ABSTRAK
Dalam rangka menunjang pembangunan ekonomi yang berkesinambungan, para pelaku pembangunan baik
pemerintah maupun masyarakat, baik perseorangan maupun badan hukum, memerlukan dana yang besar.
Untuk mendapatkan dana yang besar itu bisa dengan berbagai cara seperti dengan mencari investor,serta
tentunya mencari pinjaman modal dari lembaga keuangan (baik bank maupun bukan bank) berupa kredit.
Kreditur dalam suatu perjanjian utang piutang memerlukan lebih dari hanya sekedar janji untuk
melaksanakan atau memenuhi kewajibannya, untuk itu ilmu hukum dan peraturan perundang-undangan yang
ada telah menciptakan dan melahirkan serta mengundangkan dan memberlakukan jaminan baik berupa
jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan. Hukum Jaminan dalam kegiatan perekonomian masyarakat
di suatu negara merupakan hal yang sangat signifikan, mengingat adanya Hukum Jaminan yang pasti
merupakan salah satu indikasi untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena bank (kreditur)
sebagai penyedia dana sudah tentu memerlukan jaminan dan perlindungan hukum yang memadai ketika
mengucurkan kredit kepada perorangan (individu) maupun perusahaan (korporasi). Financial technology atau
biasa disebut Fintech merupakan sebuah inovasi dalam bidang industri perbankan yang menggunakan
teknologi untuk membuat kegiatan usaha lebih efisien. Salah satu jenis Fintech yang cukup menjadi pusat
perhatian adalah yang bergerak di bidang pinjam meminjam atau dikenal dengan Peer to peer lending/ P2PL.
P2P Lending ini hadir sebagai solusi yang merupakan salah satu bagian dari fintech, yaitu metode
pembiayaan bagi masyarakat yang ingin melakukan kegiatan pinjam meminjam uang tanpa melalui institusi
resmi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) untuk mengatur hal tersebut.
Kata Kunci : Jaminan, Fintech, Peer to peer Lending