D
engan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya Bahan
Ajar (Hanjar) Pelatihan Penyidik Tindak Pidana Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas Berbasis Elektronik (E-Tilang dan ETLE)
bagi Pama/Bintara Polri Fungsi Teknis Lalu Lintas ini dapat
KOMJEN POL Prof. Dr. H. RYCKO AMELZA diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah ditentukan.
DAHNIEL, M.Si.
KALEMDIKLAT POLRI
Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan
dalam pembangunan nasional. Dengan demikian, seluruh stakeholder dalam
pembinaan dan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan memiliki tanggung
jawab yang dalam hal ini dilaksanakan oleh instansi terkait sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya. Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri) diberikan tanggung jawab oleh pemerintah untuk melakukan pembinaan dan
penyelenggaraan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi,
penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas serta
pendidikan berlalu lintas.
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu tanggung jawab Polri dalam
penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat
adalah penindakan pelanggaran lalu lintas yaitu serangkaian tindakan yang
dilaksanakan oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas
pada fungsi lalu lintas jalan, terhadap pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
tertentu baik yang dilakukan sendiri-sendiri maupun secara gabungan dengan unsur
II
penegak …..
penegak hukum lainnya sesuai dengan kewenangannya yang ditentukan peraturan
perundang-undangan. Untuk memastikan bahwa penindakan pelanggaran lalu lintas
dilaksanakan secara profesional, transparan, akuntabel serta adanya rasa keadilan,
harus dilaksanakan oleh petugas yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Oleh
karena itu, harus dilakukan pelatihan secara ketat guna terwujudnya petugas
Polantas yang PRESISI.
Era revolusi industri 4.0 merupakan perkembangan teknologi yang sangat progresif.
Era ini melahirkan tuntutan terhadap konversi data dari non-digital menjadi data
digital dari semua penggunaan teknologi. Dengan tersedianya data digital, proses
pertukaran data, analisa data hingga penyimpanan data akan lebih terstruktur dan
mudah dalam pengaksesannya. Efisiensi waktu akan dapat dicapai untuk
pengolahan data dan mempercepat waktu penyajian data yang kemudian dapat
dijadikan acuan sebagai dasar dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan data
yang akurat. Sebagai lini organisasi Korlantas yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan Tilang atas penindakan pelanggaran lalu lintas, Korlantas Polri berinisiatif
untuk mengimplementasi proses digitalisasi kegiatan Tilang (Tindak Pelanggaran)
yang dinamakan E-Tilang (Electronic Tilang) dan ETLE (Electronic Traffic Law
Enforcement).
Paraf:
1. Konseptor/Ksbg Kurhanjarlat:.........
2. Kabag Kurhanjarlat :…….. Prof. Dr. H. RYCKO AMELZA DAHNIEL, M.Si.
3. Kaurtu Biro Kurikulum : ……. KOMISARIS JENDERAL POLISI
4. Karo Kurikulum :......... iii
5. Kataud Lemdiklat Polri : …….
6. Waka Lemdiklat Polri :……..
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
tentang
HANJAR
PELATIHAN PENYIDIK TINDAK PIDANA PENINDAKAN PELANGGARAN
LALU LINTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
BAGI PAMA/BINTARA POLRI FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
MEMUTUSKAN.....
2 KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : KEP/ 318 /VI/2021
TANGGAL : 10 JUNI 2021
MEMUTUSKAN
Kepada Yth.:
Prof. Dr. H. RYCKO AMELZA DAHNIEL, M.Si.
Para Ka SPN Polda KOMISARIS JENDERAL POLISI
Paraf :
Tembusan: 1. Konseptor/Ksbg Kurhanjarlat : ..........
IDENTITAS BUKU
Penyusun :
Editor :
Diterbitkan oleh:
Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pelatihan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
Pengantar ........................................................................... 1
Tagihan/tugas .................................................................... 4
POKOK BAHASAN 1
E-TILANG .......................................................................... 5
ETLE ................................................................................... 11
Rangkuman ....................................................................... 16
Pengantar .......................................................................... 19
Tagihan/tugas .................................................................... 23
POKOK BAHASAN 1
SEJARAH PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LINTAS ............................................................................... 24
POKOK BAHASAN 2
UNDANG-UNDANG TERKAIT E-TILANG DAN ETLE ..... 28
Rangkuman ........................................................................ 37
Pengantar ........................................................................... 40
POKOK BAHASAN 1
KONSEP PELANGGARAN LALU LINTAS ........................ 50
POKOK BAHASAN 2
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS ............... 58
POKOK BAHASAN 3
PERSIAPAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU 62
LINTAS ...............................................................................
POKOK BAHASAN 4
PELAKSANAAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU 68
LINTAS DENGAN E-TILANG DAN ETLE ..........................
3. Mekanisme E-Tilang................................................... 73
POKOK BAHASAN 5
PENGAKHIRAN DALAM PENINDAKAN 94
PELANGGARAN LALU LINTAS ........................................
KONSEP PENINDAKAN
MODUL PELANGGARAN LALU LINTAS
01 BERBASIS ELEKTRONIK
6 JP (270 menit)
Pengantar
Modul konsep penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik
membahas materi tentang: pengertian yang berkaitan dengan
E-Tilang, dasar hukum E-Tilang, tujuan E-Tilang, prinsip E-Tilang,
sistem E-Tilang, pengertian yang berkaitan dengan ETLE, dasar
hukum ETLE, jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE, manfaat
ETLE, jenis-jenis ETLE, fungsi ETLE.
Standar Kompetensi
Memahami penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik.
Kompetensi Dasar
1. Memahami E-Tilang.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang;
b. Menjelaskan dasar hukum E-Tilang;
c. Menjelaskan tujuan E-Tilang;
d. Menjelaskan prinsip E-Tilang;
e. Menjelaskan sistem E-Tilang.
2. Memahami ETLE.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian yang berkaitan dengan ETLE;
b. Menjelaskan dasar hukum ETLE;
c. Menjelaskan jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE;
d. Menjelaskan manfaat ETLE;
e. Menjelaskan jenis-jenis ETLE;
f. Menjelaskan fungsi ETLE.
Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
E-Tilang
Sub pokok bahasan:
a. pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang;
b. dasar hukum E-Tilang;
c. tujuan E-Tilang;
d. prinsip E-Tilang;
e. sistem E-Tilang.
2. Pokok bahasan:
ETLE
Sub pokok bahasan:
a. pengertian yang berkaitan dengan ETLE;
b. dasar hukum ETLE;
c. jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE
d. manfaat ETLE;
e. jenis-jenis ETLE;
f. fungsi ETLE.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang konsep
penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada para
peserta pelatihan;
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 250 menit
a. Pelatih/Instruktur menyampaikan materi tentang:
pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang, dasar hukum
E-Tilang, tujuan E-Tilang, prinsip E-Tilang, sistem E-
Tilang, pengertian yang berkaitan dengan ETLE, dasar
hukum ETLE, jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE,
manfaat ETLE, jenis-jenis ETLE, fungsi ETLE.
b. Pelatih/instruktur memberi kesempatan peserta pelatihan
untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan
cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
pelatihan;
b. Pelatih/instruktur memberikan ulasan secara umum terkait
dengan proses pembelajaran dan merumuskan learning
point yang dikaitkan dengan pelaksanaan tugas;
c. Pelatih/instruktur melakukan evaluasi dan menutup
pembelajaran.
Tagihan / Tugas
--------------------------------
Lembar Kegiatan
--------------------------------
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN 1
E-TILANG
3. Tujuan E-Tilang
a. Sentralisasi data pelanggaran nasional
Dengan proses sentralisasi data maka banyak proses yang
akan dilakukan dengan cepat seperti perhitungan insentif
petugas, pengolahan data performa petugas, dll.
b. Membangun budaya perilaku anti korupsi pada aparatur yang
bertugas pada pelayanan public
Dengan proses pembayaran yang hanya dapat dilakukan
melalui bank, maka akan menghindari praktik pungli yang
kerap kali menjadi momok bagi petugas ketika melakukan
8 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
tindakan.
c. Membangun system pelayanan publik yang mudah di akses,
lebih cepat, bebas calo dan berbasis IT
Sistem etilang terkoneksi langsung dengan bank dalam hal
ini BRI dengan sistem briva (bri virtual account). Pelanggar
dapat melakukan proses pembayaran denda maupun titipan
denda melalui channel perbankan.
d. Membangun budaya tertib berlalu lintas
Dengan proses etilang yang cepat dan transparan, akan
menumbuhkan kepercayaan publik terhadap proses
penindakan dari pelanggaran lalu lintas.
e. Menekan/mengurangi jumlah pelanggaran & kecelakaan lalu
lintas.
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran berlalu-lintas di
masyarakat, akan berpengaruh kepada trend positif terhadap
angka statistik pelanggaran maupun kecelakaan lalu lintas.
f. Sebagai landasan pada sistem pengujian SIM, edukasi dan
program-program polantas lainya.
Dengan data-data pelanggaran yang tersaji sebagai Traffic
Attitude Report dan implementasi Demerit Point System,
Edukasi & Sertifikasi pengendara akan menjadi optimal
dalam hal mitigasi prilaku berkendara serte pencegahan
pelanggaran dimasa mendatang.
4. Prinsip E-Tilang
a. Kemudahan dan kejelasan, yaitu harus dapat dengan mudah
dimengerti dan diterapkan oleh semua petugas Polri
Penindak dan pelaksana operasional sistem teknologi
informasi dan komunikasi Pelanggaran LLAJ;
b. Efisiensi dan efektivitas, yaitu prosedur E-Tilang
harussederhana, cepat, dan mudah dilaksanakan serta
berdampak pada menurunnya pelanggaran LLAJ;
c. Keselarasan dan keterpaduan, yaitu prosedur yang
ditetapkan harus selaras dengan prosedur-prosedur standar
pelaksanaan E1Tilang yang dilaksanakan oleh internal Polri
maupun Bank, pengadilan dan kejaksaan;
d. Transparan, yaitu keterbukaan kepada masyarakat luas
dalam memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur
sehingga masyarakat mempunyai kesempatan berpartisipasi
bagi pengembangan sistem E-Tilang;
e. Berkelanjutan, yaitu pengembangan penerapan E-Tilang di
seluruh wilayah satuan Polri melalui program prioritas
pelaksanaan.
5. Sistem E-Tilang
Sistem Penindakan Pelanggaran dengan E-Tilang dilaksanakan
menurut acara pemeriksaan cepat pelanggaran lalu lintas tanpa
dihadiri pelanggar di sidang Pengadilan, dengan mewajibkan
pelanggar menyetorkan uang titipan denda secara elektronik
melalui Bank untuk penyelesaian perkaranya.
a. dilaksanakan oleh penyidik atau penyidik pembantu/petugas
Penindak pada fungsi Lalu Lintas Polri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Menyerahkan langsung berkas perkara E-Tilang ke
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Penyidik atau penyidik pembantu melaksanakan penindakan
pelanggaran LLAJ tertentu dengan sistem E-Tilang,
menggunakan:
1) surat tilang elektronik;
2) telepon genggam sistem android (smartphone
E-Tilang); dan
3) alat transaksi elektronik perbankan untuk penyetoran
uang titipan denda secara elektronik melalui Bank.
d. Penggunaan surat tilang elektronik, smartphone E-Tilang dan
alat transaksi elektronik perbankan yang terintegrasi dan
berinteraksi dengan sistem informasi dan komunikasi
E-Tilang untuk penyetoran uang titipan denda secara
elektronik, dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama
antara Polri dan Kejaksaan dengan Bank yang ditunjuk
sebagai penampung uang titipan denda Tilang sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan.
POKOK BAHASAN 2
ETLE
4. Manfaat ETLE
a. Kepastian hukum adalah Terwujudnya Efektifitas penegakan
hukum jaminan asas transparansi dan kepastian hukum yang
dibuktikan secara scientific berdasarkan rekaman hasil bukti
pelanggaran;
b. Smart city adalah Bentuk kontribusi Polri dalam mewujudkan
Jakarta sebagai Smart City dan sejalan dengan Reformasi
Birokrasi;
c. Peningkatan PAD (Pendapatan Anggaran Daerah) adalah
Meningkatkan Pendapatan Anggaran Daerah Prov dari
Sektor Pajak Ranmor khususnya Bea Balik Nama (ETLE)
memberikan dampak tertib administrasi kepemilikan Ranmor;
d. Budaya tertib berlalu lintas adalah Meningkatkan Budaya
Tertib masyarakat dalam berlalulintas yang merupakan
deterrence effect dari adanya sistem ETLE;
e. Mendukung program pemerintah adalah menjadi triger
support terhadap program pemerintah lainnya (sebagai
contoh : penerapan pembatasan kendaraan Ganjil- Genap);
f. Pencegahan penyebaran Covid-19 adalah Mengurangi
interaksi dan kemungkinan penularan virus covid 19 dari
petugas ke masyarakat atau sebaliknya.
5. Jenis-Jenis ETLE
a. Jenis kamera ETLE
1) Kamera e-Police (Automatic Number Plate Recognition)
merupakan Kamera yang secara otomatis dapat
mendeteksi pelanggaran (APIL DAN MARKA) dan
mengcapture plat nomor kendaraan untuk kemudian
disinkronkan dengan database kendaraan;
2) Kamera check point Merupakan Kamera yang secara
otomatis dapat mendeteksi dan mengcapture
Kendaraan yang melakukan pelanggaran (tidak
memakai sabuk keselamatan, menggunakan ponsel
saat mengemudi) serta terkoneksi dengan aplikasi
pengolahan data/analisa situasi lalu lintas dan juga
memiliki fitur ANPR.
b. Jenis perangkat ETLE
1) ETLE portabel
ETLE Portabel adalah Peralatan khusus yang melekat
pada Petugas penindak untuk dipergunakan secara
bergerak/mobile, baik yang digenggam maupun
terpasang atau dibawa di kendaraan dinas dan/atau
dipindah pindahkan di ruang lalu lintas digunakan
14 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
6. Fungsi ETLE
Fungsi kamera ETLE adalah:
a. Traffic Law Enforcement management (Manajemen
Penegakan Hukum Lalu Lintas);
b. Traffic Analysis (Untuk memudahkan Analisa Lalu Lintas).
Rangkuman
1. Penindakan Pelanggaran LLAJ dengan Sistem E-Tilang yang
selanjutnya disebut E-Tilang, adalah proses penyidikan dan
penuntutan menurut acara pemeriksaan cepat Pelanggaran LLAJ
tertentu dengan menggunakan Surat Tilang Elektronik.
2. Dasar Hukum E-Tilang
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
c. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
d. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
e. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas;
f. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan RI
No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun
2021 Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
g. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan
Identifikasi Kendaraan Bermotor
3. Tujuan E-Tilang
a. Sentralisasi data pelanggaran nasional;
b. Membangun budaya perilaku anti korupsi pada aparatur yang
bertugas pada pelayanan public;
c. Membangun system pelayanan publik yang mudah di akses,
lebih cepat, bebas calo dan berbasis IT;
d. Membangun budaya tertib berlalu lintas;
e. Menekan/mengurangi jumlah pelanggaran & kecelakaan lalu
lintas;
f. Sebagai landasan pada sistem pengujian SIM, edukasi dan
program-program polantas lainya.
4. Prinsip E-Tilang
a. Kemudahan dan kejelasan;
b. efisiensi dan efektivitas;
c. keselarasan dan keterpaduan;
d. transparan;
e. berkelanjutan.
5. Electronic Traffic Law Enforcement atau disingkat ETLE adalah
Sistem penegakan hokum dibidang lalu lintas berbasis teknologi
informasi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dapat
mendeteksi berbagai jenis pelanggaran lalu lintas dan
menyajikan data kendaraan bermotor secara otomatis
6. Dasar Hukum ETLE
a. Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah No 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas;
d. Peraturan Kapolri No 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan
Idenifikasi Kendaraan Bermotor.
7. Jenis Pelanggaran Terdeteksi Kamera ETLE
a. Pelanggaran APIL (alat pemberi isyarat lalu lintas)/Traffic
Light (menerobos lampu merah);
b. Pelanggaran marka stop line;
c. Pelanggaran Ganjil Genap;
d. Tidak mengenakan sabuk keselamatan;
e. Menggunakan ponsel saat berkendara;
f. Pelanggaran batas kecepatan;
g. Pelanggaran melawan arus;
h. Pelanggaran tidak menggunakan helm;
i. Pelanggaran pembatasan jenis kendaraan tertentu pada
kawasan/jalur tertentu (Jalur Busway/Flyover);
j. Pelanggaran keabsahan STNK/belum melakukan
perpanjangan STNK.
8. Manfaat ETLE
a. Kepastian hukum;
b. Smart city;
c. Peningkatan PAD (Pendapatan Anggaran Daerah);
d. Budaya tertib berlalu lintas;
e. Mendukung program pemerintah;
f. Pencegahan penyebaran Covid-19.
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang !
2. Jelaskan dasar hukum E-Tilang !
3. Jelaskan tujuan E-Tilang !
4. Jelaskan prinsip E-Tilang !
5. Jelaskan sistem E-Tilang !
6. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan ETLE !
7. Jelaskan dasar hukum ETLE !
8. Jelaskan jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE !
9. Jelaskan manfaat ETLE !
10. Jelaskan jenis-jenis ETLE !
11. Jelaskan fungsi ETLE !
Pengantar
Modul sejarah dan kapita selekta perundang-undangan E-Tilang dan
ETLE membahas materi tentang: sejarah penindakan pelanggaran
lalu lintas serta Undang-Undang terkait E-Tilang dan ETLE.
Standar Kompetensi
Memahami sejarah dan perundang-undangan E-Tilang dan ETLE.
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
Sejarah penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. sejarah Tilang konvensional;
b. sejarah Tilang berbasis elektronik.
2. Pokok bahasan:
Undang-Undang terkait E-Tilang dan ETLE.
Sub pokok bahasan:
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
c. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
d. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
e. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu
Lintas;
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang sejarah
dan kapita selekta perundang-undangan E-Tilang dan ETLE.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada para
peserta pelatihan;
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 160 menit
a. Pelatih/Instruktur menyampaikan materi tentang: sejarah
penindakan pelanggaran lalu lintas serta Undang-Undang
terkait E-Tilang dan ETLE.
b. Pelatih/instruktur memberi kesempatan peserta pelatihan
untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan
cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
pelatihan;
b. Pelatih/instruktur memberikan ulasan secara umum terkait
dengan proses pembelajaran dan merumuskan learning
point yang dikaitkan dengan pelaksanaan tugas;
c. Pelatih/instruktur melakukan evaluasi dan menutup
pembelajaran.
Tagihan / Tugas
--------------------------------
Lembar Kegiatan
--------------------------------
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN 1
SEJARAH PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
POKOK BAHASAN 2
UNDANG-UNDANG TERKAIT E-TILANG DAN ETLE
e. Pasal 12
1) Setiap Orang yang terlibat dalam Tanda Tangan
Elektronik berkewajiban memberikan pengamanan atas
Tanda Tangan Elektronik yang digunakannya.
2) Pengamanan Tanda Tangan Elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a) sistem tidak dapat diakses oleh Orang lain yang
tidak berhak;
b) Penanda Tangan harus menerapkan prinsip
kehati-hatian untuk menghindari penggunaan
secara tidak sah terhadap data terkait pembuatan
Tanda Tangan Elektronik;
c) Penanda Tangan harus tanpa menunda-nunda,
menggunakan cara yang dianjurkan oleh
penyelenggara Tanda Tangan Elektronik ataupun
cara lain yang layak dan sepatutnya harus segera
memberitahukan kepada seseorang yang oleh
Penanda Tangan dianggap memercayai Tanda
Tangan Elektronik atau kepada pihak pendukung
layanan Tanda Tangan Elektronik jika:
(1) Penanda Tangan mengetahui bahwa data
pembuatan Tanda Tangan Elektronik telah
dibobol; atau
(2) keadaan yang diketahui oleh Penanda
Tangan dapat menimbulkan risiko yang
berarti, kemungkinan akibat bobolnya data
pembuatan Tanda Tangan Elektronik; dan
d) dalam hal Sertifikat Elektronik digunakan untuk
mendukung Tanda Tangan Elektronik, Penanda
Tangan harus memastikan kebenaran dan
keutuhan semua informasi yang terkait dengan
Sertifikat Elektronik tersebut.
3) Setiap Orang yang melakukan pelanggaran ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertanggung
jawab atas segala kerugian dan konsekuensi hukum
yang timbul.
c. Pasal 4
Nota Kesepahaman ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK,
dalam penegakan hukum di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 316 Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bagian Kedua Tukar-
Menukar Data dan/atau Informasi
d. Pasal 5
1) PARA PIHAK melakukan tukar-menukar data dan/atau
informasi penanganan perkara lalu lintas dan angkutan
jalan dalam rangka pelaksanaan penegakan hukum di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
2) PARA PIHAK wajib melakukan pemutakhiran data pada
masing-masing sistem informasi dalam rangka
melaksanakan penindakan, persidangan, dan eksekusi
dalam perkara lalu lintas dan angkutan jalan yang
terintegrasi melalui masing masing server.
3) PARA PIHAK bertanggungjawab terhadap kerahasiaan
data dan/atau informasi yang diterima/dipertukarkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian
Ketiga Pengembangan Sistem Penegakan Hukum Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan secara Elektronik
e. Pasal 6
1) PARA PIHAK mengembangkan sistem penegakan
hukum lalu lintas secara elektronik dalam penindakan
perkara lalu lintas dan angkutan jalan, mulai dari
penindakan, persidangan, eksekusi, dan sistem
pembayaran denda dalam rangka meningkatkan
pelayanan hukum yang responsif, efektif, efisien,
transparan, dan berkeadilan bagi masyarakat, guna
terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
2) PIHAK KEDUA melaksanakan penindakan perkara lalu
lintas dan angkutan jalan secara elektronik berbasis
teknologi informasi termasuk Electronic Traffic Law
Enforcement/ETLE, baik yang digunakan secara
bergerak/berpindah-pindah di jalan, maupun yang
dipasang secara permanen di ruang lalu lintas yang
terkoneksi dengan ruang operasional pengawasan
elektronik perkara lalu lintas dan angkutan jalan. Bagian
keempat kegiatan lain yang disepakati
f. Pasal 7
PARA PIHAK menyelenggarakan kegiatan lain yang
disepakati dalam rangka penegakan hukum lalu lintas dan
angkutan jalan.
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 35
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Rangkuman
1. Sejarah Tilang Konvensional
a. Tilang generasi pertama tahun 1971
Sistem penyelesaian perkara dengan Tilang telah dimulai
pada tahun 1971 di bawah UU Nomor 3 tahun 1965 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (UU LLAJR no.3
Tahun 1965), Dalam periode ini aparat penegak hukum
mulai merisaukan masalah pelanggaran lalu lintas yang
semakin meningkat, dan diperlukan penyelesaian perkara
yang cepat, sederhana dan tuntas, karena dalam UU LLAJR
No. 3 Tahun 1965 besar denda seluruh pelanggaran lalu
lintas hanya Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Sementara
itu alat utama penindakan pelanggaran lalu lintas belum
sama di seluruh daerah.
b. Tilang generasi kedua tahun 1993
Tilang generasi kedua, merupakan terobosan hukum
lembaga sistem peradilan pidana pada masa transisi
selama penangguhan pelaksanaan UU Nomor 14 tahun
1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ
Nomor 14 tahun 1992). UU tersebut seharusnya berlaku
mulai tanggal 17 September 1992, menggantikan UU
LLAJR Nomor 3 Tahun 1965.
2. Sejarah Tilang Berbasis Elektronik
a. Tilang generasi ketiga tahun 2009-2016
Dengan diberlakukannya UU LLAJ No.22 tahun 2009, tata
cara penindakan pelanggaran LLAJ berlanjut pada
penormatifan Surat Tilang sebagai alat utama penindakan
pelanggaran lalu lintas jalan tertentu. Berdasarkan PP
No.80 Tahun 2012 Tentang Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor Di Jalan Dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan (PP Riksa Ranmor dan Dakgar LLAJ
No.80 Tahun 2012).
b. Sistem Tilang dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Sistem Manual dan sistem Tilang Elektonik (E-Tilang);
2) sistem Manual dengan Surat Tilang Manual, bagi
pelanggar yang menghadiri siding (lembar Merah);
dan
3) E-Tilang dengan Tilang Elektonik bagi pelanggar yang
tidak hadir sidang untuk menyetorkan uang titipan
denda secara elektronik melalui bank sebelum
pelaksanaan sidang (Lembar Biru).
Soal Latihan
1. Jelaskan sejarah Tilang konvensional !
2. Jelaskan sejarah Tilang berbasis elektronik !
3. Jelaskan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP !
4. Jelaskan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan !
5. Jelaskan Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik !
6. Jelaskan Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan !
7. Jelaskan Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu
Lintas !
8. Jelaskan Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan
RI No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun
2021 Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan !
9. Jelaskan Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi
dan Identifikasi Kendaraan Bermotor !
Pengantar
Modul penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik
membahas materi tentang: konsep pelanggaran lalu lintas,
penindakan pelanggaran lalu lintas, persiapan penindakan
pelanggaran lalu lintas, pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu
lintas dengan E-Tilang dan ETLE serta pengakhiran dalam
penindakan pelanggaran lalu lintas.
Standar Kompetensi
Mampu melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis
elektronik sesuai mekanisme yang ditetapkan.
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
Konsep pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. pengertian pelanggaran lalu lintas;
b. jenis pelanggaran lalu lintas;
c. bentuk pelanggaran lalu lintas;
d. klasifikasi pelanggaran lalu lintas.
2. Pokok bahasan:
Penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. pengertian yang berkaitan dengan penindakan
pelanggaran lalu lintas dan tujuan penindakan
pelanggaran lalu lintas;
b. dasar hukum penindakan pelanggaran lalu lintas;
c. petugas penindakan pelanggaran lalu lintas.
3. Pokok bahasan:
Persiapan penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. persiapan administrasi petugas penyidik penindakan
pelanggaran lalu lintas;
b. persiapan peralatan penindakan pelanggaran lalu lintas;
c. persiapan perlengkapan petugas penindakan
pelanggaran lalu lintas.
4. Pokok bahasan:
Pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas dengan
E-Tilang dan ETLE.
Sub pokok bahasan:
a. sistem informasi dan komunikasi E-Tilang dan ETLE;
b. metode penindakan pelanggaran lalu lintas;
c. mekanisme E-Tilang;
d. cara menginput aplikasi E-Tilang;
e. tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan E-Tilang;
f. mekanisme ETLE;
g. tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan ETLE.
5. Pokok bahasan:
Pengakhiran dalam penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. cara menghimpun hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas;
b. cara mengunduh 26 kolom berkas pelimpahan Tilang;
c. cara menyerahkan hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas;
d. evaluasi kegiatan Dakgar Lantas;
e. pembuatan laporan hasil Dakgar Lantas dan penggunaan
materi blangko Tilang.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
3. Metode Simulasi
Metode ini digunakan untuk menyimulasikan E-Tilang dan
mekanisme ETLE melalui penayangan video.
4. Metode Praktik
Metode ini digunakan untuk mempraktikkan cara menginput
melalui aplikasi E-Tilang; pemberkasan E-Tilang, meliputi:
lembar tilang, print out briva, blangko BA, penyerahan barang
bukti, label barang bukti; pemberkasan ETLE, meliputi: lembar
tilang, surat konfirmasi, struk pembayaran (jika sudah
membayar) untuk mendapatkan Amar putusan.
2. Bahan:
a. Kertas;
b. Alat tulis;
c. Surat tilang elektronik;
d. Buku Tilang;
e. Blangko Tilang dan label barang bukti;
f. Bahan simulasi berupa skenario dan video;
g. Skenario/video/gambar.
3. Sumber Belajar:
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (KUHAP);
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan jalan;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak pidana;
e. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran
Lalu Lintas;
f. Peraturan Kakorlantas No 6 Tahun 2018 Tentang SOP
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dengan Surat Tilang.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada para
peserta pelatihan;
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 2.140 menit
Tahap inti I: 360 menit (Penyampaian materi)
a. Pelatih/Instruktur menyampaikan materi tentang: konsep
pelanggaran lalu lintas, penindakan pelanggaran lalu
lintas, persiapan penindakan pelanggaran lalu lintas,
pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas dengan
E-Tilang dan ETLE serta pengakhiran dalam penindakan
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 45
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Tagihan / Tugas
1. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil simulasi E-Tilang
berupa blangko Tilang yang sudah diisi.
2. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil praktik aplikasi E-Tilang
berupa screenshot aplikasi E-Tilang dan Briva.
3. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil praktik pemberkasan
E-Tilang berupa lembar tilang, print out briva, blangko BA,
penyerahan barang bukti, label barang bukti.
4. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil praktik pemberkasan
ETLE berupa lembar tilang (screenshot), surat konfirmasi, struk
pembayaran (jika sudah membayar) untuk mendapatkan amar
putusan.
Lembar Kegiatan
SKENARIO A
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
DENGAN METODE TERTANGKAP TANGAN
JENIS
NO PASAL SKENARIO KEGIATAN
PELANGGARAN
1 TANPA PASAL 293 PADA HARI SENIN, 4 APRIL
MENYALAKAN AYAT (2) JO 2021, JAM 07.00 WIB
LAMPU UTAMA PASAL 107 PADA SAAT ANGGOTA
SEPEDA MOTOR AYAT (2) DEDA GATUR POLRES METRO
PADA SIANG RP 100.000 TANGERANG SELATAN
HARI SEDANG MELAKSANAKAN
SKENARIO B
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
DENGAN METODE HUNTING
JENIS
NO PASAL SKENARIO KEGIATAN
PELANGGARAN
1 PENGEMUDI PASAL 290 JO PADA HARI SENIN, 4 APRIL 2021
DAN PASAL 106 JAM 14.30 WIB,
PENUMPANG AYAT KETIKA ANGGOTA GATUR
TIDAK (7) . DENDA SEDANG MELAKUKAN
MENGENAKAN RP 250.000 PENGATURAN LALU LINTAS DI
SABUK DEPAN TRAFFIC LIGHT PUSDIK
KESELAMATAN LANTAS TELAH MELEWAT
DAN HELM. KENDARAAN LOSBAK/PICKNUP
NO.POL B 9047 CF TANPA
RUMAH RUMAH TIDAK
MENGGUNAKAN HELM. OLEH
ANGGOTA DIBERHETIKAN
KEMUDIAN DILAKUKAN
PENINDAKAN DENGAN E TILANG
SKENARIO C
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
DENGAN METODE PEMERIKSAAN DITEMPAT (STASIONER)
JENIS
NO PASAL SKENARIO KEGIATAN
PELANGGARAN
1 MENGEMUDIKA PASAL. 281 PADA HARI SENIN, TANGGAL 4
N KENDARAAN JO PASAL APRIL 2021, JAM 11.00 WIB,
BERMOTOR DI PADA SAAT ADA PEMERIKSAAN
JALAN, TIDAK
77 AYAT (1) DITEMPAT PENGEMUDI MINIBUS
MEMILIKI DENDA AVANSA NO. POL B 1960 CB
SURAT IZIN RP 1.000.000 PADA SAAT DIPERIKSA
MENGEMUDI PETUGAS TIDAK MEMILIKI SIM,
SEHINGGA DITILANG OLEH
PETUGAS DENGAN
MENGGUNAKAN E TILANG.
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN 1
KONSEP PELANGGARAN LALU LINTAS
Kendaraan berjalan
39. Pasal 301 Kendaraan Bermotor 250.000,00
angkutan barang yang tidak
menggunakan jaringan jalan
Sesuai dengan kelas jalan
yang ditentukan
40. Pasal 302 Mengetem, atau melewati 250.000,00
Jaringan jalan selain yang
ditentukan dalam izin trayek
41. Pasal 302 Menurunkan penumpang 250.000,00
selain di tempat
pemberhentian
42. Pasal 302 Melewati jaringan jalan selain 250.000,00
yang ditentukan dalam izin
trayek
43. Pasal 303 Mobil barang untuk 250.000,00
mengangkut orang
44. Pasal 304 Angkutan orang dengan 250.000,00
tujuan tertentu yang
menaikkan atau menurunkan
Penumpang lain di sepanjang
perjalanan
45. Pasal 305 Mengangkut barang khusus 500.000,00
yang tidak memenuhi
ketentuan persyaratan
keselamatan, pemberian
tanda barang, Parkir, bongkar
dan muat, waktu operasi dan
rekomendasi dari instansi
terkait
46. Pasal 306 Angkutan barang tidak
dilengkapi surat muatan
(Pelanggaran Berat)
UU LLAJ NO.22
NO BENTUK PELANGGARAN
TAHUN 2009
1 2 3
Pasal 281 jo Pasal 77
1. Pengemudi tidak memiliki SIM.
ayat (1)
Mengemudi sambil menggunakan Pasal 283 jo Pasal 106
2.
telepon ayat (1)
Pasal 285 ayat (2) jo
Kendaraan Roda 4 atau Lebih tidak Pasal 106 ayat (3) jo
3.
memenuhi persyaratan teknis
Pasal 48 ayat (2)
(Pelanggaran Sedang)
UU LLAJ NO.22
NO BENTUK PELANGGARAN
TAHUN 2009
1 2 3
1. Tidak menggunakan TNKB yang Pasal 280 jo Pasal 68 ayat
ditetapkan oleh Polri. (1)
2. Tidak memberi prioritas bagi Pasal 287 ayat (4) jo
Kendaraan Bermotor yang Pasal 59, Pasal 106
menggunakan peringatan bunyi dan ayat (4) huruf f atau Pasal
sinar yang ditentukan UU 134
3. Melanggar tata cara penggandengan Pasal 287 ayat (6) jo
dan penempelan dengan Kendaraan Pasal 106 ayat (4) huruf h
lain
4. Kendaraan tidak dilengkapi Pasal 288 ayat (1) jo
dengan STNK atau STCK yang Pasal 106 ayat (5) huruf a
ditetapkan oleh Polri.
5. Pengemudi tidak dapat menunjukkan Pasal 288 ayat (2) jo
SIM yang sah. Pasal 106 ayat (5) huruf b
(Pelanggaran Ringan)
UU LLAJ NO.22
NO BENTUK PELANGGARAN
TAHUN 2009
1 2 3
1. Angkutan umum tidak singgah di Pasal 276 jo Pasal 36
Terminal (Kendaraan Bermotor Umum
dalam trayek)
2. Kendaraan Bermotor Roda 4 Atau Pasal 278 jo Pasal 57
Lebih Tidak dilengkapi dengan ban ayat (3)
cadangan, segitigapengaman,
dongkrak, pembuka roda, dan
peralatan pertolongan pertama pada
kecelakaan.
POKOK BAHASAN 2
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
POKOK BAHASAN 3
PERSIAPAN PENINDAKAN PELANGGARAN
LALU LINTAS
POKOK BAHASAN 4
PELAKSANAAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LINTAS DENGAN E-TILANG DAN ETLE
3. Mekanisme E-Tilang
Tilang Online diwujudkan sebagai upaya mempersingkat cara
penindakan pelanggaran lalu lintas dengan menggunakan
aplikasi pada smartphone petugas secara oline terhubung pada
back office dengan database yang terintegrasi antara POLRI,
Kejaksaan, Pengadilan dan Bank.
Layanan tilang online ini diharapkan, pelayanan kepada
6. Mekanisme ETLE
a. Mekanisme ETLE
2) Proses Tilang
Setelah konfirmasi dan pelanggar mengakui
pelanggarannya selanjutnya dilakukan penegakan
hukum dengan tilang dan pelanggar akan mendapatkan
kode BRIVA melalui SMS paling lama 2X24 jam, status
pada aplikasi akan berubah, dari terkonfirmasi menjadi
tertagih.
Penulisan terjadinya pelanggaran pada blanko tilang
disesuaikan dengan hari/tanggal terjadinya Gar Lantas
Untuk penetapan tanggal sidang adalah dua minggu
setelah pelanggar melakukan konfirmasi.
3) Pembayaran denda Tilang
Setelah mendapatkan kode BRIVA pelanggar bisa
membayarkan denda tilang melalui M-banking, ATM
dan Teller bank BRI dengan jumlah denda maksimal
sesuai ketentuan dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan, setelah melakukan
pembayaran maka status di aplikasi ETLE akan
berubah dari tertagih menjadi terbayar.
4) Lembar Tilang
4) Petugas Administrasi
Menerima identitas pelanggar lalu lintas dari petugas
samsat dan melakukan langkah Langkah:
a) Melakukan penindakan pelanggaran lalu intas
dengan menulis pada blanko tilang
b) Menginput no register blanko tilang ke dalam
aplikasi ETLE dan menyalin kode Briva
c) Membuat dan mengirim nota dinas buka blokir ke
Samsat domisili dengan tembusan ke Min STNK
Polda Metro
5) Petugas SAMSAT
Melakukan Blokir STNK di Samsat domisili dilakukan
dengan cara :
a) Memberikan penjelasan tentang mekanisme buka
blikir STNK
b) Menghubungi call center Posko ETLE subdit
Gakkum untuk membeikan identitas elanggar
lalulintas
c) Melakukan pembukaan blokir STNK berdasarkan”
(1) Nota Dinas yang diterima dari Posko ETLE
Subdit Gakum
(2) Bukti Bayar denda Tilang
(3) Notifikasi pada aplikasi ETLE
(1) Website
(a) Mengecek notifikasi website atau email;
(b) Melakukan penindakan pelanggaran
lalu lintas dengan menulis pada blanko
tilang (lembar biru);
(c) Menginput nomor registrasi blanko
tilang ke dalam aplikasi E-Tilang
kemudian menyalin kode Briva;
(d) Mengirim kode Briva via SMS kepada
pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu
lintas melalui nomor handphone hasil
konfirmasi.
(2) Posko ETLE
(a) Menerima konfirmasi dan
mengklarifikasi jenis pelanggaran. Bagi
pelanggar yang diwakili harus
melampirkan surat kuasa, SIM/KTP
(pemilik Ranmor dan/atau pelanggar
lalu lintas dan penerima kuasa) serta
dibuatkan Berita Acara;
(b) Melakukan penindakan pelanggaran
lalu lintas dengan menulis pada blanko
tilang (lembar biru);
(c) Menginput nomor registrasi blanko
tilang ke dalam aplikasi E-Tilang
kemudian menyalin kode Briva;
(d) Mengirim kode Briva via SMS kepada
pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu
lintas melalui nomor handphone hasil
konfirmasi.
c) Menerima konfirmasi dimana pemilik Ranmor
bukan sebagai pelanggar lalu lintas tetapi
diketahui identitas pelanggar melalui:
(1) Website
(a) Mengecek notifikasi website atau email;
(b) Melakukan konfirmasi ke identitas
pelanggar yang dicantumkan dalam
website;
(c)
Apabila identitas pelanggar tidak dapat
dikonfirmasi/tidak mengakui
pelanggarannya, maka dianggap tidak
melakukan konfirmasi;
90 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
POKOK BAHASAN 5
PENGAKHIRAN DALAM PENINDAKAN PELANGGARAN
LALU LINTAS
FORMAT LAPORAN
Rangkuman
1. Pelanggaran Lalu Lintas adalah pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan yang
selanjutnya disebut Pelanggaran LLAJ, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
2. Jenis Pelanggaran Lalu Lintas
a. pelanggaran legalitas pengemudi dan kendaraan bermotor di
jalan;
b. pelanggaran persyaratan perlengkapan dan keselamatan
kendaraan bermotor di jalan;
c. pelanggaran peruntukan angkutan kendaraan bermotor di
jalan; dan
d. pelanggaran tata cara berlalu lintas dan mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan.
3. Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah
serangkaian tindakan yang dilaksanakan oleh penyidik Polri dan
PPNS di bidang lalu lintas dan angkutan jalan terhadap
pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
4. Tujuan Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Dan Penindakan
Pelanggaran LLAJ:
a. Terpenuhinya persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan
bermotor;
b. Terpenuhinya kelengkapan dokumen registrasi dan
identifikasi pengemudi dan Kendaraan Bermotor serta
dokumen perizinan dan kelengkapan Kendaraan Bermotor
angkutan umum;
c. Terdukungnya pengungkapan perkara tindak pidana; dan
d. Terciptanya kepatuhan dan budaya keamanan dan
keselamatan berlalu lintas. (pasal 2 PP No. 80 Thn 2012)
5. Dasar Hukum Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (KUHAP);
b. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang tata
cara pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan
penindakan pelanggaran lalu lintas dan Angkutan jalan;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak pidana;
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian pelanggaran lalu lintas !
2. Jelaskan jenis pelanggaran lalu lintas !
3. Jelaskan bentuk pelanggaran lalu lintas !
4. Jelaskan klasifikasi pelanggaran lalu lintas !
5. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan penindakan
pelanggaran lalu lintas dan tujuan penindakan pelanggaran lalu
lintas !
6. Jelaskan dasar hukum penindakan pelanggaran lalu lintas !
7. Jelaskan petugas penindakan pelanggaran lalu lintas !
8. Jelaskan persiapan administrasi petugas penyidik penindakan
pelanggaran lalu lintas !
9. Jelaskan persiapan peralatan penindakan pelanggaran lalu lintas!
10. Jelaskan persiapan perlengkapan petugas penindakan
pelanggaran lalu lintas !
11. Jelaskan sistem informasi dan komunikasi E-Tilang dan ETLE !
12. Jelaskan metode penindakan pelanggaran lalu lintas !
13. Jelaskan mekanisme E-Tilang !
14. Jelaskan cara menginput aplikasi E-Tilang !
15. Jelaskan tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan
E-Tilang !
16. Jelaskan mekanisme ETLE !
17. Jelaskan tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan ETLE !
18. Jelaskan cara menghimpun hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas !
19. Jelaskan cara mengunduh 26 kolom berkas pelimpahan Tilang !
20. Jelaskan cara menyerahkan hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas !
21. Jelaskan evaluasi kegiatan Dakgar Lantas !
22. Jelaskan pembuatan laporan hasil Dakgar Lantas dan
penggunaan materi blangko Tilang !
LAMPIRAN
SURAT PERINTAH
Nomor : Sprin/ /III/2021
DIPERINTAHKAN
Selesai
Dikeluarkan di : …………..
Pada tanggal : Maret 2021
KAPOLRES …………………
LATIHAN
IYOS ROSIDAH, SH
AKBP NRP. 66080004
10
KAPOLRES ………………..
LATIHAN
IYOS ROSIDAH, SH
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66080004
LABEL TILANG
BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU L INTAS
LABEL TILANG
BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU L INTAS
NOMOR REG BUKTI: REG / / / 2020 NOMOR REG BUKTI: REG / / / 2020
Merk/Type : Merk/Type :
No Rangka : No Rangka :
MelanggarPasal : MelanggarPasal :
Alamat : Alamat :
Merk/Type : Merk/Type :
No Rangka : No Rangka :
MelanggarPasal : MelanggarPasal :
Alamat : Alamat :
Pada hari ini ………………..…… tanggal…………Maret Dua Ribu Dua Puluh Satu sekitar pukul ……..……. WIB
Bertempat diruang kantor Bamin Tilang Polres ………… telah diserahkan hasil penindakan pelanggaran
lalu lintas berupa : ……………………………………………………………………………………………………...
1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………....
5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
6. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
7. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
8. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
9. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
10. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Demikian berita acara hasil penindakan pelanggaran lalu lintas dibuat dengan sebenar-benarnya.
________________ _____________________
Pada hari ini …………….………… tanggal………Maret Dua Ribu Dua Puluh satu sekitar pukul …………….… WIB
Bertempat diruang Sat Reskrim Polres …………… telah diserahkan hasil penindakan pelanggaran lalu lintas
yang diduga hasil kejahatan berupa: …………………………………………………………….
1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………....
5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Demikian berita acara penyerahan barang bukti ini dibuat dengan sebenar-benarnya
________________ _____________________
Mengetahui saksi-saksi
1.--------------------------------
2……………………………………..