Anda di halaman 1dari 14

TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT Lampiran Kep Danjen Kopassus

KOMANDO PASUKAN KHUSUS Nomor Kep / 44 / VII / 2009


Tanggal 22 Juli 2009

PENGENDALIAN DAN PENDARATAN HELLY

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum. Dalam penyiapan daerah pendaratan baik pesawat bersayap tetap


maupun pesawat sayap putar (helikopter) pimpinan petugas daerah pendaratan harus
mengadakan koordinasi dengan satuan penerbang untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan khusus dalam pembuatan dan penataan daerah pendaratan. Daerah
pendaratan pesawat bersayap tetap dibuat sedemikian rupa sehingga pesawat dapat
mendarat dan tinggal landas (take off) dengan cepat dan aman serta sedapat mungkin
terdapat fasilitas untuk mentaksi dan memarkir pesawat. Daerah pendaratan pesawat
sayap putar harus mempunyai landasan yang keras dan jalan pendekat yang aman dari
rintangan-rintangan. Jalur pendaratan harus diberi tanda visual dan pelaksanaannya
akan lebih efesien dan aman, apabila diadakan pengontrolan dengan radio.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Sebagai pedoman gumil/pelatih dalam proses belajar mengajar


tentang pengetahuan pengendalian dan pendaratan Helly.

b. Tujuan. Agar serdik memahami dan mampu melaksanakan pengendalian dan


pendaratan pesawat dengan baik.

3. Ruang Lingkup.

a. Pendahuluan.
b. Daerah pendaratan pesawat sayap putar (helikopter).
c. Evaluasi akhir pelajaran.
d. Penutup.
2

BAB II
DAERAH PENDARATAN PESAWAT SAYAP PUTAR (HELIKOPTER)

4. Umum. Pada umumnya pendaratan helikopter ditentukan oleh prosedur tetap


special operation prosedure (SOP) kesatuan angkatan udara sebagai persyaratan
minimum.

a. Utility (sing dan malam).

b. Muatan (siang dan malam)


3

5. Tempat pendaratan helikopter waktu siang (Platoon heavy laeft sections in


trail)
Ket :

- Panel (Isyarat Kain di Tanah).


a. Kain isyarat berbentuk H berwarna kuning, berukuran lx3 meter(lebar l meter panjang 3 meter).

b. Kain isyarat dibawa oleh pasukan di darat. Dalam keadaan biasa sebanyak 5 helai tiap kompi. Untuk
sebuah pos paling sedikit 7 helai.

c. Pesawat terbang dapat menggunakan selubung/kantong berita, tanda-tanda tembakan, tanda-tanda


lampu, guna menjawab berita dari bawah yang disusun dengan isyarat kain

d. Apabila pendaratan malam, gunakan Glide scope lampu landasan yang akan membimbing pendaratan
pesawat pada malam hari, cuaca buruk/berkabut dan lain-lain.
4
TEMPAT PENDARATAN HELIKOPTER BERBENTUK INTAN UNTUK
PENGANGKUTAN MALAM HARI

5
TEMPAT PEMUATAN GANTUNG PADA PENGANGKUTAN MALAM HARI

6
6. Pemancar radio helikopter.

a. Tujuan. Dari CCP ke RP atau dari lokasi pesawat terbang menuju


daerah pendaratan (LZ) sekitarnya dikehendaki.

b. Mendarat.................................... (arah pendaratan).

c. Catat disini jika ada informasi tentang : Situasi musuh, tembakkan pasukan
kawan, ketinggian medan, keadaan medan atau rintangan, penembakkan granat
asat atau cahaya atas permintaan, kondisi lalu lintas, pemasangan penunjuk lereng
luncur (Glide slope indivator setting).

d. Informasi diperjalanan/route (terbang).

e. Titik laporan.

f. Waktu helikopter melapor : Angin................. derajat pada ..................

g. Aman untuk tinggal landas.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan tempat pendaratan.

a. Ukuran tempat pendaratan.

b. Tipe pesawat terbang :


1) Fixed Wing
2) Rotary Wing (Helikopter)

c. Formasi pendaratan.

d. Kondisi permukaan tanah.


1) Kondisi debu.
7
2) Singkirkan/buang puing-puing.
3) Permukaan tanah yang keras, rata dan dekat dengan jalan pendekat.

4) Medan terbuka jauh dari pepohonan dan bangunan.

e. Arah salur/tinggal landas.


1) Runway diatas rintangan yang paling rendah.
2) Jika mungkin menentang arah angin.

f. Angin. Batas maksimum.


1) Angin sampai (cross-wids) = 10 knots.
2) Angin buritan (tail wind) = 5 knots.
3) Angin dari depan (head-wind)
a) Helikopter peninjau 30 knots.
b) Helikopter utility 40 knots.
c) Helikopter muatan 60 knots.

h. Ketinggian udara yang padat.

i. Muatan-muatan.

j. Rintangan.
1) Jika mungkin buanglah rintangan-rintangan seperti potongan kayu
maupun sampah yang bisa masuk ke baling-baling heli.
2) Bubuhi tanda rintangan yang tidak tampak jelas dari pesawat terbang.
3) Pasang panel angin 30 – 50 m dari panel H untuk menentukan arah
angin.
4) Arahkan helikopter berlawanan dengan arah angin agar lebih mudah
dalam pengendalian heli.
.

8
8. Formasi helikopter.

BERAT KANAN BERAT KIRI

PARUH LEMBING
(V)

SERONG KANAN
INTAN SERONG KIRI

BERSYAF

SELANG SELING SELANG SELING


KANAN KIRI

9
BERBANJAR
9. Tindakan pengendalian. Prosedur komunikasi diperjalanan dengan Pandu
Udara didaerah pendaratan.

a. Visual.
1) Komunikasi Visual adalah suatu cara pengiriman/penerimaan berita
dengan menggunakan tanda-tanda yang dapat dilihat dan diartikan.
Tandatanda ini dapat berupa gerakan tangan, bendera, lampu, pyroteknik,
asap, panel, gerakan-gerakan pesawat terbang dan lain-lain.

2) Hal-hal yang harus diperhatikan :


a) Isyarat tangan dengan tangan saja, tanda-tanda diberikan
langsung dengan gerakan-gerakan tangan. Digunakan untuk parkir
pesawat, pengembalian dan pembongkaran muatan.
b) Dengan bendera, gunanya untuk memperjelas gerakan tangan,
sehingga dapat terlihat dari jarak yang lebih jauh.
c) Dengan lampu. Digunakan pada malam hari, saat hujan dan lain-
lain.

10
d) Panel ialah helaian kain yang berwarna dan digunakan
sebagai tanda atau sebagai isyarat. Panel tanda ialah panel yang
digunakan untuk menentukan lokasi pasukan.
e) Asap digunakan untuk menunjukkan sasaran,menentukan
arah dan kecepatan angin ataupun sebagai pengenalan
misalnyalokasi kawan. Asap dapat dibuat dengan api, granat asap,
dan asap dan lain-lain dan bara dibuat berwarna menurut kebutuhan.

11
10. Tanda Isyarat (Signlman).

12

11. Evaluasi.
a.. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan daerah
pendaratan...!

b. Sebutkan macam-macam formasi helikopter...!

BAB III
EVALUASI AKHIR PELAJARAN

12. Evaluasi akhir.

a. Sebutkan klasifikasi jalur pendaratan pesawat sayap tetap...!

b. Sebutkan karakteristik jalur pendaratan cepat...!

c. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan daerah


pendaratan tentang batas maksimum angin...!

BAB IV
PENUTUP

13. Penutup. Demikian naskah Sekolah tentang pengendalian dan pendaratan


helly untuk kepentingan pendidikan dan latihan di Pusdikpassus.

Anda mungkin juga menyukai