Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Mata Ajar : Anis Dwi Hapsari, M.Pd.
Disusun oleh :
Bekti Suhartimah (2720162818)
Bolan Kunthi Wijaya (2720162820)
Ela Ferani (2720162830)
Pingky Bella Yolanda (2720162848)
Tantri Dwi Yunitasari (2720162864)
Ways Muslikhah (2720162869)
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA 2016 Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Penyakit Menular Seksual” ini dengan baik dan mampu diselesaikan dalam tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Anis Dwi Hapsari, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu kami dalam revisi makalah kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam tahap
pemulihan bagi pasien penderita HIV/AIDS, dan menambah wawasan untuk keluarga pasien, masyarakat, serta para medis. Semoga makalah ini dapat dipahami, serta berguna bagi kami sendiri dan pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini kedepannya. Terima kasih.
Yogyakarta, 15 November 2016
Penulis BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia medis tubuh manusia memiliki 2 kategori penyakit, yakni
penyakit tidak menular dan penyakit menular. Penyakit tidak menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya pelemahan organ manusia maupun penyakit yang termasuk kedalam penyakit degenerarif (faktor usia). Contoh penyakit tidak menular adalah kanker, jantung, diabetes, dan masih banyak lagi. Sedangkan penyakit menular adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh suatu bakteri, virus maupun kuman yang berkembang biak dan menyebabkan suatu penyakit. Salah satu contoh penyakit menular adalah influenza, cacar, penyakit menular seksual seperti AIDS, dan lain-lain.
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah infeksi atau penyakit yang di
tularkan melalui hubungan seks baik melalui oral, anal, vagina atau penyakit kelamin atau infeksi yang di tularkan melalui hubungan seks yang dapat menyerang alat kelamin. Gejala dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, serta organ tubuh lainnya, misalnya HIV/AIDS.
AIDS adalah kepanjangan dari “Acquired Immune Deficiency Syndrome” atau
“Acquired Immunodeficiency Syndrome” adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. HIV kepanjangan dari “Human Immunodeficiency Virus” atau “Virus pelemahan kekebalan tubuh manusia” adalah sebuah organisme kecil yang menyerang makhluk hidup dengan berkembang biak. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), AIDS merupakan salah satu wabah penyakit yang paling mematikan dalam sejarah. Pada akhir tahun 2014 jumlah penderita HIV dan AIDS (ODHA) di dunia sebesar 36,9 juta orang. Dalam laporannya, WHO mencatat sejak AIDS ditemukan pada tahun 1981 hingga akhir tahun 2014 terdapat 35 juta orang meninggal dunia. Dan akhir tahun 2015 tercatat sebesar 1,2 juta orang meninggal karena virus tersebut. (WHO, 2014).
Dalam program HIV/AIDS PBB , UNAIDS angka kematian penyakit
HIV/AIDS tahun 2011 tercatat sebanyak 1,7 juta kematian. Angka ini menunjukan penurunan dibandingkan tahun 2005 yang mencapai puncak tertinggi dengan 2,3 juta kematian ataupun pada tahun 2010 lalu yang tercatat sebanyak 1,8 juta. Data WHO terbaru juga menunjukan peningkatan jumlah pengidap HIV yang mendapatkan pengobatan pada tahun 2012 tercatat 9,7 juta orang. Angka ini meningkat 300.000 orang lebih banyak dibandingkan satu dekade sebelumnya. Sedangkan di Indonesia, menurut Balitbang Kementrian Kesehatan pada tahun 2014 secara kumulatif kasus HIV & AIDS dari 1 Januari 1987 sampai dengan 30 September 2014, terdiri atas 150.296 orang penderita HIV dan 55.799 orang penderita AIDS. Secara Kumulatif, jumlah kasus penderita AIDS menurut jenis kelamin terbagi dari 30.001 orang berjenis kelamin laki-laki, 16.149 orang berjenis kelamin perempuan, dan 9.649 orang tidak diketahui jenis kelaminnya.
Berdasarkan prevalensinya Provinsi D.I.Yogyakarta menduduki urutan ke-
8 dengan jumlah penderita AIDS yaitu 1.016 orang (874 laki-laki dan 142 perempuan). Sedangkan untuk penderita HIV sebanyak 2.673 orang (1.622 laki- laki dan 1.051 perempuan). Jika dirunut berdasarkan tempat tinggal, Kabupaten Bantul sebanyak 273 penderita AIDS dan 746 penderita HIV. Kabupaten Sleman sebanyak 317 penderita AIDS dan 766 penderita HIV. Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 138 penderita AIDS dan 225 penderita HIV. Kabupaten Kulon Progo sebanyak 57 penderita AIDS dan 161 penderita HIV. dan Kota Yogyakarta sendiri sebanyak 231 penderita AIDS dan 775 penderita HIV. Sementara itu dari segi jumlah penderita, Provinsi Papua dan DKI Jakarta masih menjadi provinsi teratas dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak di Indonesia. Untuk memperingati hari HIV/AIDS, Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mengkampanyekan tanggal 1 Desember sebagai hari HIV/AIDS sedunia.
Salah satu penaganan yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan
nutrisi pasien penderita HIV/AIDS tersebut. Dalam hal ini, peran perawat sangat berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisi pasien yang dalam hal ini adalah membantu pelaksanaan diet nutrisi pada penderita HIV/AIDS. Berdasarkan tentang penyakit menular seksual (PMS), maka mahasiswa menyusun makalah mengenai macam-macam penyakit menular seksual selain HIV/AIDS.