Anda di halaman 1dari 32

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


DIREKTORAT PAMOBVIT

PERATURAN DIREKTUR PENGAMANAN OBYEK VITAL


KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
No. ........ TAHUN 2012

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP)


PENGAMANAN VIP
( PEJABAT LEMBAGA NEGARA )
( KONSEP)

Mataram, April 2012

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN VIP PEJABAT LEMBAGA NEGARA DAN PERWAKILAN ASING
DAFTAR ISI
Daftar Isi Hal

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….........… 1

1. Umum ……………………………………………………........... 1

2. Dasar ………………………………………………………......... 2

3. Maksud dan Tujuan ………………………………………........ 3

4. Ruang Lingkup …………………………………………............ 3

5. Tata Urut ............................................................................... 3

6. Pengertian – pengertian ....................................................... 3

BAB II PENGGOLONGAN............................................................... 5

7. Pejabat Lembaga Tinggi Negara........................................... 5

8. Pejabat Kementerian / Lembaga Setingkat Menteri.............. 5

9. Pejabat Kementerian............................................................. 5

10. Pejabat Lembaga - Lembaga Pemerintah Non


Departemen........................................................................... 6

11. Pejabat Komisi – Komisi Lembaga Negara....….…….......... 6

12. Pejabat Daerah...................................................................... 6

13. Sasaran Pengamanan........................................................... 7

BAB III GANGGUAN NYATA KAMTIBMAS TERHADAP VIP....... 7

14. Kejahatan Konvensional.............................. .................... 7

15. Kejahatan yang berimplikasi kontijensi.......................... 7

16. Gangguan Kamtibmas dalam bentuk peristiwa


bencana alam................................................................ 7

17. Potensi Kerawanan Kecelakaan.................................... 7

18. Potensi Gangguan Lalu – Lintas............................................ 7

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


BAB IV KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN................. 8

19. Standar Kekuatan Personel Pengamanan............................ 8

20. Standar Kemampuan Personel Pengamanan....................... 8

21. Standar Perlengkapan dan Peralatan.................................... 9

BAB V PELAKSANAAN KEAMANAN 10

22. Kegiatan Pengamanan kawal.................................................. 10

23. Pengamanan pada saat Berjalan Kaki.................................. 13

24. Kegiatan Pengamanan di dalam sarana Transportasi.......... 16

25. Pengamanan di tempat kegiatan........................................... 20

26. Pengamanan VIP ( Pejabat Lembaga Negara )


di kediaman / rumah.............................................................. 26

BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN.............................. 27

27. Pengawasan.................................................................... 27

28. Pengendalian.................................................................... 27

BAB VII PENUTUP...................................................................... 28

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT PAMOBVIT

SETANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP)


PENGAMANAN VIP
( PEJABAT LEMBAGA NEGARA )

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang


Kepolisian Negara Republik Indonesia mengamanatkan bahwa tugas pokok
Polri yaitu memelihara Kamtibmas dalam bentuk kegiatan melayani,
mengayomi dan melindungi masyarakat serta melakukan penegakan hukum
dengan tetap menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia.

b. tugas pokok Polri tersebut dilaksanakan untuk menjamin keamanan dalam


negeri agar seluruh proses pembangunan nasional dan kegiatan disegala
bidang dapat berjalan dengan aman, tertib dan lancar sesuai dengan
harapan dan cita - cita bangsa dan negara.

c. salah satu tugas Polri yang diemban adalah memberikan rasa aman dan
nyaman terhadap para pejabat negara yang melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya di pemerintahan untuk membangun dan mensejahterakan
masyarakat yang adil dan makmur.

d. dalam menjaga keamanan terhadap VIP maka Polri memberikan tugas dan
tanggung jawab kewenangan pengamanan kepada Dit Pam Obvit Polri dan
seluruh satuan kewilayahan sehingga perlu disusun Standar Operasional dan
Prosedur ( SOP ) sebagai arah dan pedoman dalam penyelenggaraan
pengamanan VIP dan VVIP.

e. Pelayanan publik yang diberikan oleh Polri kepada masyarakat adalah


merupakan perwujudan fungsi sebagai aparatur Negara sebagai abdi
masyarakat. Pelayanan publik menjadi salah satu focus perhatian dalam
meningkatkan kinerja Polri dan harus terukur dan dapat dievaluasi
keberhasilannya

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


2

keberhasilannya.Sehingga Polri harus memiliki dan menerapkan prosedur


kerja yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan

pelayanan publik, SOP tidak saja bersifat internal tetapi juga bersifat
eksternal karena SOP dapat juga digunakan untuk mengukur responsitivas,
responsibelitas dan akuntabilitas Polri.

f. Subdit Lemneg Ditpamobvit Polda NTB merupakan unsur pelaksana tugas


pokok yang berada di bawah Direktur Ditpamobvit Polda NTB dengan tugas
melaksanakan pengamanan kementrian dan lembaga Negara termasuk
VIP, yang memerlukan pengamanan khusus;

2. Dasar

a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 Ayat (4), Amandemen ke – 2 bahwa


Polisi sebagai alat negara yang bertugas memelihara Kamtibmas,
melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat serta menegakan hukum.
b. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.

d. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 53 / X / 2002 tanggal 17 Oktober 2002


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia,
beserta perubahannya.

e. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 54 / X / 2002 tanggal 17 Oktober 2002


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia
Daerah, beserta perubahannya.
f. Peraturan Kapolri No.Pol.: 6 Tahun 2005 tentang Pedoman Tindakan Bagi
Anggota Polri dalam Penggunaan kekuatan Kepolisian.
g. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep / 247 / IV / 2004 tanggal 21 April 2004
tentang Buku Petunjuk Pengamanan VIP.
h. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep / 249 / IV / 2004 tanggal 21 April 2004
tentang Buku Petunjuk Kegiatan Patroli.
i. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep / 262 / IV / 2004 tanggal 21 April 2004
tentang Buku Petunjuk Kegiatan Penjagaan.

j. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep / 263 / IV / 2004 tanggal 21 April 2004
tentang Buku Petunjuk Kegiatan Pengawalan.

k. Perkap Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan


Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah. I.Surat

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


3

l. Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Skep/738/X/2005/tanggal 13 Oktober 2005


tentang Pedoman Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional;

3. Maksud dan Tujuan

a. maksud.
Standar Operasional dan Prosedur ( SOP ) ini disusun sebagai pedoman dan
arahan bagi Subdit Lemneg Dit PamObvit Polda NTB dan satuan
kewilayahan dalam penyelenggaraan pengamanan VIP (Pejabat Lembaga
Negara).

b. tujuan.
tujuan disusunnya Standar Operasional dan Prosedur ( SOP ) ini untuk
menyamakan persepsi dan tindakan dalam penyelenggaraan pengamanan
VIP (Pejabat Lembaga Negara).

4. Ruang Lingkup.
Standar Operasional dan Prosedur ( SOP ) ini meliputi penggolongan, standar
konfigurasi pengamanan VIP dan pelaksanaan pengamanan VIP (Pejabat Lembaga
Negara).

5. Tata Urut
a. BAB I PENDAHULUAN
b. BAB II PENGGOLONGAN
c. BAB III GANGGUAN KAMTIBMAS TERHADAP VIP
d. BAB IV KONFIGURASI STÁNDAR PENGAMANAN
e. BAB V PELAKSANAAN PENGAMANAN
f. BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
g. BAB VII PENUTUP

6. Pengertian

a. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah merupakan tata cara atau


tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu
proses kerja tertentu.

b. Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam rangka


pencegahan, penangkalan dan penanggulangan serta penegakan hukum
terhadap setiap ancaman dan gangguan keamanan.

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


4
c. VIP (Very Important Person) adalah Pejabat / Tamu Negara yang karena
kepentingan dan kedudukannya sehingga memerlukan pengamanan Polri.

d. Pejabat Lembaga Negara adalah Orang yang menduduki posisi / jabatan di


Badan-badan negara di semua lingkungan pemerintahan negara khususnya
dilingkungan eksekutif, yudikatif dan legislatif.
e. Pejabat Perwakilan Asing adalah Orang yang menduduki / posisi
diperwakilan Diplomatik dan perwakilan konsuler negara asing yang secara
resmi mewakili dan memperjuangkan kepentingan negara asing secara
keseluruhan di negara penerima dan atau pada organisasi internasional.
f. Aide-De-Cam / ADC adalah seorang Perwira yang membantu pejabat tinggi
negara / teras sebagai staf pribadi untuk membebaskan pejabat itu dari
pekerjaan tertentu yang memakan waktu, sehingga dapat terus
melaksanakan tugas dengan efisien dan kontinyu.

g. Pengawal Pribadi yang selanjutnya disebut Walpri adalah seseorang atau


lebih yang ditunjuk sebagai pengawal VIP yang berfungsi sebagai perisai
hidup dalam melindungi keselamatan jiwa raga pejabat Lembaga Negara
tersebut.

h. Pengamanan VIP adalah rangkaian kegiatan atau bentuk tindakan dari


satuan pengamanan yang memberikan perlindungan kepada seseorang yang
dianggap sangat penting / Pejabat Negara dari ancaman dan gangguan baik
secara langsung maupun tidak langsung.

i. Escape adalah Pengamanan dan atau penyelamatan jiwa seseorang dan


harta bendanya dari lokasi / tempat yang dilanda bahaya ke tempat / lokasi
yang lebih aman.
j. Safe room adalah ruangan / tempat aman yang dipersiapkan untuk pejabat /
tamu negara.
k. Pengawal depan adalah Petugas Lantas yang mjenggunakan kendaraan R2
yang bertugas mengawal kendaraan VIP.
l. Teror adalah Serangkaian tindakan, ancaman yang dapat menimbulkan
keresahan dan ketakutan yang luar biasa.

m. Konfigurasi adalah gambaran maupun sketsa yang dapat menjelaskan


suatu permasalahan.

n. Perisai hidup adalah petugas pengamanan yang dapat memberikan


perlindungan dan pengamanan terhadap VIP dari ancaman dan gangguan
yang dapat membahayakan jiwanya

BAB II .......

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


5
BAB II
PENGGOLONGAN

7. Pejabat Lembaga Tinggi Negara.


a. Ketua MPR
b. Ketua DPR
c. Ketua DPD
d. Ketua MK
e. Ketua MA
f. Ketua BPK
g. Jaksa Agung

8. Pejabat Kementerian / Lembaga Setingkat Menteri.

a. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan


b. Menteri Koordinator Perekonomian
c. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
d. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS
e. Menteri Negara Riset dan Teknologi / BPPT
f. Menteri Negara Koperasi dan UKM
g. Menteri Negara BUMN
h. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
i. Menteri Negara Lingkungan Hidup
j. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
k. Menteri Negara Perumahan Rakyat
l. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
m. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
n. Sekretaris Negara
o. Sekretaris Kabinet
p. Jaksa Agung
q. Panglima TNI
r. Kapolri
s. Gubernur BI

9. Pejabat Kementerian.

a. Menteri Dalam Negeri


b. Menteri Luar negeri
c. Menteri Pertahanan
d. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
e. Menteri Komunikasi dan Informatika
f. Menteri Keuangan

g.Menteri.....

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


6

g. Menteri Perdagangan
h. Menteri Perindustrian
i. Menteri Perhubungan
j. Menteri Pekerjaan Umum
k. Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi
l. Menteri Pertanian
m. Menteri Kehutanan
n. Menteri Kelautan dan Perikanan
o. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
p. Menteri Kesehatan
q. Menteri Pendidikan Nasional
r. Menteri Sosial
s. Menteri Agama
t. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

10. Pejabat Lembaga-Lembaga Pemerintah Non Departemen.


a. Kepala BIN
b. Kepala BKKBN
c. Ketua Bappenas
d. Ketua LAN
e. Kepala BPN
f. Ketua Arsip Nasional RI
g. Ketua Badan Akuntasi Keuangan Negara
h. Ketua badan Kepegawaian Negara
i. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal
j. Ketua Badan Tenaga Nuklir Nasional

11. Pejabat Komisi-Komisi Lembaga Negara.


a. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )
b. Ketua Komisi Yudisial
c. Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU )
d. Ketua Komisi Ombudsman Nasional
e. Ketua Komisi Hak Asasi Manusia
f. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia
g. Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
h. Ketua Komisi Perlindungan Perempuan

12. Pejabat Daerah

a. Gubernur dan wakil gubernur


b. Bupati, wakil bupati, walikota dan wakil walikota
c. Ketua DPRD

13. sasaran

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


7

13. Sasaran Pengamanan.


a. manusia ( VIP )
b. harta benda , rumah, penginapan / hotel, tempat kerja ( kantor )
c. kegiatan

BAB III

GANGGUAN KAMTIBMAS TERHADAP VIP

14. Kejahatan Konvensional

a. pembunuhan.
b. penculikan.
c. penganiayaan.
d. perampokan.
e. pemerasan
f. penghadangan.
g. pencurian.
h. pengrusakan.
i. penyanderaan.

15. Kejahatan yang berimplikasi kontijensi

a. unjuk rasa.
b. sabotase.
c. teror.

16. Gangguan Kamtibmas dalam bentuk peristiwa bencana alam.

a. gempa bumi
b. banjir.
c. tanah longsor.
d. angin topan.
g. gunung meletus.

17. Potensi kerawanan kecelakaan

a. di darat
b. di air
c. di udara

18. Potensi gangguan lalu-lintas

a. kecelakaan
b. kemacetan
BAB IV .....

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


8

BAB IV

KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN

19. Standar kekuatan personil pengamanan

a. pengamanan kawal
1) pengawal depan R2 pangkat BA 2 orang
( apabila ada permintaan ).
2) ADC berpangkat Pama 1 orang
3) Walpri berpangkat Bintara 4 orang / setiap shift
4) pengemudi kendaraan VIP 1 orang
5) personel dari Kepolisian setempat.

b. pengamanan saat berjalan kaki


1) ADC 1 orang
2) Walpri 4 orang.
3) personel dari Kepolisian setempat.
4) personel pengamanan internal / security.

c. pengamanan di rumah / kediaman


1) petugas pengamanan / security.
2) personel Kepolisian setempat.

20. Standar Kemampuan Personel Pengamanan

a. memiliki kemampuan bela diri perorangan


b. memiliki kemampuan kualifikasi menembak ( laras pendek dan panjang )
c. memiliki kemampuan mengemudi kendaraan ( R2 dan R4 )
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan bahasa yang jelas
dan mudah dimengerti.
e. Memiliki kemampuan berbicara bahasa asing dan atau bahasa daerah
setempat.
f. memiliki kemampuan negosiasi.

g. memiliki ........

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


9

g. memiliki kemampuan mengoperasionalkan peralatan pendeteksi logam,


bahan peledak dan bahan berbahaya lainnya yang digunakan untuk
bertugas.
h. Memiliki kemampuan manajemen minimal setingkat komandan regu / unit
(masa kerja dinas kepolisian 5 tahun).
i. Memiliki kemampuan daya deteksi terhadap ancaman dan alternatif problem
solving atau pengambilan keputusan di lapangan.

21. Standar perlengkapan dan peralatan

a. umum

1) kendaraan R4 dan R2.


( kendaraan disesuaikan dengan kondisi geografis wilayah).
2) kendaraan VIP.
3) detektor logam portable.
4) kamera untuk jarak jauh.
5) body vest / rompi anti peluru.
6) kacamata hitam.
7) persenjataan.
- Senpi pendek 17 glock + peredam.
8) Alkom.
- HP satelit + telepon.
- HT

b. di kediaman / rumah VIP ( Pejabat Lembaga Negara ).

1) Mirror Gate.
2) Metal Detector.
3) CCTV.
4) Safety Box.
5) alarm.
6) buku mutasi.
7) Alkom.
8) alat pemadam kebakaran.
9) senter.
10) tongkat ” T ”.
11) peluit.
12) borgol.

BAB V ........
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
10

BAB V

PELAKSANAAN PENGAMANAN

22. Kegiatan pengamanan kawal


a. persiapan
1) ADC melaksanakan pengecekan kesiapan untuk para petugas Walpri
dan pengemudi meliputi :
a) keberadaan anggota.
b) sikap tampang kerapian.
c) kelengkapan perorangan.
d) kelengkapan administrasi / surat perintah tugas.
2) ADC memberikan arahan tentang tugas-tugas kepada petugas Walpri
dan pengemudi serta menginformasikan jadwal kegiatan.
3) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler tentang rencana
kedatangan VIP.
4) sebelum melaksanakan tugas ke tempat sasaran, ADC berkoordinasi
dengan Walpri dan pengawal depan ( jika diperlukan ) untuk persiapan
pengamanan, pengawalan serta mengecek rute yang akan dilalui.
5) apabila ada permintaan pengamanan VIP yang bersifat insidentil dari
suatu instansi terkait yang ditujukan kepada Kapolda NTB atau Dit
Pam Obvit Polda NTB, maka surat perintah dapat ditanda tangani oleh
Kapolda NTB atau Dirpamobvit Polda.

b. pelaksanaan
1) sebelum VIP akan memasuki kendaraan, ADC atau Walpri
menghubungi pengemudi kendaraan dan pengawal depan R2 untuk
siap berangkat.
2) ADC bergerak di belakang VIP, kemudian mendahului untuk
membukakan pintu kendaraan. Selanjutnya setelah VIP memasuki dan
duduk di dalam kendaraan, ADC menutup pintu, memberi hormat
kepada VIP, kemudian ADC memasuki kendaraan dan memerintahkan
pengemudi untuk mengunci pintu kendaraan dan siap untuk jalan /
bergerak.
3) setelah ADC masuk kendaraan, lalu Walpri masuk kendaraan
pengawalan Walpri.

4) personel . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


11

4) personel pengawal depan R2 mendahului, lalu diikuti kendaraan VIP


kemudian kendaraan Walpri mengikuti dari belakang.
5) setelah sampai di tempat tujuan, ADC keluar dari kendaraan lalu
memberikan penghormatan kepada VIP dan membuka pintu
kendaraan, setelah VIP keluar dari kendaraan kemudian diikuti oleh
ADC dan anggota Walpri sesuai dengan posisi yang sudah ditentukan.

6) pelaksanaan pengamanan oleh Walpri disesuaikan dengan situasi dan


kondisi serta tetap waspada terhadap adanya gangguan yang dapat
mengancam keselamatan VIP.

7) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam pelaksanaan


tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

8) apabila kegiatan pengamanan VIP ke luar daerah tanpa Walpri maka


kepolisian setempat menyiapkan personel Walpri untuk memberikan
pengamanan terhadap VIP tersebut.

9) ADC segera melaporkan ke Kepolisian setempat jika terjadi kejadian


yang menonjol.

10) apabila terjadi kecelakaan lalu-lintas maka langkah-langkah yang


diambil sebagai berikut :

a) ADC atau Walpri segera lakukan pertolongan pertama kepada


VIP di TKP.
b) ADC atau Walpri segera koordinasi dengan kepolisian setempat
untuk penanganan di TKP.
c) apabila VIP mengalami luka berat atau luka ringan agar ADC
atau Walpri segera lakukan evakuasi ke rumah sakit terdekat.
d) apabila menggunakan pengawal depan lalu mengalami
kecelakaan dan tidak dalam posisi yang membahayakan, maka
rangkaian kendaraan VIP dan Walpri tetap berjalan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan yang beruntun.

11) apabila terjadi kemacetan lalu lintas maka langkah-langkah yang


diambil sebagai berikut :
a) ADC atau Walpri berkoordinasi dengan satuan Kepolisian
setempat ( lalu lintas ) untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas
atau mencarikan jalur alternatif yang akan dilalui oleh VIP.
b) petugas . . . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


12

b) apabila menggunakan petugas pengawal depan, agar dalam


pengawalan tetap menjaga etika berlalu lintas dan hindari
adanya sikap arogan serta tetap menjaga keamanan dan
keselamatan.
c) agar ADC dan Walpri tetap selalu waspada untuk menghindari
adanya gangguan terhadap VIP.

12) apabila melalui / melintasi Traffic Light maka langkah-langkah yang


diambil sebagai berikut :

a) dalam situasi normal, VIP pada saat melintasi traffic light tetap
mengikuti peraturan berlalu-lintas dan apabila ada kegiatan
yang mendesak berdasarkan permintaan dari VIP agar ADC
atau pengawal depan koordinasi dengan personel lalu-lintas
setempat / di lapangan untuk memberikan prioritas /
didahulukan.

b) apabila pada saat berhenti di traffic light, agar ADC dan Walpri
selalu waspada untuk menghindari adanya gangguan atau
ancaman terhadap VIP.

13) apabila melalui / melintasi perlintasan Kereta Api maka langkah-


langkah yang diambil sebagai berikut :

a) ADC atau Walpri untuk segera berkoordinasi atau


menginformasikan dengan petugas pengamanan Kepolisian
wilayah setempat untuk membantu kegiatan pengamanan
disekitar lintasan KA yang akan dilalui.

b) apabila kendaraan VIP akan melintasi perlintasan KA agar


mengikuti peraturan yang berlaku.

c) apabila pada saat berhenti di pelintasan KA, agar ADC dan


Walpri selalu waspada untuk menghindari adanya gangguan
atau ancaman terhadap VIP.

14) apabila melewati aksi unjuk rasa maka langkah-langkah yang diambil
sebagai berikut :

a) apabila menggunakan pengawal depan, dan pengawal depan


tersebut mengetahui adanya aksi unjuk rasa di jalan yang akan
dilalui segera menginformasikan kepada ADC atau Walpri.

b) ADC atau pengawal depan segera berkoordinasi dengan


Kepolisian lalu-lintas setempat untuk membuka jalan.

c) ADC . . . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


13

c) ADC atau Walpri segera memerintahkan pengawal depan untuk


melalui jalur alternatif yang aman atau berbalik arah.
d) apabila tidak menggunakan pengawal depan maka ADC atau
Walpri melakukan koordinasi dengan Kepolisian setempat.
e) ADC dan Walpri selalu waspada untuk menghindari adanya
gangguan terhadap VIP.

15) apabila terjadi penghadangan maka langkah-langkah yang diambil


sebagai berikut :

a) ADC dan Walpri segera lakukan pengamanan VIP di sekitar


tempat kejadian dari serangan lawan / pelaku, dan salah satu
Walpri menginformasikan kepada Kepolisian setempat tentang
kejadian di TKP.
b) Walpri segera melakukan pengamanan terhadap VIP dengan
adanya ancaman dari lawan / pelaku kejahatan, lalu segera
memindahkan VIP dari kendaraan VIP ke kendaraan Walpri
dengan tetap memberikan perlindungan.
c) Posisi rangkaian kendaraan langsung berbalik arah 180°, tetapi
posisi kendaraan Walpri di belakang kendaraan VIP untuk
mengamankan.
d) segera untuk lakukan evakuasi terhadap VIP dengan melalui
jalan aman untuk menuju ketempat yang lebih aman dan
nyaman (escape).
e) ADC dan Walpri segera lakukan evakuasi ke rumah sakit
terdekat apabila ada gangguan kesehatan VIP.
f) ADC segera melaporkan kejadian di TKP kepada Kepolisian
setempat.

23. Pengamanan pada saat berjalan kaki

a. persiapan
1) ADC melaksanakan pengecekan kesiapan untuk para petugas Walpri
dan pengemudi meliputi :
a) keberadaan anggota.
b) sikap tampang kerapian.
c) kelengkapan perorangan.
d) kelengkapan administrasi / surat perintah tugas.

2) ADC . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
14

2) ADC memberikan arahan tentang tugas-tugas kepada petugas Walpri


dan pengemudi, serta menginformasikan jadwal kegiatan.

3) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler tentang rencana


kegiatan VIP sesuai dengan tempat tujuan.
4) sebelum melaksanakan tugas, ADC selalu berkoordinasi dengan
Walpri untuk persiapan kegiatan pengamanan.

b. pelaksanaan :

1). pengamanan dari kendaraan ke tempat kegiatan

a) saat kendaraan berhenti di tempat tujuan, lalu ADC keluar


mendahului dari kendaraan kemudian membukakan pintu VIP
sesaat itu juga Walpri keluar dari kendaraan kemudian
melakukan formasi pengamanan.
b) pada saat Walpri melaksanakan pengamanan berjalan kaki
terhadap VIP jarak antar petugas dijaga dan dipertahankan
dengan jarak ideal antara 1m s/d 1,5 m.
c) Walpri selalu menjaga jarak dan mengatur posisinya masing-
masing yang membuat rasa aman terhadap VIP.
d) Walpri agar membatasi pembicaraan yang tidak perlu selama
dalam tugas pengamanan dan tetap selalu waspada dengan
disekitarnya.
e) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan
VIP, Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi
tetap waspada.
f) apabila dalam perjalanan dianggap adanya gangguan atau
ancaman yang membahayakan terhadap VIP, Walpri segera
merapatkan jarak dengan VIP dalam memberikan perlindungan
pengamanan (perisai hidup).
g) Walpri melaksanakan pengamanan VIP sampai ke tempat
tujuan dengan aman, tertib dan lancar.
h) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas
keamanan setempat yang sudah ditunjuk.
i) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam
pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

j) ADC . . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


15

j) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian setempat


untuk kegiatan pengamanan terbuka dan tertutup di sekitar
tempat kegiatan.
k) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi
kejadian yang menonjol.

2) pengamanan pada saat menggunakan lift.


a) seorang Walpri mendahului dan membuka masuk untuk
menahan pintu lift beberapa saat sebelum VIP memasuki /
menggunakannya.
b) Walpri lainnya melakukan pengamatan dan pengawasan situasi
dan keadaan di sekitar lift.
c) Walpri yang mendahului masuk lift adalah orang paling akhir
keluar lift.
d) apabila lift mengalami kemacetan salah seorang Walpri segera
menekan tombol alarm.
e) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam
pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.
f) ADC dan Walpri segera koordinasi dengan kepolisian setempat
dan petugas pengamanan internal, bila terjadi kejadian yang
menonjol.

3) pengamanan pada saat menggunakan eskalator.

a) pada saat naik :

(1) salah satu Walpri mendahului naik eskalator dengan


mengawasi keadaan sekitar eskalator yang akan
digunakan oleh VIP.
(2) pada saat VIP naik di atas eskalator ADC dan Walpri
membentuk formasi pengamanan dan mencegah agar
tidak ada seorangpun yang mendekat dengan VIP di
eskalator.
(3) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam
pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.
(4) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian
setempat untuk kegiatan pengamanan terbuka dan
tertutup di sekitar tempat kegiatan.
(5) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila
terjadi kejadian yang menonjol.

a. pada . . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


16

b) pada saat turun :

(1) salah satu Walpri mendahului turun eskalator dengan


mengawasi keadaan sekitar eskalator yang akan
digunakan oleh VIP.
(2) pada saat VIP turun dari eskalator ADC dan Walpri
membentuk formasi pengamanan dan mencegah agar
tidak ada seorangpun yang mendekat dengan VIP di
eskalator.
(3) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam
pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.
(4) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian
setempat untuk kegiatan pengamanan terbuka dan
tertutup di sekitar tempat kegiatan.
(5) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila
terjadi kejadian yang menonjol.

24. Kegiatan pengamanan di dalam sarana transportasi

a. persiapan

1) ADC melaksanakan pengecekan kesiapan untuk para petugas Walpri


meliputi :
a) keberadaan anggota.
b) sikap tampang kerapian.
c) kelengkapan perorangan.
d) kelengkapan administrasi / surat perintah tugas.

2) ADC memberikan arahan tentang tugas-tugas kepada petugas Walpri,


serta menginformasikan jadwal kegiatan.
3) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler tentang rencana
kegiatan menggunakan sarana transportasi oleh VIP.
4) sebelum melaksanakan tugas, ADC selalu berkoordinasi dengan
Walpri untuk persiapan pengamanan.

b. pelaksanaan :

1) pesawat
a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP baik di
tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.

b) ADC . . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


17

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.
c) ADC dan Walpri dengan berkoordinasi protokoler VIP
mengupayakan agar pada saat boarding / naik ke pesawat
setelah penumpang umum dan sebaliknya pada saat keluar
mendahului sebelum penumpang umum turun.
d) ADC dan Walpri menempati tempat duduk yang telah
ditentukan sesuai dengan nomor tempat duduk.
e) Walpri agar memantau dan mengawasi situasi di dalam
pesawat dan selalu menjaga kewaspadaan.
f) memberikan pengamanan dan perlindungan sesegera mungkin
terhadap VIP jika timbul suatu kejadian yang dapat
mengancam jiwanya dan koordinasi untuk meminta bantuan
kepada crew kabin pesawat.
g) pada saat VIP akan menuju maupun keluar dari pesawat, ADC
dan Walpri melaksanakan formasi pengamanan berjalan kaki.

2) helikopter

a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP baik di


tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.
b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam
pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.
c) ADC dan Walpri menempati tempat duduk yang telah
ditentukan sesuai dengan kondisi helikopter.
d) apabila terjadi sesuatu terhadap VIP agar ADC segera
koordinasi dan meminta bantuan dengan crew kabin helikopter.
e) pada saat VIP akan naik dan turun dari helikopter agar
diperhatikan keselamatan dan keamanannya ( melalui depan
helikopter ).

3) kereta api.

a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP baik di


tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) pada. . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


18

c) pada saat akan naik kereta api agar didahului oleh Walpri,
kemudian diikuti oleh VIP dan ADC selanjutnya diakhiri oleh
Walpri lainnya.

d) selama di dalam kereta api Walpri agar memantau dan


mengawasi situasi di dalam kereta api dan selalu menjaga
kewaspadaan disekitar VIP.

e) memberikan pengamanan dan perlindungan sesegera mungkin


terhadap VIP jika timbul suatu kejadian yang dapat
mengancam jiwanya.

f) bila VIP ingin ke toilet, tetap lakukan pengamanan disekitarnya,


serta menempatkan seorang petugas pengawal di depan pintu
toilet.

g) setibanya di stasiun tujuan, agar Walpri pertama mendahului


turun kemudian diikuti oleh VIP dan diikuti oleh Walpri lainnya.

h) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

4) kapal

a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP, baik di


tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) setibanya di pelabuhan pada saat naik dan turun dari kapal,


agar Walpri pertama mendahului naik / turun kemudian diikuti
oleh VIP dan ADC serta diikuti oleh Walpri lainnya.

d) Walpri menempati kamar yang berdekatan dengan kamar VIP.

e) selama di dalam kapal Walpri harus waspada dan tetap pada


posisi pengamanan disekitar VIP.

f) memberikan pengamanan dan perlindungan segera mungkin


terhadap VIP jika timbul suatu kejadian yang dapat
mengancam jiwanya, lalu koordinasi dengan kapten kapal /
crew.

5) speed . . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
19

5) speed boat

a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP, baik di


tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) setibanya di pelabuhan pada saat naik dan turun dari kapal,


agar salah satu Walpri mendahului naik / turun kemudian diikuti
oleh VIP dan ADC serta diikuti oleh Walpri lainnya.

d) VIP pejabat duduk disebelah kiri motoris, sedangkan posisi


ADC dan Walpri di kursi belakang.

e) selama dalam perjalanan ADC dan Walpri selalu waspada,


menjaga keamanan dan keselamatan VIP.

f) ADC segera koordinasi dengan motoris apabila ada kejadian


yang menonjol.

6) bus
a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP, baik di
tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) pada saat naik dan turun dari bus, agar salah satu Walpri
mendahului naik / turun kemudian diikuti oleh VIP dan diikuti
oleh Walpri lainnya.

d) Walpri menempatkan dirinya di depan, tepat dibelakang


maupun disisi kiri dan kanan VIP.

e) selama di dalam bus Walpri harus waspada dan tetap pada


posisi pengamanan disekitar VIP.

f) memberikan pengamanan dan perlindungan sesegera mungkin


terhadap VIP jika timbul suatu kejadian yang dapat
mengancam jiwanya.

g) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

25. Pengamanan. . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


20

25. Pengamanan di tempat kegiatan

a. persiapan
1) ADC melaksanakan pengecekan kesiapan untuk para petugas Walpri
meliputi :
a) keberadaan anggota.
b) sikap tampang kerapian.
c) kelengkapan perorangan.
d) kelengkapan administrasi / surat perintah tugas.

2) ADC memberikan arahan tentang tugas-tugas kepada petugas Walpri,


serta menginformasikan jadwal kegiatan.
3) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler tentang rencana
kegiatan VIP sesuai dengan tempat tujuan.
4) sebelum melaksanakan tugas, ADC selalu berkoordinasi dengan
Walpri untuk persiapan kegiatan pengamanan.

b. pelaksanaan :

1) di tempat ibadah
a) ADC dan Walpri menempatkan dirinya di posisi yang sudah
ditentukan di sekitar VIP.
b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam
pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.
c) sebelum, selama dan setelah pelaksanaan ibadah Walpri harus
tetap waspada dalam memberikan pengamanan kepada VIP.
d) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan
VIP, Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi
tetap waspada.

e) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas


keamanan setempat yang sudah ditunjuk.

f) ADC segera melaporkan ke Kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

2) di tempat . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
21

2) di tempat acara pertemuan

a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP tentang


rencana kegiatan di tempat pertemuan.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) Walpri berkoordinasi untuk mengetahui tempat duduk VIP


ditempat yang dipandang aman dan mudah untuk diamankan
(escape) apabila terjadi sesuatu.

d) selama kegiatan Walpri harus waspada dan tetap pada posisi


pengamanan disekitar VIP.

e) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas


keamanan setempat yang sudah ditunjuk.

f) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan


VIP, Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi
tetap waspada.

h) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

3) di Hotel

a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP tentang


rencana kegiatan di hotel dan penyiapan kamar ADC dan
Walpri bersebelahan / berdekatan dengan kamar yang akan
digunakan oleh VIP.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) ADC dan Walpri harus saling berkoordinasi dengan melibatkan


petugas / Reception hotel, dalam rangka untuk berkoordinasi
apabila ada tamu yang ingin menemui VIP, atau kegiatan yang
berhubungan dengan VIP.

d) khusus untuk pengamanan makanan / minuman VIP, agar ADC


atau Walpri untuk melakukan pengecekan / pemeriksaan
kondisi makanan / minuman yang akan disajikan serta
memperhatikan petugas yang akan menyajikan.

e) Walpri. . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


22

e) Walpri harus saling mengatur waktu istirahat dan tugas jaga,


sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh VIP dapat
memberikan bantuan.

f) selama kegiatan Walpri harus tetap waspada dan memonitor di


sekitar hotel serta penghuni hotel yang berada di satu lokasi /
lantai kamar yang digunakan oleh VIP.

g) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan VIP,


Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi tetap
waspada.

h) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas


keamanan setempat yang sudah ditunjuk.

i) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian setempat


untuk kegiatan pengamanan terbuka dan tertutup di sekitar
hotel.

j) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

4) di podium

a) ADC melaksanakan koordinasi dengan protokoler sesuai


rencana kegiatan VIP di podium.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian setempat


untuk kegiatan pengamanan terbuka dan tertutup di sekitar
kegiatan.

d) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas


keamanan setempat yang sudah ditunjuk.

e) ADC mendampingi VIP ke podium dan Walpri lainnya mengatur


dan menempatkan posisi yang dapat memantau di sekitar
kegiatan.

f) selama kegiatan Walpri harus tetap waspada dan pada posisi


pengamanan disekitar VIP.

g) apabila. . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


23

g) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan


VIP, Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi
tetap waspada.

h) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

i) apabila ada serangan mendadak yang ditujukan kepada VIP,


maka :

(1) ADC dan Walpri cepat untuk melindungi tubuh VIP dari
serangan sebagai perisai hidup.

(2) Walpri menahan serangan dan melindungi tubuh VIP.

(3) segera mengamankan VIP ke kendaraan dan


meninggalkan lokasi kegiatan.

5) saat mengunjungi lokasi bencana alam

a) ADC melaksanakan koordinasi dengan protokoler sesuai


rencana kegiatan VIP di tempat lokasi bencana alam.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) selama VIP di lokasi bencana alam Walpri tetap waspada serta


memantau situasi di sekitarnya.
d) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan
VIP, Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi
tetap waspada.

e) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas


yang sudah di tunjuk.

f) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian setempat


untuk kegiatan pengamanan terbuka dan tertutup di sekitar
lokasi bencana alam.

g) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

6) saat. . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


24

6) saat mengunjungi lokasi TKP Peledakan Bom

a) ADC melaksanakan koordinasi dengan protokoler sesuai


rencana kegiatan VIP di tempat lokasi TKP peledakan bom.

b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam


pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.

c) selama VIP di lokasi TKP peledakan bom, Walpri tetap


waspada serta selalu memantau situasi di sekitarnya.
d) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan
VIP, Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi
tetap waspada.
e) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas
yang sudah di tunjuk.

f) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian setempat


untuk kegiatan pengamanan terbuka dan tertutup di sekitar
lokasi TKP peledakan bom.

g) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila terjadi


kejadian yang menonjol.

7) tujuan ke tempat lainnya ( bersifat kunjungan pribadi )

a) ADC melaksanakan koordinasi dengan protokoler sesuai rencana


kegiatan VIP ke tempat tujuan.

b) ADC dan Walpri berkoordinasi dengan pihak Kepolisian setempat


yang akan menjadi objek / tempat kegiatan VIP.

c) ADC dan Walpri tetap mendekat VIP dan waspada sekitar


kegiatan.

d) apabila ada masyarakat yang berjumpa dan ingin berjabat tangan


dengan VIP diberi kesempatan tetapi tetap waspada.

e) kendaraan yang digunakan VIP harus dijaga oleh petugas yang


sudah ditunjuk.

f) .Apabila ada kejadian yang menonjol, ADC atau Walpri segera


melaporkan ke Kepolisian setempat.

8) saat . . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


25

8) saat kampanye
a) situasi aman.

(1) ADC melaksanakan koordinasi dengan protokoler sesuai


rencana kegiatan VIP (Pejabat Lembaga Negara) di
tempat kampanye.
(2) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di
dalam pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP
(Pejabat Lembaga Negara).
(3) ADC dan Walpri mendampingi VIP (Pejabat Lembaga
Negara) selanjutnya mengatur dan menempatkan posisi
yang dapat memantau di sekitar kegiatan.
(4) selama kegiatan Walpri harus tetap waspada dan pada
posisi pengamanan disekitar VIP (Pejabat Lembaga
Negara).
(5) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan
dengan VIP (Pejabat Lembaga Negara), Walpri
memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi tetap
waspada.
(6) kendaraan yang digunakan VIP Pejabat (Lembaga
Negara) harus dijaga oleh petugas yang sudah di
tunjuk.
(7) ADC melaksanakan koordinasi dengan Kepolisian
setempat untuk kegiatan pengamanan terbuka dan
tertutup di sekitar lokasi kampanye.
(8) ADC segera melaporkan ke kepolisian setempat apabila
terjadi kejadian yang menonjol.

b) situasi bila terjadi gangguan.

(1) ADC atau Walpri segera tentukan safe room di dalam /


dekat tempat acara.

(2) Walpri menentukan jalan pendekat ke safe room dari


berbagai arah.

(3) Walpri tentukan jalan pendekat ke mobil penyelamatan


dari berbagai arah.

(4) Walpri . . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


26

(4) Walpri tentukan tempat pemindahan kendaraan VIP


yang berdekatan dengan tempat kampanye.

(5) Walpri tentukan rute evakuasi utama dan cadangan


untuk menyelamatkan VIP (escape).

(6) ADC atau Walpri segera berkoordinasi dengan


kepolisian setempat untuk memberikan pengamanan
dilokasi kejadian.

26. Pengamanan VIP ( Pejabat Lembaga Negara ) di kediaman / rumah

a. personel pengamanan kediaman / rumah VIP ( Pejabat Lembaga Negara )


adalah satuan pengamanan internal / security.

b. personel Kepolisian setempat yang ditugaskan di rumah / kediaman,


melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) melaksanakan kegiatan patroli dan monitoring disekitar rumah /


kediaman pada saat jam rawan gangguan kriminalitas.
2) memberikan arahan - arahan terhadap petugas pengamanan internal /
security, dan pengecekan kondisi perlengkapan pengamanan.
3) mengimplemetasikan pemolisian masyarakat ( community policing ) di
sekitar lingkungan area kediaman VIP ( Pejabat Lembaga Negara ).
4) petugas melaksanakan koordinasi dengan ADC atau Walpri untuk
menghindari adanya gangguan terhadap VIP ( Pejabat Lembaga
Negara ).
5) petugas segera melaporkan ke atasan / pimpinan jika terjadi kejadian
yang menonjol.
6) ADC dan Walpri setiap saat on call dan dapat dihubungi sewaktu-
waktu diperlukan oleh VIP ( Pejabat Lembaga Negara ).

BAB VI . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
27

BAB VI

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

27. Pengawasan

a. kegiatan petugas pengamanan VIP yang mendapatkan surat perintah


pengamanan dari pimpinan / atasan, pengawasannya dilaksanakan oleh
pimpinan / atasan tersebut.

b. petugas pengamanan VIP dari personel Mabes Polri, maka Direktur


Pengamanan Objek Khusus Babinkam Polri yang akan memberikan petunjuk
dan arahan teknis, sedangkan untuk di tingkat daerah oleh kepolisian daerah
setempat.

c. Dit Pam Obsus Babinkam Polri akan melakukan supervisi ke wilayah


terhadap pelaksanaan pengamanan terhadap VIP.

b. petugas pengamanan VIP dari Subdit Lemneg Polda NTB, maka Direktur
Pengamanan Obvit Polda NTB yang akan memberikan petunjuk dan arahan
teknis, sedangkan untuk di tingkat Polres oleh Kapolres..

28. Pengendalian

a. pengendalian kegiatan pengamanan VIP dilaksanakan oleh Dir Pamobvit


Polda NTB dan Kapolda NTB.

b. dalam situasi tertentu / event nasional atau internasional pengendalian


kegiatan pengamanan VIP dibawah kendali Kapolda Cq Ro Ops Polda NTB

c. membuat laporan pelaksanaan tugas oleh petugas pengamanan VIP secara


periodik.

d. melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas


pengamanan VIP.

BAB VII . . . .

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


28

BAB VII

PENUTUP

Demikian Standar Operasi Prosedur pengamanan VIP (Pejabata Lembaga Negara )


ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.

Ditetapkan di : Mataram
pada tanggal : April 2012

DIREKTUR PAMOBVIT POLDA NTB

Drs. RUSLAN,S.H.M.H.
KOMBESPOL NRP 63060970

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA


STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA

Anda mungkin juga menyukai