Anda di halaman 1dari 11

Apa yang di maksut perjanjian luhur ?

Perjanjian luhur adalah suatu perjanjian yang dianggap penting dan mencakup banyak hal,
banyak individu dan banyak pembahasan. Selain itu perjanjian luhur dapat di artikan bahwa
perjanjian itu memiliki nilai yang di anggap penting.

Lalu apa yang dimaksud pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa ?

Pancasila dikatakan sebagai perjanjian luhur bangsa karena Pancasila digali dari sosio-budaya
bangsa Indonesia sendiri, disepakati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai milik bangsa
yang harus diamalkan serta dilestarikan.
Keragaman budaya bangsa Indonesia inilah yang mengangkat bahwa pancasila sebagai
perjanjian luhur dimana pada saat para proklamator kemerdekaan kita memutuskan untuk
menjadikan pancasila sebagai dasar negara disana tercantum suatu perjanjian yang menyangkup
seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana yang telah tertera ada butir sila pertama menyebutkan
bahwa
ketuhanan yang maha esa. Keragaman agama yang ada di NKRI inilah yang membuat butir 1
pada pancasila tersebut berbunyi ketuhanan yang maha esa.
Pada mulanya butir pertama pada pancasila mengandung unsur 1 agama (menjerus pada agama
islam) yang menyebut atas rahmat ALLAH, namun setelah terjadi pembahasan lebih dalam
akhirnya tercetuslah ketuhanan yang maha esa sebagai sila yang pertama. Selain keragaman
agama yang ada di Indonesia keragaman budaya juga menjadi tolah ukur mengapa pancasila
disebut sebagai perjanjian luhur bangsa. Karena keragaman suku bangsa dan agama bangsa
Indonesia menyatakan bahwa mereka bersatu atas nama bangsa Indonesia, yang menjadikan
pancasila sebagai perjanjian yang menyangkut seluruh rakyat Indonesia

Itulah alasan mengapa pancasila di katakan sebagai perjanjian luhur, karena pancasila terbentuk
atas dasar bangsa Indonesia dan menyangkut seluruh bangsa Indonesia

Pancasila sebagai sumber hokum .

fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara didasarkan pada Ketetapan MPRS
No.XX/MPRS/1966 (jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973, jo Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978) yang menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan suatu
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana
kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Kemudian mengenai Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum ini dijelaskan kembali dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang
sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan pada Pasal 1 ayat (3) yang
menyatakan bahwa sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila. Dengan terbentuknya UU
No.10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana yang
termuat dalam Pasal 2 UU No.10 tahun 2004 yang menyatakan bahwa Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara, dengan tegas menyebutkan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum sebagai berikut: Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yang menempatkan
Pancasila sebagai dasar ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara,
sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila
terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar Negara (Suhadi, 1998).
Cita-cita hukum tersebut terangkum didalam empat pokok pikiran yang terkandung dalam
Undang Undang Dasar 1945 yang sama hakikatnya dengan
Pancasila, yaitu :

1. Negara Persatuan Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
2. Keadilan sosial Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia
3. Kedaulaatan Rakyat Neara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan
/perwakilan.
4. Ketuhanan dan kemanusiaan Negara berdasarkan atas ketuhanan yang menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap.
Pembukaan UUD 1945 adalah sumber motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa
Indonesia yang merupakan sumber cita-cita luhur dan cita cita mahal, sehingga pembukaan UUD
19445 merupakan tertib jukum yang tertinggi dan memberikan kemutlakan agi tertib hukum
Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 diundnagkan dalam berita Republik
Indonesia tahun 11 No 7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakekatnya
semua aspek penyelenggaraan pemerintah Negara yang berdasarkan Pancasila terdapat dalam
alenia IV pembukaan UUD 1945.
Dengan demikian Pancasila secara yuridis formal ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia bersamaan dengan ditetapkan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945. Maka
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan timbal balik sebagai berikut :

Hubungan Secara Formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka
Pancasila memporelehi kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas social, ekonomi, politik, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam
Pancasila.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat disimpulkan sebagai berikut
:
a.) Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
b.) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaedah
Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan yaitu :

1. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi factor-faktor
mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.
2. Memasukkkan dirinya di dalam tertib hukum sebagai tertib hukum tertinggi.
c.) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain sebgai
Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan
sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan
pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah Pancasila tidak tergantung
pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
d.) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat,sifat,kedudukan
dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai
dasar kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus
1945.
e.) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia.

Hubungan secara material

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang bersifat formal,
sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut:

Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan pembukaan UUD 1945, maka
secara kronologis, materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat
Pncasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD
1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah piagam
jakarata yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib
hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan
kata lain sebagai sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum
Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber
tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang fubdamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan
esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah pancasila.

sistematika pembukaan uud 45

1. pembukaan UUD 45, terdiri dr 4 alinea


2. batang tubuh UUD 45, terdiri
- 16 bab
- 37 pasal
- 4 pasal aturan peralihan
- 2 ayat aturan tambahan
3. penjelasan UUD 45, terdiri:
- penjelasan umum
- penjelasan pasal demi pasal

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum.
Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan presiden. Masa jabatan anggota MPR lima tahun dan
berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Sebelum
memangku jabatannya, anggota MPR mengucapkan sumpah/janji bersama-sama yang dipandu oleh
Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR.

Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara. Namun,
setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak ada yang ada hanya lembaga negara. Dengan
demikian, sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen maka MPR termasuk lembaga negara.
Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut:
1. mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2. melantik presiden dan wakil presiden;
3. memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang
dasar.

MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. Dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak berikut ini:
1. mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
3. memilih dan dipilih;
4. membela diri;
5. imunitas;
6. protokoler;
7. keuangan dan administratif.

Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:


1. mengamalkan Pancasila;
2. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
3. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan nasional;
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
5. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota
DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR
berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan
yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun
2008 ditetapkan sebagai berikut:
1. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
2. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak-banyak 100 orang;
3. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-banyaknya 50 orang.

Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili di ibu kota
negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya, anggota DPR mengucapkan sumpah/
janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.
Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini:
1. Fungsi Legislasi. Fungsi legislasi artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-
undang.
2. Fungsi Anggaran. Fungsi anggaran artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3. Fungsi Pengawasan. Fungsi pengawasan artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.

DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.
1. Hak Interpelasi. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi
kehidupan masyarakat.
2. Hak Angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di
dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka
dibentuk komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.

Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang sebelumnya tidak ada. DPD
merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas
wakil-wakil dari provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.

Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyak-banyaknya empat
orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. Keanggotaan DPD
diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi
selama bersidang bertempat tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah
lima tahun. Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
3. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan undang-undang,
RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
4. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang otonomi
daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan
keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan agama.

Presiden dan Wakil Presiden

Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif. Maksudnya, presiden
mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai
kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945,
presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil presiden
memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali
masa jabatan.

Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan
dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan
pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan
pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan
wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.

Mahkamah Agung (MA)

Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu
diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan
militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN). Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara
lain sebagai berikut:
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan
oleh undang-undang;
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi adalah lembaga baru setelah adanya perubahan UUD 1945. Mahkamah
Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi
berkedudukan di ibu kota negara.

Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim kontitusi yang ditetapkan dengan
keputusan presiden. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota dan tujuh orang anggota hakim konstitusi. Ketua dan wakil
ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan selama tiga tahun. Hakim konstitusi
adalah pejabat negara. Sesuai dengan Pasal 24 C UUD 1945 maka wewenang dan kewajiban
Mahkamah Konstitusi, antara lain sebagai berikut:
1. mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang terhadap UUD;
2. memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD;
3. memutuskan pembubaran partai politik;
4. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
5. wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UUD.

Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:
a. mengusulkan pengangkatan hakim agung;
b. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang
ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa
jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi,
tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan negara.

Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi. Demikian, semoga bermanfaat.
reformasi

Reformasi merupakan suatu perubahan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan baru yang
secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998
merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan prubahan terutama perbaikan dalam
bldang politik, sosial, ekonomi, hukum, dan pendidikan.

Faktor Pendorong Reformasl

Faktor pendorong terjadinya reformasi di Indonesia terutama terletak pada bidang politik,
ekonomi, hukum, dan sosial.

a. Faktor Polltlk

Faktor dalam bidang politik yang mendorong munculnya reformasi di Indonesia antara lain:

1) Adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam kehidupan pemerintahan. Adanya
rasa tidak percaya kepada pemerintah Orba yang penuh dengan nepotisme dan kronisme serta
merajalelanya korupsi.
2) Kekuasaan Orba di bawah Soeharto otoriter tertutup.
3) Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4) Mahasiswa menginginkan perubahan.

b. Faktor ekonomi

Faktor dalam bidang ekonomi yang mendorong munculnya reformasi di Indonesia antara lain:

1) Adanya krisis mata uang rupiah.


2) Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat.
3) Sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.

c. Faktor Hukum

Faktor dalam bidang hukum yang mendorong munculnya reformasi di Indonesia adalah belum
adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang sama di antara warga negara.

d. Faktor Sosial

Faktor dalam bidang sosial yang mendorong munculnya reformasi di Indonesia adalah adanya
kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei 1998 yang melumpuhkan perekonomian rakyat.
6 tuntutan reformasi tahun 1998
April 23, 2012 by vivapemuda43a

1. Penegakan supremasi hukum


PERKEMBANGAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

2. Pemberantasan KKN
Reformasi Birokrasi sebagai Syarat Pemberantasan KKN

3. Pengadilan mantan Presiden Soeharto dan kroninya


Pengusutan anak dan kroni Suharto

4. Amandemen konstitusi
Upaya amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 jangan hanya memperjuangkan penguatan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saja, tetapi bertujuan mewujudkan kedaulatan rakyat. Hal
yang perlu dilakukan adalah mengkaji ulang hasil amandemen ke empat UUD 1945 sehingga
perubahan lebih komprehensif guna mewujudkan cita-cita negara yang ingin dicapai.

5. Pencabutan dwifungsi TNI/Polri

6. Pemberian otonomi daerah seluas- luasnya.


Konsep Otonomi Daerah Yang Dilakukan Oleh Negara Indonesia

Berikut ini Contoh Pengamalan Pancasila Ke 1,2,4, dan 5 dalam kehidupan Sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini berhubungan terhadap
perilaku kita sebagai umat pertama pada Tuhannya. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di
sila Pertama :

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Tidak melakukan penistaan dari suatu agama seperti melakukan pembakaran rumah
rumah ibadah.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Menjalani perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut masing-masing. Kita tidak
boleh membeda-bedakan cara bergaul hanya karena ras, suku dan agama
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Membina kerjasama dan tolong menolong antar umat beragama.
Bersikap toleran kepada umat beragama yang lainya.
Mengembankan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semua sama
di Dunia ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Kedua :

Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membedakan.
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti acara acara bakti sosial, memberikan
bantuan kepada panti panti asuhan sebagai bentuk kemanusiaan peduli akan sesama.
Senang membantu teman yang sedang mengalami kesusahan.
Memberikan bantuan kepada korban bencana alam.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

3. Persatuan Indonesia

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warna Negara Indonesia untuk bersatu
membangun negeri ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Ketiga :

Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.


Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
Mengembangkan sikap saling menghargai.
Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa
Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.
Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi arau golongan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

Sila ini beruhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam
menyelesesaikan masalah. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Keempat :
Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan
permasalahan.
Menghindari aksi Walk Out dalam suatu musyawarah.
Menghargai hasil musyawarah.
Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.
Memberikan kepercayaan wakil-wakil rakyat yang telah terpilih.
Yang menjadi wakil rakyat juga harus mampu membawa aspirasi rakyat.
Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain.
Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
Berhati besar untuk menerima keputusan apapun yang dihasilkan oleh musyawarah.
Bekerja sama untuk mempertanggung jawabkan keputusan tersebut.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua orang. Berikut
contoh sikap yang mencerminkan di sila Kelima :

Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.


Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain.
Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum.
Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekluargaan dan kegotongroyongan.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak-hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
Tidak bersifat boros, dan suka bekerja keras
Tidak bergaya hidup mewah.
Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai