1. Pendahuluan
Lembaga atau organisasi yang baik adalah lembaga atau organisasi yang
dipimpin oleh seorang pemimpin yang visioner dengan pengetahuan yang luas
dan memiliki integritas kepribadian yang baik. Seorang pemimpin diharapkan
dapat memberikan arah dan motivasi kepada anggota yang dipimpinnya dan
sekaligus menjadi contoh dan teladan kepada bawahannya untuk berbuat yang
terbaik.
2. Standar Kompetensi
Pengantar
Dalam Modul ini, akan dibahas pengertian kepemimpinan, teori
kepemimpinan, peran kepemimpinan (the vision role), sifat-sifat
kepemimpinan, jenis-jenis kepemimpinan, gaya/tipe kepemimpinan,
prinsip-prinsip pemimpin, kunci keberhasilan pemimpin, perkembangan
mutakhir tentang kepemimpinan.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Filosofi Kepemimpinan
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang filosofi
kepemimpinan.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat).
Metode ini digunakan saat Pendidik/Dosen menggali pendapat
peserta didik tentang materi yang telah dijelaskan.
3. Metode Tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk mengecek pemahaman peserta didik
terhadap materi yang baru disampaikan.
4. Metode Diskusi
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan materi tentang
“Filosofi kepemimpinan Polri”
2. Alat
a. Laptop.
b. Flashdisk.
c. Flip chart.
d. LCD.
e. Alat tulis sesuai dengan kebutuhan.
Proses Pembelajaran
Tagihan/tugas
1. Peserta didik mengumpulkan NKK berupa laporan hasil diskusi
kelompok dalam bentuk print out komputer. Dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya.
2. Peserta didik mengumpulkan NKP Dalam bentuk tulisan tangan,
minimal 4(empat) halaman, dikumpulkan paling lambat 2(dua)
hari setelah materi pelajaran selesai diajarkan.
Lembar Kegiatan
--------------
Bahan Bacaan
FILOSOFI KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan.
3. Arti memimpin
Memimpin adalah mengantar seorang atau sekelompok
orang ketujuan dengan menggunakan sarana yang ada
dan berpegang pada tata susila bersama. Pemimpin dapat
dikatakan sebagai pemberi ilham Pendorong, Penggerak,
Perintis Jalan menuju Tujuan. Sedangkan Sarana adalah
Benda Non Benda dan Tata susila adalah Pedoman
Perilaku.
4. Arti Pemimpin
Pemimpin artinya orang yang memimpin, sifatnya lebih
umum dan bisa dalam institusi formal bisa juga dalam
kehidupan masyarakat sehari- hari. Jadi seorang pemimpin
belum tentu memiliki posisi sebagai pimpinan. Pemimpin
adalah Mengkaji masa lampau, menelaah masa kini serta
memperkirakan masa depan.
5. Arti Pimpinan
Pimpinan adalah orang yang diberi jabatan dalam suatu
institusi formal (pemerintahan, perusahaan, orpol, ormas)
KEPEMIMPINAN STAF SETINGKAT SATKER 7
HSP - SESPIMMA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
6. Kekuatan Pemimpin
Kekuatan pemimpin ada pada wewenang dan wibawa
yang dimilikinya. Wewenang merupakan hak/kekuasaan
yang diperoleh baik formal maupun non formal. Sedangkan
wibawa adalah bobot kepribadian yang membuat orang
menghargainya (Kemampuan, keterampilan, kecerdasan
etika).
B. Teori Kepemimpinan
2. Teori Sosial.
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada
satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi
lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “leader are
made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik
bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti
teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan
pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa
menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan
pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis.
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya
mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap
kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori
yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa
seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang
8 KEPEMIMPINAN STAF SETINGKAT SATKER
HSP - SESPIMMA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
1. Sebagai Visioner.
Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin
harus bisa memberikan wawasan kedepan, meyakinkan
gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih
pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari “get-
go.” Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek
kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan.
Sebagai visioner, seorang pemimpin menyampaikan visi,
mengkomunikasikan nya, memotivasi pekerja dan rekan,
serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan
merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi
pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha
menuju masa depan.
3. Sebagai Motifator
Seseorang yang memberikan motifasi/semangat baik
kepada individu, organisasi atau perusahaan dengan
tujuan dapat meningkatkan semangat dan kualitas hidup,
dan bagi perusahaan maupun organisasi mereka
dibutuhkan saat trauma, coching atau counseling, menjadi
seorang motifator tidaklah mudah ia harus tahu bagaimana
menarik simpati orang dengan kata-katanya.
4. Sebagai guru
Menurut pepatah jawa Guru adalah digugu dan ditiru yang
berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi
panutan bagi siswanya dan masih ada banyak pepatah
yang berhubungan dengan guru lainnya walaupu intinya
sama. Saat ini sosok guru sudah ikut ” ter reformasi ” Guru
dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu
berkembang dan mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak
waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan
terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan
teknologi.
6. Sebagai Panutan
Seorang pemimpin merupakan serang panutan (public
figure), manusia bermoral, manusia yang pemikiran dan
perbuatannya selalu sinkron, konsisten selama hayatnya
dan hasil nyata dari perilakunya sesuai dengan uraikan
tersebut diatas. Tidak selayaknya manusia disebut
manusia panutan apabila tidak ada konsistensinya dalam
sikap dan perbuatan, rasa tanggung jawab yang tinggi baik
terbuka maupun dalam kelakuan dan tindakan pribadi
(privasi) apabila nyatanya semua itu bahkan bertentangan
dengan kaidah etika (moral). Kalau kebohongan
tersembunyi ini sampai terjadi, walau dikamuflase dengan
tutur kata dan perilaku yang seolah-olah penuh
keteladanan dan mulia, maka tidak layak orang yang
demikian digelari ”Manusia Panutan ”
7. Sebagai Teman
Teman yaitu seseorang yang menyukaimu, seseorang
dengan siapa kamu dapat menjadi diri sendiri, yang
menghargai kebaikan-kebaikanmu, tidak keberatan
dengan kekuranganmu dan melihat kelebihan-kelebihan
dalam diriimu. Dengan teman bisa dapat berbagi tawa,
berbagi kesuksesan maupun kekecewaan dan macam-
macam persoalan besar maupun kecil.
Seorang Teman yang dapat memahami perasaanmu tanpa
diucapkan, seseorang yang dekat denganmu dan
memaafkanmu. Seseorang yang selalu membesarkan hati
dan tidak pernah membuatnya merasa kecil. Teman
adalah seorang yang membuatmu merasa bahwa dunia ini
indah.
8. Sebagai Hakim
Hakim adalah aparat penegak hukum/pejabat peradilan
negara yang memberi wewenang oleh undang-undang
untuk mengadili/memutus suatu perkara terhadap orang
yang dianggap bersalah. Hakim bisa diartikan juga sebagai
orang yang pandai, budiman dan ahli, orang yang bijak.
9. Menyampaikan Informasi
Seorang pemimpin berperan sebagai media komunikasi
untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau
menyebarkan dan menyampaikan informasi. Dalam
menyampaian informasi pada lingkungan sekitarnya dapat
KEPEMIMPINAN STAF SETINGKAT SATKER 11
HSP - SESPIMMA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
D. Sifat-sifat kepemimpinan
E. Jenis-jenis Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Formal
Orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk
KEPEMIMPINAN STAF SETINGKAT SATKER 13
HSP - SESPIMMA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
2. Kepemimpinan Informal
Orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin, namun karena dia memiliki sejumlah
kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang
yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku
kelompok.
Ciri-ciri kepemimpinan informal :
a. Tidak ditunjuk secara formal.
b. Diakui sebagai pemimpin oleh kelompok rakyat atau
masyarakat.
c. Tidak mendapatkan dukungan dari suatu organisasi
formal.
d. Biasanya tidak mendapat imbalan balas jasa, atau
imbalan jasa diberikan secara sukarela.
e. Tidak dapat di promosi, dimutasi, dan tidak memiliki
atasan.
f. Tidak perlu memenuhi persyaratan formal tertentu.
g. Apabila dia melakukan kesalahan dia tidak dapat
dihukum.
Hanya saja respek orang terhadap dirinya jauh
berkurang, tidak diakui, atau ditinggalkan oleh
massanya.
F. Gaya/Tipe Kepemimpinan
1. Otoriter/Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang
memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut, menganggap
2. Militeristis.
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud
dari seorang pemimpin gaya militerisme berbeda dengan
seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin
yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut yaitu dalam menggerakan
bawahan/anak buah sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan,dalam menggerakkan bawahan senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya,senang pada
formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang
tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari
bawahannya, menggemari upacara-upacara untuk
berbagai keadaan.
3. Paternalistis.
Tipe pemimpin ini umumnya terdapat pada masyarakat
tradisional dimana popularitas pemimpin yang paternalistik
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
karena kuatnya ikatan “primordial” atau adat istiadat
maupun hubungan pribadi yang intim. Persepsi seorang
pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam
kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh
harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud
keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak
yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai
tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk,
memberikan perhatian terhadap kepentingan dan
kesejahteraan bawahannya.
Pemimpin yang paternalistik mengharapkan agar legitimasi
kepemimpinannya merupakan penerimaan atas
peranannya yang dominan dalam kehidupan
organisasional. Seorang pemimpin paternalistis ialah
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak
dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective),
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan, jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Demokratis.
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia
sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap
kelompok/organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis
diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung
dan penyelamat dan perilaku yang cenderung memajukan
dan mengembangkan organisasi/kelompok. Di samping itu
diwujudkan juga melalui perilaku kepemimpinan sebagai
pelaksana (eksekutif).
Dengan didominasi oleh ketiga perilaku kepemimpinan
tersebut, berarti gaya ini diwarnai dengan usaha
mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi
(human relationship) yang efektif, berdasarkan prinsip
saling menghormati dan menghargai antara yang satu
dengan yang lain. Pemimpin memandang dan
menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai
subjek, yang memiliki kepribadian dengan berbagai
aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak,
kemampuan, buah pikiran, pendapat, minat/perhatian,
kreativitas, inisiatif, dan lain-lain yang berbeda-beda antara
yang satu dengan yang lain selalu dihargai dan disalurkan
secara wajar.
Berdasarkan prinsip tersebut di atas, dalam gaya
kepemimpinan ini selalu terlihat usaha untuk
memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Proses
kepemimpinan diwujudkan dengan cara memberikan
kesempatan yang luas bagi anggota kelompok/organisasi
untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Partisipasi itu
disesuaikan dengan posisi/jabatan masing- masing, di
samping memperhatikan pula tingkat dan jenis
kemampuan setiap anggota kelompok/organisasi. Para
pemimpin pelaksana sebagai pembantu pucuk pimpinan,
memperoleh pelimpahan wewenang dan tanggung jawab,
yang sama atau seimbang pentingnya bagi pencapaian
tujuan bersama. Sedang bagi para anggota kesempatan
berpartisipasi dilaksanakan dan dikembangkan dalam
berbagai kegiatan di lingkungan unit masing-masing,
dengan mendorong terwujudnya kerja sama, baik antara
anggota dalam satu maupun unit yang berbeda. Dengan
demikian berarti setiap anggota tidak saja diberi
kesempatan untuk aktif, tetapi juga dibantu dalam
mengembangkan sikap dan kemampuannya memimpin.
Kondisi itu memungkinkan setiap orang siap untuk
dipromosikan menduduki posisi/jabatan pemimpin secara
berjenjang, bilamana terjadi kekosongan karena pensiun,
pindah, meninggal dunia, atau sebab-sebab lain.
Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil
keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang
diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-
16 KEPEMIMPINAN STAF SETINGKAT SATKER
HSP - SESPIMMA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
5. Laissez Fair.
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang
kecil di mana para bawahannya yang secara aktif
menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi. (bersifat terserah pada anak buah, (safety
Player). Seorang pemimpin yang laissez faire
beranggapan bahwa anggota atau bawahan sudah
mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan
yang berlaku.
Seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih
peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan
menurut temponya sendiri. Nilai yang dianutnya biasanya
bertolak dari filsafat hidup bahwa manusia pada dasarnya
memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat pada
norma, bertanggung jawab.
6. Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik
yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar
dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan
secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.
Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap,
dan perilaku serta gaya yang digunakan pemimpin itu.
G. Prinsip-prinsip Pemimpin
4. Keberanian.
a. Keberanian adalah memiliki kekuatan keyakinan
untuk melakukan hal yang benar ketika itu hanya
akan menjadi lebih mudah untuk melakukan hal yang
benar.
b. Keberanian adalah menemukan kekuatan untuk
bergerak maju dengan adanya rasa takut.
Singkatnya, keterampilan keberanian bukan, itu
adalah keputusan.
c. Pemimpin yang konsisten menunjukkan keberanian
akan berdiri terpisah dari massa, dan mendapatkan
kepercayaan dan loyalitas dari orang-orang yang
dipimpinnya.
1. Kepemimpinan perempuan
Perubahan lingkungan dan pergeseran budaya telah
mempengaruhi dinamika kepemimpinan perempuan. Pada
umumnya pemimpin perempuan cenderung diberikan porsi
pada organisasi perempuan dan sosial. Namun dengan
adanya globalisasi telah merubah paradigma
kepemimpinan ke arah pertimbangan core competence
yang dapat berdaya saing di pasar global. Oleh sebab itu
banyak organisasi berkaliber dunia yang memberikan
kesempatan bagi perempuan yang mampu dan memenuhi
persyaratan kepemimpinan sesuai situasi dan kondisi
sekarang ini.
Hambatan bagi kepemimpinan perempuan lebih banyak
akibat adanya stereotipe negatif tentang kepemimpinan
perempuan serta dari mental (perempuan) yang
bersangkutan. Stereotipe- stereotipe tersebut muncul
sebagai akibat dari pemikiran individu dan kolektif yang
berasal dari latar belakang sosial budaya dan karakteristik
pemahaman masyarakat terhadap gender serta tingkat
pembangunan suatu negara atau wilayah.
Dari hasil temuan, ternyata tidak ditemukan adanya
perbedaan antara gaya kepemimpinan perempuan dengan
laki-laki, walaupun ada sedikit perbedaan potensi
kepemimpinan perempuan dan laki-laki, di mana
keunggulan dan kelemahan potensi kepemimpinan
perempuan dan laki-laki merupakan hal yang saling
mengisi. Begitu juga dengan karakteristik kepemimpinan
perempuan dan laki-laki dapat disinergikan menjadi
kekuatan yang harmonis bagi organisasi yang
20 KEPEMIMPINAN STAF SETINGKAT SATKER
HSP - SESPIMMA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
bersangkutan.
Untuk menduduki posisi kepemimpinan dalan organisasi di
era global, perempuan perlu meningkatkan ESQ dan
memperkaya karakteristik kepemimpinannya dengan
komponen-komponen, antara lain pembangunan mental,
ketangguhan pribadi dan ketangguhan sosial serta
menutupi agresivitasnya menjadi ketegasan sikap, inisiatif,
dan percaya diri akan kompetensinya.
4. Kepemimpinan Ahli
Pada era globalisasi, banyak terjadi perubahan dalam
segala sendi kehidupan masyarakat, terutama yang
berhubungan dengan bidang ekonomi perdagangan,
industri, telekomunikasi dan informasi. Dalam masa post
modernism yang sekarang sedang kita jalani, perubahan
paradigma manajemen turut bergerak secara dinamis, dari
paradigma manajemen klasik hingga paradigma post
modernism yang salah satunya diwakili oleh learning
organization dengan pengukuran kinerja balanced score
card yang memperhitungkan pula keterkaitan dengan
KEPEMIMPINAN STAF SETINGKAT SATKER 21
HSP - SESPIMMA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain
agar orang tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal
sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota
organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan
organisasi tercapai.
2. Pada dasarnya teori-teori kepemimpinan mencoba
menerangkanfaktor-faktor yang terlibat dalam pemunculan
kepemimpinan dan sifat dasar dari kepemimpinan itu sendiri
3. Keberhasilan seorang pemimpin dalam suatu organisasi tidak
lepas dari bagaimana gaya/tipe kepemimpinan yang
digunakannya.
4. Ada prinsip-prinsip dasar pemimpin yaitu STMJ yang dimaksud
STMJ disini bukan berarti suatu minuman yang berbahan susu,
telor, madu dan jahe melainkan 4 prinsip dasar yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Yang dimaksud dari STMJ
tersebut adalah :“S” adalah sadar “T” adalah Tau “M” adalah
berarti Mau “J” adalah Jaminan
Latihan
1. Jelaskan Pengertian kepemimpinan !
2. Jelaskan Teori kepemimpinan !
3. Jelaskan Peran kepemimpinan (the vision role) !
4. Jelaskan Sifat-sifat kepemimpinan!
5. Jelaskan Jenis-jenis kepemimpinan !
6. Jelaskan Gaya/tipe kepemimpinan !
7. Jelaskan Prinsip-prinsip pemimpin !
8. Jelaskan Kunci keberhasilan pemimpin !
9. Jelaskan Perkembangan mutakhir tentang kepemimpinan !