Anda di halaman 1dari 17

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT

PUSAT PENDIDIKAN POLISI MILITER

NASKAH DEPARTEMEN
tentang

ADMINISTRASI PENYELESAIAN
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN LALU LINTAS

untuk

DIKTA PROVOOST MK

Nomor :

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DANPUSDIKPOM


NOMOR KEP/ / /2008 TANGGAL 2008

DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP TANPA IJIN DANPUSDIKPOM

RAHASIA
RAHASIA
2

DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN

1. Umum .............................................................................. 1
2. Maksud dan Tujuan ......................................................... 1
3. Ruang Lingkup ................................................................ 2
4. Pengertian ....................................................................... 2
BAB II PENERIMAAN LAPORAN/PENGADUAN

5. Umum ............................................................................... 3
6. Cara penerimaan dan kegunaan laporan/pengaduan ..... 3
7. Syarat-syarat pembuatan laporan/Pengaduan……………. 4
8. Perencanaan dan persiapan pembuatan laporan/………… 4
9. Format Laporan Polisi......................................................... 5
10 Cara penomoran Laporan Polisi........................................ 6
11. Pembuatan laporan/Pengaduan........................................ 7
12. Faktor-faktor yang mempengaruhi……………………….... 8
13. Pelaksanaan...................................................................... 8
14. Pengakhiran...................................................................... 13
15. hal-hal yang perlu diperhatikan......................................... 14
16. Evaluasi............................................................................. 14
..

BAB III MACAM-MACAM REGISTER

17. Umum ................................................................................. 14


18. Macam – macam register................................................... 15
19. Evaluasi …………………………………………………........ 16

BAB IV MACAM-MACAM LAPORAN

20. Umum .............................................................................. 16


21. Tujuan................................................................................ 16
22. Pembuatan Laporan ....................................................... 16
23. Macam Laporan……………………………………………... 17
24. Penyelenggaraan Laporan…………………………………. 22
25. Evaluasi……………………………………………………….. 24

BAB V MACAM DAN BENTUK SURAT PENGANTAR

26. Umum ................................................................................. 24


27. Macam surat pengantar ..................................................... 24
28. Bentuk surat pengantar ..................................................... 24
29. Pembuatan ......................................................................... 27
30.Evaluasi ………………………………………………............. 27

RAHASIA
2

BAB VI PRAKTEK MIN IDIK DAN BERKAS PERKARA

31. Praktek administrasi penyidikan.………………………...... 27


32. Praktek berkas perkara ..................................................... 27

BAB VII EVALUASI AKHIR PELAJARAN


33. Pertanyaan-pertanyaan ……………………………………. 28

BAB VIII PENUTUP


34. Penutup ............................................................................ 29

RAHASIA
RAHASIA

KODIKLAT ANGKATAN DARAT


PUSAT PENDIDIKAN POLISI MILITER Lampiran III Keputusan Danpusdikpom
Nomor Kep / / / 2008
Tanggal 2008

ADMINISTRASI PENYELESAIAN
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN LALU-LINTAS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Tindakan pengawasan dan penegakkan dapat berwujud tindakan koreksi


mendidik, mencegah dan tindakan hukum.

b. Kegiatan penegakkan oleh Polisi Militer dilaksanakan dalam bentuk


operasi penegakkan ketertiban dan mengacu pada UU No. 14 tahun 1992
tentang Lalu-lintas dan angkutan jalan raya.

c. Guna kelancaran mekanisme dan keseragaman dalam pelaksanaannya


maka perlu dikeluarkan petunjuk tentang penyelesaian pelanggaran Tatib Lalin
untuk dijadikan pedoman cara bertindak bagi pejabat yang diberi kewenangan
untuk menyelesaikan perkara.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun sebagai pedoman Gumil untuk


dijadikan bahan ajaran pada pendidikan Susba Provoost di Lembaga Pendidikan
Pusdikpom Kodiklat TNI Angkatan Darat.

b. Tujuan. Agar siswa Susba Provoost mengerti tentang Min Sai Gar
Tatib Lalin sebagai ilmu terpakai dan dapat diterapkan dalam penyelenggaraan
suatu kegiatan / pekerjaan.

RAHASIA
3

3. Ruang-lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Bahan Ajaran ini berisi tentang Tilang tatib, Balang lalin,
Sumir, Proses Pemeriksaan Gar dan Ptoses Penjatuhan Kumplin

b. Tata Urut. Bahan Ajaran ini disusun dengan Tata Urut sebagai berikut:

1) Bab I Pendahuluan.
2). Bab II Bukti Pelanggaran Tatib dan Proses Penyelesaiannya.
3) Bab III Bukti Pelanggaran Lalin dan Proses Penyelesaiannya.
4) Bab IV Evaluasi.
5) Bab V Penutup.

4. Pengertian

a. Pemeliharaan Ketertiban. Adalah


merupakan salah satu fungsi Kepolisian Militer yang merupakan usaha kegiatan
dan pekerjaan untuk menjamin tegaknya hukum, disiplin dan tata tertib
dilingkungan dan bagi kepentingan TNI.

b. Lalu-lintas. Adalah gerakan-


gerakan kendaraan, pejalan kaki maupun hewan yang melalui jalan-jalan raya /
jalan, dari suatu tempat yang berbeda-beda dan tujuannya berbeda pula ( dari
suatu tempat ketempat lain sesuai tujuannya masing-masing ) .

c. Pemeriksaan. Suatu kegiatan yang


dilaksanakan oleh petugas untuk melakukan pemeriksaan/pengecekan terhadap
kelengkapan baik administrasi maupun alat peralatan yang digunakan oleh
personel Militer/PNS TNI serta keluarganya yang menggunakan fasilitas milik
TNI.

d. Lalu-lintas. Adalah gerakan-


gerakan kendaraan, pejalan kaki maupun hewan yang melalui jalan-jalan raya
4

atau jalan dari suatu tempat ke tempat yang berbeda sesuai dengan tujuan
masing-masing.

e. Pos Pemeriksaan Lalu-lintas. Suatu


tempat dilaksanakan Operasi / kegiatan penegakan ketertiban di jalan raya / jalan
oleh petugas Polisi Militer ( Satlak Hartib ) dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya pelanngaran dan apabila menjumpai pelanggaran segera dihentikan
pelanggarannya dan dilakukan penindakan pertama ditempat selanjutnya
diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Undang-undang. Suatu aturan


secara tertulis yang dikeluarkan oleh penguasa negara yang sah yang harus
ditaati oleh setiap warga negara dan apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi,
bertujuan untuk mengatur ketertiban, keamanan dan kelancaran.

g. Jalan. Setiap jalan dalam bentuk


apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum, termasuk jembatan, gorong-gorong,
jalan orang, bandar/solokan, pematang, tebing yang kesemuanya itu ada pada
jalan atau ada di kiri / kanan jalan. Tidak termasuk jalan bila jalan itu tidak terbuka
untuk lalin umum, meskipun jalan itu dapat dilalui kendaraan.

BAB – II
TILANG TATA-TERTIB DAN PROSES PENYELESAIANNYA

5. Umum. Disiplin Militer adalah suatu syarat mutlak


untuk menepati semua peraturan-peraturan Tentara perintah kedinasan dari tiap-tiap
atasan maupun mengenai hal-hal yang kecil, dengan tertib, tepat dan sempurna.

6. Macam Pelanggaran Disiplin Militer.


5

a. Pelanggaran Disiplin Militer murni adalah setiap perbuatan yang


bertentangan dengan suatu perintah dinas atau ketertiban Militer, sebagaimana
diatur dalam pasal 2 ke 1 KUHDM.

b. Pelanggaran Disiplin tidak murni adalah tindak pidana umum maupun


tindak pidana Militer seperti yang dirumuskan dalam KUHP, KUHPM ataupun
dalam perundangan lainnya yang dilakukan Militer yang sedemikian ringan
sifatnya, sebagaimana diatur dalam pasal 2 ke 2 sampai ke 6 KUHDM

c. Ankum. Adalah setiap Komandan yang mempunyai hak dan


kewajiban untuk memeriksa, mengadili dan menjatuhkan kumplin terhadap
anggota bawahannya yang melakukan suatu pelanggaran hukum disiplin Militer.

7. Blanko Tilang tatib. Adalah suatu laporan tertulis yang


dibuat oleh petugas patroli /PPL karena adanya suatu pelanggaran tatib yang dilakukan
oleh anggota TNI. Tujuan Tilang tatib adalah untuk memberi tahukan kepada pelanggar
mengenai pelanggaran apa yang telah dilakukan serta tindakan yang diambil oleh
petugas patroli / PPL dan sekaligus merupakan laporan adanya pelanggaran yang
terjadi kepada Ankum.

8. Proses Tilang tatib.

a. Tujuan. Agar dapat melaksanakan pengisian blanko tanda Tilang


Tatib dan penyitaan sementara.

b. Cara pengiriman blanko Tilang tatib.

1) Warna merah untuk Pelanggar.


2) Warna Hijau untuk Ankum yang bersangkutan.
3) Warna Kuning untuk Papera.
4) Warna Putih Arsip Petugas.

c. Macam-macam Blanko Tilang.

1) Blanko Tilang Tatib.


6

2) Blanko Tilang Lalin.


3) Blanko Tanda Penyitaan sementara.

9. Cara pengisian blanko Tilang Tatib, adalah sebagai


berikut :

a. Penomoran. Setiap Tilang Tatib diberi Nomor secara berurutan.


b. Penegakkan. Dalam kolom tersebut coret macam penegakkan yang tidak
dilakukan dan diisi mengenai tempat, tanggal dan jam (waktu) dimana patroli /
PPL dilaksanakan.
c. Pelapor. Dalam kolom tersebut diisi nama dan identitas petugas
patroli / PPL.
d. Pelanggar. Dalam kolom tersebut diisi nama dan identitas pelanggar.
e. Jenis pelanggaran. Dlam kolom tersebut diisi dengan tanda (X) sesuai
dengan golongan pelanggarannya.
f. Diisi dengan kewajiban pelanggar untuk menghadap kepada instansi yang
bersangkutan untuk penyelesaian lebih lanjut.
g. Keterangan. Dalam kolom tersebut diuraikan mengenai :

1) Macam pelanggaran yang termasuk lain-lain.


2) Situasi dan sikap dari sipelanggar.
3) Tindakan yang diambil oleh petugas patroli / PPL.
4) Alasan si pelanggar.
5) Keterangan-keterangan yang diperlukan.

h. lain-lain Tilang Tatib dibubuhi tanda tangan oleh pelanggar dan petugas
sebagai pengakuan terhadap kejadian pelanggaran tersebut dikuatkan dengan
tanda tangan .

10. Proses Penyelesaiannya. Sebelum penjatuhan


Hukuman Disiplin Militer pelaku pelanggar atau tersangka perlu didengar keterangannya
7

oleh Ankum atau Perwira yang ditunjuk guna menentukan jenis pelanggaran yang
dilakukan oleh tersangka yaitu p0elanggaran Disiplin Militer murni atau tidak murni
( Tindak Pidana yang ringan sifatnya ).

11. Pemeriksaan pelanggaran disiplin militer murni.

a. Terhadap pelaku pelanggaran disiplin militer murni, dilakukan pemeriksaan


awal oleh Perwira / Bintara yang ditunjuk Ankum selaku pemeriksa, juga terhadap
saksi-saksi yang berhubungan dengan perkara pelanggaran tersebut.
b. BAP dijadikan dasar oleh pemeriksa persidangan untuk pembuatan
Risalah hasil pemeriksaan yang akan dibacakan oleh pemeriksa dalam
persidangan disiplin militer dan sebagai bahan bagi Ankum untuk menjatuhkan
Kumplin.

12. Pemeriksaan pelanggaran disiplin militer tidak murni.

a. Terhadap pelaku pelanggaran disiplin militer tidak murni / tindak pidana


yang ringan sifatnya, setelah pemeriksaan awal oleh Perwira / Bintara,
dikesatuannya pemeriksaan selanjutnya diserahkan kepada penyidik perkara
pidana atau Polisi Militer.
b. BAP tersebut dijadikan dasar untuk pembuatan Risalah hasil pemeriksaan
yang akan dibacakan oleh pemeriksa dalam persidangan disiplin militer apabila :

1) Ankum yakin bahwa perkara tersebut sedemikian ringan sifatnya


sehingga tersangka diajukan ke persidangan disiplin militer.
2) Berkas perkara yang diperiksa oleh Polisi Militer atau Oditur Militer
yang diserahkan kepada Papera atau Mahkamah Militer yang
menganggap perkara tersebut sedemikian ringan sifatnya diserahkan
kembali melalui Oditur Militer untuk diteruskan kepada Ankum dan
diselesaikan secara Hukum Disiplin Militer ( Kumplin ).

13. Evaluasi.
8

a. Jelaskan pengertian Blanko Tilang.


b. Jelaskan tentang Pelanggaran disiplin.
c. Sebutkan siapa sajakah yang berhak melakukan pemeriksaan terhadap
pelaku pelanggaran disiplin militer !
d. Kapankah Ankum dapat mengajukan pelaku pelanggaran disiplin militer ke
persidangan ?

BAB III
BUKTI PELANGGARAN LALIN DAN PROSES PENYELESAIANNYA

14. Umum. Blanko Tilang Lalin adalah suatu laporan tertulis


yang dibuat oleh petugas Pos Pemeriksaan Lalu-lintas pada saat sedang melaksanakan
tugas Pemeriksaan lalu-lintas.

15. Cara pengisian blanko Tilang lalin adalah sebagai


berikut :

a. Penomoran. Setiap tilang lalin diberi nomor secara berurutan.


b. Pos Pemeriksaan Lalu-lintas / Patroli. Dalam kolom tersebut disi
mengenai tempat, tanggal dan jam (waktu) dimana Patroli / PPL diadakan.
c. Pelapor. Dalam kolom tersebut diisi nama dan identitas petugas
pemeriksa pada saat PPL/Patroli.
d. Pelanggar. Dalam kolom tersebut diisi nama dan identitas pelanggar
e. Kendaraan. Dalam kolom tersebut diisi type dan identitas kendaraan
yang digunakan pelanggar.
f. Jenis penggolongan pelanggar. Dalam kolom tersebut diisi dengan tanda
(X) sesuai golongan pelanggarannya.
g. Keterangan. Dalam kolom tersebut diuraikan mengenai :
9

1) macam pelanggaran yang termasuk lain-lain.


2) Situasi dan sikap dari sipelanggar.
3) Tindakan yang diambil oleh petugas patroli / PPL.
4) Alasan si pelanggar.
5) Keterangan-keterangan yang diperlukan.

h. lain-lain Tilang lalin dibubuhi tanda tangan oleh pelanggar dan petugas
sebagai pengakuan terhadap kejadian pelanggaran tersebut dikuatkan dengan
tanda tangan .
i. Cara pengiriman blanko Balang Lalin.

1) Warna merah untuk Pelanggar.


2) Warna Hijau untuk Ankum yang bersangkutan.
3) Warna Kuning untuk Papera.
4) Warna Biru untuk Odmil.
5) Warna Putih Arsip Petugas.

16. Penyelesaian Perkara pelanggaran Lalu Lintas.

a. Tingkat Penyidikan.

1) Ketentuan Pemeriksaan Kendaraan dijalan.

a) Polisi Militer mempunyai kewenagan pemeriksaan terhadap:


- Kendaraan yang menggunakan Reg. TNI yang
dikemudikan oleh Prajurit TNI, PNS dan keluarganya.
b) Pemeriksaan dilakukan pada :
- Pos Menetap (Pemeriksaan Lalin).
- Razia Lalin.
- Patroli.
c) Lingkup Pemeriksaan.
(1) Pada waktu dilakukan pos menetap dan Razia Lalin
pemeriksaan kelengkapan persyaratan Administrasi
pengemudi dan kendaraan bermotor meliputi :
10

(a) SIM TNI bagi pengemudi yang mengemudikan


kendaraan yang menggunakan Reg TNI.
(b) STNK.
(c) STCK.
(d) BNKB.

(2) Pada waktu dilaksanakan patroli pemeriksaan


ditunjukan terhadap pengemudi/penumpang yang melakukan
pelanggaran lalin tertentu.

d) Rambu pemeriksaan dan surat perintah.

(1) Pada tempat-tempat dilakukannya pemeriksaan lalin


wajib dipasang rambu-rambu yang menunjukan bahwa
ditempat tsb sedang berlangsung pemeriksaan lalin.
(2) Petugas yang melakukan pemeriksaan wajib
dilengkapi surat perintah dan menggunakan pakaian dinas
seragam lengkap.

2) Penyidikan dilaksanakan dengan menggunakan formulir BALANG


LALIN tertentu sebagai dokumen justisiil.
3) Penyitaan Sementara. Hanya dapat dilakukan apabila :

a) Ranmor yang diduga berasal dari hasil Tindan Pidana atau


digunakan untuk melakukan tindak pidana.
b) Pelanggaran Lalin tsb mengakibatkan meninggalnya orang.
c) Pengemudi tidak dapat menunjukan STNK.
d) Pengemudi tidak dapat menunjukan SIM yang berlaku bagi
Ran yang dikemudikannya.
e) Penyitaan sementara terhadap surat-surat apabila surat-
surat tsb tidak sah atau diragukan keabsahannya.

4) Penyelesaian Administrasi Penyidikan.


11

a) Mengisi dan memberi sampul berkas/DPP tsb lengkap


dengan nomor DPP.
b) Mengirimkan DPP rangkap Dua kepada Odmil/Odmilti yang
berwenang dan pejabat lainnya.
c) Menyerahkan barang bukti dalam perkara pelanggaran tsb
ke otmil/otmilti untuk keperluan sidang pemeriksaan oleh Mahkamah
yang berwenang.
d) Dalam hal sidang ditempat cukup hanya menyerahkan
balang lalin atau barang buktinya kepada Badan Otmil/Badan Otmilti
yang berwenang.

5) Balang lalin. Dibuat dalam bentuk formulir yang berisi.

a) Identitas pelanggar.
b) Jenis dan Nomor Reg Ran.
c) Tempat dan Tgl terjadinya pelanggaran.
d) Jenis pelanggaran yang terjadi.
e) Ket singkat ttg pelanggaran yang terjadi.
f) Identitas petugas pemeriksa.
g) Identitas petugas pemeriksa.
h) Tanda tangan pelanggar dan petugas
i) Warna dan penggunaan formulir.

(1) Lembar warna hijau untuk Ba Mahmil.


(2) Lembar warna Biru untuk Ba Otmil.
(3) Lembar warna Merah untuk Pelanggar.
(4) Lembar warna putih untuk arsip satuan.

b. Tingkat Penuntutan.

1) Ba Otmil/Ba Otmilti setelah menerima DPP dari Pom setelah


diregister segera dilimpahkan kepada Ba Mahmil yang berwenang
dilengkapi dengan surat dakwaan dan tuntutan.
12

2) Mengajukan terdakwa dalam sidang Mahmil pada hari dan tanggal


yang telah ditetapkan berikut barang bukti.
3) Membacakan surat dakwaan dan tuntutan didalam persidangan.
4) Dalam sidang ditempat, Balang lalin yang diterima dari Pom setelah
diregister dan dilengkapi dengan surat dakwaan dan tuntutan segera
dilimpahkan kepada Ba mahmil/ Ba mahmilti yang berwenang untuk
disidangkan hari itu juga.

c. Tingkat pemeriksaan dipersidangan.

1) Ba Mahmil/Ba mahmilti setelah menerima DPP dari Otmil/Otmilti


segera menetapkan hari sidang kecuali dalam penegakkan terpadu dan
mahkamah bersidang ditempat.
2) Memeriksa dalam tingkat pertama dan terakhir perkara pelanggaran
lalin tertentu yang menjadi wewenang dengan Hakim Tunggal.
3) Menjatuhkan putusan setelah mendengar tuntutan Otmil/Odmilti
yang bersangkutan, baik terdakwa hadir atau tidak.
4) Mencatat perkara dalam buku register perkara dengan membuat BA
sidang serta mengisi Surat Amar Putusan yang akan diberikan kepada
terdakwa/terpidana.
5) Dalam hal Mahkamah menjatuhkan putusan tanpa hadirnya
terdakwa yang berupa perampasan kemerdekaan berlaku ketentuan pasal
24 KUHAP.

d. Tingkat pelaksanaan putusan (EKSEKUSI). Otmil/Odmilti melaksanakan


putusan mahkamah sesuai dengan surat Amar Putusan dengan cara :

1) Menarik uang denda dan biaya perkara dengan memberikan tanda


terima dari/kepada terpidana.
2) Mengirimkan Terpidana ke pemasyarakatan militer atau Instansi
Tuntibmil jika terpidana tidak membayar denda.
13

3) Memberitahu terdakwa/terpidana yang tidak hadir dalam sidang


Mahkamah melalui Ankumnya atas putusan perkaranya dengan mengisi
pemberitahuan tsb.

e. Lain-lain.

1) Apabila petugas POM menemukan pelanggaran Lalin tertentu yang


ternyata pelakunya adalah PNS atau Keluarga TNI maka perkaranya
diteruskan ke Polri setempat dengan mencatat identitas pelanggar.
2) Apabila petugas Polri menemukan pelanggar lalin tertentu yang
ternyata pelakunya adalah prajurit TNI atau yang dipersamakan, maka
perkaranya diteruskan ke Pom setempat dengan mencatat identitas
pelanggar.

17. Evaluasi.

a. Jelaskan Pengertian Tilang Lalin.


b. Jelaskan cara pengisian Tilang lalin
c. Jelaskan pendistribusian Tilang lalin.

BAB IV
EVALUASI

18. Pertanyaan-pertanyaan.

a. Jelaskan tentang Disiplin Militer.


b. Jelaskan dasar hukum pengadilan tersangka/saksi.
c. Siapa saja yang berwenang meneluarkan surat pengadilan.
f. Jelaskan yang dimaksud dengan Pemeriksa.
14

g. Jelaskan cara pengisian Blanko Tilang Tatib dan Balang Lalin.

RAHASIA

BAB V
PENUTUP

19. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun guna


memenuhi kebutuhan bahan ajaran setingkat Susba Provoost / yang setingkat, dimana
mata pelajaran, tujuan dan jumlah jamnya sama.

Komndan Pusat Pendidikan Polisi Militer

Iran Saepudin
Kolonel Cpm NRP 29039

RAHASIA
15

Anda mungkin juga menyukai