis untuk menguji alternatif.
31. Saya senang menangani beberapa program dalam waktu yang sama.
32. Saya selalu bertanya pada diri saya sendiri, selalu berdialog dengan
diri sendiri.
33. Saya kurang suka dengan hal-hal yang terlalu terperinci dan mendetail.
Saya dapat memperhitungkan bagaimana orang lain bereaksi terhadap
34. suatu tindakan.
Saya percaya bahwa pikiran saya menguasai perasaan saya.
35. Saya belajar melalui pengalaman kerja.
36.
37. Menurut saya bahwa suatu tindakan haruslah dianalisa lebih dahulu.
38. Saya mampu menilai suasana menurut kelompok.
39. Saya cenderung memulai sesuatu tapi kurang hasrat untuk
meneruskan sampai tuntas, saya ingin gagasan itu diteruskan orang
lain.
40. Saya termasuk orang yang cepat mengambil keputusan.
41. Saya suka membuat pekerjaan yang menantang dan senang mendapat
tantangan.
42. Saya baru percaya bila telah dilaksanakan observasi dan mesti ada
data yang otentik.
43. Saya mau mengungkapkan perasaan saya secara terbuka dan tak perlu
sungkan.
44. Saya senang merancang program-program baru.
45. Saya sangat senang membaca karya-karya ilmiah.
46. Saya memandang diri saya sebagai fasilitator.
47. Saya akan memusatkan perhatian pd suatu isu disuatu waktu tertentu.
48. Saya yakin bahwa untuk mencapai sesuatu harus dengan kerja keras.

245
49. Saya menggunakan daya khayal saya untuk mendapatkan sebuah ide.
50. Saya yakin bahwa faktalah yang akan berbicara.
51. Saya menyukai variasi.
52. Saya suka mempelajari tentang orang lain.
53. Saya tidak sabar terhadap penugasan yang lamban dan lama.
54. Pikiran saya tak pernah berhenti bekerja, selalu seiring dengan
gelombang perasaan saya sendiri.
55. Keputusan harus dibuat dengan hati-hati dan penuh pertimbangan.
56. Saya yakin utk menyelesaikan suatu masalah kita selalu membutuhkan
orang lain.
57. Saya biasa kalau mengambil keputusan tak perlu pendapat dan
pertimbangan orang lain.
58. Saya rasa emosi dapat menimbulkan masalah, maka berpikir logislah
yang utama.
59. Saya senang kalau saya disukai orang.
60. Saya dapat menganalisa dan mengambil kesimpulan bila dalam situasi
yang tenang.

61. Saya selalu menguji dan mencobakan ide-ide baru kepada orang lain.
62. Saya senang dengan cara pendekatan ilmiah.
63. Saya suka mengerjakan sendiri pekerjaan saya.
64. Saya yakin bahwa hubungan baik itu penting dipelihara.
65. Saya orang yang mudah marah kalau ditantang.
66. Saya yakin bahwa manusia itu memang berbeda-beda.
67. Bagi saya komunikasi dng orang lain itu merupakan tujuan bukan alat.
68. Saya senang didorong dengan alasan yang logis.
69. Saya senang dengan organisasi dan mengorganisasikan.
70. Saya biasanya meloncat dari suatu tugas ke tugas yang lain.
71. Berbicara dan bekerja dengan orang lain merupakan suatu kegiatan
yang kreatif.
72. Pembenahan diri sangat penting buat saya karena saya termasuk
orang yang egosentris.
73. Saya senang bermain dengan ide-ide.
74. Saya tidak suka dengan pemborosan waktu.
75. Saya berusaha agar pekerjaan dilakukan dengan baik.
76. Saya belajar melalui hubungan timbal balik dengan orang lain.
77. Saya kalau memikirkan hal-hal yang abstrak sangat menyenangkan.
78. Saya sabar dengan hal-hal yang terperinci dan mendetail.
79. Saya suka pertanyaan yang singkat, langsung pada masalah.
80. Saya merasa percaya diri untuk berhadapan dengan atasan atau
pejabat.

246
HASIL TES

A 1,5,12,13,20,24,25,31,36,40,41,48,51,53,57,63,65,70,74,79

B 2,6,11,14,19,23,26,30,35,37,42,47,50,55,58,62,66,69,75,78

C 3,7,10,15,18,22,27,29,34,38,43,46,52,56,59,64,67,71,76,80

D 4,8,9,16,17,21,28,32,33,39,44,45,49,54,60,61,68,72,73,77

Isikanlah ke dalam kolom A, B, C, D jumlah pilihan Anda pada deretan


angka-angka di atas. Nomor berapa saja di deratan A yang cocok jumlahnya
masukan ke kolom A, berapa dideretan B, C dan D masukan ke kolomnya
masing-masing. Hitunglah mana yang lebih tinggi, itulah tipe Anda.

EMPAT MACAM BENTUK SIKAP KEPRIBADIAN

Setiap orang memiliki ciri khas kepribadiannya. Memang warna


kepribadian manusia itu sangat banyak akan tetapi setelah dikelompokan
dapat dikenal 4 macam bentuk sikap Kepribadian Manusia.

1. Tipe Efektif

Sikap orang bertipe efektif adalah menyukai tindakan dan di dalam


pikirannya selalu saja ada pertanyaan APA.

Sikapnya :
Pragmatis, berbicara langsung pada tujuan, kurang sabar, cepat
mengambil keputusan, pendapatnya selalu melompat dari satu hal ke hal
lain, tapi mereka sangat giat dan bersemangat.

Mereka suka berbicara tentang :


Sasaran, hasil, prestasi kerja produktifitas, efesiensi, gerak maju,
pengalaman, tantangan dan perubahan-perubahan.

247
2. Tipe Administratif

Tipe Administratif adalah orang yang menyukai cara, proses dan di


dalam pikirannya selalu ada pertanyaan BAGAIMANA.

Sikapnya :
Sistematis, berpikir logis, berbicara panjang lebar, suka kepada fakta,
emosionalnya terkendali, penyabar.

Mereka suka berbicara tentang :


Prosedur, fakta, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan,
pengujian, percobaan, analisis, pembuktian, observasi, perincian.

3. Tipe Komunikatif

Tipe Komunikatif adalah orang yang selalu menilai orangnya bukan


pekerjaannya dan di dalam pikirannya selalu timbul pertanyaan SIAPA.

Sikapnya :
Dapat berbagi perasaan, spontanitas, pandangannya subjektif, perasaan
hangat tapi agak emosional, sensitive tapi cepat menyadari
kesalahannya.

Mereka suka berbicara tentang :


Siapa orangnya, kerjasama kelompok, manfaat suatu pekerjaan,
motivasi, pergaulan, komunikasi dan kewaspadaan.

4. Tipe Kreatif

Tipe Kreatif adalah orang yang menyenangi ide-ide dan inovasi di dalam
pikirannya selalu ada pertanyaan KENAPA dan MENGAPA.

Sikapnya :
Imajinatif dan kharismatik, pribadinya sulit dimengerti, berwawasan luas
tapi agak emosional. Egosentris dan tidak realistis. Menyukai
pengetahuan dan menyenangi filsafat metafisika serta psikologi. Mereka
kreatif, penuh ide-ide tapi juga propokatif.

Mereka suka berbicara tentang :


Kreatifitas, konsep dan inovasi, cara-cara baru, rancangan besar,
potensi, isu-isu, keindahan, keadilan, kasih sayang (percintaan).

248
DESAIN PELATIHAN NO.46

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Kepemimpinan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dapat :
a. Memahami pengertian pemimpin.
b. Memahami tugas, peran, dan fungsi
kepemimpinan.
c. Memahami tipe kepemimpinan.
: d. Memahami gaya kepemimpinan.
e. Memahami kepemimpinan yang efektif.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM Peserta didik ditugaskan untuk mendiskusikan


LATIHAN tentang pengertian pemimpin, tugas, peran dan
fungsi kepemimpinan, tipe kepemimpinan,
gaya kepemimpinan, dan kepemimpinan yang
efektif.

6. METODE LATIHAN : a. Mini Lecture.


b. Penugasan.
c. Diskusi.

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) dan menyamakan persepsi
tentang pengertian tersebut.
b. Tutor membagi peserta didik menjadi 3
atau 4 kelompok masing-masing kelompok
mendiskusikan : Pengertian pemimpin,
tugas, peran dan fungsi kepemimpinan,
tipe kepemimpinan, gaya kepemimpinan,
dan kepemimpinan yang efektif. selama
±20 menit.
c. Setelah selesai diskusi, masing-masing
kelompok memaparkan hasil diskusi,
kelompok lainnya (masing-masing
kelompok 10 menit termasuk tanggapan).
d. Tutor menggali materi Leadership dari hasil
diskusi tersebut.

249
e. Tutor menggali learning point.
f. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol

9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta kurang serius.


LATIHAN b. Keterbatasan waktu.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya mengetahui pengertian pemimpin


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui tugas, peran dan
LATIHAN fungsi kepemimpinan
- Perlunya mengetahui tipe kepemimpinan
- Perlunya mengetahui gaya kepemimpinan
- Perlunya mengetahui kepemimpinan yang
efektif

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimipin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) dalam melaksanakan tugas
tugas perlu mengetahui tipe kepemimpinan
sehingga berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

250
KEPEMIMPINAN

1. DEFINISI

a. Ada beberapa definisi Kepemimpinan :


1) Ordway Tead “The art of leadership”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang
agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
2) George R. Terry “Principle of manajemen”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang
agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan
kelompok.
3) Howard H. Hoyt “Aspect of modern administration”
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
b. Pemimpin adalah Pribadi yang memiliki kecakapan khusus baik itu
dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi
kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama
mengarah pada pencapaian sasaran tertentu.

2. Perbedaan pemimpin dan manajemen.

Pemimpin dan manajemen mempunyai arti yang sama yaitu berfungsi


untuk memimpin.
Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat
usaha orang-orang lain, dimana manajer adalah orang yang memikirkan
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain (baik
perorangan maupun kelompok), suatu seni.
Jadi kepemimpinan lebih bebas dalam aturan-aturan birokrasi,
sedangkan manajemen pada umumnya sudah dibatasi dengan aturan-
aturan tertentu.
Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja, tidak terikat dalam organisasi
tertentu, organisasi bisa bersifat abstrak seperti ulama yang
pengaruhnya dapat mempengaruhi tindakan seorang bupati dalam
bidang tertentu.

3. Teori kepemimpinan

Ada tiga jenis teori yang mendasari teori kepemimpinan yaitu :


a. Teori Genetis

251
Inti dari aliran teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan
(bakat) bukannya dibuat.
b. Teori Sosial
Inti dari aliran teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu dibuat
atau dididik bukannya kodrati

c. Teori Ekologis
Inti dari aliran teori ini menyatakan bahwa seseorang hanya akan
berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memilki
bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.

4. Tugas, peran dan fungsi kepemimpinan.

a. Tugas kepemimpinan
1) Mempengaruhi
2) Motivasi
3) Komunikasi yang efektif
4) Mengatasi konflik

b. Peran Kepemimpinan.
1) Perilaku antar manusia
(a) Peran seremonial- hadiri upacara, dll
(b) Peran pemimpin sebagai leader
(c) Peran penghubung sebagai pejabat perantara

2) Perilaku proses informasi


(a) Peran pemantau sebagai monitor
(b) Peran sebagai penyebar informasi
(c) Peran juru bicara

3) Perilaku mengambil keputusan


(a) Peran inovator sebagai perancang kegiatan
(b) Peran mengendalikan krisis sebagai penghalau gangguan
(c) Peran mengalokasikan sumber daya
(d) Peran sebagai negosiator

c. Fungsi kepemimpinan
1) Menentukan kebijaksanaan organisasi
2) Memberikan motivasi kerja kepada bawahan
3) Menggariskan Desain dan petunjuk
4) Mengalokasikan jabatan dan penempatan
5) Melaksanakan komunikasi
6) Melaksanakan supervisi dan kontrol
7) Menetapkan sasaran organisasi
252
8) Mengambil keputusan-keputusan penting lainnya

3. Mengenal 8 (delapan) tipe kepemimpinan

a. Tipe Kharismatis
adalah mempunyai daya tarik & bisa mempengaruhi banyak orang.
b. Tipe Paternalistis
adalah tipe kebapakan (sifat melindungi).
c. Tipe Militeristis
adalah tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran, dengan hanya
menampilkan gaya luaran saja, tetapi kalau dilihat lebih seksama,
tipe ini mirip dengan kepemimpinan otoriter.
d. Tipe Otoktratis
adalah mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang
mutlak harus dipatuhi.
e. Tipe Populistis
adalah kepemimpinan yang dapat membangun solidaritas rakyat.
Seperti berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
f. Tipe Laissez Faire
adalah peranannya cenderung memilih peran pasif dan
membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri, tanpa
banyak mencampuri bagaimana organisasi harus berjalan dan
digerakkan.
g. Tipe Administratif
adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-
tugas administrasi secara efektif, dimana para pemimpinnya terdiri
dari teknokrat dan administratur-administratur yang mampu
menggerakkan dinamika modernisasi pembangunan dengan
harapan adanya perkembangan tehnis yaitu tehnologi, industri,
manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah
masyarakat.
h. Tipe Demokratis
adalah tipe pemimpin yang paling ideal dan didambakan, walaupun
diakui bahwa pemimpin yang demokratis tidak selalu merupakan
pemimpin yang paling efektif dalam kehidupan organisasional
karena adakalanya dalam bertindak dan mengambil keputusan bisa
terjadi keterlambatan sebagai konsekuensi keterlibatan para
bawahan dalam proses pengambilan keputusan tersebut

5. Ada 4 (empat) Gaya Kepemimpinan


a. Mengarahkan (Directing)
Pemimpin memberi petunjuk yang spesifik dan mengawasi secara
ketat penyelesaian tugas.

253
Perilaku : - Struktur
- Pengendalian
- Supervisi
b. Melatih (Coaching)
Pemimpin terus mengarahkan dan mengawasi secara ketat
penyelesaian tugas, tetapi juga menyelesaikan keputusan,
meminta saran dan mendukung kemajuan.
Perilaku : - Mengarahkan
- Mendukung

c. Mendukung (Supporting) :
Pemimpin memberikan fasilitas dan mendukung usaha bawahan ke
arah penyelesaian tugas dan membagi tanggung jawab untuk
membuat keputusan dengan mereka.
Perilaku : - Memuji
- Mendengarkan
- Memberi kemudahan

d. Mendelegasikan (Delegating) :
Pemimpin menyerahkan tanggung jawab untuk mengambil
keputusan dan memecahkan masalah kepada bawahan.
Perilaku : - Melimpahkan tanggung jawab untuk mengambil
keputusan sehari-hari.

6. Kepemimpinan Organisasi Formal dan Informal.

a. Organisasi Formal
ialah organisasi yang ada diatas kertas dengan relasi-relasi logis
berdasarkan peraturan, konvensi dan kebijakan/policy dari
organisasi dengan pembagian tugas pekerjaan dan hierarki kerja.

Organisasi formal disebut pula sebagai kelompok sekunder,


merupakan bentuk hierarki resmi. Maka kewajiban para pemimpin
ialah untuk memahami bagaimana fungsi dan beroperasinya
organisasi formal tersebut dalam kenyataan dan prakteknya.

b. Organisasi Informal
ialah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa suka dan tidak
suka, dengan iklim psikis yang intim, kontak (berhadapan) muka,
serta moral tinggi.

7. Kepemimpinan yang efektif pada tingkat Low Management


(Polsek, Satuan, Unit, dsb).

254
Pada level Low Management atau tingkat Manajemen Bawah (Polsek)
adalah merupakan tingkat manajemen yang memiliki ciri-ciri khusus
dalam melaksanakan kegiatannya, ciri-ciri tersebut akan menentukan
materi kepemimpinan efektif yang diterapkan.
a. Ciri-ciri manajemen bawah (Polsek) adalah :
1) Keterampilan Tehnik (Tehnical Skill) hrs lebih banyak dikuasai.
Contohnya :
- Bagaimana cara menerima laporan
- Bagaimana cara berkomunikasi
- Bagaimana cara membuat laporan Polisi
- Bagaimana cara membuat BAP
- Bagaimana cara observasi
- Bagaimana cara menggeledah badan
- Bagaimana cara patroli
- Bagaimana cara meriksa TKP

2) Keterampilan Manajeman (Manajerial Skill) cukup yg dasar-


dasar saja
Contohnya :
- Membuat rencana kesiapan
- Mengorganisir anggota
- Wasdal kegiatan
- Memimpin kelompok
- juga perlu kemampuan pendukung seperti cara belajar
dari pengalaman, menganalisa tugas dan kegiatan,
persepsi, cara mempengaruhi orang lain, cara memberi
petunjuk dsb.

b. Keteladanan

1) Keteladanan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa


2) Keteladanan dalam memberikan semangat kerja
3) Keteladanan dalam memberikan dorongan kerja
4) Keteladanan dalam kewaspadaan terhadap lingkungan kerja
5) Keteladanan dalam ambeg parama arta
6) Keteladanan dalam kesederhanaan
7) Keteladanan dalam kesetiaan kpd negara, pemimpin dan tugas
8) Keteladanan dalam berhemat
9) Keteladanan dalam keterusterangan
10) Keteladanan dalam regenerasi & mendorong anak buah maju.

c. Pelaksanaan Tugas

1) Bertanggung jawab pada pelaksanaan tugas


2) Seimbang antara wewenang dan tanggung jawab
3) Sasaran harus jelas
4) Program kerja yang dibuat harus aplikatif

255
5) Pendelegasian pengambilan keputusan sesuai dengan
wewenang yang dimiliki anak buah
6) Kejelasan tugas yang diberikan
7) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
8) Mengevaluasi
d. Membangun kelompok

1) Melibatkan anggota untuk menetapkan sasaran yang ingin


dicapai
2) Anggota mengerti standard kerjanya
3) Mengatasi perpecahan kelompok
4) Memperhatikan kesejahteraan anggota
5) Menampung keluhan anggota
6) Waktu memberikan keputusan, menyampaikan latar belakang
7) Menyetujui saran yang baik

e. Mengembangkan Individu

1) Tetapkanlah wewenang dan tanggung jawab


2) Buatlah target yang ingin dicapai anak buah
3) Menyelenggarakan latihan
4) Memberikan keadilan
5) Mengajak anak buah memberi saran
6) Ketahuilah Prestasi Anggota
7) Ketahuilah The right man in the right job
8) Ketahuilah kebutuhan anggota.

8. Azas Kepemimpinan

a. Taqwa (Beriman kepada Tuhan YME)


b. Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan keteladanan)
c. Ing Madya Mangun Karso (ikut menggugah di tengah-tengah
anggota)
d. Tut Wuri Handayani (mendorong dari belakang)
e. Waspada Purba Wisesa (siap sedia / samapta)
f. Ambeg Parama Arta (memilih dengan tepat mana yang harus
didahulukan)
g. Prasaja (sederhana)
h. Satya (setia / loyal)
i. Gemi Nastiti (Hemat)
j. Beloko (keberanian mempertangung jawabkan tindakannya)
k. Legowo (kerelaaan / keikhlas menyerahkan tanggung jawab dan
kedudukan kpd generasi berikutnya)

9. Nilai-Nilai Moral Kepemimpinan

a. Landasan diplomasi (R. Sosrokartono)


256
1) Sugih tanpo bondo (kaya tanpa harta)
2) Mgluruk tanpo bolo (datang tanpa prajurit)
3) Menang tanpo ngasorake (menang tanpo merendahkan)
4) Weweh tanpo kelangan (memberi tanpa kehilangan)

b. Landasan kepemimpinan
1) Sebagai Ratu (bijaksana, adil, konsekuen dalam janjinya)
2) Sebagai Pandito (melihat kedepan, membelakangi kemewahan
dunia)
3) Sebagai Petani (jujur, sederhana, nerimo, tekun, ulet)
4) Guru (suri tauladan yang baik)
c. Landasan Pengabdian (Sri Sultan Iskandar Muda dari Aceh)
1) Peusiap (persiapan, pengumpulan data dan kearifan)
2) Peubanding (perbandingan, penelaahan, pembahasan)
3) Peunilaian (penilaian)
4) Peuputoh (pengambilan keputusan terakhir)

d. Landasan kebijaksanaan
i. Rumongso handar beni (merasa ikut memiliki negara)
ii. Wajib melu angrung kebi (wajib ikut membela negara)
iii. Mulat saliro hang rasa wani (mawas diri untuk bersikap berani)

10. Hastha Brata (Delapan Tangan atau Delapan Pegangan) bagi


seorang pemimpin

a. Bagaikan Surya
Menerangi dunia, memberi cahaya, bijaksana, jujur
b. Bagaikan Candra (rembulan)
Memberikan keteduhan di hati, bersifat melindungi, memberikan
ketenangan, damai
c. Bagaikan Kartika (bintang)
Menjadi pusat pandangan, kecemerlangan
d. Bagaikan Mega (awan)
Menciptakan kewibawaan yang dinamis dan adil
e. Bagaikan Bumi
Teguh dan kokoh pendiriannya, bersahaja dlm ucapan & perbuatan
f. Bagaikan Samudro (tirta) :
Luas pandangan, besar pemberian manfaat
g. Bagaikan Hagni (api)
Menghukum tanpa pandang bulu
h. Bagaikan Bayu (angin)
Terbuka, tidak ragu-ragu, Luwes

257
DESAIN PELATIHAN NO.47

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Survival di Gurun

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik dalam memimpin sehingga
mampu :
a. Mengambil keputusan dengan tepat.
b. Memelihara keutuhan kelompok.
c. Bekerjasama dengan anggota.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk menyusun urut-


LATIHAN urutan dari peralatan yang ada (dalam naskah)
agar dapat survival di gurun pasir.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Latihan
c. Role playing

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (Kepemimpinan) Survival di Gurun dan
menyamakan persepsi tentang pengertian
tersebut.
b. Tutor membagi 3 kelompok untuk
mendiskusikan materi Survival di gurun
dan masing-masing kelompok ditunjuk 1
pengamat.
c. Tutor membagikan naskah latihan beserta
daftar barang-barang kpd masing-masing
kelompok.
d. Peserta didik ditugaskan untuk membuka
naskah kemudian masing-masing kelompok
membuat urutan dari sejumlah peralatan
menurut kepentingannya, agar dapat
survival di gurun. Dan dilanjutkan diskusi
258
selama 20 menit.
e. Masing-masing kelompok mendiskusikan
untuk menentukan urutan peralatan
tersebut menurut pendapat kelompok.
f. Pada saat diskusi berlangsung dan setelah
selesai, masing-masing jawaban
perorangan tidak boleh dirubah.
g. Setelah diskusi selesai masing-masing
pengamat tiap kelompok melaporkan hasil
pengamatannya.
h. Tutor menggali learning point.
i. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- :
b. White board
KAPAN LATIHAN
c. Spidol
d. Naskah latihan
e. Daftar peralatan

Peserta didik sudah pernah melaksanakan


9. HAMBATAN DALAM :
latihan yang Serupa / sama.
LATIHAN
- Perlunya memelihara keutuhan kelompok
10. PELAJARAN YANG :
- Perlunya bekerjasama dengan anggota
DAPAT DI TARIK DARI
- Perlunya menggali ide - ide dari kelompok
LATIHAN
untuk mencapai tujuan
- Perlunya memberikan perhatian yang sama
kepada kelompok
- Perlunya mengantisipasi bahaya / resiko
kegagalan dan cara mengatasinya
- Perlunya skala prioritas untuk mencapai
tujuan

Sebagai seorang pemimpin atau First Line


11. RELEVANSI DALAM :
Supervisor (FLS) perlu bekerja sama dengan
PELAKSANAAN TUGAS
anggota sehingga dalam melaksanakan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : Naskah latihan Survival di Gurun.

259
NASKAH LATIHAN
SURVIVAL DI GURUN

Situasi :

Waktu menunjukan hampir pukul 10 pagi dalam pertengahan Mei dan


Anda baru saja melakukan pendaratan darurat di sebuah Gurun. Pesawat
ringan bermesin ganda, yang berisi tubuh Pilot dan Co-pilot, telah terbakar
habis. Yang tinggal hanyalah kerangka pesawat. Tidak seorangpun diantara
kalian yang terluka.
Pilot tidak dapat memberikan kepada siapapun mengenai posisi anda
sebelum terjadi pendaratan. Meski demikian, ia mengisyaratkan sebelum
terjadinya tubrukan itu, bahwa Anda berada pada 115 Km sebelah selatan
barat daya dari sebuah Camp pertambangan, yang merupakan tempat tinggal
terdekat yang diketahui orang. Diisyaratkan pula bahwa Anda berada kurang
lebih 100 Km dari jalur penerbangan, yang sudah dijalani dari rencana
Penerbangan anda.
Daerah tempat pendaratan itu datar sekali dan tampaknya kering,
kecuali disana sini tampak ada beberapa tanaman kaktus. Cuaca terakhir yang
dilaporkan adalah suhunya hari itu akan mencapai 24 derajat Celsius, yang
berarti bahwa suhu di darat akan mencapai 55 derajat Celsius. Anda
berpakaian tipis dan lengan pendek, celana pendek, kaos kaki dan sepatu
untuk jalan. Setiap orang membawa saputangan. Secara kolektif saku anda
semua berisi uang Rp 15 miliar, nota bene Rp 30 miliar, satu pak rokok dan
sebuah pen ballpoint.

Tugas Peserta Latihan :

Sebelum pesawat terbakar habis, kelompok anda berhasil


menyelamatkan 15 barang, yang terdaftar dalam halaman berikut.
Tugas Peserta Latihan adalah mengurutkan barang-barang tadi menurut
kepentingannya, bagi kelangsungan hidup mulai no. 1 untuk yang terpenting,
sampai 15 untuk yang kurang penting.

Anda boleh membuat asumsi :


1. Jumlah orang yang selamat sebanyak jumlah orang dalam kelompokmu.

260
2. Anda sungguh-sungguh berada dalam situasi tersebut.
3. Tim telah setuju untuk terus bersatu.
4. Semua barang itu berada dalam keadaan baik.

LEMBAR URUTAN
SURVIVAL DI GURUN

NAMA : …………………………

1 2
Barang – barang Urutan menurut Urutan menurut
anda kelompok

1. Senter (ukuran 4 baterai).


2. Pisau lipat.
3. Peta udara wilayah itu.
4. Jas hujan plastik (ukuran besar).
5. Kompas magnetis.
6. Perlengkapan untuk mengompres
dengan perban.
7. Pistol caliber 45 (berisi peluru).
8. Parasit (merah & putih).
9. Sebotol garam inggris (1000 ml).
10. 1 (Satu) liter air perorang.
11. Buku berjudul binatang gurun yang
dapat dimakan.
12. Sepasang kaca mata pelindung
Sinar matahari utk setiap orang.
13. 2 (dua) liter minuman alkohol
berkadar 80 %.
14. Satu baju hangat utk setiap orang.
15. Sebuah cermin hias.

261
DESAIN PELATIHAN NO.48

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Penumpang Bus Umum

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan kemampuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin :
a. Dapat menanggapi masalah yang timbul.
b. Memiliki cara pemecahan masalah yang
terbaik dengan berpikir baik secara akurat
dan cermat.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk melaksanakan


LATIHAN diskusi kelompok guna memecahkan suatu
persoalan yang diberikan (terlampir).

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Presentasi
c. Penugasan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan


LATIHAN Leadership (Kepemimpinan) Penumpang
Bus Umum. Tutor menyamakan persepsi
tentang pengertian tersebut.
b. Tutor membagi sindikat menjadi 2
(dua) kelompok dan tunjuk seorang dari
setiap kelompok untuk bertugas sebagai
pengamat.
c. Dari masing-masing kelompok Tunjuk
seorang sebagai pimpinan kelompok.
d. Tutor membagikan naskah latihan
Penumpang Bus Umum kepada masing-
masing pimpinan kelompok untuk diberikan
kepada seluruh peserta.

262
e. Waktu pelaksanaan diskusi 30 menit.
f. Setelah waktu yang disediakan habis,
tutor menghentikan segera kegiatan diskusi
tersebut.

g. Tutor memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk memaparkan
hasil diskusinya secara bergantian.
h. Tutor memberi kesempatan kepada
para pengamat untuk menjelaskan hasil
pengamatannya kepada peserta didik yang
diamatinya secara bergantian.
i. Tutor menggali Learning point.
j. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- :
b. White board
KAPAN LATIHAN
c. Spidol
d. Naskah latihan

Keterbatasan waktu.
9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN
- Perlunya menerima masukan dari anggota
10. PELAJARAN YANG :
- Perlunya menentukan suatu cara yang
DAPAT DI TARIK DARI
dapat memudahkan pencapaian tujuan
LATIHAN
- Perlunya mengetahui bahwa setiap
pimpinan mempunyai keterbatasan.
- Perlunya membagi tugas kepada setiap
anggota
- Perlunya koordinasi dengan anggota untuk
memecahkan permasalahan.

Sebagai seorang pimpinan atau First Line


11. RELEVANSI DALAM :
Supervisor (FLS) perlu koordinasi dengan
PELAKSANAAN TUGAS
anggotanya untuk memecahkan permasalahan
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

-
12. LAIN-LAIN :

263
NASKAH LATIHAN
PENUMPANG BUS UMUM

Dalam suatu Bus dari Jakarta menuju ke Surabaya lima orang


penumpang duduk berdampingan dalam satu baris. Pekerjaan mereka adalah :
Wartawan, Insinyur, Guru, Hakim dan Penyanyi. Mereka terdiri dari suku
bangsa : Sunda, Jawa, Batak, Padang dan Madura. Umur mereka : 21, 24, 32,
40 dan 50 tahun. Mereka mempunyai hobi olah raga yang berbeda yaitu :
Badminton, Renang, Volley ball, Sepak bola dan Tenis. Tujuan mereka adalah :
Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang dan Surabaya.

1. Insinyur duduk di kursi paling kiri


2. Pemain Volley ball duduk di kursi tengah
3. Orang Madura adalah Wartawan
4. Penyanyi berumur 21 tahun
5. Hakim hobinya Berenang
6. Guru akan pergi ke Tegal
7. Orang Sunda akan pergi ke Surabaya
8. Pemain Badminton adalah orang Jawa
9. Yang pergi ke Cirebon berumur 32 tahun
10. Pemain Tenis akan pergi ke Pekalongan
11. Orang Madura duduk berdampingan dengan Orang Batak
12. Yang berumur 40 tahun duduk disamping orang yang akan ke Semarang
13. Yang berumur 24 tahun duduk disamping orang yang akan ke Surabaya
14. Insinyur duduk disamping orang Padang
15. Penumpang paling kanan lebih tua dari orang Sunda

Pertanyaan :

Umur berapa, pekerjaan apa, suku bangsa apa, hoby olah raga apa dan tujuan
kemana serta di kursi manakah mereka duduk masing-masing ?

264
DESAIN PELATIHAN NO.49

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Tugu Pahlawan

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan kemampuan dan keterampilan


peserta didik dalam memberi dan menerima
umpan balik agar :
a. Membagi tugas dengan baik dan benar.
b. Mengambil keputusan.
c. Menerima saran dari anggota.
d. Kerjasama dalam tim untuk memecahkan
permasalahan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik mendiskusikan tentang pada hari


LATIHAN apa Tugu Pahlawan selesai dibangun.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Presentasi
c. Tanya Jawab

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan


LATIHAN Leadership (Kepemimpinan) Tugu Pahlawan
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian tersebut.
c. Tutor membagi menjadi 3 (tiga)
kelompok tiap kelompok ada pengamatnya.
d. Tutor memanggil tiap pengamat untuk
keluar ruangan, tutor menjelaskan tugas
pengamat untuk mengawasi gerak-gerik
kegiatan kelompok tersebut, setelah
pengamat mengerti tugasnya dipersilahkan
pengamat masuk ruangan.

265
e. Tutor membagikan naskah latihan dan
daftar informasi tentang Tugu Pahlawan.
Selanjutnya masing-masing kelompok
mendiskusikan, pada hari apa Tugu
Pahlawan selesai dibangun, waktu diskusi
25 menit.
f. Selesai diskusi , masing-masing
kelompok mamaparkan hasil diskusinya
selama ±10 menit
g. Setelah selesai paparan, dilanjutkan
masing-masing pengamat membacakan
hasil pengamatannya.
h. Tutor menggali hasil diskusi.
i. Tutor menggali Learning point.
j. Tutor menggali relevasi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Naskah latihan

9. HAMBATAN DALAM : a. Peserta didik sudah tahu persoalan


LATIHAN /naskah latihan.
b. Keterbatasan waktu.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memanage anak buah


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mengetahui kemampuan dan
LATIHAN kelemahan masing- masing anggota
- Perlunya memperhitungkan resiko
(kegagalan / keberhasilan)
- Perlunya masukan / saran dari anggota
- Perlunya analisa yang akurat dan tajam
- Perlunya ide-ide yang kreatif dalam
memecahkan masalah

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) harus mengetahui
kemampuan dan kelemahan masing-masing
anggota sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -
266
NASKAH LATIHAN
TUGU PAHLAWAN

Pada zaman dahulu di Negeri Antah Berantah telah dibangun sebuah


tugu berbentuk segi empat yang dinamakan Tugu Pahlawan. Tugu tersebut
dibangun untuk menghormati para Pahlawan di Negeri Antah Berantah yang
telah gugur dalam peperangan.

Tugu tersebut dibangun kurang dari dua pekan.

Tugas Anda adalah menentukan pada hari apa Tugu Pahlawan tersebut selesai
dibangun.

Anda boleh memberikan informasi yang ada pada kartu informasi yang
ada pada anda, kepada anggota kelompok anda yang lain secara lisan, semua
informasi yang dibutuhkan telah tertulis dalam kartu-kartu informasi yang ada
pada seluruh anggota kelompok.

267
DAFTAR INFORMASI

Informasi-informasi dibawah ini ditulis dalam kartu-kartu Informasi yang


terbuat dari kertas karton yang agak tebal berukuran 7,5 x 10 dan pada setiap
kartu hanya berisi satu atau dua dari informasi-informasi sebagai berikut :
1. Patokan waktu di Antah Berantah adalah hari
2. Setiap hari dibagi atas Masa dan Saat
3. Panjang Tugu Pahlawan adalah 50 Meter
4. Tinggi Tugu Pahlawan adalah 100 Meter
5. Lebar Tugu Pahlawan 10 Meter
6. Tugu Pahlawan dibangun dari blok-blok batu-batuan
7. Setiap blok batu terdiri dari satu kubik
8. Hari pertama di Antah Berantah adalah Aqua
9. Hari kedua di Antah Berantah adalah Deka
10. Hari ketiga di Antah Berantah adalah Hekta
11. Hari keempat di Antah Berantah adalah Quarta
12. Hari kelima di Antah Berantah adalah Sapta
13. Satu pekan di Antah Berantah terdiri dari 5 hari
14. Pada setiap hari kerja, pekerjaan dilaksanakan 9 Masa
15. Pada setiap hari kerja, para pekerja mempunyai wkt istirahat 16 Saat
16. Setiap Masa terdiri dari 8 Saat
17. Pada setiap waktu kerja terdapat grup pekerja yang terdiri dari 9 orang
didalam lokasi bangunan
18. Seorang dari anggota grup pekerja bertugas untuk berdo’a dan tidak
turut bekerja memasang blok batu
19. Pada hari Sapta tidak ada yang bekerja
20. Apakah itu kubik
21. Satu kubik adalah kubus yang berukurannya satu meter
22. Apakah ada yang bekerja pada hari Minggu ?
23. Apakah Tugu itu mempunyai pondasi ?
24. Dengan cara apa tugu itu berdiri ?
25. Tugu dibuat dari blok-blok batu hijau
26. Hijau adalah warna yang khusus pada hari Quarta
27. Setiap grup pekerja termasuk dua orang wanita
28. Pekerjaan dimulai pada hari yang membangun Tugu Pahlawan
29. Hanya satu grup pekerja yang membangun Tugu Pahlawan
30. Tugu dibangun kurang dari dua pekan
31. Tugu Pahlawan dibangun untuk menghormati Pahlawan
32. Satu kubik sama dengan 1 meter persegi
33. Satu kubik batu beratnya 5 ton
34. 5 Ton air beratnya sama dengan satu kubik batu
268
35. Setiap grup diawasi oleh seorang mandor yang tidak turut bekerja
36. Setiap pekerja memasang 150 blok batu untuk setiap masa
37. Pada hari ke 10 dua orang pekerja jatuh sakit
38. Untuk apa tugu tersebut dibangun
39. Ada 2000 Pahlawan yang telah gugur
40. Terdapat 15 grup pekerja yang ahli di Antah Berantah
DESAIN PELATIHAN NO.50

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Kartu Segi Lima

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Membagi tugas dengan baik dan benar.
b. Mengambil keputusan.
c. Menerima saran dari anggota.
d. Kerjasama dalam tim untuk memecahkan
permasalahan.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Menyusun kartu sesuai dengan huruf & angka


LATIHAN yang sama dan atau sejenis.

6. METODE LATIHAN : a. Participatory (tutorial)


b. Mini Lecture (kuliah singkat)
c. Role Play (bermain peran)
d. Simulasi

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (Kepemimpinan) Kartu Segi lima
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian tersebut.
c. Susun kursi tempat duduk sebanyak 9
(sembilan) buah dengan arah dan letak
tempat duduk seperti tercantum dalam
gambar (terlampir)
d. Tunjuk 9 (Sembilan) peserta didik untuk
berperan sebagai berikut :
1) 1 orang sebagai Pimpinan.
2) 2 orang sebagai Supervisor.
269
3) 2 orang sebagai Pekerja / pelaksana.
4) 4 orang sebagai Kurir.
e. Tutor menunjuk 5 (lima) orang peserta
didik sebagai pengamat :

1) 1 orang Pengamat Pimpinan


2) 2 orang pengamat Supervisor
3) 2 orang pengamat Pelaksana
f. Jumlah pemain disesuaikan dengan jumlah
peserta didik.
g. Waktu pelaksaan selama 25 menit.
h. Komunikasi hanya dilakukan secara
tertulis.
i. Kertas alat komunikasi diberikan kepada
masing-masing pemain peran.
j. Tutor memberikan pengarahan tentang
mekanisme permainan sejelas mungkin dan
lakukan pengecekan sejauh mana
pemahaman para pemain terhadap latihan.
k. Tutor memanggil pengamat dan
menjelaskan tugas yang harus
dilaksanakan dalam pengamatan.
l. Bila sudah jelas maka latihan segera
dimulai.
m. Setelah selesai dengan waktu yang telah
ditentukan maka segera hentikan jalannya
latihan.
n. Setelah selesai tutor menanyakan perasan
leader.
o. Tutor menggali Learning point dan
relevansi dalam pelaksanaan tugas.
Catatan :
Tujuan latihan dapat disampaikan pada akhir
penggalian relevansi dalam pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. White board
c. Spidol
d. Naskah latihan
e. Kartu Bridge 20 lembar
270
f. Kertas untuk berkomunikasi ukuran 15 X
10 cm

9. HAMBATAN DALAM : Peserta didik pasif.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya memahami tugas yang diberikan


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menyamakan persepsi
LATIHAN - Perlunya menerima saran dari anggota
- Perlunya membagi tugas (siapa melakukan
apa, kerjasama dengan siapa, bertanggung
jawab kepada siapa)
- Perlunya mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat
- Perlunya kerjasama tim dalam
memecahkan permasalahan
- Perlunya meminta saran dan pendapat
anggota
- Perlunya komunikasi
- Perlunya perintah yang jelas
- Perlunya saling pengertian
- Perlunya koordinasi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) harus saling koordinasi
dengan anggotanya sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan
maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

271
Penjelasan :

1. A, B dan C menghadap kearah yang sama kedepan.


2. D dan E menghadap kearah yang berlawanan.
3. * Semua komunikasi dilaksanakan dengan tertulis *
4. Tidak diperbolehkan untuk berbicara atau menemui langsung antar
pemain.
5. Mekanisme permainan
a. Pembagian peran
1) A sebagai Leader.
2) B dan C sebagai Supervisor.
3) D dan E sebagai Pekerja atau pelaksana.
b. Jalur komunikasi
1) A bisa ke B dan B bisa ke D.
2) A bisa ke C dan C bisa ke E.
3) B tidak boleh berkomunikasi langsung dengan C atau
dengan E tetapi harus melalui A demikian juga C tidak
boleh berkomunikasi langsung dengan B atau dengan D.
4) D dan E tidak bisa berkomunikasi langsung, tetapi harus
melalui proses komunikasi sesuai dengan arah jarum jam,
baru D bisa komunikasi dengan E dan seterusnya.

B C

D E

272
DESAIN PELATIHAN NO.51

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Suami-Suami Pencemburu

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Bekerjasama dengan anggota
b. Memelihara keutuhan kelompok
c. Mengantisipasi resiko kegagalan
d. Mengambil keputusan yang tepat

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Mendiskusikan cara terbaik untuk


LATIHAN menyebrangkan tiga pasang suami istri
sehingga tidak saling cemburu.

6. METODE LATIHAN : a. Diskusi


b. Role play
c. Latihan

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (Suami-suami Pencemburu)
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian dimaksud.
c. Tutor membagi 3 (tiga) kelompok kecil
masing-masing terdiri dari 6-7 peserta
didik dengan peran sebagai berikut :
1) 1 (satu) orang sebagai pengamat
2) 1 (satu) orang sebagai pimpinan
3) 5 (lima) orang sebagai anggota
c. Masing-masing kelompok
ditugaskan untuk mendiskusikan suatu
permasalahan (Sesuai naskah latihan).
Diskusi dipimpin oleh pimpinan kelompok.
d. Tutor memanggil pengamat dari
273
masing- masing kelompok dan menjelaskan
tugas apa yang akan dilaksanakan.
e. Latihan dilaksanakan selama 20
menit.

f. Setelah waktu habis, Tutor


menghentikan latihan dan meminta
pengamat menyampaikan hasil
pengamatannya.
g. Tutor menanyakan perasaan
peserta tentang tugas pelatihan.
h. Tutor menanyakan perasan
peserta tentang tugas pelatihan.
i. Tutor menggali learning point.
j. Tutor menggali relevansi
dalam pelaksanaan tugas.
8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN a. Flip chart
b. White board
9. HAMBATAN DALAM : c. Spidol
LATIHAN
Peserta didik dalam bekerja lebih banyak
10. PELAJARAN YANG : menonjolkan individu.
DAPAT DI TARIK DARI
LATIHAN - Perlunya memelihara keutuhan kelompok
- Perlunya bekerjasama
- Perlu menggali ide-ide dari kelompok
- Perlunya mengantisipasi bahaya / resiko
- Perlunya memberikan perhatian kepada
semua kelompok

11. RELEVANSI DALAM :


PELAKSANAAN TUGAS
Sebagai seorang pemimpin atau First Line
Supervisor (FLS) dalam melaksanakan tugas
perlu memelihara keutuhan kelompok dan
bekerjasama dengan baik sehingga dalam
pelaksanaan tugas dapat berhasil secara
12. LAIN-LAIN : maksimal.

274
NASKAH LATIHAN
SUAMI-SUAMI PENCEMBURU

Setelah banjir besar, tiga pasang pengantin mendapati diri mereka


dikelilingi air.

Mereka harus meninggalkan hotel tempat liburannya selama ini dengan


perahu yang hanya dapat mengangkut tiga orang setiap kali berlayar.

Suami-suami ini sangat pencemburu, sehingga mereka tidak


mengijinkan istrinya berada dalam perahu, dihotel, ataupun ditepian yang
aman di seberang dengan laki-laki lain, kecuali ia sendiri ada disitu.

Carilah cara untuk mengangkut pasangan ini menyeberangi genangan air ke


tempat yang aman dengan jumlah penyeberangan sesedikit mungkin.

Berenang atau pergi dengan Helikopter tidak diperkenankan.

275
DESAIN PELATIHAN NO.52

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Ban polandia

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Bekerjasama dengan anggota.
b. Memelihara keutuhan dan kebersamaan
anggota.
c. Mengantisipasi resiko kegagalan dan
hambatan.
d. Memberikan tugas dan petunjuk kepada
anggota secara jelas dan tepat.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk memindahkan


LATIHAN Ban dengan menggunakan tongkat

6. METODE LATIHAN : a. Latihan


b. Peragaan
c. Diskusi
d. kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) Ban Polandia
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian dimaksud.
c. Tutor memberi tugas kepada kelompok :
1) 1 (satu) orang sebagai pemimpin.
2) 1 (satu) orang sebagai pengamat
pemimpin
3) 1 (satu) orang sebagai pengamat
anggota
4) Peserta didik lainnya sebagai anggota

276
pelaksana
d. Tutor memanggil pengamat dan
menjelaskan tugas pengamat, siapa yang
diamati serta apa yang diamati (tingkah
laku, kata-kata, sikap, apa yang dilakukan)

d. Tutor memanggil pemimpin (leader) untuk


memberikan penjelasan tentang tugasnya
dan tutor menanyakan berapa lama proses
pemindahan tersebut dpt dilaksanakan.
(pengamat pemimpin sudah mulai
melaksanakan tugasnya)
e. Waktu pelaksanan ± selama 20 menit.
f. Pengamat anggota mulai melaksanakan
tugasnya.
g. Setelah selesai pelaksanaan latihan Tutor
menanyakan tentang perasaan kepada
pimpinan (leader) serta kepada anggota
kelompok dan menanyakan apa yang
dirasakan.
h. Tutor memerintahkan masing-masing
pengamat pemimpin kelompok untuk
menyampaikan hasil pengamatannya.
i. Tutor menggali learning point.
j. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol
d. 1 buah Ban dalam mobil
e. 1 buah galah ukuran 2,5 m
f. 20 buah tongkat ukuran 1,2 m

9. HAMBATAN DALAM : a. Cuaca hujan


LATIHAN b. Peserta didik kurang serius / tidak
melaksanakan tugas yang diberikan.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya briefing sebelum melaksanakan


DAPAT DI TARIK DARI tugas
LATIHAN - Perlunya masukan saran anggota
- Perlunya menentukan cara bertindak yang
tepat
- Perlunya membagi tugas
- Perlunya perintah yang jelas
277
- Perlunya kerjasama
- Perlunya kekompakan
- Perlunya keseimbangan
- Perlunya kebersamaan / gotong royong
- Perlunya perhatian kepada setiap anggota

- Perlunya saling pengertian


- Perlu memperhitungkan hambatan / resiko
kegagalan dan mencari alternatif jalan
keluarnya
- Perlu pengawasan dan pengendalian
- Perlu konsolidasi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) harus bekerjasama dan
menjaga kebersamaan / gotong royong
sehingga dalam pelaksanaan tugas berhasil
dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

278
TUGAS LATIHAN
BAN POLANDIA

Gambar

Cc

2m

Aa 15 m Bb

7m 120 cm

Ketentuan Latihan

1. Peserta latihan ditugaskan untuk memindahkan Ban dari titik Aa ke titik


Bb melalui galah Cc.
2. Peserta latihan tidak boleh menyentuh Ban langsung dengan tangan
namun menggunakan tongkat baik di awal permainan maupun diakhir
permainan.
3. Peserta latihan tidak boleh melewati / menginjak garis batas (ruang
garis Cc).
4. Apabila ada yang menyentuh/memegang Ban, Ban jatuh/terguling
diperjalanan, Ban menyentuh galah Cc dan peserta latihan
melewati/menginjak garis batas (ruang garis Cc) permainan dinyatakan
tidak berhasil / selesai.

279
DESAIN PELATIHAN NO.53

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Papan dan Drum

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Bekerjasama dengan anggota.
b. Memelihara keutuhan kelompok.
c. Mengantisipasi resiko kegagalan.
d. Memberikan tugas dan petunjuk kepada
anggota secara jelas dan akurat.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik (Kelompok pelaksana)


LATIHAN ditugaskan untuk menyebrangi garis Aa ke
garis Bb beserta seluruh peralatan berikut
gelas berisi air.

6. METODE LATIHAN : a. Latihan


b. Diskusi
c. Kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) Papan dan Drum
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian dimaksud.
c. Tutor membagi 2 (dua) kelompok masing-
masing kelompok diberi tugas :
1) 1 (satu) orang sebagai pengamat.
2) 1 (satu) orang sebagai pimpinan.
3) 8 (delapan) orang sebagai anggota.

d. Tutor memanggil pengamat dan

280
menjelaskan tugasnya.
e. Tutor memanggil pemimpin kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang
tugasnya (sesuai naskah latihan) dan tutor
menanyakan berapa lama proses
penyeberangan tersebut dpt dilaksanakan.
f. Waktu pelaksanan ± selama 20 menit.
g. Pengamat pimpinan mulai melaksanakan
tugasnya mengamati pimpinan.
h. Setelah selesai pelaksanaan latihan para
peserta didik memasuki ruang kelas
kembali dan menempatkan diri di kursi
masing-masing.
i. Tutor menanyakan tentang perasaan
kepada pimpinan kelompok serta kepada
anggota kelompok dan menanyakan apa
yang dirasakan.
j. Tutor memerintahkan masing-masing
pengamat pemimpin kelompok untuk
menyampaikan hasil pengamatannya.
k. Tutor menggali learning point.
l. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- :
KAPAN LATIHAN a. Flip chart
b. Kertas Flip chart
c. Spidol
d. 1 (satu) buah papan ukuran 4 x 70 cm
e. 1 (satu) buah Papan ukuran 4 meter
f. 1 (satu) buah gelas berisi air
g. 4 (empat) buah Drum ukuran galon

9. HAMBATAN DALAM :
LATIHAN a. Peserta didik tidak melakukan tugas /
peran yang diberikan.
b. Peserta didik sudah mengetahui bentuk
latihan karena pernah melaksanakan.
10. PELAJARAN YANG :
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya membagi tugas
LATIHAN - Perlunya kerjasama dalam kelompok
- Perlunya mengamati pelaksanaan tugas
- Perlunya menentukan cara bertindak
- Perlunya mengambil keputusan yang tepat
- Perlunya memperhitungkan hambatan dan
281
rintangan
- Perlunya konsolidasi
- Perlunya pengawasan dan pengendalian
- Perlunya perencanaan yang matang
- Perlunya analisa dan evaluasi

11. RELEVANSI DALAM :


PELAKSANAAN TUGAS Sebagai seorang pemimpin atau First Line
Supervisor (FLS) perlu mengambil keputusan
yang tepat sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.
12. LAIN-LAIN :
Asumsi :
Suatu regu patroli polisi melintasi sungai
dangkal yang aliran airnya deras selain itu
airnya pun beracun (teradiasi). Bila terkena
kulit akan mengelupas dan tidak bisa
disembuhkan.

282
TUGAS LATIHAN
PAPAN DAN DRUM

Gambar

1. 1 buah papan 4 x 70 cm

2. 1 buah papan 4 m

3. 1 buah gelas
berisi air

4. 4 buah drum

Aa Bb

Ketentuan Latihan

1. Peserta latihan ditugaskan menyebrangi garis Aa ke garis Bb dengan


jarak = 6 m beserta seluruh perlengkapan antara lain :
- 1 buah papan berukuran 4 x 70 cm
- 1 buah papan berukuran 4 meter
- 1 buah gelas berisi air
- 4 buah drum
2. Diasumsikan ruang garis antara Aa dan Bb adalah sungai beracun
(teradiasi) dengan aliran yang deras. Apabila airnya terkena kulit akan
terkelupas.

283
3. Kecuali drum yang dapat menyentuh air, peserta latihan maupun
peralatan lainnya tidak boleh menyentuh air.
4. Apabila ada yang jatuh atau ada yang menyentuh air, permainan
dinyatakan gagal / selesai.

284
DESAIN PELATIHAN NO.54

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Lingkaran X dan Y

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Berfikir cepat dalam menanggapi masalah.
b. Membagi tugas dan memberi perintah
secara jelas pada anggota serta mengecek
pengertian.
c. Melaksanakan pengawasan & pengendalian
terhadap tugas anggotanya

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Memindahkan drum dari dalam lingkaran X ke


LATIHAN dalam lingkaran Y (posisi drum tetap berdiri
baik di X maupun di Y) dengan menggunakan
peralatan yang ada.

6. METODE LATIHAN : a. Latihan


b. Diskusi
c. Kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) Lingkaran X dan Y.
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian dimaksud.
c. Tutor membagi 2 (dua) kelompok masing-
masing kelompok diberi tugas :
1) 1 (satu) orang sebagai pemimpin.
2) 1(satu) orang sebagai pengamat
pimpinan.
3) 4 (empat) orang sebagai pengamat
pelaksana (masing-masing peserta
didik mengamati 2 atau 3 pelaksana)
4) Peserta didik lainnya sebagai anggota /
pelaksana.

285
d. Tutor memberikan arahan kepada
pengamat tentang apa yang harus diamati
menyangkut tingkah laku dan tutur kata
dari peserta didik yang diamati.
Khusus terhadap pengamat pemeran
pemimpin, pengamatan dimulai begitu
pemeran pimpinan dipanggil tutor untuk
menerima tugas.
e. Tutor memanggil pemeran pemimpin untuk
menerima penjelasan tentang tugas yang
akan dilaksanakan sampai selesai, serta
mempersilahkan bertanya kalau ada hal-hal
yang kurang jelas.
f. Tutor mempersilahkan pemeran pemimpin
untuk melakukan pengecekan peralatan.
g. Tutor mempersilahkan pemeran pemimpin
untuk memberikan penjelasan kepada
anggotanya (waktu ± 3 - 5 menit).
h. Tutor menanyakan kesiapan kepada
pemimpin, dan setelah siap tutor
mempersilahkan pimpinan untuk mulai
latihan.
i. Pelaksanaan latihan dihentikan apabila
waktu yang ditentukan habis (± selama 15
menit) atau tugas yang dibebankan kepada
pemimpin dan anggotanya dinyatakan
selesai.
j. Selama latihan berlangsung, tutor
mencatat hal-hal yang dianggap penting,
untuk dijadikan bahan dalam debrief
k. Setelah tugas selesai, tutor segera
memerintahkan seluruh peserta didik untuk
kembali ke kelas. Tutor melaksanakan
debrief dengan urutan :
1) Bertanya kepada pemeran pemimpin
tentang perasaannya, hasil yang
dicapainya, hambatan yang
dirasakannya.
2) Bertanya kepada para pengamat
tentang hasil pengamatannya, yang
menyangkut tingkah laku dan tutur
kata dari masing-masing pelaksana.
Pengamat pemeran pimpinan yang

286
pertama diberi kesempatan oleh tutor
utk membacakan hasil pengamatannya
setelah selesai dibacakan dilanjutkan
dengan pengamat yang lain.
l. Tutor menggali learning point
m. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol
d. 1 buah drum ukuran 4,5 galon
e. 1 buah pipa ukuran 6 meter
f. 2 buah pipa ukuran 4 meter
g. 1 buah tali ukuran 15 meter
h. 2 buah tali ukuran 6 meter

9. HAMBATAN DALAM : a. Hujan turun pada saat latihan.


LATIHAN b. Peralatan tidak memenuhi persyaratan
kualitas.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya motivasi


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya cara bertindak yang tepat
LATIHAN - perlunya ketenangan
- perlunya kerjasama
- Perlunya masukan / saran dari anggota
- Perlunya pengawasan dan pengendalian
- Perlunya analisa dan evaluasi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) perlu memberikan motivasi
kepada anggotanya sehingga dlm pelaksanaan
tugas dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

287
TUGAS LATIHAN
LINGKARAN X DAN Y

Gambar

Drum

X y

45º

Garis batas

1. 1 buah Pipa 6m

2. 2 buah pipa 4m

3. 1 buah tali 15 m

4. 2 buah tali 6m

Ketentuan Latihan

1. Peserta latihan ditugaskan untuk memindahkan drum dari dalam


lingkaran X ke dalam lingkaran Y (posisi drum tetap berdiri) dengan
mempergunakan peralatan yang telah disediakan.
2. Diasumsikan drum penuh dengan zat kimia berbahaya kalau terguling
akan mengeluarkan gas dan meledak.
3. Peserta latihan tidak boleh melewati / menginjak garis batas.
4. Apabila drum terguling atau ada peserta latihan melewati / menginjak
garis batas, permainan selesai / tidak berhasil.

288
DESAIN PELATIHAN NO.55

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Galah Penghalang

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Membuat perencanaan yang matang.
b. Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan
tugas.
c. Memelihara keutuhan kelompok.
d. Mengantisipasi resiko kegagalan.
e. Memberikan tugas dan petunjuk kepada
anggota secara jelas dan akurat.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik (kelompok pelaksana) ditugaskan


LATIHAN untuk melewati rintangan dari garis Aa ke garis
Bb beserta sebuah drum dan perlengkapan
yang lain.

6. METODE LATIHAN : a. Latihan


b. Diskusi
c. kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) Galah Penghalang.
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian dimaksud.
c. Tutor membagi 2 (dua) kelompok masing-
masing kelompok diberi tugas.
Kelompok pelaksana yang terdiri dari :
1) 1 (satu) orang sebagai pemimpin.
2) 1 (satu) orang sebagai pengamat
pemimpin.
3) 1 (satu) orang sebagai pengamat
anggota.
4) Sisanya sebagai anggota.

289
d. Tutor memanggil pengamat dan
menjelaskan tugas pengamat, siapa yang
diamati serta apa yang diamati (tingkah
laku, kata-kata, sikap, apa yang dilakukan)
e. Tutor menunjuk pemeran pemimpin, dan
menjelaskan tugasnya dengan ketentuan
sebagaimana naskah latihan (disini
pengamat pemimpin sudah mulai
mengamati)
f. Latihan dilaksanakan ±15 menit termasuk
memberi penjelasan kpd anggota kelompok
g. Tutor menghentikan permainan kalau
diperkirakan bahaya
h. Setelah selesai tutor menanyakan perasaan
kepada pimpinan kelompok maupun
kepada anggota kelompok serta
menanyakan apa yang dirasakan sulit serta
apa yang dirasakan mudah.
i. Tutor memerintahkan pengamat pemimpin
untuk menyampaikan hasil pengamatannya
demikian juga pengamat yang lain.
j. Tutor menggali learning point.
k. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

a. Flip chart
8. PERALATAN/PERLENG- : b. Kertas Flip chart
KAPAN LATIHAN c. Spidol
d. 1 buah Drum
e. 2 buah Pipa ukuran 4 m
f. 4 buah Galah bambu
g. 5 buah Klem (pengikat)

a. Peserta didik tidak melakukan tugas /


9. HAMBATAN DALAM : peran yang diberikan.
LATIHAN b. Peserta didik sudah mengetahui bentuk
pelatihan karena pernah melakukannya.

- Perlunya membagi tugas


10. PELAJARAN YANG : - Perlunya kerja sama dalam kelompok
DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya anggota mengetahui tugas
LATIHAN masing-masing
- Perlunya menentukan cara bertindak

290
- Perlunya mengambil keputusan yang
tepat / baik
- Perlunya memperhitungkan hambatan
serta mencari pemecahannya / jalan
keluarnya
- Perlunya konsolidasi
- Perlunya perencanaan yang matang
- Perlunya pengawasan dan pengendalian

Sebagai seorang pemimpin atau First Line


11. RELEVANSI DALAM : Supervisor (FLS) harus mempunyai
PELAKSANAAN TUGAS perencanaan yang matang dalam suatu
kegiatan sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

Asumsi
12. LAIN-LAIN : Suatu regu Patroli Polisi melewati / melintasi
rintangan yang dipenuhi aliran listrik
bertegangan tinggi, jika anggota tidak berhati-
hati akan kesetrum dan mengakibatkan fatal
(meninggal dunia).

291
TUGAS LATIHAN
GALAH PENGHALANG

Gambar

70 cm Cc 150 cm

120 cm Drum

40 cm
Aa
150 cm

75 cm
Bb

Ketentuan Latihan

1. Peserta latihan ditugaskan untuk melewati galah penghalang


(rintangan) dari garis Aa ke garis Bb melalui ruang segi tiga Cc tanpa
boleh menyentuh sisi-sisinya dengan membawa perlengkapan :
- 1 buah drum
- 2 buah pipa ukuran 4 m
2. Diasumsikan galah penghalang tersebut dialiri arus listrik bertegangan
tinggi.
3. Peserta latihan tidak boleh melewati / menginjak garis batas (ruang
garis antara Aa dan Bb).
4. Apabila ada yang menyentuh galah penghalang atau ada yang
menginjak ruang diantara garis Aa dan Bb, permainan dinyatakan tidak
berhasil / selesai.
5. Tutor bisa menghentikan permainan apabila terjadi trouble /
diperkirakan bahaya.

292
DESAIN PELATIHAN NO.56

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Evakuasi Korban

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
Menciptakan kerjasama dan kekompakan
dalam kelompok.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik diminta untuk mengeluarkan bola


LATIHAN plastik yang ada dalam paralon yang telah
dilubangi dengan cara mengisi air kedalam
paralon sehingga paralon tersebut menjadi
penuh dan bola plastik tersebut dapat keluar.

6. METODE LATIHAN : a. Latihan


b. Diskusi
c. Kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) Evakuasi korban.
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian dimaksud.
c. Tutor membagi 2 (dua) kelompok masing-
masing kelompok diberi tugas :
1) 1 (satu) orang sebagai pemimpin.
2) 1 (satu) orang sebagai pengamat.
pemimpin.
3) 8 (delapan) orang sebagai pelaksana
4) 1 (satu) orang sebagai pengamat
pelaksana.
d. Tutor menjelaskan tugas pemimpin
kelompok sesuai naskah latihan. serta
mempersilahkan bertanya kalau ada hal-hal
yang kurang jelas.
e. Tutor menjelaskan tugas pengamat
terhadap tingkah laku, tutur kata yang
dilakukan Pemimpin maupun pelaksana.
293
f. Tugas pengamat Pemimpin dan pengamat
pelaksana dimulai begitu pemeran
pemimpin memulai tugasnya.
g. Tutor melakukan pencatatan terhadap hal-
hal yang di anggap penting untuk dijadikan
bahan dalam pelaksanaan Debrief.
h. Latihan dihentikan apabila waktu yang
diberikan sudah habis kemudian Tutor
melaksanakan Debrief dengan kegiatan :
1) Menanyakan kepada peran pemimpin
tentang perasaannya serta hasil yang
dicapainya maupun hambatan yang
dirasakan.
2) Menanyakan kepada pengamat
pemimpin hasil dari pengamatannya
dilanjutkan kpd pengamat pelaksana.
i. Tutor menggali learning point.
j. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol
d. 1 buah Paralon ukuran 2 m
e. 1 buah bola plastik
f. 2 buah Ember kecil

9. HAMBATAN DALAM : Hujan turun pada saat latihan.


LATIHAN

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya menjabarkan tugas dlm kegiatan


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya menerima saran / masukan
LATIHAN - Perlunya kerjasama
- Perlunya mengetahui hambatan / resiko
- Perlunya menentukan skala prioritas
- Perlunya kerelaan dan keikhlasan
- perlunya pengawasan dan pengendalian
- Perlunya menganalisa dan evaluasi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) perlu bekerjasama dengan
anggota sehingga dalam pelaksanaan tugas
dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -
294
DESAIN PELATIHAN NO.57

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Ring 9

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Membuat perencanaan yang matang.
b. Berpikir cepat dan sitematis.
c. Membagi tugas dan memberi perintah
secara jelas pada anggota
d. Bekerjasama dengan anggota.
e. Memelihara keutuhan anggota.
f. Mengantisipasi resiko kegagalan dan
hambatan.
g. Melaksanakan pengawasan & pengendalian

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik melewati ring 9


LATIHAN

6. METODE LATIHAN : a. Latihan


b. Peragaan
c. Diskusi
d. kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) ring 9
b. Tutor menyamakan persepsi tentang
pengertian dimaksud.
c. Tutor membagi 2 (dua) kelompok masing-
masing kelompok diberi tugas.
1) 1 (satu) orang sebagai pemimpin.
2) 1 (satu) orang sebagai pengamat.
3) 8 (delapan) orang sebagai anggota.
e. Tutor memanggil pengamat dan
menjelaskan tugas pengamat, siapa yang
diamati serta apa yang diamati (tingkah
laku, kata-kata, sikap, apa yang dilakukan)

295
f. Tutor memanggil pemeran pemimpin, dan
menjelaskan tugas yang akan dilaksanakan
(disini pengamat sudah mulai mengamati)
g. Latihan dilaksanakan ±30 menit termasuk
memberi penjelasan kpd anggota kelompok
h. Tutor menghentikan permainan kalau
diperkirakan bahaya
i. Setelah selesai, tutor menanyakan
perasaan kepada pimpinan kelompok
maupun kepada anggota kelompok serta
menanyakan apa yang dirasakan sulit serta
apa yang dirasakan mudah.
j. Tutor memerintahkan pengamat untuk
menyampaikan hasil pengamatannya.
k. Tutor menggali learning point.
l. Tutor menggali relevansi dalam
pelaksanaan tugas.

8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart


KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol
d. 9 buah Ring (lingkaran)
e. 2 buah Tambang ukuran 5 m
f. 2 buah galah ukuran 1,5 m
g. 9 potongan Pita warna putih dan merah

9. HAMBATAN DALAM : a. Cuaca hujan


LATIHAN b. Peserta didik takut melaksanakan latihan
karena resiko yang akan dialami

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya berdo’a sebelum melaksanakan


DAPAT DI TARIK DARI tugas
LATIHAN - Perlunya briefing
- Perlunya cara bertindak yang tepat
- Perlunya anggota mengetahui tugasnya
- Perlunya saran dan masukan
- Perlunya kerjasama
- Perlunya menentukan skala prioritas
- Perlunya memperhitungkan hambatan /
resiko kegagalan
- Perlunya ketenangan
- Perlu pengawasan dan pengendalian
- Perlunya analisa dan evaluasi
296
11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line
PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) perlu menentukan skala
prioritas dan cara bertindak yang tepat
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

297
TUGAS LATIHAN
RING 9

Gambar

Aa

Bb

Ketentuan Latihan

1. Peserta latihan ditugaskan untuk melewati ring (lingkaran) yang


berjumlah 9 (sembilan) dari garis Aa ke garis Bb dengan tidak
menyentuh sisi-sisinya
2. Diasumsikan ring (lingkaran) tersebut dialiri arus listrik bertegangan
tinggi.
3. Peserta latihan tidak boleh melewati/memasuki kembali, ring
(lingkaran) yang telah digunakan. Ring (lingkaran) yang telah
digunakan akan ditandai dengan pita putih dan pita merah.
4. Pita putih apabila peserta latihan lolos / berhasil dengan tidak
menyentuh sisi ring (lingkaran) sedangkan pita merah apabila peserta
latihan tidak berhasil atau menyentuh sisi ring (lingkaran).
5. Tutor bisa menghentikan permainan apabila terjadi trouble /
diperkirakan bahaya.

298
DESAIN PELATIHAN NO.58

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Penyebrangan Basah

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Bekerja sama dengan anggota.
b. Memelihara keutuhan anggota.
c. Mengantisipasi resiko kegagalan dan
hambatan.
d. Memberikan tugas dan petunjuk kepada
anggota secara jelas dan tepat.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik ditugaskan untuk melintasi telaga


LATIHAN atau kolam besar.

6. METODE LATIHAN : a. Latihan


b. Diskusi
c. Peragaan
d. kuliah singkat

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN (kepemimpinan) Penyebrangan Basah.
b. menyamakan persepsi tentang pengertian
dimaksud.
c. Tutor memanggil leader untuk memberikan
penjelasan tugas yang akan dilaksanakan.
d. Leader mengumpulkan anggota untuk
melaksanakan tugas.
e. Waktu latihan + 60 menit.
f. Tutor mengamati pelaksanaan tugas
penyebrangan basah.
g. Selesai latihan Tutor menanyakan
perasaannya yang dialami leader maupun
peserta lainnya.
h. Tutor menggali learning point relevansi
dalam pelaksanaan tugas.
299
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol
d. Telaga / kolam besar
e. Pelampung

9. HAMBATAN DALAM : a. Cuaca (hujan)


LATIHAN b. Peserta didik takut melaksanakan latihan
karena resiko yang akan dialami.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya berdo’a demi keselamatan


DAPAT DI TARIK DARI - Perlunya mencari jalan alternatif
LATIHAN - Perlunya briefing sebelum melaksanakan
tugas
- Perlunya memperhitungkan hambatan atau
resiko
- Perlunya menentukan cara bertindak
- Perlunya pengawasan dan pengendalian
- Perlunya ananlisa dan evaluasi
- Perlunya konsulidasi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) sebelum melaksanakan tugas
harus memberikan briefing kepada anggotanya
sehingga dalam pelaksanaan tugas dapat
berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

300
DESAIN PELATIHAN NO.59

LEADERSHIP
(KEPEMIMPINAN)

1. NAMA LATIHAN : Halang Rintang

2. TUJUAN LATIHAN : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik agar dalam memimpin mampu :
a. Bekerjasama dengan anggota.
b. Memelihara keutuhan anggota.
c. Mengantisipasi resiko kegagalan dan
hambatan.
d. Memberikan tugas dan petunjuk kepada
anggota secara jelas dan tepat.

3. WAKTU LATIHAN : 90 Menit

4. JUMLAH PESERTA : 15 - 20 Orang

5. TUGAS DALAM : Peserta didik melewati halang rintang.


LATIHAN

6. METODE LATIHAN : a. Kuliah singkat


b. Latihan
c. Peragaan
d. Diskusi

7. PELAKSANAAN : a. Tutor menulis judul pelatihan Leadership


LATIHAN Halang Rintang dan menyamakan persepsi
tentang pengertian dimaksud.
b. Tutor memanggil leader untuk memberikan
penjelasan tentang tugas yang akan
dilaksanakan.
c. Leader mengumpulkan anggota untuk
melaksanakan tugas.
d. Waktu latihan + 90 menit.
e. Tutor mengamati pelaksanaan halang
rintang.
f. Selesai latihan Tutor menanyakan
perasaannya yang dialami leader maupun
peserta lain.
g. Tutor menggali learning point dan relevansi
dalam pelaksanaan tugas.

301
8. PERALATAN/PERLENG- : a. Flip chart
KAPAN LATIHAN b. Kertas Flip chart
c. Spidol
d. Halang rintang lapangan

9. HAMBATAN DALAM : a. Cuaca hujan


LATIHAN b. Peserta didik takut melaksanakan latihan
karena resiko yang akan dialami.

10. PELAJARAN YANG : - Perlunya berdo’a sebelum melaksanakan


DAPAT DI TARIK DARI tugas
LATIHAN - Perlunya briefing sebelum melaksanakan
tugas
- Perlu memperhitungkan hambatan / resiko
kegagalan dan mencari alternatif jalan
keluarnya
- Perlu pengawasan dan pengendalian
- Perlu konsolidasi

11. RELEVANSI DALAM : Sebagai seorang pemimpin atau First Line


PELAKSANAAN TUGAS Supervisor (FLS) sebelum melaksanakan tugas
perlunya berdo’a demi keselamatan dalam
suatu kegiatan sehingga dalam pelaksanaan
tugas dapat berhasil dengan maksimal.

12. LAIN-LAIN : -

302
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Manajemen Training Level-1 dapat meningkatkan kemampuan dan


keterampilan serta menambah wawasan bagi para Peserta Didik.

b. Berbagai hambatan yang ditemukan di dalam proses pembelajaran


Manajemen Training Level-1 ini baik hambatan yang berbentuk
psikologis maupun hambatan materil serta keterbatasan waktu
yang tersedia sangat berpengaruh pada pencapaian sasaran
tersebut.

c. Manajemen Training Level-1 ini bukan hanya pengetahuan semata


namun lebih dititik beratkan dalam hal keterampilan perorangan
yang bertujuan untuk merubah perilaku.

2. Saran

a. Sesuai harapan pimpinan Polri dalam upaya meningkatkan


pelayanan masyarakat, kiranya metode Tutorial perlu diberikan
bagi seluruh anggota atau personil Polri secara berkesinambungan.

b. Untuk memberikan motivasi/dorongan bagi Peserta Didik.

Demikianlah buku Pedoman Pelatihan Manejemen Training Level-1 ini


kami susun dengan harapan untuk meningkatkan pelayanan Polri
terhadap masyarakat dan kemampuan keterampilan Personil Polri
sebagai First Line Supervisor.

303
DAFTAR PUSTAKA

1. SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN POLRI, Keterampilan Manajemen Dasar


Untuk Mengajar Bawah, Lembang, 1991.

2. MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Materi


Pelatihan Manajemen Level I Dan Bahan Ajaran Fungsi Teknis
Kepolisian di Sepolwan, Jakarta, 1994.

3. PERATURAN KAPOLRI NOMOR 5 TAHUN 2008, tanggal 30 Juni 2008


tentang Penyelenggaraan Pelatihan Manajemen (Management Training)
Jakarta, 2008.

4. MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Himpunan


Bahan Keterampilan Manajemen Tutor Secapa, Sukabumi, 2008.

5. MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, Materi Pelatihan Master Trainer
Peningkatan Kemampuan Gadik, Jakarta, 2008.

6. MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, Materi Pelatihan Master Trainer
Peningkatan Kemampuan Gadik, Jakarta, 2009.

304
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

PESAN SAHABAT

I. NAMA / NOSIS :
ASAL PENGIRIMAN :

II. HAL YANG POSITIF :

1. ………………………………………………………………………………….
2. ………………………………………………………………………………….
3. ………………………………………………………………………………….
4. ………………………………………………………………………………….
5. ………………………………………………………………………………….

III. HAL-HAL YANG PERLU DIPERBAIKI :

1. .....................................................................
2. .....................................................................
3. .....................................................................
4. .....................................................................
5. .....................................................................

IV. JULUKAN : .....................................................

V. SAHABAT : NAMA TTD

1. ....................................... . ...............

2. ....................................... . ...............

3. ....................................... . ...............

4. ....................................... . ...............

5. ....................................... . ...............

6. ....................................... . ...............

305
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

PRETEST - POSTEST PELATIHAN MTL-1

I. JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN MELINGKARI HURUF


B JIKA BENAR DAN S JIKA SALAH.

1. B - S Sebelum mempelajari Interpersonal Skill harus mengetahui


terlebih dahulu Filsafat Belajar.
2. B - S Pengertian daur belajar dari pengalaman yaitu suatu proses
meningkatkan Kepandaian / kemampuan, melalui sesuatu
yang telah dirasakan, baik karena diketahui maupun
dikerjakan oleh yang bersangkutan.
3. B - S Keterampilan seseorang didapat melalui latihan dengan
menggunakan Thingking, Willing, Feeling dan Atitude.
4. B - S Melalui daur belajar dari pengalaman dapat dihasilkan
langkah baru yang pada saat melakukan lagi akan berbeda
dan lebih baik.
5. B - S Keterampilan mempersiapkan diri sebelum melaksanakan
suatu kegiatan terdiri dari konsentrasi, mengingat dan
memanggil ulang.
6. B - S Seorang anggota Polri pada dasarnya harus memiliki dua
macam kecakapan ataupun keterampilan yaitu keterampilan
administrative dan keterampilan teknis.
7. B - S Materi yang paling penting dalam penerapan keterampilan
dasar perorangan adalah keterampilan mendengarkan.
8. B - S Proses pembelajaran dari pada pelatihan Manajemen yang
lebih bagus adalah daur belajar dari pengalaman.
9. B - S Kalau tujuan belajar hanya untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan seseorang
tetapi tidak akan mempengaruhi sikap hidupnya berarti
tujuan belajar ini benar.
10. B - S Jenis pembelajaran yang sering dipakai oleh pelatih Polri
dalam pemberian materi pelajaran antara lain dengan
diskusi, penugasan, bermain peran.
11. B - S Pendidikan paedagogic adalah pendidikan anak dimana
murid lebih aktif, karena sudah banyak pengalaman dan
fungsi guru diibaratkan seperti sendok, hanya mengaduk
apa yang dimiliki oleh murid.

1 306
12. B - S Metode diskusi adalah percakapan yang direncanakan atau
disiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik
tertentu dengan seorang pemimpin.
13. B - S Simulasi adalah mencakup alat peralatan atau situasi yang
didesain untuk kehidupan nyata.
14. B - S Tingkat pembelajaran menurut Taksonomi Bloom antara
lain, pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesis
dan evaluasi.
15. B - S Salah satu perbedaan pembelajaran anak dengan
pembelajaran orang dewasa adalah pembelajaran anak
tidak ada opini, pembelajaran dewasa mempunyai opini.
16. B - S Keterampilan dasar perorangan bagi anggota Polri melekat
pada setiap pribadi dalam persentuhannya dengan
masyarakat (baik individu maupun kelompok), yang dalam
perwujudannya akan menampilkan sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang mencerminkan keakuratan dalam
menunjang pelaksanaan tugas.
17. B - S Untuk mempermudah dalam mengingat tentang suatu fakta
atau suatu keadaan , perlu ditemukan satu jalan, baik yang
berbentuk pola ataupun bentuk-bentuk lainnya.
18. B - S Keterampilan mengamati adalah suatu keterampilan yang
dimiliki seseorang, untuk mampu melihat dan mengamati
suatu obyek tertentu yang dilakukan secara teliti dan
seksama dengan menganalisa.
19. B - S Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan yang
dimiliki seseorang, untuk mampu membayangkan,
melukiskan atau menceritakan tentang suatu obyek maupun
peristiwa (kejadian), bukan merupakan hasil tulisan ataupun
symbol-symbol. Sehingga orang lain jelas / mengerti
tentang apa yang disampaikan.
20. B - S Keterampilan mendengarkan adalah suatu keterampilan
yang dimiliki seseorang untuk menangkap dan menyerap
suara (bunyi) dengan menggunakan indera telinga secara
teliti dan cermat, sehingga mampu menyampaikannya
secara benar.
21. B - S Bahwa untuk dapat menyampaikan kembali secara benar
tentang apa yang didengar kita boleh berpresepsi sesuai
dengan pengetahuan masing-masing individu yang
mendengarkan.
22. B - S Keterampilan bertanya adalah Suatu kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk meminta keterangan atau
penjelasan kepada seseorang untuk mendapatkan informasi
tentang apa yang belum diketahuinya.

2 307
23. B - S Hypothetical question adalah salah satu pertanyaan yang
sama dan sebangun dengan rhetorical karena mempunyai
tujuan yang sama.
24. B - S Untuk dapatnya seseorang meringkas dengan baik,
diperlukan adanya suatu kemampuan untuk menangkap hal-
hal yang esensi (intisari) dari suatu cerita, berita /informasi,
laporan dan lain sebagainya.
25. B - S Keterampilan Umpan Balik adalah Suatu kemampuan yang
dimiliki sesorang untuk menyampaikan sesuatu hal kepada
orang lain, tentang apa yang dilihat atau didengar dari
tindakan orang tersebut, sehingga apa yang disampaikan itu
dapat dijadikan perangsang atau pendorong bagi orang
tersebut, untuk dapat melakukan tindakan yang lebih baik
di waktu yang akan datang.
26. B - S Tugas adalah salah satu bagian atau suatu komponen dari
suatu jabatan. Tugas adalah suatu kesatuan pekerjaan yang
dilakukan untuk tujuan tertentu dan kesatuan pekerjaan ini
selalu diwujudkan pelaksanaannya dalam kegiatan-kegiatan.
27. B - S Cara mengetahui tugas dan kegiatan-kegiatannya
dilaksanakan dengan melakukan analisa yang berasal dari
fakta untuk menganalisa artinya memisah-misahkan atau
menguraikan.
28. B - S Kegiatan kunci adalah kegiatan yang tanpa kegiatan itu
tugas tidak akan berhasil dengan baik dan kegiatan kunci
tidak hanya satu macam.Bisa lebih satu kegiatan.
29. B - S Perbedaan persepsi diartikan sebagai adanya selisih atau
pertentangan pandangan / pendapat antara orang yang satu
dengan orang yang lainnya dikarenakan adanya perbedaan
latar belakang pendidikan dan kemampuan.
30. B - S Kepemimpinan dan Manajemen pada hakekatnya
mempunyai arti yang sama-sama berfungsi pemimpin hanya
istilah yang berbeda.

II. URAIAN

1. Sebutkan dan jelaskan materi apa saja yang anda terima tentang
Interpersonal skill selama proses pelatihan !
2. Buatlah siklus daur belajar dari pengalaman dan jelaskan !
3. Sebutkan perbedaan pembelajaran anak dan pembelajaran orang
dewasa !
4. Sebutkan urut-urutan kegiatan yang harus direncanakan oleh
Supervisor / pemimpin pada saat akan melaksanakan kegiatan !

3
308
APAKAH SAYA MAMPU MENJALANKAN PERINTAH

LATIHAN : A 1

WAKTU HANYA 2 MENIT

1. Baca baik-baik persoalan ini. Jangan menulis apa-apa sebelum


membaca seluruhnya.
2. Tulislah nama anda di sudut kanan atas kertas ini. Tulisan dengan huruf
balok ingat dengan huruf balok !
3. Tulis pangkat dan NRP anda di sudut kiri bawah kertas ini dengan huruf
yang sama.
4. Disebelah sudut kanan bawah tuliskan jabatan terakhir anda sebelum
posisi sekarang ini, serta berapa lama anda pada jabatan itu.
5. Tulis kata-kata ” Ya, saya mengerti : Pada sudut kiri atas kertas, lalu
ditengah-tengah atas diatas judul persoalan, tulis kata Sandi 8-6.
6. Untuk menyakinkan semua itu , di ke empat sudut kertas halaman
belakang yang masih kosong, tulis kata-kata ” Yes – Yes dan Yes” berarti
empat tulisan.
7. Jangan lupa membuat tanda silang besar ditengah-tengah kertas
halaman belakang.
8. Kemudian disebelah kiri dan kanan tanda silang besar itu, tuliskan
masing-masing tanda silang yang lebih kecil.
9. Disebelah tanda silang kecil tadi, masing-masing tuliskan huruf ”O” yang
seimbang besarnya dengan silang tadi.
10. Oke ! Semua perintah telah diberikan. Namun ada satu lagi yang
terlupakan. Anda hanya diminta mengerjakan nomor 1 dan 2

----------------- SELAMAT BEKERJA -----------------

309
NASKAH LATIHAN
PRE CONDITIONING SKILL
( MEREM MELEK )

1. Pejamkan Mata

2. Letakakan kedua tangan di atas mulut

3. Eja Nama masing-masing ( dalam bayangan )

4. Tarik Nafas dalam-dalam, tahan sebentar, keluarkan tanpa suara

5. Taruh Angka 9 ( sesuatu ) diatas kepala masing-masing ( dalam bayangan )

6. Tarik Nafas dalam-dalam, tahan sebentar, keluarkan tanpa suara

7. Pindahkan Angka 9 ( suatu ) kepundak sebelah kiri, turunkan kesiku kiri, hilang

8. Tutup Telinga sebelah kanan dengan telapak tangan kiri, tutup mata dengan

telapak tangan

9. Pindahkan telapak tangan kiri untuk menutup mata kiri dan telapak kanan untuk

menutup mata kanan

10. Kembalikan kedua telapak tangan diatas kedua lutut

11. Tarik Napas dalam-dalam tahan sebentar, keluarkan tanpa suara

12. Buka mata

310
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH PEMBENTUKAN PERWIRA

TIM PENYUSUN PEDOMAN PELATIHAN MTL-1 TA. 2017

NO NAMA PANGKAT JABATAN KET

1 Drs. DUKIANTA KOMBES POL KABID JEMEN

KASUBBID OPS
2 Drs. SUDARTO AKBP
BID JEMEN

KASUBBID MIN
3 HABIB MULKI, Sos AKBP
BID JEMEN

PAUR MIN
4 M.MANALU,SH,MH KOMPOL
BID JEMEN

PAUR OPS
5 LILIADE SUHAEMI, Sos KOMPOL
BID JEMEN

PENGATUR
6 SULASMI STAF BID JEMEN
TK I

7 KUSMANA PENGATUR STAF BID JEMEN

8 AI AJIJAH,SPd PENGATUR STAF BID JEMEN

Sukabumi, Maret 2017

KEPALA BIDANG MANAJEMEN

Drs. DUKIANTA
KOMISARIS BESAR POLISI NRP 65080666

311

Anda mungkin juga menyukai