Anda di halaman 1dari 155

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAHAN AJAR (HANJAR)


PELATIHAN PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS
BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
BAGI PAMA/BINTARA POLRI
FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


NOMOR : KEP/ 318 /IV/2021 TANGGAL 10 JUNI 2021
KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Salam sejahtera bagi kita semua.

D
engan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya Bahan
Ajar (Hanjar) Pelatihan Penyidik Tindak Pidana Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas Berbasis Elektronik (E-Tilang dan ETLE)
bagi Pama/Bintara Polri Fungsi Teknis Lalu Lintas ini dapat
KOMJEN POL Prof. Dr. H. RYCKO AMELZA diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah ditentukan.
DAHNIEL, M.Si.
KALEMDIKLAT POLRI

Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan
dalam pembangunan nasional. Dengan demikian, seluruh stakeholder dalam
pembinaan dan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan memiliki tanggung
jawab yang dalam hal ini dilaksanakan oleh instansi terkait sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya. Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri) diberikan tanggung jawab oleh pemerintah untuk melakukan pembinaan dan
penyelenggaraan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi,
penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas serta
pendidikan berlalu lintas.

Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu tanggung jawab Polri dalam
penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat
adalah penindakan pelanggaran lalu lintas yaitu serangkaian tindakan yang
dilaksanakan oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas
pada fungsi lalu lintas jalan, terhadap pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
tertentu baik yang dilakukan sendiri-sendiri maupun secara gabungan dengan unsur

II
penegak …..
penegak hukum lainnya sesuai dengan kewenangannya yang ditentukan peraturan
perundang-undangan. Untuk memastikan bahwa penindakan pelanggaran lalu lintas
dilaksanakan secara profesional, transparan, akuntabel serta adanya rasa keadilan,
harus dilaksanakan oleh petugas yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Oleh
karena itu, harus dilakukan pelatihan secara ketat guna terwujudnya petugas
Polantas yang PRESISI.

Era revolusi industri 4.0 merupakan perkembangan teknologi yang sangat progresif.
Era ini melahirkan tuntutan terhadap konversi data dari non-digital menjadi data
digital dari semua penggunaan teknologi. Dengan tersedianya data digital, proses
pertukaran data, analisa data hingga penyimpanan data akan lebih terstruktur dan
mudah dalam pengaksesannya. Efisiensi waktu akan dapat dicapai untuk
pengolahan data dan mempercepat waktu penyajian data yang kemudian dapat
dijadikan acuan sebagai dasar dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan data
yang akurat. Sebagai lini organisasi Korlantas yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan Tilang atas penindakan pelanggaran lalu lintas, Korlantas Polri berinisiatif
untuk mengimplementasi proses digitalisasi kegiatan Tilang (Tindak Pelanggaran)
yang dinamakan E-Tilang (Electronic Tilang) dan ETLE (Electronic Traffic Law
Enforcement).

Saya selaku Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri menyampaikan


apresiasi dan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada narasumber dan tim
kelompok kerja yang telah menyelesaikan Hanjar pelatihan ini, semoga bermanfaat
bagi anggota Polri dengan harapan memiliki kompetensi dan selanjutnya kepada
pengguna/praktisi diharapkan dapat memberikan saran serta kritik yang membangun
untuk perbaikan bahan hanjar pelatihan ini.

Sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 Juni 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Paraf:
1. Konseptor/Ksbg Kurhanjarlat:.........
2. Kabag Kurhanjarlat :…….. Prof. Dr. H. RYCKO AMELZA DAHNIEL, M.Si.
3. Kaurtu Biro Kurikulum : ……. KOMISARIS JENDERAL POLISI
4. Karo Kurikulum :......... iii
5. Kataud Lemdiklat Polri : …….
6. Waka Lemdiklat Polri :……..
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


Nomor: Kep/ 318 /VI/2021

tentang

HANJAR
PELATIHAN PENYIDIK TINDAK PIDANA PENINDAKAN PELANGGARAN
LALU LINTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
BAGI PAMA/BINTARA POLRI FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Menimbang : bahwa dalam rangka penyelenggaraan pelatihan Penyidik Tindak


Pidana Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Berbasis Elektronik
(E-Tilang dan ETLE) bagi Pama/Bintara Polri guna dijadikan dasar
dan pedoman pelaksanaan fungsi teknis Lalu Lintas maka
dipandang perlu menetapkan keputusan.

Mengingat : 1. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor


19 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
3. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor: Kep/2463/XII/2019 tanggal 30 Juni 2020 tentang
Program Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun Anggaran
2021;
4. Surat Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Polri No. Pol. : Skep/461/XII/2007 tanggal 13 Desember 2007
tentang Standar Komponen Kurikulum Pelatihan Polri;
5. Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Polri Nomor: Kep/195/IV/2021 tanggal 8 April 2021 tentang
Kurikulum Pelatihan Penyidik Tindak Pidana Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas Berbasis Elektronik (E-Tilang dan
ETLE) bagi Pama/Bintara Polri.

Memperhatikan: hasil survei/penelitian program pelatihan Polri di kewilayahan pada


tahun 2020 saran serta masukan para pembina Fungsi Teknis
Operasional maupun Pembinaan dan para pelaksana pelatihan Polri.

MEMUTUSKAN.....
2 KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : KEP/ 318 /VI/2021
TANGGAL : 10 JUNI 2021

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


POLRI TENTANG HANJAR PELATIHAN PENYIDIK TINDAK
PIDANA PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS BERBASIS
ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) BAGI PAMA/BINTARA
POLRI FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS

1. mengesahkan Hanjar pelatihan Penyidik Tindak Pidana


Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Berbasis Elektronik
(E-Tilang dan ETLE) bagi Pama/Bintara Polri sebagaimana
tersebut dalam lampiran keputusan ini;

2. hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan


Hanjar pelatihan Penyidik Tindak Pidana Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas Berbasis Elektronik (E-Tilang dan
ETLE) bagi Pama/Bintara Polri yang belum diatur dalam
Hanjar pelatihan fungsi ini akan diatur kemudian, dan sebelum
ada ketentuan baru maka ketentuan yang sudah ada selama
ini serta tidak bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan
tetap berlaku;

3. keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Jakarta


pada tanggal: 10 JUNI 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kepada Yth.:
Prof. Dr. H. RYCKO AMELZA DAHNIEL, M.Si.
Para Ka SPN Polda KOMISARIS JENDERAL POLISI

Paraf :
Tembusan: 1. Konseptor/Ksbg Kurhanjarlat : ..........

1. Kapolri. 2. Kabag Kurhanjarlat : ..........


2. Wakapolri.
3. Irwasum Polri. 3. Kaurtu Rokurikulum : ..........
4. Kakorlantas Polri.
5. Para Kapolda. 4. Karo Kurikulum :............
6. Kapusdik Lantas
5. Kataud Lemdiklat Polri : ..........
Lemdiklat Polri.
6. Wakalemdiklat Polri : ..........
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

IDENTITAS BUKU

PELATIHAN PENYIDIK TP PENINDAKAN DAKGAR LANTAS


BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)

Penyusun :

Tim Pokja Lemdiklat Polri

Editor :

1. Kombes Pol Agus Triatmaja, S.H., S.I.K.


2. AKBP Dr. M. Fahrizal, S.H., M.Si.
3. AKBP Iyos Rosidah S.H.
4. Kompol Irwansyah, S.E., M.M.
5. Penata Hafni Ratna Indah, S.Pd.
6. Pengatur Naning
7. Bripda Hidayah Puspita Wulandari

Hanjar Pelatihan Polri


Penyidik TP Penindakan Dakgar Lantas Berbasis Elektronik (E-Tilang DAN ETLE)

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum dan Hanjar Pelatihan


Biro Kurikulum
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
Tahun 2021

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pelatihan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri

vi PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................. i

Sambutan Kalemdiklat Polri .............................................................................. ii

Keputusan Kalemdiklat Polri .............................................................................. iv

Identitas Buku .................................................................................................... vi

Daftar Isi ............................................................................................................ vii

MODUL 01 KONSEP PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS 1


BERBASIS ELEKTRONIK .................................................

Pengantar ........................................................................... 1

Standar kompetensi ............................................................ 1

Kompetensi dasar .............................................................. 1

Materi pelajaran ................................................................. 2

Metoda pembelajaran ......................................................... 3

Alat/media bahan, dan sumber belajar ............................... 3

Kegiatan pembelajaran ...................................................... 4

Tagihan/tugas .................................................................... 4

Lembar kegiatan ................................................................ 4

Bahan bacaan .................................................................... 5

POKOK BAHASAN 1

E-TILANG .......................................................................... 5

1. Pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang .............. 5

2. Dasar Hukum E-Tilang ............................................... 8

3. Tujuan E-Tilang .......................................................... 8

4. Prinsip E-Tilang .......................................................... 9

5. Sistem E-Tilang .......................................................... 10

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) vii


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
POKOK BAHASAN 2

ETLE ................................................................................... 11

1. Pengertian yang berkaitan dengan ETLE................... 11

2. Dasar Hukum ETLE ................................................... 13

3. Jenis Pelanggaran Terdeteksi Kamera ETLE ............ 13

4. Manfaat ETLE ............................................................ 14

5. Jenis-Jenis ETLE ....................................................... 14

6. Fungsi ETLE .............................................................. 15

Rangkuman ....................................................................... 16

Soal Latihan ....................................................................... 18

MODUL 02 SEJARAH DAN KAPITA SELEKTA PERUNDANG- 19


UNDANGAN E-TILANG DAN ETLE .................................. ............................

Pengantar .......................................................................... 19

Standar kompetensi ............................................................ 19

Kompetensi dasar .............................................................. 19

Materi pelajaran ................................................................. 20

Metoda pembelajaran ........................................................ 21

Alat/media bahan, dan sumber belajar .............................. 21

Kegiatan pembelajaran ...................................................... 22

Tagihan/tugas .................................................................... 23

Lembar kegiatan ................................................................ 23

Bahan bacaan .................................................................... 24

POKOK BAHASAN 1
SEJARAH PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LINTAS ............................................................................... 24

1. Sejarah Tilang Konvensional ...................................... 24

2. Sejarah Tilang Berbasis Elektronik............................. 26

viii PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
UNDANG-UNDANG TERKAIT E-TILANG DAN ETLE ..... 28

1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP . 28

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan ......................................... 29

3. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang


Perubahan atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ............... 29

4. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang


Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di
Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan........................................................... 31

5. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016


tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara
Pelanggaran Lalu Lintas ............................................. 34

6. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan


Kejaksaan RI No. 2/NK/KMA/3/2021, No.
NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun 2021 Tentang
Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan ........................................................... 34

7. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang


Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor ........ 36

Rangkuman ........................................................................ 37

Soal Latihan ....................................................................... 39

MODUL 03 PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS 40


BERBASIS ELEKTRONIK ................................................

Pengantar ........................................................................... 40

Standar kompetensi ............................................................ 40

Kompetensi dasar .............................................................. 40

Materi pelajaran ................................................................. 42

Metoda pembelajaran ......................................................... 44

Alat/media bahan, dan sumber belajar ............................... 44

Kegiatan pembelajaran ...................................................... 45

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) ix


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
Tagihan/tugas .................................................................... 47

Lembar kegiatan ................................................................ 47

Bahan bacaan .................................................................... 50

POKOK BAHASAN 1
KONSEP PELANGGARAN LALU LINTAS ........................ 50

1. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas .......................... 50

2. Jenis Pelanggaran Lalu Lintas ................................... 50

3. Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas ................................ 50

4. Klasifikasi Pelanggaran Lalu Lintas ............................ 53

POKOK BAHASAN 2
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS ............... 58

1. Pengertian yang berkaitan dengan Penindakan 58


Pelanggaran Lalu Lintas dan Tujuan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas .............................................

2. Dasar Hukum Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas .. 60

3. Petugas Pelanggaran Penindakan Pelanggaran Lalu 60


Lintas ..........................................................................

POKOK BAHASAN 3
PERSIAPAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU 62
LINTAS ...............................................................................

1. Persiapan Administrasi Petugas Penyidik 62


Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas .........................

2. Persiapan Peralatan Penindakan Pelanggaran Lalu 62


Lintas ..........................................................................

3. Persiapan Perlengkapan Petugas Penindakan 67


Pelanggaran Lalu Lintas .............................................

POKOK BAHASAN 4
PELAKSANAAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU 68
LINTAS DENGAN E-TILANG DAN ETLE ..........................

1. Sistem Informasi dan Komunikasi E-Tilang dan ETLE 68

2. Metode Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas ............ 71

x PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Mekanisme E-Tilang................................................... 73

4. Cara Menginput Aplikasi E-Tilang .............................. 74

5. Tugas Tanggung Jawab CJS dalam Pelaksanaan 75


E-Tilang ......................................................................

6. Mekanisme ETLE ....................................................... 76

7. Tugas Tanggung Jawab CJS dalam Pelaksanaan 86


ETLE ..........................................................................

POKOK BAHASAN 5
PENGAKHIRAN DALAM PENINDAKAN 94
PELANGGARAN LALU LINTAS ........................................

1. Cara Menghimpun Hasil Penindakan Pelanggaran 94


Lalu Lintas ..................................................................

2. Cara Mengunduh 26 Kolom Berkas Pelimpahan 96


Tilang..........................................................................

3. Cara Menyerahkan Hasil Penindakan Pelanggaran 97


Lalu Lintas ..................................................................

4. Evaluasi Kegiatan Dakgar Lantas ............................. 98

5. Pembuatan Laporan Hasil Dakgar Lantas dan 98


Penggunaan Materi Blangko Tilang ...........................

Rangkuman ......................................................................... 101

Soal Latihan ....................................................................... 103

Lampiran ............................................................................. 104

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) xi


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

KONSEP PENINDAKAN
MODUL PELANGGARAN LALU LINTAS
01 BERBASIS ELEKTRONIK
6 JP (270 menit)

Pengantar
Modul konsep penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik
membahas materi tentang: pengertian yang berkaitan dengan
E-Tilang, dasar hukum E-Tilang, tujuan E-Tilang, prinsip E-Tilang,
sistem E-Tilang, pengertian yang berkaitan dengan ETLE, dasar
hukum ETLE, jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE, manfaat
ETLE, jenis-jenis ETLE, fungsi ETLE.

Tujuan diberikan materi ini agar peserta pelatihan memahami


E-Tilang dan ETLE.

Standar Kompetensi
Memahami penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik.

Kompetensi Dasar

1. Memahami E-Tilang.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang;
b. Menjelaskan dasar hukum E-Tilang;
c. Menjelaskan tujuan E-Tilang;
d. Menjelaskan prinsip E-Tilang;
e. Menjelaskan sistem E-Tilang.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 1


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Memahami ETLE.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian yang berkaitan dengan ETLE;
b. Menjelaskan dasar hukum ETLE;
c. Menjelaskan jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE;
d. Menjelaskan manfaat ETLE;
e. Menjelaskan jenis-jenis ETLE;
f. Menjelaskan fungsi ETLE.

Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
E-Tilang
Sub pokok bahasan:
a. pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang;
b. dasar hukum E-Tilang;
c. tujuan E-Tilang;
d. prinsip E-Tilang;
e. sistem E-Tilang.

2. Pokok bahasan:
ETLE
Sub pokok bahasan:
a. pengertian yang berkaitan dengan ETLE;
b. dasar hukum ETLE;
c. jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE
d. manfaat ETLE;
e. jenis-jenis ETLE;
f. fungsi ETLE.

2 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang konsep
penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.

Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/media:
a. Flipchart;
b. Laptop;
c. LCD;
d. White board;
e. Laser point.
2. Bahan:
a. Kertas;
b. Alat tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (KUHAP);
b. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan jalan;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak pidana;
e. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran
Lalu Lintas;
f. Peraturan Kakorlantas No 6 Tahun 2018 Tentang SOP
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dengan Surat Tilang.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 3


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada para
peserta pelatihan;
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 250 menit
a. Pelatih/Instruktur menyampaikan materi tentang:
pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang, dasar hukum
E-Tilang, tujuan E-Tilang, prinsip E-Tilang, sistem E-
Tilang, pengertian yang berkaitan dengan ETLE, dasar
hukum ETLE, jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE,
manfaat ETLE, jenis-jenis ETLE, fungsi ETLE.
b. Pelatih/instruktur memberi kesempatan peserta pelatihan
untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan
cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
pelatihan;
b. Pelatih/instruktur memberikan ulasan secara umum terkait
dengan proses pembelajaran dan merumuskan learning
point yang dikaitkan dengan pelaksanaan tugas;
c. Pelatih/instruktur melakukan evaluasi dan menutup
pembelajaran.

Tagihan / Tugas
--------------------------------

Lembar Kegiatan
--------------------------------

4 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1
E-TILANG

1. Pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang


a. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Polri adalah Kepolisian Nasional yang merupakan
satu kesatuan dalam melaksanakan peran memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri.
b. Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Kakorlantas Polri adalah
pimpinan organisasi dan penanggung jawab
penyelenggaraan fungsi lalu lintas Polri
c. Standar Operasional Prosedur Penindakan Pelanggaran Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan dengan surat tilang elektronik
selanjutnya disebut S.O.P E-Tilang adalah serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan bagi pengemban Fungsi
Teknis Lalu Lintas Polri mengenai bagaimana proses
penyelenggaraan penindakan pelanggaran lalu lintas dan
angkutan jalan dilakukan dengan surat tilang elektronik.
d. Pelanggaran adalah pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan yang
selanjutnya disebut Pelanggaran LLAJ, berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan.
e. Pelanggaran LLAJ tertentu adalah Pelanggaran LLAJ yang
diselesaikan menurut acara pemeriksaan cepat tanpa dihadiri
oleh terdakwa di sidang pengadilan dengan mewajibkan
terdakwa menyetorkan uang titipan denda melalui Bank
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f. Acara pemeriksaan cepat adalah tata cara dan prosedur
penyelesaian perkara Pelanggaran LLAJ tertentu
berdasarkan Hukum Acara Pidana Negara Republik
Indonesia.
g. Penyidik adalah penyidik Polri yang bertugas pada Fungsi
Lalu Lintas Polri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 5


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

h. Penyidik Pembantu adalah penyidik pembantu pada Fungsi


Lalu Lintas Polri sesuai dengan peraturan
perundang1undangan.
i. Petugas Penindak adalah Penyidik dan Penyidik Pembantu
pada fungsi lalu lintas Polri.
j. Penindakan Pelanggaran LLAJ dengan Sistem E–Tilang
yang selanjutnya disebut E-Tilang, adalah proses penyidikan
dan penuntutan menurut acara pemeriksaan cepat
Pelanggaran LLAJ tertentu dengan menggunakan Surat
Tilang Elektronik.
k. Sistem E-Tilang adalah jaringan kerja prosedur Polri,
Perbankan, Pengadilan dan Kejaksaan yang saling
berkaitan, bekerja sama dan berinteraksi dalam penyelesaian
perkara pelanggaran LLAJ tertentu, untuk mewujudkan
tujuan penegakan hukum Undang-Undang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
l. Informasi Pelanggaran adalah satu atau sekumpulan data
elektronik Pelanggaran, berupa tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat
elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
m. Dokumen E-Tilang adalah setiap Informasi Pelanggaran
LLAJ yang dibuat secara elektronik, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau
Sistem Elektronik berupa tulisan, suara, gambar, peta, foto
atau sejenisnya, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki arti yang dapat dipahami.
n. Surat Tilang adalah catatan penyidik sebagai bukti terjadinya
Pelanggaran LLAJ tertentu yang dilakukan seseorang dan
mengenai kewajiban pelanggar yang harus dilaksanakan
untuk penyelesaian perkara pelanggaran yang dilakukannya.
o. Surat Tilang Elektronik adalah Surat Tilang dengan format
yang ditetapkan untuk alat penindakan perkara pelanggaran
LLAJ tertentu yang tanpa dihadiri oleh terdakwa di sidang
pengadilan dengan mewajibkan terdakwa menyetorkan uang
titipan denda secara elektronik melalui Bank untuk
penyelesaian perkaranya sesuai dengan peraturan
perundang undangan.
p. Berkas perkara adalah surat tilang elektronik yang terdiri atas
5 (lima) lembar warna yang berbeda berdasarkan fungsi dan
peruntukannya, beserta barang bukti pelanggaran.

6 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

q. Tabel pelanggaran adalah daftar Pelanggaran LLAJ tertentu


yang diselesaikan dengan sistem E-Tilang.
r. Uang Titipan Denda Tilang adalah uang yang disetorkan oleh
Pelanggar LLAJ ke Bank atas perintah penyidik demi hukum,
sebesar ancaman denda Undang-Undang sebagai titipan
denda yang akan ditetapkan Pengadilan menjadi uang denda
atas pelanggaran LLAJ yang dilakukan oleh seseorang,
s. Uang Denda Tilang ialah sejumlah uang yang ditetapkan
oleh hakim dalam sidang pengadilan sebagai sanksi pidana
bagi pelaku pelanggaran Peraturan Perundang-undangan
lalu lintas dan angkutan jalan.
t. Uang sisa Titipan Denda Tilang adalah uang milik pelanggar
LLAJ pada Bank yang berasal dari sisa pengurangan uang
Titipan Denda Tilang dengan Uang Denda dan Biaya Perkara
atas penyelesaian perkara Pelanggaran LLAJ yangdiputus
oleh pengadilan lebih kecil dari uang yang dititipkan
pelanggar di Bank.
u. Rekening Tilang Nasional 1 yang selanjutnya
disingkatsebagai Rekening TN-1, adalah rekening Bank yang
menampung Uang Titipan Denda dari Pelanggar LLAJ yang
tidak menghadiri sidang di pengadilan sebelum diputuskan
besarnya denda oleh pengadilan.
v. Rekening Tilang Nasional 2 yang selanjutnya
disingkatsebagai Rekening TN-2 adalah rekening Bank yang
menampung uang denda dan biaya perkara Pelanggaran
LLAJ yang berasal dari pendebetan dan pemindahbukuan
uang pelanggar dari Rekening TN-1 setelah diputus oleh
Pengadilan yang selanjutnya dilimpahkan kepada Rekening
Kas Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak.
w. Rekening Tilang Nasional 3 yang selanjutnya disingkat
sebagai Rekening TN-3 adalah rekening Bank yang
menampung sementara Uang Sisa Titipan Denda Tilang, dan
dapat diambil sewaktu-waktu oleh pelanggar.
x. Teller adalah individu yang bertugas di unit kerja Bank untuk
melayani masyarakat pemohon layanan Bank dalam
melakukan transaksi keuangan.
y. Automatic Teller Machine yang selanjutnya disingkat ATM
adalah perangkat elektronik yang dapat melayani transaksi
keuangan yang berfungsi sebagai pengganti Teller.
z. Electronic Data Capture yang selanjutnya disingkat EDC
adalah perangkat elektronik yang berfungsi sebagai
pengantar data transaksi untuk kemudian diteruskan ke
switching system Bank dan juga berfungsi sebagai alat
pembaca data yang terdapat di dalam kartu ATM.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 7


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

aa. Surat Perintah Pelimpahan adalah surat yang dibuat oleh


jajaran kejaksaan kepada Bank penerima setoran uang
Titipan Denda Tilang berdasarkan putusan pengadilan untuk
melimpahkan dan memindahbukukan uang titipan denda dari
Rekening TN-1 ke Rekening TN-2 untuk denda dan biaya
perkara, dan ke Rekening TN-3 untuk dikembalikan kepada
pelanggar apabila putusan pengadilan lebih kecil dari uang
yang dititipkan pelanggar di Bank.
bb. Pemblokiran adalah tindakan kepolisian untuk memberikan
tanda pada data registrasi dan identifikasi kendaraan
bermotor tertentu yang merupakan pembatasan sementara
terhadap status operasional kendaraan bermotor sebagai
daya paksa pelaksanaan pembayaran denda pelanggaran.

2. Dasar Hukum E-Tilang


a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
c. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
d. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
e. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas;
f. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan RI
No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun
2021 Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
g. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan
Identifikasi Kendaraan Bermotor.

3. Tujuan E-Tilang
a. Sentralisasi data pelanggaran nasional
Dengan proses sentralisasi data maka banyak proses yang
akan dilakukan dengan cepat seperti perhitungan insentif
petugas, pengolahan data performa petugas, dll.
b. Membangun budaya perilaku anti korupsi pada aparatur yang
bertugas pada pelayanan public
Dengan proses pembayaran yang hanya dapat dilakukan
melalui bank, maka akan menghindari praktik pungli yang
kerap kali menjadi momok bagi petugas ketika melakukan
8 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tindakan.
c. Membangun system pelayanan publik yang mudah di akses,
lebih cepat, bebas calo dan berbasis IT
Sistem etilang terkoneksi langsung dengan bank dalam hal
ini BRI dengan sistem briva (bri virtual account). Pelanggar
dapat melakukan proses pembayaran denda maupun titipan
denda melalui channel perbankan.
d. Membangun budaya tertib berlalu lintas
Dengan proses etilang yang cepat dan transparan, akan
menumbuhkan kepercayaan publik terhadap proses
penindakan dari pelanggaran lalu lintas.
e. Menekan/mengurangi jumlah pelanggaran & kecelakaan lalu
lintas.
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran berlalu-lintas di
masyarakat, akan berpengaruh kepada trend positif terhadap
angka statistik pelanggaran maupun kecelakaan lalu lintas.
f. Sebagai landasan pada sistem pengujian SIM, edukasi dan
program-program polantas lainya.
Dengan data-data pelanggaran yang tersaji sebagai Traffic
Attitude Report dan implementasi Demerit Point System,
Edukasi & Sertifikasi pengendara akan menjadi optimal
dalam hal mitigasi prilaku berkendara serte pencegahan
pelanggaran dimasa mendatang.

4. Prinsip E-Tilang
a. Kemudahan dan kejelasan, yaitu harus dapat dengan mudah
dimengerti dan diterapkan oleh semua petugas Polri
Penindak dan pelaksana operasional sistem teknologi
informasi dan komunikasi Pelanggaran LLAJ;
b. Efisiensi dan efektivitas, yaitu prosedur E-Tilang
harussederhana, cepat, dan mudah dilaksanakan serta
berdampak pada menurunnya pelanggaran LLAJ;
c. Keselarasan dan keterpaduan, yaitu prosedur yang
ditetapkan harus selaras dengan prosedur-prosedur standar
pelaksanaan E1Tilang yang dilaksanakan oleh internal Polri
maupun Bank, pengadilan dan kejaksaan;
d. Transparan, yaitu keterbukaan kepada masyarakat luas
dalam memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur
sehingga masyarakat mempunyai kesempatan berpartisipasi
bagi pengembangan sistem E-Tilang;
e. Berkelanjutan, yaitu pengembangan penerapan E-Tilang di
seluruh wilayah satuan Polri melalui program prioritas

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 9


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pelaksanaan.

5. Sistem E-Tilang
Sistem Penindakan Pelanggaran dengan E-Tilang dilaksanakan
menurut acara pemeriksaan cepat pelanggaran lalu lintas tanpa
dihadiri pelanggar di sidang Pengadilan, dengan mewajibkan
pelanggar menyetorkan uang titipan denda secara elektronik
melalui Bank untuk penyelesaian perkaranya.
a. dilaksanakan oleh penyidik atau penyidik pembantu/petugas
Penindak pada fungsi Lalu Lintas Polri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Menyerahkan langsung berkas perkara E-Tilang ke
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Penyidik atau penyidik pembantu melaksanakan penindakan
pelanggaran LLAJ tertentu dengan sistem E-Tilang,
menggunakan:
1) surat tilang elektronik;
2) telepon genggam sistem android (smartphone
E-Tilang); dan
3) alat transaksi elektronik perbankan untuk penyetoran
uang titipan denda secara elektronik melalui Bank.
d. Penggunaan surat tilang elektronik, smartphone E-Tilang dan
alat transaksi elektronik perbankan yang terintegrasi dan
berinteraksi dengan sistem informasi dan komunikasi
E-Tilang untuk penyetoran uang titipan denda secara
elektronik, dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama
antara Polri dan Kejaksaan dengan Bank yang ditunjuk
sebagai penampung uang titipan denda Tilang sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan.

10 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
ETLE

1. Pengertian yang berkaitan dengan ETLE


a. Electronic Traffic Law Enforcement atau disingkat ETLE
adalah Sistem penegakan hokum dibidang lalu lintas
berbasis teknologi informasi dengan menggunakan
perangkat elektronik yang dapat mendeteksi berbagai jenis
pelanggaran lalu lintas dan menyajikan data kendaraan
bermotor secara otomatis;
b. Lalu Lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan system
yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan,
pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya;
c. Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu
lintas jalan;
d. Pelanggaran lalu lintas adalah pelanggaran tertentu terhadap
peraturan perundangan undangan di bidang lalu lintas dan
angkutan jalan yang terdeksi oleh perangkat ETLE;
e. Kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat Ranmor
adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh peralatan
mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di
atas rel;
f. Jaringan Internet (Interconnected Network) adalah jaringan
komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan
computer dan fasilitas computer yang terorganisasi di seluruh
dunia melalui telepon atau satelit ber-internet melakukan
hubungan melalui jaringan internet;
g. Kamera e-Police adalah kamera yang dapat mendeteksi jenis
pelanggaran marka dan lampu lalu lintas;
h. Kamera Check Point adalah kamera yang dapat mendeteksi
jenis pelanggaran ganjil genap, tidak, menggunakan sabuk
keselamatan dan penggunaan ponsel oleh pengemudi mobil;
i. Database adalah kumpulan informasi yang disimpan di
dalam computer secara sistematik sehingga dpat diperiksa
mengguakan suatu program computer untuk memperoleh
informasi dari absis data tersebut;
j. Network Video Recorder (NVR) adalah program
softwareyang merekam video menjadi format digital ke dalam
disk drive, USB flash drive, kartu memori atau perangkat
penyimpanan massal lainnya;

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 11


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

k. Petugas pelaksana adalah petugas yang bertanggung jawab


melaksanakan serangkaian kegiatan penegakan hukum
bidang lalu lintas secara elektronik;
l. Kode BRI Virtual Account atau disingkat BRIVA adalah
serangkaian kode unik yang terdiri dari beberapa digit
sebagai nomor rekening tujuan pembayaran denda tilang;
m. Sistem ganjil genap adalah salah satu kebijakan dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalm rangka membatasi
kendaraan bermotor pada ruas jalan tertentu untuk
mengurangi kemacetan lalu lintas di kota Jakarta;
n. Elektronic Registration and Identification (ERI) adalah Sistem
pendataan registrasi dan identifikasi (Regident) secara
elektronik yang dikerjakan pada bagian BPKB sebagai
landasan keabsahan kepemilikan dan asal usul kendaraan
bermotor, dilanjutkan pada bagian STNK dan TNKB sebagai
legitimasi pengoperasian;
o. Vehicle Warning System adalah sistem perangkat ETLE
yang dapat memberikan tanda peringatan terhadp Ranmor
dengan TNKB yang telah dimasukkan ke dalam daftar
pencarian Ranmor yang mana tidak sesuai dan pada saat
terekam perangkat ETLE;
p. Blokir adalah tindakan Kepolisan untuk memberikan tanda
pada data Elektronic Registration and Identification (ERI)
tertentu yang merupakan pembatasan sementara terhadap
status kepemilikan ataupun operasional Ranmor terkait
dengan perkatra pidana, perdata dan/atau pelanggaran lalu
lintas;
q. Bukti pelanggaran yang selanjutnya disebut dengan Tilang
adalah alat bukti pelanggaran tertentu di bidang lalu lintas
dan angkutan jalan dengan format tertentu yang telah
ditetapkan;
r. Tanda nomor kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat
TNKB adalah tanda berbentuk plat yang dipasang pada
kendaraan bermotor berfungsi sebagai bukti registrasi dan
identifikasi kendaraan bermotor berisikan nomor registrasi
dan masa berlaku yang diterbitkan Polri dengan spesifikasi
teknis tertentu;
s. E-Tilang adalah mekanisme penindakan pelanggaran lalu
lintas dengan mengunakan aplikasi secara online dengan
database yang terintegrasi antara Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri) dengan Kejaksaan, Pengadilan,
Bank BRI, yang diisi oleh petugas pada format tertentu
sehingga dapat diperoleh kode Briva;
t. Surat konfirmasi adalah surat dengan format tertentu yang
dibuat setelah ditemukan adanya dugaan pelanggaran lalu
12 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

lintas yang terekam perangkat ETLE selanjutnya dikirim


kepada pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalulintas sesuai
alamat yang terdapat pada database Electronic Registrattion
and Identification (ERI) dan kemudian dilakukan konfirmasi;
u. Konfirmasi adalah serangkaian tindakan baik secara manual
dengan mengirim kembali surat konfirmasi ke alamat Posko
ETLE atau mendatangi Posko ETLE maupun secara digital
melalui Website yang dilakukan oleh pemilik Ranmor
dan/atau pelanggar lalu lintas dalam jangka waktu yang telah
ditentukan untuk memberikan penjelasan secara terperinci
terkait pelanggaran lalu lintas;
v. Autentifikasi adalah suatu proses, cara dan perbuatan
membuktikan sesuatu secara autentik.

2. Dasar Hukum ETLE


a. Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah No 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas;
d. Peraturan Kapolri No 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan
Idenifikasi Kendaraan Bermotor.

3. Jenis Pelanggaran Terdeteksi Kamera ETLE


a. Pelanggaran APIL (alat pemberi isyarat lalu lintas)/Traffic
Light (menerobos lampu merah);
b. Pelanggaran marka stop line;
c. Pelanggaran Ganjil Genap;
d. Tidak mengenakan sabuk keselamatan;
e. Menggunakan ponsel saat berkendara;
f. Pelanggaran batas kecepatan;
g. Pelanggaran melawan arus;
h. Pelanggaran tidak menggunakan helm;
i. Pelanggaran pembatasan jenis kendaraan tertentu pada
kawasan/jalur tertentu (Jalur Busway/Flyover);
j. Pelanggaran keabsahan STNK/belum melakukan
perpanjangan STNK.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 13


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4. Manfaat ETLE
a. Kepastian hukum adalah Terwujudnya Efektifitas penegakan
hukum jaminan asas transparansi dan kepastian hukum yang
dibuktikan secara scientific berdasarkan rekaman hasil bukti
pelanggaran;
b. Smart city adalah Bentuk kontribusi Polri dalam mewujudkan
Jakarta sebagai Smart City dan sejalan dengan Reformasi
Birokrasi;
c. Peningkatan PAD (Pendapatan Anggaran Daerah) adalah
Meningkatkan Pendapatan Anggaran Daerah Prov dari
Sektor Pajak Ranmor khususnya Bea Balik Nama (ETLE)
memberikan dampak tertib administrasi kepemilikan Ranmor;
d. Budaya tertib berlalu lintas adalah Meningkatkan Budaya
Tertib masyarakat dalam berlalulintas yang merupakan
deterrence effect dari adanya sistem ETLE;
e. Mendukung program pemerintah adalah menjadi triger
support terhadap program pemerintah lainnya (sebagai
contoh : penerapan pembatasan kendaraan Ganjil- Genap);
f. Pencegahan penyebaran Covid-19 adalah Mengurangi
interaksi dan kemungkinan penularan virus covid 19 dari
petugas ke masyarakat atau sebaliknya.

5. Jenis-Jenis ETLE
a. Jenis kamera ETLE
1) Kamera e-Police (Automatic Number Plate Recognition)
merupakan Kamera yang secara otomatis dapat
mendeteksi pelanggaran (APIL DAN MARKA) dan
mengcapture plat nomor kendaraan untuk kemudian
disinkronkan dengan database kendaraan;
2) Kamera check point Merupakan Kamera yang secara
otomatis dapat mendeteksi dan mengcapture
Kendaraan yang melakukan pelanggaran (tidak
memakai sabuk keselamatan, menggunakan ponsel
saat mengemudi) serta terkoneksi dengan aplikasi
pengolahan data/analisa situasi lalu lintas dan juga
memiliki fitur ANPR.
b. Jenis perangkat ETLE
1) ETLE portabel
ETLE Portabel adalah Peralatan khusus yang melekat
pada Petugas penindak untuk dipergunakan secara
bergerak/mobile, baik yang digenggam maupun
terpasang atau dibawa di kendaraan dinas dan/atau
dipindah pindahkan di ruang lalu lintas digunakan
14 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

secara bergerak/mobile oleh Petugas Penindak;


2) ETLE permanen
ETLE Permanen adalah Instrumen Elektronik yang
dipasang secara permanen dengan tiang penyangga
(Gantry) pada bagian jalan/ruang lalu lintas dan
terkoneksi dengan terminal kerja petugas ETLE.

6. Fungsi ETLE
Fungsi kamera ETLE adalah:
a. Traffic Law Enforcement management (Manajemen
Penegakan Hukum Lalu Lintas);
b. Traffic Analysis (Untuk memudahkan Analisa Lalu Lintas).

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 15


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Penindakan Pelanggaran LLAJ dengan Sistem E-Tilang yang
selanjutnya disebut E-Tilang, adalah proses penyidikan dan
penuntutan menurut acara pemeriksaan cepat Pelanggaran LLAJ
tertentu dengan menggunakan Surat Tilang Elektronik.
2. Dasar Hukum E-Tilang
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
c. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
d. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
e. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas;
f. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan RI
No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun
2021 Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
g. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan
Identifikasi Kendaraan Bermotor
3. Tujuan E-Tilang
a. Sentralisasi data pelanggaran nasional;
b. Membangun budaya perilaku anti korupsi pada aparatur yang
bertugas pada pelayanan public;
c. Membangun system pelayanan publik yang mudah di akses,
lebih cepat, bebas calo dan berbasis IT;
d. Membangun budaya tertib berlalu lintas;
e. Menekan/mengurangi jumlah pelanggaran & kecelakaan lalu
lintas;
f. Sebagai landasan pada sistem pengujian SIM, edukasi dan
program-program polantas lainya.
4. Prinsip E-Tilang
a. Kemudahan dan kejelasan;
b. efisiensi dan efektivitas;
c. keselarasan dan keterpaduan;

16 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d. transparan;
e. berkelanjutan.
5. Electronic Traffic Law Enforcement atau disingkat ETLE adalah
Sistem penegakan hokum dibidang lalu lintas berbasis teknologi
informasi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dapat
mendeteksi berbagai jenis pelanggaran lalu lintas dan
menyajikan data kendaraan bermotor secara otomatis
6. Dasar Hukum ETLE
a. Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah No 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas;
d. Peraturan Kapolri No 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan
Idenifikasi Kendaraan Bermotor.
7. Jenis Pelanggaran Terdeteksi Kamera ETLE
a. Pelanggaran APIL (alat pemberi isyarat lalu lintas)/Traffic
Light (menerobos lampu merah);
b. Pelanggaran marka stop line;
c. Pelanggaran Ganjil Genap;
d. Tidak mengenakan sabuk keselamatan;
e. Menggunakan ponsel saat berkendara;
f. Pelanggaran batas kecepatan;
g. Pelanggaran melawan arus;
h. Pelanggaran tidak menggunakan helm;
i. Pelanggaran pembatasan jenis kendaraan tertentu pada
kawasan/jalur tertentu (Jalur Busway/Flyover);
j. Pelanggaran keabsahan STNK/belum melakukan
perpanjangan STNK.
8. Manfaat ETLE
a. Kepastian hukum;
b. Smart city;
c. Peningkatan PAD (Pendapatan Anggaran Daerah);
d. Budaya tertib berlalu lintas;
e. Mendukung program pemerintah;
f. Pencegahan penyebaran Covid-19.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 17


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

9. Jenis kamera ETLE


a. Kamera e-Police (Automatic Number Plate Recognition);
b. Kamera check point.
10. Jenis perangkat ETLE
a. ETLE portable;
b. ETLE permanen.
11. Fungsi kamera ETLE adalah:
a. Traffic Law Enforcement management (Manajemen
Penegakan Hukum Lalu Lintas);
b. Traffic Analysis (Untuk memudahkan Analisa Lalu Lintas).

Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan E-Tilang !
2. Jelaskan dasar hukum E-Tilang !
3. Jelaskan tujuan E-Tilang !
4. Jelaskan prinsip E-Tilang !
5. Jelaskan sistem E-Tilang !
6. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan ETLE !
7. Jelaskan dasar hukum ETLE !
8. Jelaskan jenis pelanggaran terdeteksi kamera ETLE !
9. Jelaskan manfaat ETLE !
10. Jelaskan jenis-jenis ETLE !
11. Jelaskan fungsi ETLE !

18 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEJARAH DAN KAPITA SELEKTA


MODUL PERUNDANG-UNDANGAN E-TILANG
02 DAN ETLE
4 JP (180 menit)

Pengantar
Modul sejarah dan kapita selekta perundang-undangan E-Tilang dan
ETLE membahas materi tentang: sejarah penindakan pelanggaran
lalu lintas serta Undang-Undang terkait E-Tilang dan ETLE.

Tujuan diberikan materi ini agar peserta pelatihan memahami sejarah


dan kapita selekta perundang-undangan E-Tilang dan ETLE.

Standar Kompetensi
Memahami sejarah dan perundang-undangan E-Tilang dan ETLE.

Kompetensi Dasar

1. Memahami sejarah penindakan pelanggaran lalu lintas.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan sejarah Tilang konvensional;
b. Menjelaskan sejarah Tilang berbasis elektronik.

2. Memahami Undang-Undang terkait E-Tilang dan ETLE.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang
KUHAP;
b. Menjelaskan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
c. Menjelaskan Undang-Undang No. 19 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 11 Tahun

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 19


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;


d. Menjelaskan Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012
tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di
Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
e. Menjelaskan Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun
2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara
Pelanggaran Lalu Lintas;
f. Menjelaskan Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan
Kejaksaan RI No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021,
dan No. 3 Tahun 2021 Tentang Penegakan Hukum di
bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
g. Menjelaskan Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012
tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor.

Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
Sejarah penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. sejarah Tilang konvensional;
b. sejarah Tilang berbasis elektronik.

2. Pokok bahasan:
Undang-Undang terkait E-Tilang dan ETLE.
Sub pokok bahasan:
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
c. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
d. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
e. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu
Lintas;

20 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

f. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan


RI No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3
Tahun 2021 Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
g. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi
dan Identifikasi Kendaraan Bermotor.

Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang sejarah
dan kapita selekta perundang-undangan E-Tilang dan ETLE.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.

Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/media:
a. Flipchart;
b. Laptop;
c. LCD;
d. White board;
e. Laser point.
2. Bahan:
a. Kertas;
b. Alat tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
c. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik;
d. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 21


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;


e. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas;
f. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan RI
No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3
Tahun 2021 Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
g. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi
dan Identifikasi Kendaraan Bermotor.

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada para
peserta pelatihan;
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 160 menit
a. Pelatih/Instruktur menyampaikan materi tentang: sejarah
penindakan pelanggaran lalu lintas serta Undang-Undang
terkait E-Tilang dan ETLE.
b. Pelatih/instruktur memberi kesempatan peserta pelatihan
untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan
cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
pelatihan;
b. Pelatih/instruktur memberikan ulasan secara umum terkait
dengan proses pembelajaran dan merumuskan learning
point yang dikaitkan dengan pelaksanaan tugas;
c. Pelatih/instruktur melakukan evaluasi dan menutup
pembelajaran.

22 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tagihan / Tugas
--------------------------------

Lembar Kegiatan
--------------------------------

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 23


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1
SEJARAH PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

1. Sejarah Tilang Konvensional


a. Tilang generasi pertama tahun 1971
Sistem penyelesaian perkara dengan Tilang telah dimulai
pada tahun 1971 di bawah UU Nomor 3 tahun 1965 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (UU LLAJR no.3 Tahun
1965), Dalam periode ini aparat penegak hukum mulai
merisaukan masalah pelanggaran lalu lintas yang semakin
meningkat, dan diperlukan penyelesaian perkara yang cepat,
sederhana dan tuntas, karena dalam UU LLAJR No. 3 Tahun
1965 besar denda seluruh pelanggaran lalu lintas hanya
Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Sementara itu alat utama
penindakan pelanggaran lalu lintas belum sama di seluruh
daerah.
Dalam masa ini Polri telah melakukan studi di beberapa
Negara untuk mempelajari cara penyelesaian pelanggaran
lalu lintas dengan tuntas dan cepat.
Sistem Tilang generasi pertama diadopsi dari Ticket System”
yang saat itu sudah diterapkan di berbagai Negara maju dan
Negara berkembang.
Namun demikian Tilang di era ini tidak terdengar gaungnya
dalam sejarah penegakan hukum lalu lintas. Dimungkinkan
penyebabnya adalah masalah hukum acara saat itu (tahun
1971) yang masih menggunakan HIR (herzien inlandsch
reglement) yang sering diterjemahkan menjadi “reglemen
indonesia yang diperbaharui”(RIB), yaitu hukum acara dalam
perkara perdata maupun pidana yang berlaku di pulau jawa
dan madura. Adapun hukum acara pidana karya Bangsa
indonesia sendiri, yaitu KUHAP (UU No. 8 tahun 1981) lahir
tahun 1981.

b. Tilang generasi kedua tahun 1993


Tilang generasi kedua, merupakan terobosan hukum
lembaga sistem peradilan pidana pada masa transisi selama
penangguhan pelaksanaan UU Nomor 14 tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ Nomor 14
tahun 1992). UU tersebut seharusnya berlaku mulai tanggal
24 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

17 September 1992, menggantikan UU LLAJR Nomor 3


Tahun 1965.
Pemerintah menangguhkan UU LLAJ Nomor 14 Tahun 1992
selama setahun lantaran masyarakat menolak UU LLAJ yang
baru tersebut. Penolakan masyarakat dilatarbelakangi
ancaman pidana UU LLAJ No.14 tahun 1992 yang sangat
tinggi untuk pelanggaran lalu lintas bila dikontraskan dengan
kondisi ekonomi (standar kemampuan kebutuhan hidup)
masyarakat saat itu. Contoh, pelanggaran menggunakan
“kendaraan bermotor yang tidak sesuai peruntukan atau tidak
laik jalan atau tidak sesuai dengan kelas jalan yang
dilaluinya” (Pasal 55) besar denda hingga Rp. 12.000.000,-
(dua belas juta rupiah). Demikian juga pelanggaran
“kendaraan bermotor yang tidak didaftarkan” (tidak dilengkapi
dengan STNK) besar ancaman denda adalah Rp. 6.000.000,-
(enam juta rupiah).
Tak pelak lagi, terjadi aksi mogok nasional oleh angkutan
umum di seluruh wilayah hingga di Kabupaten dan desa yang
diwarnai unjuk rasa oleh masyarakat. Tilang yang
disempurnakan menjadi solusi terhadap Denda yang tinggi
UU LLAJ Nomor 14 tahun 1992.
1) Sistem Uang Titipan Denda Pelanggaran Lalu Lintas
Bank BRI diperankan mendukung pelaksanaan
mekanisme penyelesaian perkara berdasarkan
Kesepakatan Kejaksaan RI dan Polri dengan PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero)
a) menampung setoran titipan denda tilang dari
pelanggar yang tidak hadir di sidang;
b) memindahbukukan titipan denda yang telah
diputus menjadi denda, ke kas Negara;
c) menyetorkan uang denda yang diputus pengadilan
ke kas Negara, atas permintaan Kejaksaan dan
melaporkan hasilnya;
d) mengembalikan kelebihan uang titipan denda
kepada pelanggar apabila denda yang diputus
pengadilan lebih kecil daripada uang titipan denda;
2) Tabelisasi Pelanggaran dan Uang Titipan denda Tabel
Pelanggaran dan Uang Titipan adalah tabel berisi
pelanggaran lalu lintas jalan dalam UU LLAJ No. 14
tahun 1992. Besarnya denda berbeda untuk tiap
pelanggaran dan jenis kendaraan. Adapun besarnya
uang denda pada tabel ini disusun/ditetapkan oleh
Ketua Pengadilan Negeri setelah mendengar saran,
pendapat dari Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala
Kepolisian Resort setempat (Diljapol), sesuai dengan
sosial ekonomi masyarakat setempat.
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 25
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu


Lintas Jalan Tertentu, mengatur:
a) Spesifikasi teknis, satuan hitungan, jumlah lembar
dan warna setiap set, peruntukan tiap lembar,
fungsi dan isi surat tilang;
b) Tata cara penggunaan, mekanisme, dan prosedur
penyelesaian perkara.

2. Sejarah Tilang Berbasis Elektronik


a. Tilang generasi ketiga tahun 2009-2016
Dengan diberlakukannya UU LLAJ No.22 tahun 2009, tata
cara penindakan pelanggaran LLAJ berlanjut pada
penormatifan Surat Tilang sebagai alat utama penindakan
pelanggaran lalu lintas jalan tertentu. Berdasarkan PP No.80
Tahun 2012 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di
Jalan Dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan (PP Riksa Ranmor dan Dakgar LLAJ No.80
Tahun 2012).
1) Penindakan Pelanggaran tertentu terhadap UU LLAJ
dilaksanakan dengan menerbitkan surat tilang (pasal 24
ayat (3))
2) Pengaturan bentuk, ukuran, dan tata cara pengisian
blangko tilang oleh petugas Polri didelegasikan kepada
peraturan Kapolri (pasal 26 ayat (1)).
3) Sistem Tilang dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Sistem Manual dan sistem Tilang Elektonik (E-
Tilang)
sistem Manual dengan Surat Tilang Manual, bagi
pelanggar yang menghadiri siding (lembar
Merah); dan
b) E-Tilang dengan Tilang Elektonik bagi pelanggar
yang tidak hadir sidang untuk menyetorkan uang
titipan denda secara elektronik melalui bank
sebelum pelaksanaan sidang (Lembar Biru).

Perubahan Tilang meliputi:


1) Spesifikasi teknis bahan baku dan format blanko Tilang;
2) Dilengkapi dengan lampiran, karena terdapat sejumlah
51 bentuk pelanggaran UU LLAJ No.22 tahun 2009;
3) Terdapat kode elektronik pembayaran uang titipan
denda pada lembar biru Tilang.

26 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Tilang generasi ke empat tahun 2016


Kode elektronik penyetoran uang titipan denda melalui bank.
c. Tilang generasi kelima tahun 2020
Kode elektronik penyetoran uang titipan denda melalui bank.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 27


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
UNDANG-UNDANG TERKAIT E-TILANG DAN ETLE

1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP


a. Pasal 184
Bahwa alat bukti yang sah adalah: Keterangan Saksi,
Keterangan Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan Terdakwa.
b. Pasal 185
1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang
saksi nyatakan di sidang pengadilan;
2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk
membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap
perbuatan yang didakwakan kepadanya;
3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti yang
sah lainnya;
4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri
tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan
sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan
saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain
sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya
suatu kejadian atau keadaan tertentu;
5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari
hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan ahli;
6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi,
hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan:
persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang
lain;
a) persesuaian antara keterangan saksi dengan alat
bukti lain;
b) alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi
untuk memberi keterangan yang tertentu;
c) cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala
sesuatu yang pada umumnya dapat
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya.
7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun
sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan alat
bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan
keterangan dari saksi yang disumpah dapat
28 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang


lain.

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan
Kegiatan dalam Penindakan pelanggaran lalu lintas didukung
sesuai Pasal 272 sebagai berikut:
a. Untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di
bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat digunakan
peralatan elektronik
b. Hasil penggunaan peralatan elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan sebagai alat bukti di
pengadilan.

3. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas


Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
a. Pasal 4
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1) mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari
masyarakat informasi dunia;
2) mengembangkan perdagangan dan perekonomian
nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat;
3) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4) membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di
bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi
Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab;
dan
5) memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum
bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.
b. Pasal 5 (Informasi)
1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum
yang sah.
2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah
sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 29


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik


dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang ini.
4) Ketentuan mengena Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak berlaku untuk:
a) surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat
dalam bentuk tertulis; dan
b) surat beserta dokumennya yang menurut
Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk akta
notaris atau akta yang dibuat oleh pejabat
pembuat akta.
c. Pasal 6
Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam
Pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi
harus berbentuk tertulis atau lisan Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang
informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses,
ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu
keadaan.
d. Pasal 11
Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan
akibat hukum yang sah selama memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya
kepada Penanda Tangan;
2) data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat
proses penandatanganan elektronik hanya berada
dalam kuasa Penanda Tangan;
3) segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik
yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat
diketahui;
4) segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang
terkait dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut
setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
5) terdapat cara tertentu yang dipakai untuk
mengidentifikasi siapa Penandatangannya; dan
6) terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa
Penanda Tangan telah memberikan persetujuan
terhadap Informasi Elektronik yang terkait.

30 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e. Pasal 12
1) Setiap Orang yang terlibat dalam Tanda Tangan
Elektronik berkewajiban memberikan pengamanan atas
Tanda Tangan Elektronik yang digunakannya.
2) Pengamanan Tanda Tangan Elektronik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a) sistem tidak dapat diakses oleh Orang lain yang
tidak berhak;
b) Penanda Tangan harus menerapkan prinsip
kehati-hatian untuk menghindari penggunaan
secara tidak sah terhadap data terkait pembuatan
Tanda Tangan Elektronik;
c) Penanda Tangan harus tanpa menunda-nunda,
menggunakan cara yang dianjurkan oleh
penyelenggara Tanda Tangan Elektronik ataupun
cara lain yang layak dan sepatutnya harus segera
memberitahukan kepada seseorang yang oleh
Penanda Tangan dianggap memercayai Tanda
Tangan Elektronik atau kepada pihak pendukung
layanan Tanda Tangan Elektronik jika:
(1) Penanda Tangan mengetahui bahwa data
pembuatan Tanda Tangan Elektronik telah
dibobol; atau
(2) keadaan yang diketahui oleh Penanda
Tangan dapat menimbulkan risiko yang
berarti, kemungkinan akibat bobolnya data
pembuatan Tanda Tangan Elektronik; dan
d) dalam hal Sertifikat Elektronik digunakan untuk
mendukung Tanda Tangan Elektronik, Penanda
Tangan harus memastikan kebenaran dan
keutuhan semua informasi yang terkait dengan
Sertifikat Elektronik tersebut.
3) Setiap Orang yang melakukan pelanggaran ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertanggung
jawab atas segala kerugian dan konsekuensi hukum
yang timbul.

4. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara


Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
a. Pasal 25
1) Penerbitan Surat Tilang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (3) dilakukan dengan pengisian dan
penandatanganan Belangko Tilang.
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 31
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Belangko Tilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


paling sedikit berisi kolom mengenai:
a) identitas pelanggar dan Kendaraan Bermotor yang
digunakan;
b) ketentuan dan pasal yang dilanggar;
c) hari, tanggal, jam, dan tempat terjadinya
pelanggaran;
d) barang bukti yang disita;
e) jumlah uang titipan denda ke bank;
f) tempat atau alamat dan/atau nomor telpon
pelanggar;
g) pemberian kuasa;
h) penandatanganan oleh pelanggar dan Petugas
Pemeriksa;
i) berita acara singkat penyerahan Surat Tilang
kepada pengadilan;
j) hari, tanggal, jam, dan tempat untuk menghadiri
sidang pengadilan; dan
k) catatan petugas penindak.
3) Isi Belangko Tilang sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf e hanya dapat diisi bagi Pelanggar Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang tidak menghadiri sidang.
4) Pengadaan Belangko Tilang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
b. Pasal 27
1) Surat Tilang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (1) harus ditandatangani oleh Petugas Pemeriksa
dan pelanggar.
2) Surat Tilang yang sudah ditandatangani oleh Petugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan pelanggar
untuk kepentingan:
a) pelanggar sebagai dasar hadir di persidangan atau
pembayaran uang titipan untuk membayar denda
melalui bank yang ditunjuk oleh Pemerintah;
b) Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c) Pengadilan Negeri setempat; dan
d) Kejaksaan Negeri Setempat
3) Surat Tilang yang sudah ditandatangani oleh Penyidik
32 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Pegawai Negeri Sipil dan pelanggar untuk kepentingan:


a) pelanggar sebagai dasar hadir di persidangan atau
pembayaran uang titipan untuk membayar denda
melalui bank yang ditunjuk oleh Pemerintah;
b) Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c) Pengadilan Negeri setempat;
d) Kejaksaan Negeri setempat; dan
e) Instansi yang membawahi Penyidik Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan.
4) Dalam hal pelanggar tidak bersedia menandatangani
Surat Tilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
petugas harus memberikan catatan.
5) Penyidik Pegawai Negeri Sipil wajib menyerahkan
berkas perkara hasil penyidikan pelanggaran Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan beserta barang bukti kepada
pengadilan melalui penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diberikan
Surat Tilang atau 3 (tiga) hari kerja sebelum
pelaksanaan hari sidang berikutnya.
c. Pasal 28
1) Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan yang didasarkan atas hasil rekaman peralatan
elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf
c, Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dapat menerbitkan Surat Tilang.
2) Surat Tilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilampiri dengan bukti rekaman alat penegakan
hukum elektronik.
3) Surat Tilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada pelanggar sebagai pemberitahuan
dan panggilan untuk hadir dalam sidang pengadilan.
4) Dalam hal pelanggar tidak dapat memenuhi panggilan
untuk hadir dalam sidang pengadilan, pelanggar dapat
menitipkan uang denda melalui bank yang ditunjuk oleh
Pemerintah.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penindakan
pelanggaran berdasarkan alat bukti rekaman elektronik
diatur dengan Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 33


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang Tata


Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas
Pasal 10
a. Pelanggar membayar denda secara tunai atau elektronik ke
rekening Kejaksaan.
b. Pelanggar mengambil barang bukti kepada Jaksa selaku
eksekutor di kantor Kejaksaan dengan menunjukkan bukti
pembayaran denda

6. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan RI No.


2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun 2021
Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
a. Pasal 2
Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini, meliputi:
1) penegakan hukum di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan;
2) tukar-menukar data dan/atau informasi;
3) pengembangan sistem penegakan hukum lalu lintas
dan angkutan jalan secara elektronik; dan
4) kegiatan lain yang disepakati.
b. Pasal 3
1) PARA PIHAK menyelenggarakan penegakan hukum di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan yang terintegrasi
secara elektronik antar sistem yang ada pada PARA
PIHAK.
2) Penegakan hukum penyelesaian perkara lalu lintas dan
angkutan jalan dilaksanakan secara terintegrasi antar
sistem yang ada pada PIHAK KEDUA dan/atau PIHAK
KETIGA dengan sistem dari perbankan berbasis
elektronik, mulai dari proses penindakan perkara hingga
pelaksanaan putusan pengadilan.
3) Penggunaan jasa perbankan terkait pembayaran denda
dengan sistem layanan bank berbasis elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
atas dasar Perjanjian Kerja Sama antara PIHAK
KEDUA dan/atau PIHAK KETIGA, baik sendiri-sendiri
atau bersama-sama dengan lembaga perbankan yang
disepakati berdasarkan pertimbangan kredibilitas,
kualitas pelayanan, proses bisnis, dan keunggulan
sistem yang dapat menunjang mekanisme pembayaran
denda perkara lalu lintas dan angkutan jalan secara
elektronik sejak proses penindakan hingga eksekusi.
34 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Pasal 4
Nota Kesepahaman ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK,
dalam penegakan hukum di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 316 Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bagian Kedua Tukar-
Menukar Data dan/atau Informasi
d. Pasal 5
1) PARA PIHAK melakukan tukar-menukar data dan/atau
informasi penanganan perkara lalu lintas dan angkutan
jalan dalam rangka pelaksanaan penegakan hukum di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
2) PARA PIHAK wajib melakukan pemutakhiran data pada
masing-masing sistem informasi dalam rangka
melaksanakan penindakan, persidangan, dan eksekusi
dalam perkara lalu lintas dan angkutan jalan yang
terintegrasi melalui masing masing server.
3) PARA PIHAK bertanggungjawab terhadap kerahasiaan
data dan/atau informasi yang diterima/dipertukarkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian
Ketiga Pengembangan Sistem Penegakan Hukum Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan secara Elektronik
e. Pasal 6
1) PARA PIHAK mengembangkan sistem penegakan
hukum lalu lintas secara elektronik dalam penindakan
perkara lalu lintas dan angkutan jalan, mulai dari
penindakan, persidangan, eksekusi, dan sistem
pembayaran denda dalam rangka meningkatkan
pelayanan hukum yang responsif, efektif, efisien,
transparan, dan berkeadilan bagi masyarakat, guna
terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
2) PIHAK KEDUA melaksanakan penindakan perkara lalu
lintas dan angkutan jalan secara elektronik berbasis
teknologi informasi termasuk Electronic Traffic Law
Enforcement/ETLE, baik yang digunakan secara
bergerak/berpindah-pindah di jalan, maupun yang
dipasang secara permanen di ruang lalu lintas yang
terkoneksi dengan ruang operasional pengawasan
elektronik perkara lalu lintas dan angkutan jalan. Bagian
keempat kegiatan lain yang disepakati
f. Pasal 7
PARA PIHAK menyelenggarakan kegiatan lain yang
disepakati dalam rangka penegakan hukum lalu lintas dan
angkutan jalan.
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 35
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

7. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan


Identifikasi Kendaraan Bermotor
a. Untuk kepentingan tertentu, Unit Pelaksana Regident
Ranmor dapat melakukan pemblokiran BPKB dan/atau STNK
Ranmor (Pasal 115 ayat 1).
b. Pemblokiran STNK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk kepentingan: (Pasal 115 ayat 3)
1) pencegahan pengesahan atau perpanjangan Regident
Ranmor; dan
2) penegakan hukum pelanggaran lalu lintas.
c. Permintaan Pemblokiran STNK untuk kepentingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diajukan oleh penegak
hukum terhadap: (Pasal 115 ayat 5)
1) Ranmor yang diduga terlibat laka lantas dan melarikan
diri atau;
2) Ranmor yang berdasarkan data elektronik telah
melakukan pelanggaran lalu lintas.

36 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Sejarah Tilang Konvensional
a. Tilang generasi pertama tahun 1971
Sistem penyelesaian perkara dengan Tilang telah dimulai
pada tahun 1971 di bawah UU Nomor 3 tahun 1965 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (UU LLAJR no.3
Tahun 1965), Dalam periode ini aparat penegak hukum
mulai merisaukan masalah pelanggaran lalu lintas yang
semakin meningkat, dan diperlukan penyelesaian perkara
yang cepat, sederhana dan tuntas, karena dalam UU LLAJR
No. 3 Tahun 1965 besar denda seluruh pelanggaran lalu
lintas hanya Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Sementara
itu alat utama penindakan pelanggaran lalu lintas belum
sama di seluruh daerah.
b. Tilang generasi kedua tahun 1993
Tilang generasi kedua, merupakan terobosan hukum
lembaga sistem peradilan pidana pada masa transisi
selama penangguhan pelaksanaan UU Nomor 14 tahun
1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ
Nomor 14 tahun 1992). UU tersebut seharusnya berlaku
mulai tanggal 17 September 1992, menggantikan UU
LLAJR Nomor 3 Tahun 1965.
2. Sejarah Tilang Berbasis Elektronik
a. Tilang generasi ketiga tahun 2009-2016
Dengan diberlakukannya UU LLAJ No.22 tahun 2009, tata
cara penindakan pelanggaran LLAJ berlanjut pada
penormatifan Surat Tilang sebagai alat utama penindakan
pelanggaran lalu lintas jalan tertentu. Berdasarkan PP
No.80 Tahun 2012 Tentang Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor Di Jalan Dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan (PP Riksa Ranmor dan Dakgar LLAJ
No.80 Tahun 2012).
b. Sistem Tilang dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Sistem Manual dan sistem Tilang Elektonik (E-Tilang);
2) sistem Manual dengan Surat Tilang Manual, bagi
pelanggar yang menghadiri siding (lembar Merah);
dan
3) E-Tilang dengan Tilang Elektonik bagi pelanggar yang
tidak hadir sidang untuk menyetorkan uang titipan
denda secara elektronik melalui bank sebelum
pelaksanaan sidang (Lembar Biru).

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 37


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP


a. Pasal 184;
b. Pasal 185.
4. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Pasal 272
5. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
a. Pasal 4;
b. Pasal 5 (Informasi);
c. Pasal 6;
d. Pasal 11;
e. Pasal 12.
6. Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
a. Pasal 25;
b. Pasal 27;
c. Pasal 28.
7. Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas
Pasal 10
8. Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan RI No.
2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun 2021 Tentang
Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
a. Pasal 2;
b. Pasal 3;
c. Pasal 4;
d. Pasal 5;
e. Pasal 6;
f. Pasal 7.
9. Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan
Identifikasi Kendaraan Bermotor
a. (Pasal 115 ayat 1);
b. (Pasal 115 ayat 3);
c. (Pasal 115 ayat 5).

38 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Soal Latihan
1. Jelaskan sejarah Tilang konvensional !
2. Jelaskan sejarah Tilang berbasis elektronik !
3. Jelaskan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP !
4. Jelaskan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan !
5. Jelaskan Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik !
6. Jelaskan Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan !
7. Jelaskan Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu
Lintas !
8. Jelaskan Nota Kesepahaman antara MA, Kapolri dan Kejaksaan
RI No. 2/NK/KMA/3/2021, No. NK/3/III/2021, dan No. 3 Tahun
2021 Tentang Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan !
9. Jelaskan Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi
dan Identifikasi Kendaraan Bermotor !

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 39


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENINDAKAN PELANGGARAN LALU


MODUL
LINTAS BERBASIS ELEKTRONIK
03
48 JP (2.160 menit)

Pengantar
Modul penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik
membahas materi tentang: konsep pelanggaran lalu lintas,
penindakan pelanggaran lalu lintas, persiapan penindakan
pelanggaran lalu lintas, pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu
lintas dengan E-Tilang dan ETLE serta pengakhiran dalam
penindakan pelanggaran lalu lintas.

Tujuan diberikan materi ini agar peserta pelatihan memahami


penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik.

Standar Kompetensi
Mampu melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis
elektronik sesuai mekanisme yang ditetapkan.

Kompetensi Dasar

1. Memahami konsep pelanggaran lalu lintas.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian pelanggaran lalu lintas;
b. Menjelaskan jenis pelanggaran lalu lintas;
c. Menjelaskan bentuk pelanggaran lalu lintas;
d. Menjelaskan klasifikasi pelanggaran lalu lintas.

2. Memahami penindakan pelanggaran lalu lintas.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian yang berkaitan dengan
penindakan pelanggaran lalu lintas dan tujuan

40 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

penindakan pelanggaran lalu lintas;


b. Menjelaskan dasar hukum penindakan pelanggaran lalu
lintas;
c. Menjelaskan petugas penindakan pelanggaran lalu
lintas.

3. Memahami persiapan penindakan pelanggaran lalu lintas.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan persiapan administrasi petugas penyidik
penindakan pelanggaran lalu lintas;
b. Menjelaskan persiapan peralatan penindakan
pelanggaran lalu lintas;
c. Menjelaskan persiapan perlengkapan petugas
penindakan pelanggaran lalu lintas.

4. Memahami pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas


dengan E-Tilang dan ETLE.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan sistem informasi dan komunikasi E-Tilang
dan ETLE;
b. Menjelaskan metode penindakan pelanggaran lalu lintas;
c. Menjelaskan mekanisme E-Tilang;
d. Menjelaskan cara menginput aplikasi E-Tilang;
e. Menjelaskan tugas tanggung jawab CJS dalam
pelaksanaan E-Tilang;
f. Menjelaskan mekanisme ETLE;
g. Menjelaskan tugas tanggung jawab CJS dalam
pelaksanaan ETLE.

5. Memahami pengakhiran dalam penindakan pelanggaran lalu


lintas.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan cara menghimpun hasil penindakan
pelanggaran lalu lintas;
b. Menjelaskan cara mengunduh 26 kolom berkas
pelimpahan Tilang;
c. Menjelaskan cara menyerahkan hasil penindakan
pelanggaran lalu lintas;

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 41


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d. Menjelaskan evaluasi kegiatan Dakgar Lantas;


e. Menjelaskan pembuatan laporan hasil Dakgar Lantas
dan penggunaan materi blangko Tilang.

6. Terampil mempraktikkan E-Tilang dan ETLE.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menyimulasikan E-Tilang;
b. Mempraktikkan menginput aplikasi E-Tilang;
c. Mempraktikkan pemberkasan E-Tilang, meliputi: lembar
tilang, print out briva, blangko BA, penyerahan barang
bukti, label barang bukti;
d. Menyimulasikan Tilang dengan menggunakan ETLE;
e. Mempraktikkan pemberkasan ETLE, meliputi: lembar
tilang, surat konfirmasi, struk pembayaran (jika sudah
membayar) untuk mendapatkan amar putusan.

Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
Konsep pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. pengertian pelanggaran lalu lintas;
b. jenis pelanggaran lalu lintas;
c. bentuk pelanggaran lalu lintas;
d. klasifikasi pelanggaran lalu lintas.

2. Pokok bahasan:
Penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. pengertian yang berkaitan dengan penindakan
pelanggaran lalu lintas dan tujuan penindakan
pelanggaran lalu lintas;
b. dasar hukum penindakan pelanggaran lalu lintas;
c. petugas penindakan pelanggaran lalu lintas.

42 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Pokok bahasan:
Persiapan penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. persiapan administrasi petugas penyidik penindakan
pelanggaran lalu lintas;
b. persiapan peralatan penindakan pelanggaran lalu lintas;
c. persiapan perlengkapan petugas penindakan
pelanggaran lalu lintas.

4. Pokok bahasan:
Pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas dengan
E-Tilang dan ETLE.
Sub pokok bahasan:
a. sistem informasi dan komunikasi E-Tilang dan ETLE;
b. metode penindakan pelanggaran lalu lintas;
c. mekanisme E-Tilang;
d. cara menginput aplikasi E-Tilang;
e. tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan E-Tilang;
f. mekanisme ETLE;
g. tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan ETLE.

5. Pokok bahasan:
Pengakhiran dalam penindakan pelanggaran lalu lintas.
Sub pokok bahasan:
a. cara menghimpun hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas;
b. cara mengunduh 26 kolom berkas pelimpahan Tilang;
c. cara menyerahkan hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas;
d. evaluasi kegiatan Dakgar Lantas;
e. pembuatan laporan hasil Dakgar Lantas dan penggunaan
materi blangko Tilang.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 43


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
penindakan pelanggaran lalu lintas berbasis elektronik.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
3. Metode Simulasi
Metode ini digunakan untuk menyimulasikan E-Tilang dan
mekanisme ETLE melalui penayangan video.
4. Metode Praktik
Metode ini digunakan untuk mempraktikkan cara menginput
melalui aplikasi E-Tilang; pemberkasan E-Tilang, meliputi:
lembar tilang, print out briva, blangko BA, penyerahan barang
bukti, label barang bukti; pemberkasan ETLE, meliputi: lembar
tilang, surat konfirmasi, struk pembayaran (jika sudah
membayar) untuk mendapatkan Amar putusan.

Alat/media, Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/media:
a. Flipchart;
b. Laptop;
c. LCD;
d. White board;
e. Laser point;
f. Handphone yang telah teraplikasi E-Tilang;
g. Alat transaksi elektronik;
h. ATK;
i. Penghapus;
j. Lapangan;
k. Kendaraan R2-R4;
l. Traffic cone;
m. Papan jalan;
n. Penggaris;
o. Rambu-rambu portable.
44 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Bahan:
a. Kertas;
b. Alat tulis;
c. Surat tilang elektronik;
d. Buku Tilang;
e. Blangko Tilang dan label barang bukti;
f. Bahan simulasi berupa skenario dan video;
g. Skenario/video/gambar.
3. Sumber Belajar:
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (KUHAP);
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan jalan;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak pidana;
e. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran
Lalu Lintas;
f. Peraturan Kakorlantas No 6 Tahun 2018 Tentang SOP
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dengan Surat Tilang.

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 10 menit
a. Pelatih/instruktur memperkenalkan diri kepada para
peserta pelatihan;
b. Pelatih/instruktur melakukan pencairan;
c. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar.
2. Tahap inti: 2.140 menit
Tahap inti I: 360 menit (Penyampaian materi)
a. Pelatih/Instruktur menyampaikan materi tentang: konsep
pelanggaran lalu lintas, penindakan pelanggaran lalu
lintas, persiapan penindakan pelanggaran lalu lintas,
pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas dengan
E-Tilang dan ETLE serta pengakhiran dalam penindakan
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 45
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pelanggaran lalu lintas.


b. Pelatih/instruktur memberi kesempatan peserta pelatihan
untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Tahap inti II: 810 menit (Simulasi E-Tilang)
a. Pelatih/Instruktur membagi peserta pelatihan menjadi 3
kelompok;
b. Pelatih/Instruktur menugaskan masing-masing kelompok
untuk menyimulasikan E-Tilang sesuai skenario yang
diberikan oleh Pelatih/Instruktur;
c. Setiap kelompok secara bergantian memerankan 2
skenario dengan peran yang berbeda (contoh: skenario 1
sebagai petugas polantas dan skenario 2 sebagai
pelanggar);
d. Setiap kelompok diwajibkan menjalankan 2 skenario
dengan metode yang berbeda (tertangkap tangan, hunting
dan stasioner)
e. Pelatih/instruktur memfasilitasi dan mengawasi jalannya
simulasi E-Tilang;
f. Pelatih/instruktur menyimpulkan hasil simulasi E-Tilang.
Tahap Inti III: 90 menit (Simulasi mekanisme ETLE melalui
video)
a. Pelatih/Instruktur menayangkan video mekanisme ETLE
kepada peserta pelatihan dengan membuka link:
https://drive.google.com/drive/folders/1C-
yrqxAe0bzQXPenineZD9cafdPTrmCf?usp=sharing
b. Peserta pelatihan menyimak dan mengamati video
mekanisme ETLE yang ditayangkan;
c. Pelatih/Instruktur menugaskan peserta pelatihan untuk
menyimulasikan kembali mekanisme ETLE sesuai dengan
tayangan video;
d. Pelatih/instruktur memfasilitasi dan mengawasi jalannya
simulasi mekanisme ETLE;
e. Pelatih/instruktur menyimpulkan hasil simulasi mekanisme
ETLE;
f. Peserta pelatihan mendiskusikan hasil simulasi
mekanisme ETLE.
Tahap Inti IV: 880 menit (Praktik E-Tilang dan ETLE)
a. Pelatih/Instruktur menugaskan peserta pelatihan untuk
mempraktikkan: (1) cara menginput melalui aplikasi E-
Tilang; (2) pemberkasan E-Tilang, meliputi: lembar tilang,
print out briva, blangko BA, penyerahan barang bukti,
label barang bukti (3) pemberkasan ETLE, meliputi:
46 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

lembar tilang, surat konfirmasi, struk pembayaran (jika


sudah membayar) untuk mendapatkan amar putusan.
b. Pelatih/instruktur memfasilitasi dan mengawasi jalannya
praktik;
c. Pelatih/instruktur menyimpulkan hasil praktik.
3. Tahap akhir: 10 menit
a. Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan
cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
pelatihan;
b. Pelatih/instruktur memberikan ulasan secara umum terkait
dengan proses pembelajaran dan merumuskan learning
point yang dikaitkan dengan pelaksanaan tugas;
c. Pelatih/instruktur melakukan evaluasi dan menutup
pembelajaran.

Tagihan / Tugas
1. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil simulasi E-Tilang
berupa blangko Tilang yang sudah diisi.
2. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil praktik aplikasi E-Tilang
berupa screenshot aplikasi E-Tilang dan Briva.
3. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil praktik pemberkasan
E-Tilang berupa lembar tilang, print out briva, blangko BA,
penyerahan barang bukti, label barang bukti.
4. Peserta pelatihan mengumpulkan hasil praktik pemberkasan
ETLE berupa lembar tilang (screenshot), surat konfirmasi, struk
pembayaran (jika sudah membayar) untuk mendapatkan amar
putusan.

Lembar Kegiatan
SKENARIO A
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
DENGAN METODE TERTANGKAP TANGAN

JENIS
NO PASAL SKENARIO KEGIATAN
PELANGGARAN
1 TANPA PASAL 293 PADA HARI SENIN, 4 APRIL
MENYALAKAN AYAT (2) JO 2021, JAM 07.00 WIB
LAMPU UTAMA PASAL 107 PADA SAAT ANGGOTA
SEPEDA MOTOR AYAT (2) DEDA GATUR POLRES METRO
PADA SIANG RP 100.000 TANGERANG SELATAN
HARI SEDANG MELAKSANAKAN

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 47


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

GATUR LANTAS DIBAWAH


TRAFFIC LIGHT DIJALAN
BHAYANGKARA PUSDIK
LANTAS MELIHAT ADA
SEORANG PENGENDARA
SEPEDA MOTOR NO.POL B
5607 CCK, TIDAK
MENYALAKAN LAMPU UTAMA
SIANG HARI, SETELAH
DIBERHENTIKAN DAN
DIPERIKA TERNYATA TIDAK
MEMILIKI SIM SESUAI
GOLONGANNYA. LANGSUNG
DITIDAK DENGAN
MENGGUNAKAN E-TILANG.

2 TIDAK PASAL 291 PADA HARI SELASA, 5 APRIL


MENGENAKAN AYAT (1) JO 2021, JAM 08.30 WIB
HELM PASAL 106 PADA SAAT ANGGOTA
STANDARD AYAT (8) GATUR POLRES METRO
NASIONAL DENDA TANGERANG SELATAN
INDONESIA 250.000,00 SEDANG MELAKSANAKAN
GATUR LANTAS DIBAWAH
TRAFFIC LIGHT DIJALAN
BHAYANGKARA PUSDIK
LANTAS MELIHAT ADA
SEORANG PENGENDARA
SEPEDA MOTOR NO.POL B
5405 CFG TIDAK
MENGGUNAKAN HELM SNI
LANGSUNG DIBERHENTIKAN
DAN DITILANG
MENGGUNAKAN E-TILANG.

SKENARIO B
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
DENGAN METODE HUNTING

JENIS
NO PASAL SKENARIO KEGIATAN
PELANGGARAN
1 PENGEMUDI PASAL 290 JO PADA HARI SENIN, 4 APRIL 2021
DAN PASAL 106 JAM 14.30 WIB,
PENUMPANG AYAT KETIKA ANGGOTA GATUR
TIDAK (7) . DENDA SEDANG MELAKUKAN
MENGENAKAN RP 250.000 PENGATURAN LALU LINTAS DI
SABUK DEPAN TRAFFIC LIGHT PUSDIK
KESELAMATAN LANTAS TELAH MELEWAT
DAN HELM. KENDARAAN LOSBAK/PICKNUP
NO.POL B 9047 CF TANPA
RUMAH RUMAH TIDAK
MENGGUNAKAN HELM. OLEH
ANGGOTA DIBERHETIKAN
KEMUDIAN DILAKUKAN
PENINDAKAN DENGAN E TILANG

48 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2 RANMOR TIDAK PASAL 278 JO PADA HARI SELASA, 5 APRIL


DILENGKAPI PASAL 57 2021 JAM 15.15 WIB
DENGAN: BAN AYAT (3) BERTEMPAT DIJALAN
CADANGAN, DENDA .RP BAYANGKARA PUSDIK LANTAS
SEGITIGA 250.000 DEPAN HALTE, PADA SAAT
PENGAMAN, PEMERIKSAAN DITEMPAT
DONGKRAK, DIDAPATKAN BAHWA
PEMBUKA PENGEMUDI MOBIL B 1960 CB,
RODA, DAN TIDAK MEMBAWA BAN
PERALATAN CADANGAN DAN PERALATAN
PERTOLONGAN PERTOLONGAN PERTAMA
PERTAMA PADA KECELAKAAN LALU LITAS. OLEH
KECELAKAAN ANGGOTA LANGSUN DITNDAK
DENGAN TILANG ELEKTONIK.

SKENARIO C
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
DENGAN METODE PEMERIKSAAN DITEMPAT (STASIONER)

JENIS
NO PASAL SKENARIO KEGIATAN
PELANGGARAN
1 MENGEMUDIKA PASAL. 281 PADA HARI SENIN, TANGGAL 4
N KENDARAAN JO PASAL APRIL 2021, JAM 11.00 WIB,
BERMOTOR DI PADA SAAT ADA PEMERIKSAAN
JALAN, TIDAK
77 AYAT (1) DITEMPAT PENGEMUDI MINIBUS
MEMILIKI DENDA AVANSA NO. POL B 1960 CB
SURAT IZIN RP 1.000.000 PADA SAAT DIPERIKSA
MENGEMUDI PETUGAS TIDAK MEMILIKI SIM,
SEHINGGA DITILANG OLEH
PETUGAS DENGAN
MENGGUNAKAN E TILANG.

2 RANMOR TIDAK PASAL 285 PADA HARI SELASA, TANGGAL 5


MEMENUHI AYAT (2) JO APRIL 2021, JAM 14.30 WIB PADA
PERSYARATAN PASAL 106 SAAT ANGGOTA MELAKUKAN
TEKNIS AYAT (3) JO PEMERIKSAAN DITEMPAT
MELIPUTI: KACA PASAL 48 TERDAPAT SEPEDA MOTOR
SPION AYAT (2), NO.POL B 6066 AR, TIDAK
(PERLENGKAPA DENDA DILENGKAPI DENGAN KACA
N KENDARAAN) RP 500.000 SPION, SEHINGGA OLEH
PETUGAS LANGSUNG
DIBERHENTIKAN DAN
LANGSUNG DITINDAK DENGAN
MENGGUNAKAN E-TILANG.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 49


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1
KONSEP PELANGGARAN LALU LINTAS

1. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas


Pelanggaran adalah pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan lalu lintas dan angkutan jalan yang selanjutnya disebut
Pelanggaran LLAJ, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2. Jenis Pelanggaran Lalu Lintas


a. pelanggaran legalitas pengemudi dan kendaraan bermotor di
jalan;
b. pelanggaran persyaratan perlengkapan dan keselamatan
kendaraan bermotor di jalan;
c. pelanggaran peruntukan angkutan kendaraan bermotor di
jalan; dan
d. pelanggaran tata cara berlalu lintas dan mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan.

3. Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas


NO UU LLAJ PELANGGARAN DENDA
NO.22 THN
2009
1 2 3 4
1. Pasal 276 Kendaraan Bermotor Umum 250.000,00
dalam trayek tidak singgah di
Terminal
2. Pasal 278 Kendaraan Bermotor beroda 250.000,00
empat atau lebih tidak
dilengkapi dengan
perlengkapan ban cadangan,
segitiga pengaman,
dongkrak, pembuka roda,
dan peralatan pertolongan
pertama
3. Pasal 279 Kendaraan Bermotor di Jalan 500.000,00
yang dipasangi perlengkapan
yang pengganggu
keselamatan
4. Pasal 280 Kendaraan Bermotor Tidak 500.000,00

50 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Dipasangi TNKB yang


ditetapkan oleh POLRI
5. Pasal 281 Pengemudi tidak memiliki 1.000.000,00
Surat Izin Mengemudi
6. Pasal 282 Tidak mematuhi perintah 250.000,00
yang diberikan oleh petugas
POLRI
7. Pasal 283 Mengemudikan Kendaraan 750.000,00
Bermotor sambil mengemudi
8. Pasal 284 Tidak mengutamakan 500.000,00
keselamatan Pejalan Kaki
atau pesepeda
9. Pasal 285 Sepeda Motor di Jalan tidak 250.000,00
ayat (1) memenuhi persyaratan teknis
dan laik jalan
10. Pasal 285 Kendaraan Bermotor beroda 500.000,00
ayat (2) empat atau lebih di Jalan
tidak memenuhi persyaratan
teknis
11. Pasal 286 Kendaraan Bermotor beroda 500.000,00
empat atau lebih di Jalan
yang tidak memenuhi
persyaratan laik jalan
12. Pasal 287 a. Melanggar aturan 500.000,00
ayat (1) perintah atau larangan
yang dinyatakan dengan
RAMBU LALU LINTAS
13. Pasal 287 b. Melanggar aturan 500.000,00
ayat (1) perintah atau larangan
yang dinyatakan dengan
MARKA JALAN
14. Pasal 287 Melanggar ALAT PEMBERI 500.000,00
ayat (2) ISYARAT LALU LINTAS
15. Pasal 287 a. melanggar gerakan lalu 250.000,00
ayat (3) lintas
16. Pasal 287 b. tata cara berhenti dan 250.000,00
ayat (3) Parkir
17. Pasal 287 Hak utama bagi Kendaraan 250.000,00
ayat (4) Bermotor yang menggunakan
alat peringatan dengan bunyi
dan sinar
18. Pasal 287 Batas kecepatan paling tinggi 500.000,00
ayat (5) atau paling rendah
19. Pasal 287 Tata cara penggandengan 250.000,00
ayat (6) dan penempelan
20. Pasal 288 Tidak dapat menunjukkan 500.000,00
ayat (1) STNK dan stckba yang
ditetapkan oleh POLRI
21. Pasal 288 Tidak dapat menunjukkan 250.000,00
ayat (2) SIM yang sah
22. Pasal 288 Mobil penumpang umum, 500.000,00
ayat (3) mobil bus, mobil barang,
kereta gandengan, dan
kereta tempelan yang tidak
dilengkapi dengan surat
keterangan uji berkala dan
tanda lulus uji berkala
23. Pasal 289 Sabuk keselamatan 250.000,00

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 51


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pengemudi roda 4 dan


penumpang yang duduk di
depan
24. Pasal 290 Sabuk keselamatan dan 250.000,00
mengenakan helm
pengemudi dan penumpang
roda 4 tapa rumah-rumah
25. Pasal 291 Sepeda Motor tidak 250.000,00
ayat (1) mengenakan helm SNI
26. Pasal 291 Pengemudi Sepeda Motor 250.000,00
ayat (2) Membiarkan penumpangnya
tidak mengenakan helm
27. Pasal 292 Sepeda Motor tanpa kereta 250.000,00
samping yang mengangkut
Penumpang lebih dari 1
(satu) orang
28. Pasal 293 Tanpa menyalakan utama 250.000,00
ayat (1) pada malam kondisi tertentu
29. Pasal 293 Sepeda Motor di Jalan tanpa 100.000,00
ayat (2) menyalakan lampu utama
pada siang hari
30. Pasal 294 Membelok atau berbalik arah, 250.000,00
tanpa memberikan isyarat
dengan lampu penunjuk arah
atau isyarat tangan
31. Pasal 295 Berpindah lajur atau bergerak 250.000,00
Ke samping tanpa
memberikan isyarat
32. Pasal 296 Menerobos perlintasan 750.000,00
Kereta Api ketika sinyal
sudah berbunyi.
33. Pasal 297 Berbalapan di Jalan 3.000.000.00
34. Pasal 298 Tidak memasang segitiga 500.000,00
pengaman, lampu isyarat
peringatan bahaya, atau
isyarat lain pada saat
berhenti atau Parkir dalam
keadaan darurat
35. Pasal 299 Kendaraan Tidak 100.000,00
Bermotoryang dengan
sengaja berpegang pada
Kendaraan Bermotor untuk
ditarik, menarik benda-benda
yang dapat membahayakan
Pengguna Jalan lain,
dan/atau menggunakan jalur
jalan kendaraan
36. Pasal 300 huruf Kendaraan Bermotor Umum 250.000,00
(a) tidak menggunakan lajur
yang telah ditentukan atau
tidak menggunakan lajur
paling kiri
37. Pasal 300 huruf Tidak memberhentikan 250.000,00
(b) kendaraannya selama
Menaikkan dan/atau
menurunkan Penumpang
38. Pasal 300 huruf Tidak menutup pintu 250.000,00
(c) Kendaraan selama
52 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kendaraan berjalan
39. Pasal 301 Kendaraan Bermotor 250.000,00
angkutan barang yang tidak
menggunakan jaringan jalan
Sesuai dengan kelas jalan
yang ditentukan
40. Pasal 302 Mengetem, atau melewati 250.000,00
Jaringan jalan selain yang
ditentukan dalam izin trayek
41. Pasal 302 Menurunkan penumpang 250.000,00
selain di tempat
pemberhentian
42. Pasal 302 Melewati jaringan jalan selain 250.000,00
yang ditentukan dalam izin
trayek
43. Pasal 303 Mobil barang untuk 250.000,00
mengangkut orang
44. Pasal 304 Angkutan orang dengan 250.000,00
tujuan tertentu yang
menaikkan atau menurunkan
Penumpang lain di sepanjang
perjalanan
45. Pasal 305 Mengangkut barang khusus 500.000,00
yang tidak memenuhi
ketentuan persyaratan
keselamatan, pemberian
tanda barang, Parkir, bongkar
dan muat, waktu operasi dan
rekomendasi dari instansi
terkait
46. Pasal 306 Angkutan barang tidak
dilengkapi surat muatan

4. Klasifikasi Pelanggaran Lalu Lintas


Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam angka 2 di atas
diklasifikasikan berdasarkan dampaknya terhadap keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan
jalan, yang terdiri atas pelanggaran berat, pelanggaran sedang,
dan pelanggaran ringan sebagai berikut:
a. Pelanggaran Ringan, meliputi pelanggaran dengan ancaman
pidana kurungan paling lama 15 (lima belas) hari sampai 1
(satu) bulan atau denda paling banyak Rp 100.000,00
(seratus ribu rupiah) sampai Rp 250.000,00 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah). Jumlah Pasal 20
b. pelanggaran Sedang, meliputi pelanggaran dengan ancaman
pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan sampai 3 (tiga)
bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah) sampai Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah). Jumlah pasal 15

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 53


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Pelanggaran Berat, meliputi:


1) pelanggaran dengan ancaman pidana lebih dari 3 (tiga)
bulan atau denda lebih dari Rp.750.000,00 (tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah). Dan
2) pelanggaran yang potensial mengakibatkan
(a) Kecelakaan dan/atau Kemacetan Lalu Lintas dan
(b) angkutan jalan Jumlah pasal 11.

(Pelanggaran Berat)
UU LLAJ NO.22
NO BENTUK PELANGGARAN
TAHUN 2009
1 2 3
Pasal 281 jo Pasal 77
1. Pengemudi tidak memiliki SIM.
ayat (1)
Mengemudi sambil menggunakan Pasal 283 jo Pasal 106
2.
telepon ayat (1)
Pasal 285 ayat (2) jo
Kendaraan Roda 4 atau Lebih tidak Pasal 106 ayat (3) jo
3.
memenuhi persyaratan teknis
Pasal 48 ayat (2)

Pasal 286 jo Pasal 106


4. Kendaraan Roda 4 atau Lebih tidak
ayat (3) jo Pasal
memenuhi persyaratan laik jalan 48 ayat (3)
Pasal 287 ayat (1) jo
Melanggar perintah atau larangan yang Pasal 106 ayat (4) huruf c
5.
dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas
Pasal 287 ayat (1) jo
Melanggar perintah atau larangan yang Pasal 106 ayat (4) huruf b
6.
dinyatakan dengan Marka jalan

Melanggar perintah atau larangan yang Pasal 287 ayat (2) jo


7. dinyatakan dengan Alat pemberi isyarat Pasal 106 ayat (4) huruf c
lalu lintas (traffic light)
Pasal 287 ayat (3) jo
Melanggar aturan gerakan lalu lintas Pasal 106 ayat (4) huruf d
8.
(melawan arus)
Pasal 287 ayat (5) jo
Melanggar Batas kecepatan paling Pasal 106 ayat (4)
9.
tinggi atau paling rendah huruf g atau Pasal 115
huruf a
Pasal 296 jo Pasal 114
Menerobos palang pintu kereta api huruf a
10.
ketika sinyal sudah berbunyi
Pasal 297 jo Pasal 115
11. Berbalapan di Jalan huruf b

54 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(Pelanggaran Sedang)
UU LLAJ NO.22
NO BENTUK PELANGGARAN
TAHUN 2009
1 2 3
1. Tidak menggunakan TNKB yang Pasal 280 jo Pasal 68 ayat
ditetapkan oleh Polri. (1)
2. Tidak memberi prioritas bagi Pasal 287 ayat (4) jo
Kendaraan Bermotor yang Pasal 59, Pasal 106
menggunakan peringatan bunyi dan ayat (4) huruf f atau Pasal
sinar yang ditentukan UU 134
3. Melanggar tata cara penggandengan Pasal 287 ayat (6) jo
dan penempelan dengan Kendaraan Pasal 106 ayat (4) huruf h
lain
4. Kendaraan tidak dilengkapi Pasal 288 ayat (1) jo
dengan STNK atau STCK yang Pasal 106 ayat (5) huruf a
ditetapkan oleh Polri.
5. Pengemudi tidak dapat menunjukkan Pasal 288 ayat (2) jo
SIM yang sah. Pasal 106 ayat (5) huruf b

6. Mobil Penumpang Umum; Bus; Mobil Pasal 288 ayat (3) jo


Barang; Kereta Gandengan; Tempelan, Pasal 106 ayat (5) huruf c
Tidak dilengkapi Surat Keterangan Uji
Berkala dan Tanda Lulus Uji Berkala.
7. Tidak menyalakan lampu utama pada Pasal 293 ayat (1) jo
malam hari dan kondisi tertentu Pasal 107ayat (1)

8. Tidak memasang segitiga pengaman, Pasal 298 jo Pasal 121


lampu isyarat bahaya, atau isyarat lain ayat (1)
saat berhenti atau Parkir darurat di
Jalan
9. Angkutan Umum tidak berhenti Saat Pasal 300 huruf b jo
menaikkan/menurunkan Penumpang Pasal 124 ayat (1) huruf d

10. Angkutan Barang menggunakan Pasal 301 jo Pasal 125


jaringan jalan tidak sesuai dengan
kelas jalan yang ditentukan.
11. Angkutan Umum : Mengetem Pasal 302 jo Pasal 126

12. Angkutan Umum: Menurunkan Pasal 302 jo Pasal 126


penumpang selain di tempat
pemberhentian; atau
13. Angkutan Umum melanggar jaringan Pasal 302 jo Pasal 126
jalan dalam izin trayek.

14. Mobil Barang mengangkut orang, Pasal 303 jo Pasal


kecuali yang ditentukan dalam 137 ayat (4) huruf a, b, dan
Undang-Undang c
15. Angkutan Barang Khusus tidak Pasal 305 jo Pasal 162 ayat
memenuhi persyaratan keselamatan, (1) huruf a, b, c, d, e, atau f
tanda barang, Parkir, bongkar muat,
waktu operasi dan rekomendasi dari
instansi terkait

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 55


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(Pelanggaran Ringan)
UU LLAJ NO.22
NO BENTUK PELANGGARAN
TAHUN 2009
1 2 3
1. Angkutan umum tidak singgah di Pasal 276 jo Pasal 36
Terminal (Kendaraan Bermotor Umum
dalam trayek)
2. Kendaraan Bermotor Roda 4 Atau Pasal 278 jo Pasal 57
Lebih Tidak dilengkapi dengan ban ayat (3)
cadangan, segitigapengaman,
dongkrak, pembuka roda, dan
peralatan pertolongan pertama pada
kecelakaan.

3. Kendaraan Bermotor dipasangi Pasal 279 jo Pasal 58


perlengkapan lain yang dapat
mengganggu keselamatan berlalu
lintas.
4. Tidak mentaati perintah yang Pasal 282 jo Pasal 104
diberikan oleh petugas Polri di jalan ayat (3)

5. Tidak mengutamakan keselamatan Pasal 284 jo Pasal 106


Pejalan Kaki atau Pesepeda ayat (2)
6. Sepeda Motor Tidak memenuhi Pasal 285 ayat (1)
persyaratan teknis dan laik jalan jo Pasal 106 ayat (3)
jo Pasal 48ayat (2) dan
ayat (3)
7. Melanggar tata cara berhenti dan Pasal 287 ayat (3) jo
Parkir Pasal 106 ayat (4) huruf
e
8. Kendaraan Bermotor Beroda 4 Atau Pasal 289 jo Pasal 106
Lebih: Pengemudi dan/atau ayat (6)
penumpang di sebelah pengemudi
tidak mengenakan sabuk keselamatan
9. KENDARAAN BERMOTOR TANPA Pasal 290 jo Pasal 106
RUMAH-RUMAH: ayat (7)
Pengemudi dan/atau penumpang di
sebelah Pengemudi tidak mengenakan
sabuk keselamatan dan helm
10. SEPEDA MOTOR : Pengendara Pasal 291 ayat (1) jo
dan/atau penumpangnya tidak Pasal 106 ayat (8)
mengenakan helm SNI

11. Sepeda Motor : Pengemudi tidak Pasal 291 ayat (1) jo


mengenakan helm SNI Pasal 106 ayat (8)
12. Sepeda Motor Tanpa Kereta Pasal 292 jo Pasal 106
Samping : mengangkut Penumpang ayat (9)
lebih dari 1 orang.
13. Sepeda Motor : Tidak menyalakan Pasal 293 ayat (2)
lampu utama pada siang hari jo Pasal 107 ayat (2)

56 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

14. Pengemudi Kendaraan Bermotor : Pasal 294 jo Pasal 112


Membelok atau berbalik arah, tanpa ayat (1)
memberikan isyarat dengan lampu
penunjuk arah atau isyarat tangan
15. Kendaraan Bermotor Membelok atau Pasal 295 jo Pasal 112
berbalik arah, berpindah lajur atau ayat (2)
bergerak ke samping tanpa
memberikan isyarat
16. Kendaraan Tidak Bermotor : Pasal 299 jo Pasal 122
Pengendara berpegang pada huruf a, huruf b, atau
Kendaraan Bermotor untuk ditarik atau huruf c
menarik benda-benda yang
membahayakan pengguna jalan lain,
atau menggunakan jalur jalan
kendaraan bermotor sedangkan
tersedia jalur jalan bagi kendaraan
tidak bermotor
17. Angkutan Umum Orang Tidak Dalam Pasal 304 jo Pasal 153
Trayek Dengan Tujuan Tertentu (Antar ayat (1)
Jemput, Carter, Sewa, Karyawan,
Angkutan Permukiman) : Menaikkan
atau menurunkan Penumpang lain di
perjalanan.
18. Angkutan Umum tidak menggunakan Pasal 300 huruf a jo Pasal
lajur yang telah ditentukan atau tidak 124 ayat (1) huruf c
menggunakan lajur paling kiri
19. Angkutan Umum tidak menutup pintu Pasal 300 huruf c jo
kendaraan selama Kendaraan berjalan Pasal 124 ayat (1) huruf
e
20. Angkutan Barang : muatan tidak Pasal 306 jo Pasal 168
dilengkapi surat muatan dokumen ayat (1)
perjalanan

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 57


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

1. Pengertian yang berkaitan dengan Penindakan Pelanggaran


Lalu Lintas dan Tujuan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
a. Pengertian yang Berkaitan dengan Penindakan Pelanggaran
Lalu Lintas
1) Petugas penindakan pelanggaran lalu lintas
Unsur pelaksana utama penyidikan yang bertugas
menyelenggarakan penindakan pelanggaran lalu lintas
dan pembinaan fungsi penyidikan dan taktik serta teknik
penindakan pelanggaran lalu lintas. Penyelenggara
fungsi penindakan pelanggaran lalu lintas Polri terdiri
dari Bidang Pembinaan Penegakan Hukum Korps Lalu
Lintas Polri, Direktorat Lalu Lintas Polda dan Satuan
Lalu lintas Polres.
2) Jalan
Seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
rel dan jalan kabel.
3) Lalu lintas dan angkutan jalan
Satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas,
angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan,
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan,
pengemudi, pengguna jalan serta pengelolaannya.
4) Kendaraan bermotor
Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang
berada pada kendaraan itu.
5) Blangko Tilang
Suatu formulir dengan format desain tertentu yang
ditetapkan sebagai standar alat penegakan hukum
dalam rangka proses penyelesaian perkara
pelanggaran tertentu terhadap peraturan perundang-
undangan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai dengan
ketentuan Hukum Acara Pidana.
6) Bukti pelanggaran (Tilang)
Bukti pelanggaran yang selanjutnya disebut dengan
58 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tilang adalah alat bukti pelanggaran tertentu dibidang


lalu lintas dan angkutan jalan dengan format tertentu
yang ditetapkan.
7) Struk atau bonggol Tilang
Bagian dari setiap lembar blangko Tilang yang
dipergunakan sebagai alat pengawasan administratif
penggunaan blangko Tilang.
8) Berkas perkara
Surat Tilang yang terdiri atas 5 (lima) lembar dengan
warna yang dibedakan sesuai fungsi dan
peruntukannya.
9) Buku register Tilang
Komponen administrasi Tilang, terdiri atas 3 (tiga) jenis
dengan format tertentu, berfungsi sebagai sarana
pengawasan mengenai daftar perkara, pengelolaan
materiil Tilang, dan pengelolaan insentif personel
pelaksana Tilang.
10) Pemeriksaan kendaraan
Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa
terhadap pengemudi dan kendaraan bermotor
mengenai perilaku berlalu lintas, pemenuhan
persyaratan teknis dan laik jalan serta kelengkapan
persyaratan administrasi.
11) Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
Serangkaian tindakan yang dilaksanakan oleh penyidik
Polri dan PPNS di bidang lalu lintas dan angkutan jalan
terhadap pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.

b. Tujuan Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Dan Penindakan


Pelanggaran LLAJ
1) Terpenuhinya persyaratan teknis dan laik jalan
kendaraan bermotor;
2) Terpenuhinya kelengkapan dokumen registrasi dan
identifikasi pengemudi dan Kendaraan Bermotor serta
dokumen perizinan dan kelengkapan Kendaraan
Bermotor angkutan umum;
3) Terdukungnya pengungkapan perkara tindak pidana;
dan
4) Terciptanya kepatuhan dan budaya keamanan dan
keselamatan berlalu lintas. (pasal 2 PP No. 80 Thn
2012)

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 59


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Dasar Hukum Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas


a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (KUHAP);
b. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang tata
cara pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan
penindakan pelanggaran lalu lintas dan Angkutan jalan;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak pidana;
e. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2016 tentang
tata cara penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas;
f. Peraturan Kakorlantas Polri No. 6 Tahun 2018 Tentang SOP
Penindakan Pelanggaran LLAJ dengan surat tilang elektronik
(E-Tilang).

3. Petugas Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas


a. Penyidik
Penyidik pelanggaran LLAJ tertentu dengan sistem E-Tilang
adalah penyidik yang bertugas pada fungsi Lalu Lintas Polri
yang memenuhi persyaratan sebagai penyidik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Penyidik pembantu
Penyidik pembantu yang melakukan penindakan
pelanggaran LLAJ tertentu dengan sistem E-Tilang adalah
penyidik pembantu yang bertugas pada fungsi Lalu Lintas
Polri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Persyaratan Materiil, meliputi:
a) berpangkat paling rendah Brigadir Dua Polisi;
b) mengikuti dan lulus pendidikan spesialisasi/
kejuruan fungsi lalu lintas Polri;
c) sehat jasmani dan rohani; dan
d) memiliki kemampuan dan integritas moral
yang tinggi di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan.
2) Persyaratan Formil, Meliputi:
a) memahami Peraturan Perundang-undangan di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan;
b) menguasai ketentuan pidana pelanggaran

60 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sebagaimana dimaksud dalam UU No.22 Tahun


2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan
penerapannya menurut Hukum Acara Pidana;
c) mahir menggunakan belangko tilang dalam
penindakan pelanggaran tertentu terhadap
Peraturan Perundang-undangan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan;
d) mahir melaksanakan pengaturan lalu lintas di jalan
sesuai dengan tata cara dan teknik yang
ditetapkan dalam pengaturan lalu lintas di jalan;
telah bertugas dibidang fungsi teknis penegakan
hukum fungsi lalu lintas dan angkutan jalan paling
singkat 2 (dua) tahun;
e) diangkat dalam jabatan fungsi lalu lintas Polri oleh
Kapolri atau pejabat Polri yang didelegasikan
sesuai Peraturan Perundang- undangan;
f) diangkat sebagai petugas penindak pada fungsi
penegakan hukum lalu lintas Polri oleh
Kakorlantas Polri; dan
g) telah mengikuti proses asesmen standarisasi
petugas penindak pelanggaran LLAJ yang
diselenggarakan oleh Korlantas Polri.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 61


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 3
PERSIAPAN PENINDAKAN PELANGGARAN
LALU LINTAS

1. Persiapan Administrasi Petugas Penyidik Penindakan


Pelanggaran Lalu Lintas
a. Surat Perintah Tugas.
Petugas kepolisian negara Republik Indonesia atau penyidik
Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan angkutan
jalan yang melakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di
jalan secara berkala atau insidental atas dasar operasi
kepolisian dan/atau penanggulangan kejahatan wajib
dilengkapi dengan surat perintah tugas.
Surat perintah tugas dikeluarkan oleh:
1) Atasan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia
bagi petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2) Atasan penyidik pegawai negeri sipil di bidang Lalu
Lintas dan angkutan jalan bagi penyidik pegawai negeri
Sipil di bidang Lalu Lintas dan angkutan jalan.
Surat perintah tugas paling sedikit memuat:
1) Alasan dan pola pemeriksaan kendaraan bermotor.
2) Waktu pemeriksaan kendaraan bermotor.
3) Tempat pemeriksaan kendaraan bermotor.
4) Penanggung jawab dalam pemeriksaan kendaraan
bermotor.
5) Daftar petugas Polri dan atau PPNS di bidang LLAJ
yang ditugaskan Riksa Ranmor.
b. Blangko Berita acara penyerahan hasil penindakan
pelanggaran lalu kepada Bamin tilang.
c. Blangko berita acara penyerahan barang bukti kepada
pengadilan.

2. Persiapan Peralatan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas


a. Surat Tilang elektronik
Spesifikasi teknis belangko Surat Tilang elektronik ditetapkan
berdasarkan Keputusan Kakorlantas Polri sesuai dengan
peraturan perundangan.
62 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Surat tilang elektronik yang digunakan oleh petugas penindak


melakukan penindakan pelanggaran LLAJ tertentu dengan
sistem E-Tilang terdiri atas 5 (lima) lembar untuk setiap
perkara, dengan warna, peruntukan, fungsi dan isi yang
berbeda.
1) lembar berwarna merah
a) diperuntukkan bagi pelanggar yang menyetorkan
uang titipan denda secara tunai apabila
penyetoran secara elektronik tidak dapat lagi
dilakukan karena telah lewat waktu yang
ditentukan, yaitu 4 (empat) hari sebelum waktu
pelaksanaan sidang;
b) berfungsi sebagai berita acara pemeriksaan
pelanggaran;
c) isi/materi muatan:
(1) pernyataan dan keterangan petugas
penindak mengenai pelanggaran yang telah
dilakukan oleh pelanggar;
(2) pernyataan pelanggar mengakui pelanggaran
yang dillakukan, dan ia tidak dapat hadir di
sidang, serta bersedia menyetorkan uang
titipan denda ke bank;
(3) keterangan mengenai besarnya denda atas
pelanggaran yang dilakukan olehpelanggar
sesuai dengan yang ditentukan Undang-
Undang;
(4) tanda bukti penyitaan sementara barang
bukti pelanggaran oleh tugas penindak;
(5) Tanda kode elektronik seri tilang yang
bersangkutan;
(6) catatan petugas penindak mengenai
klasifikasi pelangaran dan capaian angka
pinalti pelaku pelanggaran/pemilik SIM; dan
(7) jumlah uang titipan denda yang disetorkan
pelanggar ke Bank;
(8) nama dan alamat bank penerima setoran
uang titipan Denda pelanggaran dan
besarnya uang titipan denda di bank;
(9) nama petugas Polri penindak;
(10) peringatan kepada pelanggar dan petugas
penegak hukum tentang ancaman sanksi
pidana bagi pemberi dan/atau penerima
suap, sanksi apabila pelanggar tidak

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 63


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

melaksanakan menyetorkan uang titipan


denda dan akibat hukum angka pinaliti
pelanggaran berulang bagi pemilik SIM;
(11) keterangan untuk pengambilan sisa uang
titipan denda setelah mendapat penetapan
eksekusi kejaksaan apabila putusan denda
lebih kecil dari uang yang dititipkan di Bank;
(12) keterangan penyerahan kembali barang-
barang bukti si pelanggar dari petugas yang
menyita setelah pelanggarmenyetorkan
titipan uang denda ke bank;
(13) penetapan eksekusi Kejaksaan dan perintah
kepada Bank untuk memindahkan uang
titipan menjadi denda dan biaya perkara.
2) lembar berwarna biru
a) diperuntukkan bagi pelanggar untuk menyetorkan
uang titipan denda secara elektronik; lembar
berwarna merah dan biru, yang berfungsi sebagai
berita acara pemeriksaan pelanggaran;
b) berfungsi sebagai berita acara pemeriksaan
pelanggaran;
c) isi/materi muatan: Sama dengan lembar berwarna
merah.
3) lembar berwarna hijau
a) diperuntukkan bagi pengadilan negeri setempat;
b) berfungsi sebagai berita acara pemeriksaan di
persidangan dan amar putusan pengadilan;
c) isi/materi muatan:
(1) materi berita acara pada lembar berwarna
merah dan biru sebagaimana dimaksud pada
ayat (2);
(2) serah terima berkas Surat Tilang dan barang
bukti antara petugas penindak dengan
pengadilan;
(3) berita acara pemeriksaan di persidangan;
(4) amar putusan hakim;
(5) pernyataan pelanggar menerima putusan
Hakim;
(6) perintah eksekusi;
(7) pelaksanaan eksekusi oleh kejaksaan; dan
(8) nama dan tanda tangan hakim yang
64 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

memeriksa dan memutus perkara, serta


nama panitera pengadilan
4) lembar berwarna kuning
a) diperuntukkan bagi kesatuan petugas Polri
penindak;
b) berfungsi sebagai arsip berita acara pemeriksaan
perkara dan penindakan pelanggaran;
c) isi/materi muatan: Sama dengan lembar berwarna
merah.
5) lembar berwarna putih
a) diperuntukkan bagi Kejaksaan negeri setempat;
b) berfungsi sebagai bukti pelaksanaan eksekusi atas
putusan pengadilan.
c) isi/materi muatan:
(1) materi berita acara seperti pada lembar
berwarna merah dan biru;
(2) penetapan eksekusi putusan pengadilan oleh
kejaksaan;
(3) perintah kepada Bank penerima setoran
uang titipan denda untuk :
(a) pemindahbukuan uang titipan denda
pelanggar dari rekening TN-1 ke TN-2
dan TN-3 jikan putusan pengadilan
lebih kecil dari uang yang dititipkan di
bank;
(b) mengembalikan sisa uang titipan denda
kepada pelanggar jika pengadilan
memutus denda lebih kecil dari uang
yang dititipkan; dan
(4) permintaan kepada Kepolisian untuk
Penagihan Paksa Denda, pemblokiran
STNK, SIM, dan/atau penyitaan kendaraan
bermotor, bagi pelanggar yang tidak
melaksanakan putusan pengadilan.

b. Telepon genggam android (smartphone)


1) Telepon genggam sistem android (Smartphone
E- Tilang) yang dipergunakan oleh Petugas penindak
dalam melakukan penindakan pelanggaran dengan
sistem E-Tilang dilengkapi dengan aplikasi yang paling
sedikit memiliki kemampuan:
a) terhubung dengan server E-Tilang Polri/ unit kerja
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 65
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

penindakan pelanggaran pada fungsi penegakan


hukum dan Bank pendukung
b) menyimpan data pelanggar dan pelanggaran yang
ditindak sesuai jumlah target kegiatan dalam
periode tertentu;
c) mengakses langsung sistem transaksi elektronik
Bank pendukung dan back office unit kerja
penindakan pelanggaran pada fungsi penegakan
hukum;
d) menyimpan dan menerbitkan nomor code
pembayaran uang titipan denda tilang E-tilang;
e) memblokir sistem transaksi yang telah melampaui
waktu yang ditentukan untuk penyetoran uang
titipan denda E-tilang.
f) dilengkapi dengan camera yang dapat digunakan
untuk :
(1) memotret obyek yang dibutuhkan;
(2) membaca dan mencetak barcode pada surat
tilang untuk menginput data pelanggar
secara elektronik pada website E- Tilang;
2) Petugas penindak dilarang mempergunakan fungsi
aplikasi Handphone E-Tilang selain untuk kepentingan
penindakan pelanggaran LLAJ.

c. Alat transaksi elektronik perbankan


1) alat transaksi elektronik perbankan dipergunakan oleh
pelanggar untuk melakukan penyetoran uang titipan
denda E-Tilang yang diperintahkan oleh petugas
penindak, meliputi:
a) mesin ATM;
b) jaringan komputer dan internet (e-money atau e-
cash);
c) perangkat EDC yang ada pada petugas penindak;
atau
d) EDC teller yang ada pada Bank.
2) Layanan penampungan setoran uang titipan denda
melalui sistem ATM, jaringan internet e-money atau e-
cash, dan perangkat EDC yang ada pada petugas
penindak harus dapat dilakukan sepanjang hari.
3) Layanan penerimaan setoran uang titipan denda
E- Tilang melalui EDC teller yang ada pada Bank
dilakukan pada jam kerja Bank apabila:
66 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) mesin ATM, EDC pada petugas penindak atau


jaringan komputer dan internet e-money atau e-
cash tidak dapat melakukan proses transaksi; atau
b) penyetoran uang titipan denda tilang telah lewat
sidang yang tertulis dalam blanko tilang.

3. Persiapan Perlengkapan Petugas Penindakan Pelanggaran


Lalu Lintas
Dalam pelaksanaan penindakan pelanggaran LLAJ dengan sistem
E-Tilang setiap petugas penindak harus dilengkapi dengan:
a. bollpoint dengan warna tinta hitam atau biru tua sebagai alat
menulis lembar Tilang;
b. clip board untuk alas penulisan lembar tilang;
c. peluit warna putih berbunyi nyaring, dengan tali cur warna
putih sesuai tata cara penggunaan;
d. tas dan daftar barang bukti yang tahan air;
e. senter dan red flash light (senter kedip merah) untuk\malam
hari;
f. tabel daftar pelanggaran yang dapat ditindak dengan sistem
E-Tilang; dan
g. cap kesatuan dan surat perintah tugas personel penindak.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 67


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 4
PELAKSANAAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LINTAS DENGAN E-TILANG DAN ETLE

1. Sistem Informasi dan Komunikasi E-Tilang dan ETLE


a. Jaringan teknologi informasi dan komunikasi E-Tilang
1) perangkat jaringan teknologi informasi dan komunikasi
(technoware) penindakan pelanggaran LLAJ dengan
sistem E-Tilang, paling sedikit terdiri atas:
a) Perangkat Keras (Hardware), meliputi:
(1) Computer Server, yang berfungsi sebagai
pusat data dan layanan aplikasi E-Tilang;
(2) Computer Client (Workstation) yang
berfungsi sebagai terminal kerja bagi
operator E-Tilang, pengelola maupun pejabat
fungsi penegakan hukum; dan
(3) peralatan penunjang yang diperlukan, antara
lain CPU, keyboard, monitor, UPS, printer,
dan lain-lain.
b) Perangkat Lunak (Software), meliputi:
(1) Perangkat lunak sistem penyetoran uang
titipan denda tilang, sistem input data
pelanggar, sistem manajemen basis data
pelanggaran, dan sistem manajemen
aplikasi;
(2) Perangkat lunak aplikasi yang digunakan
sebagai aplikasi utama pendukung sistem
informasi E-Tilang; dan
(3) Perangkat lunak pendukung aplikasi E-Tilang
(mail, browser, kompilator, dan lain-lain); dan
c) Infrastruktur Jaringan Komunikasi Data E-Tilang
(Network Infratructure), yang akan digunakan
sebagai media komunikasi antar sistem internal
(intranet), maupun dengan jaringan komunikasi
data publik (internet); data
2) Aplikasi utama pendukung sistem informasi E-Tilang
sebagaimana dimaksud pada huruf a butir 2) b) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) memenuhi standar yang meliputi:

68 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) standar interoperabilitas untuk mampu


berinteraksi dan berfungsi dengan produk
atau sistem lain tanpa batasan akses atau
implementasi.
(2) standar keamanan sistem informasi, meliputi:
(a) kerahasiaan (confidentiality), untuk
menjamin bahwa informasi tertutup dan
terbatas hanya dapat diakses oleh
pejabat atau petugas yang telah
ditentukan.
(b) keutuhan (integrity), untuk menjamin
keutuhan, kelengkapan dan keakuratan
informasi serta metode pemrosesannya.
(c) ketersediaan (availability), untuk
menjamin bahwa pejabat atau petugas
yang telah ditentukan dapat mengakses
informasi setiap diperlukan; dan
b) dilengkapi dengan dokumen aplikasi yang meliputi:
(1) dokumen kebutuhan perangkat lunak;
(2) dokumen arsitektur atau desain;
(3) dokumen teknis;
(4) dokumen manual; dan
(5) dokumen lain yang ditetapkan oleh pengelola
Sistem Informasi dan Komunikasi
penindakan pelanggaran LLAJ.
c) dapat dilakukan analisa risiko keamanan informasi
(security risk assessment) untuk meminimalkan
risiko dengan sistem pengendalian yang
ditetapkan oleh Kakorlantas Polri; dan
d) dapat diperiksa kesesuaian fungsinya melalui
proses audit yang dilakukan oleh instansi/ahli yang
ditunjuk oleh Korlantas Polri.

b. Data dan informasi (infoward)


Data dan informasi (infoware) E-Tilang paling sedikit terdiri
atas:
1) hasil penindakan pelanggaran, meliputi:
a) jumlah pelanggaran, jenis, bentuk, dan
klasifikasinya;
b) jenis dan bentuk pelanggaran yang menonjol
secara kuantitatif (jumlah tertinggi);

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 69


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) jenis dan bentuk pelanggaran yang menonjol


secara kualitatif (karakter pelanggaran berat)
tertinggi;
d) Satuan administrasi Polri penerbit (Satpas) SIM di
Polda yang bersangkutan, yang pengemudinya
melakukan pelanggaran tertinggi;
2) hasil penyelesaian perkara, meliputi :
a) jumlah perkara E-Tilang yang diputus pengadilan;
b) daftar pelanggar, jenis dan bentuk pelanggaran;
c) Jumlah nominal uang titipan denda E-Tilang yang
disetorkan pelanggar di Bank;
d) besarnya denda putusan pengadilan; dan
e) sisa titipan denda pada bank.
3) daftar pelanggar yang tidak menyetorkan uang titipan
denda melalui Bank, meliputi :
a) nama pelanggar;
b) nomor register (Nomor Polisi) kendaraan;
c) Golongan dan Nomor SIM
d) jenis dan bentuk pelanggaran; dan
e) besarnya nominal ancaman denda.
4) daftar STNK dan SIM yang diblokir karena tidak
menyetorkan denda melalui bank atau tidak
melaksanakan putusan pengadilan, meliputi :
a) nama pelanggar;
b) jenis dan bentuk pelanggaran;
c) besarnya nominal ancaman denda;
d) nomor register (nomor Polisi) kendaraan dan
SAMSAT Penerbit STNK; dan
e) golongan, nomor SIM dan Satuan Pelaksana
Penerbit SIM (SATPAS SIM);
5) daftar SIM yang diblokir akibat capaian angka pinalti
pelanggaran yang dilakukan oleh Pemilik SIM, meliputi :
a) nama pelanggar/Pemilik SIM;
b) capaian angka pinalti;
c) golongan, nomor SIM dan Satuan Pelaksana
Penerbit SIM (SATPAS SIM); dan
d) masa berlaku SIM.

70 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Pemberian tanda atau data elektronik pelanggaran


pengemudi pemilik SIM (drivers demerit poin system) (SOP)
1) Untuk menjamin kualitas kompetensi pemilik SIM,
petugas penindak memberi nilai (score) dan angka
pinalti pelanggaran setiap pemilik SIM yang melakukan
pelanggaran LLAJ berdasarkan norma, standar,
prosedur dan kriteria yang ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan.
2) Pemberian tanda pelanggaran Nilai bobot (score) dan
angka pinalti pelanggaran yang dilakukan pemilik SIM
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) nilai (score) pelanggaran didasarkan pada
klasifikasi pelanggaran sebagaimana dimaksud
pada bagian C;
b) memberi tanda pada surat tilang dan data
elektronik SIM yang bersangkutan;
c) capaian angka pinalti pelanggaran setiap pemilik
SIM diusulkan oleh ke Pengadilan sebagai dasar
pertimbangan pengadilan untuk menetapkan
hukuman tambahan terhadap pemilik SIM, berupa
pemblokiran untuk :
(1) ujian ulang SIM;
(2) pencabutan sementara SIM; atau
(3) pencabutan hak untuk memiliki SIM.
3) Pemberian nilai bobot (score) dan angka pinalti
pelanggaran pemilik SIM, pemberian tanda dan tata
cara pemblokiran SIM dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan Kapolri tentang sistem pemberian tanda
pelanggaran pada SIM milik pengemudi.

2. Metode Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas


Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Lantas menggunakan 3 (tiga)
metode sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kendaraan bermotor dengan metode
tertangkap tangan
1) Petugas melihat langsung secara kasa mata pelanggar
tidak menggunakan helm;
2) Petugas memberhentikan pelanggar ketepi jalan
dengan menggunakan isyarat tangan dan Isyarat peluit;
3) Petugas mengucapkan senyum sapa salam;
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 71
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Menyampaikan permohonan maaf menggangu perjalanan;


5) Menjelaskan pelanggaran yang dilakukan dengan jelas
dan sanksinya (Contoh: Bapak/ibu kami berhentikan
karena melanggar pasal 291 ayat (1) jo Pasal 106 ayat
8 dengan denda Rp 250.000);
6) Kalau pelanggarannya menggunakan mobil perhatikan
cara menghadap pelanggar jangan sejajar dengan
pintu kendaraan khawatir pelanggar membuka pintu
dengan tujuan perlawanan;
7) Pelanggar diperintahkan mematikan mesin disuruh
keluar dari kendaraan;
8) Apabila pelanggar mengakui kesalahannya penindak
menilang dengan blanko tilang warna biru dan
memasukan ke dalam aplikasi E tilang, setelah itu
blanko tilang warna biru diberikan kepada pelanggar;
9) Apabila pelanggar tidak mengakui kesalahannya serta
ingin hadir langsung di Kejaksaan dan meminta blanko
tilang warna merah, penindak diperbolehkan
memberikan blanko tilang warna merah.

b. Pemeriksaan kendaraan bermotor dengan metode stationer


1) Kegiatan penindakan terhadap pelanggar lalu lintas di
salah satu penggal jalan dalam waktu tertentu dan
dilengkapi dengan papan tanda pemeriksaan
kendaraan yang bertuliskan “Pemeriksaan Kendaraan“.
2) Apabila pemeriksaan kendaraan yang dilakukan pada
jalur jalan yang memiliki lajur lalu lintas dua arah yang
berlawanan dan hanya dibatasi oleh marka jalan, di
tempatkan tanda pada jarak paling sedikit 50 meter
sebelum dan sesudah tempat pemeriksaan.
3) Untuk pemeriksaan Stasioner/pemeriksaan ditempat
dipimpin oleh seorang perwira dengan pembagian tugas
sebagai berikut :
a) Petugas yang memberikan isyarat pelan-pelan;
b) Petugas yang meberikan isyarat memberhentikan;
c) Petugas yang melakukan pemeriksaan;
d) Petugas yang melakukan penindakan/penilangan;
e) Petugas yang mengamankan barang bukti;
f) Petugas yang melakukan pengejaran jika
diperlukan.
4) Sasaran pemeriksaan.

72 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Semua kendaraan atau sasaran prioritas diberhentikan.


contoh : memeriksa hanya pelanggaran helm, marka,
rambu atau pelanggaran yang belum memiliki SIM.
Pemeriksaan kendaraan dengan metode Hunting,
antara lain:
a) Kendaraan pelanggar ada didepan mobil petugas.
b) Kendaraan pelanggar di kejar dan pada saat
sejajar hidupkan serine dan arahkan mobil
pengemudi arahkan kepinggir jalan.
c) Kalau tidak mau berhenti atau menepi sampaikan
melalui public address “atas nama undang-
undang” kendaraan yang ada didepan agar
menepi dan berhenti karena saudara telah
melanggar peraturan lalu lintas/batas kecepatan
d) Setelah menepi dekati pelanggar dengan hati-hati
dengan cara:
(1) apabila petugas menggunakan kendaraan
roda empat, posisi kendaraan petugas
berada dibelakang kendaraan pelanggar
dengan posisi serong ke kanan
(a) 1 orang petugas mendekati pelanggar
dan melakukan pemeriksaan;
(b) 1 orang petugas tetap mengendalikan
kemudi, mengawasi rekannya dan
siaga;
(c) 1 orang petugas mengatur lalu lintas.
(2) apabila petugas menggunakan kendaraan
roda dua, posisi kendaraan petugas berada
dibelakang kendaraan pelanggar dengan
posisi serong ke kanan
(a) 1 orang petugas mendekati pelanggar
dan melakukan pemeriksaan;
(b) 1 orang petugas mengawasi rekannya,
mengatur lalu lintas dan siaga.

3. Mekanisme E-Tilang
Tilang Online diwujudkan sebagai upaya mempersingkat cara
penindakan pelanggaran lalu lintas dengan menggunakan
aplikasi pada smartphone petugas secara oline terhubung pada
back office dengan database yang terintegrasi antara POLRI,
Kejaksaan, Pengadilan dan Bank.
Layanan tilang online ini diharapkan, pelayanan kepada

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 73


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

masyarakat dapat diberikan secara profesional, modern,


terpercaya, transparan dan akuntabel.
E-Tilang dilaksanakan melalui mekanisme seperti tergambar di
bawah ini:
MEKANISME E-TILANG

4. Cara Menginput Aplikasi E-Tilang


Cara menginput aplikasi E-Tilang berbasis smartphone (android)

74 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Tugas Tanggung Jawab CJS dalam Pelaksanaan E-Tilang


Sistem E-Tilang Korlantas Polri merupakan sistem yang
melibatkan intansi selain kepolisian pada beberapa tahapannya.
Dengan fungsi yang spesifik dari masing-masing instansi membuat
data E-Tilang akan lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan
karena diproses oleh instansi berwenang.
a. Korlantas Polri
Kepolisian dengan Korlantas nya sebagai sub instansi yang
bertanggung jawab terhadap penindakan terhadap
pelanggaran lalu lintas, menjadi titik awal dari pada proses
E-Tilang itu sendiri. Proses yang dilakukan adalah sama
dengan proses tilang manual yaitu mencatat kejadian
pelanggaran sesuai waktu dan tempat serta fakta yang
didapat. Namun yang membedakan adalah pencatatan
secara digital/elektronik dan langsung disimpan di Server
nasional.
b. Pengadilan Negeri
Berkas tilang yang diproses dari kepolisian kemudian
dilimpahkan sebagi berkas perkara kepada pengadilan
negeri terkait. Proses pengadilan untuk perkara Tilang dapat
diputuskan secara Verstek dimana pelanggar tidak perlu
hadir untuk keputusan vonis perkara.
c. Kejaksaan Negeri
Berkas perkara yang sudah diputuskan oleh pengadilan
negeri kemudian dilimpahkan ke kejaksaan sebagai
eksekutor vonis perkara. Barang bukti non kendaraan akan
dikumpulkan di kejaksaan dan harus ditebus oleh pelanggar
setelah pembayaran denda yang diputuskan.
d. Bank (BRI)
Ketika tilang terjadi maka Sistem akan menghasilkan nomor
BRIVA untuk kemudian pelanggar dapat melakukan
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 75
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pembayaran Titipan Denda maupun Denda Vonis melalui


Channel Perbankan seperti ATM, Internet Banking, SMS
Banking dll.

6. Mekanisme ETLE
a. Mekanisme ETLE

1) Tahap 1: Pelanggaran lalu lintas di identifikasi oleh


kamera ETLE;
2) Tahap 2: Pengecekan Identitas Ranmor di database
Regident Ranmor;
3) Tahap 3: Pembuatan surat konfirmasi dan verifikasi;

4) Tahap 4: Pengiriman surat konfirmasi ke pemilik


Ranmor melalui:
a) Media elektronik (email/WA);
b) Jasa pengiriman atau Petugas.
5) Tahap 5: Pengecekan surat konfirmasi sudah diterima
atau belum dan Pengecekan Jawaban Konfirmasi dari
pelanggar atau pemilik Ranmor:
a) Bila terkonfirmasi dilakukan penindakkan
pelanggaran;
b) Bila tidak ada konfirmasi dilakukan blokir STNK
Ranmor.
6) Tahap 6: Melakukan penindakkan terhadap pelanggar
lalu lintas:
a) Mengirim kode Briva E-Tilang kepada pelanggar/
76 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pemilik kendaraan melalui no Hp yang tertera pada


surat konfirmasi;
b) Mengirimkan lembar Tilang warna Biru ke alamat
pelanggar/pemilik kendaraan.
7) Tahap 7: Pengecekan Lembar Tilang dan pengecekan
kode Briva pembayaran denda Tilang sudah diterima
atau belum oleh pelanggar/Pemilik kendaraan;
8) Tahap 8: Melakukan pengecekan pembayaran denda
Tilang;
9) Tahap 9: Melakukan blokir STNK berdasarkan
permintaan penyidik bagi yang belum melakukan
pembayaran denda Tilang;
10) Tahap 10: Buka blokir bila sudah melakukan
pembayaran denda Tilang.

b. Mekanisme waktu konfirmasi ETLE

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 77


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Mekanisme konfirmasi ETLE

d. Pelayanan posko ETLE


1) Konfirmasi
a) Jenis Konfirmasi oleh Pelanggar;
(1) Via Website (Etle-pmj.info) dengan
membarcode pada surat konfirmasi lembar 3
(2) Datang langsung ke Posko ETLE
b) Tata Cara Konfirmasi oleh Petugas Posko ETLE
(1) Membuka buku Aplikasi ETLE
(2) Klik kolom penindakan
(3) Klik kolom konfirmasi
(4) Buka data pelanggar
(5) Klik modul tertagih
(6) Masukan seri nomor blanko tilang berikut
mencantumkan tanggal siding
(7) Klik get briva code sampai tibul kode
brivanya
(8) Mencetak surat konfirmasi
(9) Menyalin data pelanggar ke blanko tilang
(10) Klik update

78 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Buka blokir rubah status


a) Syarat buka blokir
(1) Bukti bayar denda tilang (Bayar denda
melalui bank BRI/yang ditunjuk)
(2) Blanko tilang
(3) Nota dinas buka blokir dari Subdit Gakkum
Polda
b) Syarat rubah status
(1) Bukti bayar denda Tilang (dari kejaksaan
atau BRI)
(2) Blanko tilang
3) Pengaduan
a) Pelanggar tidak menerima surat konfirmasi (gagal
kirim)
(1) Membuka aplikasi ETLE
(2) Memasukan Nopol
(3) Klik detail
(4) Cek hasil capture dan cocokan dengan data
Ranmor
(5) Jika data cocok tunjukan bukti pelanggaran
kepada pelanggar
b) Pelanggar meragukan hasil capture kamera/bukti
pelanggaran :
(1) Membuka aplikasi ETLE
(2) Memasukan Nopol
(3) Klik detail
(4) Cek hasil capture dan cocokan dengan data
ranmor
(5) Jika data cocok tunjukan bukti pelanggaran
kepada pelanggar
(6) Jika bukti pelanggaran tidak kuat/hasil
capture nihil atau tidak cocok antara bukti
pelanggaran dengan data Ranmor maka
harus DIHENTIKAN.

e. Tata cara konfirmasi oleh pelanggar


Setelah menerima surat konfirmasi maka Pelanggar bisa
melakukan konfirmasi baik melalui Website etle-pmj.info,
dengan cara membarcode surat konfirmasi atau datang
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 79
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

langsung ke posko etle subdit Gakkum. (Konfirmasi: mengisi


data kendaraan bermotor, identitas pemilik dan identitas
pelanggar/SIM/KTP) status di aplikasi akan berubah dari
terkirim menjadi terkonfirmasi.
1) Surat Konfirmasi

80 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 81


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Proses Tilang
Setelah konfirmasi dan pelanggar mengakui
pelanggarannya selanjutnya dilakukan penegakan
hukum dengan tilang dan pelanggar akan mendapatkan
kode BRIVA melalui SMS paling lama 2X24 jam, status
pada aplikasi akan berubah, dari terkonfirmasi menjadi
tertagih.
Penulisan terjadinya pelanggaran pada blanko tilang
disesuaikan dengan hari/tanggal terjadinya Gar Lantas
Untuk penetapan tanggal sidang adalah dua minggu
setelah pelanggar melakukan konfirmasi.
3) Pembayaran denda Tilang
Setelah mendapatkan kode BRIVA pelanggar bisa
membayarkan denda tilang melalui M-banking, ATM
dan Teller bank BRI dengan jumlah denda maksimal
sesuai ketentuan dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan, setelah melakukan
pembayaran maka status di aplikasi ETLE akan
berubah dari tertagih menjadi terbayar.
4) Lembar Tilang

82 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5) Bukti Pembayaran BRI

6) Pengembalian sisa denda Tilang


Setelah terbit amar putusan dari Pengadilan negeri,
pelanggar dapat mengambil sisa denda tilang/refund ke
Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah dengan melihat
info dari aplikasi kejaksaan kemudian:
a) memasukkan no blangko tilang ke aplikasi info
kejaksaan;
b) memasukkan tanggal sidang;
c) mengikuti petunjuk yang ada dalam aplikasi yg
tersedia di tilang.kejaksaan.go.id.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 83


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Contoh: pelanggaran ganjil genap denda maksimal


Rp 500.000 namun amar putusan menetapkan
dendanya Rp 200.000 maka pelanggar dapat
mengambil sisa denda tilang sebesar Rp 300.000 di
Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah.

84 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

7) Contoh Amar Putusan

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 85


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

8) Contoh Nota Dinas Buka Blokir

7. Tugas Tanggung Jawab CJS dalam Pelaksanaan ETLE


a. Petugas back office
1) Petugas analysis
a) Pelanggar lalu lintas didentifikasi oleh perangkat
elektronik ETLE dan dianalisa dengan klasifikasi:
(1) merupakan pelanggaran lalu lintas
(2) bukan merupakan pelanggaran lalau lintas
(3) hasil capture kamera ETLE tidak dapat
terbaca dengan jelas
b) Pengecekan identitas ranmor di database regident
ranmor apabila merupakan pelanggaran lalu lintas
dan tidak terbaca jelas akan tersimpan;

86 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Memverifikasikan bukti pelanggaran dengan data


Ranmor dan mengklasifikasikannya:
(1) Sesuai dengan database regident Ranmor
(2) Tidak sesuai dan tidak tersedia pada
database regident Ranmor
2) Petugas Penanggung Jawab surat Konfirmasi
a) Menerbitkan surat konfirmasi yang ditujukan
kepada pemilik Ranmor apabila sesuai dengan
database regident ranmor
b) Penindakan pelanggaranlalu lintas tiak dilanjutkan
apabila data ranmor tidak sesuai dan tidak
tersedia pada database regident ranmor,
selanjutnya dilakukan langkah langkah sbb :
(1) Mengkategorikan dalam manajemen
penelitian khusus
(2) Memasukan dalam fitur Vihicle Arming
(3) Menginformasikan kepada petugas TMC
untuk diteruskan kepada petugs dilapangan
untuk dilakukan penegakan hukum
c) Mengirimkan surat konfirmasi ke pemilik Ranmor
melalui:
(1) Media elektronik (Email/SMS/Aplikasi
Messenger);
(2) Jasa pengiriman surat yang ditunjuk
berdasarkan perjanjian kerjasama
3) Petugas Tilang (bag Konfirmasi)
a) Pengecekan jawaban konfirmasi dari pelanggar
atau pemilik Ranmor melalui media elektronik/jasa
pengiriman dan/atau mendatangi Posko ETLE
subdit Gakkum:
(1) Terkonfirmasi:
(a) Pemilik Ranmor sebagai pelanggar lalu
lintas
(b) Pemilik Ranmor bukan sebagai
pelanggar lalu lintas
(2) Tidak ada konfirmasi
b) Menerima konfirmasi yang menyatakan pemilik
Ranmor sebagai pelanggar lalulintas melalui:
(1) Website

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 87


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(a) Mengecek notifikasi website atau email


(b) Melakukan penindakan pelanggaran
lalulintas dengan menulis pada blanko
tilang (lembar biru)
(c) Menginput nomor registrasi blanko
tilang ke dalam aplikasi ETLE dan
menyalin kode Briva
(d) Mengirim kode Briva via SMS kepada
pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu
lintas melalui nomor handphone hasil
konfirmasi.
(2) Posko ETLE
(a) Menerima konfirmasi dan
mengklasifikasi pelanggaran, bagi
pelanggar yang diwakili melampirkan
surat kuasaa, SIM/KTP pemilik Ranmor
dan penerima kuasa serta dibuatkan
Berita Acara;
(b) Melakukan penindakan pelanggaran
lalu lintas dengan menulis pada blanko
tilang (lembar biru);
(c) Menginput no register blanko tilang ke
dalam aplikasi ETLE dan menyalin kode
Briva;
(d) Mengirim kode Briva via SMS kepada
pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu
lintas melalui nomor handphone hasil
konfirmasi.
c) Menerima konfirmasi dimana pemilik RANMOR
bukan sebagai pelanggar lalu lintas tetapi
diketahui identitas pelanggar melalui
(1) Website
(a) Mengecek notifikasi website atau email;
(b) Mengajukan blokir STNK ke petugas
Samsat
(2) Posko ETLE
(a) Menerima konfirmasi dan
mengklarifikasi pelanggaran bagi
pemilik Ranmor yang diwakili
melampirkan surat kuasa, SIM/KTP
pemilik Ranmor dabn penerima kuasa
dan/atau surat lapor jual Ranmor
(b) Mengajukan Blokir STNK ke Min STNK
88 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Petugas Administrasi
Menerima identitas pelanggar lalu lintas dari petugas
samsat dan melakukan langkah Langkah:
a) Melakukan penindakan pelanggaran lalu intas
dengan menulis pada blanko tilang
b) Menginput no register blanko tilang ke dalam
aplikasi ETLE dan menyalin kode Briva
c) Membuat dan mengirim nota dinas buka blokir ke
Samsat domisili dengan tembusan ke Min STNK
Polda Metro
5) Petugas SAMSAT
Melakukan Blokir STNK di Samsat domisili dilakukan
dengan cara :
a) Memberikan penjelasan tentang mekanisme buka
blikir STNK
b) Menghubungi call center Posko ETLE subdit
Gakkum untuk membeikan identitas elanggar
lalulintas
c) Melakukan pembukaan blokir STNK berdasarkan”
(1) Nota Dinas yang diterima dari Posko ETLE
Subdit Gakum
(2) Bukti Bayar denda Tilang
(3) Notifikasi pada aplikasi ETLE

b. Petugas pelaksana di posko ETLE


1) Petugas Tilang
a) Melakukan pengecekan jawaban surat konfirmasi
dari pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu lintas
melalui media elektronik atau jasa pengiriman
dan/atau mendatangi Posko ETLE Subdit gakkum.
(1) Terkonfirmasi
(a) Pemilik Ranmor sebagai pelanggar lalu
lintas;
(b) Pemilik Ranmor bukan sebagai
pelanggar lalu lintas.
(2) Tidak ada konfirmasi.
b) Menerima konfirmasi yang menyatakan pemilik
Ranmor sebagai pelanggar lalu lintas melalui:

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 89


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Website
(a) Mengecek notifikasi website atau email;
(b) Melakukan penindakan pelanggaran
lalu lintas dengan menulis pada blanko
tilang (lembar biru);
(c) Menginput nomor registrasi blanko
tilang ke dalam aplikasi E-Tilang
kemudian menyalin kode Briva;
(d) Mengirim kode Briva via SMS kepada
pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu
lintas melalui nomor handphone hasil
konfirmasi.
(2) Posko ETLE
(a) Menerima konfirmasi dan
mengklarifikasi jenis pelanggaran. Bagi
pelanggar yang diwakili harus
melampirkan surat kuasa, SIM/KTP
(pemilik Ranmor dan/atau pelanggar
lalu lintas dan penerima kuasa) serta
dibuatkan Berita Acara;
(b) Melakukan penindakan pelanggaran
lalu lintas dengan menulis pada blanko
tilang (lembar biru);
(c) Menginput nomor registrasi blanko
tilang ke dalam aplikasi E-Tilang
kemudian menyalin kode Briva;
(d) Mengirim kode Briva via SMS kepada
pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu
lintas melalui nomor handphone hasil
konfirmasi.
c) Menerima konfirmasi dimana pemilik Ranmor
bukan sebagai pelanggar lalu lintas tetapi
diketahui identitas pelanggar melalui:
(1) Website
(a) Mengecek notifikasi website atau email;
(b) Melakukan konfirmasi ke identitas
pelanggar yang dicantumkan dalam
website;
(c)
Apabila identitas pelanggar tidak dapat
dikonfirmasi/tidak mengakui
pelanggarannya, maka dianggap tidak
melakukan konfirmasi;
90 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(d) Apabila identitas pelanggar dapat


dikonfirmasi dan mengakui
pelanggarannya:
- Melakukan penindakan
pelanggaran lalu lintas dengan
menulis pada blanko tilang (lembar
biru);
- Menginput nomor registrasi blanko
tilang ke dalam aplikasi E-Tilang
kemudian menyalin kode Briva;
- Mengirim kode Briva via SMS
kepada pemilik Ranmor dan/atau
pelanggar lalu lintas melalui nomor
handphone hasil konfirmasi.
(2) Posko ETLE
(a) Menerima konfirmasi dan
mengklarifikasi jenis pelanggaran. Bagi
pelanggar yang diwakili harus
melampirkan surat kuasa, SIM/KTP
(pemilik Ranmor dan/atau pelanggar
lalu lintas dan penerima kuasa) serta
dibuatkan Berita Acara;
(b) Melakukan konfirmasi ke identitas
pelanggar yang disampaikan oleh
pemilik Ranmor atau yang mewakili
serta dibuatkan Berita Acara;
(c) Apabila identitas pelanggar tidak dapat
dikonfirmasi/tidak mengakui
pelanggarannya, maka dianggap tidak
melakukan konfirmasi;
(d) Apabila identitas pelanggar dapat
dikonfirmasi dan mengakui
pelanggarannya:
- Melakukan penindakan
pelanggaran lalu lintas dengan
menulis pada blanko tilang (lembar
biru);
- Menginput nomor registrasi blanko
tilang ke dalam aplikasi E-Tilang
kemudian menyalin kode Briva;
- Mengirim kode Briva via SMS
kepada pemilik Ranmor dan/atau
pelanggar lslu lintas melalui nomor
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 91
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

handphone hasil konfirmasi


d) Menerima konfirmasi dimana pemilik Ranmor
bukan sebagai pelanggar lalu lintas tetapi tidak
diketahui identitas pelanggar, dan tidak ada
konfirmasi melalui:
(1) Website
(a) Mengecek notifikasi website atau email;
(b) Mengajukan blokir STNK ke petugas
Samsat.
(2) Posko ETLE
(a) Menerima konfirmasi dan
mengklarifikasi jenis pelanggaran. Bagi
pemilik Ranmor yang diwakili
melampirkan surat kuasa, SIM/KTP
(pemilik Ranmor, dan penerima kuasa),
dan/atau surat lapor jual Ranmor;
(b) Mengajukan blokir STNK ke petugas
Samsat.
e) Menerima konfirmasi dimana pemilik Ranmor
dan/atau pelanggar lalu lintas tidak terbukti
melakukan pelanggaran lalu lintas dengan cara
mendatangi Posko ETLE Subditgakkum dan
dilakukan langkah, sbb:
(1) Membuat Berita Acara Penghentian
Pelanggaran Lalu Lintas untuk diarsipkan;
(2) Membuat surat keterangan tidak melakukan
pelanggaran lalu lintas untuk diberikan
kepada pemilik Ranmor dan/atau pelanggar
lalu lintas;
(3) Melakukan input nomor register Ranmor
pada aplikasi ETLE untuk dihentikan
penindakan hukum dan dicantumkan
alasannya.
f) Menerima konfirmasi dari pemilik Ranmor
dan/atau pelanggar lalu lintas yang melakukan
satu jenis pelanggaran berulang pada waktu
hampir bersamaan, dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
(1) Menentukan 1 (satu) jenis pelanggaran lalu
lintas yang dilakukan pertama kali;
(2) Melakukan penindakan pelanggaran lalu
lintas dengan menulis pada blanko tilang;
(3) Menginput nomor registrasi blanko tilang ke
92 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dalam aplikasi E-Tilang kemudian menyalin


kode Briva;
(4) Mengirim kode Briva via SMS kepada pemilik
Ranmor dan/atau pelanggar lalu lintas
melalui nomor handphone hasil konfirmasi;
(5) Membuat Berita Acara Penghentian
Pelanggaran Lalu Lintas untuk diarsipkan;
(6) Melakukan input nomor register Ranmor
pada aplikasi ETLE terhadap pelanggaran
lalu lintas yang tidak dilakukan penindakan
untuk dihentikan dan dicantumkan
alasannya.
2) Petugas Administrasi
a) Membuat Nota Dinas pengajuan blokir dan buka
blokir STNK kepada petugas Samsat;
b) Mengubah status “tertagih” menjadi status
“terbayar” pada aplikasi ETLE terhadap pemilik
Ranmor dan/atau pelanggar lalu lintas yang telah
membayar denda tilang di Kejaksaan;
c) Mengubah status “terkonfirmasi” menjadi
“dihentikan” pada aplikasi ETLE terhadap pemilik
Ranmor dan/atau pelanggar lalu lintas yang tidak
terbukti melakukan pelanggaran lalu lintas;
d) Bertanggung jawab terhadap pelayanan call center
Posko ETLE.
3) Petugas Yanduan
a) Menerima pengaduan masyarakat yang datang di
Posko ETLE;
b) Memberikan pelayanan dan penjelasan kepada
pemilik Ranmor dan/atau pelanggar lalu lintas
yang berkaitan dengan pertanyaan dan masalah
proses mekanisme ETLE yang dialami.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 93


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 5
PENGAKHIRAN DALAM PENINDAKAN PELANGGARAN
LALU LINTAS

1. Cara Menghimpun Hasil Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas


a. Diinventarisir adalah melakukan pengecekan terhadap
blangko Tilang yang telah digunakan dan yang belum
digunakan. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban
laporan terhadap penggunaan blangko tilang kepada
pimpinan.
b. Mencatat nomor register tilang yang telah digunakan dan
yang belum digunakan.
c. Lembar Tilang yang sudah digunakan diinventarisis
1) Menerima dan menghimpun serta mencatat berkas-
berkas Tilang yang diserahkan oleh Ka Unit Penindak .
2) Menulis nomor register perkara pada tiap-tiap lembar
Tilang yang akan dikirim ke Pengadilan.
3) Nomor register tersebut sama dengan nomor yang
tertulis pada buku register pengiriman berkas yang
ditutup pada setiap akhir bulan.
4) Membuat daftar kolektif para Pelanggar yang berkasnya
akan dikirim tersebut dengan melampirkan lembaran
Tilang dan daftar barang bukti dari masing-masing
Pelanggar.
5) Menyerahkan berkas ke Pengadilan untuk disidangkan
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari sidang
dengan surat pengantar Kepala Satuan Kewilayahan.
Berkas surat Tilang yang dikirim ke Pengadilan meliputi:
1) Berkas surat Tilang yang terdiri dari warna biru, kuning,
hijau dan putih, dilampiri bukti penerimaan setoran uang
titipan denda Tilang dari Bank yang ditunjuk bila
pelanggar mewakilkan di sidang Pengadilan.
2) Berkas surat Tilang yang terdiri dari warna merah, biru,
kuning, hijau dan putih, berikut barang bukti yang disita,
bila pelanggar hadir sendiri di sidang Pengadilan.
3) Setelah sidang Pengadilan dilaksanakan maka Bamin
Tilang meminta lembar surat Tilang warna kuning untuk
dijadikan arsip Polri dengan mengirimkan ke Polda yang
bersangkutan secara periodik (setiap bulan).

94 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Mencatat kegiatan tersebut diatas pada buku


register/Blangko yang telah ditentukan.
5) Menghimpun lembar kuning Tilang sesuai periode masa
sidang setiap bulan.
6) Membuat laporan hasil penindakan mingguan untuk
dikirimkan kepada Dirlantas Polda.
d. Pengelompokan lembar Tilang
1) Mengelompokkan dokumen hasil tilang sesuai dengan
TKP pelanggaran lalu lintas;
2) Mengelompokkan dokumen hasil tilang sesuai jadwal
sidang yang sudah disepakati oleh Pengadilan,
Kejaksaan dan Kepolisian;
3) Mengelompokkan lembar Tilang yang barang buktinya
sudah dikembalikan kepada pelanggar;
4) Mengelompokkan lembar Tilang yang barang buktinya
belum dikembalikan kepada pelanggar.
e. Pembuatan daftar kolektif para pelanggar daftar perkara Tilang
dan penyelesaian sidang dengan uang titipan, dipergunakan
untuk mencatat:
1) Nomor dan tanggal Tilang.
2) Identitas pelanggar.
3) Alamat pelanggar.
4) Pasal pelanggaran yang dipersangkakan.
5) Uang yang dititipkan di Bank yang ditunjuk .
6) Alamat Bank yang ditunjuk.
7) Tanggal dan nomor putusan Pengadilan.
8) Besar denda.
9) Subsidair.
10) Biaya perkara.
11) Tanggal dan nomor setor ke kas negara.
12) Leges.
13) Selisih uang titipan dan masih di simpan di Bank yang
ditunjuk.
f. Pembuatan surat pengantar ke pengadilan dan daftar perkara
pelanggar beserta dokumen.
1) Menerima dan menghimpun serta mencatat berkas-
berkas Tilang yang diserahkan oleh Ka Unit Penindak
2) Menulis nomor register perkara pada tiap-tiap lembar
Tilang yang akan dikirim kepengadilan.
PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 95
HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Nomor register tersebut sama dengan nomor register


yang tertulis pada buku register pengiriman berkas yang
ditutup pada setiap akhir bulan.
4) Membuat daftar kolektif para Pelanggar yang berkasnya
akan dikirim tersebut dengan melampirkan lembaran
Tilang dan daftar barang bukti dari masing-masing
pelanggar.
5) Menyerahkan berkas ke pengadilan untuk disidang
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari sidang
dengan surat pengantar Kepala Satuan Penyidik/
penyidik pembantu.
6) Surat pengantar dan berkas surat Tilang yang sudah
ditanda tangani oleh kesatuan kewilayahan, dikirim ke
pengadilan meliputi:
a) Berkas surat Tilang yang terdiri dari warna biru,
kuning, hijau dan putih, dilampiri bukti penerimaan
setoran uang titipan denda Tilang dari Bank yang
ditunjuk bila pelanggar mewakilkan di sidang
pengadilan.
b) Berkas surat Tilang yang terdiri dari warna merah,
biru, kuning, hijau dan putih, berikut barang bukti
yang disita, bila pelanggar hadir sendiri di sidang
pengadilan.
g. Pembuatan laporan hasil penindakan
1) Setelah sidang pengadilan dilaksanakan bagian
administrasi menerima penyerahan lembar Tilang yang
diserahkan oleh petugas penindak dan dikelompokan
sesuai dengan lembar Tilang warna kuning untuk
dijadikan arsip Polri dengan mengirimkan ke Polda yang
bersangkutan secara periodik (setiap bulan). dan
2) Mencatat kegiatan tersebut diatas pada buku register /
blangko yang telah ditentukan.
3) Menghimpun lembar kuning Tilang sesuai periode masa
sidang setiap bulan.
4) Membuat laporan hasil penindakan mingguan untuk
dikirimkan kepada Dirlantas Polda

2. Cara Mengunduh 26 Kolom Berkas Pelimpahan Tilang


Dengan cara mengakses https://dakgargakkum.com/ dan melihat
buku panduan e-tilang (manual book) sebagaimana terlampir.

96 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Cara Menyerahkan Hasil Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas


a. Menyiapkan laporan penindakan pelanggaran Lalu Lintas.
1) Menerima rekapitulasi berkas hasil penindakan dan
barang bukti dari penindak.
2) Mencatat jumlah hasil penindakan sesuai dengan
jumlah bonggol Tilang .
3) Mengecek berkas lembar Tilang dan barang bukti yang
akan diserahkan kepada KaUrmin Tilang atau Kaur Bin
Ops Lantas.
4) Menyaksikan penyerahan berkas dan barang bukti oleh
penindak kepada Bamin Tilang .
5) Merekapitulasi hasil penindakan Tilang pada buku
register Model I s.d III dan mengisi Laporan Tilang
dalam bentuk L 411A s.d L411O sesuai ketentuan.
b. Menyerahkan Berkas Tilang Dan Barang Bukti Kepada Bamin
Tilang.
1) Menerima dan menghimpun serta mencatat berkas-
berkas Tilang yang diserahkan dari Penindak.
2) Menulis dan mencatat nomor Tilang yang digunakan
atau belum oleh masing masing penindak.
3) Menyerahkan barang bukti berupa surat surat atau
kendaraan hasil penindakan kepada Bamin Tilang.
c. Menyiapkan berita acara penyerahan berkas Tilang dan
barang bukti.
1) Membuat daftar kolektif para pelanggar yang berkasnya
akan dikirim untuk disidangkan di Pengadilan.
2) Menyerahkan berkas Tilang ke Pengadilan untuk
disidangkan selambat-lambatnya 3 (Tiga) hari sebelum
hari sidang disertai surat pengantar dari Kepala Satuan
Wilayah.
3) Surat pengantar dan Berkas surat Tilang yang sudah
ditandatangani oleh kesatuan kewilayahan, dikirim ke
Pengadilan meliputi:
a) Berkas surat Tilang yang terdiridari warna biru,
kuning, hijau dan putih, dilampiri bukti penerimaan
setoran uang titipan denda Tilang dari Bank yang
ditunjuk bila pelanggar mewakilkan di sidang
pengadilan; dan
b) Berkas surat Tilang yang terdiri dari warna merah,
biru, kuning, hijau dan putih, berikut barang bukti
yang disita, bila pelanggar hadir sendiri di sidang
Pengadilan.

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 97


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4. Evaluasi Kegiatan Dakgar Lantas


Yang dimaksud dengan evaluasi adalah kegiatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi Dakgar Lantas
dilakukan evaluasi personel yaitu, melaksanakan Acara Arahan
Pimpinan (AAP) personil Memeriksa kekuatan personil setelah
pelaksanaan giat atau tugas patroli dan yang telah dilaksanakan
merupakan Evaluasi personil yang melaksanaan patroli apa yang
dialami dilihat dan dirasakan.
Tujuan evaluasi personel adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari
SDM. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi meliputi :
a. Meningkatkan saling pengertian antara sesama anggota
tentang persyaratan kinerja;
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang anggota,
sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik,
atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi
yang terdahulu;
c. Memberikan peluang kepada anggota untuk mendiskusikan
keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian
terhadap karier atau pekerjaan yang di embannya sekarang;
d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa
depan, sehingga anggota termotivasi untuk berprestasi
sesuai dengan potensinya;
e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas;
f. Dapat menyetujui rencana kegiatan itu jika tidak ada hal-hal
yang perlu diubah;
g. memberikan masukan berkaitan efektifitas pelaksanaan
tugas yang berkaitan dengan penindakan pelanggaran lalu
lintas yang masih dilakukan secara manual sehingga
pelanggar menganggap petugas dijalan sebagai musuh.

5. Pembuatan Laporan Hasil Dakgar Lantas dan Penggunaan


Materi Blangko Tilang
a. Membuat laporan hasil Dakgar Lantas dan penggunaan
materi blangko Tilang.
Pelaporan dibuat sebagai bukti pertanggung jawaban sesuai
dengan hasil pelaksanaan tugas yang bersifat harian yang
merupakan data/bukti hasil pelaksanaan tugas yang
dituangkan kedalam format Laporan atau buku register dan
dimasukan ke data base, yang akan disampaikan kepada
pimpinan sebagai bukti pertanggung jawaban tugas, adapun

98 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

laporan meliputi. Laporan sebagai bukti pertanggung


jawaban yaitu :
1) Laporan hasil pelaksanaan Dakgar Lantas rutin yang
dilaksanakan setiap hari;
2) Menuangkan laporan melalui Format pelaporan dan
email, fax dan alat komunikasi lainnya disiapkan
meliputi ;
a) Format Surat Perintah Tugas;
b) Format Daftar lampiran Petugas;
c) Pelaporan data Dakgar Lantas;
d) Buku register Laporan.
3) Laporan Dakgar Lantas yang dilaporkan secara tertulis,
petugas patroli dan bagian staf administrasi sesuai
dengan bentuk pelaporan.
4) Manfaat laporan hasil pelaksanaan Dakgar Lantas
adalah;
a) Sebagai bahan evaluasi pimpinan satuan kerja;
b) Sebagai bahan pertanggung jawaban petugas;
c) Sebagai bahan pelaporan ketingkat pimpinan
Ditlantas Polda dan Korlantas Mabes Pori;
d) Sebagai bahan laporan pertanggung jawaban
kepada Irwasda/Irwasum Polri;
e) Sebagai bahan acuan perencanaan untuk
mendapatkan dukungan anggaran pelaksanaan
tugas oleh instansi Pembina Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan lainnya.
b. Waktu pelaporan sesuai dengan (jam, hari dan tanggal)
diterapkan sesuai dengan ketentuan, meliputi :
1) Setiap hari setelah pelaksanaan tugas oleh masing -
masing unit Dakgar Lantas;
2) Pelaporan secara lisan melalui media elektronik dan
tertulis;
3) pelaporan ditanda tangani oleh petugas dan Kanit
Turjawali;

c. Tata cara pembuatan laporan yang meliputi membuat laporan


hasil kegiatan Dakgar Lantas.
1) Membuat laporan dengan sesuai dengan ketentuan
yang diawali sebagai berikut:
a) Kop

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 99


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Logo Tribrata atau Lalu Lintas;


c) Judul Kegiatan;
d) Tempat tanggal, bulan dan tahun;
2) Laporan Petugas Dakgar Lantas terdiri dari;
a) Kop surat
b) Judul Laporan Dakgar;
c) Hari, tanggal dan tahun;
d) Kendaraan yang digunakan;
e) Hasil Dakgar Lantas;
f) Wilayah;
g) Keterangan;
3) Laporan Hasil Pelaksanaan tugas terdiri dari;
a) No Seri Tilang;
b) Tanggal Penindakan;
c) Tanggal Sidang;
d) Jenis Ranmor Pelanggar;
e) No Pol.;
f) Pasal yang dilanggar;
g) BB yang disita;
h) Penindak;
i) Keterangan.
4) Ditanda tangani oleh Kanit Turjawali/Kanit Lantas.

FORMAT LAPORAN

100 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Pelanggaran Lalu Lintas adalah pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan yang
selanjutnya disebut Pelanggaran LLAJ, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
2. Jenis Pelanggaran Lalu Lintas
a. pelanggaran legalitas pengemudi dan kendaraan bermotor di
jalan;
b. pelanggaran persyaratan perlengkapan dan keselamatan
kendaraan bermotor di jalan;
c. pelanggaran peruntukan angkutan kendaraan bermotor di
jalan; dan
d. pelanggaran tata cara berlalu lintas dan mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan.
3. Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah
serangkaian tindakan yang dilaksanakan oleh penyidik Polri dan
PPNS di bidang lalu lintas dan angkutan jalan terhadap
pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
4. Tujuan Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Dan Penindakan
Pelanggaran LLAJ:
a. Terpenuhinya persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan
bermotor;
b. Terpenuhinya kelengkapan dokumen registrasi dan
identifikasi pengemudi dan Kendaraan Bermotor serta
dokumen perizinan dan kelengkapan Kendaraan Bermotor
angkutan umum;
c. Terdukungnya pengungkapan perkara tindak pidana; dan
d. Terciptanya kepatuhan dan budaya keamanan dan
keselamatan berlalu lintas. (pasal 2 PP No. 80 Thn 2012)
5. Dasar Hukum Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (KUHAP);
b. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang tata
cara pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan
penindakan pelanggaran lalu lintas dan Angkutan jalan;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak pidana;

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 101


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2016 tentang


tata cara penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas;
f. Peraturan Kakorlantas Polri No. 6 Tahun 2018 Tentang SOP
Penindakan Pelanggaran LLAJ dengan surat tilang elektronik
(E-Tilang).
6. Petugas Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
a. Penyidik
Penyidik pelanggaran LLAJ tertentu dengan sistem E-Tilang
adalah penyidik yang bertugas pada fungsi Lalu Lintas Polri
yang memenuhi persyaratan sebagai penyidik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Penyidik pembantu
Penyidik pembantu yang melakukan penindakan
pelanggaran LLAJ tertentu dengan sistem E-Tilang adalah
penyidik pembantu yang bertugas pada fungsi Lalu Lintas
Polri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dengan persyaratan sebagai berikut
7. Persiapan Administrasi Petugas Penyidik Penindakan
Pelanggaran Lalu Lintas;
a. Surat Perintah Tugas
b. Blangko Berita acara penyerahan hasil penindakan
pelanggaran lalu kepada Bamin tilang.
c. Blangko berita acara penyerahan barang bukti kepada
pengadilan
8. Pengakhiran penindakan pelanggaran lalu lintas meliputi:
a. Menghimpun hasil penindakan pelanggaran lalu lintas
1) Lembar tilang yang sudah digunakan diinventarisir.
2) Lembar tilang dikelompokkan sesuai ketentuan.
3) Barang bukti hasil E-Tilang diproses sesuai ketentuan.
4) Barang bukti hasil ETLE diproses sesuai ketentuan
(hasil capture camera pelanggaran lalu lintas).
b. Menyerahkan hasil penindakan pelanggaran lalu lintas
1) Laporan penindakan pelanggaran lalu lintas disiapkan.
2) Berita acara penyerahan berkas tilang dan barang bukti
disiapkan.
3) Berkas tilang dan barang bukti diserahkan kepada
bamin tilang.

102 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Bamin tilang wajib mengunduh (download) 26 kolom berkas


pelimpahan tilang untuk diserahkan ke pengadilan.
( http://dakgargakkum.com/ )
d. Petugas membuat laporan hasil Dakgar Lantas dan
penggunaan materi blangko Tilang.

Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian pelanggaran lalu lintas !
2. Jelaskan jenis pelanggaran lalu lintas !
3. Jelaskan bentuk pelanggaran lalu lintas !
4. Jelaskan klasifikasi pelanggaran lalu lintas !
5. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan penindakan
pelanggaran lalu lintas dan tujuan penindakan pelanggaran lalu
lintas !
6. Jelaskan dasar hukum penindakan pelanggaran lalu lintas !
7. Jelaskan petugas penindakan pelanggaran lalu lintas !
8. Jelaskan persiapan administrasi petugas penyidik penindakan
pelanggaran lalu lintas !
9. Jelaskan persiapan peralatan penindakan pelanggaran lalu lintas!
10. Jelaskan persiapan perlengkapan petugas penindakan
pelanggaran lalu lintas !
11. Jelaskan sistem informasi dan komunikasi E-Tilang dan ETLE !
12. Jelaskan metode penindakan pelanggaran lalu lintas !
13. Jelaskan mekanisme E-Tilang !
14. Jelaskan cara menginput aplikasi E-Tilang !
15. Jelaskan tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan
E-Tilang !
16. Jelaskan mekanisme ETLE !
17. Jelaskan tugas tanggung jawab CJS dalam pelaksanaan ETLE !
18. Jelaskan cara menghimpun hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas !
19. Jelaskan cara mengunduh 26 kolom berkas pelimpahan Tilang !
20. Jelaskan cara menyerahkan hasil penindakan pelanggaran lalu
lintas !
21. Jelaskan evaluasi kegiatan Dakgar Lantas !
22. Jelaskan pembuatan laporan hasil Dakgar Lantas dan
penggunaan materi blangko Tilang !

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 103


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

LAMPIRAN

104 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 105


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

106 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 107


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

108 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 109


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

110 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 111


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

112 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 113


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

114 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 115


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

116 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 117


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

118 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 119


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

120 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 121


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

122 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 123


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

124 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 125


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

126 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 127


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

128 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 129


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

130 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 131


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

132 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 133


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

134 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 135


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

136 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH ……………………
POLRES …………………………..

SURAT PERINTAH
Nomor : Sprin/ /III/2021

Pertimbangan : bahwa untuk kepentingan dinas dalam rangka Kegiatan


Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas di Wilayah hukum Polres
……………., dipandang perlu untuk mengeluarkan surat perintah

Dasar : 1. Undang undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia;

2. Undang undang No 22 Tahun 2009 tentang Undang


undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

DIPERINTAHKAN

Kepada : ANGGOTA YANG NAMA, PANGKAT, NRP DAN JABATAN


TERSEBUT DALAM LAMPIRAN SURAT PERINTAH INI

Untuk : 1. Disamping melaksanakan tugas dan jabatan sehari-hari


ditunjuk sebagai Petugas Penindak Pelanggaran Lalu
lintas;
2. Melaksanakan tugas Penindakan pelanggaran Lalu
lintas di wilayah Polres ………… yang akan dilaksanakan
pada :
Hari/ Tanggal/Bulan : Agustus 2020

3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh


rasa tanggung jawab.

Selesai

Dikeluarkan di : …………..
Pada tanggal : Maret 2021
KAPOLRES …………………
LATIHAN

IYOS ROSIDAH, SH
AKBP NRP. 66080004

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 137


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES …………


DAERAH …………….. NOMOR : SPRIN / / III / 2021
POLRES …………………………….. TANGGAL : MARET 2021

DAFTAR NAMA PERSONEL PETUGAS DAKGAR


WILAYAH HUKUM POLRES ……………..

NO NAMA PANGKAT/NRP JABATAN KET

10

KAPOLRES ………………..
LATIHAN

IYOS ROSIDAH, SH
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 66080004

138 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS
PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS

LABEL TILANG
BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU L INTAS
LABEL TILANG
BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU L INTAS
NOMOR REG BUKTI: REG / / / 2020 NOMOR REG BUKTI: REG / / / 2020

JENIS KENDARAAN : JENIS KENDARAAN :

Merk/Type : Merk/Type :

No. Pol : No. Pol :

No. Mesin : No. Mesin :

No Rangka : No Rangka :

MelanggarPasal : MelanggarPasal :

No Ser Tilang/Tgl : No Ser Tilang/Tgl :

Nama Pemilik/Pelanggar : Nama Pemilik/Pelanggar :

Alamat : Alamat :

Tgl Penyitaan/Penyerahan : Tgl Penyitaan/Penyerahan :

Petugas Penindak/Penerima : Petugas Penindak/Penerima :

SERPONG, 2020 SERPONG, 2020


BAUR TILANG BAUR TILANG

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 139


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS
PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS

LABEL TILANG LABEL TILANG


BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU L INTAS
BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU L INTAS
NOMOR REG BUKTI: REG / / / 2020 NOMOR REG BUKTI: REG / / / 2020

JENIS KENDARAAN : JENIS KENDARAAN :

Merk/Type : Merk/Type :

No. Pol : No. Pol :

No. Mesin : No. Mesin :

No Rangka : No Rangka :

MelanggarPasal : MelanggarPasal :

No Ser Tilang/Tgl : No Ser Tilang/Tgl :

Nama Pemilik/Pelanggar : Nama Pemilik/Pelanggar :

Alamat : Alamat :

Tgl Penyitaan/Penyerahan : Tgl Penyitaan/Penyerahan :

Petugas Penindak/Penerima : Petugas Penindak/Penerima :

SERPONG, 2020 SERPONG, 2020


BAUR TILANG BAUR TILANG

140 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH ………………
POLRES …………………………………

BERITA ACARA PENYERAHAN HASIL


PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

Pada hari ini ………………..…… tanggal…………Maret Dua Ribu Dua Puluh Satu sekitar pukul ……..……. WIB
Bertempat diruang kantor Bamin Tilang Polres ………… telah diserahkan hasil penindakan pelanggaran
lalu lintas berupa : ……………………………………………………………………………………………………...

1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

4. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………....

5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

6. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

7. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

8. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

9. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

10. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Barang bukti tersebut merupakan hasil kegiatan pemeriksaan ditempat/hunting/tertangkap tangan


penindakan pelanggaran lalu lintas yang dilaksanakan pada tanggal tersebut diatas

Demikian berita acara hasil penindakan pelanggaran lalu lintas dibuat dengan sebenar-benarnya.

Yang menerima yang menyerahkan


Bamin Tilang Penindak

________________ _____________________

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 141


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH ……………….
POLRES ……………………..

BERITA ACARA PENYERAHAN BARANG BUKTI

Pada hari ini …………….………… tanggal………Maret Dua Ribu Dua Puluh satu sekitar pukul …………….… WIB
Bertempat diruang Sat Reskrim Polres …………… telah diserahkan hasil penindakan pelanggaran lalu lintas
yang diduga hasil kejahatan berupa: …………………………………………………………….

1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

4. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………....

5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Barang bukti tersebut merupakan hasil kegiatan pemeriksaan ditempat/hunting/tertangkap tangan


penindakan pelanggaran lalu lintas yang dilaksanakan pada tanggal tersebut diatas

Demikian berita acara penyerahan barang bukti ini dibuat dengan sebenar-benarnya

Yang menerima Yang menyerahkan

________________ _____________________

Mengetahui saksi-saksi

1.--------------------------------

2……………………………………..

142 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

FORMAT LAPORAN ETLE

PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE) 143


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

144 PENYIDIK TP DAKGAR LANTAS BERBASIS ELEKTRONIK (E-TILANG DAN ETLE)


HPP-LAT PAMA/BINTARA FUNGSI TEKNIS LALU LINTAS

Anda mungkin juga menyukai