Anda di halaman 1dari 18

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMBIAYAAN

ANTARA KONSUMEN DAN FINANCE


(Studi di PT. Adira Finance Mataram)

JURNAL ILMIAH

Oleh:
RAHMAT AGUSFIYAN
D1A116222

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

JUDUL
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMBIAYAAN
ANTARA KONSUMEN DAN FINANCE
(Studi di PT. Adira Finance Mataram)

Oleh:
RAHMAT AGUSFIYAN
D1A116222

Menyetujui,
Pembimbing Pertama,

Sahruddin, SH., MH
NIP:196312311992031016
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMBIAYAAN ANTARA
KONSUMEN DAN FINANCE (Studi di PT. Adira Finance Mataram)

RAHMAT AGUSFIYAN
D1A116222

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM


ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan dan


penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian kredit pembiayaan antara konsumen
dan PT. Adira Finance Mataram. Metode penelitian dalam penulisan ini adalah
penelitian normatif empiris. Hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan
perjanjian kredit pembiayaan dilaksanakan melalui tiga tahapan yakni tahap pra
kontraktual, konraktual dan tahap post kontraktual. Sedangkan penyelesaian
wanprestasi dalam perjanjian kredit pembiayaan antara konsumen dan PT. Adira
Finance Mataram dapat menempuh penyelesaian melalui pengadilan (litigas) dan
di luar pengadilan (non litigasi). Namun praktiknya PT. Adira Finance Mataram
dalam menyelesaikan wanprestasi yang dilakukan oleh konsumen selalu
menggunakan penyelesaian diluar pengadilan (non litigasi) yakni melalui
negosiasi, yaitu dengan menggunakan musyarawah mufakat.

Kata kunci: perjanjian, kredit pembiayaan, finance

THE PRACTICE OF FINANCING AGREEMENT


(A Case Study at PT. Adira Finance Mataram)

ABSTRACT

This study describes the practice the process of financing and the
problem solving in the case of default in financing agreement between PT. Adira
Finance Mataram and consumers. This study is a normative-empirical one.
Results of this study show that there are three stages of the financing process. The
first is pre-contract, followed by contract, and completed with post-contract. In
the case of default, PT. Adira Finance Mataram may file the case to the court or
take a non-litigation way. In fact, in most cases, the company take the latter way,
with negotiation or mediation.

Keywords: Agreement, Financing


i

I. PENDAHULUAN

Dalam kegiatan sehari-hari uang akan selalu dibutuhkan untuk membeli

atau membayar berbagai keperluan. Disinilah kemudian muncul lembaga-lembaga

keuangan sebagai perantara yang menjembatani antara pihak yang kelebihan dana

dengan pihak yang kekurangan dana, sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga

keuangan merupakan perantara keuangan masyarakat. Lembaga keuangan di

Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Lembaga Keuangan Bank dan

Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Perjanjian pembiayaan diikuti dengan jaminan-jaminan didalamnya.

Jaminan yang diberikan dalam transaksi pembiayaan konsumen pada prinsipnya

serupa jaminan terhadap perjanjian kredit bank khususnya kredit konsumen

jaminan ini terbagi dalam 3 (tiga) macam yakni :1 Jaminan Utama, Jaminan Pokok

atau Jaminan Fidusia dan Jaminan Tambahan.

Perjanjian pembiayaan konsumen pada lembaga pembiayaan pada

umumnya menggunakan Jaminan Fidusia. Pengertian Jaminan Fidusia itu sendiri

adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak

berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat

dibebani Hak Tanggungan sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang

Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam

penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang

1
Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo Persada, Bandung,
2000, hlm. 168.
ii

memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima Jaminan Fidusia

kreditur lainnya.2

Salah satu lembaga finance yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi

ini adalah PT. Adira Finance Mataram yang merupakan salah satu perusahaan

pembiayaan yang melakukan kegiatan usahanya dibidang pembiayaan konsumen

(consumer finance), yang berfokus pada pembiayaan kendaraan untuk roda empat

dan kendaraan roda dua.Kegiatan pembiayaan dilakukan melalui sistem

pemberian kredit yang dibayarkan oleh konsumen secara angsuran atau

berkala.Pada PT. Adira Finance Mataram perjanjian pembiayaan konsumen

merupakan perjanjian utang piutang antara PT. Adira Finance Mataram dengan

konsumen dengan penyerahan barang secara fidusia dalam arti penyerahan barang

tersebut dilakukan atas kepercayaan.

Dalam prakteknya, PT. Adira Finance Mataram melakukan kegiatan usaha

sebagai salah satu perusahaan pembiayaan, ditemukan beberapa hambatan atau

masalah yang dihadapi. Berkaitan dengan cara penjaminan pembiayaan kendaraan

roda empat atau roda dua yang tidak lepas dari terjadinya suatu resiko yaitu

adanya konsumen yang melakukan wanprestasi.

Permasalahan yang pernah terjadi dalam pelaksanaan perjanjian

pembiayaan antara kreditur dan debitur khususnya yang terjadi di PT. Adira

Finance Mataram adalah wanprestasi yang dilakukan oleh pihak debitur kepada

kreditur yakni wanprestasi dalam pembayaran kredit. Kerugian yang dialami oleh

PT. Adira Finance Mataram ini menyebabkan mereka mengambil langkah-

2
Ibid, hlm. 169.
iii

langkah dalam memulihkan kerugiannya, namun banyak hambatan yang di alami

dalam proses itu berlangsung oleh karena itu kontrak yang diperjanjikan antara

kedua pihak harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan untuk meminimalisir

masalah yang terjadi kedepannya

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan di atas, maka

permasalahan yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah

pelaksanaan perjanjian kredit pembiayaan antara konsumen dan PT. Adira

Finance Mataram? dan Bagaimanakah upaya penyelesaian sengketa apabila

terjadi wanprestasi pada perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan PT.

Adira Finance Mataram?

Adapun tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui dan menganalisis

pelaksanaan perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan PT. Adira Finance

Mataram dan untuk mengetahui dan menganlisis upaya penyelesaian sengketa

apabila terjadi wanprestasi pada perjanjian kredit pembiayaan antara konsumen

dengan PT. Adira Finance Mataram.

Untuk menjawab rumusan permasalah tersebut diatas digunakan jenis

penelitian Normatif empiris. Dalam penelitian normatif empiris menggunakan

metode pendekatan peraturan perundang-undangan, konseptual, pendekatan

analisis, dan pendekatan kasus .3

3
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 97
iv

II. PEMBAHASAN

Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pembiayaan Antara Konsumen Dan


PT.Adira Finance Mataram

PT. Adira Finance Mataram dengan konsumen menggunakan jenis

perjanjian tertulis dan bersifat perjanjian baku. Sebelum mengikatkan dirinya

untuk membentuk perjanjian maka para pihak melalui beberapa tahapan terlebih

dahulu yang memang tahapan ini merupakan prosedur yang memang ditetapkan

oleh pihak PT. Adira Finance Mataram sebelum memberikan kredit pembiayaan

pada konsumen.

Dari hasil wawancara didapatkan hasil penelitian dalam pelaksanaan

perjanjian oleh PT.Adira Finance Mataram dengan konsumen tidak melalui

perantara yang artinya bahwa hanya pihak finance dengan pihak pengajuan

kredit.Pada pelaksanaanya para pihak mengikatkan dirinya pada perjanjian kredit

pembiayaan kendaraan di PT. Adira Finance Mataram menggunakan beberapa

tahapan yakni tahap pra kontraktual, tahap kontraktual dan tahap post kontraktual.

Ketiga tahap dimaksud dijelaskan sebagai berikut :4

Tahap Pra Kontraktual

Untuk membuat perjanjian yang baik serta untuk mencegah terjadinya

masalah hukum dikemudian hari, tahapan yang sering dilakukan sebelum

mencapai kata sepakat adalah negosiasi sebelum para pihak membuat kontrak.

Negosiasi adalah proses dimana dua atau lebih kelompok yang mempunyai

kepentingan yang sama atau berbeda, berumpul bersama untuk mencapi

4
Hasil Wawancara Dengan Arif Hidayat, Cellectioan PT. Adira Finance Mataram,
Dilakukan di Kantor PT. Adira Finance Mataram, Hari Rabu Tanggal 24 Februari 2021 Pukul
14:30 WITA.
v

kesepakatan. Kesepakatan tentunya tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi secara

umum terlebih dahulu dilakukan melalui negosiasi. Pada proses ini terjadi tawar

menawar untuk kemudian dituangkan dalam perjanjian. Tujuan dari negosiasi

adalah untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung

kesamaan persepsi, saling pengertian dan untuk mendapatkan atau mencapai

kondisi saling menguntungkan dimana masing-masing pihak merasa senang.

Berdasarkan hasil penelitian, sebelum memberikan kata sepakat yang tertuang

didalam kontrak perjanjian, negosiasi terjadi antara PT. Adira Finance Mataram

dengan konsumen yang mana pada tahap ini pihak konsumen menentukan

kendaraan yang dibutuhkan sekaligus memilih dealer kendaraan yang dinginkan.

Kemudian konsumen mengajukan permohonan pembiayaan kredit dengan

mengisi formulir permohonan yang disediakan pihak finance dan

menyerahkannya kepada pihak finance dokumen-dokumen pelengkap sesuai yang

ditentukan oleh pihak finance seperti data pribadi pemohon, surat permohonan

kredit dan persetujuan suami atau istri. Setelah pihak finance yang dalam hal ini

PT. Adira Finance Mataram menerima dokumen yang diajukan oleh pihak

konsumen maka tugas dari pada finance melakukan evaluasi kelayakan kredit

dengan mensurvei dan menganalisis data harta kekayaan pemohon serta

melakukan pengecekan kendaraan yang diajukan oleh konsumen. Setelah

selesainya proses evaluasi kelayakan kredit maka barulah dikeluarkan putusan

oleh pihak PT. Adira Finance Mataram apakah konsumen yang melakukan

permohonan kredit tersebut layak untuk diberikan pembiyaan atau tidak.


vi

Apabila pihak pemohon kredit menurut pihak finance tidak layak untuk

diberikan pembiayaan maka berkas yang telah diajukan tersebut dikembalikan

kepada pemohon. Sedangkan apabila pihak pemohon kredit dinyatakan memenuhi

kelayakan untuk diberikan pembiyaan kredit maka akan dilakukan proses

penandatanganan kontrak isi dari kontrak yang terlebih dahulu telah dsiapkan dan

ditetapkan oleh PT. Adira Finance Mataram.

Tahap Kontraktual

Pada tahap ini para pihak melakukan pembuatan kontrak, baik itu kontrak

yang dibuat secara tertulis maupun kontrak yang dibuat secara tidak tertulis.

Tahap kontraktual dalam hal ini adalah pembuatan isi kontrak yang dilakukan

oleh para pihak. Kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam perjanjian kredit

pembiayaan antara PT. Adira Finance Mataram dengan konsumen menggunakan

perjanjian tertulis. 5 Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang sudah disepakti

bersama oleh kedua belah pihak atau lebih yang ditulis dilembar kertas atau media

lainnya.6

Pembuatan kontrak dalam perjanjian kredit pembiayaan PT. Adira Finance

Mataram dengan konsumen merupakan jenis perjanjian baku yang telah

ditentukan oleh pihak finance itu sendiri. Sehingga dalam hal ini konsumen hanya

tinggal menandatangi ketentuan yang telah ditentapkan oleh pihak finance

tersebut.

5
Hasil Wawancara Dengan Arif Hidayat, Cellectioan PT. Adira Finance Mataram,
Dilakukan di Kantor PT. Adira Finance Mataram, Hari Rabu Tanggal 24 Februari 2021 Pukul
14:30 WITA.
6
Abdul R, et.all,, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2011, hlm.56.
vii

Adapun pada perjanjian kredit pembiayaan PT. Adira Finance Mataram

dengan konsumen diatur beberapa ketetuan yakni:7

Identitas para pihak

Identitas para pihak sangat penting dalam pembuatan perjanjian,

identitas para pihak di sini dimaksudkan untuk memenuhi syarat

kecapakan para pihak sehingga diketahuinya bahwa pihak yang

mengikatkan diri tersebut merupakan subjek hukum dan menurut

undang-undang dapat membuat perjanjian.

Fasilitas pembiayaan

Fasilitas pembiyaan pada kontrak perjanjian kredit PT. Adira

Finance Mataram dapat dilihat pada ketentuan pasal 1.Pada ketentuan ini

menjelaskan mengenai rincian seluruh fasilitas pembiyaan yang menjadi

kewajiban debitur dengan jenis fasilitas pembiyaan yang disepakati oleh

para pihak. Adapun rincian fasilitas pembiayaan PT. Adira Finance

Mataram yakni menyangkut tentang uang muka, pokok piutang

pembiayaan, biaya administrasi, biaya provisi, biaya asuransi, biaya

notaris, biaya pembebanan agunan, biaya survey, bunga, cutstanding

pokok pembiayaan, jumlah angsuran, jangka waktu pembiayaan dan

tanggal jatuh tempo. Sedangkan jenis fasilitas pembiayaan PT. Adira

Finance Mataram diantaranya tentang nilai barang/jasa, barang/jasa yang

dibiayai, tujuan pembiayaan, kegiatan usaha dan cara pembiayaan.

Data barang dan agunan

7
Kontrak PT. Adira Finance Mataram.
viii

Ketentuan data barang dan agunan diatur pada pasal 2. Pada

ketentuan ini akan diuraikan pada kontrak perjanjian kredit tersebut

mengenai barang yang akan dilakukan pembiayaan dan jenis agunan

yang dijadikan sebagai jaminan.

Tanda tangan para pihak

Tenda tangan para pihak merupakan bukti bahwa para pihak

telah sepakat atas isi perjanjian yang terdapat para perjanjian tertulis

yang dibuatnya termasuk dalam hal ini adalah perjanjian perjanjian

kredit pembiayaan.Pada bagian tanda tangan ini ditantangani oleh

kreditur yakni pihak yang mewakili PT. Adira Finance Mataram,

debitur yakni komisaris atau suami atau istri dan pihak penjamin dalam

hal ini yakni komisaris atau suami atau istri.

Tahap Post Kontraktual

Setelah para pihak mengikatkan diri pada kontrak perjanjian pembiayaan

pada tahap kontraktual, selanjutnya para pihak akan beralih pada tahap post

kontraktual. Pada Tahap post kontraktual ini biasanya disebut sebagai tahap

pelaksanaan perjanjian. Pelaksanaan perjanjian adalah realisasi atau hak dan

kewajiban yang diperjanjikan oleh para pihak supaya perjanjian itu mencapai

tujuannya. Pelakasanaan perjanjian pada dasarnya menyangkut soal pembayaran

dan penyerahan barang yang menjadi objek utama perjanjian.Tahap ini

merupakan tahap pelaksanaan kontrak perjanjian yang dilakukan oleh para pihak

yakni PT. Adira Finance Mataram dengan konsumen. Pada pelaksanan perjanjian

kredit tersebut pihak PT. Adira Finance Mataram akan membelikan jenis
ix

kendaraan yang diinginkan oleh konsumen pada dealer yang telah ditentukan dan

pihak konsumen memiliki kewajiban untuk melakukan angsuran kredit atas

kendaraan yang kreditnya tersebut.

Upaya Penyelesaian Sengketa Apabila Terjadi Wanprestasi Pada Perjanjian


Pembiayaan Antara Konsumen Dengan PT. Adira Finance Mataram
Dalam pelaksanaan perjanjian kredit pembiayaan yang dilakukan oleh

konsumen dengan PT. Adira Finance Mataram tentunya tidak selamanya berjalan

sesuai dengan keinginan para pihak. Kondisi ekonomi yang terkadang tidak

menentu yang dialami oleh pihak konsumen menjadi faktor yang paling sering

didapati oleh lembaga finance.Masalah ekonomi tersebut menyebabkan suatu

keterlambatan dan atau penunggakan pembayaran angsuran oleh

konsumen/customer yang menyebabkan konsumen telah wanprestasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis, pada PT.

Adira Finance Mataram, adapun bentuk-bentuk wanprestasi yang kerap terjadi,

yaitu : 8 Konsumen (customer) tidak melakukan pembayaran angsuran tepat pada

waktunya, Konsumen terkena musibah atau bencana sehingga tidak dapat

melakukan pembayaran angsuran, Konsumen memindahtangankan atau

menggadaikan obyek pembiayaan tanpa sepengetahuan PT. Adira Finance

Mataram, Konsumen raib/ melarikan diri dan Konsumen melakukan oper kredit

tanpa sepengetahuan PT. Adira Finance Mataram.

Permasalahan wanprestasi yang merupakan permasalahan yang selalu

menjadi salah satu faktor penyebab tidak harmonisnya suatu hubungan perikatan.

8
Hasil Wawancara Dengan Arif Hidayat, Op.Cit.
x

Kasus wanprestasi yang pernah terjadi dalam perjanjian kredit pembiayaan antara

konsumen dengan PT. Adira Finance Mataram yang pernah terjadi pada tahun

2017. 9 Wanprestasi yang dilakukan oleh debitur dengan mengalihkan objek

perjanjian kepada pihak ketiga juga pernah terjadi yakni dilakukan debitur BD

dengan PT. Adira Finance Mataram, pengalihan objek perjanjian kepada pihak

ketiga yang dilakukan oleh debitur BD juga tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

kepada kreditur dengan cara menjaminkan ke pihak ketiga tentunya hal tersebut

juga tidak dibenarkan dalam perjanjian, sehingga pihak kreditur berhak

mengambil kembali kendaraan atau menuntut pengembalianya. Akan tetapi

terhadap kasus ini, awalnya pihak ketiga tidak bisa diajak bernegosiasi dengan

menyerahkan kendaraan tersebut, karena pihak ketiga beranggapan kendaraan

tersebut telah dijaminkan oleh pihak debitur atas pemberian hutang yang

diberikannya.

Akan tetapi setelah jelaskan kronologi kasus terkait mobil tersebut, maka

negosiasipun berhasil memunculkan kesepakatan bahwa pihak ketiga

menyerahkan kendaraan tersebut kepada pihak PT. Adira Finance Mataram dan

untuk permasalahan pihak ketiga dengan pihak konsumen akan diselesaikan

melalui jalur hukum.penyerahan kendaraan oleh pihak ketiga ini juga dikarenakan

bahwa PT. Adira Finance Mataram merupakan kreditur konkuren yakni kreditur

yang paling diutama apabila pihak debitur pailit.

Upaya hukum Pada dasarnya sengketa perjanjian kerjasama adalah

hubungan hukum dalam lapangan hukum perdata, sehingga jika terjadi sengketa

9
Ibid.
xi

termasuk ke dalam sengketa perdata, yang lazimnya diselesaikan melalui dua jalur

yakni jalur pengadilan dan di luar pengadilan.

Dari hasil penelitian, dalam perjanjian kredit pembiayaan PT. Adira

Finance Mataram dengan konsumen pada beberapa kasus yang kerap terjadi

akibat dari wanprestasi konsumen tidak menyelesaikan sengketa melalui jalur

pegadilan. Karena permasalahan wanpretasi yang terjadi dapat ditangani oleh para

pihak serta para pihak juga beranggapan bahwa jika penyelesaian sengketa

melalui jalur pengadilan akan menyita banyak waktu dan mengeluarkan banyak

biaya untuk biaya perkara.10

Upaya hukum para pihak akibat wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian

antara konsumen dengan PT. Adira Finance Mataram melakukan upaya hukum

diluar pengadilan (non litigasi) sesuai ketentuan Pasal 3 angka 21 surat perjanjian

pembiayaan kredit yang menyatakan bahwa: 11 “Apabila timbul perselihan atau

sengketa sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini, maka para pihak sepakat

untuk menyelesaikannya secara musyawarah.Apabila jalan musyawarah dan

mufakat tidak terdapat maka para pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui

pengadilan negeri diwilayah kreditur berkantor atau diluar pengadilan melalui

lembaga alternative penyelesaian sengketa (LPAS) yang sudah ditetapkan oleh

OJK.”

Seperti uraian kasus yang telah penulis uraikan sebelumnya yakni pada

kasus BD dengan pihak PT. Adira Finance Mataram Akhirnya sebagai bentuk

penyelesaian permasalahan tersebut diadakan negosiasi antara kedua belah pihak

10
Ibid.
11
Surat Perjanjian, Op.Cit.
xii

dengan pihak ketiga yang bersangkutan untuk mendapatkan solusi bersama. Hasil

dari negosiasi tersebut memunculkan kesepakatan bahwa pihak ketiga

menyerahkan kendaraan tersebut kepada pihak PT. Adira Finance Mataram dan

untuk permasalahan pihak ketiga dengan pihak konsumen akan diselesaikan

melalui jalur hukum. penyerahankendaraan oleh pihak ketiga ini juga dikarenakan

bahwa PT. Adira Finance Mataram merupakan kreditur konkuren yakni kreditur

yang paling diutamakan apabila pihak debitur pailit.

Dari hasil analisa, dapat diketahui bahwa penyelesaian hukum akibat

adanya keterlambatan pembayaran menggunakan upaya hukum non litigasi yaitu

dengan cara negosiasi yang melibatkan pihak ketiga sebagai penengah tetapi

keputusan penyelesaian sengketa tetap berada pada kedua belah pihak.


xiii

III. PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dalam perjanjian yang dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Pelaksanaan perjanjian kredit pembiayaan oleh konsumen dengan PT.

Adira Finance Mataram dilaksanakan melalui tiga tahapan yakni tahap pra-

kontraktual, kontraktual dan tahap post-kontraktual. Tahap pra-kontraktual

dimulai dengan tahap negosiasi para pihak mengani fasilitas pembiayaan dan juga

dilakukan survey kelayakan pembiayaan oleh pihak finance, tahap kontraktual

dilakukan dengan menandatangi kontrak yang telah dibuat oleh para pihak yang

kemudian disepakati bersama yang isinya mengenai identitas para pihak, fasilitas

pembiayaan, data barang dan agunan, syarat-syarat perjanjian serta tanda tangan

para pihak yang menyetujui kontrak tersebut. Tahap terakhir adalah tahap post-

kontraktual yakni tahap pelaksanaan perjanjian, dalam tahap ini para pihak

melakukan hak serta kewajiban masing-masing seperti apa yang telah

diperjanjian.

Penyelesaian sengketa wanprestasi pada perjanjian pembiayaan konsumen

dengan PT. Adira Finance Mataram dapat diselesaikan dengan menggunakan

upaua hokum pengadilan dan di luar pengadilan. Namun pada prakteknya di PT.

Adira Finance Mataram lebih mengutamakan penyelesaian yang terjadi dengan

menggunakan jalur diluar pengadilan (non litigasi) yakni melalui negosiasi hal ini

didasarkan pada ketentuan pasal 3 angka 21 surat perjanjian kredit pembiayaan


xiv

bahwa para pihak akan mengutamakan penyelesaian permasalahan yang timbul

dikemudian hari dengan menggunakan musyawarah mufakat.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut:

Bagi perusahaan pembiayaan yang dalam hal ini PT. Adira Finance Mataram

sebaiknya dalam mengadakan perjanjian pembiayaan pihak perusahaan

memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada debitur mengenai konsekuensi

dari disepakatinya perjanjian tersebut, sehingga dikemudian hari tidak merugikan

para pihak atau salah satu pihak mengingat pihak yang rentan wanprestasi adalah

pihak konsumen dan bagi konsumen sebaiknya membaca terlebih dahulu secara

cermat dan teliti isi perjanjian pembiayaan yang telah disepakati, sehingga

mengetahui hak dan kewajiban masing- masing


i

DAFTAR PUSTAKA

Abdul R.Salim, 2011, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, Prenada Media, Jakarta.
Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani, 2000, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo
Persada, Bandung,
Hasil Wawancara Dengan Arif Hidayat, Cellectioan PT. Adira Finance Mataram,
Dilakukan di Kontrak PT. Adira Finance Mataram.
Peter Mahmud Marzuki, 2009,Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai