EDUKASI
KONVERSI DAN OBVERSI
Disusun Oleh:
Kelas A Semester II
Universitas Riau
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, Inayah, taufik dan hinayahnya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami edukasi tentang
konversi dan obversi.
Kami mengakui masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu diharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
3.1 Kesimpulan..............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui Pengertian Konversi.
2. Mengetahui Pengertian Obversi.
3. Mengetahui Contoh dari Masing-Masing Faktor Konversi dan Obversi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Konversi :
2
2. Konversi Aksidental (Konversi Sebagian) adalah term subjek dan term
predikat yang dikonversikan mengalami perubahan kuantitas ini terjadi
ketika A dikonversikan menjadi I dan E di konversikan menjadi O.
3
2.3 Contoh dari Masing-Masing Faktor Konversi dan Obversi
I. Konversi
Agar konklusi benar, ketentuan berikut ini harus diperhatikan.
Jika proposisi A dikonversikan, maka hasilnya ialah proposisi I.
Jika proposis E dikonversikan, maka hasilnya tetap proposisi E.
Jika proposisi I dikonversikan, maka hasilnya tetap proposisi I
Proposisi O Tidak dapat dikonversikan.
1. Konversi Proposisi A
2. Konversi proposisi E
3. Konversi Proposisi I
Premis : Beberapa anggota ABRI adalah sarjanah. (I)
Konklusi : Beberapa sarjanah adalah anggota ABRI. (I)
4. Konversi Proposisi O
Tidak dapat dikonversikan.
Contoh:
Konverted : Tidak ada kura- kura yang disebut kucing
Konverse : Tidak ada kucing yang disebut kura- kura
4
Konversi atau pembalikan dibedakan atas dua macam, yaitu pembalikan
sederhana dan aksidental. Pembalikan sederhana ialah pembalikan dimana subjek
dan predikat ditukar tempatnya tanpa mengurangi ataupun mengubah kuantitas
masing – masing.
Contoh:
Contoh:
5
O : Beberapa yang feminim bukan pria.
2. Hukum- Hukum pembalikan
1. Keputusan A hanya boleh dibalik menjadi keputusan I. Sebab dalam
keputusan afirmatif, predikat particular sedangkan subjek universal.
Luas predikat lebih besar daripada luas subjek.
Contoh: “Beberapa orang itu sakit” dapat dibalik lagi “Beberapa yang
sakit itu orang (manusia)”.
km = Kilo Meter
hm = Hekto Meter
6
dam = Deka Meter
m = Meter
dm = Desi Meter
cm = Centi Meter
mm = Mili Meter
Untuk satuan ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu
tingkat di bawahnya adalah dikalikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu
tingkat di atasnya dibagi dengan angka 10.
- 1 m sama dengan 10 dm
7
Contoh : - 1 kg sama dengan 10 hg
- 1 g sama dengan 10 dg
Satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang. Untuk mejadi satu
tingkat di bawah dikalikan dengan 100. Begitu pula dengan kenaikan satu tingkat
di atasnya dibagi dengan angka 100. Satuan ukuran luas tidak lagi meter, tetapi
meter persegi (m2 = m pangkat 2).
8
d. Konversi Satuan Ukuran Isi atau Volume
Satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang namun untuk mejadi
satu tingkat di bawah dikalikan dengan 1000. Begitu pula dengan kenaikan satu
tingkat di atasnya dibagi dengan angka 1000. Satuan ukuran luas tidak lagi meter,
akan tetapi meter kubik (m3 = m pangkat 3).
Cara Menghitung :
9
3. Satuan Ukuran Lain :
a) Satuan Ukuran Panjang
- 1 mikron = 0,000001 m
- 1 cicero = 12 punt
- 1 cicero = 4,8108 mm
- 1 inchi = 2,45 cm
- 1 are = 1 dm2
10
d) Satuan Ukuran Berat / Massa
- 1 ton = 1.000 kg
- 1 kg = 10 ons
- 1 kg = 2 pounds
4. Hukum-Hukum Konversi
1. Ubah posisi subjek dari proposisi asal sehingga menjadi predikat konversi
dan ubah proposisi predikat dari proposisi asal sehingga menjadi sybjek
konversi.
II. Obversi
11
Oleh karena proses yang ditempuh melalui dua kali negasi, prinsip
penarikan konklusi ini disebut prinsip negasi ganda (double negation). Oleh
karena itu proposisi alfirmatif diubah menjadi negatif, dan proposisi negatif
menjadi afirmatif, maka:
Contoh- contoh:
1. Obversi Proposisi A
2. Obversi Proposisi E
3. Obversi Proposisi I
4. Obversi Proposisi O
12
Contoh 1:
Contoh 2:
1. Subjek pada proposisi asli (yang menggandung gagasan pokok) tidak boleh
mengalami perubahan.
2. Kualitas proposisi asli diubah dari nafirmatif menjadi negatif atau
sebaliknya dari negatif menjadi alfirmatif
3. Kualitas pada proposisi asli tidak boleh berubah: artinya, jika proposisi
tersebut adalah partikular/ universal, maka obversinya juga partikular/
universal.
4. Prediket pada kedua proposisi harus dijadikan kontradiktif artinya,
jadikanlah negatif jika prediket itu afirmatif.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konversi merupakan sebuah bentuk penyimpulan langsung di mana
subjek dan prediket sebuah proposisi ditukar atau di balik tempatnya sehingga
yang semula subjek menjadi prediket dan semula prediket menjadi subjek, tanpa
mengubah kualitas dan kebenaran yang terkandung di dalamnya.
Obversi adalah sebuah proses penyimpulan langsung di mana sebuah
proposisi penyimpula alfirmatif dinyatakan secara negatif. Dan sebaliknya
proposisi negatif dinyatakan secara alfirmatif. Tujuan pola pikir obversi adalah
menegaskan proposisi yang asli dengan menambah proposisi lainya yang setara
(ekuivalen) dan menjadi proposisi yang kedua tersebut mempunyai makna persis
sebagaimana yang dimaksud pada proposisi yang pertama. Jika proposisi yang
pertama sudah dinyatakan, maka proposisi yang kedua tidak mungkin diingkari
sebab kedua proposisi tersebut sebenarnya identik satu sama lain walaupun
berbeda bentuknya. Sedangkan obversi penalaran langsung yang konklusinya
menunjukkan perubahan kualitas proposisi kendatipun maknanya tetap dan tidak
boleh berubah. Adapun kuantitas obvertend (proposisi yang menjadi premis) dan
obverse (proposisi yang menjadi konklusi) juga harus tetap sama.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rapar, Jan Hendrik 1996: Pengantar Logika asas- asas penalaran sistematis.
Yogyakarta: Kasinus (Anggota IKAPI).
Sumaryono, Eugenius 1999: Dasar- dasar Logika. Yogyakarta: Kasinus (Anggota
IKIP).
Hidanul Ichwan Harun, Logika Keilmuan, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2014),
hlm. 63.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://annekeputrikarya.blogspot.com/2013/0
3/dasar-dasar logika.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwjUlOiajpnoAhWbWX0KHe9ABo8QFjAFegQIBBA
B&usg=AOvVaw1jr5-4DsjOTk1WXz42x6ML
15