Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS YURIDIS MENGENAI PENJAMINAN PERORANGAN/PENANGGUNGAN PADA

LAYANAN JASA PINJAMAN BERBASIS ONLINE DALAM PENYELENGGARAAN FINANCIAL


TECHNOLOGY

Norman Yoka Satrio


201701P008
normanyoka5@gmail.com

ABSTRAK
Dalam rangka menunjang pembangunan ekonomi yang berkesinambungan, para pelaku pembangunan baik
pemerintah maupun masyarakat, baik perseorangan maupun badan hukum, memerlukan dana yang besar.
Untuk mendapatkan dana yang besar itu bisa dengan berbagai cara seperti dengan mencari investor,serta
tentunya mencari pinjaman modal dari lembaga keuangan (baik bank maupun bukan bank) berupa kredit.
Kreditur dalam suatu perjanjian utang piutang memerlukan lebih dari hanya sekedar janji untuk
melaksanakan atau memenuhi kewajibannya, untuk itu ilmu hukum dan peraturan perundang-undangan yang
ada telah menciptakan dan melahirkan serta mengundangkan dan memberlakukan jaminan baik berupa
jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan. Hukum Jaminan dalam kegiatan perekonomian masyarakat
di suatu negara merupakan hal yang sangat signifikan, mengingat adanya Hukum Jaminan yang pasti
merupakan salah satu indikasi untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena bank (kreditur)
sebagai penyedia dana sudah tentu memerlukan jaminan dan perlindungan hukum yang memadai ketika
mengucurkan kredit kepada perorangan (individu) maupun perusahaan (korporasi). Financial technology atau
biasa disebut Fintech merupakan sebuah inovasi dalam bidang industri perbankan yang menggunakan
teknologi untuk membuat kegiatan usaha lebih efisien. Salah satu jenis Fintech yang cukup menjadi pusat
perhatian adalah yang bergerak di bidang pinjam meminjam atau dikenal dengan Peer to peer lending/ P2PL.
P2P Lending ini hadir sebagai solusi yang merupakan salah satu bagian dari fintech, yaitu metode
pembiayaan bagi masyarakat yang ingin melakukan kegiatan pinjam meminjam uang tanpa melalui institusi
resmi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) untuk mengatur hal tersebut.
Kata Kunci : Jaminan, Fintech, Peer to peer Lending

PENDAHULUAN Pada dasarnya pemberian kreditur dapat


A. Latar Belakang Masalah diberikan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan
Dalam rangka pembangunan ekonomi untuk itu melalui perjanjian utang piutang antara
Indonesia bidang hukum yang meminta perhatian pemberi utang (kreditur) di satu pihak dan penerima
serius dalam pembinaan hukumnya di antara pinjaman (debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian
lembaga jaminan karena perkembangan ekonomi dan tersebut disepakati, maka lahirnyalah kewajiban
perdagangan akan diikuti oleh perkembangan akan pada diri kreditur, yaitu menyerahkan uang yang
kredit dan pemberian fasilitas kredit ini memerlukan diperjanjikan kepada debitur, dengan hak untuk
jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. menerima kembali uang itu dari debitur pada
Pembinaan hukum terhadap bidang hukum jaminan waktunya, disertai dengan bunga yang disepakati
adalah sebagai konsekwensi logis dan merupakan oleh para pihak pada saat perjanjian pemberian
perwujudan tanggung jawab dari pembinaan hukum kredit tersebut disetujui oleh para pihak. Selama
mengimbangi lajunya kegiatan-kegiatan dalam proses itu tidak menghadapi masalah dalam arti
bidang perdagangan, perindustrian, perseroan, kedua pihak melaksanakan hak dan kewajibannya
pengangkutan, dan kegiatan-kegiatan dalam proyek sesuai yang diperjanjikan maka persoalan tidak akan
pembangunan. 1 muncul. Biasanya persoalan baru timbul jika debitur
lalai mengembalikan uang pinjaman pada saat yang
1
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan Di telah ditentukan. Jika terjadi demikian, pasal 1131
Indonesia Pokok-pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menentukan
Perorangan, hlm., 1 bahwa semua kebendaan yang menjadi milik
seseorang, baik yang sudah ada maupun yang akan terhadap perkembangan FinTech. Tidak dapat
ada dikemudian hari, akan menjadi jaminan bagi dipungkiri, dengan terciptanya jaringan internet,
perikatannya. Jaminan secara umum ini akan berlaku masyarakat dapat dipermudah dengan menggunakan
secara prorate bagi semua kreditur.2 segala layanan terutama dalam bidang finansial.
Kreditur dalam suatu perjanjian utang Dengan hanya menggunakan koneksi internet dan
piutang memerlukan lebih dari hanya sekedar janji perangkat komputer, kegiatan transaksi dapat
untuk melaksanakan atau memenuhi kewajibannya, langsung terjadi antara penyedia layanan dan
untuk itu ilmu hukum dan peraturan perundang- pengguna, tanpa perlu adanya kontak fisik dan tatap
undangan yang ada telah menciptakan dan muka langsung.
melahirkan serta mengundangkan dan FinTech sendiri di Indonesia semakin
memberlakukan jaminan dalam bentuk jaminan bertumbuh pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari
perorangan dan jaminan kebendaan. Jaminan banyaknya startup berbasis finansial seperti
perseorangan dapat berupa penjaminan utang atau CekAja.com, Modalku.com, UangTeman.com,
borgtocht (personal guarantee), jaminan perusahaan CekPremi.com, Bareksa.com, Doku.com,
(corporate guarantee), perikatan tanggung Veritrans.com, Kartuku.com, Halomoney.com,
menanggung, dan garansi bank (bank guarantee). Jenius.com, Xendid.com, dan masih banyak lagi.
Sedangkan hak jaminan yang bersifat kebendaan Tidak dipungkiri lagi keberadaan FinTech tentu
harus kebendaan yang dapat dinilai dengan uang atau dapat menggerakan sendi ekonomi.
bernilai ekonomis ketika dijual serta Salah satu kategori dari fintech yang paling
dipindahtangankan atau diasingkan kepada orang banyak dinikmati adalah deposit, lending dan capital
lain.3 rising yang mana usaha yang dilangsungkan
Penjaminan Perorangan adalah perjanjian adalah crowdfunding (menghimpun dana
dengan mana seorang pihak ketiga, guna masyarakat) dan peer to peer lending/P2PL
kepentingan si berpiutang (kreditur) mengikatkan (menyediakan pinjaman dana ke
diri untuk memenuhi perjanjian si berutang (debitur) masyarakat). executive director the australian center
manakala orang ini sendiri (debitur) tidak memenuhi for financial studies, monash business school prof.
kewajibannya (wanprestasi). Dengan demikian edward buckingham, dalam riset awal the australian
pengertian atau defenisi yang diberikan Pasal 1820 center for financial studies terkait
KUH Perdata untuk memudahkan pengertian perkembangan fintech di indonesia ini menemukan
Penjaminan Perorangan tersebut. bahwa fintech yang paling banyak digunakan saat ini
Dalam jaminan perorangan ini berarti adalah terkait peer to peer lending/P2PL.4
seorang penjamin secara hukum menyediakan Dalam konsep P2PL, seorang debitur yang
seluruh atau sebagian tertentu harta kekayaan yang akan menggunakan dana tersebut dipertemukan
dimiliki sekarang maupun yang akan datang, baik dengan kreditur yang hendak memberikan pinjaman
barang tetap atau barang bergerak untuk menjamin melalui platform fintech. Platform tersebut
utang debitur, manakala debitur tidak mampu kemudian akan menjadi Penghubung antara Debitur
melunasi hutangnya. Seluruh atau sebagian harta dan Kreditur. Layaknya kegiatan pinjam-meminjam
kekayaan yang disediakan tersebut tergantung uang biasanya, P2P Lending juga memiliki
perjanjian antara kreditur dengan pihak ketiga. permasalahan pencegahan risiko yang akan timbul,
Financial technology atau biasa salah satunya adalah hilangnya uang yang sudah
disebut Fintech merupakan sebuah inovasi dalam disetor oleh kreditur. Hilangnya uang kreditur dapat
bidang industri perbankan yang menggunakan disebabkan banyak hal, antara lain gagal bayar
teknologi untuk membuat kegiatan usaha lebih (wanprestasi) oleh debitur karena tidak adanya
efisien. Jaringan internet dan perubahan pemikiran transparansi dalam siklus peer to peer lending yang
masyarakat di era digital menjadi fokus tersendiri dilakukan penyelenggara fintech dan kurangnya
pengembangan dan inovasi dalam sistem manajemen
2
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Jaminan
4
Fidusia, PT. Raja Grafindo Persada, hlm., 1 dan 2. Indradie, Andri dan Silvana Maya Pratiwi, “Fintech
3
Rachmadi Usman, S.H., M.H. , 2008, Hukum Jaminan menjamur. Regtech Harus Meluncur”, Kontan, (18 Juli- 24
Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm 75 Juli 2016). hlm.3
pencegahan penyalahgunaan dana yang ditetapkan 2. Bagaimana analisis yuridis mengenai
oleh OJK untuk diterapkan oleh para pelaksanaan jasa pinjaman online ditinjau
penyelenggara fintech. Demi mengurangi dari pengaturan mengenai jaminan
permasalahan yang akan muncul, pengkajian perorangan ?
terhadap instrumen hukum dalam
pengaturan Fintech perlu dilakukan demi C. Tinjauan Pustaka
berkembangnya fintech untuk mendorong inklusi 1. Tinjauan umum tentang jaminan dan
keuangan Indonesia.5 hokum jaminan
Di Indonesia pengaturan a. Pengertian Jaminan
mengenai FinTech telah diakomodir oleh Peraturan Istilah jaminan merupakan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis zekerheid atau cautie. Zekerheid atau
Teknologi Informasi dan Peraturan Nomor cautie mencakup secara umum cara-cara
31/POJK.05/2016 tentang Usaha Pegadaian. Hal ini kreditur menjamin dipenuhinya
membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia telah tagihannya, disamping pertanggungan
serius menanggapi perkembangan FinTech di jawab umum debitur terhadap barang-
Indonesia. Dengan adanya regulasi yang barangnya.
mengakomodir tentunya akan menciptakan Menurut Salim HS, jaminan
Kepastian Hukum dan rasa aman bagi Investor adalah menjamin dipenuhinya kewajiban
maupun para pencari dana. Adapun aturan yang yang dapat dinilai dengan uang yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan timbul dari suatu perikatan hukum. Oleh
Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang karena itu, hukum jaminan erat sekali
Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran dengan hukum benda.7 Konstruksi
yang dibuat untuk mendukung jaminan dalam definisi ini ada kesamaan
pelaksanaan FinTech dan E-Commerce di Indonesia. dengan yang dikemukakan Hartono
Peraturan BI ini mengatur beberapa hal mengenai Hadisoeprapto dan M. Bahsan. Hartono
akomodasi inovasi FinTech dan E-Commerce, Hadisoeprapto berpendapat bahwa
keamanan dan kenyamanan konsumen serta menjaga jaminan adalah Sesuatu yang diberikan
pemerataan para pelaku industry FinTech di kepada kreditur untuk menimbulkan
Indonesia. Selain regulasi tentunya ada aspek lain keyakinan bahwa debitur akan
yang harus diperhatikan para pelaku memenuhi kewajiban yang dapat dinilai
industri FinTech di Indonesia. Pada prinsipnya dengan uang yang timbul dari suatu
terdapat 6 Aspek Hukum yang perlu diperhatikan perikatan. Sedangkan M.Bahsan
dalam pengembangan Bisnis bidang FinTech di berpendapat bahwa jaminan adalah
Indonesia, yaitu Perizinan; AD/ART Perusahaan; segala sesuatu yang diterima kreditur
Perjanjian/Kontrak; Bukti Kepemilikan Aset; dan diserahkan debitur untuk menjamin
Sengketa Hukum dan Perpajakan Dengan suatu utang piutang dalam masyarakat.8
memperhatikan keenam hal tersebut maka Berdasarkan definisi jaminan yang
pengembangan Bisnis FinTech di Indonesia dapat dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
berjalan dengan baik.6 1) Jaminan Difokuskan pada
pemenuhan kewajiban kepada
B. Rumusan Masalah kreditur (bank) ;
1. Bagaimana pengaturan mengenai
penjaminan perorangan di Indonesia ?
5
https://kliklegal.com/pencegahan-dan-penanggulangan-
7
kehilangan-uang-kreditur-dalam-siklus-peer-peer- Mariam Darus Badrulzaman, 1987, Bab-bab tentang
lending-ailrc/ akses 28 Juli 2018 pukul 17.30 Credietverband, Gadai, dan Fiducia, Cetakan IV.
6
https://annual.cfainstitute.org/2016/05/07/confused- Bandung.hal.227-265
yet-convinced-the-market-view-of-financial- 8
Bahsan, M. 2002, Penilaian Jaminan Kredit Perbankan
technology/ akses 28 Juli 2018 pukul 17.00 Indonesia, Rejeki Agung, Jakarta, hal.148
2) Wujudnya jaminan ini dapat dinilai bahwa hukum jaminan adalah
dengan uang ( jaminan materiil ) ; keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum
dan yang mengatur hubungan hukum antara
3) Timbulnya jaminan karena adanya pemberi dan penerima jaminan dalam
perikatan antara kreditur dengan kaitannya dengan pembebanan jaminan
debitur. untuk mendapatkan fasilitas kredit.
c. Obyek dan Ruang Lingkup Hukum
b. Pengertian Hukum Jaminan Jaminan
Istilah hukum jaminan berasal Objek kajian merupakan sasaran
dari terjemahan zakerheidesstelling atau di dalam penyelidikan atau pengkajian
security of law. Sri Soedewi Masjhoen hukum jaminan. Objek itu dibagi
Sofwan, mengemukakan bahwa hukum menjadi 2 macam, yaitu objek materiil
jaminan adalah Mengatur konstruksi dan objek formal. Objek materiil hukum
yuridis yang memungkinkan pemberian jaminan adalah manusia. Objek forma,
fasilitas kredit, dengan menjaminkan yaitu sudut pandang tertentu terhadap
benda-benda yang dibelinya sebagai objek materiilnya. Jadi objek forma
jaminan. Peraturan demikian harus hukum jaminan adalah bagaimana
cukup meyakinkan dan memberikan subjek hukum dapat membebankan
kepastian hukum bagi lembaga-lembaga jaminannya pada lembaga perbankan
kredit, baik dari dalam negeri maupun atau lembaga keuangan nonbank.
luar negeri. Adanya lembaga jaminan Ruang lingkup kajian hukum
dan lembaga demikian, kiranya harus jaminan meliputi jaminan umum dan
dibarengi dengan adanya lembaga kredit jaminan khusus. Jaminan khusus dibagi
dengan jumlah, besar, dengan jangka menjadi dua (2) macam, yaitu :11
waktu yang lama dan bunga yang 1) Jaminan perorangan
relative rendah.9 Hak jaminan perorangan
Pernyataan ini merupakan timbul dari perjanjian jaminan
sebuah konsep yuridis yang berkaitan antara kreditur (bank) dan pihak
dengan penyusunan peraturan ketiga. Perjanjian jaminan
perundang-undangan yang mengatur perorangan merupakan hak relatif,
tentang jaminan pada masa yang akan yaitu hak yang hanya dapat
datang. Saat ini telah dibuat berbagai dipertahankan terhadap orang
peraturan perundang-undangan yang tertentu yang terikat dalam
berkaitan dengan jaminan. J. Satrio perjanjian. Jaminan perorangan
mengartikan hukum jaminan adalah meliputi: borg, tanggung-
Peraturan hukum yang mengatur menanggung (tanggung renteng),
jaminan-jaminan piutang seorang dan garansi bank.
kreditur terhadap debitur.10 Definisi ini 2) Jaminan kebendaan
difokuskan pada pengaturan pada Jaminan kebendaan
hakhak kreditur semata-mata, tetapi merupakan hak mutlak (absolut) atas
tidak memperhatikan hak-hak debitur. suatu benda tertentu yang menjadi
Dari berbagai kelemahan definisi objek jaminan suatu hutang, yang
tersebut, maka definisi-definisi tersebut suatu waktu dapat diuangkan bagi
perlu dilengkapi dan disempurnakan, pelunasan hutang debitur apabila
debitur ingkar janji. Dengan
9
Sofwan, Sri Soedewi Masjhoen, 1980, Hukum Jaminan di
mempunyai berbagai kelebihan,
Indonesia Pokok-pokok Hukum dan Jaminan Perorangan,
11
BPHN Departemen Kehakiman RI, Jakarta, hal.5 Djuhaendah Hasan dan Salmidjas Salam, 2000, Aspek
10
Satrio, J. 1986, Hukum Jaminan Hak-Hak Kebendaan, Hukum Hak Jaminan Perorangan dan Kebendaan, Jakarta,
Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.3 hal. 210
yaitu sifat-sifat yang dimilikinya, Jaminan dalam bentuk jaminan perorangan
antara lain sifat absolut dimana yang diatur dalam KUH Perdata
setiap orang harus menghormati hak mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
tersebut, memiliki droit de a. Jaminan Borgtocht mempunyai sifat
preference, droit de suite, serta asas- accessoir
asas yang terkandung padanya, b. Borgtocht tergolong jaminan perorangan
seperti asas spesialitas dan publisitas c. Borgtocht tidak memberikan hak
telah memberikan kedudukan dan preferent (diutamakan)
hak istimewa bagi pemegang hak d. Besarnya penjamin tidak melebihi atau
tersebut/kreditur, syarat-syarat yang lebih berat perikatan
d. Pengaturan Mengenai hukum Jaminan pokok.
Tempat pengaturan hukum e. Penjamin memiliki hak-hak istimewa
jaminan dapat dibedakan menjadi 2 dan tangkisan-tangkisan
tempat, yaitu (1) di dalam Buku II f. Kewajiban penjamin bersifat subsider
KUHPerdata dan (2) di luar Buku II g. Perjanjian Borgtocht bersifta tegas, tidak
KUHPerdata. Ketentuan-ketentuan dipersangkalan h. Penjamin beralih
hukum yang erat kaitannya dengan kepada ahli waris.12
hukum jaminan, yang masih berlaku Jaminan perorangan tidak
dalam KUHPerdata, adalah gadai (Pasal memberikan hak mendahului atas benda-
1150 KUHPerdata sampai Pasal 1161 benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh
KUHPerdata) dan Hipotek (Pasal 1162 harta kekayaan seseorang lewat orang yang
KUHPerdata sampai dengan Pasal 1232 menjamin pemenuhan perikatan yang
KUHPerdata). bersangkutan. Jaminan perorangan adalah
Ketentuan hukum jaminan yang jaminan yang bersifat perorangan yang
terdapat di luar KUHPerdata merupakan menimbulkan hubungan langsung dengan
ketentuan ketentuan hukum yang orang tertentu. Jaminan bersifat perorangan
tersebar di luar KUHPerdata. Ketentuan- ini hanya dapat dipertahankan terhadap
ketentuan hukum itu, meliputi: debitur tertentu terhadap harta kekayaan
1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun debitur seumumnya.
1960 tentang UUPA; Dalam jaminan perorangan ini
2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun berarti seorang penjamin secara hukum
1996 tentang Hak Tanggungan; menyediakan seluruh atau sebagian tertentu
3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun harta kekayaan yang dimiliki sekarang
1999 tentang Jaminan Fidusia; maupun yang akan datang, baik barang tetap
4) Undang-Undang Nomor 21 Tahun atau barang bergerak untuk menjamin utang
1992 tentang Pelayaran; dan debitur, manakala debitur tidak mampu
5) Buku III tentang van Zaaken melunasi hutangnya. Seluruh atau sebagian
(hukum benda) NBW Belanda. harta kekayaan yang disediakan tersebut
tergantung perjanjian antara kreditur dengan
2. Tinjauan Umum Mengenai Penjaminan pihak ketiga tadi.
Perorangan/Penanggungan Seperti perjanjian jaminan lainnya,
Jaminan Perorangan menurut Pasal perjanjian jaminan perseorangan bersifat
1820 KUH Perdata adalah perjanjian dengan accessoir artinya kebendaan jaminan ini
mana seorang pihak ketiga, guna tergantung pada perjanjian pokoknya yaitu
kepentingan si berpiutang (kreditur) perjanjian kredit. Perjanjian jaminan ini
mengikatkan diri untuk memenuhi perjanjian selesai apabila perjanjian pokoknya
si berutang (debitur) manakala orang ini
sendiri (debitur) tidak memenuhi 12
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank,
kewajibannya (wanprestasi). Alfabeta, Bandung, 2005,
hal.140
(perjanjian kredit) hapus misalnya kredit pengertian yang lebih luas, FinTech
telah dilunasi dan lain-lain. didefinisikan sebagai industri yang terdiri
Mengingat jaminan perseorangan ini dari perusahaan-perusahaan yang
bersifat accesoir dan sebagai cadangan saja menggunakan teknologi agar sistem
maka seorang penjamin diberikan hak untuk keuangan dan penyampaian layanan
menuntut agar harta kekayaan milik si keuangan lebih efisien. FinTech juga
berutang utama (debitur) terlebih dahulu didefinisikan sebagai inovasi teknologi
disita dan dijual/lelang. Jika hasil penjualan dalam layanan keuangan yang dapat
harta kekayaan debitur tidak cukup untuk menghasilkan modelmodel bisnis, aplikasi,
melunasi hutangnya, kemudian baru harta proses atau produk-produk dengan efek
kekayaan penjamin. Hak seorang penjamin material yang terkait dengan penyediaan
tersebut tercantum dalam pasal-pasal KUH layanan keuangan.
Perdata, tetapi biasanya dalam praktek Aktivitas-aktivitas FinTech dalam
membuat perjanjian jaminan hak-hak layanan jasa keuangan dapat diklasifikasikan
tersebut ditiadakan/dihapuskan. Akibat ke dalam 5 (lima) kategori, yaitu sebagai
dihapuskannya hak-hak tersebut maka berikut :16
kedudukan seorang penjamin adalah apabila a. Pembayaran, transfer, kliring, dan
si berutang (debitur) tidak membayar penyelesaian (payment, clearing and
hutangnya maka si penjamin dapat ditagih settlement). Aktivitas ini terkait erat
untuk segera melunasi hutang debitur. dengan pembayaran mobile (baik oleh
Ada dua macam bentuk jaminan bank atau lembaga keuangan non-bank),
borgtocht yaitu jaminan perorangan dompet elektronik (digital wallet), mata
(personal guaranted) dan jaminan uang digital (digital currencies) dan
perusahaan (corporate guaranted). Adapun penggunaan teknologi kasbuk/ buku
unsur-unsur jaminan perorangan, yaitu : besar terdistribusi (distributed ledger
a. Mempunyai hubungan langsung pada technology, DLT) untuk infrastruktur
orang tertentu pembayaran (Griffoli, 2017). Model-
b. Hanya dapat dipertahankan terhadap model ini bertujuan untuk meningkatkan
debitur tertentu inklusi keuangan (financial inclusion)
c. Terhadap kekayaan debitur umumnya.13 dan memastikan akses konsumen yang
lebih besar pada layanan jasa
3. Tinjauan Umum Mengenai Peer to Peer pembayaran serta memastikan
Lending dalam Financial Technology berfungsinya sistem pembayaran dengan
Dalam sejumlah literatur ditemukan baik (smooth). Model ini juga dapat
beragam definisi tentang FinTech. Secara berkontribusi pada pengelolaan sejumlah
umum dan dalam arti luas, FinTech besar transaksi serta transfer dan
menunjuk pada pengunaan teknologi untuk settlements besar antar lembaga
memberikan solusi-solusi keuangan.14 Secara keuangan.
spesifik, FinTech didefinisikan sebagai b. Deposito, pinjaman dan penambahan
aplikasi teknologi digital untuk masalah modal (deposits, lending and capital
masalah intermediasi keuangan.15 Dalam raising). Inovasi FinTech yang paling
13
umum di bidang ini adalah
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di
crowdfunding dan platform pinjaman
Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,hal.481
14 P2P (peer-to-peer) secara online, mata
Arner, D.W., Barberis, J., and Buckley, R.P.(2015). The
uang digital (digital currencies) dan
evolution of FinTech : A new post-crises paradigm?.
University of Hong Kong.
15
Aaron, M., Rivadeneyra, F., and Sohal, S.(2017). Fintech
16
: Is this time different? A framework for assessing risks Financial Stability Board (FSB, 2017a). FinTech credit :
and opportunities for Central Banks. Bank of Canada Staff Market structure, business models and financial stability
Discussion Paper 2017-10 (July). Canada : Bank of Canada implications. May 2017.
DLT. Aplikasi ini terkait erat dengan Indonesia sendiri telah diatur oleh Otorisasi
intermediasi keuangan. Jasa keuangan (OJK) melalui Peraturan
c. Manajemen risiko (risk management.). Otorisasi Jasa Keuangan Nomor
Perusahaan FinTech yang berpartisipasi 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
di sektor asuransi (InsurTech) berpotensi Meminjam Uang Berbasis Teknologi
mempengaruhi tidak hanya pemasaran Informasi. Konsep P2P Lending ini dapat
dan distribusi asuransi, melainkan juga disamakan dengan sistem penyaluran kredit,
underwriting, penetapan harga risiko dan yaitu kegiatan bisnis meminjamkan dana
klaim penyelesaian. Manajemen risiko (fund lending) kepada masyarakat
juga memperhatikan komitmen dan berdasarkan pinjam – peminjaman disertai
registrasi jaminan dan penjaminan dalam bunga yang sudah ditentukan wajib dilunasi
operasi kredit. bersama utangnya pada akhir jangka waktu
d. Dukungan pasar (market support). perjanjian sesuai dengan yang diatur dalam
Bagian teknologi FinTech dapat pasal 1756 jo. 1765 jo.1767 KUHPerdata.
menyediakan proses yang lebih Dalam bentuk peer to
sederhana atau lebih efisien, seperti e- peer lending, mengingat kemudahan dan
aggregators, big data, verifikasi ID kecepatan akses yang dijanjikan para
secara digital, penyimpanan data dan penyedia dengan sistem platform ini, muncul
pemrosesan (cloud computing), atau permasalahan hilangnya uang kreditur yang
pelaksanaan perintah melalui kontrak dapat disebabkan oleh debitur dan
“pintar” (smart contracts). Akses dan penyelenggara peer to peer lending.17
kontestabilitas informasi merupakan isu Peer to Peer Lending (P2P Lending)
penting di sini. memungkinkan setiap orang untuk
e. Manajemen investasi (investment memberikan pinjaman atau mengajukan
management). Dimensi ini mencakup pinjaman yang satu dengan yang lain untuk
platform e-trading yang memungkinkan berbagai kepentingan tanpa menggunakan
konsumen untuk berinvestasi secara jasa dari lembaga keuangan yang sah
langsung melalui komputer pada semua sebagai perantara. Pada dasarnya, sistem
jenis aset, kontrak “pintar” (smart P2P Lending ini sangat mirip dengan
contracts), dan inovasi FinTech yang konsep marketplace online, yang
menawarkan saran otomatis menyediakan wadah sebagai tempat
(roboadvice) mengenai layanan pertemuan antara pembeli dengan penjual.
keuangan (penasehat keuangan), Dalam hal P2P Lending ini, sistem
termasuk manajemen investasi dan yang ada akan mempertemukan pihak
portofolio. peminjam dengan pihak yang memberikan
Peer to Peer Lending (P2P pinjaman. Jadi, boleh dikatakan bahwa P2P
Lending) adalah praktek atau Lending merupakan marketplace untuk
metode memberikan pinjaman kegiatan pinjam-meminjam uang.
uang kepada individu atau bisnis dan juga Ketimbang mengajukan pinjaman melalui
sebaliknya, mengajukan pinjaman lembaga resmi seperti bank, koperasi, jasa
kepada pemberi pinjaman, yang kredit, pemerintah dan sebagainya yang
menghubungkan antara pemberi pinjaman prosesnya jauh lebih kompleks, sebagai
dengan peminjam atau investor secara alternatif, masyarakat bisa mengajukan
online. pinjaman yang didukung oleh orang-orang
Konsep P2P Lending ini adalah awam sesama pengguna sistem P2P
konsep pinjam meminjam di mana prosesnya
diperantarai oleh sebuah situs
atau platform teknologi yang berfungsi 17
https://kliklegal.com/pencegahan-dan-
untuk mempertemukan pemberi pinjaman penanggulangan-kehilangan-uang-kreditur-dalam-siklus-
dan penerima pinjaman. Regulasi P2P di peer-peer-lending-ailrc/ akses 29 Juli 2018 pukul 21.30
Lending; dan oleh karena itulah maka Penanggungan utang, akan diuraikan di bawah
disebut “peer-to-peer”.18 ini.
Dalam Pasal 1820 KUH Perdata bahwa
PEMBAHASAN jaminan perorangan/penanggungan didasarkan
A. Pengaturan Mengenai Penjaminan atas suatu perjanjian, dan perjanjian yang
Perorangan/Penanggungan di Indonesia dimaksud adalah perjanjian antara kreditur dan
Dalam sistem hukum positif di pemberi jaminan pribadi. Konsekuensinya ialah
Indonesia penanggungan hutang, diatur dalam bahwa perjanjian jaminan
bab ketujuh belas Pasal 1820 - 1850 (termasuk perorangan/penanggungan sebagai juga semua
Pasal 1316) KUH Perdata. J. Satrio perjanjian pada umumnya harus memenuhi
menyebutkan bahwa perjanjian itu dapat unsur-unsur Pasal 1320 KUH Perdata agar
dirumuskan dengan berpegang kepada isi menjadi perjanjian yang sah; sah dalam arti
materiil dari prestasi para pihak mengenai bahwa hanya atas persetujuan kedua belah pihak
perumusan perjanjian tersebut. Suatu perumusan yang bersangkutan saja, perjanjian
selalu menonjolkan ciri-ciri khas, yang penanggungan dapat dibatalkan (Pasal 1338
terkandung dalam apa yang hendak dirumuskan KUH Perdata: dengan tidak mengurangi bahwa
dan perumusan suatu perjanjian selalu perjanjian itu juga batal, kalau perikatan
menonjolkan isi prestasi dari salah satu atau pokoknya telah hapus).
kedua belah pihak: seperti perjanjian jual beli, Penjaminan perorangan/penanggungan
yang pasti manyebutkan bahwa pihak yang satu utang tidak dipersangkakan, tetapi harus
berkewajiban untuk membayar sejumlah uang diadakan dengan pernyataan yang tegas. Tidak
dan sebagai kontra prestasi pihak yang lain diperbolehkan memperluas penanggungan
berupa menyerahkan barang.19 hingga melebihi ketentuan-ketentuan yang
Keiistimewaan pada perumusan menjadi syarat sewaktu mengadakannya (Pasal
perjanjian jaminan perorangan bukan isi prestasi 1824 KUHPerdata). Ketentuan pasal ini (harus
para pihak, melainkan suatu unsur formal diadakan dengan pernyataan tegas). Bukan
tertentu, yaitu bahwa penjamin menjamin mengandung arti bahwa penanggungan harus
pelaksanaan prestasi orang lain. Konsekuensinya diadakan secara tertulis. Ia boleh diadakan
ialah isi prestasinya bisa macam-macam, secara lisan, yaitu menjadi beban bagi kreditur
bergantung kepada apa yang berdasarkan untuk membuktikan sampai dimana
perikatan pokok yang dijamin ditinggalkan kesanggupan si penanggung. Kewajiban si
debitur, tidak dipenuhi, atau berupa janji ganti pananggung tidak boleh diperluas hingga
rugi senilai itu. Di dalam KUH Perdata, melebihi apa yang menjadi kesanggupannya.
penjaminan perorangan mempunyai Penanggungan yang tidak terbatas untuk
pengaturannya dalam Pasal 1820 KUH Perdata suatu perikatan pokok, meliputi segala akibat
dan selanjutnya, Pasal 1820 Perdata memberikan utangnya, bahkan terhitung biaya-biaya gugatan
perumusan penanggungan sebagai berikut. yang diajukan terhadap si berutang utama, dan
Jaminan perorangan/penanggungan terhutang pula segala biaya yang dikeluarkan
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang setelah si pananggung diperingatkan tentang itu
pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang, (Pasal 1825 KUH Perdata). Dalam pasal ini
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya disebutkan kewajiban yang secara maksimal
si berutang, manakala orang itu sendiri tidak dapat dipikulkan kepada seorang penanggung
memenuhinya. Demikianlah definisi yang utang, yaitu pembayaran seluruh jumlah
diberikan oleh Pasal 1820 KUH Perdata tentang utangnya si debitur ditambah (apabila sampai
jadi perkara) dengan biaya perkara dan ditambah
dengan biaya peringatan si penanggung dan lain-
18
https://koinworks.com/blog/ketahui-tentang-peer- lain biaya sampai saat si penanggung itu
peer-lending/ akses 29 Juli pukul 21.30 memenuhi semua kewajibannya.
19
J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Pribadi, Menurut Pasal 1826 KUH Perdata
Citra Aditia Bakti, Bandung, 1996, hal. 101. ditetapkan bahwa perikatan-perikatan para
penanggung berpindah kepada para ahli waris dasar perusahaan memang berbentuk perjanjian
mereka. Seperti sudah diketahui menurut asas dan berdasarkan KUHPerdata, perjanjian itu juga
hukum pewarisan, para ahli waris itu mewarisi berlaku sebagai undang-undang bagi para
semua hak (aktiva) ataupun kewajiban (pasiva) pihaknya. Sebaliknya, terkait dengan penjaminan
dari yang meninggal. Berdasarkan perjanjian sebagian besar aset saja, UU telah menentukan
penanggungan beralih kepada ahli waris harus dengan persetujuan RUPS, mengapa yang
penjamin dan kalau ahli waris penjamin ada ini terkait dengan seluruh harta perusahaan,
lebih dari satu, kewajiban tersebut beralih dapat dikesampingkan dalam anggaran dasar?
kepada para ahli waris masing-masing sebesar Ketentuan UU Perseroan Terbatas yang
hak bagian mereka dalam pewarisan (Pasal 1100 mensyaratkan persetujuan RUPS untuk
KUH Perdata: sudah tentu kalau ahli waris penjaminan sebagian besar aset perusahaan
menerima tersebut). sepertinya bukan opsi yang dapat
Prakteknya, untuk menjadi seorang dikesampingkan dalam anggaran dasar.
penjamin, karena menyangkut dengan seluruh Pasalnya, kewenangan direksi tersebut memang
harta kekayaan penjamin, maka kalau seseorang berkaitan dengan hak dari pemegang saham
sudah berstatus kawin, diperlukan persetujuan terkait andilnya dalam perusahaan. Bila nantinya
dari suami/isteri dari pihak penjamin. tindakan direksi tersebut (menjaminkan aset
Persetujuan ini diperlukan mengingat kawan perusahaan) tidak mendapat persetujuan dari
kawin tersebut juga memiliki hak atas harta pemegang saham, namun tetap dilaksanakan,
perkawinan. Bagaimana kalau penjaminan pemegang saham dapat menuntut perusahaan
diberikan oleh sebuah perseroan terbatas (PT)? agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar
Apakah perlu mendapat persetujuan dari organ (Pasal 62). Menetapkan tidak perlunya
yang berwenang untuk itu, yang dalam hal ini persetujuan RUPS untuk setiap tindakan direksi
adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)? terkait penjaminan dalam anggaran dasar sama
Ketentuan mengenai hal ini memang tidak tegas artinya memangkas hak pemegang saham
diatur bahkan dalam Undang-Undang Perseroan menurut ketentuan Pasal 62 tersebut. Ini berarti,
Terbatas (UU No. 40 Tahun 2007) sekalipun, terkait penjaminan, tidak boleh anggaran dasar
sehingga memberikan penafsiran yang berbeda. menghilangkan hak dari para pemegang saham.21
UU tersebut hanya tegas mengatakan bahwa Dalam penjaminan yang diberikan oleh
apabila perseroan terbatas menjaminkan sebuah PT (atau dikenal sebagai Corporate
sebagian besar asetnya (>50%), maka wajib Guarantee), kewajiban PT tersebut prinsipnya
mendapat persetujuan RUPS. Dalam praktek, sama seperti debitur itu sendiri. Corporate
apabila aset yang dijaminkan tersebut tidak Guarantee menjaminkan kesanggupannya untuk
melebihi ketentuan di atas 50% tersebut, membayar utang debitur kalau debitur ternyata
pengurus PT atau direksi harus memberikan tak mampu membayar. Lantaran yang
surat pernyataan bahwa aset yang dijamin dijaminkan adalah pribadi PT, persoalan ini
merupakan aset sebagian kecil perseroan. tentu menyangkut harta kekayaan PT umumnya.
Walaupun demikian, tanpa persetujuan RUPS PT memang memiliki kekayaan sendiri, yang
pun, tindakan penjaminan tersebut tetap terpisah dari kekayaan pengurus maupun
mengikat perseroan sepanjang pihak lainnya pemegang sahamnya. Walaupun corporate
memiliki itikad baik (Pasal 102 ayat 4).20 guarantee berbicara mengenai penjaminan
Bagaimana kalau dalam anggaran dasar pribadi PT (karena terlihat sanggup membayar,
perusahaan telah dicantumkan bahwa nama baik, nama besar), namun akibat
kewenangan direksi untuk mengikat perusahaan hukumnya nanti juga menyangkut harta
sebagai penjamin tidak memerlukan persetujuan kekayaan PT tersebut sehingga sudah seharusnya
dewan komisaris maupun RUPS? Anggaran tindakan-tindakan tersebut harus dalam
persetujuan RUPS. Logikanya, untuk sebagian
20
https://bh4kt1.wordpress.com/2014/06/13/apakah- besar aset saja mensyaratkan persetujuan RUPS,
jaminan-perusahaan-corporate-guarantee-perlu-
21
persetujuan-rups/ akses 29 Juli 2018 pukul 10.00 Ibid
apalagi berkenaan dengan seluruh aset (tanpa pinjaman tradisional dalam
harus melihat apakah utang yang ditanggung penggunaan Platform. Dalam Peraturan OJK
tersebut hanya sebagian kecil aset). Dalam satu Nomor 77 Tahun 2016 tentang Layanan Pinjam
kasus, debitur malah keberatan untuk Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
memberikan jaminan pribadi/corporate karena tidak ditemukan syarat spesifik mengenai
menganggap dengan mensyaratkan jaminan persyaratan pihak-pihak mana yang dapat
pribadi/corporate, berarti tidak ada kepercayaan menjadi debitur dalam kegiatan P2P, syarat
dari kreditur atas debiturnya.22 debitur yang diatur hanyalah bahwa debitur
haruslah perseorangan atau badan hukum.
B. Tinjauan Yurudis Mengenai Pelaksanaan Pada pasal 19 dan pasal 20 Dalam
Layanan Jasa Pinjaman Secara Online dalam Peraturan OJK Nomor 77 Tahun 2016 yang
konsep Jaminan Perorangan/Penanggungan mengatur mengenai perjanjian antara para pihak
Dalam bisnis perbankan, masyarakat dalam fintech tidak mengatur adanya jaminan
pemilik dana bertindak sebagai deposan/ kredit dalam perjanjian pinjam meminjam.
penabung yang menyimpan dana di bank. Dana Sesungguhnya dalam peraturan ini telah muncul
tersebut selanjutnya diputar bank menjadi kredit terkait pencantuman jika adanya objek jaminan
bagi pengusaha. Sebagian keuntungan bank dalam dokumen elektronik yang disebutkan
disisihkan untuk membayar bunga dalam Pasal 20 ayat (2), tetapi tetap tidak
tabungan/deposito. Risiko bisnis bank yang dinyatakannya kewajiban jaminan kredit
tinggi, mendorong negara membentuk Lembaga tersebut. 
Penjamin Simpanan (LPS) sebagai perlindungan Dalam bisnis Pinjaman Fintech,
dana masyarakat. perusahaan P2P Lending hanya bertindak selaku
Perusahaan Fintech bertindak layaknya perantara dan pengelola. Perjanjian pinjam-
bank namun berbeda karena beroperasi melalui meminjam hanya berlaku antara pihak
internet dan sumber dananya tidak berasal dari investor/kreditor (pemilik dana) dengan pihak
penghimpunan dana masyarakat. Perusahaan debitor (penerima utang). Artinya, jika terjadi
Fintech tidak boleh menghimpun dana piutang macet maka risiko terbesar berada di
masyarakat melalui tabungan, deposito atau pihak kreditor. Perusahaan P2P Lending hanya
sumbangan. Pinjaman Fintech bersifat peer-to- bertugas menagih piutang dan memberikan data
peer lending artinya proses pinjam-meminjam nasabah debitor yang sesuai dengan fakta di
dilakukan para pihak tanpa melibatkan lapangan. Perusahaan P2P Lending juga
perbankan. Dalam bisnis Fintech, masyarakat bertanggung jawab memberikan data nasabah
dapat menjadi pemberi pinjaman atau penerima debitor yang layak didanai dan tidak tercantum
pinjaman, sedangkan perusahaan penyelenggara dalam daftar hitam debitor di BI atau OJK.
bertindak selaku fasilitator dan Hal tersebut jelas sangat berbeda dengan
penghubung/perantara. konsep pengaturan mengenai jaminan
perorangan yang mana seorang penjamin secara
Dalam kegiatan pendanaan ini, pemberi hukum menyediakan seluruh atau sebagian
dana selalu memiliki resiko yaitu potensi tertentu harta kekayaan yang dimiliki sekarang
kehilangan seluruh pendanaan atau sebagian atas maupun yang akan datang, baik barang tetap
perbuatan wanprestasi debitur, yang disebut juga atau barang bergerak untuk menjamin utang
gagal bayar. Penyelenggara Fintech yang debitur, manakala debitur tidak mampu melunasi
melakukan P2P lending, resiko ini kian hutangnya. Seluruh atau sebagian harta kekayaan
menghampiri dikarenakan yang disediakan tersebut tergantung perjanjian
hadirnya Fintech memang bertujuan untuk antara kreditur dengan pihak ketiga.
mempermudah layanan sehingga ketentuan bagi Melihat pada pasal 1820 KUH Perdata
calon debitur menjadi kurang kompleks tidak bahwa jelas ada tiga pihak yang terkait dalam
sebagaimana bank dan/atau Perusahaan pemberi perjanjian penanggungan utang, yaitu pihak
kreditur, debitur, dan pihak ketiga. Kreditur di
22
Ibid sini berkedudukan sebagai pemberi kredit atau
orang berpiutang, sedangkan debitur adalah pemenuhan utang debitur atau peminjam
orang yang mendapat pinjaman uang atau kredit kepada investor adalah pelanggaran.
dari kreditur. Pihak ketiga adalah orang yang Keberadaan pasal larangan ini sangat
akan menjadi penanggung utang debitur kepada melindungi penyelenggara dan dapat
kreditur, manakala debitur tidak memenuhi menjadi dasar atas tindakan lepas tangannya
prestasinya. Pada prinsipnya, penanggung utang penyelenggara terhadap keadaan gagal bayar
tidak wajib membayar utang debitur kepada debitur.
kreditur, kecuali jika debitur lalai membayar
utangnya. Untuk membayar utang debitur PENUTUP
tersebut, maka barang kepunyaan debitur harus A. Kesimpulan
disita dan dijual terlebih dahulu untuk melunasi 1. Jaminan Perorangan menurut Pasal 1820
utangnya (Pasal 1831 KUH Pedata). KUH Perdata adalah perjanjian dengan mana
Berdasarkan pada hal tersebut dapat seorang pihak ketiga, guna kepentingan si
diketahui bahwa pelaksanaan P2P Lending oleh berpiutang (kreditur) mengikatkan diri untuk
penyedia jasa pinjaman secara online dalam memenuhi perjanjian si berutang (debitur)
financial technologi telah rancu dengan manakala orang ini sendiri (debitur) tidak
pengaturan mengenai jaminan memenuhi kewajibannya (wanprestasi).
perseorangan/penanggungan, hal tersebut dapat 2. Pelaksanaan P2P Lending oleh penyedia jasa
dilihat dari berikut : pinjaman secara online dalam financial
1. Peraturan OJK Nomor 77 Tahun 2016 hanya technologi telah rancu dengan pengaturan
ada kewajiban penyelenggara untuk mengenai jaminan
melakukan autentikasi, verifikasi, dan perseorangan/penanggungan.
validasi mengenai debitur. perjanjian pinjam Perusahaan P2P Lending hanya bertindak
meminjam dalam fintech, penerima dana selaku perantara dan pengelola.
tidak memberikan jaminan kredit yang Perusahaan P2P Lending hanya bertugas
dikuasai oleh si pemberi dana maupun menagih piutang dan memberikan data
penyelenggara fintech.  nasabah debitor yang sesuai dengan fakta di
2. Perusahaan P2P Lending hanya bertindak lapangan. Padahal, secara rumusan
selaku perantara dan pengelola. pengaturan pasal 1820 KUH Perdata pada
Perusahaan P2P Lending hanya bertugas perjanjian hutang piutang Kreditur di sini
menagih piutang dan memberikan data berkedudukan sebagai pemberi kredit atau
nasabah debitor yang sesuai dengan fakta di orang berpiutang, sedangkan debitur adalah
lapangan. Perusahaan P2P Lending juga orang yang mendapat pinjaman uang atau
bertanggung jawab memberikan data kredit dari kreditur. Pihak ketiga adalah
nasabah debitor yang layak didanai dan tidak orang yang akan menjadi penanggung utang
tercantum dalam daftar hitam debitor di BI debitur kepada kreditur, manakala debitur
atau OJK. tidak memenuhi prestasinya.
3. Pasal 43 huruf c POJK No.
77/POJK.07/2016 yang menyebutkan B. Saran
larangan memberikan jaminan dalam segala 1. Otoritas Jasa Keuangan perlu mengkaji lebih
bentuknya atas pemenuhan kewajiban pihak jauh terkait pengaturan mengenai tanggung
lain Berdasarkan bunyi pasal tersebut, jawab dari pihak penyelenggaran jasa
adanya larangan bagi penyelenggara untuk pinjaman online atas hilangnya dana kreditur
memberikan jaminan atas pemenuhan yang mana pihak penyelenggara berdiri
kewajiban pihak lain, ketentuan larangan sebagai perantara/ pihak ketiga.
juga disebutkan pada  Pasal 51 huruf c POJK 2. Dalam pelaksanaan P2PL Fintech Perlu
No. 29/POJK.05/2014 Tentang adanya penjaminan kredit/agunan dari pihak
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan debitur kepada kreditur sebagai bentuk
Pembiayaan. Berdasar ketentuan ini konsep jaminan dilaksanakannya kewajiban debitur
dana proteksi sebagai jaminan atas
kepada kreditur dalam pengembalian dana 15. Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan
pinjaman tersebut. pada Bank, Alfabeta, Bandung, 2005
16. https://kliklegal.com/pencegahan-dan-
penanggulangan-kehilangan-uang-kreditur-
DAFTAR PUSTAKA dalam-siklus-peer-peer-lending-ailrc/ akses
1. Aaron, M., Rivadeneyra, F., and Sohal, S. 29 Juli 2018 pukul 21.30
(2017). Fintech : Is this time different? A 17. https://koinworks.com/blog/ketahui-tentang-
framework for assessing risks and peer-peer-lending/ akses 29 Juli pukul 21.30
opportunities for Central Banks. Bank of 18. https://bh4kt1.wordpress.com/2014/06/13/ap
Canada Staff Discussion Paper 2017-10 akah-jaminan-perusahaan-corporate-
(July). Canada : Bank of Canada guarantee-perlu-persetujuan-rups/ akses 29
2. Arner, D.W., Barberis, J., and Buckley, R.P. Juli 2018 pukul 10.00
(2015). The evolution of FinTech : A new 19. https://kliklegal.com/pencegahan-dan-
post-crises paradigm?. University of Hong penanggulangan-kehilangan-uang-kreditur-
Kong. dalam-siklus-peer-peer-lending-ailrc/ akses
3. Bahsan, M. 2002, Penilaian Jaminan Kredit 28 Juli 2018 pukul 17.30
Perbankan Indonesia, Rejeki Agung, Jakarta, 20. https://koinworks.com/blog/ketahui-tentang-
4. Djuhaendah Hasan dan Salmidjas Salam, peer-peer-lending/ akses 29 Juli pukul 21.30
2000, Aspek Hukum Hak Jaminan
Perorangan dan Kebendaan, Jakarta, hal. 210
5. Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000,
Jaminan Fidusia, PT. Raja Grafindo Persada
6. Financial Stability Board (FSB, 2017a).
FinTech credit : Market structure, business
models and financial stability implications.
May 2017.
7. Indradie, Andri dan Silvana Maya Pratiwi,
“Fintech menjamur. Regtech Harus
Meluncur”, Kontan, (18 Juli- 24 Juli 2016
8. J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan
Pribadi, Citra Aditia Bakti, Bandung, 1996,
9. Mariam Darus Badrulzaman, 1987, Bab-bab
tentang Credietverband, Gadai, dan Fiducia,
Cetakan IV. Bandung.hal.227-265
10. Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan
di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung
11. Rachmadi Usman, S.H., M.H. , 2008,
Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika,
Jakarta
12. Satrio, J. 1986, Hukum Jaminan Hak-Hak
Kebendaan, Citra Aditya Bakti, Bandung,
13. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum
Jaminan Di Indonesia Pokok-pokok Hukum
Jaminan dan Jaminan Perorangan
14. Sofwan, Sri Soedewi Masjhoen, 1980,
Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-pokok
Hukum dan Jaminan Perorangan, BPHN
Departemen Kehakiman RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai