TENTANG
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN VIP PEJABAT LEMBAGA NEGARA DAN PERWAKILAN ASING
DAFTAR ISI
Daftar Isi Hal
1. Umum ……………………………………………………........... 1
2. Dasar ………………………………………………………......... 2
BAB II PENGGOLONGAN............................................................... 5
9. Pejabat Kementerian............................................................. 5
27. Pengawasan.................................................................... 27
28. Pengendalian.................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
c. salah satu tugas Polri yang diemban adalah memberikan rasa aman dan
nyaman terhadap para pejabat negara yang melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya di pemerintahan untuk membangun dan mensejahterakan
masyarakat yang adil dan makmur.
d. dalam menjaga keamanan terhadap VIP maka Polri memberikan tugas dan
tanggung jawab kewenangan pengamanan kepada Dit Pam Obvit Polri dan
seluruh satuan kewilayahan sehingga perlu disusun Standar Operasional dan
Prosedur ( SOP ) sebagai arah dan pedoman dalam penyelenggaraan
pengamanan VIP dan VVIP.
pelayanan publik, SOP tidak saja bersifat internal tetapi juga bersifat
eksternal karena SOP dapat juga digunakan untuk mengukur responsitivas,
responsibelitas dan akuntabilitas Polri.
2. Dasar
j. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep / 263 / IV / 2004 tanggal 21 April 2004
tentang Buku Petunjuk Kegiatan Pengawalan.
a. maksud.
Standar Operasional dan Prosedur ( SOP ) ini disusun sebagai pedoman dan
arahan bagi Subdit Lemneg Dit PamObvit Polda NTB dan satuan
kewilayahan dalam penyelenggaraan pengamanan VIP (Pejabat Lembaga
Negara).
b. tujuan.
tujuan disusunnya Standar Operasional dan Prosedur ( SOP ) ini untuk
menyamakan persepsi dan tindakan dalam penyelenggaraan pengamanan
VIP (Pejabat Lembaga Negara).
4. Ruang Lingkup.
Standar Operasional dan Prosedur ( SOP ) ini meliputi penggolongan, standar
konfigurasi pengamanan VIP dan pelaksanaan pengamanan VIP (Pejabat Lembaga
Negara).
5. Tata Urut
a. BAB I PENDAHULUAN
b. BAB II PENGGOLONGAN
c. BAB III GANGGUAN KAMTIBMAS TERHADAP VIP
d. BAB IV KONFIGURASI STÁNDAR PENGAMANAN
e. BAB V PELAKSANAAN PENGAMANAN
f. BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
g. BAB VII PENUTUP
6. Pengertian
BAB II .......
9. Pejabat Kementerian.
g.Menteri.....
g. Menteri Perdagangan
h. Menteri Perindustrian
i. Menteri Perhubungan
j. Menteri Pekerjaan Umum
k. Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi
l. Menteri Pertanian
m. Menteri Kehutanan
n. Menteri Kelautan dan Perikanan
o. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
p. Menteri Kesehatan
q. Menteri Pendidikan Nasional
r. Menteri Sosial
s. Menteri Agama
t. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
13. sasaran
BAB III
a. pembunuhan.
b. penculikan.
c. penganiayaan.
d. perampokan.
e. pemerasan
f. penghadangan.
g. pencurian.
h. pengrusakan.
i. penyanderaan.
a. unjuk rasa.
b. sabotase.
c. teror.
a. gempa bumi
b. banjir.
c. tanah longsor.
d. angin topan.
g. gunung meletus.
a. di darat
b. di air
c. di udara
a. kecelakaan
b. kemacetan
BAB IV .....
BAB IV
a. pengamanan kawal
1) pengawal depan R2 pangkat BA 2 orang
( apabila ada permintaan ).
2) ADC berpangkat Pama 1 orang
3) Walpri berpangkat Bintara 4 orang / setiap shift
4) pengemudi kendaraan VIP 1 orang
5) personel dari Kepolisian setempat.
g. memiliki ........
a. umum
1) Mirror Gate.
2) Metal Detector.
3) CCTV.
4) Safety Box.
5) alarm.
6) buku mutasi.
7) Alkom.
8) alat pemadam kebakaran.
9) senter.
10) tongkat ” T ”.
11) peluit.
12) borgol.
BAB V ........
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
10
BAB V
PELAKSANAAN PENGAMANAN
b. pelaksanaan
1) sebelum VIP akan memasuki kendaraan, ADC atau Walpri
menghubungi pengemudi kendaraan dan pengawal depan R2 untuk
siap berangkat.
2) ADC bergerak di belakang VIP, kemudian mendahului untuk
membukakan pintu kendaraan. Selanjutnya setelah VIP memasuki dan
duduk di dalam kendaraan, ADC menutup pintu, memberi hormat
kepada VIP, kemudian ADC memasuki kendaraan dan memerintahkan
pengemudi untuk mengunci pintu kendaraan dan siap untuk jalan /
bergerak.
3) setelah ADC masuk kendaraan, lalu Walpri masuk kendaraan
pengawalan Walpri.
4) personel . . . .
a) dalam situasi normal, VIP pada saat melintasi traffic light tetap
mengikuti peraturan berlalu-lintas dan apabila ada kegiatan
yang mendesak berdasarkan permintaan dari VIP agar ADC
atau pengawal depan koordinasi dengan personel lalu-lintas
setempat / di lapangan untuk memberikan prioritas /
didahulukan.
b) apabila pada saat berhenti di traffic light, agar ADC dan Walpri
selalu waspada untuk menghindari adanya gangguan atau
ancaman terhadap VIP.
14) apabila melewati aksi unjuk rasa maka langkah-langkah yang diambil
sebagai berikut :
c) ADC . . . . . .
a. persiapan
1) ADC melaksanakan pengecekan kesiapan untuk para petugas Walpri
dan pengemudi meliputi :
a) keberadaan anggota.
b) sikap tampang kerapian.
c) kelengkapan perorangan.
d) kelengkapan administrasi / surat perintah tugas.
2) ADC . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
14
b. pelaksanaan :
j) ADC . . . . .
a. pada . . . . .
a. persiapan
b. pelaksanaan :
1) pesawat
a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP baik di
tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.
b) ADC . . . . .
2) helikopter
3) kereta api.
c) pada. . . . .
c) pada saat akan naik kereta api agar didahului oleh Walpri,
kemudian diikuti oleh VIP dan ADC selanjutnya diakhiri oleh
Walpri lainnya.
4) kapal
5) speed . . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
19
5) speed boat
6) bus
a) ADC melakukan koordinasi dengan protokoler VIP, baik di
tempat keberangkatan maupun di tempat kedatangan.
c) pada saat naik dan turun dari bus, agar salah satu Walpri
mendahului naik / turun kemudian diikuti oleh VIP dan diikuti
oleh Walpri lainnya.
25. Pengamanan. . . . .
a. persiapan
1) ADC melaksanakan pengecekan kesiapan untuk para petugas Walpri
meliputi :
a) keberadaan anggota.
b) sikap tampang kerapian.
c) kelengkapan perorangan.
d) kelengkapan administrasi / surat perintah tugas.
b. pelaksanaan :
1) di tempat ibadah
a) ADC dan Walpri menempatkan dirinya di posisi yang sudah
ditentukan di sekitar VIP.
b) ADC dan Walpri selalu melaksanakan koordinasi di dalam
pelaksanaan tugas untuk kelancaran kegiatan VIP.
c) sebelum, selama dan setelah pelaksanaan ibadah Walpri harus
tetap waspada dalam memberikan pengamanan kepada VIP.
d) apabila ada masyarakat yang ingin berjabat tangan dengan
VIP, Walpri memberi kesempatan kepada masyarakat tetapi
tetap waspada.
2) di tempat . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
21
3) di Hotel
e) Walpri. . . . .
4) di podium
g) apabila. . . . .
(1) ADC dan Walpri cepat untuk melindungi tubuh VIP dari
serangan sebagai perisai hidup.
6) saat. . . . .
8) saat . . . . .
8) saat kampanye
a) situasi aman.
(4) Walpri . . . . .
BAB VI . . . . .
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR ( SOP ) PENGAMANAN PEJABAT LEMBAGA NEGARA
27
BAB VI
27. Pengawasan
b. petugas pengamanan VIP dari Subdit Lemneg Polda NTB, maka Direktur
Pengamanan Obvit Polda NTB yang akan memberikan petunjuk dan arahan
teknis, sedangkan untuk di tingkat Polres oleh Kapolres..
28. Pengendalian
BAB VII . . . .
BAB VII
PENUTUP
Ditetapkan di : Mataram
pada tanggal : April 2012
Drs. RUSLAN,S.H.M.H.
KOMBESPOL NRP 63060970